• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Kuesioner Kemampuan Menelan Pada Pasien di Ruang Rindu A 5 RSUP

H.Adam Malik Medan

No. Pernyataan S Sr Jr Ts

(5)

Keterangan: S : Selalu Sr : Sering Jr : Jarang

Ts : Tidak Sama Sekali

Lembar Observasi (Dummy table)

1. Kesulitan ketika mengunyah makanan 2. Adanya kesulitan menelan ketika makan 3. Adanya rasa sakit ketika menelan

4. Batuk/ tersedak ketika makan 5. Adanya perasaan mual ketika makan 6. Adanya rasa panas dalam perut

7. Mampu menghabiskan diet yang diberikan 8. Membutuhkan bantuan orang lain ketika makan 9. Mampu minum air putih tanpa adanya kesulitan ketika

menelan

10. Jenis makanan yang dikonsumsi lunak seperti bubur

(6)

Pasien Hari

Pre Post

H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7

Ny. R 17 16 16 16 15 Pindah ke uro

- -

Tn. Y 19 19 18 18 17 16 14 - Tn.A 17 17 16 16 Pasien

pindah ke neuro

- - -

Ny. E 17 11 8 8 PBJ - - -

Tn. D 17 17 17 - - - - -

(7)

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 Rata-rata kemampuan

menelan pre

16.20 5 3.033 1.356

Rata-rata kemampuan menelan post

15.00 5 3.391 1.517

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Rata-rata kemampuan

menelan pre & Rata-rata kemampuan menelan post

5 .972 .006

Paired Samples Test

(8)

(2-Mean

Std. Deviati

on

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

tailed)

Lower Upper Pair 1 Rata-rata

kemampuan menelan pre – Rata-rata kemampuan menelan post

1.200 .837 .374 .161 2.239 3.207 4 .033

LATIHAN MENELAN

(9)

Nutrisi yang adekuat memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit dan seringkali terlupakan. Suatu keadaan yang menyebabkan terganggunya pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh dapat menyebabkan tidak optimalnya proses metabolisme dan keseimbangan nutrisi tubuh sesuai dengan kebutuhan. Cairan intravena standar umumnya tidak adekuat untuk mencegah masalah ini. Selain itu, kebutuhan tubuh akan energi dan bahan untuk perbaikan dan pertumbuhan dapat menyebabkan pemecahan protein tubuh pada percepatan yang cepat.

Aktivitas mengunyah dan menelan terintegrasi pada tingkat batang otak melalui system batang otak kompleks yang melibatkan cabang-cabang motorik dan sensorik saraf cranial multiple. Pada umumnya, ini adalah respon refleks terhadap adanya sesuatu dalam mulut dan faring. Pusat yang lebih tinggi pada korteks serebral, serebelum, dan basal ganglia yang berpartisipasi dalam kecepatan dan kordinasi refleks ini. Namun ketika terdapat gangguan di area jalan makan yang disebebkan oleh suatu jenis penyakit seperti nasopharyng carcinoma ca laring dan jenis penyakit lain yang menyerang jalan makan dapat mempengaruhi dan mengganggu respon makan dan menelan.

(10)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

(11)

A. Tujuan Tindakan

Umum

Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

Khusus

Melatih klien untuk makan dan menelan hingga klien benar-benar mandiri dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh.

Mencegah terjadinya penurunan nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan tubuh. Membantu proses penyembuhan

B. Perlengkapan

1. Handuk (ditaruh diatas tubuh) 2. Makanan lunak seperti bubur 3. Air minum

4. Tempat makanan 5. Sendok

6. Menjaga ketenangan lingkungan yang nyaman

C. Prosedur tindakan

1. Membantu penderita duduk sampai 600- 900 2. Meletakkan bantal pada kepala

3. Menaruh handuk pada leher

4. Letakkan pasien pada posisi duduk/tegak selama dan setelah makan.

5. Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah dagu.

(12)

7. Sentuh bagian pipi paling dalam dengan spatel untuk mengetahui adanya kelemahan lidah

8. Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang.

9. Mulai dengan memberikan makanan per oral setengah cair, makanan lunak ketika pasien dapat menelan air.

10. Bantu pasien untuk memilih makanan yang kecil atau tidak perlu mengunyah dan mudah ditelan.

11.Anjurkan pasien menggunakan sedotan untuk meminum cairan 12.Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan.

