• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis distribusi suhu aliran udara Rh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis distribusi suhu aliran udara Rh"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

International Energy Conference

. Seoul, October 18-22, 1993.

Abdullah K. 1995. Optimasi Dalam Perencanaan Alat Pengering Hasil Pertanian

Dengan Energi Surya. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing. Direktorat

Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Kontrak No. 039/P4M/DPPM/PHB/95.

Abdullah K. 1998.

Greenhouse Effect Solar Dyer for Coffe and Cocoa beans.

Final Report. University Research for Graduate Education. Contract No.

032/HTPP-II/URGE/1996. Directorate General of Higher Education,

Indonesia.

[Anonim]. 1994. ASAE Standard. USA.

[Anonim]. 1998. SNI 01-4483-1998 Jagung Bahan Baku Pakan. Jakarta: BSN.

[Anonim]. 2003. SNI 01-6944-2003 Benih Jagung Hibrida. Jakarta: BSN.

Bala BK. 1997.

Drying and Storage of Cereal Grains.

New Delhi : Oxford & IBH

Publishing Co. Pvt. Ltd.

Brooker DB, Bakker-Arkema FW, Hall CW. 1974.

Drying Cereal Grain

.

Connecticut : The AVI Publishing Company Inc. Wesport.

Brooker DB, Bakker-Arkema FW, Hall CW. 1992.

Drying and Storage of Grains

and Oilseeds

. New York: An Avi Book, Van Nostrand Reinhold.

Cengel YA. 2003.

Heat Transfer

. New York : Mc.Graw-Hill,Inc.

Chikubu S. 1974. Characteristic of Japanese Rice and Storage Principle of Brown

Rice. National Food Research Institut, Ministry of Agriculture and Forestry.

Fiscal.

Devahastin S. 2000. Panduan Praktis Mujumdar untuk Pengeringan Industrial.

Tambunan AH, Wulandani D, Hartulistiyoso E, Nelwan LO, Penerjemah.

Bogor : IPB Press. Terjemahan dari:

Handbook of Industrial Drying 2

nd

Edition.

Dharmaputra O, Retnowati S, Sunjaya, Ambarwati S. 1993. Populasi

A.flavus

dan

kandungan

aflatoksin

pada jagung ditingkat petani dan pedagang di Propinsi

Lampung. Yogyakarta: Makalah Kongres Nasional XII dan Seminar Ilmiah

Perhimpunan Fitopatologi Indonesia.

(2)

Garraway MO, Evans QC. 1984.

Fungal Nutritions and Physiology

. New York:

John Wiley and Sons Inc.

Hall C.W. 1970.

Handling and Storage Food Grain in Tropical and Subtropical

Areas

. Roma: FAO.

Hall CW, Davis DC. 1979.

Processing Equipment for Agricultural Product.

Connecticut: The AVI Publishing Company,Inc. Westport.

Hall CW. 1980.

Drying and Storage of Agricultural Crops

. Connecticut: The AVI

Publishing Company,Inc. Westport.

Harlos LS, Jeon YW, Bockhop CW. 1983. Design and performance of

multipurpose dryer using non-conventional energy sources. Manila:

Agricultural Engineering Departement. IRRI.

Hartono. 1978. Teknologi Lepas Panen Jagung dan Palawija Serupa Lainnya.

Jakarta: Lokakarya jagung, Bulog.

Henderson SM, Perry RL. 1976.

Agricultural Process Engineering

. 3

rd

Edition.

Conecticut: The AVI Publishing Company, Inc. Wesport.

Holman JP. 1995. Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga.

Jeon WY, Harlos LS, Bockhop CW.1983. Evaluation of a multipurpose dryer

using non-conventional energy sources. Manila: Agricultural Engineering

Departement. IRRI.

Kim KS, Shin MG, Kim BC, Thim JH, Cheigh HS, Muhlbauer W, Kwon TW.

1989. An Ambient-air In-Storage Paddy Drying System for Korean Farm.

Agricultural Machanization in Asia, Africa and Latin America., 20:2.

Komar N. 1988. Mempelajari Sistem Lumbung Pengering Gabah Bahan Bakar

Sekam [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Koto HA. 1984. Simulasi Penyimpanan Gabah dalam Silo Besi Kedap Udara

[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kristanto A. 2007. Teknologi Pascapanen untuk Peningkatan Mutu Jagung.

http://www.tanindo.co.id/abdi11/hal0901.hmt. [30 Januari 2007].

Manalu LP. 1999. Pengering Energi Surya dengan Pengaduk Mekanis untuk

Pengeringan Kakao[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor.

(3)

Napitupulu VM. 1993. Rancangan dan Uji Kinerja Kipas Untuk Pengeringan

[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nelwan LO. 2005. Study on Solar Assisted Dryer with Rotating Rack for Cocoa

Beans [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nelwan LO. 1997. Pengering Kakao dengan Energi Surya Menggunakan Rak

Pengering dengan Kolektor Tipe Efek Rumah Kaca [tesis]. Bogor: Program

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nugroho E. 1986. Simulasi Pengeringan Gabah [skripsi]. Bogor: Fateta IPB.

Soemangat, Syarief AM, Subekti D, Purwadaria HK. 1987. Studies on the

implementation of the pit dryer at the village level in Yogyakarta, Indonesia.

Bangkok: Asean Seminar on Grain Post Harvest Technology.

Soemartono. 1968.

