Kuesioner Kemampuan Menelan Pada Pasien di Ruang Rindu A 5 RSUP
H.Adam Malik Medan
No. Pernyataan S Sr Jr Ts
Keterangan: S : Selalu Sr : Sering Jr : Jarang
Ts : Tidak Sama Sekali
Lembar Observasi (Dummy table)
1. Kesulitan ketika mengunyah makanan 2. Adanya kesulitan menelan ketika makan 3. Adanya rasa sakit ketika menelan
4. Batuk/ tersedak ketika makan 5. Adanya perasaan mual ketika makan 6. Adanya rasa panas dalam perut
7. Mampu menghabiskan diet yang diberikan 8. Membutuhkan bantuan orang lain ketika makan 9. Mampu minum air putih tanpa adanya kesulitan ketika
menelan
10. Jenis makanan yang dikonsumsi lunak seperti bubur
Pasien Hari
Pre Post
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
Ny. R 17 16 16 16 15 Pindah ke uro
- -
Tn. Y 19 19 18 18 17 16 14 - Tn.A 17 17 16 16 Pasien
pindah ke neuro
- - -
Ny. E 17 11 8 8 PBJ - - -
Tn. D 17 17 17 - - - - -
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 Rata-rata kemampuan
menelan pre
16.20 5 3.033 1.356
Rata-rata kemampuan menelan post
15.00 5 3.391 1.517
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 Rata-rata kemampuan
menelan pre & Rata-rata kemampuan menelan post
5 .972 .006
Paired Samples Test
(2-Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
tailed)
Lower Upper Pair 1 Rata-rata
kemampuan menelan pre – Rata-rata kemampuan menelan post
1.200 .837 .374 .161 2.239 3.207 4 .033
LATIHAN MENELAN
Nutrisi yang adekuat memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit dan seringkali terlupakan. Suatu keadaan yang menyebabkan terganggunya pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh dapat menyebabkan tidak optimalnya proses metabolisme dan keseimbangan nutrisi tubuh sesuai dengan kebutuhan. Cairan intravena standar umumnya tidak adekuat untuk mencegah masalah ini. Selain itu, kebutuhan tubuh akan energi dan bahan untuk perbaikan dan pertumbuhan dapat menyebabkan pemecahan protein tubuh pada percepatan yang cepat.
Aktivitas mengunyah dan menelan terintegrasi pada tingkat batang otak melalui system batang otak kompleks yang melibatkan cabang-cabang motorik dan sensorik saraf cranial multiple. Pada umumnya, ini adalah respon refleks terhadap adanya sesuatu dalam mulut dan faring. Pusat yang lebih tinggi pada korteks serebral, serebelum, dan basal ganglia yang berpartisipasi dalam kecepatan dan kordinasi refleks ini. Namun ketika terdapat gangguan di area jalan makan yang disebebkan oleh suatu jenis penyakit seperti nasopharyng carcinoma ca laring dan jenis penyakit lain yang menyerang jalan makan dapat mempengaruhi dan mengganggu respon makan dan menelan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
A. Tujuan Tindakan
Umum
Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Khusus
Melatih klien untuk makan dan menelan hingga klien benar-benar mandiri dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh.
Mencegah terjadinya penurunan nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan tubuh. Membantu proses penyembuhan
B. Perlengkapan
1. Handuk (ditaruh diatas tubuh) 2. Makanan lunak seperti bubur 3. Air minum
4. Tempat makanan 5. Sendok
6. Menjaga ketenangan lingkungan yang nyaman
C. Prosedur tindakan
1. Membantu penderita duduk sampai 600- 900 2. Meletakkan bantal pada kepala
3. Menaruh handuk pada leher
4. Letakkan pasien pada posisi duduk/tegak selama dan setelah makan.
5. Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah dagu.
7. Sentuh bagian pipi paling dalam dengan spatel untuk mengetahui adanya kelemahan lidah
8. Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang.