Dengan perintah sbb :

“ Buka mulut anda, rasakan, gunakan lidah anda untuk menarik makanan keatas masuk, telan perlahan-lahan, tidak usah dipaksakan kita coba pelan-pelan semampu anda”

Sewaktu memberikan makanan harus secara perlahan, makanan yang tiap kali diberikan ke pasien harus kadar secukupnya atau dengan jumlah yang sedikit saja, bagi pasien nasopharing carcinoma, ca laring dan penyakit jalan makan lainnya akan mengalami kesulitan ketika memasukkan makanan karena rasa sakit yang ditimbulkan dari penyakitnya.Makanan harus dipastikan masuk dalam mulut, memastikan pasien telah mengunyah dan menelan kemudian di berikan kembali. Setelah makan, bersihkan tenggorokan dan jaga dalam kondisi basah.

D.Cara melatih makan dan minum

(13)

2. Konsentrasikan pada latihan menelan, berikan makanan yang tidak perlu dikunyah (bubur) dan letakkan pada bagian tengah belakang dari lidah

3. Pada waktu menelan anjurkan pasien untuk memegang kerongkongannya untuk merasakan proses menelan

4. Berikan minum dengan menggunakan sendok, sedikit demi sedikit setelah beberapa hari dengan cara ini tidak mengalami kesulitan/ gangguan maka latih minum dengan menggunakan sedotan.

5. Setelah pasien mampu menelan, lanjutkan dengan latihan mengunyah dan menggigit

6. Bila perlu gunakan peralatan makan khusus, misal sendok atau garpu yang sudah dimodifikasi

4. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:

• Sewaktu pasien batuk, hentikan memberikan makanan.

(14)

STANDART ASUHAN KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING

PASIEN DENGAN DIAGNOSA NPC

Tgl/Bln/ Thn

Diagnosa Tujuan/Kriteria Evaluasi Intervensi Prioritas NIC Evaluasi

Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Faktor yang berhubungan:

฀ Ketidakmampuan menelan ฀ Penyakit kronik

฀ Intoleransi makanan ฀ Kesulitan mengunyah

Ditandai dengan

Data Subjektif

฀ Merasakan kram abdomen ฀ Merasakan kesulitan ketika

menelan

฀ Merasakan kesulitan ketika mengunyah makanan ฀ Merasakan nyeri abdomen

dengan atau tanpa penyakit ฀ Merasakan adanya

Pasien mampu:

฀Mempertahankan berat badan sesuai dengan IMT/LLA

฀Intake nutrien normal ฀Intake makanan dan

cairan normal

฀Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal

฀Nilai laboratorium (misalnya transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal

Mandiri

฀Kaji derajat kesulitan mengunyah/menelan

฀Berat badan pasien dalam batas normal

฀Monitor adanya penurunan berat badan

฀Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

฀Monitor interaksi klien dengan keluarga selama makan

฀Monitor lingkungan selama makan

฀Ajarkan latihan menelan sesuai dengan protap

฀Jadwalkan latihan menelan dan pengobatan

S:

O:

(15)

perubahan sensasi rasa Data Objektif

฀ Wajah terlihat meringis ketika menelan makanan ฀ Raut muka menunjukkan

kesulitan menelan makanan ฀ Tidak tertarik untuk makan ฀ Kerapuhan kapiler

฀ Diare dan/atau steatore ฀ Adanya bukti kekurangan

makanan

฀ Bising usus yang hiperaktif ฀ Kurang informasi

฀ Miskonsepsi

฀ Konjungtiva dan membrane mukosa pucat

฀ Luka, rongga mulut inflamasi

฀ Kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan mengunyah

฀Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

฀Monitor turgor kulit

฀Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht

฀Monitor makanan kesukaan ฀Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

฀Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

฀Monitor kalori dan intake nutrisi

฀Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval

฀Catat jika lidah berwarna megenta, scarlet

Kolaboratif

฀Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

A:

(16)

dibutuhkan pasien

Discharge Planning

฀Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan klien

฀Anjurkan klien untuk rajin berlatih menelan agar mudah untuk menelan makanan

฀Anjurkan klien selalu mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi

฀Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai perawatan yang tepat untuk klien di rumah

฀Buat jadwal control berulang jika dibutuhkan

Hambatan mobilitas fisik

Faktor yang berhubungan

Pasien akan menunjukkan:

฀ Penampilan yang

seimbang

฀ Penampilan posisi

Mandiri

฀ Kaji ketidakmampuan pasien dalam beraktifitas

(17)

฀ Kelemahan ฀ Ketidaknyamanan

Ditandai Dengan

Data Subjektif

฀ Mengatakan kesulitan mengubah posisi tubuh ketiaka akan duduk ฀ Mengatakan sulit untuk

bergerak/beraktifitas seperti biasa

Data Objektif

฀ Penurunan Waktu Reaksi ฀ Kesulitan Bergerak ฀ Perubahan Cara Berjalan ฀ Keterbatasan Kemampuan