Teknik Pengolahan Padi

. Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Soesarsono W. 1977.

Teknik Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Panen

. Bogor:

Departemen Teknologi Hasil Petanian Fatemeta IPB.

Suseno H. 1974.

Fisiologi Tumbuhan

. Bogor: Departemen Botani Faperta IPB.

Thahir R, Sudaryono, Soemardi, Soeharmadi. 1988.

Teknologi Pascapanen

Jagung

. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Versteeg HK, Malalasekera W. 1995.

An introduction to computational fluid

dynamic. The finite volume methode

. Malaysia: Longman Sc & Technical.

Widodo TW, Harjono, Tokumoto O, Matsumoto. 1994. Hasil Analisis Teknis dan

Ekonomis Proses Pengeringan Padi dengan Menggunakan “DS System”.

Enjiniring Pertanian 1:1-12.

Wijandi S. 1988.

Teknologi Penyimpanan Komoditas Pertanian

. Bogor: Fatemeta

Institut Pertanian Bogor.

Wilcke WF, Morey RV, Hansen DJ. 1993. Reducing Energy Use for

Ambient-air Corn Drying.

Applied Engineering in Agriculture

9:2.

William PC. 1991.

Storage of Grain and Seeds

. London: CRC Press Inc.

(4)
(5)

Lampiran 1 S

Sistem Pengerin

ng ERK-

Hybrid

d

dan

In-Store D

Dryer

Terintegrassi

utlet udara ISD

pas ISD

opper bahan bakar otor dan screw feede

(6)

L

(7)

L

(8)

L

Lampiran 4 Susunan pip

pa-pipa peny

yalur udara d

dalam ISD

(9)
(10)
(11)
(12)

Lampiran 7 Asumsi, kondisi awal dan kondisi batas yang digunakan pada

simulasi CFD

Asumsi

1.

Udara tidak termanpatkan (

incompressible

),

ρ

konstan.

2.

Panas jenis, konduktivitas dan viskositas udara konstan (bilangan Prandtl

udara konstan).

3.

Udara bergerak dalam kondisi

steady

4.

Udara lingkungan dianggap konstan selama simulasi, yaitu pada 34

o

C.

5.

Kecepatan udara pada kipas dianggap konstan.

6.

Aliran udara dalam ISD dengan bukaan yang sangat lebar dianggap sebagai

aliran udara di atas bidang datar (sepanjang bidang datar) dan laminer apabila

nilai bilangan

Reynolds

kurang dari 500 000 (Cengel, 2003).

Perhitungan udara laminer:

Sifat thermofisik udara yang digunakan dalam model simulasi CFD adalah:

Suhu

inlet

: 34

o

C

Suhu

outlet

: 34

o

C

Suhu fluida operasi : (34+34)/2 = 34

o

C --- > = 307.15 K

Diameter spesifik = 2.5 m

Sifat Simbol

Nilai

Satuan

Massa jenis

ρ

1.225

kg/m

3

Panas jenis

Cp

1.0057

kJ/kg

o

C

Konduktivitas panas

k

0.02624

W/m.K

Visikositas dinamik

μ

1.7894 x 10

-5

kg/m.s

Bilangan Prandtl

Pr

0.71 -

Bilangan Reynold (Re) :

.

.

.

.

x

.

(13)

Lampiran 7

(lanjutan)

Kondisi Awal :

Untuk kedua simulasi, menggunakan kondisi awal sebagai berikut:

1.

Kecepatan aliran udara awal pada semua koordinat (x,y dan z) = 0 m/detik.

2.

Suhu dinding = suhu lingkungan

3.

Tekanan udara 1 atm = 101.325 kPa

Kondisi Batas :

1.

Inlet sekaligus kipas dianggap sebagai

velocity inlet

dengan kecepatan

udara masuk 8.2 m/detik (Hasil pengukuran).

2.

Outlet dianggap sebagai

outflow

dengan ratio bukaan 1.

3.

Dinding bersifat adiabatis (tidak ada pertukaran panas)

4.

Ketebalan dinding 0.002 m

5.

Dinding dan seluruh pipa penyalur udara terbuat dari alumanium (plat

esser) dengan propertis (Holman 1995):

Density (

ρ

)

: 2719 kg/m3

Specific Heat (Cp) :871 j/kg-k

Thermal Conductivity (k) : 202.4 w/m-k

6.

Porositas lantai dan pipa-pipa penyalur udara adalah 40%, dalam simulasi

ditetapkan sebagai

porous jump,

dengan parameter input:

a.

Permeabilitas permukaan (

α

) dihitung dengan persamaan (FLUENT

ver.6.1):

.

.

.

.

(14)

Lampiran 8 Algoritma simulasi pengeringan tumpukan tebal

Masukkan data kadar air awal, suhu jagung, suhu udara, kelembaban mutlak udara, laju massa udara,

tebal tumpukan, total waktu simulasi

Hitung tekanan uap udara Loop lapisan

Hitung RH udara Loop waktu Hitung kadar air keseimbangan

Hitung panas laten penguapan jagung

Hitung suhu jagung

Hitung kadar air jagung

Hitung kelembaban mutlak udara

Hitung kadar air rata-rata

Waktu tercapai ?

Total Kedalaman tercapai ?

