• Tidak ada hasil yang ditemukan

Coronavirus. Dampak Wabah Novel Corona Virus (COVID-19) terhadap Perekonomian Indonesia [Data per 31 Maret 2020] perbandingan 3 wabah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Coronavirus. Dampak Wabah Novel Corona Virus (COVID-19) terhadap Perekonomian Indonesia [Data per 31 Maret 2020] perbandingan 3 wabah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Policy Memo

BADAN PUSAT STATISTIK Subdirektorat Analisis Statistik

Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik mailto: analisis_daps@bps.go.id

Edisi ke-2 Maret 2019

Dampak Wabah Novel Corona Virus

(COVID-19) terhadap Perekonomian Indonesia

[Data per 31 Maret 2020]

A. Wabah Novel Corona Virus 2019 (COVID-19)

• Wabah virus corona baru (2019-nCov atau COVID-19) yang menyebabkan penyakit pneumonia pertama kali dilaporkan ke Badan Kesehatan Dunia atau WHO terjadi di Kota

Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, Tiongkok pada 31 Desember 2019.

• Pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan wabah COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern atau Darurat Kesehatan Global dengan pertimbangan bahwa virus ini telah menyebar ke lima wilayah WHO hanya dalam satu bulan saja.

• Sampai dengan 31 Maret 2020, jumlah kasus terdeteksi sebanyak 754.948 yang tersebar di 202 negara dengan jumlah penderita yang meninggal mencapai 36.571 jiwa.

• Negara dengan jumlah penderita COVID-19 tertinggi saat ini adalah Amerika Serikat (AS) yang mencapai 140.640 penderita, diikuti Italia sebanyak 101.739 penderita. Sementara di Indonesia

terdapat 1,528 penderita.

• Dibandingkan dengan wabah virus jenis yang sama sebelumnya, COVID-19 ternyata tidak lebih mematikan dengan persentase penderita yang

meninggal sebesar 4,89%, sementara tingkat kematian akibat SARS dan MERS berturut-

turut mencapai 9,56% dan 34,41%.

• Persoalan utama wabah COVID-19 adalah besarnya jumlah korban, luasnya sebaran wilayah yang terjangkit, serta cepatnya virus tersebut menyebar.

• Meskipun ditempat asal penyebarannya sudah dapat dihentikan, tapi penyebaran virus ini ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia masih terus berlangsung sampai sekarang.

• Setelah lebih dari dua bulan kota Wuhan sebagai pusat asal penyebaran Covid-19 di isolasi, pada 28 April 2020 akses darat dan udara kota Wuhan akan resmi dibuka kembali setelah sejak 19 Maret tidak ada infeksi baru di Wuhan.

B. Perekonomian China di Tengah Ancaman Wabah Virus Corona

• Pada tahun 1998, ketika krisis ekonomi menerjang, ekonomi Tiongkok tercatat baru sebesar 3 triliun Dollar (PPP), sekitar sepertiga dari ekonomi AS yang mencapai 9 triliun Dollar (PPP).

• Sepuluh tahun berselang (2008), ekonomi Tiongkok melonjak hingga mencapai 10 triliun Dollar (PPP), hanya terpaut 4,7 juta Dollar (PPP) di bawah PDB AS.

• Meskipun terus mengalami perlambatan sejak 2008, pada tahun 2018 perekonomian Tiongkok merupakan yang terbesar di dunia dengan total PDB mencapai 25 triliun Dollar (PPP) atau sekitar 18,67% ekonomi dunia.

• Besaran PDB Tiongkok tersebut mengungguli PDB AS dan Uni Eropa yang masing-masing mencapai 20 triliun Dollar (PPP) dan 15 triliun Dollar (PPP).

• Skala perdagangan Tiongkok juga yang terbesar di Dunia. Tercatat hanya AS yang mampu mendekati volume perdagangan Tiongkok yang pada tahun 2018 mencapai 4,6 triliun Dollar AS. Sementara itu, negeri Paman Sam mencatatkan volume perdagangan sebesar 4,2 triliun Dollar AS.

