• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan di Klinik Bersalin Wilayah Kerja Puskesmas Delitua Tahun 2013"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia

subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat di tunggu oleh setiap

pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang akan

sangat membahagiakan setiap keluarga. Namun mendekati proses persalinan berbagai

perasaan timbul dalam hati para ibu hamil. Bayangan rasa nyeri pada saat melahirkan

seringkali menghantui ibu hamil menjelang persalinan. Bagi ibu hamil, persalinan

mungkin menjadi saat yang mendebarkan. Ada rasa gembira karena bakal melahirkan

bayi, namun dibalik itu ada rasa takut bila mengingat rasa sakit, mulas dan nyeri yang

bakal menyertainya. Saat ini timbul trend/kecendrungan para wanita muda lebih memilih persalinan secara operasi Sectio Caesarea demi menghindari nyeri saat melahirkan pervaginam (Maryunani, 2010).

Menurut Perry dan Potter (2010) yang mengutip pendapat Davis (2002)

bahwa pengalaman nyeri merupakan suatu hal yang kompleks, mencakup aspek fisik,

emosional dan kognitif. Nyeri adalah suatu hal yang bersifat subjektif dan personal.

Stimulus terhadap timbulnya nyeri merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan/atau

mental yang terjadi secara alami. Nyeri merupakan suatu pengalaman yang

melelahkan dan membutuhkan energi. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal

(2)

Menurut Kastubi dkk (2011) yang mengutip Yuliatun (2008) bahwa nyeri

persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat stimulasi saraf

sensorik. Pada kala I persalinan, nyeri disebabkan akibat adanya kontraksi uterus

yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia pada uterus. Nyeri

kala I merupakan nyeri viseral yang dirasakan ibu pada bagian bawah abdomen yang

menyebar ke daerah lumbal, punggung dan paha. Rasa nyeri dipersepsikan oleh ibu

bersalin akibat respon psikis dan reflek fisik. Nyeri persalinan terdiri dari komponen

fisiologis dan psikologis. Rasa nyeri persalinan bersifat personal, setiap orang

mempersepsikan rasa nyeri berbeda terhadap stimulus yang sama tergantung ambang

nyeri yang dimilikinya.

Nyeri persalinan merupakan perhatian utama bagi setiap wanita hamil karena

jika nyeri tidak teratasi akan ada dampak pada proses persalinan. Nyeri persalinan

dapat memengaruhi karakteristik klinis seorang ibu diantaranya curah jantung,

tekanan darah, laju pernapasan, konsumsi oksigen dan tingkat katekolamin, yang

semuanya dapat membahayakan baik bagi ibu dan bayi. Nyeri persalinan dapat

mengakibatkan hilangnya kontrol emosi yang mengarah ke gangguan mood. Nyeri

persalinan juga disertai oleh rasa takut, yang terkait dengan lambatnya proses

persalinan yang menyebabkan tingginya angka operasi caesar (Taghinejad dan

Delpisheh, 2010).

Menurut Charlton (2005) bahwa nyeri persalinan dapat mengakibatkan

terjadinya hiperventilasi yang menyebabkan hipokapnia dan asidosis pernafasan,

(3)

sehingga akan semakin bermasalah pada ibu yang penyakit jantung dan pre-eklamsia,

meningkatkan sekresi katekolamin dengan risiko penyempitan uteroplasenta serta

dapat memengaruhi kerja lambung, nyeri yang berkepanjangan dapat mengakibatkan

terjadinya stress emosional.

Menurut Varney (2001) bahwa kecemasan yang timbul dapat disebabkan

karena dua faktor yaitu antara kesenangan dan rasa nyeri yang sedang dirasakan.

Salah satu bentuk kecemasannya adalah berupa ansietas primer yang timbul karena

trauma kelahiran (birth trauma), dimana merupakan dasar bagi timbulnya neurotic anxiety. Salah satu bentuknya adalah free-floating anxiety yaitu suatu keadaan cemas dimana individu selalu menantikan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi.

