International Energy Conference
. Seoul, October 18-22, 1993.
Abdullah K. 1995. Optimasi Dalam Perencanaan Alat Pengering Hasil Pertanian
Dengan Energi Surya. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing. Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Kontrak No. 039/P4M/DPPM/PHB/95.
Abdullah K. 1998.
Greenhouse Effect Solar Dyer for Coffe and Cocoa beans.
Final Report. University Research for Graduate Education. Contract No.
032/HTPP-II/URGE/1996. Directorate General of Higher Education,
Indonesia.
[Anonim]. 1994. ASAE Standard. USA.
[Anonim]. 1998. SNI 01-4483-1998 Jagung Bahan Baku Pakan. Jakarta: BSN.
[Anonim]. 2003. SNI 01-6944-2003 Benih Jagung Hibrida. Jakarta: BSN.
Bala BK. 1997.
Drying and Storage of Cereal Grains.
New Delhi : Oxford & IBH
Publishing Co. Pvt. Ltd.
Brooker DB, Bakker-Arkema FW, Hall CW. 1974.
Drying Cereal Grain
.
Connecticut : The AVI Publishing Company Inc. Wesport.
Brooker DB, Bakker-Arkema FW, Hall CW. 1992.
Drying and Storage of Grains
and Oilseeds
. New York: An Avi Book, Van Nostrand Reinhold.
Cengel YA. 2003.
Heat Transfer
. New York : Mc.Graw-Hill,Inc.
Chikubu S. 1974. Characteristic of Japanese Rice and Storage Principle of Brown
Rice. National Food Research Institut, Ministry of Agriculture and Forestry.
Fiscal.
Devahastin S. 2000. Panduan Praktis Mujumdar untuk Pengeringan Industrial.
Tambunan AH, Wulandani D, Hartulistiyoso E, Nelwan LO, Penerjemah.
Bogor : IPB Press. Terjemahan dari:
Handbook of Industrial Drying 2
ndEdition.
Dharmaputra O, Retnowati S, Sunjaya, Ambarwati S. 1993. Populasi
A.flavus
dan
kandungan
aflatoksin
pada jagung ditingkat petani dan pedagang di Propinsi
Lampung. Yogyakarta: Makalah Kongres Nasional XII dan Seminar Ilmiah
Perhimpunan Fitopatologi Indonesia.
Garraway MO, Evans QC. 1984.
Fungal Nutritions and Physiology
. New York:
John Wiley and Sons Inc.
Hall C.W. 1970.
Handling and Storage Food Grain in Tropical and Subtropical
Areas
. Roma: FAO.
Hall CW, Davis DC. 1979.
Processing Equipment for Agricultural Product.
Connecticut: The AVI Publishing Company,Inc. Westport.
Hall CW. 1980.
Drying and Storage of Agricultural Crops
. Connecticut: The AVI
Publishing Company,Inc. Westport.
Harlos LS, Jeon YW, Bockhop CW. 1983. Design and performance of
multipurpose dryer using non-conventional energy sources. Manila:
Agricultural Engineering Departement. IRRI.
Hartono. 1978. Teknologi Lepas Panen Jagung dan Palawija Serupa Lainnya.
Jakarta: Lokakarya jagung, Bulog.
Henderson SM, Perry RL. 1976.
Agricultural Process Engineering
. 3
rdEdition.
Conecticut: The AVI Publishing Company, Inc. Wesport.
Holman JP. 1995. Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga.
Jeon WY, Harlos LS, Bockhop CW.1983. Evaluation of a multipurpose dryer
using non-conventional energy sources. Manila: Agricultural Engineering
Departement. IRRI.
Kim KS, Shin MG, Kim BC, Thim JH, Cheigh HS, Muhlbauer W, Kwon TW.
1989. An Ambient-air In-Storage Paddy Drying System for Korean Farm.
Agricultural Machanization in Asia, Africa and Latin America., 20:2.
Komar N. 1988. Mempelajari Sistem Lumbung Pengering Gabah Bahan Bakar
Sekam [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Koto HA. 1984. Simulasi Penyimpanan Gabah dalam Silo Besi Kedap Udara
[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kristanto A. 2007. Teknologi Pascapanen untuk Peningkatan Mutu Jagung.
http://www.tanindo.co.id/abdi11/hal0901.hmt. [30 Januari 2007].
Manalu LP. 1999. Pengering Energi Surya dengan Pengaduk Mekanis untuk
Pengeringan Kakao[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Napitupulu VM. 1993. Rancangan dan Uji Kinerja Kipas Untuk Pengeringan
[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nelwan LO. 2005. Study on Solar Assisted Dryer with Rotating Rack for Cocoa
Beans [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nelwan LO. 1997. Pengering Kakao dengan Energi Surya Menggunakan Rak
Pengering dengan Kolektor Tipe Efek Rumah Kaca [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nugroho E. 1986. Simulasi Pengeringan Gabah [skripsi]. Bogor: Fateta IPB.
Soemangat, Syarief AM, Subekti D, Purwadaria HK. 1987. Studies on the
implementation of the pit dryer at the village level in Yogyakarta, Indonesia.
