• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN BERDASARKAN UU NO 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KOTA PADANG ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN BERDASARKAN UU NO 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KOTA PADANG ARTIKEL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN BERDASARKAN

UU NO 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KOTA PADANG

ARTIKEL

Oleh:

RENDRA CATUR PUTRA NPM.1310018412024

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)
(3)

Peranan Birokrasi Pemerintahan Dalam Mewujudkan Pelayanan Publik Di Bidang Pendidikan Berdasarkan UU No.25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik Di Kota Padang

Rendra Catur Putra1, Lis Febrianda1, Deaf Wahyuni Ramadhani1

1

Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

E-mail : rcputra89@gmail.com

ABSTRAK

Birokrasi adalah alat menjalankan tujuan negara dalam memberikan pelayanan publik. Pelayanan Pendidikan adalah salah satu pelayanan publik. Ada beberapa sekolah yang dilaporkan kepada Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Barat terkait pelayanan pendidikan. Rumusan permasalahan (1)Bagaimanakah peranan birokrasi pemerintahan dalam mewujudkan pelayanan publik di bidang pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik? (2)Bagaimanakah kualitas pelayanan publik dalam bidang pendidikan di Kota Padang? (3)Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Padang dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bidang pendidikan? Jenis penelitian adalah kualitatif, metode pendekatan yuridis-sosiologis. Teknik penentuan sampel random sampling, teknik pengumpulan data studi dokumen, wawancara tidak terpimpin dan kuesioner, di Analisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1)Peranan birokrasi pemerintahan dalam mewujudkan Pelayanan Publik di bidang pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik belum terlaksana dengan baik. (2)Kualitas pelayanan pendidikan di Kota Padang menunjukkan hasil yang baik. (3)Upaya dilakukan Dinas Pendidikan Kota Padang meliputi upaya umum dan upaya khusus .

(4)

The Role of Government Bureaucracy in Actualizing the Public Service in The Field of Education Based on the law of 25 in 2009 On The Public Service in Padang

Rendra Catur Putra1,Lis Febrianda1, Deaf Wahyuni Ramadhani1

1

Law Department of Post Eraduate Program, Bung Hatta University.

E-mail: rcputra89@gmail.com

ABSTRACT

Bureaucracy is a tool which carry out the destination of providing public services. The Educational Service is one of the public services. There are some schools which is reported to Ombudsman of the Republic of Indonesia representatives office inWest Sumatra about education services. The formulation of the problems are 1) How are the role of government bureaucracy in bringing public services in the field of education under Law No. 25 of 2009 on Public Service? (2) How are the quality of public services in the field of education in Padang? (3) What efforts are being made by the Department of Education of Padang in improving the quality of public services in the field of education? The type of research which is used is a qualitative research, with a socio-legal approach. The sample in the research was chosen by random sampling. The researcher collected the data by using study documents, unguided interviews and questionnaires, and then the data were analyzed by qualitative analysis. Results of the study about : (1) the role of government bureaucracy in actualizing the Public Service in the field of education under Act No. 25 of 2009 on public services has not been done . (2) The quality of educational services in Padang shows good results. (3) The efforts are undertaken by the Education Department of Padang including common efforts and a special efforts.

Keywords: Bureaucracy, Public, Service, Education

A. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan kenegaraan dan pemerintahan, dari ajaran negara hukum yang kini dianut oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia setelah perang dunia kedua adalah negara kesejahteraan (welfare state). Dikaitkan dengan ruang lingkup tugas pemerintah, maka secara filosofis konstitusional jelas dinyatakan bahwa Indonesia menganut

prinsip negara hukum dinamis atau welfare state (negara kesejahteraan), sebab negara wajib menjamin kesejahteraan sosial masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke IV.

(5)

Pelayanan publik oleh birokrasi adalah merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat dan abdi negara.Di samping itu birokrasi juga dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara) sebagai perwujudan dari negara kesejahteraan. Pendidikan adalah salah satu pelayanan publik termasuk dalam jenis pelayanan publik yang mendapat prioritas.