Akibatnya ibu akan selalu berada dalam keadaan cemas karena takut menghadapi

akibat yang buruk dalam situasi yang tidak menentu. Proses persalinan yang nyaman

merupakan salah satu pelayanan kesehatan reproduksi dalam ruang lingkup kesehatan

reproduksi. Ibu bersalin merupakan pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi

pada wanita dengan memperhatikan hak–hak reproduksi perorangan (Kumalasari dan

Andhyantoro, 2012)

Menurut defenisi dari International Association of Pain, nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan memengaruhi mental emosional

seseorang yang disertai dengan kerusakan jaringan, salah satu sakit yang paling berat

dialami oleh manusia adalah nyeri persalinan. Selama persalinan, rasa sakit yang

berlebihan menyebabkan ketakutan dan kecemasan. Ini merangsang sistem saraf

(4)

meningkatnya tekanan darah. Hal ini akan lebih memperberat rasa sakit, dan

berpotensi memperpanjang proses persalinan, sehingga mengakibatkan pengalaman

yang sangat tidak menyenangkan dari kelahiran bayi. Selain itu, dapat mengakibatkan

terjadinya komplikasi pada janin meliputi posisi janin, gangguan sirkulasi oksigen ke

janin, APGAR skor rendah dan akhirnya dapat menyebabkan kematian ibu (Dolatian

dkk, 2011).

Kematian ibu diperkirakan 287.000 terjadi di seluruh dunia pada tahun 2010,

ini berarti bahwa setiap hari sekitar 800 ibu meninggal dunia yang berhubungan

dengan kehamilan dan persalinan. Di Sub Sahara Afrika Angka Kematian Ibu (AKI)

500/100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan AKI 188/100.000 kelahiran hidup dan

tahun 2008 di Negara – Negara ASEAN Angka Kematian Ibu di Singapura 9/100.000

kelahiran hidup, Malaysia 31/100.000 kelahiran hidup, Thailand 48/100.000 hidup,

Vietnam 56/100.000 hidup, Filipina 94/100.000 kelahiran hidup, Brunai Darussalam

21/100.000 kelahiran hidup, Myanmar 240/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2010).

Angka Kematian Ibu di Indonesia lebih tinggi dibandingkan Negara-Negara ASEAN

lainnya (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan data SDKI tahun 2007 bahwa angka kematian ibu di Indonesia

sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian sejumlah 11.534 orang,

50 % terjadi di lima Provinsi yaitu Jawa Barat sebesar 19,8%, Jawa Tengah sebesar

15,3%, Nusa Tenggara Timur sebesar 5,6%, Banten 4,7% dan Jawa Timur 4,3%,

sementara di Sumatera Utara mencapai 3.6%, Kalimantan Barat 3,1%, Sulawesi

(5)

Kalimantan Selatan 2,8%, Aceh 2,5 %, Sumatera Selatan 2,4%, Riau 2,2%, Jambi

1,9%, Maluku 1,9%, Sumatera Barat 1,7%, Sulawesi Utara 1,7 %, Sulawesi Selatan

1,7%, Papua Barat 1,2%, Kalimantan Tengah 1,1%, Sulawesi Barat 1,1%,

Yogyakarta 1,1%, Gorontalo 1,1%, Bangka Belitung 1,1%, Kepulauan Riau 1,1%,

Bali 0,9%, Bengkulu 0,9% dan Jakarta 0,6% (Hernawati, 2011).

Jumlah ibu bersalin di Indonesia tahun 2010 sebesar 4.830.609 orang

(Kemenkes RI, 2011), di Sumatera Utara tahun 2010 sejumlah 302.212 orang (Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2011) dan di Kabupaten Deli Serdang jumlah ibu

bersalin tahun 2010 mencapai 36.802 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten Deli

Serdang, 2011). Menurut Ratnawati dkk (2011) dari 32 ibu bersalin kala I fase aktif,

sebagian besar (59,37%) mengalami nyeri persalinan berat. Hal ini sesuai dengan

teori Mander (2003) menyebutkan bahwa nyeri yang paling dominan dirasakan pada

saat persalinan yaitu selama kala I persalinan. Secara fisiologi nyeri persalinan mulai

timbul pada persalinan kala I fase laten dan fase aktif, timbulnya nyeri disebabkan

oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks.

Dengan semakin bertambahnya volume dan frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang

dirasakan akan bertambah kuat dan puncak nyeri terjadi pada fase aktif.

Menurut Afifah dkk (2010) yang mengutip pendapat Bobak (2000) bahwa

pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat memengaruhi respon ibu terhadap

nyeri. Bagi ibu primigravida belum mempunyai pengalaman melahirkan

dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang pertama kali melahirkan akan merasa stres

(6)

pengalaman melahirkan sehingga mampu merespon rasa nyeri tersebut. Ibu yang

melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama

secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman.