Untuk Melakukan Keterampilan Motorik Halus

฀ Keterbatasan Kemampuan Melakukan Keterampilan Motorik Kasar

฀ Keterbatasan Rentang Gerak (ROM)

฀ Tremor Yang Dinduksi Oleh Pergerakan ฀ Ketidakstabilan Posisi

tubuh

฀ Pergerakan sendi dan otot

฀ Melakukan perpindahan

฀ Ajarkan latihan renta gerak kepada pasien

฀ Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan

฀ Ajarkan pasien lain tentang teknik ambulasi

฀ Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

฀ Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan

฀ Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhan kabutuhan ADL ฀ Lindungi pasien dari trauma

selama latihan

฀ Bantu pasien untuk mengoptimalkan posisi tubuh untuk gerakan pasif atau aktif

฀ Berikan alat bantu bila pasien memerlukan

O:

A:

(18)

Tubuh Saat Melakukan Rutinitas Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari ฀ Melambatnya Pergerakan ฀ Pergerakan Tak

Terkoordinasi Atau Menyentak

฀ Ajarkan bagaimana

merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.

Kolaborasi

฀ Konsultasikan dengan fisioterapis tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan

Discharge Planning

฀Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan klien

฀Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai perawatan yang tepat untuk klien di rumah

฀Ingatkan kembali kepada keluarga mengenai teknik ambulasi yang dapat keluarga lakukan untuk membantu pasien dalam beraktifitas ketika telah berada di rumah ฀Anjurkan keluarga untuk

(19)

selalu memantau aktifitas yang dilakukan pasien

฀Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien dalam melakukan aktifitas yang tidak mampu pasien lakukan seorang diri

฀Anjurkan keluarga untuk sering melatih pergerakan pasien agar tidak terjadi kekakuan sendi

Deficit perawatan diri : Toiletting

Faktor yang berhubungan:

฀ Kelemahan

฀ Kerusakan kognitif

Pasien akan: ฀ Menunjukkan

perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari

Mandiri

฀ Kaji kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri

฀ Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk

(20)

฀ Kerusakan neuromuskular

Ditandai dengan

Data Sbjektif

฀ Menyatakan tidak mampu untuk melakukan kegiatan eliminasi ke kamar kecil ฀ Menyatakan ketidakmampuan

untuk melepas atau mengenakan pakaian

฀ Menyatakan ketidakmampuan membersihkan setelah

eliminasi

฀ Menyatakan ketidakmampuan untuk menyiram toilet

Data Objektif

฀ Terlihat lemah dan bedrest ฀ BAK melalui pispot/urinal ฀ Tidak mampu berjalan ke

toilet tanpa bantuan orang lain

kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan ฀ Sediakan bantuan sampai

klien mampu secara utuh untuk melakukan self-carae ฀ Dorong klien untuk

melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki ฀ Dorong untuk melakukan

secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya

฀ Ajarkan klien/keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya

jika pasien tidak mampu untuk melakukannya

฀ Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai dengan kemampuannya

฀ Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari

O:

A:

(21)

Discharge Planning

฀Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan klien

฀Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai perawatan yang tepat untuk klien di rumah

฀Anjurkan keluarga untuk melatih kemandirian klien dalam perawatan diri

฀Anjurkan keluarga untuk menyediakan pispot/urinal di rumah untuk mempermudah klien BAK (jika diperlukan)

Nyeri

Faktor yang berhubungan:

฀ Agen injury (fisik, biologis, psikis)

฀ Proses

penyakit(kompresi/destruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator:

฀ Mengenali faktor penyebab

฀ Mengenali onset

Mandiri

฀ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

฀ Observasi reaksi non verbal

(22)

Ditandai dengan

Data Subjektif

฀ Mengungkapkan secara verbal

฀ Melaporkan dengan isyarat Data Objektif

฀ Gerakan menghindar nyeri ฀ Posisi menghindari nyeri ฀ Perubahan autonomik dari

tonus otot.