• Berdasarkan data World Bank, nilai Ekspor Tiongkok pada periode 2014-2018 stabil di atas 2 triliun Dollar AS. Nilai ini merupakan volume ekspor terbesar di Dunia. Sedangkan nilai Impor

Edisi Perdana 2020

SARS-CoV MERS-CoV COVID-19

a

Awal Tahun Terjadi Wabah 2002 2012 2019

Lokasi Kasus Pertama Tiongkok Saudi Arabia Tiongkok Jumlah Penderita (jiwa)

b

8.096 2.502 754.948 Jumlah Meninggal (jiwa)

b

774 861 36.571

Tingkat Kematian (%) 9,56 34,41 4,84

Jumlah Negara Terdampak 29 27 202

a) Data tanggal 31 Maret 2020 18.00 CET; b) Nilai kumulatif hingga saat ini; Sumber: WHO (2020)

perbandingan 3 wabah

Coronavirus

(2)

terus meningkat, setelah pada tahun 2015 sempat menyentuh 1,5 triliun Dollar AS, pada tahun 2018 mencapai puncaknya dengan mencatat nilai impor sebesar 2,1 triliun Dollar AS.

• AS, Korea, dan Jepang adalah tiga negara mitra dagang terbesar Tiongkok dengan total volume perdagangan pada tahun 2018 mencapai hampir 1,3 triliun Dollar AS.

• Tiongkok sangat vital dalam rantai pasokan global.

Banyak perusahaan besar dunia berproduksi di Tiongkok, contohnya: Apple, Caterpillar, Ikea, Dell, GE, Intel, Toyota, dll.

• Fakta lain tentang Tiongkok:

i. Jumlah penduduk Tiongkok pada 2018

merupakan yang terbesar di Dunia yakni nyaris mencapai 1,4 miliar jiwa, hanya terpaut sedikit dengan jumlah penduduk India yang mencapai 1,352 miliar jiwa.

ii. Tiongkok merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia dengan volume impor pada tahun 2018 mencapai 462 juta ton atau setara dengan 239 miliar Dollar AS.

iii. Tiongkok merupakan produsen dan eksportir manufaktur terbesar di dunia karena biaya produksi yang lebih rendah serta didukung dengan teknologi produksi yang relatif lebih maju dibandingkan dengan negara lain.

C. Prediksi Dampak Merebaknya Virus Corona terhadap Perekonomian Tiongkok

• Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2019 mencapai 6,1 persen, terendah sejak 29 tahun terakhir akibat dampak perang dagang dengan AS.

Pada tahun 2020 perekonomian Tiongkok diprediksi hanya tumbuh 5,8 persen (ANZ, 2020 dan Moody’s, 2020), 5,5 persen (Citigroup, 2020 dan ADB, 2020), dan sekitar 4,8 s/d 5,4 persen (EIU, 2020).

• Bursa saham Shanghai dan Hang Seng anjlok dan diikuti oleh bursa saham lainnya yang dimulai sejak merebaknya wabah tersebut keluar Tiongkok yaitu pada minggu ketiga Januari 2020. Sejak Tiongkok melaporkan adanya kasus Corona pada akhir tahun 2019 sampai dengan akhir Februari 2020, hampir semua bursa saham terkoreksi dalam.

• Pelemahan nilai mata uang Yuan terhadap mata uang asing terutama Dollar AS. Sejak minggu kedua Januari 2020, nilai tukar Yuan melemah 0,2405 point atau sekitar 3,5 persen.

D. Dampak Wabah Virus Corona ke Sejumlah Negara di Dunia

• The Economist Intelligence Unit, memprediksi bahwa pertumbuhan global pada tahun 2020 akan mengalami kontraksi sebesar 2,2%. Mereka juga memperkirakan bahwa hampir seluruh negara anggota G20 akan mengalami resesi pada tahun ini, kecuali India, China, dan Indonesia.