Menurut Hasyim dkk (2012) berdasarkan penelitian yang di lakukan di Pakistan

bahwa risiko terjadinya kematian ibu lebih berisiko pada ibu primigravida di

bandingkan pada ibu multigravida.

Menurut penelitian Olayemi (2011) di Inggris mengatakan bahwa Semua

wanita mengalami nyeri selama persalinan hal ini merupakam fisiologis yang

disebabkan oleh adanya kontraksi otot-otot rahim dan pelepasan beberapa

neurotransmiter sinyal nyeri. Menurut Taghinejad dan Delpisheh (2010) di Amerika

Serikat, 63% dari wanita yang melahirkan menggunakan analgesic epidural untuk mengurangi rasa nyeri saat bersalin, 60 % primigravida dan 40 % multigravida

mengalami nyeri hebat pada fase aktif persalinan, nyeri persalinan pada ibu bersalin

menjadi perhatian lebih karena kegagalan dalam mengurangi rasa nyeri persalinan

mengakibatkan adanya dampak pada proses persalinan.

Menurut Norwitz dalam Ratnawati (2011) nyeri yang terjadi pada kala I

persalinan diakibatkan oleh dilatasi serviks dan kontraksi uterus (iskemia

miometrium). Sensasi nyeri yang dirasakan oleh ibu menjalar dari bagian bawah

abdomen tepatnya di uterus melewati saraf aferen viseral (simpatik) dan menyebar ke

daerah lumbal, punggung, dan paha. Nyeri tersebut dirasakan ibu saat kontraksi dan

(7)

Menurut Dewi dan Indarwati (2010) dalam penelitian Suhaila (2011) bahwa

salah satu alasan dilakukan operasi seksio sesarea yang dilakukan tanpa pertimbangan

dari segi medis di antaranya karena permintaan pasien. Tidak sedikit kasus yang

ditemui di rumah sakit tentang seorang ibu yang tidak ingin merasakan sakit sewaktu

melahirkan secara normal akibat kontraksi rahim, biasanya tanpa pertimbangan,

mereka meminta untuk dilakukan seksio sesarea agar ibu tidak merasakan sakit pada

saat melahirkan bayinya.

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010

tercatat bahwa jumlah persalinan melalui bedah caesarea secara nasional berjumlah kurang lebih 15,3% dari jumlah total persalinan. Secara umum di Indonesia, jumlah

persalinan caesarea di Rumah Sakit Negeri 25% dari total persalinan, sedangkan di Rumah Sakit Swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30 – 80% dari total

persalinan. Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan termasuk rumah sakit negeri

milik pemerintah. Selama tahun 2008 tercatat terdapat 1826 persalinan baik yang

termasuk persalinan normal maupun secara sectio caesarea. Pada bulan Maret 2008, terdapat 106 ibu yang bersalin baik normal maupun Sectio Caesarea. Sekitar 75% dari 106 persalinan tersebut dilakukan secara normal (per vaginam), 20% lainnya

dilakukan dengan cara sectio caesarea dengan indikasi dan 5% sisanya dilakukan melalui sectio caesarea atas permintaan ibu hamil sendiri (Heryanti dan Dara, 2009)

Indikasi persalinan seksio sesarea di rumah sakit pemerintah dan rumah sakit

swasta di kota Medan menurut penelitian Sitorus (2007) bahwa di rumah sakit

(8)

sedangkan di rumah sakit swasta indikasi medis 30,7 % dan indikasi non medis

mencapai 70,9% dan menurut penelitian Salfariani (2012) bahwa faktor – faktor yang

memengaruhi ibu memilih persalinan seksio sesarea tanpa indikasi medis yaitu

kesepakatan suami istri 86,4%, pengetahuan 81,8%, faktor sosial 72,7%, kepercayaan

54,5%, faktor ekonomi 36,4%, pekerjaan (18,2%) dan kecemasan akan nyeri

persalinan (59,1%).