Hal ini meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan lainnya. Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

Berkaitan dengan hal tersebut, masih banyak terjadi pelayanan publik di bidang pendidikan yang tidak memuaskan masyarakat.Hal ini sesuai dengan laporan/pengaduan masyarakat terhadap beberapa tingkat pendidikan di Kota Padang kepada Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Barat. Beberapa tingkat pendidikan itu antara lain adalah SDN Alang Laweh, SDN 06 Simpang Haru, SMPN 1 Padang, SMPN 8 Padang, SMPN 30 Padang, SMPN 31 Padang, SMAN 1 Padang, SMAN 10 Padang, SMAN 3 Padang, SMAN 4 Padang. Dengan demikian mengingat hal ini penting untuk dikaji, maka penulistertarik meneliti mengenai: “Peranan Birokrasi

Pemerintahan dalam Mewujudkan

Pelayanan Publik di Bidang Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik B. Rumusan Permasalahan

1. Bagaimanakah peranan birokrasi pemerintahan dalam mewujudkan pelayanan publik di bidang pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik? 2. Bagaimanakah kualitas pelayanan publik

dalam bidang pendidikan di Kota Padang?

3. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Padang dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bidang pendidikan?

C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati atau dapat juga didefinisikan sebagai tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam wawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

(6)

Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis-sosiologis (socio legal opproach).

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Pendidikan Kota Padang dengan pertimbangan bahwa dari beberapa jenis pelayanan publik, maka pelayanan publik di bidang pendidikan merupakan pelayanan publik yang terburuk di Kota Padang.

4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau masyarakat berupa wawancara yang meliputi :

1) Orangtua murid atau murid.

2) Adel Wahidi, S.E.I, selaku Asisten Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Barat.

3) Habibul Fuadi, S.Pd., M.Si., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang.

4) Irwan, S.Pd., selaku Kepala TU UPT P2DAPODIK dan TI Dinas Pendidikan Kota Padang.

5) Nurul Maulida selaku Pegawai Bagian Umum Dinas Pendidikan Kota Padang.

b. Data Sekunder yang berhubungan dengan menganalisis peranan birokrasi

pemerintahan dalam mewujudkan kualitas pelayanan publik di bidang pendidikan meliputi:

1) Data tingkat pendidikan warga Kota Padang

2) Data sarana dan prasarana sekolah di Kota Padang

3) Data jumlah guru dan tingkat pendidikan guru di sekolah Kota Padang

5. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah satuan orang tua atau murid yang berhubungan langsung dengan sekolah terkait. Dari keseluruhan populasi penelitian ini selanjutnya ditentukan sejumlah sampel yang diperlukan sebagai responden sebanyak 450 orang di setiap tingkatan pendidikan yang ada di Kota Padang dengan rincian yaitu, untuk Sekolah Dasar sebanyak 150 orang, Sekolah Menengah Pertama sebanyak 150 orang dan Sekolah Menengah Atas sebanyak 150 orang. Teknik penentuan sampelrandom sampling.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi dokumen yaitu mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

(7)

memakai kuesioner sebanyak 450 yang diisi oleh orangtua murid atau murid pada Sekolah Dasar sebanyak 150 orang, Sekolah Menengah Pertama sebanyak 150 orang dan Sekolah Menegah Atas sebanyak 150 orang. Dari jumlah keseluruhan kuesioner yang disebarkan, maka jumlah kuesioner yang dikembalikan sebanyak 450 kuesioner (100%).

c. Wawancara tidak terpimpin. Sehubungan dengan ini, maka wawancara ditujukan kepada Habibul Fuadi, S.Pd., M.Si., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Irwan, S.Pd., selaku Kepala TU UPT P2DAPODIK dan TI Dinas Pendidikan Kota Padang, Nurul maulida selaku Pegawai Bagian Umum Dinas Pendidikan Kota Padang dan Adel Wahidi, S.E.I selaku Asisten Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Barat. Interview guide yang dipakai di sini hanya berupa catatan mengenai pokok-pokok yang akan ditanyakan.

7. Pengolahan Data dan Analisis Data Diolah dengan melakukan klasifikasi melalui proses editing dan koding, serta melihat data secara keseluruhan yang kemudian dicocokkan dengan alat pengumpulan data sesuai dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Kemudian ditabulasikan dan selanjutnya data

yang sudah diolah akan menunjukan secara jelas relevansinya dengan permasalahan yang diteliti. Adapun data yang diperoleh dari lapangan yang didukung dengan data sekunder satu sama lain saling melengkapi dan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Selanjutnya hasil analisis akan digunakan sebagai bahan dalam penulisan tesis.