9. Mulai dengan memberikan makanan per oral setengah cair, makanan lunak ketika pasien dapat menelan air.
10. Bantu pasien untuk memilih makanan yang kecil atau tidak perlu mengunyah dan mudah ditelan.
11.Anjurkan pasien menggunakan sedotan untuk meminum cairan 12.Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan.
Dengan perintah sbb :
“ Buka mulut anda, rasakan, gunakan lidah anda untuk menarik makanan keatas masuk, telan perlahan-lahan, tidak usah dipaksakan kita coba pelan-pelan semampu anda”
Sewaktu memberikan makanan harus secara perlahan, makanan yang tiap kali diberikan ke pasien harus kadar secukupnya atau dengan jumlah yang sedikit saja, bagi pasien nasopharing carcinoma, ca laring dan penyakit jalan makan lainnya akan mengalami kesulitan ketika memasukkan makanan karena rasa sakit yang ditimbulkan dari penyakitnya.Makanan harus dipastikan masuk dalam mulut, memastikan pasien telah mengunyah dan menelan kemudian di berikan kembali. Setelah makan, bersihkan tenggorokan dan jaga dalam kondisi basah.
D.Cara melatih makan dan minum
2. Konsentrasikan pada latihan menelan, berikan makanan yang tidak perlu dikunyah (bubur) dan letakkan pada bagian tengah belakang dari lidah
3. Pada waktu menelan anjurkan pasien untuk memegang kerongkongannya untuk merasakan proses menelan
4. Berikan minum dengan menggunakan sendok, sedikit demi sedikit setelah beberapa hari dengan cara ini tidak mengalami kesulitan/ gangguan maka latih minum dengan menggunakan sedotan.
5. Setelah pasien mampu menelan, lanjutkan dengan latihan mengunyah dan menggigit
6. Bila perlu gunakan peralatan makan khusus, misal sendok atau garpu yang sudah dimodifikasi
4. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:
• Sewaktu pasien batuk, hentikan memberikan makanan.
STANDART ASUHAN KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING
PASIEN DENGAN DIAGNOSA NPC
Tgl/Bln/ Thn
Diagnosa Tujuan/Kriteria Evaluasi Intervensi Prioritas NIC Evaluasi
Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Faktor yang berhubungan:
Ketidakmampuan menelan Penyakit kronik
Intoleransi makanan Kesulitan mengunyah
Ditandai dengan
Data Subjektif
Merasakan kram abdomen Merasakan kesulitan ketika
menelan
Merasakan kesulitan ketika mengunyah makanan Merasakan nyeri abdomen
dengan atau tanpa penyakit Merasakan adanya
Pasien mampu:
Mempertahankan berat badan sesuai dengan IMT/LLA
Intake nutrien normal Intake makanan dan
cairan normal
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Nilai laboratorium (misalnya transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal
Mandiri
Kaji derajat kesulitan mengunyah/menelan
Berat badan pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi klien dengan keluarga selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Ajarkan latihan menelan sesuai dengan protap
Jadwalkan latihan menelan dan pengobatan
S:
O:
perubahan sensasi rasa Data Objektif
Wajah terlihat meringis ketika menelan makanan Raut muka menunjukkan
kesulitan menelan makanan Tidak tertarik untuk makan Kerapuhan kapiler
Diare dan/atau steatore Adanya bukti kekurangan
makanan
Bising usus yang hiperaktif Kurang informasi
Miskonsepsi
Konjungtiva dan membrane mukosa pucat
Luka, rongga mulut inflamasi
Kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan mengunyah
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval
Catat jika lidah berwarna megenta, scarlet
Kolaboratif
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
A:
dibutuhkan pasien
Discharge Planning
Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan klien
Anjurkan klien untuk rajin berlatih menelan agar mudah untuk menelan makanan
Anjurkan klien selalu mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi
Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai perawatan yang tepat untuk klien di rumah
Buat jadwal control berulang jika dibutuhkan
Hambatan mobilitas fisik