Bangkok: Asean Seminar on Grain Post Harvest Technology.
Soemartono. 1968.
Teknik Pengolahan Padi
. Jakarta: Departemen Pertanian RI.
Soesarsono W. 1977.
Teknik Pengolahan dan Penyimpanan Hasil Panen
. Bogor:
Departemen Teknologi Hasil Petanian Fatemeta IPB.
Suseno H. 1974.
Fisiologi Tumbuhan
. Bogor: Departemen Botani Faperta IPB.
Thahir R, Sudaryono, Soemardi, Soeharmadi. 1988.
Teknologi Pascapanen
Jagung
. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Versteeg HK, Malalasekera W. 1995.
An introduction to computational fluid
dynamic. The finite volume methode
. Malaysia: Longman Sc & Technical.
Widodo TW, Harjono, Tokumoto O, Matsumoto. 1994. Hasil Analisis Teknis dan
Ekonomis Proses Pengeringan Padi dengan Menggunakan “DS System”.
Enjiniring Pertanian 1:1-12.
Wijandi S. 1988.
Teknologi Penyimpanan Komoditas Pertanian
. Bogor: Fatemeta
Institut Pertanian Bogor.
Wilcke WF, Morey RV, Hansen DJ. 1993. Reducing Energy Use for
Ambient-air Corn Drying.
Applied Engineering in Agriculture
9:2.
William PC. 1991.
Storage of Grain and Seeds
. London: CRC Press Inc.
Lampiran 1 S
Sistem Pengerin
ng ERK-
Hybrid
d
dan
In-Store D
Dryer
Terintegrassi
utlet udara ISDpas ISD
opper bahan bakar otor dan screw feede
L
L
L
Lampiran 4 Susunan pip
pa-pipa peny
yalur udara d
dalam ISD
Lampiran 7 Asumsi, kondisi awal dan kondisi batas yang digunakan pada
simulasi CFD
Asumsi
1.
Udara tidak termanpatkan (
incompressible
),
ρ
konstan.
2.
Panas jenis, konduktivitas dan viskositas udara konstan (bilangan Prandtl
udara konstan).
3.
Udara bergerak dalam kondisi
steady
4.
Udara lingkungan dianggap konstan selama simulasi, yaitu pada 34
oC.
5.
Kecepatan udara pada kipas dianggap konstan.
6.
Aliran udara dalam ISD dengan bukaan yang sangat lebar dianggap sebagai
aliran udara di atas bidang datar (sepanjang bidang datar) dan laminer apabila
nilai bilangan
Reynolds
kurang dari 500 000 (Cengel, 2003).
Perhitungan udara laminer:
Sifat thermofisik udara yang digunakan dalam model simulasi CFD adalah:
Suhu
inlet
: 34
oC
Suhu
outlet
: 34
oC
Suhu fluida operasi : (34+34)/2 = 34
oC --- > = 307.15 K
Diameter spesifik = 2.5 m
Sifat Simbol
Nilai
Satuan
Massa jenis
ρ
1.225
kg/m
3Panas jenis
Cp
1.0057
kJ/kg
oC
Konduktivitas panas
k
0.02624
W/m.K
Visikositas dinamik
μ
1.7894 x 10
-5kg/m.s
Bilangan Prandtl
Pr
0.71 -
Bilangan Reynold (Re) :
.
.
.
.
x
.
Lampiran 7
(lanjutan)
Kondisi Awal :
Untuk kedua simulasi, menggunakan kondisi awal sebagai berikut:
1.
Kecepatan aliran udara awal pada semua koordinat (x,y dan z) = 0 m/detik.
2.
Suhu dinding = suhu lingkungan
3.
Tekanan udara 1 atm = 101.325 kPa
Kondisi Batas :
1.
Inlet sekaligus kipas dianggap sebagai
velocity inlet
dengan kecepatan
udara masuk 8.2 m/detik (Hasil pengukuran).
2.
Outlet dianggap sebagai
outflow
dengan ratio bukaan 1.
3.
Dinding bersifat adiabatis (tidak ada pertukaran panas)
4.
Ketebalan dinding 0.002 m
5.
Dinding dan seluruh pipa penyalur udara terbuat dari alumanium (plat
esser) dengan propertis (Holman 1995):
Density (
ρ
)
: 2719 kg/m3
Specific Heat (Cp) :871 j/kg-k
Thermal Conductivity (k) : 202.4 w/m-k
6.
Porositas lantai dan pipa-pipa penyalur udara adalah 40%, dalam simulasi
ditetapkan sebagai
porous jump,
dengan parameter input:
a.
Permeabilitas permukaan (
α
) dihitung dengan persamaan (FLUENT
ver.6.1):
.
.
.
.