฀ Perubahan nafsu makan ฀ Perilaku distraksi ฀ Perilaku ekspresif ฀ Wajah topeng (nyeri) ฀ Perilaku menjaga ฀ Fokus menyempit

฀ Berfokus pada diri sendiri Gangguan tidur

(lamanya penyaki)

฀ Mengenali metode pencegahan

฀ Menggunakan metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri

฀ Mengenali metode analgetik untuk mengurangi nyeri

฀ Melaporkan gejala pada petugas kesehatan ฀ Mengenali gejala-gejala

nyeri

฀ Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya

฀ Melaporkan nyeri sudah terkontrol

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam pasien dapat mengetahui tingkatan nyeri dengan indikator:

฀ Melaporkan adanya nyeri

dari ketidaknyamanan ฀ Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien ฀ Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri ฀ Evaluasi pengalaman

nyeri masa lampau

฀ Bantu pasien dan keluarga mencari dan menemukan dukungan

฀ Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan ฀ Kurangi faktor presipitasi ฀ Kaji tipe dan sumber nyeri

menentukan intervensi

฀ Ajarkan tentang

nonfarmakologi

฀ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

฀ Tingkatkan istirahat

O:

A:

(23)

฀ Luas bagian tubuh yang terpengaruh

฀ Frekuensi nyeri

฀ Panjangnya periode nyeri

฀ Pernyataan nyeri

฀ Ekspresi nyeri pada wajah

฀ Ketegangan otot

฀ Perubahan pada

frekuensi pernafasan ฀ Perubahan nadi

฀ Perubahan tekanan darah

฀ Perubahan ukuran pupil ฀ Keringat berlebih

฀ Kehilangan selera makan

Kolaborasi

฀ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau ฀ Kolaborasi dalam

pemberian anlgetik ฀ Pilih dan lakukan

penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

฀ Kolaborasi dengan

dokter jika keluhan nyeri tidak berkurang

Discharge Planning

฀ Jelaskan kembali secara singkat mengenai kondisi kesehatan

klien

฀ Ajarkan secara singkat kepada keluarga mengenai

(24)
(25)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT DAN PERAWATAN PASIEN NPC DI RUMAH

Topik : Nasopharing Carcinoma (NPC) Waktu Pertemuan : 1 X 20 menit

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan klien dan keluarga klien akan mampu memahami dan mengerti mengenai

NPC dan pengobatannya. 2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang NPC selama 20 menit, klien dan keluarga akan mampu :

 Menyebutkan pengertian NPC  Menyebutkan penyebab NPC  Menyebutkan tanda dan gejala NPC  Menyebutkan cara mencegah NPC  Menyebutkan pengobatan untuk NPC

 Menyebutkan bagaimana perawatan pasien NPC di rumah

B. MATERI

1. Pengertian NPC 2. Penyebab NPC

3. Tanda dan gejala NPC 4. Pencegahan NPC

5. Diagnosa dan Pengobatan NPC

(26)

6. Cara perawatan pasien NPC di rumah

C. SASARAN

Klien dan Keluarga klien yang terkena NPC

D. METODE

1. Ceramah 2. Tanya jawab

E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN

1. Hari/ Tanggal : Kamis/ 28Juni 2012 2. Waktu : 10.30 WIB – selesai 3. Tempat : Ruang RA5 RSUP HAM

F. MEDIA

Leaflet

G. PEMBERI PENYULUHAN

(27)

H. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu

1 Pembukaan  Memberi salam dan berkenalan

 Mengingatkan kontrak  Menjelaskan topik dan

tujuan penyuluhan

 Menjawab salam

 Mendengar

 Mendengarkan dan memperhatikan

3 menit

2 Kegiatan Inti  Menjelaskan pengertian NPC

 Menjelaskan penyebab NPC

 Menjelaskan tanda dan gejala NPC

 Menjelaskan cara

pencegahan NPC

 Menjelaskan Pengobatan NPC

 Menjelaskan cara

perawatan pasien NPC di Rumah

 Memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas.

 Mendengarkan dan memperhatikan  Mendengarkan dan

memperhatikan  Mendengarkan dan

memperhatikan  Mendengarkan dan

memperhatikan  Mendengarkan dan

memperhatikan  Mendengarkan dan

memperhatikan

 Bertanya jika ada hal yang kurang jelas.

(28)

3 Penutup  Mengevaluasi

pengetahuan klien dan Keluarga mengenai NPC Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

 Memberi salam.

 Menjawab pertanyaan.

 Mendengarkan dan memperhatikan

 Menjawab salam

7 menit

I. EVALUASI

1. Evaluasi

2. Klien mengikuti penyuluhan

- Media dan alat memadai serta sesuai dengan tujuan pelaksanaan penyuluhan

- Tempat sesuai dengan kegiatan

- Waktu sesuai dengan jadwal kegiatan (manajemen waktu yang tepat) - Kesiapan mahasiswa dalam memberikan leaflet

- Kesiapan peserta peyuluhan 3. Evaluasi Proses

- Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan 4. Evaluasi Akhir

(29)

tentang NPC

(30)

Materi Penyuluhan

KESEHATAN MENGENAI

PENYAKIT DAN PERAWATAN PASIEN NPC DI RUMAH

1. Defenisi

Nasofaring Cancer (NPC) adalah keganasan yang berasal dari epitel atau mukosa dan kripta yang melapisi permukaan nasofaring.