Faktor yang berhubungan
Pasien akan menunjukkan:
Penampilan yang
seimbang
Penampilan posisi
Mandiri
Kaji ketidakmampuan pasien dalam beraktifitas
Kelemahan Ketidaknyamanan
Ditandai Dengan
Data Subjektif
Mengatakan kesulitan mengubah posisi tubuh ketiaka akan duduk Mengatakan sulit untuk
bergerak/beraktifitas seperti biasa
Data Objektif
Penurunan Waktu Reaksi Kesulitan Bergerak Perubahan Cara Berjalan Keterbatasan Kemampuan
Untuk Melakukan Keterampilan Motorik Halus
Keterbatasan Kemampuan Melakukan Keterampilan Motorik Kasar
Keterbatasan Rentang Gerak (ROM)
Tremor Yang Dinduksi Oleh Pergerakan Ketidakstabilan Posisi
tubuh
Pergerakan sendi dan otot
Melakukan perpindahan
Ajarkan latihan renta gerak kepada pasien
Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
Ajarkan pasien lain tentang teknik ambulasi
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan
Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhan kabutuhan ADL Lindungi pasien dari trauma
selama latihan
Bantu pasien untuk mengoptimalkan posisi tubuh untuk gerakan pasif atau aktif
Berikan alat bantu bila pasien memerlukan
O:
A:
Tubuh Saat Melakukan Rutinitas Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Melambatnya Pergerakan Pergerakan Tak
Terkoordinasi Atau Menyentak
Ajarkan bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.
Kolaborasi
Konsultasikan dengan fisioterapis tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Discharge Planning
Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan klien
Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai perawatan yang tepat untuk klien di rumah
Ingatkan kembali kepada keluarga mengenai teknik ambulasi yang dapat keluarga lakukan untuk membantu pasien dalam beraktifitas ketika telah berada di rumah Anjurkan keluarga untuk
selalu memantau aktifitas yang dilakukan pasien
Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien dalam melakukan aktifitas yang tidak mampu pasien lakukan seorang diri
Anjurkan keluarga untuk sering melatih pergerakan pasien agar tidak terjadi kekakuan sendi
Deficit perawatan diri : Toiletting
Faktor yang berhubungan:
Kelemahan
Kerusakan kognitif
Pasien akan: Menunjukkan
perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari
Mandiri
Kaji kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
Kerusakan neuromuskular
Ditandai dengan
Data Sbjektif
Menyatakan tidak mampu untuk melakukan kegiatan eliminasi ke kamar kecil Menyatakan ketidakmampuan
untuk melepas atau mengenakan pakaian
Menyatakan ketidakmampuan membersihkan setelah
eliminasi
Menyatakan ketidakmampuan untuk menyiram toilet
Data Objektif
Terlihat lemah dan bedrest BAK melalui pispot/urinal Tidak mampu berjalan ke
toilet tanpa bantuan orang lain
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan Sediakan bantuan sampai
klien mampu secara utuh untuk melakukan self-carae Dorong klien untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya
Ajarkan klien/keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk melakukannya
Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari
O:
A:
Discharge Planning
Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan klien
Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai perawatan yang tepat untuk klien di rumah
Anjurkan keluarga untuk melatih kemandirian klien dalam perawatan diri
Anjurkan keluarga untuk menyediakan pispot/urinal di rumah untuk mempermudah klien BAK (jika diperlukan)
Nyeri
Faktor yang berhubungan:
Agen injury (fisik, biologis, psikis)
Proses
penyakit(kompresi/destruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator:
Mengenali faktor penyebab
Mengenali onset
Mandiri
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi non verbal
Ditandai dengan
Data Subjektif
Mengungkapkan secara verbal
Melaporkan dengan isyarat Data Objektif
Gerakan menghindar nyeri Posisi menghindari nyeri Perubahan autonomik dari
tonus otot.