Menurut Judha dkk (2012) bahwa faktor-faktor yang memengaruhi respon

terhadap persepsi nyeri adalah budaya, kecemasan, pengalaman persalinan, dukungan

keluarga (support System) dan persiapan persalinan. Banyak metode yang di lakukan untuk mengurangi rasa nyeri, yang di bagi dalam dua kelompok utama yaitu metode

farmakologis dan non farmakologis, metode yang menggunakan obat analgesik untuk

menurunkan nyeri pada ibu bersalin secara umum dapat melewati plasenta, hal ini

mempunyai efek pada ibu maupun janin, sistem pernafasan janin menjadi lemah. Hal

yang paling penting untuk menghilangkan rasa sakit yaitu mudah untuk di lakukan,

nyaman dan mampu memelihara kesejahtraan janin, metode non farmakologi dapat

memenuhi kriteria tersebut (Dolatian dkk, 2011).

Menurut Mander (2003) penurunan nyeri persalinan dapat menggunakan

metode farmakologis yaitu dengan menggunakan obat – obatan seperti Analgesia

inhalasi dan opioid sedangkan metode non farmakologis meliputi relaksasi,

hipnoterapi, imajinasi, umpan balik biologis, psikoprofilaksis, masase, sentuhan

(9)

Selanjutnya menurut Kemper dan Danhauser (2005) dalam penelitian Dewi

(2009) menjelaskan mengenai manfaat musik, musik selain dapat meningkatkan

kesehatan seseorang juga dapat meringankan dari rasa sakit, perasaan – perasaan dan

pikiran yang kurang menyenangkan serta membantu untuk mengurangi rasa cemas.

Melalui terapi musik dapat mengurangi kecemasan dan sensasi nyeri. Relaksasi

adalah salah satu efek psikologis dari terapi musik yang dapat menurunkan denyut

jantung, laju pernapasan dan metabolisme (Taghinejad dan Delpisheh, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fulton (2005) dalam penelitian Husna

(2010) bahwa pada wanita yang mengalami nyeri persalinan kala I fase aktif

menunjukkan bahwa terjadi penurunan persepsi nyeri yang signifikan dengan

menggunakan musik sebagai terapi dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan

terapi musik, terapi musik juga merupakan salah satu tehnik efektif bagi wanita yang

mengalami gangguan koping dengan masalah nyeri.

Menurut Kustiningsih dan Hartati (2008) yang mengutip pendapat Nurseha

dan Djaafar (2002) menyatakan bahwa musik klasik mempunyai fungsi menenangkan

pikiran dan katarsis emosi, serta dapat mengoptimalkan tempo, ritme, melodi dan

harmoni yang teratur dan dapat menghasilkan gelombang alfa serta gelombang beta

dalam gendang telinga sehingga memberikan ketenangan yang membuat otak siap

menerima masukan baru, efek rileks dan menidurkan. Selain itu musik klasik

berfungsi mengatur hormon–hormon yang berhubungan dengan stress antara lain

ACTH, prolaktin dan hormon pertumbuhan serta dapat menaikkan kadar endorphin

(10)

Endorfin merupakan substansi seperti morfin yang di produksi oleh tubuh

(termasuk zat kimia endogen) dan mempunyai konsentrasi kuat dalam sistem syaraf.

Endorfin ini berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri dengan memblok

transmisi impuls dalam otak dan medulla spinalis. Sel-sel inhibitori dalam karnu

dorsalis medulla spinalis menghasilkan endorphin yang akan menghambat transmisi

nyeri dan efektifitasnya bisa dipengaruhi oleh distraksi menurut Brunner dan Suddart

(2002) dalam Kustiningsih dan Hartati (2008).

Menurut Alatas (2007) dalam penelitian Hermawati (2009) dikatakan bahwa

salah satu jenis musik yang dapat untuk menurunkan rasa nyeri adalah jenis musik

klasik. Musik klasik dipromosikan sebagai sebuah produk seni yang tidak sekedar

untuk menghibur (ertertaining effect), tapi juga mempunyai efek menunjang belajar

(learning-support effect) serta efek memperkaya pikiran (encriching-mind effect),

berbagai penelitian menemukan fakta bahwa musik Mozart berefek sangat positif

bagi kesehatan manusia, sebenarnya bukan hanya musik Mozart saja yang

mempunyai efek mengagumkan tetapi semua musik yang berirama lembut serta

mampu menenangkan suasana juga diidentifikasi memiliki efek Mozart.