Cetak hasil perhitungan: kadar air, suhu udara,kelembaban mutlak, RH

Mulai

Selesai ya

tdk ya

(15)

Lampiran 9 Parameter yang digunakan dalam simulasi pengeringan tumpukan

Parameter Simbol

Nilai

Satuan

Sumber

Panas jenis biji

jagung

C

pg

1.527

kJ/kg K

Bala 1997

Tekanan atmosfer

P

atm

101.325 kPa

Bala

1997

Laju udara

Ga

12.7 kg/mnt-m

2

Pengukuran

Koeffisien pindah

panas konveksi

h

cv

25.4433

G

1.3

kJ/mnt/m

3

/K Bala

1997

Panas laten penguapan jagung (

L

g

) dalam satuan kJ/kg, dihitung dengan

persamaan (Strohman&Yeoger 1967

dalam

Bala 1997):

.

exp

.

...(1)

Kelembaban mutlak (

H

) dalam satuan kg/kg didapatkan dengan persamaan

(Brooker 1974):

.

...(2)

Kelembaban relatif (

RH

) dalam satuan %, dihitung dengan persamaan

(Brooker 1974):

...(3)

Kadar air keseimbangan (

M

e

) dalam satuan % b.k, dihitung dengan

persamaan (Brooker

et al.

1992) :

. . .

.

...(4)

Persamaan empiris pengeringan untuk jagung

page equation

(Hal 1970; Van

Rest & Isaacs 1968

dalam

Bala 1997):

(16)

...(6)

ln

ln

...(7)

Persamaan ini adalah dari ekspresi persamaan garis :

...(8)

Dimana :

ln

ln

Jika persamaan (6) diplot pada pada sumbu x dan y, maka akan didapatkan

sebuah garis lurus dengan nilai positif slope

u

, selanjutnya jika data eksperimen

diplotkan dari persamaan (8) maka u dan k didapat dari grafik dengan menarik

garis lurus. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1 penentuan k dan u dari plot

Dalam persamaan yang digunakan,

u

adalah exponen yang nilainya

diberikan dengan persamaan (Bala 1997) :

.

.

.

.

...(9)

Slope = u

x

2

x

1

y

2

y

1

(17)

Lampiran 10 Kode program

Visual Basic

untuk simulasi pengeringan tumpukan

'Simulasi Model Persamaan Differensial Parsial

'untuk Pengeringan Biji-bijian Lapisan Tebal pada In-Store Dryer 'Oleh : Diswandi Nurba

'Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian - Sekolah Pasca Sarjana IPB '2008

Dim TG(260), MC(260), AT(260), HM(260), RH(260)

Private Sub Command1_Click() 'Input data

AC = Val(Text1.Text) GC = Val(Text2.Text) LC = Val(Text3.Text) WC = Val(Text4.Text) BD = Val(Text5.Text) AP = Val(Text6.Text) Z = Val(Text7.Text) LX = Val(Text8.Text) DT = Val(Text9.Text) DZ = Val(Text10.Text) RP = Val(Text11.Text)

EL = 0.01 'batas nilai max absolute selisih RH dg RH udara jenuh menju hitung Suhu Bijian

ESS = 0.01 'batas nilai max absolut selisih RH dgn RH udara jenuh menuju hitung delta KA

EX = 0.001 'batas min absolut selisih waktu iterasi dg waktu proses menuju waktu total

TN = Val(Text15.Text) MO = Val(Text16.Text) / 100 NNi = Val(Text20.Text) * 60 TAd = Val(Text21.Text) RXd = Val(Text22.Text) / 100 GAd = Val(Text23.Text)

'Process

TI = TN + 273.15 'SUB HITUNG TEKANAN UAP

PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI)) FileNumber = FreeFile()

Open "D:\Jagung Drying Result.txt" For Output As #FileNumber For NN = 1 To NNi

'suhu udara dan RH udara lingkungan TA = TAd: RX = RXd

TI = TA + 273.15

'Perhitungan tekanan uap dan Kelembaban

PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI)) H = (0.622 * RX * PS) / (AP - RX * PS)

HN = H T = T + DT

'Perhitungan Kadar Air Keseimbangan

MEQ = ((Log(1 - RX)) / ((-8.6541 * 10 ^ -5) * (TA + 49.81) * (100 ^ 1.8634))) ^ (1 / 1.8634)

(18)

AV = 0

'Perhitungan Heat Transfer Coeffisien pada tumpukan biji HT = 25.4433 * (GA ^ 1.3)

'Perhitungan Panas laten Penguapan bijian

(19)
(20)

baris = 2000 With Me.ListView1 .ListItems.Clear

.ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(MC(i) * 100, 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(AT(i), 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(HM(i), 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(RH(i) * 100, 5) Write #FileNumber, NN, i, MC(i), AT(i), HM(i), RH(i)

Private Sub Command2_Click() Text1.Text = ""

Me.ListView1.ListItems.Clear End Sub

Private Sub Command3_Click() End

End Sub

(21)

End Sub

Private Sub Command5_Click() Form4.Show

End Sub

Private Sub Command6_Click() 'Reset

Text15.Text = "" Text16.Text = "" Text17.Text = "" Text18.Text = "" Text19.Text = "" Text20.Text = "" Text21.Text = "" Text22.Text = "" Text23.Text = ""

(22)
(23)

Lampiran 12 Perhitungan

pressure drop

dan tekanan statis kipas

Tekanan statis pada ruang ISD (

plenum chamber

) diperlukan untuk

memaksa udara mengalir melewati lantai pengering dan massa jagung. Tekanan

statis merupakan gaya tegak lurus terhadap dinding saluran dan besarnya tidak

tergantung pada kecepatan aliran.