• Perekonomian Jepang yang mengalami kontraksi 1,6% pada triwulan terakhir 2019 terancam resesi

Perkembangan Dua Index Harga Saham di Tiongkok

Oktober 2019 - Maret 2020

6.8 6.9 7.0 7.1 7.2

12/2/2019 12/5/2019 12/8/2019 12/11/2019 12/14/2019 12/17/2019 12/20/2019 12/23/2019 12/26/2019 12/29/2019 1/1/2020 1/4/2020 1/7/2020 1/10/2020 1/13/2020 1/16/2020 1/19/2020 1/22/2020 1/25/2020 1/28/2020 1/31/2020 2/3/2020 2/6/2020 2/9/2020 2/12/2020 2/15/2020 2/18/2020 2/21/2020 2/24/2020 2/27/2020 3/1/2020 3/4/2020 3/7/2020 3/10/2020 3/13/2020 3/16/2020 3/19/2020 3/22/2020 3/25/2020 3/28/2020

Nilai Tukar Yuan terhadap US $, Jan 2019 s/d Maret 2020

Nilai Tukar Yuan terhadap Dollar AS

Oktober 2019 - Februari 2020

2600 2800 3000 3200

12/2/2019 12/5/2019 12/8/2019 12/11/2019 12/14/2019 12/17/2019 12/20/2019 12/23/2019 12/26/2019 12/29/2019 1/1/2020 1/4/2020 1/7/2020 1/10/2020 1/13/2020 1/16/2020 1/19/2020 1/22/2020 1/25/2020 1/28/2020 1/31/2020 2/3/2020 2/6/2020 2/9/2020 2/12/2020 2/15/2020 2/18/2020 2/21/2020 2/24/2020 2/27/2020 3/1/2020 3/4/2020 3/7/2020 3/10/2020 3/13/2020 3/16/2020 3/19/2020 3/22/2020 3/25/2020 3/28/2020

Shanghai Composite Index, Januari 2019 s/d Maret 2020

20000 22500 25000 27500 30000

12/2/2019 12/5/2019 12/8/2019 12/11/20 12/14/20 12/17/20 12/20/20 12/23/20 12/26/20 12/29/20 1/1/2020 1/4/2020 1/7/2020 1/10/2020 1/13/2020 1/16/2020 1/19/2020 1/22/2020 1/25/2020 1/28/2020 1/31/2020 2/3/2020 2/6/2020 2/9/2020 2/12/2020 2/15/2020 2/18/2020 2/21/2020 2/24/2020 2/27/2020 3/1/2020 3/4/2020 3/7/2020 3/10/2020 3/13/2020 3/16/2020 3/19/2020 3/22/2020 3/25/2020 3/28/2020

Hang Seng Composite Index, Januari 2019 s/d Maret 2020

Sumber: Yahoo Finance (2020)

Sumber: Yahoo Finance (2020)

(3)

karena di triwulan pertama 2020 PDB Jepang diprediksi melambat 2,9% (annualized) setelah sebelumnya terdampak bencana taufan Hagibis serta kenaikan pajak pertambahan nilai.

• Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi terendah sepanjang sepuluh tahun terakhir di tahun 2019 yaitu sebesar 0,7%, PDB Singapura di triwulan pertama tahun 2020 tercatat mengalami kontraksi sebesar -2,2%. Pada Februari 2020 Singapura merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun 2020 dari sebelumnya 0,5-2,5% menjadi -0,5-1,5%. Akhir Maret 2020, mereka kembali merevisi angka tersebut menjadi -4,0 s.d. -1,0%.

• Pada 27 Februari 2020 Arab Saudi menghentikan sementara izin masuk untuk ibadah umrah.

• Sebanyak 31 negara menutup penerbangan ke Tiongkok segera setelah korban virus corona di Tiongkok meningkat signifikan. Maskapai penerbangan Indonesia juga terimbas akibat pelarangan penerbangan dengan Tiongkok antara lain Garuda Air, Batik Air, Malindo Air, dan Lion Air.