Ada 4 stadium yaitu :

 Stadium 0 = Sel-sel kanker masih berada dalam batas nasofaring.  Stadium 1 = Sel kanker menyebar di bagian nasofaring.

 Stadium 2 = Sel kanker sudah menyebar ke rongga hidung. Atau dapat pula menyebar ke kelenjar getah bening pada salah satu sisi leher.  Stadium 3 = Disini kanker sudah menyerang kelenjar getah bening di

leher.

 Stadium 4 = Pada stadium ini, kanker sudah menyebar ke saraf dan tulang di sekitar wajah.

2. Mediator di bawah ini dianggap berpengaruh untuk timbulnya

karsinoma nasofaring (Penyebabnya) yaitu :

a. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamin. Didalam ikan asin terdapat nitrosamin yang ternyata merupakan mediator penting. Nitrosamin juga ditemukan dalam ikan / makanan yang diawetkan di Greenland. juga pada ” Quadid ” yaitu daging kambing yang dikeringkan di tunisia, dan sayuran yang difermentasi ( asinan ) serta taoco di Cina. b. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan

(31)

c. Sering kontak dengan zat-zat yang dianggap karsinogen seperti: benzopyrenen, benzoanthracene (sejenis Hidrokarbon dalam arang batubara ), gas kimia, asap industri, asap kayu

d. Ras dan keturunan. Ras kulit putih jarang terkena penyakit ini. Di Asia terbanyak adalah bangsa Cina, baik yang negara asalnya maupun yang perantauan. Ras melayu yaitu Malaysia dan Indonesia termasuk yang agak banyak kena. Tentang faktor genetik telah banyak ditemukan kasus herediter atau familier dari pasien karsinoma nasofaring dengan keganasan pada organ tubuh lain.

e. Radang kronis daerah nasofaring. Dianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadapa karsinogen lingkungan. f. Penggunaan tembakau, adalah salah satu faktor risiko terbesar kanker pada

kepala dan leher, 85% kanker kepala dan leher disebabkan oleh faktor ini. g. Alkohol, konsumsi yang sering dan tinggi adalah faktor risiko kanker pada

kepala dan leher.

h. Jenis Kelamin, laki-laki 2 kali lebih berpotensi menderita penyakit ini dibandingkan wanita.

i. Usia, nasofaring cancer lebih sering menyerang seseorang yang berusia diatas 30 tahun.

3. Gejala Klinis

a. Pada Hidung :

- Hidung berupa ingus campur darah berulang biasanya sedikit bercampur ingus kental.

- Kadang-kadang ada sumbatan hidung dan suara sengau. b. Pada Telinga :

- Rasa penuh tak enak

(32)

- Telinga berdengung, terasa tidak nyaman, dan nyeri. Ini merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat dengan muara tuba Eustachius atau saluran penghubung hidung dan telinga.

- Nyeri kepala, nyeri di bagian leher dan wajah (neuralgiatrigeminal), pandang kabur, dan diplopia atau penglihatan ganda. Diplopia adalah gangguan penglihatan yang mana objek terlihat dobel atau ganda.

- Gejala keempat, gejala metastasis atau menyebar atau gejala di leher. Biasanya berupa bengkak di leher karena pembengkakan kelenjar getah bening.

4. Pencegahan kanker nasofaring :

Cara pencegahan kanker nasofaring dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :

a. Mengurangi konsumsi ikan asin yang berlebihan

b. Hindari makanan panas atau yang bersifat merangsang selaput lendir seperti : alkohol

c. Hindari zat-zat karsinogen seperti: asap rokok, asap pabrik,debu d. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet

e. Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah

f. mengubah cara memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari bahan-bahan yang berbahaya.

g. Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat

h. meningkatkan keadaan sosial-ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.

(33)

5. Diagnosa dan Pengobatan

Diagnosa berdasarkan Pemeriksaan Diagnostik :

- Endoskopi : Untuk melihat nasofaring yang abnormal tersebut. - Biopsy atau sample : Untuk mengetahui apakah itu kanker atau tidak. - MRI (Magnetic Resonance Imaging): Untuk menentukan stadium.

- CT Scan : Untuk melihat kanker yang menyebar di bagian paru-paru.