Penentuan besarnya tekanan statis meliputi:

a.

Tahanan dari massa jagung terhadap aliran udara

b.

Tahanan lantai berlubang terhadap aliran udara

c.

Penurunan tekanan pada saluran

d.

Penurunan tekanan karena perubahan luas penampang

e.

Pengaruh tekanan dinamis

Dari pengukuran didapatkan kecepatan aliran udara pada kipas

axial

yang

dipakai pada ISD sebesar 8.20 m/dtk, maka debit dapat dihitung :

.

Luas kipas dengan diameter 15 inchi adalah :

.

. .

.

Sehingga :

. .

. /

--- > 56.09 m

3

/menit --- > 1981.91 cfm

Bila aliran udara dialirkan melalui lapisan bijian (massa jagung), tahanan

dari aliran tersebut menurunkan tekanan (

pressure drop

) disebabkan oleh

kehilangan energi karena gesekan dan turbulensi aliran. Tahanan ini dapat diatasi

dengan menambah tekanan pada saluran masuk atau membuat kondisi hampa

udara pada saluran keluar.

Dengan persamaan (Hukill dan Shedd 1955

dalam

Brooker 1992) maka

dapat dihitung penurunan tekanan sebagai berikut:

... (2)

dimana :

(24)

Tabel 1 Tetapan untuk persamaan (2)

Biji-bijian Nilai

a

Nilai

b

Barley 0.00069

0.070

Oats 0.00080

0.074

Jagung pipil

0.00065

0.154

Kacang kedelai

0.00036

0.092

Gandum 0.00092

0.050

Sumber : Hukill dan Shedd (1955)

dalam

Brooker (1992)

Luas lantai ISD:

Lantai berbentuk lingkaran r = 1.25 m

. .

.

.

Dengan tebal lapisan jagung = 2.50 m = 8.20 ft, maka tahanan oleh lapisan jagung

adalah :

...

(3)

.

.

.

atau 978.09 Pa (0.98 kPa)

Udara yang dihembuskan ke dalam tumpukan biji juga melalui lantai dan

plat besi berlubang, maka terjadi penurunan tekanan setelah plat besi tersebut

terlewati, Brooker (1992) memberikan persamaan:

...

Dari pengukuran didapat pori lantai (

O

f

) = 40%

Dari Brooker (1992) Porositas tumpukan jagung (

ε

) = 43%

Sehingga tahanan lantai dapat dihitung:

.

.

.

.

(25)

...

dimana :

c

1

: tetapan pembesaran penampang

V: kecepatan sebelum memasuki perubahan penampang (fpm)

Luas permukaan kipas, diameter 15 inchi adalah

.

.

.

.

/

dari gambar bentuk saluran berikut (ASHRAE 1969

dalam

Brooker 1992) maka

c

1

= 1.00

Gambar 1. Bentuk saluran pada ISD

sehingga :

.

Maka tekanan total adalah penjumlahan dari ketiga tahanan tersebut:

.

.

.

.

Tekanan dinamis adalah tekanan yang hanya tergantung dari gesekan dan

kerapatan udara. Tekanan dinamis dapat dihitung dengan persamaan

...

dimana:

P

din

: tekanan dinamis (tekanan kecepatan) (in. air)

V

: kecepatan aliran udara (ft/menit)

.

Sehingga tekanan statis dihitung dengan persamaan :

...

.

.

.

(26)

Tekanan statis yang dibutuhkan untuk pengeringan jagung dengan

tumpukan setinggi 2.50 m (7500 kg) dalam ISD adalah 0.98 kPa atau 982.2 Pa.

Sehingga tekanan kipas

axial

sebesar 90 Pa masih kurang untuk melakukan

kerjanya. Namun penataan pipa saluran udara sebanyak 13 pipa yang

menyediakan ruang bebas untuk pergerakan udara dalam ISD dapat membantu

kinerja kipas

axial

tersebut.

Tabel 2 Faktor konversi (Brooker 1992)

Airflow

Area and Length

1 cfm

= 0.0283 m

3

/min 1

ft =

0.3048

m

1 cfm/bu

=

1.114 m

3

/min.t

1 in

=

0.0254 m

=

0.804

m

3

/m

3

.min 1

acre =

4046.87 m

2

1 cfm/cwt

=

0.6238 m

3

/min.t

=

0.404687 ha

1 cfm/ft

2

=

0.3048 m

3

/m

2

.min

1 ft

2

=

0.0929 m

2

1 cfm/ft

3

=

1 m

3

/m

3

.min 1

in.

2

=

6.452 cm

2

1 cfm/ton

=

0.0311 m

3

/min.t 1

mi =

1.6093 km

1 lb/hr ft

2

=

4.883 kg/hr.m

2

Volume

1 ft

3

/hr =

0.472 x 10

-3

m

3

/min 1

ft

3

=

0.02832

m

3

Pressure 1

gal

(U.S)

=

0.00379 m

3

1 atm

=

101.3 kPa

1 in.