Lampiran 8 Algoritma simulasi pengeringan tumpukan tebal
Masukkan data kadar air awal, suhu jagung, suhu udara, kelembaban mutlak udara, laju massa udara,
tebal tumpukan, total waktu simulasi
Hitung tekanan uap udara Loop lapisan
Hitung RH udara Loop waktu Hitung kadar air keseimbangan
Hitung panas laten penguapan jagung
Hitung suhu jagung
Hitung kadar air jagung
Hitung kelembaban mutlak udara
Hitung kadar air rata-rata
Waktu tercapai ?
Total Kedalaman tercapai ?
Cetak hasil perhitungan: kadar air, suhu udara,kelembaban mutlak, RH
Mulai
Selesai ya
tdk ya
Lampiran 9 Parameter yang digunakan dalam simulasi pengeringan tumpukan
Parameter Simbol
Nilai
Satuan
Sumber
Panas jenis biji
jagung
C
pg1.527
kJ/kg K
Bala 1997
Tekanan atmosfer
P
atm101.325 kPa
Bala
1997
Laju udara
Ga
12.7 kg/mnt-m
2Pengukuran
Koeffisien pindah
panas konveksi
h
cv25.4433
G
1.3kJ/mnt/m
3
/K Bala
1997
Panas laten penguapan jagung (
L
g) dalam satuan kJ/kg, dihitung dengan
persamaan (Strohman&Yeoger 1967
dalam
Bala 1997):
.
exp
.
...(1)
Kelembaban mutlak (
H
) dalam satuan kg/kg didapatkan dengan persamaan
(Brooker 1974):
.
...(2)
Kelembaban relatif (
RH
) dalam satuan %, dihitung dengan persamaan
(Brooker 1974):
...(3)
Kadar air keseimbangan (
M
e) dalam satuan % b.k, dihitung dengan
persamaan (Brooker
et al.
1992) :
. . .
.
...(4)
Persamaan empiris pengeringan untuk jagung
page equation
(Hal 1970; Van
Rest & Isaacs 1968
dalam
Bala 1997):
...(6)
ln
ln
...(7)
Persamaan ini adalah dari ekspresi persamaan garis :
...(8)
Dimana :
ln
ln
Jika persamaan (6) diplot pada pada sumbu x dan y, maka akan didapatkan
sebuah garis lurus dengan nilai positif slope
u
, selanjutnya jika data eksperimen
diplotkan dari persamaan (8) maka u dan k didapat dari grafik dengan menarik
garis lurus. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1 penentuan k dan u dari plot
Dalam persamaan yang digunakan,
u
adalah exponen yang nilainya
diberikan dengan persamaan (Bala 1997) :
.
.
.
.
...(9)
Slope = u
x
2x
1y
2y
1Lampiran 10 Kode program
Visual Basic
untuk simulasi pengeringan tumpukan
'Simulasi Model Persamaan Differensial Parsial
'untuk Pengeringan Biji-bijian Lapisan Tebal pada In-Store Dryer 'Oleh : Diswandi Nurba
'Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian - Sekolah Pasca Sarjana IPB '2008
Dim TG(260), MC(260), AT(260), HM(260), RH(260)
Private Sub Command1_Click() 'Input data
AC = Val(Text1.Text) GC = Val(Text2.Text) LC = Val(Text3.Text) WC = Val(Text4.Text) BD = Val(Text5.Text) AP = Val(Text6.Text) Z = Val(Text7.Text) LX = Val(Text8.Text) DT = Val(Text9.Text) DZ = Val(Text10.Text) RP = Val(Text11.Text)
EL = 0.01 'batas nilai max absolute selisih RH dg RH udara jenuh menju hitung Suhu Bijian
ESS = 0.01 'batas nilai max absolut selisih RH dgn RH udara jenuh menuju hitung delta KA
EX = 0.001 'batas min absolut selisih waktu iterasi dg waktu proses menuju waktu total
TN = Val(Text15.Text) MO = Val(Text16.Text) / 100 NNi = Val(Text20.Text) * 60 TAd = Val(Text21.Text) RXd = Val(Text22.Text) / 100 GAd = Val(Text23.Text)
'Process
TI = TN + 273.15 'SUB HITUNG TEKANAN UAP
PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI)) FileNumber = FreeFile()
Open "D:\Jagung Drying Result.txt" For Output As #FileNumber For NN = 1 To NNi
'suhu udara dan RH udara lingkungan TA = TAd: RX = RXd
TI = TA + 273.15
'Perhitungan tekanan uap dan Kelembaban
PS = Exp(52.575 - 6790 / TI - 5.0281 * Log(TI)) H = (0.622 * RX * PS) / (AP - RX * PS)
HN = H T = T + DT
'Perhitungan Kadar Air Keseimbangan
MEQ = ((Log(1 - RX)) / ((-8.6541 * 10 ^ -5) * (TA + 49.81) * (100 ^ 1.8634))) ^ (1 / 1.8634)
AV = 0
'Perhitungan Heat Transfer Coeffisien pada tumpukan biji HT = 25.4433 * (GA ^ 1.3)
'Perhitungan Panas laten Penguapan bijian
baris = 2000 With Me.ListView1 .ListItems.Clear
.ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(MC(i) * 100, 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(AT(i), 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(HM(i), 5) .ListItems(.ListItems.Count).ListSubItems.Add , , Round(RH(i) * 100, 5) Write #FileNumber, NN, i, MC(i), AT(i), HM(i), RH(i)
Private Sub Command2_Click() Text1.Text = ""
Me.ListView1.ListItems.Clear End Sub
Private Sub Command3_Click() End
End Sub
End Sub
Private Sub Command5_Click() Form4.Show
End Sub
Private Sub Command6_Click() 'Reset
Text15.Text = "" Text16.Text = "" Text17.Text = "" Text18.Text = "" Text19.Text = "" Text20.Text = "" Text21.Text = "" Text22.Text = "" Text23.Text = ""
Lampiran 12 Perhitungan
pressure drop
dan tekanan statis kipas
Tekanan statis pada ruang ISD (
plenum chamber
) diperlukan untuk
memaksa udara mengalir melewati lantai pengering dan massa jagung. Tekanan
statis merupakan gaya tegak lurus terhadap dinding saluran dan besarnya tidak
tergantung pada kecepatan aliran.