A. Peranan Birokrasi Pemerintahan dalam Mewujudkan Pelayanan Publik di Bidang Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

Dalam pelayanan publik peranan birokrasi juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, peranan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pembina pelayanan publik terdiri atas a. Pimpinan lembaga negara, pimpinan

kementrian, pimpinan lembaga non pemerintahan, pimpinan lembaga komisi negara atau yang sejenis. b. Gubernur pada tingkat provinsi. c. Bupati pada tingkat kabupaten. d. Walikota pada tingkat kota 2. Penanggung jawab pelayanan publik

(8)

pelayanan publik, melaporkan kepada pembina pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik di publik di seluruh satuan kerja unit pelayanan publik

3. Penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggaraan pelayanan publik meliputi pelaksanaan pelayanan, pengelolaan pengaduan masyarakat, pengelolaan informasi, pengawasan internal, penyuluhan kepada masyarakat, dan pelayanan konsultasi. Penyelenggara pelayanan publik dan seluruh bagian organisasi penyelenggara bertanggung jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran dan kegagalan penyelenggaraan pelayanan. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Pasal 15 menjelaskan kewajiban dari penyelenggara pelayanan publik yaitu:

a. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan.

b. Menyusun, menetapkan, dan mempublikasikan maklumat pelayanan. c. Menempatkan pelaksana yang

kompeten dan menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai.

d. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik.

e. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan.

f. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan g. Membantu masyarakat dalam memahami

hak dan tanggung jawabnya

h. Bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik

i. Memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan j. Memenuhi panggilan atau mewakili

organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Pelaksana pelayanan publik.

(9)

dan larangan sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Pasal 16 dan Pasal 17 yaitu:

a. Kewajiban

1) Melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh penyelenggara

2) Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

3) Memenuhi panggilan untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

4) Memberikan pertanggungjawaban apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

5) Melakukan evaluasi dan membuat laporan keuangan dan kinerja kepada penyelenggara secara berkala.

b. Larangan

1) Merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan instansi pemerintah, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah.

2) Meninggalkan tugas dan kewajiban, kecuali mempunyai alasan yang jelas, rasional, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3) Menambah pelaksana tanpa

persetujuan penyelenggara.

4) Membuat perjanjian kerja sama dengan pihak lain tanpa persetujuan penyelenggara.

5) Melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik.

Peranan birokrasi pemerintahan dalam mewujudkan pelayanan publik di bidang pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dapatdiukur dari terlaksananya peranan birokrasi sebagai penyelenggara pelayanan publik, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

1. Dalam hal menyusun dan menetapkan standar pelayanan, maka Dinas Pendidikan Kota Padang telah menyusun dan menetapkan standar pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari spanduk telah dipajang di Kantor Dinas Pendidikan Kota Padang.

(10)

3. Dalam hal menempatkan pelaksana yang kompeten, maka Dinas Pendidikan Kota Padang belum melaksanakannya dengan baik karena masih terdapatnya beberapa guru yang tidak layak mengajar di setiap tingkat pendidikan Kota Padang. Hal ini dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Pada sekolah dasar guru yang layak mengajar sebanyak 4.840 guru dan tidak layak mengajar sebanyak 1.170 guru yang tidak layak mengajar.

b. Pada sekolah menengah pertama terdapat 3.600 guru yang layak mengajar dan 5.51 yang tidak layak mengajar

c. Pada tingkat sekolah menengah atas terdapat 12.900 guru yang layak mengajar dan 1.793 guru yang tidak layak mengajar.

Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pendidikan guru di Kota Padang maka hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pada Sekolah Dasar terdapat sebanyak 1.114 guru yang berpendidikan di bawah Strata 1 (S1)

b. Pada Sekolah Menengah Pertama terdapat 416 guru yang berpendidikan di bawah Strata 1 (S1)

c. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas terdapat 8 guru yang berpendidikan di bawah Strata 1 (S1).

4. Dalam hal menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan publik, maka Dinas Pendidikan Kota

Padang belum melaksanakannya dengan baik karena masih adanya ruang kelas yang masih mengalami kerusakan pada tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Kerusakan ruang kelas tersebut dapat dirincikan sebagai berikut: a. Pada Sekolah Dasar rusak ringan sebanyak 1.418 dan rusak berat sebanyak 86,

b. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama rusak ringan sebanyak 7.18 dan rusak berat sebanyak 60.

c. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas rusak ringan sebanyak 58 dan rusak berat sebanyak 14.