3

=

16.387 cm

3

1 bar

=

100 kPa

1 L

=

0.001 m

3

1 in. Hg

=

3.376 kPa

1 bu

=

0.03524 m

3

1 in. water

=

248.8 Pa

1 bu/acre

=

0.0871 m

3

/ha

1 in.water/ft

=

816.40 Pa/m

1 bu/hr

=

0.03524 m

3

/hr

1 lb/ft

2

=

47.88 Pa

1 yd

3

=

0.76455 m

3

1 lb in

2

=

6.895

kPa

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Lampiran 17 Perbandingan keragaman suhu, kecepatan udara dan RH di dalam

ISD pada kedua simulasi CFD.

Keragaman suhu

Ketinggian (m)

0.75

1.25

1.75

2.25

2.75

Rata-rata

Skenario 1

Rata-rata (

o

C) 31.8

32

31.9

31.9

31.8

31.9

Standar deviasi (

o

C) 2.6

2.5

2.6

2.6

2.8

2.6

Skenario 2

Rata-rata (

o

C) 33.7

33.7

33.7

33.6

33.6

33.7

Standar deviasi (

o

C) 0.05

0.05

0.06

0.08

0.07

0.06

Keragaman kecepatan aliran udara

Ketinggian (m)

0.75

1.25

1.75

2.25

2.75

Rata-rata

Skenario 1

Rata-rata (m/dtk)

0.39

0.40

0.32

0.27

0.23

0.32

Standar deviasi (m/dtk )

0.2

0.29

0.22

0.17

0.16

0.22

Skenario 2

Rata-rata (m/dtk)

0.59

0.53

0.44

0.36

0.37

0.46

Standar deviasi (m/dtk )

0.25

0.25

0.20

0.17

0.14

0.20

Keragaman RH

Ketinggian (m)

0.75

1.25

1.75

2.25

2.75

Rata-rata

Skenario 1

Rata-rata (% )

67.9

67.1

67.6

67.5

68

67.6

Standar deviasi ( % )

10.7

10.2

10.6

10.5

11.4

10.7

Skenario 2

(36)

Lampiran 18 Data validasi suhu dan kecepatan udara hasil pengukuran dan simulasi CFD serta nilai

error

dan standar deviasinya

Poin Simbol Koordinat Suhu ( C ) Kecepatan udara (m/s)

x y z T-ukur T-CFD Std Error v-ukur v-CFD SD Error

1 A1 -0.8 0.75 -0.2 34.5 33.62 0.60 0.85 0.25 0.51 0.18 0.26

2 A2 0.2 0.75 -0.8 33.4 32.22 0.84 1.19 0.23 0.36 0.09 0.13

3 A3 0.8 0.75 0.2 33.9 33.48 0.29 0.41 0.18 0.49 0.22 0.31

4 A4 -0.2 0.75 0.8 33.6 33.35 0.15 0.22 0.43 0.96 0.38 0.53

5 B1 -0.8 1.25 -0.2 34.5 33.61 0.61 0.86 0.03 0.50 0.33 0.47

6 B2 0.2 1.25 -0.8 34.3 33.56 0.53 0.76 0.25 0.35 0.07 0.10

7 B3 0.8 1.25 0.2 33.7 33.46 0.19 0.27 0.06 0.52 0.33 0.46

8 B4 -0.2 1.25 0.8 34.7 33.65 0.74 1.04 0.45 1.43 0.69 0.97

9 C1 -0.8 1.75 -0.2 34.1 33.51 0.39 0.55 0.10 0.42 0.23 0.32

10 C2 0.2 1.75 -0.8 33.7 33.37 0.22 0.32 0.08 0.20 0.08 0.12

11 C3 0.8 1.75 0.2 34.2 33.53 0.49 0.69 0.03 0.41 0.27 0.38

12 C4 -0.2 1.75 0.8 33.8 33.48 0.24 0.35 0.36 0.54 0.13 0.18

13 D1 -0.8 2.25 -0.2 34.0 33.49 0.38 0.53 0.11 0.37 0.19 0.26

14 D2 0.2 2.25 -0.8 34.2 33.54 0.49 0.70 0.05 0.23 0.13 0.18

15 D3 0.8 2.25 0.2 34.3 33.55 0.53 0.75 0.03 0.36 0.23 0.33

16 D4 -0.2 2.25 0.8 33.7 33.45 0.18 0.26 0.21 0.32 0.08 0.12

17 E1 -0.8 2.75 -0.2 34.2 33.52 0.45 0.64 0.19 0.24 0.03 0.04

18 E2 0.2 2.75 -0.8 34.6 33.63 0.69 0.97 0.05 0.26 0.15 0.21

19 E3 0.8 2.75 0.2 34.4 33.60 0.55 0.78 0.05 0.18 0.09 0.13

20 E4 -0.2 2.75 0.8 34.0 33.48 0.36 0.50 0.23 0.44 0.15 0.21

max 34.7 33.65 0.84 1.19 0.45 1.43 0.69 0.97

min 33.4 32.22 0.15 0.22 0.03 0.18 0.03 0.04

Rata-rata 34.1 33.46 0.45 0.63 0.17 0.45 0.20 0.29

Total Error 12.64 5.7

(37)

Lampiran 19 Data validasi RH udara hasil pengukuran dan perhitungan serta nilai

error

dan standar deviasinya.