Penentuan besarnya tekanan statis meliputi:
a.
Tahanan dari massa jagung terhadap aliran udara
b.
Tahanan lantai berlubang terhadap aliran udara
c.
Penurunan tekanan pada saluran
d.
Penurunan tekanan karena perubahan luas penampang
e.
Pengaruh tekanan dinamis
Dari pengukuran didapatkan kecepatan aliran udara pada kipas
axial
yang
dipakai pada ISD sebesar 8.20 m/dtk, maka debit dapat dihitung :
.
Luas kipas dengan diameter 15 inchi adalah :
.
. .
.
Sehingga :
. .
. /
--- > 56.09 m
3/menit --- > 1981.91 cfm
Bila aliran udara dialirkan melalui lapisan bijian (massa jagung), tahanan
dari aliran tersebut menurunkan tekanan (
pressure drop
) disebabkan oleh
kehilangan energi karena gesekan dan turbulensi aliran. Tahanan ini dapat diatasi
dengan menambah tekanan pada saluran masuk atau membuat kondisi hampa
udara pada saluran keluar.
Dengan persamaan (Hukill dan Shedd 1955
dalam
Brooker 1992) maka
dapat dihitung penurunan tekanan sebagai berikut:
∆
... (2)
dimana :
Tabel 1 Tetapan untuk persamaan (2)
Biji-bijian Nilai
a
Nilai
b
Barley 0.00069
0.070
Oats 0.00080
0.074
Jagung pipil
0.00065
0.154
Kacang kedelai
0.00036
0.092
Gandum 0.00092
0.050
Sumber : Hukill dan Shedd (1955)
dalam
Brooker (1992)
Luas lantai ISD:
Lantai berbentuk lingkaran r = 1.25 m
. .
.
.
Dengan tebal lapisan jagung = 2.50 m = 8.20 ft, maka tahanan oleh lapisan jagung
adalah :
∆
∆
...
(3)
∆
∆
.
.
.
atau 978.09 Pa (0.98 kPa)
Udara yang dihembuskan ke dalam tumpukan biji juga melalui lantai dan
plat besi berlubang, maka terjadi penurunan tekanan setelah plat besi tersebut
terlewati, Brooker (1992) memberikan persamaan:
∆
...
Dari pengukuran didapat pori lantai (
O
f) = 40%
Dari Brooker (1992) Porositas tumpukan jagung (
ε
) = 43%
Sehingga tahanan lantai dapat dihitung:
∆
.
.
.
.
∆
...
dimana :
c
1: tetapan pembesaran penampang
V: kecepatan sebelum memasuki perubahan penampang (fpm)
Luas permukaan kipas, diameter 15 inchi adalah
.
.
.
.
/
dari gambar bentuk saluran berikut (ASHRAE 1969
dalam
Brooker 1992) maka
c
1= 1.00
Gambar 1. Bentuk saluran pada ISD
sehingga :
∆
.
Maka tekanan total adalah penjumlahan dari ketiga tahanan tersebut:
∆
∆
∆
.
.
.
.
Tekanan dinamis adalah tekanan yang hanya tergantung dari gesekan dan
kerapatan udara. Tekanan dinamis dapat dihitung dengan persamaan
...
dimana:
P
din: tekanan dinamis (tekanan kecepatan) (in. air)
V
: kecepatan aliran udara (ft/menit)
.
Sehingga tekanan statis dihitung dengan persamaan :
...
.
.
.
Tekanan statis yang dibutuhkan untuk pengeringan jagung dengan
tumpukan setinggi 2.50 m (7500 kg) dalam ISD adalah 0.98 kPa atau 982.2 Pa.
Sehingga tekanan kipas
axial
sebesar 90 Pa masih kurang untuk melakukan
kerjanya. Namun penataan pipa saluran udara sebanyak 13 pipa yang
menyediakan ruang bebas untuk pergerakan udara dalam ISD dapat membantu
kinerja kipas
axial
tersebut.