Selain ruang kelas yang rusak, perpustakaan di setiap tingkat pendidikan di Kota Padang mengalami kerusakan hal ini dapat dirincikan sebagai berikut :

a. Perpustakaan di tingkat Sekolah Dasar keadaan baik sebanyak 69 dan keadaan rusak sebanyak 73.

b. Perpustakaan di tingkat Sekolah Menengah Pertama keadaan baik sebanyak 66 dan keadaan rusak sebanyak 40.

c. Perpustakaan di tingkat Sekolah Menengah Atas dengan keadaan baik sebanyak 29 dan keadaan rusak sebanyak 13.

(11)

maka Dinas Pendidikan Kota Padang telah memberikan pelayanan yang berkualitas baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Indeks Kepuasan Masyarakat terkait pelayanan publik di bidang pendidikan di Kota Padang. 6. Dalam melaksanakan pelayanan sesuai

dengan standar pelayanan, maka Dinas Pendidikan Kota Padang dan Sekolah-Sekolah yang ada di Kota Padang telah melaksanakan pelayanan tersebut dengan standarpelayanan yang ada. Hal ini dapat dibuktikan dari kualitas pelayanan pendidikan di Kota Padang yang mendapatkan nilai kualitas yang baik. 7. Dalam hal berpartisipasi aktif dan

mematuhi peraturan perundang-undangan terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik dan memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan, maka Dinas Pendidikan Kota Padang menjalankan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 5 Tahun 2011tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Padang.

8. Dalam hal membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya, maka Dinas Pendidikan Kota Padang mengumumkan hal tersebut melalui WebsiteDinas Pendidikan Kota Padang. 9. Dalam hal bertanggung jawab dalam

pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik, maka pada Dinas

Pendidikan Kota Padang mempunyai pembagian kerja yang tertera dalam struktur organisasi yang ada di Dinas Pendidikan Kota Padang.

10. Dalam hal memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka Dinas Pendidikan telah menjalankan atau memenuhi panggilan dari lembaga negara seperti Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Barat dalam hal pelayanan publik yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Padang.

B. Kualitas Pelayanan Publik Dalam Bidang Pendidikan di Kota Padang

Sekolah merupakan salah satu instansi pemerintah yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini dituntut untuk meningkatkan pelayanannya, karena pendidikan adalah faktor utama dalam kemajuan suatu bangsa.

(12)

bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah dengan menyusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan.

Dari hasil penilaian yang dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M/PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintahan pada pelayanan publik di bidang pendidikan di Kota Padang di setiap tingkat pendidikan yaitu sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang menggunakan 450 responden, dengan 14 unsur pelayanan sesuai Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M/PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintahan.

Dari hasil di atas menunjukkan

bahwa unit pelayanan di bidang

pendidikan di Kota Padang unit pelayanan di bidang pendidikan sekolah dasar di Kota

Padang memperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 74,041. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum mutu pelayanan dalam bidang Sekolah Dasar di Kota Padang adalah Baik. Adapun unsur-unsur yang menunjang kinerja unit pelayanan pendidikan berkualitas baik adalah prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan, keamanan pelayanan. Di samping itu kualitas pelayanan yang rendah meliputi unsur kewajaran biaya pelayanan dan kepastian biaya pelayanan.Unit pelayanan di bidang pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kota Padang memperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 74,183. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum mutu pelayanan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kota Padang adalah Baik.

(13)

pelayanan, kenyamanan lingkungan, keamanan pelayanan. Di samping itu kualitas pelayanan yang rendah meliputi unsur kewajaran biaya pelayanan dan kepastian biaya pelayanan.

Unit pelayanan di bidang pendidikan Sekolah Menengah Atas di Kota Padang memperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 74,124.Hal ini menunjukkan bahwa secara umum mutu pelayanan pendidikan Sekolah Menengah Atas di Kota Padang adalah Baik. Adapun unsur-unsur yang menunjang kinerja unit pelayanan pendidikan berkualitas baik adalah prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan, keamanan pelayanan. Di samping itu kualitas pelayanan yang rendah meliputi unsur kewajaran biaya pelayanan dan kepastian biaya pelayanan.