• Setelah menyebar ke luar Tiongkok, maskapai penerbangan lainnya mengurangi dan membatalkan sejumlah penerbangan ke

berbagai negara. Singapore Airlines dan Silk Air membatalkan penerbangan ke sejumlah penerbangan ke berbagai negara, diantaranya 30 jadwal penerbangan ke Indonesia karena kurangnya permintaan.

• Saat ini banyak negara yang melakukan

pembatasan penerbangan baik yang masuk atau keluar, bahkan beberapa negara telah melakukan penutupan penerbangan dari luar seperti Italia, Amerika Serikat Malaysia,

• Selain penerbangan ke Tiongkok, penerbangan ke negara lain khususnya yang terdampak corona juga mengalami penurunan penumpang yang signifikan, menyebabkan sebagian maskapai besar merumahkan pegawainya, diantaranya Cathay Pacific yang merumahkan 27 ribu karyawannya tanpa digaji.

• Menurut laporan dari International Civil Aviation Organization (ICAO), pendapatan maskapai penerbangan global diperkirakan turun $ 4-5 miliar pada kuartal pertama 2020 sebagai akibat dari pembatalan penerbangan.

• Menurut International Air Transport Association (IATA), penerbangan global merugi 113 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1.948 triliun akibat mewabahnya Covid-19. Proyeksi itu didasarkan pada asumsi dan data perkembangan wabah COVID-19 yang menyebar di 134 negara.

• Pembatasan dan pembatalan beberapa event dunia. Contohnya MotoGP Qatar yang dibatalkan sementara MotoGP Thailand ditunda, serta Olimpiade Tokyo 2020 ditunda di tahun 2021.

• OPEC Basket Price menunjukkan tren penurunan dari minggu pertama januari 2020 hingga sekarang.

• Bloomberg Comodity Index terus menurun sejak awal Januari 2020.

Bloomberg Composite Index

Desember 2019 s/d 28 Februari 2020

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2020 Negara-Negara G20

The Economist Intelligence Unit

Sumber: EIU

Sumber: Yahoo Finance (2020)

(4)

• Berikut informasi Persentase Penurunan Indeks di Pasar Saham Beberapa Negara Terdampak Virus Corona 31 Desember 2019 s/d 30 Maret 2020:

i. Diantara negara-negara terdampak virus Covid-19, Thailand mengalami penurunan terdalam yaitu mencapai 31,14 persen, diikuti Indonesia dengan 29,92 persen, dan bursa Milan, Italia dengan 28,26 persen. Sementara bursa saham Tiongkok hanya terkoreksi sekitar 10 persen.

ii. Indeks komposit pada posisi tanggal 30 Maret ini disemua bursa saham mengalami ekspansi dibandingkan pada minggu ketiga Maret yang jatuh lebih dalam.

• Beberapa ajang fesyen dan event lainnya di Italia seperti Milan Fashion Week, Giorgio Armani, Mido eyewear show, Lega Calcio Serie A, dan Milan Furniture Fair ditunda, dibatalkan, atau dilaksanakan tanpa pengunjung.

• Asosiasi sepakbola Uni Eropa (UEFA) memutuskan untuk menunda penyelenggaraan EURO2020 hingga tahun 2021 terkait pandemik COVID-19 yang merebak di sejumlah negara di Eropa terutama di Italia. Akibat dari dampak COVID-19, sejumlah negara Uni Eropa telah melakukan kebijakan lockdown seperti Italia, dan Perancis mengikuti negara dibelahan dunia lainnya yang juga terdampak COVID-19 seperti Malaysia, Qatar, Australia, dan New Zealand.