Perubahan nafsu makan Perilaku distraksi Perilaku ekspresif Wajah topeng (nyeri) Perilaku menjaga Fokus menyempit
Berfokus pada diri sendiri Gangguan tidur
(lamanya penyaki)
Mengenali metode pencegahan
Menggunakan metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Mengenali metode analgetik untuk mengurangi nyeri
Melaporkan gejala pada petugas kesehatan Mengenali gejala-gejala
nyeri
Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya
Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam pasien dapat mengetahui tingkatan nyeri dengan indikator:
Melaporkan adanya nyeri
dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi Kaji tipe dan sumber nyeri
menentukan intervensi
Ajarkan tentang
nonfarmakologi
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
O:
A:
Luas bagian tubuh yang terpengaruh
Frekuensi nyeri
Panjangnya periode nyeri
Pernyataan nyeri
Ekspresi nyeri pada wajah
Ketegangan otot
Perubahan pada
frekuensi pernafasan Perubahan nadi
Perubahan tekanan darah
Perubahan ukuran pupil Keringat berlebih
Kehilangan selera makan
Kolaborasi
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Kolaborasi dalam
pemberian anlgetik Pilih dan lakukan
penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
Kolaborasi dengan
dokter jika keluhan nyeri tidak berkurang
Discharge Planning
Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan
klien
Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT DAN PERAWATAN PASIEN NPC DI RUMAH
Topik : Nasopharing Carcinoma (NPC) Waktu Pertemuan : 1 X 20 menit
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan klien dan keluarga klien akan mampu memahami dan mengerti mengenai
NPC dan pengobatannya. 2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang NPC selama 20 menit, klien dan keluarga akan mampu :
Menyebutkan pengertian NPC Menyebutkan penyebab NPC Menyebutkan tanda dan gejala NPC Menyebutkan cara mencegah NPC Menyebutkan pengobatan untuk NPC
Menyebutkan bagaimana perawatan pasien NPC di rumah
B. MATERI
1. Pengertian NPC 2. Penyebab NPC
3. Tanda dan gejala NPC 4. Pencegahan NPC
5. Diagnosa dan Pengobatan NPC
6. Cara perawatan pasien NPC di rumah
C. SASARAN
Klien dan Keluarga klien yang terkena NPC
D. METODE
1. Ceramah 2. Tanya jawab
E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN
1. Hari/ Tanggal : Kamis/ 28Juni 2012 2. Waktu : 10.30 WIB – selesai 3. Tempat : Ruang RA5 RSUP HAM
F. MEDIA
Leaflet
G. PEMBERI PENYULUHAN
H. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pembukaan Memberi salam dan berkenalan
Mengingatkan kontrak Menjelaskan topik dan
tujuan penyuluhan
Menjawab salam
Mendengar
Mendengarkan dan memperhatikan
3 menit
2 Kegiatan Inti Menjelaskan pengertian NPC
Menjelaskan penyebab NPC
Menjelaskan tanda dan gejala NPC
Menjelaskan cara
pencegahan NPC
Menjelaskan Pengobatan NPC
Menjelaskan cara
perawatan pasien NPC di Rumah
Memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas.
Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan
memperhatikan Mendengarkan dan
memperhatikan Mendengarkan dan
memperhatikan Mendengarkan dan
memperhatikan Mendengarkan dan
memperhatikan
Bertanya jika ada hal yang kurang jelas.
3 Penutup Mengevaluasi
pengetahuan klien dan Keluarga mengenai NPC Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Memberi salam.
Menjawab pertanyaan.
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab salam
7 menit
I. EVALUASI
1. Evaluasi
2. Klien mengikuti penyuluhan
- Media dan alat memadai serta sesuai dengan tujuan pelaksanaan penyuluhan
- Tempat sesuai dengan kegiatan
- Waktu sesuai dengan jadwal kegiatan (manajemen waktu yang tepat) - Kesiapan mahasiswa dalam memberikan leaflet
- Kesiapan peserta peyuluhan 3. Evaluasi Proses
- Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan 4. Evaluasi Akhir
tentang NPC
Materi Penyuluhan
KESEHATAN MENGENAI
PENYAKIT DAN PERAWATAN PASIEN NPC DI RUMAH
1. Defenisi
Nasofaring Cancer (NPC) adalah keganasan yang berasal dari epitel atau mukosa dan kripta yang melapisi permukaan nasofaring.
Ada 4 stadium yaitu :
Stadium 0 = Sel-sel kanker masih berada dalam batas nasofaring. Stadium 1 = Sel kanker menyebar di bagian nasofaring.