Tabel 2 Faktor konversi (Brooker 1992)
Airflow
Area and Length
1 cfm
= 0.0283 m
3/min 1
ft =
0.3048
m
1 cfm/bu
=
1.114 m
3/min.t
1 in
=
0.0254 m
=
0.804
m
3/m
3.min 1
acre =
4046.87 m
21 cfm/cwt
=
0.6238 m
3/min.t
=
0.404687 ha
1 cfm/ft
2=
0.3048 m
3/m
2.min
1 ft
2=
0.0929 m
21 cfm/ft
3=
1 m
3/m
3.min 1
in.
2=
6.452 cm
21 cfm/ton
=
0.0311 m
3/min.t 1
mi =
1.6093 km
1 lb/hr ft
2=
4.883 kg/hr.m
2Volume
1 ft
3/hr =
0.472 x 10
-3m
3/min 1
ft
3=
0.02832
m
3Pressure 1
gal
(U.S)
=
0.00379 m
31 atm
=
101.3 kPa
1 in.
3=
16.387 cm
31 bar
=
100 kPa
1 L
=
0.001 m
31 in. Hg
=
3.376 kPa
1 bu
=
0.03524 m
31 in. water
=
248.8 Pa
1 bu/acre
=
0.0871 m
3/ha
1 in.water/ft
=
816.40 Pa/m
1 bu/hr
=
0.03524 m
3/hr
1 lb/ft
2=
47.88 Pa
1 yd
3=
0.76455 m
31 lb in
2=
6.895
kPa
Lampiran 17 Perbandingan keragaman suhu, kecepatan udara dan RH di dalam
ISD pada kedua simulasi CFD.
Keragaman suhu
Ketinggian (m)
0.75
1.25
1.75
2.25
2.75
Rata-rata
Skenario 1
Rata-rata (
oC) 31.8
32
31.9
31.9
31.8
31.9
Standar deviasi (
oC) 2.6
2.5
2.6
2.6
2.8
2.6
Skenario 2
Rata-rata (
oC) 33.7
33.7
33.7
33.6
33.6
33.7
Standar deviasi (
oC) 0.05
0.05
0.06
0.08
0.07
0.06
Keragaman kecepatan aliran udara
Ketinggian (m)
0.75
1.25
1.75
2.25
2.75
Rata-rata
Skenario 1
Rata-rata (m/dtk)
0.39
0.40
0.32
0.27
0.23
0.32
Standar deviasi (m/dtk )
0.2
0.29
0.22
0.17
0.16
0.22
Skenario 2
Rata-rata (m/dtk)
0.59
0.53
0.44
0.36
0.37
0.46
Standar deviasi (m/dtk )
0.25
0.25
0.20
0.17
0.14
0.20
Keragaman RH
Ketinggian (m)
0.75
1.25
1.75
2.25
2.75
Rata-rata
Skenario 1
Rata-rata (% )
67.9
67.1
67.6
67.5
68
67.6
Standar deviasi ( % )
10.7
10.2
10.6
10.5
11.4
10.7
Skenario 2
Lampiran 18 Data validasi suhu dan kecepatan udara hasil pengukuran dan simulasi CFD serta nilai
error
dan standar deviasinya
Poin Simbol Koordinat Suhu ( C ) Kecepatan udara (m/s)
x y z T-ukur T-CFD Std Error v-ukur v-CFD SD Error
1 A1 -0.8 0.75 -0.2 34.5 33.62 0.60 0.85 0.25 0.51 0.18 0.26
2 A2 0.2 0.75 -0.8 33.4 32.22 0.84 1.19 0.23 0.36 0.09 0.13
3 A3 0.8 0.75 0.2 33.9 33.48 0.29 0.41 0.18 0.49 0.22 0.31
4 A4 -0.2 0.75 0.8 33.6 33.35 0.15 0.22 0.43 0.96 0.38 0.53
5 B1 -0.8 1.25 -0.2 34.5 33.61 0.61 0.86 0.03 0.50 0.33 0.47
6 B2 0.2 1.25 -0.8 34.3 33.56 0.53 0.76 0.25 0.35 0.07 0.10
7 B3 0.8 1.25 0.2 33.7 33.46 0.19 0.27 0.06 0.52 0.33 0.46
8 B4 -0.2 1.25 0.8 34.7 33.65 0.74 1.04 0.45 1.43 0.69 0.97
9 C1 -0.8 1.75 -0.2 34.1 33.51 0.39 0.55 0.10 0.42 0.23 0.32
10 C2 0.2 1.75 -0.8 33.7 33.37 0.22 0.32 0.08 0.20 0.08 0.12
11 C3 0.8 1.75 0.2 34.2 33.53 0.49 0.69 0.03 0.41 0.27 0.38
12 C4 -0.2 1.75 0.8 33.8 33.48 0.24 0.35 0.36 0.54 0.13 0.18
13 D1 -0.8 2.25 -0.2 34.0 33.49 0.38 0.53 0.11 0.37 0.19 0.26
14 D2 0.2 2.25 -0.8 34.2 33.54 0.49 0.70 0.05 0.23 0.13 0.18
15 D3 0.8 2.25 0.2 34.3 33.55 0.53 0.75 0.03 0.36 0.23 0.33
16 D4 -0.2 2.25 0.8 33.7 33.45 0.18 0.26 0.21 0.32 0.08 0.12
17 E1 -0.8 2.75 -0.2 34.2 33.52 0.45 0.64 0.19 0.24 0.03 0.04
18 E2 0.2 2.75 -0.8 34.6 33.63 0.69 0.97 0.05 0.26 0.15 0.21
19 E3 0.8 2.75 0.2 34.4 33.60 0.55 0.78 0.05 0.18 0.09 0.13
20 E4 -0.2 2.75 0.8 34.0 33.48 0.36 0.50 0.23 0.44 0.15 0.21
max 34.7 33.65 0.84 1.19 0.45 1.43 0.69 0.97
min 33.4 32.22 0.15 0.22 0.03 0.18 0.03 0.04
Rata-rata 34.1 33.46 0.45 0.63 0.17 0.45 0.20 0.29
Total Error 12.64 5.7
Lampiran 19 Data validasi RH udara hasil pengukuran dan perhitungan serta nilai
error
dan standar deviasinya.