Puskesmas Delitua terletak di Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang,

jumlah klinik Swasta di wilayah kerja puskesmas ada 6 Klinik Bersalin dan 5 Rumah

Sakit Swasta. Berdasarkan data di Puskesmas Delitua jumlah Kunjungan K4 dari

Bulan Januari s/d Desember tahun 2012 sebanyak 896 ibu hamil dan jumlah ibu

bersalin normal sebanyak 602 orang. Setelah dilakukan observasi di Klinik Bersalin

(11)

sebanyak 602 orang dan yang dirujuk ke Rumah Sakit sejumlah 287 orang, karna

bersalin dengan tindakan seksio sesaria, dari 287 yang dirujuk 89 orang (31%)

dengan indikasi sosial (ibu melakukan seksio sesarea bukan karena indikasi medis

melainkan permintaan sendiri karena tidak tahan merasakan nyeri yang dialami pada

kala I fase aktif persalinan).

Nyeri persalinan dapat diatasi dengan metode farmakologis dan non

farmakologis, metode yang menggunakan obat analgesik (farmakologis) untuk

menurunkan nyeri pada ibu bersalin secara umum dapat melewati plasenta, hal ini

mempunyai efek pada ibu maupun janin sehingga metode non farmakologis lebih

aman dilakukan pada ibu bersalin karena metode non farmakologis tidak mempunyai

efek pada ibu maupun pada janin, metode ini mempunyai efek fisiologis dan mampu

mengatur hormon-hormon yang dapat menaikkan kadar endorphin untuk mengurangi

rasa nyeri. Terapi musik merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin karena terapi musik dapat mengatur hormon

ACTH, prolaktin dan hormon lainnya untuk menaikkan kadar endorphin yang dapat

menghambat transmisi nyeri. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan

penelitian dengan judul pengaruh terapi musik klasik terhadap intensitas nyeri pada

ibu primigravida kala I fase aktif persalinan di Klinik Bersalin swasta wilayah kerja

(12)

1.2 Permasalahan

1.1.1. Masih banyak ibu bersalin yang merasa takut untuk bersalin normal, hal ini di

sebabkan bahwa rasa takut dan cemas terhadap nyeri persalinan sehingga ibu bersalin

tidak merasa nyaman, saat ini timbul trend/kecendrungan para wanita muda lebih

memilih persalinan secara sectio sesaria demi menghindari rasa nyeri persalinan,

maka berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan diteliti adalah

“Apakah ada pengaruh terapi musik klasik terhadap intensitas nyeri pada ibu

primigravida kala I fase aktif persalinan di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja

Puskesmas Delitua tahun 2013?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik

terhadap intensitas nyeri pada ibu primigravida kala I fase aktif persalinan di Klinik

Bersalin Swasta Wilayah Kerja Puskesmas Delitua tahun 2013.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh terapi musik klasik terhadap intensitas nyeri pada ibu

primigravida kala I fase aktif persalinan di Klinik Bersalin Swasta Wilayah Kerja

(13)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi bidan, penelitian ini diharapkan sebagai salah satu altenatif terapi yang

dapat di lakukan dan di terapkan oleh bidan dalam pelayanan kesehatan untuk

mengurangi terjadinya nyeri persalinan.

2. Bagi peneliti lainnya penelitian ini sebagai bahan masukan bagi penelitian

selanjutnya dan sebagai bahan pembanding untuk pengembangan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian tanpa menggunakan motor DC dan menggunakan motor DC tidak terjadi kebocoran tegangan yang ditunjukkan pada nilai PWM 0 dengan nilai besaran tegangan

Sehingga strategi untuk meningkatkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 37 Purworejo adalah memanfaatkan dukungan pemerintah dan masyarakat dalam

a) Masing-masing soal bagian pertama bernilai 1 (satu) angka. b) Beberapa pertanyaan dapat memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Anda diminta memberikan jawaban yang

Suprabakti Mandiri terkait dengan citra merek dan keputusan pembelian dalam keputusan konsumen untuk membeli ulang produk belt cleaner martin sehingga dapat menjadi pedoman

Dalam acara ngurisang, naskah yang dibacakan bisa takepan lndariaya, sedangkan dalam acara pernikahan dapat dibacakan naskah Dewi Rengganis.. Takepan lndariaya berisi

Schematic diagram of operant conditioning match-to-sample task of the experiment in baseline (a) and test trials (b). First, we showed sample stimulus to subject; after that, we

Hasil penelitian diperoleh 7 famili dan 46 jenis jamur Badisiomycetes di hutan alam desa Bawan, jamur yang dominan adalah Ganoderma sp dari famili Ganodermataceae

Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk ROE sebesar 0,392 yang artinya ROE berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham dengan nilai