Stadium 2 = Sel kanker sudah menyebar ke rongga hidung. Atau dapat pula menyebar ke kelenjar getah bening pada salah satu sisi leher. Stadium 3 = Disini kanker sudah menyerang kelenjar getah bening di
leher.
Stadium 4 = Pada stadium ini, kanker sudah menyebar ke saraf dan tulang di sekitar wajah.
2. Mediator di bawah ini dianggap berpengaruh untuk timbulnya
karsinoma nasofaring (Penyebabnya) yaitu :
a. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamin. Didalam ikan asin terdapat nitrosamin yang ternyata merupakan mediator penting. Nitrosamin juga ditemukan dalam ikan / makanan yang diawetkan di Greenland. juga pada ” Quadid ” yaitu daging kambing yang dikeringkan di tunisia, dan sayuran yang difermentasi ( asinan ) serta taoco di Cina. b. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan
c. Sering kontak dengan zat-zat yang dianggap karsinogen seperti: benzopyrenen, benzoanthracene (sejenis Hidrokarbon dalam arang batubara ), gas kimia, asap industri, asap kayu
d. Ras dan keturunan. Ras kulit putih jarang terkena penyakit ini. Di Asia terbanyak adalah bangsa Cina, baik yang negara asalnya maupun yang perantauan. Ras melayu yaitu Malaysia dan Indonesia termasuk yang agak banyak kena. Tentang faktor genetik telah banyak ditemukan kasus herediter atau familier dari pasien karsinoma nasofaring dengan keganasan pada organ tubuh lain.
e. Radang kronis daerah nasofaring. Dianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadapa karsinogen lingkungan. f. Penggunaan tembakau, adalah salah satu faktor risiko terbesar kanker pada
kepala dan leher, 85% kanker kepala dan leher disebabkan oleh faktor ini. g. Alkohol, konsumsi yang sering dan tinggi adalah faktor risiko kanker pada
kepala dan leher.
h. Jenis Kelamin, laki-laki 2 kali lebih berpotensi menderita penyakit ini dibandingkan wanita.
i. Usia, nasofaring cancer lebih sering menyerang seseorang yang berusia diatas 30 tahun.
3. Gejala Klinis
a. Pada Hidung :
- Hidung berupa ingus campur darah berulang biasanya sedikit bercampur ingus kental.
- Kadang-kadang ada sumbatan hidung dan suara sengau. b. Pada Telinga :
- Rasa penuh tak enak
- Telinga berdengung, terasa tidak nyaman, dan nyeri. Ini merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat dengan muara tuba Eustachius atau saluran penghubung hidung dan telinga.
- Nyeri kepala, nyeri di bagian leher dan wajah (neuralgiatrigeminal), pandang kabur, dan diplopia atau penglihatan ganda. Diplopia adalah gangguan penglihatan yang mana objek terlihat dobel atau ganda.
- Gejala keempat, gejala metastasis atau menyebar atau gejala di leher. Biasanya berupa bengkak di leher karena pembengkakan kelenjar getah bening.
4. Pencegahan kanker nasofaring :
Cara pencegahan kanker nasofaring dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
a. Mengurangi konsumsi ikan asin yang berlebihan
b. Hindari makanan panas atau yang bersifat merangsang selaput lendir seperti : alkohol
c. Hindari zat-zat karsinogen seperti: asap rokok, asap pabrik,debu d. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet
e. Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah
f. mengubah cara memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari bahan-bahan yang berbahaya.
g. Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat
h. meningkatkan keadaan sosial-ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.
5. Diagnosa dan Pengobatan
Diagnosa berdasarkan Pemeriksaan Diagnostik :
- Endoskopi : Untuk melihat nasofaring yang abnormal tersebut. - Biopsy atau sample : Untuk mengetahui apakah itu kanker atau tidak. - MRI (Magnetic Resonance Imaging): Untuk menentukan stadium.
- CT Scan : Untuk melihat kanker yang menyebar di bagian paru-paru.