Poin Simbol Koordinat RH ( % )
x y z RH-ukur RH-hitung SD Error
1 A1 -0.8 0.75 -0.2 61.00 60.57 0.30 0.42
2 A2 0.2 0.75 -0.8 64.72 65.52 0.57 0.80
3 A3 0.8 0.75 0.2 63.03 61.07 1.39 1.96
4 A4 -0.2 0.75 0.8 64.15 61.49 1.88 2.66
5 B1 -0.8 1.25 -0.2 61.00 60.61 0.27 0.39
6 B2 0.2 1.25 -0.8 61.53 60.77 0.54 0.76
7 B3 0.8 1.25 0.2 63.59 61.12 1.74 2.47
8 B4 -0.2 1.25 0.8 60.27 60.47 0.14 0.20
9 C1 -0.8 1.75 -0.2 62.41 60.94 1.04 1.47
10 C2 0.2 1.75 -0.8 63.73 61.43 1.63 2.30
11 C3 0.8 1.75 0.2 61.87 60.89 0.69 0.98
12 C4 -0.2 1.75 0.8 63.24 61.06 1.54 2.18
13 D1 -0.8 2.25 -0.2 62.55 61.02 1.08 1.52
14 D2 0.2 2.25 -0.8 61.80 60.85 0.67 0.95
15 D3 0.8 2.25 0.2 61.60 60.82 0.55 0.77
16 D4 -0.2 2.25 0.8 63.66 61.16 1.77 2.50
17 E1 -0.8 2.75 -0.2 62.07 60.91 0.82 1.16
18 E2 0.2 2.75 -0.8 60.60 60.56 0.02 0.03
19 E3 0.8 2.75 0.2 61.33 60.65 0.48 0.68
20 E4 -0.2 2.75 0.8 62.69 61.06 1.15 1.63
max 64.72 65.52 1.88 2.66
min 60.27 60.47 0.02 0.03
Rata-rata 62.34 61.15 0.91 1.29
Total Error 25.85
Lampiran 20 Perubahan kadar air setelah simulasi pengeringan selama 150 jam
pada Simulasi 1.
T in : 31oC
RH : 73 %
Waktu : 150 jam
Me : 16.6 % b.k
Laju massa udara : 12.7 kg/menit-m2
Waktu
0 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00
1 18.85 19.41 19.48 19.50 19.50 18.00 18.00 18.00 18.84
2 18.76 19.30 19.40 19.44 19.52 19.49 19.53 18.05 19.19
3 18.67 19.20 19.32 19.37 19.49 19.52 19.52 19.54 19.33
4 18.59 19.10 19.24 19.29 19.44 19.50 19.52 19.56 19.28
5 18.51 19.00 19.16 19.22 19.39 19.46 19.50 19.59 19.23
6 18.43 18.91 19.09 19.14 19.34 19.43 19.48 19.58 19.17
7 18.36 18.82 19.01 19.07 19.28 19.39 19.45 19.56 19.12
8 18.29 18.74 18.94 19.00 19.23 19.35 19.42 19.54 19.07
9 18.23 18.66 18.87 18.94 19.18 19.31 19.39 19.52 19.01
10 18.17 18.58 18.80 18.87 19.13 19.28 19.37 19.49 18.96 11 18.11 18.51 18.73 18.80 19.08 19.24 19.34 19.47 18.91 12 18.05 18.44 18.66 18.74 19.03 19.20 19.31 19.45 18.86 13 18.00 18.37 18.60 18.68 18.97 19.16 19.28 19.42 18.81 14 17.94 18.31 18.54 18.61 18.92 19.12 19.25 19.40 18.76 15 17.89 18.24 18.47 18.55 18.87 19.08 19.22 19.38 18.71 16 17.85 18.18 18.42 18.50 18.82 19.04 19.19 19.35 18.67 17 17.80 18.13 18.36 18.44 18.77 19.00 19.15 19.33 18.62 18 17.76 18.07 18.30 18.38 18.72 18.96 19.12 19.30 18.58 19 17.72 18.02 18.25 18.33 18.67 18.92 19.09 19.27 18.53 20 17.67 17.97 18.20 18.28 18.63 18.88 19.06 19.25 18.49 21 17.64 17.92 18.15 18.23 18.58 18.84 19.03 19.22 18.45 22 17.60 17.87 18.10 18.18 18.53 18.80 18.99 19.20 18.41 23 17.56 17.82 18.05 18.13 18.48 18.76 18.96 19.17 18.37 24 17.53 17.78 18.00 18.08 18.44 18.72 18.93 19.14 18.33 25 17.50 17.74 17.96 18.04 18.39 18.68 18.89 19.11 18.29 26 17.46 17.70 17.91 17.99 18.35 18.64 18.86 19.08 18.25 27 17.43 17.66 17.87 17.95 18.30 18.60 18.83 19.06 18.21 28 17.41 17.62 17.83 17.91 18.26 18.56 18.79 19.03 18.18 29 