Pengobatan : - Terapi radiasi

Radiasi adalah terapi yang dapat merusak sel-sel kanker dengan cepat. Terapi ini dilakukan selama 5-7 minggu pada stadium awal. Efek samping terapi ini adalah mulut terasa kering, kehilangan pendengaran, dan memperbesar sel-sel kanker pada lidah dan tulang.

- Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi dengan bantuan obat-obatan. Terapi ini bekerja dengan cara mereduksi sel-sel kanker yang ada. Tapi adakalanya sel-sel yang sehat, alias yang tidak terkena kanker, juga terinduksi. Efek samping dari terapi ini adalah rambut rontok, mual, lemas seperti kehilangan tenaga.

- Pembedahan

Pembedahan atau operasi untuk mengambil kelenjar getah bening yang telah terkena kanker.

6. Perawatan keluarga di rumah dengan kanker nasoparing

a. Menciptakan pola hidup dan lingkungan yang sehat dengan menerapkan pola makan sehari-hari yang baik, pola istirahat yang cukup

b. Menghindari polusi udara dan hindari mengonsumsi rokok. c. Makan obat secara teratur

(34)

REFERENSI

Dalimartha, S. (2003). Medator Penyebab Nasofaring. Penebar Swadaya Dewi, I (2002). Kanker Nasofaring. Jakarta, Trubus.

(35)

SATUAN ACARA PENGAJARAN

MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN NPC

Topik : Manajemen Nyeri: Masase Waktu Pertemuan : 1 X 10 menit

A. Tujuan Instruksional

1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengontrol nyeri yang diraskannya

2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga dapat menjelaskan:

a. Tujuan manajemen nyeri b. Penatalaksanaan nyeri c. Prosedur manajemen nyeri

B. Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri: Masase

C. Sub Pokok Bahasan : a. Tujuan manajemen nyeri b. Penatalaksanaan nyeri

(36)

D. Kegiatan

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Pasien Media &Alat I. Pendahuluan

II. Penyajian

1. Memberi salam 2. Memperkenalkan diri

3. Menyampaikan topik 4. Menjelaskan tujuan 1. Memberi

kesempatan untuk bertanya mengenai topik yang jelaskan.

2. Menjelaskan cara penatalaksanaan nyeri 3.Menjelaskan dan

mengajarkan prosedur manajemen nyeri

1. Menanyakan pada pasien apakan terdapat pertanyaan

(37)

III. Penutup yang ingin diajukan pasien

2. Membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan

3.Memberikan Leaflet

4.Mengakhiri bed site teaching

Memperhatikan

Mendengarkan

(38)

Materi Penyuluhan

Manajemen Nyeri: Masase

A. Tujuan

Tujuan dari manajemen nyeri adalah untuk mempertahankan kenyamanan dengan mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.

B. Penatalaksanaan Nyeri

1. Teknik Relaksasi Nafas Dalam 2. Masase

3. Distraksi

C. Prosedur Pelaksanaan

- Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas - Tanyakan keluhan pasien

- Tanyakan tingkat/nilai nyeri yang dirasakan pasien dengan menggunakan skala nyeri, seperti:

- Visual analogue Scale (VAS) - Numerical Rating Scale (NRS) - Faces Rating Scale (FRS) - Behavioural Rating Scale (BRS) - Menjaga privacy pasien

- Memulai dengan cara yang baik (Komunikasi terapeutik)

- Mengatur posisi dan tempat tidur pasien agar rileks tanpa beban fisik - Atur cahaya dan suara di dalam ruangan

(39)

- Identifikasi faktor atau kondisi seperti fraktur tulang rususk. Luka bakar, daerah kemerahan pada kulit atau luka terbuka yang menjadi kontraindikasi untuk gososkan punggung

- Kaji denyut nadi dan tekanan darah

- Mencuci tangan dengan air hangat, dan menuangkan sedikit lotion di telapak tangan. Kemudian menjelaskan pada responden bahwa usapan akan mulai diberikan.

- Masase dengan gerakan melingkar. Usapkan dari punggung ke bahu. Masase di atas skapula dengan gerakan lembut dan tegas. Lanjutkan dalam satu usapan lembut ke lengan atas dan secara lateral sepanjang sisi punggung dan kembali ke bawah ke puncak iliaka. Jangan biarkan tangan Anda terangkat dari kulit kilen. Lanjutkan pola masase selama 3 menit. - Mengakhiri usapan dengan gerakan memanjang dan memberitahukan pada

pasien bahwa perawat akan mengakhiri usapan.