Pengobatan : - Terapi radiasi
Radiasi adalah terapi yang dapat merusak sel-sel kanker dengan cepat. Terapi ini dilakukan selama 5-7 minggu pada stadium awal. Efek samping terapi ini adalah mulut terasa kering, kehilangan pendengaran, dan memperbesar sel-sel kanker pada lidah dan tulang.
- Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi dengan bantuan obat-obatan. Terapi ini bekerja dengan cara mereduksi sel-sel kanker yang ada. Tapi adakalanya sel-sel yang sehat, alias yang tidak terkena kanker, juga terinduksi. Efek samping dari terapi ini adalah rambut rontok, mual, lemas seperti kehilangan tenaga.
- Pembedahan
Pembedahan atau operasi untuk mengambil kelenjar getah bening yang telah terkena kanker.
6. Perawatan keluarga di rumah dengan kanker nasoparing
a. Menciptakan pola hidup dan lingkungan yang sehat dengan menerapkan pola makan sehari-hari yang baik, pola istirahat yang cukup
b. Menghindari polusi udara dan hindari mengonsumsi rokok. c. Makan obat secara teratur
REFERENSI
Dalimartha, S. (2003). Medator Penyebab Nasofaring. Penebar Swadaya Dewi, I (2002). Kanker Nasofaring. Jakarta, Trubus.
SATUAN ACARA PENGAJARAN
MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN NPC
Topik : Manajemen Nyeri: Masase Waktu Pertemuan : 1 X 10 menit
A. Tujuan Instruksional
1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengontrol nyeri yang diraskannya
2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga dapat menjelaskan:
a. Tujuan manajemen nyeri b. Penatalaksanaan nyeri c. Prosedur manajemen nyeri
B. Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri: Masase
C. Sub Pokok Bahasan : a. Tujuan manajemen nyeri b. Penatalaksanaan nyeri
D. Kegiatan
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Pasien Media &Alat I. Pendahuluan
II. Penyajian
1. Memberi salam 2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan topik 4. Menjelaskan tujuan 1. Memberi
kesempatan untuk bertanya mengenai topik yang jelaskan.
2. Menjelaskan cara penatalaksanaan nyeri 3.Menjelaskan dan
mengajarkan prosedur manajemen nyeri
1. Menanyakan pada pasien apakan terdapat pertanyaan
III. Penutup yang ingin diajukan pasien
2. Membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
3.Memberikan Leaflet
4.Mengakhiri bed site teaching
Memperhatikan
Mendengarkan
Materi Penyuluhan
Manajemen Nyeri: Masase
A. Tujuan
Tujuan dari manajemen nyeri adalah untuk mempertahankan kenyamanan dengan mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
B. Penatalaksanaan Nyeri
1. Teknik Relaksasi Nafas Dalam 2. Masase
3. Distraksi
C. Prosedur Pelaksanaan
- Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas - Tanyakan keluhan pasien
- Tanyakan tingkat/nilai nyeri yang dirasakan pasien dengan menggunakan skala nyeri, seperti:
- Visual analogue Scale (VAS) - Numerical Rating Scale (NRS) - Faces Rating Scale (FRS) - Behavioural Rating Scale (BRS) - Menjaga privacy pasien
- Memulai dengan cara yang baik (Komunikasi terapeutik)
- Mengatur posisi dan tempat tidur pasien agar rileks tanpa beban fisik - Atur cahaya dan suara di dalam ruangan
- Identifikasi faktor atau kondisi seperti fraktur tulang rususk. Luka bakar, daerah kemerahan pada kulit atau luka terbuka yang menjadi kontraindikasi untuk gososkan punggung
- Kaji denyut nadi dan tekanan darah
- Mencuci tangan dengan air hangat, dan menuangkan sedikit lotion di telapak tangan. Kemudian menjelaskan pada responden bahwa usapan akan mulai diberikan.