Poin Simbol Koordinat RH ( % )

x y z RH-ukur RH-hitung SD Error

1 A1 -0.8 0.75 -0.2 61.00 60.57 0.30 0.42

2 A2 0.2 0.75 -0.8 64.72 65.52 0.57 0.80

3 A3 0.8 0.75 0.2 63.03 61.07 1.39 1.96

4 A4 -0.2 0.75 0.8 64.15 61.49 1.88 2.66

5 B1 -0.8 1.25 -0.2 61.00 60.61 0.27 0.39

6 B2 0.2 1.25 -0.8 61.53 60.77 0.54 0.76

7 B3 0.8 1.25 0.2 63.59 61.12 1.74 2.47

8 B4 -0.2 1.25 0.8 60.27 60.47 0.14 0.20

9 C1 -0.8 1.75 -0.2 62.41 60.94 1.04 1.47

10 C2 0.2 1.75 -0.8 63.73 61.43 1.63 2.30

11 C3 0.8 1.75 0.2 61.87 60.89 0.69 0.98

12 C4 -0.2 1.75 0.8 63.24 61.06 1.54 2.18

13 D1 -0.8 2.25 -0.2 62.55 61.02 1.08 1.52

14 D2 0.2 2.25 -0.8 61.80 60.85 0.67 0.95

15 D3 0.8 2.25 0.2 61.60 60.82 0.55 0.77

16 D4 -0.2 2.25 0.8 63.66 61.16 1.77 2.50

17 E1 -0.8 2.75 -0.2 62.07 60.91 0.82 1.16

18 E2 0.2 2.75 -0.8 60.60 60.56 0.02 0.03

19 E3 0.8 2.75 0.2 61.33 60.65 0.48 0.68

20 E4 -0.2 2.75 0.8 62.69 61.06 1.15 1.63

max 64.72 65.52 1.88 2.66

min 60.27 60.47 0.02 0.03

Rata-rata 62.34 61.15 0.91 1.29

Total Error 25.85

(38)

Lampiran 20 Perubahan kadar air setelah simulasi pengeringan selama 150 jam

pada Simulasi 1.

T in : 31oC

RH : 73 %

Waktu : 150 jam

Me : 16.6 % b.k

Laju massa udara : 12.7 kg/menit-m2

Waktu

0 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00

1 18.85 19.41 19.48 19.50 19.50 18.00 18.00 18.00 18.84

2 18.76 19.30 19.40 19.44 19.52 19.49 19.53 18.05 19.19

3 18.67 19.20 19.32 19.37 19.49 19.52 19.52 19.54 19.33

4 18.59 19.10 19.24 19.29 19.44 19.50 19.52 19.56 19.28

5 18.51 19.00 19.16 19.22 19.39 19.46 19.50 19.59 19.23

6 18.43 18.91 19.09 19.14 19.34 19.43 19.48 19.58 19.17

7 18.36 18.82 19.01 19.07 19.28 19.39 19.45 19.56 19.12

8 18.29 18.74 18.94 19.00 19.23 19.35 19.42 19.54 19.07

9 18.23 18.66 18.87 18.94 19.18 19.31 19.39 19.52 19.01

10 18.17 18.58 18.80 18.87 19.13 19.28 19.37 19.49 18.96 11 18.11 18.51 18.73 18.80 19.08 19.24 19.34 19.47 18.91 12 18.05 18.44 18.66 18.74 19.03 19.20 19.31 19.45 18.86 13 18.00 18.37 18.60 18.68 18.97 19.16 19.28 19.42 18.81 14 17.94 18.31 18.54 18.61 18.92 19.12 19.25 19.40 18.76 15 17.89 18.24 18.47 18.55 18.87 19.08 19.22 19.38 18.71 16 17.85 18.18 18.42 18.50 18.82 19.04 19.19 19.35 18.67 17 17.80 18.13 18.36 18.44 18.77 19.00 19.15 19.33 18.62 18 17.76 18.07 18.30 18.38 18.72 18.96 19.12 19.30 18.58 19 17.72 18.02 18.25 18.33 18.67 18.92 19.09 19.27 18.53 20 17.67 17.97 18.20 18.28 18.63 18.88 19.06 19.25 18.49 21 17.64 17.92 18.15 18.23 18.58 18.84 19.03 19.22 18.45 22 17.60 17.87 18.10 18.18 18.53 18.80 18.99 19.20 18.41 23 17.56 17.82 18.05 18.13 18.48 18.76 18.96 19.17 18.37 24 17.53 17.78 18.00 18.08 18.44 18.72 18.93 19.14 18.33 25 17.50 17.74 17.96 18.04 18.39 18.68 18.89 19.11 18.29 26 17.46 17.70 17.91 17.99 18.35 18.64 18.86 19.08 18.25 27 17.43 17.66 17.87 17.95 18.30 18.60 18.83 19.06 18.21 28 17.41 17.62 17.83 17.91 18.26 18.56 18.79 19.03 18.18 29 17.38 17.59 17.79 17.86 18.22 18.52 18.76 19.00 18.14 30 17.35 17.55 17.75 17.83 18.17 18.48 18.73 18.97 18.10 31 17.32 17.52 17.72 17.79 18.13 18.44 18.69 18.94 18.07 32 17.30 17.49 17.68 17.75 18.09 18.40 18.66 18.91 18.03 33 17.28 17.46 17.64 17.71 18.05 18.36 18.62 18.88 18.00 34 17.25 17.43 17.61 17.68 18.01 18.32 18.59 18.85 17.97 35 17.23 17.40 17.58 17.64 17.98 18.29 18.55 18.82 17.94 36 17.21 17.37 17.55 17.61 17.94 18.25 18.52 18.79 17.90 37 17.19 17.35 17.52 17.58 17.90 18.21 18.48 18.76 17.87 38 17.17 17.32 17.49 17.55 17.87 18.17 18.45 18.73 17.84 39 17.15 17.30 17.46 17.52 17.83 18.14 18.42 18.70 17.81 40 17.13 17.27 17.43 17.49 17.80 18.10 18.38 18.66 17.78 41 17.11 17.25 17.40 17.46 17.76 18.07 18.35 18.63 17.75 42 17.10 17.23 17.38 17.44 17.73 18.03 18.31 18.60 17.73 43 17.08 17.21 17.35 17.41 17.70 18.00 18.28 18.57 17.70 44 17.06 17.19 17.33 17.38 17.67 17.96 18.25 18.54 17.67 45 17.05 17.17 17.31 17.36 17.64 17.93 18.21 18.51 17.65