C. Upaya-Upaya Dilakukan Oleh Dinas Pendidikan Kota Padang Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Dalam Bidang Pendidikan

Dalam meningkatkan pelayanan publik di bidang pendidikan, maka Dinas Pendidikan Kota Padang melakukan upaya umum dan upaya khusus sebagai berikut :

1. Upaya umum

Secara umum Dinas Pendidikan Kota Padang telah melakukan suatu upaya dalam meningkatkan pelayanan pendidikan menjadi berkualitas di Kota Padang dengan cara yaitu:

a. Membuat standar pelayanan.

b. Membuat kotak saran atau tempat pengaduan masyarakat.

c. Mengikuti kemajuan perkembangan teknologi dan informasi.

d. Memberikan beban mengajar minimal yang harus dilaksanakan oleh pendidik atau tenaga pendidik terhadap peserta didik.

e. Meniadakan pungutan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) semua SD/SMP/SMA/SMK Negeri Kota Padang terhitung mulai awal tahun ajaran 2014/2015.

f. Dilarang melakukan pungutan uang pembangunan/sumbangan komite dalam bentuk apapun kepada siswa/ orangtua/wali murid.

g. Membangun sarana dan prasarana agar terciptanya kenyamanan pendidik atau tenaga pendidik.

h. Mengajukan anggaran untuk sarana dan prasarana.

i. Menyediakan jasa keamanan.

(14)

k. Dinas Pendidikan Kota Padang ke depannya menerima tenaga pendidik di Kota Padang dengan tingkat pendidikan minimal Strata 1 (S1). l. Untuk kenyamanan pelayanan

pendidikan sekolah di Kota Padang, maka Dinas Pendidikan Kota Padang akan mengajukan anggaran untuk perbaikan sekolah-sekolah, serta sarana seperti perpustakaan yang mengalami kerusakan. Agar terciptanya kenyamanan peserta didik dalam mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah yang ada di Kota Padang. 2. Upaya khusus

Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Pendidikan Kota Padang melakukan upaya-upaya berkaitan dengan kewajaran biaya pelayanan dan kepastian biaya pelayanan, antara lain:

a. Kewajaran biaya pelayanan

Dinas Pendidikan Kota Padang melakukan pengawasan, pengawasan ini dilakukan dalam hal sumbangan untuk pembiayaan penyelenggaraan pendidikan harus dilakukan melalui rapat musyawarah orang tua murid yang difasilitasi oleh Komite Sekolah dan Kepala Sekolah serta mendapat persetujuan tertulis dari Dinas Pendidikan Kota Padang.

b. Kepastian biaya pelayanan

Pemerintah Kota Padang telah membuat Peraturan Daerah Kota

Padang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan ini dibuat bertujuan untuk pemenuhan hak semua warga negara di bidang pendidikan, sehingga penyelenggaraan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan bagi semua. Dinas Pendidikan akan memberikan informasi/mensosialisasikan kepada masyarakat berkaitan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan di Kota Padang.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(15)

terdapatnya kerusakan sarana yang ada di sekolah seperti perpustakaan

2. Kualitas pelayanan publik dalam bidang pendidikan di Kota Padang secara umum menunjukkan hasil yang baik. Hal ini didasarkan pada Indeks Kepuasan Masyarakat pada sekolah dasar dengan nilai 74,041. Pada sekolah menengah pertama dengan nilai 74,183 dan pada sekolah menengah atas dengan nilai 74,124. Walaupun secara umum pelayanan pendidikan di Kota Padang mendapatkan nilai kualitas baik, tetapi pada unsur kewajaran biaya pelayanan dan kepastian biaya pelayanan nilai cukup rendah jika dibandingkan dengan unsur-unsur yang lain.

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Padang dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bidang pendidikan antara lain: a. Umum

1) Membuat standar pelayanan

2) Membuat kotak saran tempat pengaduan masyarakat.

3) Mengikuti kemajuan

perkembangan teknologi dan infromasi.

4) Memberikan beban mengajar minimal pada tenaga pendidik. 5) Meningkatkan sumber daya

manusia.

6) Meniadakan pungutan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).

7) Membangun sarana dan prasarana agar terciptanya kenyamanan. 8) Mengajukan anggaran untuk

sarana dan prasarana pendidikan. 9) Menyediakan jasa keamanan atau

satuan pengamanan.

10) Membuat atau meletakkan sekolah secara tepat.

11) Dinas Pendidikan Kota Padang ke depannya menerima tenaga pendidik di Kota Padang dengan tingkat pendidikan minimal Strata 1 (S1) dan mengadakan BIMTEK (Bimbingan Teknis) kepada guru di Kota Padang.