- Masase dengan gerakan melingkar. Usapkan dari punggung ke bahu. Masase di atas skapula dengan gerakan lembut dan tegas. Lanjutkan dalam satu usapan lembut ke lengan atas dan secara lateral sepanjang sisi punggung dan kembali ke bawah ke puncak iliaka. Jangan biarkan tangan Anda terangkat dari kulit kilen. Lanjutkan pola masase selama 3 menit. - Mengakhiri usapan dengan gerakan memanjang dan memberitahukan pada
pasien bahwa perawat akan mengakhiri usapan.
SATUAN ACARA PENGAJARAN
LATIHAN ROM (Range Of Motion)
Topik : ROM (Range Of Motion) Waktu Pertemuan : 1 X 10 menit
A. Tujuan Instruksional
1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tentang ROM
2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat menjelaskan : − ROM
− Tujuan ROM − Kegunaan ROM − Jenis ROM − Jenis Gerakan
− Sendi yang digerakkan − Indikasi ROM
B. Pokok Bahasan : ROM (Range Of Motion)
C. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian ROM
2. Tujuan ROM 3. Kegunaan ROM
4. Jenis ROM 5. Jenis Gerakan
6. Sendi yang digerakkan 7. Indikasi ROM
D. Kegiatan
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Pasien Media &Alat I. Pendahuluan
II. Penyajian
1. Memberi salam 2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan topik 4. Menjelaskan tujuan 5. Menjelaskan
pengertian ROM
6.Menjelaskan tujuan ROM
7. Memberi
Menjawab salam Mendengarkan
Memperhatikan Mendengarkan Memperhatikan
Mendengarkan
kesempatan untuk bertanya mengenai topik yang dijelaskan. 8. Menjelaskan
pertanyaan pasien 9.Menjelaskan
kegunaan ROM 10.Menjelaskan jenis
ROM
11.Menjelaskan jenis gerakan ROM 12.Menjelaskan sendi
yang digerakkan 13.Menjelaskan indikasi
ROM 14. Memberi
kesempatan untuk bertanya mengenai topik yang jelaskan. 14. Menjelaskan
pertanyaan pasien
Memperhatikan
Memperhatikan
III. Penutup
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
16. Memberikan leaflet
17. Mengakhiri bed site teaching
Mendengarkan
Mendengarkan
MATERI
1. PengertianROM (Range Of Motion)
ROM (Range Of Motion) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
2. Tujuan ROM (Range Of Motion)
Tujuan ROM adalah:
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot 2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
3. Kegunaan ROM (Range Of Motion)
4. Jenis ROM (Range Of Motion)
1. ROM Aktif
Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
2.ROM Pasif
Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
5. Jenis gerakan
• Fleksi • Ekstensi • Hiper ekstensi • Rotasi
• Sirkumduksi • Supinasi • Pronasi • Abduksi • Aduksi • Oposisi
6. Sendi yang digerakan
1. ROM Aktif
Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
• Leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral)
• Bahu tangan kanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, Rotasi bahu)
• Siku tangan kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi) • Pergelangan tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi) • Jari-jari tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi) • Pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi
internal/eksternal)
• Pergelangan kaki (fleksi/ekstensi, Rotasi) • Jari kaki (fleksi/ekstensi)
7. Indikasi ROM
1. Penting untuk mempertahankan normal ROM dari sendi dan jaringan lunak
2. Menurunkan resiko cedera pada musculotendenous unit 3. Mencegah kerusakan dan penyusutan sendi
4. Mengurangi bahaya imobilisasi
5. Fleksibilitas sendi yang optimal akan mengurangi tekanan untuk sekitar sendi dan sel-sel
8. Latihan Gerakan ROM Aktif dan Pasif
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
• Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan.
• Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku
c. Gerakan memutar pergelangan tangan :
• Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam telapak tangan pasien
• Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup)
d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
• Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien
• Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah e. Gerakan memutar ibu jari:
• Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
• Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
2. Latihan pasif anggota gerak bawah
a. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
• Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai
• Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus
3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah a. Latihan I
• Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas • Letakan kedua tangan diatas kepala
• Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat • Kembalikan ke posisi semula
c. Latihan III
• Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas • Kembalikan ke posisi semula
d. Latihan IV
• Tekuk siku yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat • Luruskan siku kemudian angkat ketas
• Letakan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur. e. Latihan V
• Pegang pergelangan tangan yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat angkat keatas dada
• Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar f. Latihan VI
• Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan
• Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat g. Latihan VII
• Letakan kaki yang seht dibawah yang kontraktur
• Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang kontraktur
• Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.
h. Latihan VIII
• Angkat kaki yang kontraktur mengunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm
• Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi
• Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan tangan Satu
• Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien • Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya
DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanto, Dafid. (2008). Range Of Motion. Diambil pada tanggal 27 September 2010 dari: http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/02/range-of-motion.html
INSTRUMEN SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RA5
1. MAN I
a. Staffing
1) Berapa jumlah seluruh tenaga perawat di RA5? 2) Bagaimana jenjang pendidikannya?
3) Berapa lama masa kerjanya?
4) Bagaimana proses rekrutmen pegawai di RA5? 5) Apakah ada tenaga honorer di RA5?
6) Bagaimana proses seleksi yang dilakukan untuk menempatkan pegawai honorer di RA5?
7) Apa kriteria pegawai yang akan ditempatkan di ruangan RA5?
8) Bagaimana cara mengorientasikan dan berapa lama mengorientasikan pegawai baru?
9) Pernahkah staf mengikuti pelatihan khusus di bidang Keperawatan? 10)Bagaimana syarat/kriteria pegawai yang mendapatkan tugas belajar
ataupun pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu Keperawatan?
11)Apakah ada subsidi yang diberikan rumah sakit/pemerintah untuk peningkatan pendidikan staf di RA5?
12)Berapa perbandingan jumlah pasien dengan tenaga perawat di RA5?
b. Directing
1) Berapa kali kepala ruangan mengikuti pelatihan tentang manajemen keperawatan?
2) Berapa kali kepala ruangan merencanakan pertemuan dengan staff? 3) Bagaimana kepala ruangan merencanakan peningkatan SDM staf di
RA5?
1) Adakah sistem penilaian terhadap kinerja perawat di RA5, bagaimana pelaksanaanya?
2) Berapa kali dilakukan penilaian terhadap kinerja tersebut? 3) Siapa yang melakukan penilaian?
2. METODE
a. Planning
1) Apakah di RA5 mempunyai Visi, Misi serta Motto Keperawatan? 2) Apakah di RA5 mempunyai standar asuhan keperawatan ? Bagaimana
Pelaksanaannya?
b. Organizing
1) Bagaimana gambaran struktur organisasi di RA5? 2) Apakah metode penugasan yang digunakan di RA5?
3) Apakah alasan penggunaan metode penugasan keperawatan tersebut? 4) Ketetapan apa yang digunakan dalam penentuan Ka Tim dan perawat
pelaksana?
5) Bagaimana deskripsi kerja karu, katim dan perawat pelaksana? 6) Bagaimana sistem pendelegasian tugas yang dilakukan di RA5? 7) Bagaimana cara karu atau katim dalam mendelegasikan tugasnya? 8) Jika karu/katim berhalangan, kepada siapa dilimpahkan wewenang dan
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas keperawatan?
c. Staffing
1) Bagaimana cara menyusun jam dinas pegawai di RA5?
2) Berapa jumlah jam kerja per minggu dan hari kerja per bulan pada satu orang staf?
3) Bagaimana pengaturan jadwal untuk staf yang izin/cuti, hari libur dan tugas belajar?
d. Directing
1) Bagaimana gaya kepemimpinan Karu di Ruangan RA5? 2) Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?
e. Controlling
1) Bagaimana fungsi pengendalian mutu (GKM) di RA5, apakah berjalan atau tidak?
2) Kapan saja kepala ruangan melakukan supervisi? 3) Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di RA5?
3. MATERIAL
a. Planning
Bagaimana kelengkapan logistik di RA5?
b. Controlling
1) Adakah analisa terhadap penggunaan sarana pada pasien dengan masalah khusus yang membutuhkan perhatian serius di RA5?
•
Jika ada, jelaskan bagaimana!•
Jika tidak ada, jelaskan kenapa!4. MONEY