(39)

Lampiran 20

(lanjutan)

46 17.03 17.15 17.28 17.33 17.61 17.90 18.18 18.47 17.62 47 17.02 17.13 17.26 17.31 17.58 17.86 18.15 18.44 17.59 48 17.00 17.11 17.24 17.29 17.55 17.83 18.11 18.41 17.57 49 16.99 17.10 17.22 17.27 17.52 17.80 18.08 18.38 17.54 50 16.98 17.08 17.20 17.25 17.50 17.77 18.05 18.35 17.52 51 16.97 17.06 17.18 17.23 17.47 17.74 18.02 18.32 17.50 52 16.95 17.05 17.16 17.21 17.44 17.71 17.99 18.28 17.47 53 16.94 17.03 17.14 17.19 17.42 17.68 17.95 18.25 17.45 54 16.93 17.02 17.13 17.17 17.40 17.65 17.92 18.22 17.43 55 16.92 17.01 17.11 17.15 17.37 17.62 17.89 18.19 17.41 56 16.91 16.99 17.09 17.13 17.35 17.60 17.86 18.16 17.39 57 16.90 16.98 17.08 17.12 17.33 17.57 17.83 18.13 17.37 58 16.89 16.97 17.06 17.10 17.31 17.54 17.80 18.10 17.35 59 16.88 16.96 17.05 17.08 17.28 17.52 17.78 18.07 17.33 60 16.87 16.94 17.03 17.07 17.26 17.49 17.75 18.04 17.31 61 16.86 16.93 17.02 17.05 17.24 17.47 17.72 18.01 17.29 62 16.85 16.92 17.01 17.04 17.23 17.45 17.69 17.98 17.27 63 16.85 16.91 16.99 17.03 17.21 17.42 17.67 17.95 17.25 64 16.84 16.90 16.98 17.01 17.19 17.40 17.64 17.92 17.23 65 16.83 16.89 16.97 17.00 17.17 17.38 17.61 17.89 17.22 66 16.82 16.88 16.96 16.99 17.15 17.36 17.59 17.86 17.20 67 16.82 16.87 16.95 16.98 17.14 17.33 17.56 17.83 17.18 68 16.81 16.86 16.94 16.96 17.12 17.31 17.54 17.81 17.17 69 16.80 16.86 16.93 16.95 17.11 17.29 17.51 17.78 17.15 70 16.80 16.85 16.91 16.94 17.09 17.27 17.49 17.75 17.14 71 16.79 16.84 16.90 16.93 17.08 17.25 17.47 17.72 17.12 72 16.78 16.83 16.90 16.92 17.06 17.24 17.44 17.70 17.11 73 16.78 16.82 16.89 16.91 17.05 17.22 17.42 17.67 17.09 74 16.77 16.82 16.88 16.90 17.03 17.20 17.40 17.65 17.08 75 16.77 16.81 16.87 16.89 17.02 17.18 17.38 17.62 17.07 76 16.76 16.80 16.86 16.88 17.01 17.17 17.36 17.60 17.05 77 16.75 16.80 16.85 16.87 17.00 17.15 17.34 17.57 17.04 78 16.75 16.79 16.84 16.86 16.98 17.13 17.32 17.55 17.03 79 16.74 16.78 16.84 16.86 16.97 17.12 17.30 17.52 17.02 80 16.74 16.78 16.83 16.85 16.96 17.10 17.28 17.50 17.00 81 16.74 16.77 16.82 16.84 16.95 17.09 17.26 17.48 16.99 82 16.73 16.77 16.81 16.83 16.94 17.07 17.24 17.46 16.98 83 16.73 16.76 16.81 16.83 16.93 17.06 17.22 17.43 16.97 84 16.72 16.76 16.80 16.82 16.92 17.05 17.21 17.41 16.96 85 16.72 16.75 16.79 16.81 16.91 17.03 17.19 17.39 16.95 86 16.71 16.75 16.79 16.80 16.90 17.02 17.17 17.37 16.94 87 16.71 16.74 16.78 16.80 16.89 17.01 17.16 17.35 16.93 88 16.71 16.74 16.78 16.79 16.88 17.00 17.14 17.33 16.92 89 16.70 16.73 16.77 16.79 16.87 16.98 17.13 17.31 16.91 90 16.70 16.73 16.77 16.78 16.86 16.97 17.11 17.29 16.90 91 16.70 16.72 16.76 16.77 16.86 16.96 17.10 17.27 16.89 92 16.69 16.72 16.75 16.77 16.85 16.95 17.08 17.26 16.88 93 16.69 16.72 16.75 16.76 16.84 16.94 17.07 17.24 16.88 94 16.69 16.71 16.74 16.76 16.83 16.93 17.06 17.22 16.87 95 16.68 16.71 16.74 16.75 16.83 16.92 17.04 17.20 16.86 96 16.68 16.70 16.74 16.75 16.82 16.91 17.03 17.19 16.85 97 16.68 16.70 16.73 16.74 16.81 16.90 17.02 17.17 16.84 98 16.67 16.69 16.72 16.73 16.80 16.88 16.99 17.14 16.83 99 16.67 16.69 16.72 16.73 16.80 16.88 16.99 17.14 16.83