(40)

SATUAN ACARA PENGAJARAN

LATIHAN ROM (Range Of Motion)

Topik : ROM (Range Of Motion) Waktu Pertemuan : 1 X 10 menit

A. Tujuan Instruksional

1. Umum : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tentang ROM

2. Khusus : Setelah menyelesaikan bed site teaching ini pasien atau keluarga pasien dapat menjelaskan : − ROM

− Tujuan ROM − Kegunaan ROM − Jenis ROM − Jenis Gerakan

− Sendi yang digerakkan − Indikasi ROM

B. Pokok Bahasan : ROM (Range Of Motion)

C. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian ROM

(41)

2. Tujuan ROM 3. Kegunaan ROM

4. Jenis ROM 5. Jenis Gerakan

6. Sendi yang digerakkan 7. Indikasi ROM

D. Kegiatan

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Pasien Media &Alat I. Pendahuluan

II. Penyajian

1. Memberi salam 2. Memperkenalkan diri

3. Menyampaikan topik 4. Menjelaskan tujuan 5. Menjelaskan

pengertian ROM

6.Menjelaskan tujuan ROM

7. Memberi

Menjawab salam Mendengarkan

Memperhatikan Mendengarkan Memperhatikan

Mendengarkan

(42)

kesempatan untuk bertanya mengenai topik yang dijelaskan. 8. Menjelaskan

pertanyaan pasien 9.Menjelaskan

kegunaan ROM 10.Menjelaskan jenis

ROM

11.Menjelaskan jenis gerakan ROM 12.Menjelaskan sendi

yang digerakkan 13.Menjelaskan indikasi

ROM 14. Memberi

kesempatan untuk bertanya mengenai topik yang jelaskan. 14. Menjelaskan

pertanyaan pasien

Memperhatikan

Memperhatikan

(43)

III. Penutup

kesimpulan dari materi yang telah disampaikan

16. Memberikan leaflet

17. Mengakhiri bed site teaching

Mendengarkan

Mendengarkan

(44)

MATERI

1. PengertianROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.

2. Tujuan ROM (Range Of Motion)

Tujuan ROM adalah:

1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot 2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan

3. Mencegah kekakuan pada sendi

3. Kegunaan ROM (Range Of Motion)

(45)

4. Jenis ROM (Range Of Motion)

1. ROM Aktif

Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).

2.ROM Pasif

Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).

5. Jenis gerakan

• Fleksi • Ekstensi • Hiper ekstensi • Rotasi

• Sirkumduksi • Supinasi • Pronasi • Abduksi • Aduksi • Oposisi

6. Sendi yang digerakan

1. ROM Aktif

Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

(46)

Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

• Leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral)

• Bahu tangan kanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, Rotasi bahu)

• Siku tangan kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi) • Pergelangan tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi) • Jari-jari tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi) • Pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi

internal/eksternal)

• Pergelangan kaki (fleksi/ekstensi, Rotasi) • Jari kaki (fleksi/ekstensi)

7. Indikasi ROM

1. Penting untuk mempertahankan normal ROM dari sendi dan jaringan lunak

2. Menurunkan resiko cedera pada musculotendenous unit 3. Mencegah kerusakan dan penyusutan sendi

4. Mengurangi bahaya imobilisasi

5. Fleksibilitas sendi yang optimal akan mengurangi tekanan untuk sekitar sendi dan sel-sel

8. Latihan Gerakan ROM Aktif dan Pasif

1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas

a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :

• Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan.

(47)

• Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku

c. Gerakan memutar pergelangan tangan :

• Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam telapak tangan pasien

• Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup)

d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:

• Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien

• Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah e. Gerakan memutar ibu jari:

• Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan

f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan

• Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan

2. Latihan pasif anggota gerak bawah

a. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha

• Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai

• Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus

3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah a. Latihan I

• Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas • Letakan kedua tangan diatas kepala

(48)

• Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat • Kembalikan ke posisi semula

c. Latihan III

• Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas • Kembalikan ke posisi semula

d. Latihan IV

• Tekuk siku yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat • Luruskan siku kemudian angkat ketas

• Letakan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur. e. Latihan V

• Pegang pergelangan tangan yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat angkat keatas dada

• Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar f. Latihan VI

• Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan

• Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat g. Latihan VII

• Letakan kaki yang seht dibawah yang kontraktur

• Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang kontraktur

• Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.

h. Latihan VIII

• Angkat kaki yang kontraktur mengunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm

• Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi

(49)

• Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan tangan Satu

• Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien • Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arifiyanto, Dafid. (2008). Range Of Motion. Diambil pada tanggal 27 September 2010 dari: http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/02/range-of-motion.html

(51)

INSTRUMEN SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RA5

1. MAN I

a. Staffing

1) Berapa jumlah seluruh tenaga perawat di RA5? 2) Bagaimana jenjang pendidikannya?