E. Potensi Dampak COVID-19 terhadap Perekonomian Indonesia

Respon pemerintah terhadap wabah virus corona

• Melihat situasi yang berkembang secara global terkait wabah virus corona, beberapa langkah awal yang pemerintah ambil antara lain:

i. Pada 24 Januari 2020, Kementerian

Perhubungan melarang seluruh penerbangan dari dan menuju Kota Wuhan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona.

ii. Menerapkan pembatasan terhadap kedatangan orang dari kawasan Tiongkok. Pembatasan ini akan dimonitor setiap dua minggu pada bulan Februari 2020.

iii. Membuka layanan hotline di sembilan Kementerian/Lembaga untuk memudahkan masyarakat mendapatkan penjelasan terkait dengan wabah virus Corona dan dampaknya.

iv. Para tenaga kerja asing maupun turis asal Tiongkok yang sudah berada di wilayah Indonesia dan belum kembali ke negaranya, akan mendapatkan fasilitas perpanjangan izin visa untuk overstay sampai satu bulan.

v. Melarang impor hewan hidup dari Tiongkok.

Jumlah dan Persentase Ekspor dan Impor Indonesia, 2019

Nilai Impor

(juta US$) Persentase

44,91 26,30 Tiongkok

17,31 10,14 Singapura

15,62 9,15 Jepang

12,46 7,30 Uni Eropa

9,46 5,54 Thailand

9,26 5,42 AS

7,74 4,53 Malaysia

5,51 3,23 Australia

48,46 28,39 Lainnya

170,73 100,00 Total

Sumber: BPS (2020)

Nilai Ekspor

(juta US$) Persentase Tiongkok 27,92 16,67

AS 17,72 10,58

Jepang 15,95 9,52

Uni Eropa 14,47 8,64 Singapura 13,11 7,83

India 11,79 7,04

Malaysia 8,95 5,34

Korsel 7,21 4,31

Lainnya 50,39 30,08 Total 167,50 100,00

Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia, Jan-Feb 2020

Informasi Penurunan Indeks Harga Saham di Beberapa Negara

31 Desember 2019 s/d 28 Februari 2020

-9.93 -10.35 -16.36 -17.79 -18.77 -19.33 -21.87 -24.18 -25.03 -26.76 -27.30 -28.26 -29.92 -31.14

-35.00 -30.00 -25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00

SSEC (Tiongkok) LSE (Inggris) FTSE KLCI (Malaysia) Hangseng (Hongkong) S&P 500 (AS) Nikkei (Jepang) Kospi (Korea) Dowjones Industrial (AS) FTSE Strait Times (Singapura) CAC 40 (Perancis) DAX (Jerman) FTSE MIB (Italia) IDX (Indonesia) SET (Thailand)

Sumber: Yahoo Finance (2020)

Uraian Jan-Feb 2019 Jan-Feb 2020 Pertumbuhan (%)

Ekspor 26483,8 27569,5 4,10

Migas 2345 1632,1 -30,40

Non Migas 24138,8 25937,4 7,45

Impor 27217,4 25870,3 -4,95

Migas 3240,6 3734,7 15,25

Non Migas 23976,8 22135,6 -7,68

Sumber: BPS (2020)

(5)

vi. Pemerintah juga perlu menyediakan jaring pengaman sosial seperti BPNT, PKH, KIS, KIP, RASTRA, serta Kartu Pra Kerja untuk menjaga tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat.

• Merespon status Darurat Kesehatan Global yang ditetapkan oleh WHO pada akhir Januari 2020, pemerintah memutuskan untuk menutup sementara seluruh rute penerbangan dari dan menuju Tiongkok per 5 Februari 2020.

• BNPB menetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Virus Corona di Indonesia pada 28 Januari 2020 yang berlaku selama 32 hari, yang kemudian diperpanjang selama 91 hari terhitung sejak tanggal 29 Februari – 29 Mei 2020.

• Guna mendorong perekonomian domestik yang berpotensi terdampak wabah virus corona, pada 20 Februari 2020 BI memangkas suku bunga acuan dari 5% menjadi 4,75% . Kemudian, pada 19 Maret 2020 BI kembali menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,50%.