(40)

Lampiran 20

(lanjutan)

(41)

Lampiran 21 Perubahan kadar air setelah simulasi pengeringan selama 120 jam

pada Simulasi 2.

T in : 33 oC

0 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00

1 18.11 19.12 19.40 19.39 19.42 18.00 18.00 18.00 18.68

2 17.75 18.74 19.21 19.26 19.48 19.47 19.46 18.03 18.92

3 17.43 18.38 18.98 19.08 19.43 19.49 19.50 19.52 18.98

4 17.13 18.04 18.76 18.89 19.34 19.47 19.49 19.54 18.83

5 16.86 17.73 18.54 18.71 19.26 19.42 19.48 19.53 18.69

6 16.62 17.44 18.32 18.52 19.17 19.37 19.45 19.54 18.55

7 16.39 17.18 18.10 18.32 19.07 19.33 19.42 19.53 18.42

8 16.18 16.93 17.89 18.13 18.98 19.27 19.39 19.50 18.28

9 15.99 16.70 17.68 17.94 18.88 19.22 19.36 19.48 18.16

(42)

Lampiran 21

(lanjutan)

(43)

Lampiran 21

(lanjutan)

(44)
(45)
(46)
(47)

Lampiran 23 Pengaruh fluktuasi RH terhadap perubahan kadar air pengukuran

pada Percobaan 1

Jam ke

(48)
(49)
(50)

Lampiran 25 Pengaruh fluktuasi RH terhadap perubahan kadar air pengukuran

pada Percobaan 2

Jam ke

(51)

Lampiran 26 Validasi perubahan kadar air pengukuran dan simulasi pada

Ukur Simulasi SD Error Ukur Simulasi SD Error

(52)

Lampiran 27 Validasi perubahan kadar air pengukuran dan simulasi pada

Ukur Simulasi SD Error Ukur Simulasi SD Error

(53)

Lampiran 28 Mutu jagung pada percobaan

a.

Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI

01-03920-1995

No Komponen Utama

Persyaratan Mutu SNI (% Maks) Mutu Jagung Percobaan

I II III IV Sebelum

b.

Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI

01-6944-2003

No Komponen Persyaratan

SNI

c.

Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI

01-6944-2003

No Komponen Persyaratan SNI Sebelum Proses Setelah Proses

(54)
(55)

Lampiran 30 Kandungan abu, lemak dan serat pada jagung hasil uji laboratorium

sebelum proses pengeringan dan penyimpanan.

(56)
(57)

Lampiran 32 Kontaminasi

aflatoxin

pada jagung hasil uji laboratorium setelah

proses pengeringan dan penyimpanan

(58)
(59)
(60)

L

Lampiran 3

a

35 Sistem Pe

Store Dry

a)

Pengerin

a)

engering Efe

yer

Terintegr

ng ERK-

Hyb

In-Store D

ek Rumah K

rasi yang di

brid

dan

In-S

Dryer

dan

Bu

Kaca

Hybrid

ujicoba dala

Store Dryer

t

cket Elevato

(ERK-

Hybr

am penelitian

terintegrasi

or

(61)

L

Lampiran 36 Alat-alat u

a)

Term

sture tester

d

(62)

L

Lampiran 36

6

(lanjutan)

a)

H

b)

c)

Hybrid Recor

Chino reco

)

Anemom

rder

order

(63)

L

Lampiran 36

6

(lanjutan)

a)

Ti

b)

c)

imbangan di

Jangka soro

Oven dryin

igital

ng

Gambar

Gambar 1 penentuan k dan u dari plot

Referensi

Dokumen terkait

ULP KABUPATEN BANGKA SELATAN Peserta yang diundang, namun tidak menghadiri pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima, akan disita jaminan penawarannya..

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual ( available for sale ) adalah aset keuangan non- derivatif yang tidak dikelompokan ke dalam tiga kategori di

Ruangan yang terdapat dalam halaman naskah harus terisi penuh, artinya pengetikan harus dari tepi kiri sampai batas tepi kanan dan jangan sampai ada ruangan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kas dan setara kas pada SKPD maupun PPKD mengikuti dokumen terkait penerimaan kas dan pengeluaran kas pada

awal hingga akhir studi di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP. Bapak M.Sahid Indraswara, ST, MT, sebagai Ketua Panitia Ujian Sarjana Jurusan Arsitektur FT UNDIP Periode

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh seperangkat pembangkit listrik tenaga angin dengan kincir tipe horosontal

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti secara empiris tentang perbedaan penghindaran pajak (tax avoidance) antara perusahaan yang dikenakan pajak penghasilan

Hal ini mengindikasikan bahwa penataan stasiun kerja yang ada belum cukup baik.Lalu dilakukan percobaan perbaikan yang pertama yaitu diagram alir percobaan I