17.38 17.59 17.79 17.86 18.22 18.52 18.76 19.00 18.14 30 17.35 17.55 17.75 17.83 18.17 18.48 18.73 18.97 18.10 31 17.32 17.52 17.72 17.79 18.13 18.44 18.69 18.94 18.07 32 17.30 17.49 17.68 17.75 18.09 18.40 18.66 18.91 18.03 33 17.28 17.46 17.64 17.71 18.05 18.36 18.62 18.88 18.00 34 17.25 17.43 17.61 17.68 18.01 18.32 18.59 18.85 17.97 35 17.23 17.40 17.58 17.64 17.98 18.29 18.55 18.82 17.94 36 17.21 17.37 17.55 17.61 17.94 18.25 18.52 18.79 17.90 37 17.19 17.35 17.52 17.58 17.90 18.21 18.48 18.76 17.87 38 17.17 17.32 17.49 17.55 17.87 18.17 18.45 18.73 17.84 39 17.15 17.30 17.46 17.52 17.83 18.14 18.42 18.70 17.81 40 17.13 17.27 17.43 17.49 17.80 18.10 18.38 18.66 17.78 41 17.11 17.25 17.40 17.46 17.76 18.07 18.35 18.63 17.75 42 17.10 17.23 17.38 17.44 17.73 18.03 18.31 18.60 17.73 43 17.08 17.21 17.35 17.41 17.70 18.00 18.28 18.57 17.70 44 17.06 17.19 17.33 17.38 17.67 17.96 18.25 18.54 17.67 45 17.05 17.17 17.31 17.36 17.64 17.93 18.21 18.51 17.65
Lampiran 20
(lanjutan)
46 17.03 17.15 17.28 17.33 17.61 17.90 18.18 18.47 17.62 47 17.02 17.13 17.26 17.31 17.58 17.86 18.15 18.44 17.59 48 17.00 17.11 17.24 17.29 17.55 17.83 18.11 18.41 17.57 49 16.99 17.10 17.22 17.27 17.52 17.80 18.08 18.38 17.54 50 16.98 17.08 17.20 17.25 17.50 17.77 18.05 18.35 17.52 51 16.97 17.06 17.18 17.23 17.47 17.74 18.02 18.32 17.50 52 16.95 17.05 17.16 17.21 17.44 17.71 17.99 18.28 17.47 53 16.94 17.03 17.14 17.19 17.42 17.68 17.95 18.25 17.45 54 16.93 17.02 17.13 17.17 17.40 17.65 17.92 18.22 17.43 55 16.92 17.01 17.11 17.15 17.37 17.62 17.89 18.19 17.41 56 16.91 16.99 17.09 17.13 17.35 17.60 17.86 18.16 17.39 57 16.90 16.98 17.08 17.12 17.33 17.57 17.83 18.13 17.37 58 16.89 16.97 17.06 17.10 17.31 17.54 17.80 18.10 17.35 59 16.88 16.96 17.05 17.08 17.28 17.52 17.78 18.07 17.33 60 16.87 16.94 17.03 17.07 17.26 17.49 17.75 18.04 17.31 61 16.86 16.93 17.02 17.05 17.24 17.47 17.72 18.01 17.29 62 16.85 16.92 17.01 17.04 17.23 17.45 17.69 17.98 17.27 63 16.85 16.91 16.99 17.03 17.21 17.42 17.67 17.95 17.25 64 16.84 16.90 16.98 17.01 17.19 17.40 17.64 17.92 17.23 65 16.83 16.89 16.97 17.00 17.17 17.38 17.61 17.89 17.22 66 16.82 16.88 16.96 16.99 17.15 17.36 17.59 17.86 17.20 67 16.82 16.87 16.95 16.98 17.14 17.33 17.56 17.83 17.18 68 16.81 16.86 16.94 16.96 17.12 17.31 17.54 17.81 17.17 69 16.80 16.86 16.93 16.95 17.11 17.29 17.51 17.78 17.15 70 16.80 16.85 16.91 16.94 17.09 17.27 17.49 17.75 17.14 71 16.79 16.84 16.90 16.93 17.08 17.25 17.47 17.72 17.12 72 16.78 16.83 16.90 16.92 17.06 17.24 17.44 17.70 17.11 73 16.78 16.82 16.89 16.91 17.05 17.22 17.42 17.67 17.09 74 16.77 16.82 16.88 16.90 17.03 17.20 17.40 17.65 17.08 75 16.77 16.81 16.87 16.89 17.02 17.18 17.38 17.62 17.07 76 16.76 16.80 16.86 16.88 17.01 17.17 17.36 17.60 17.05 77 16.75 16.80 16.85 16.87 17.00 17.15 17.34 17.57 17.04 78 16.75 16.79 16.84 16.86 