3) Berapa lama masa kerjanya?

4) Bagaimana proses rekrutmen pegawai di RA5? 5) Apakah ada tenaga honorer di RA5?

6) Bagaimana proses seleksi yang dilakukan untuk menempatkan pegawai honorer di RA5?

7) Apa kriteria pegawai yang akan ditempatkan di ruangan RA5?

8) Bagaimana cara mengorientasikan dan berapa lama mengorientasikan pegawai baru?

9) Pernahkah staf mengikuti pelatihan khusus di bidang Keperawatan? 10)Bagaimana syarat/kriteria pegawai yang mendapatkan tugas belajar

ataupun pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu Keperawatan?

11)Apakah ada subsidi yang diberikan rumah sakit/pemerintah untuk peningkatan pendidikan staf di RA5?

12)Berapa perbandingan jumlah pasien dengan tenaga perawat di RA5?

b. Directing

1) Berapa kali kepala ruangan mengikuti pelatihan tentang manajemen keperawatan?

2) Berapa kali kepala ruangan merencanakan pertemuan dengan staff? 3) Bagaimana kepala ruangan merencanakan peningkatan SDM staf di

RA5?

(52)

1) Adakah sistem penilaian terhadap kinerja perawat di RA5, bagaimana pelaksanaanya?

2) Berapa kali dilakukan penilaian terhadap kinerja tersebut? 3) Siapa yang melakukan penilaian?

2. METODE

a. Planning

1) Apakah di RA5 mempunyai Visi, Misi serta Motto Keperawatan? 2) Apakah di RA5 mempunyai standar asuhan keperawatan ? Bagaimana

Pelaksanaannya?

b. Organizing

1) Bagaimana gambaran struktur organisasi di RA5? 2) Apakah metode penugasan yang digunakan di RA5?

3) Apakah alasan penggunaan metode penugasan keperawatan tersebut? 4) Ketetapan apa yang digunakan dalam penentuan Ka Tim dan perawat

pelaksana?

5) Bagaimana deskripsi kerja karu, katim dan perawat pelaksana? 6) Bagaimana sistem pendelegasian tugas yang dilakukan di RA5? 7) Bagaimana cara karu atau katim dalam mendelegasikan tugasnya? 8) Jika karu/katim berhalangan, kepada siapa dilimpahkan wewenang dan

tanggung jawab untuk melaksanakan tugas keperawatan?

c. Staffing

1) Bagaimana cara menyusun jam dinas pegawai di RA5?

2) Berapa jumlah jam kerja per minggu dan hari kerja per bulan pada satu orang staf?

3) Bagaimana pengaturan jadwal untuk staf yang izin/cuti, hari libur dan tugas belajar?

(53)

d. Directing

1) Bagaimana gaya kepemimpinan Karu di Ruangan RA5? 2) Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?

e. Controlling

1) Bagaimana fungsi pengendalian mutu (GKM) di RA5, apakah berjalan atau tidak?

2) Kapan saja kepala ruangan melakukan supervisi? 3) Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di RA5?

3. MATERIAL

a. Planning

Bagaimana kelengkapan logistik di RA5?

b. Controlling

1) Adakah analisa terhadap penggunaan sarana pada pasien dengan masalah khusus yang membutuhkan perhatian serius di RA5?

Jika ada, jelaskan bagaimana!

Jika tidak ada, jelaskan kenapa!

4. MONEY

(54)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Siswa dapat menceritakan nama istri yang mendampingi Rasulullah waktu wafat.  Siswa dapat Mengamalkan nilai nilai kesalehan

Secara terminologi, tafsir Isyāri, menurut al-Shābūnī, adalah takwil al-Qur’an yang berbeda dengan lahirnya lafaz atau ayat, karena untuk isyarah-isyarah yang sangat rahasia, yang

Hubungan antara "pelayanan dengan usia", pada umur produktif (17 – 35 tahun) terlihat cenderung memilih angkuran umum kereta api karena tingkat

Di sisi lain, orang tua perlu mengusahakan agar anak memiliki kesan positif terhadap disiplin, memberikan kesempatan kepada anak mendisiplin diri, siswa perlu

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH..

penting dalam hal memberikan informasi suatu keterbentukan dan proses dari.. pada situs atau pun aspek geologi yang akan dijelaskan, hal ini dikarenakan. dalam penyampainya

Penelitian siklisasi lateks karet alam dengan katalis asam sulfat ini dilakukan untuk mengetahui kinetika reaksi siklisasi lateks karet alam dan nilai konstanta