12) Dinas Pendidikan Kota Padang akan mengajukan anggaran untuk perbaikan sekolah-sekolah, serta sarana seperti perpustakaan yang mengalami kerusakan.

b. Khusus

1) Melakukan pengawasan berkaitan dengan sumbangan untuk pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.

(16)

berkaitan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran dalam pelayanan publik di bidang pendidikan di Kota Padang sebagai berikut:

1. Diharapkan Pemerintah Kota Padang ke depannya menyarankan kepada kepala sekolah yang ada di Kota Padang untuk membuat pengumuman di sekolah berkaitan dengan biaya pendidikan apa saja yang boleh dan yang tidak boleh diminta kepada siswa atau orang tua siswa.

2. Diharapkan Pemerintah Kota Padang memberikan sanksi yang tegas bagi sekolah yang melanggar Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 5 Tahun 2011tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Padang.

3. Diharapkan Dinas Pendidikan Kota Padang dapat menganggarkan dana yang cukup untuk pembangunan gedung sekolah, perbaikan sekolah, perpustakaan agar para murid mendapatkan pelayanan pendidikan secara maksimal.

4. Diharapkan Dinas Pendidikan Kota Padang tetap konsisten dalam menjalankan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Padang dan menjalankan standar pelayanan yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA Agung Kurniawan, 2005,

Transformasi Pelayanan Publik, Pembaruan, Yogyakarta.

Budi Setiyono, 2004, Birokrasi Dalam Perspektif Politik dan Administrasi, Pusat Kajian Otonomi Daerah dan Kebijakan Publik, FISIP UNDIP, Semarang.

Fuad Ikhsan, 2005,Dasar-Dasar Kependidikan, PT.Rineka Cipta. H.AS.Moenir, 2001,Manajemen

Pelayanan Umum Di Indonesia, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Husni Thamrin, 2013,Hukum Pelayanan Publik , Aswa Pressindo, Yogyakarta. Jusman Iskandar, 2004,Manajemen Publik

Puspaga, Bandung.

Lijan Poltak Sinambela, 2007,Reformasi Pelayanan Publik, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

M.Mas’ud Said, 2007,Birokrasi Di

Negara Birokratis, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Masyhur Effendi, 1994, Dimensi dan

Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta.

.

Miftah Thoha, 2003,Birokrasi Poltik di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(17)

Ronny Hanitjio Soemitro, 1984, Masalah-Masalah Sosiologi Hukum, Sinar Baru, Bandung.

, 1985.Metode Penelitian Hukum, Galia Indonesia, Jakarta.

S. Prajudi Atmosudirdjo, 1995, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sampara Lukman, 2004, Manajemen Kualitas Pelayanan, Sti-Lan Press, Jakarta

Satjipto Rahardjo, 1980, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung. , 1991,Ilmu Hukum, PT.

Citra Aditya Bakti, Bandung. , 2006,Ilmu Hukum,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. SF.Marbun dan Moh.Mahfud MD, 1987,

Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta. Soerjono Soekanto, dkk, 1986,Pengantar

Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta. , 1998,Pengantar Sosilogi Hukum, Bina Aksara. Jakarta.

Sudarman Danim, 2002,Menjadi Peneliti Kualitatif,Pustaka Setia, Bandung,

Taufiq Effendi, 2008,Reformasi Birokrasi, Universitas Diponegoro, Semarang Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa,1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ke-7, Balai Pustaka, Jakarta. Zahara dan Idris, 1992, Pengantar

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Bupati Natuna Nomor 77 Tahun 2016 Tentang Penetapan Kurikulum Muatan Lokal. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1995 tentang Pengembangan Proyek

- Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaa PKL meliputi: (1) memperkenalkan mahasiswa pada dunia industri/perusahaaan/institusi/instansi secara empiris, (2) mahasiswa

Penelitian ini dapat digunakan oleh para praktisi manajemen perusahaan dan analisis keuangan, khususnya pada perusahaan pertambangan, sebagai bahan pertimbangan khususnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada

Hal ini berarti secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar dalam pembelajaran dan hasil belajar geografi siswa antara siswa

Kepala Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja IV.A pada Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi. 350 TASMA

Berdasarkan contoh sederhana tersebut, dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional adalah kegiatan jual beli yang dilakukan antara dua negara atau lebih untuk