16.98 17.13 17.32 17.55 17.03 79 16.74 16.78 16.84 16.86 16.97 17.12 17.30 17.52 17.02 80 16.74 16.78 16.83 16.85 16.96 17.10 17.28 17.50 17.00 81 16.74 16.77 16.82 16.84 16.95 17.09 17.26 17.48 16.99 82 16.73 16.77 16.81 16.83 16.94 17.07 17.24 17.46 16.98 83 16.73 16.76 16.81 16.83 16.93 17.06 17.22 17.43 16.97 84 16.72 16.76 16.80 16.82 16.92 17.05 17.21 17.41 16.96 85 16.72 16.75 16.79 16.81 16.91 17.03 17.19 17.39 16.95 86 16.71 16.75 16.79 16.80 16.90 17.02 17.17 17.37 16.94 87 16.71 16.74 16.78 16.80 16.89 17.01 17.16 17.35 16.93 88 16.71 16.74 16.78 16.79 16.88 17.00 17.14 17.33 16.92 89 16.70 16.73 16.77 16.79 16.87 16.98 17.13 17.31 16.91 90 16.70 16.73 16.77 16.78 16.86 16.97 17.11 17.29 16.90 91 16.70 16.72 16.76 16.77 16.86 16.96 17.10 17.27 16.89 92 16.69 16.72 16.75 16.77 16.85 16.95 17.08 17.26 16.88 93 16.69 16.72 16.75 16.76 16.84 16.94 17.07 17.24 16.88 94 16.69 16.71 16.74 16.76 16.83 16.93 17.06 17.22 16.87 95 16.68 16.71 16.74 16.75 16.83 16.92 17.04 17.20 16.86 96 16.68 16.70 16.74 16.75 16.82 16.91 17.03 17.19 16.85 97 16.68 16.70 16.73 16.74 16.81 16.90 17.02 17.17 16.84 98 16.67 16.69 16.72 16.73 16.80 16.88 16.99 17.14 16.83 99 16.67 16.69 16.72 16.73 16.80 16.88 16.99 17.14 16.83
Lampiran 20
(lanjutan)
Lampiran 21 Perubahan kadar air setelah simulasi pengeringan selama 120 jam
pada Simulasi 2.
T in : 33 oC
0 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00
1 18.11 19.12 19.40 19.39 19.42 18.00 18.00 18.00 18.68
2 17.75 18.74 19.21 19.26 19.48 19.47 19.46 18.03 18.92
3 17.43 18.38 18.98 19.08 19.43 19.49 19.50 19.52 18.98
4 17.13 18.04 18.76 18.89 19.34 19.47 19.49 19.54 18.83
5 16.86 17.73 18.54 18.71 19.26 19.42 19.48 19.53 18.69
6 16.62 17.44 18.32 18.52 19.17 19.37 19.45 19.54 18.55
7 16.39 17.18 18.10 18.32 19.07 19.33 19.42 19.53 18.42
8 16.18 16.93 17.89 18.13 18.98 19.27 19.39 19.50 18.28
9 15.99 16.70 17.68 17.94 18.88 19.22 19.36 19.48 18.16
Lampiran 21
(lanjutan)
Lampiran 21
(lanjutan)
Lampiran 23 Pengaruh fluktuasi RH terhadap perubahan kadar air pengukuran
pada Percobaan 1
Jam ke
Lampiran 25 Pengaruh fluktuasi RH terhadap perubahan kadar air pengukuran
pada Percobaan 2
Jam ke
Lampiran 26 Validasi perubahan kadar air pengukuran dan simulasi pada
Ukur Simulasi SD Error Ukur Simulasi SD Error
Lampiran 27 Validasi perubahan kadar air pengukuran dan simulasi pada
Ukur Simulasi SD Error Ukur Simulasi SD Error
Lampiran 28 Mutu jagung pada percobaan
a.
Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI
01-03920-1995
No Komponen Utama
Persyaratan Mutu SNI (% Maks) Mutu Jagung Percobaan
I II III IV Sebelum
b.
Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI
01-6944-2003
No Komponen Persyaratan
SNI
c.
Perbandingan parameter mutu hasil percobaan dengan persyaratan mutu SNI
01-6944-2003
No Komponen Persyaratan SNI Sebelum Proses Setelah Proses