• Di bulan yang sama, melalui Kementerian Keuangan, pemerintah mengeluarkan stimulus jilid pertama yang diutamakan untuk sektor pariwisata dengan total anggaran mencapai Rp8,5 triliun. Kebijakan ini diikuti stimulus jilid kedua dan ketiga yang dikeluarkan pemerintah pada Maret 2020 untuk meningkatkan performa industri manufaktur dan serta sektor kesehatan.

• Pada Januari 2020, wisatawan manca negara dari 233 negara yang datang ke Indonesia berjumlah 1,3 juta orang. Angka tersebut naik 70 ribu orang dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2019. Namun jika dibandingkan dengan Desember 2019, terjadi penurunan 105 ribu orang.

Jumlah (juta orang) Persentase

Malaysia 2,98 18,51

Eropa 2,08 12,89

Tiongkok 2,07 12,86

Singapura 1,93 12,01

Australia 1,39 8,61

Timor Leste 1,18 7,32

Total 16,11

Sumber: Kementerian Pariwisata (2020)

Jumlah dan Persentase Wisatawan Mancanegara yang Datang ke

Indonesia, 2019

• 13 Maret 2020, Presiden Jokowi membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan menunjuk BNPB sebagai koordinator melalui Keppres No. 7 Tahun 2020.

• Kementerian Luar Negeri menghentikan semua kunjungan dan transit warga negara asing ke wilayah Indonesia, kecuali WNA yang memiliki Kartu Izin Tinggal Tetap (Kitap), Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas), izin tinggal diplomatik, dan izin tinggal dinas.

• Pada 20 Maret 2020, pemerintah meluncurkan tahap awal program kartu pra-kerja, pendaftaran peserta program ini akan dimulai awal April 2020.

• Meskipun komando penanganan wabah virus corona berada di pemerintah pusat, namun Presiden Jokowi memerintahkan Pemerintah Daerah melalui masing-masing Gubernur untuk terus memonitor kondisi daerah dan berkonsultasi dengan pakar medis dalam menelaah situasi, kemudian, terus berkonsultansi dengan BNPB untuk menentukan status daerahnya siaga darurat ataukah tanggap darurat bencana non-alam.

• Pemerintah DKI melakukan beberapa langkah dalam upaya mencegah peneybaran virus corona lebih luas dengan membatasi layanan transportasi umum seperti Transjakarta, MRT, dan LRT,

meliburkan sekolah, menutup sementara waktu tempat wisata, pencabutan peraturan ganjil- genap, mengatur jarak penumpang di Transjakarta dan MRT, himbauan agar warga tidak pulang kampung, Dokter/perawat punya batas kerja dan jamin stok pangan aman.

• Pada 31 Maret 2020, berdasarkan UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan pemerintah menetapkan status kedaruratan

-15.0 -15.6 -18.7 -18.8 -24.1 -25.2 -31.8 -65.7

-70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 Kelapa Sawit Gas Timah Nikel Tembaga Batu Bara Karet Minyak Mentah

Informasi Penurunan Harga Komoditas Ekspor Indonesia

Minggu Ketiga Januari s/d 30 Maret 2020

(6)

kesehatan masyarakat akibat pandemik COVID-19 sekaligus menerbitkan PP tentang pembatasan sosial berskala besar dan Keppres penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat untuk melaksanakan amanat undang-undang tersebut.

• Bersamaan dengan dikeluarkannya status kedaruratan kesehatan masyarakat, pemerintah mengumumkan beberapa kebijakan bantuan sosia, yaitu:

i. Program Keluarga Harapan

Jumlah keluarga penerima akan ditingkatkan dari 9,2 juta menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat. Sedangkan, besaran manfaatnya akan dinaikkan 25 persen.

ii. Kartu Sembako

Jumlah penerima akan dinaikkan dari 15,2 juta penerima menjadi 20 juta penerima manfaat dan nilainya naik 30 persen dari Rp 150 ribu menjadi Rp 200 ribu serta akan diberikan selama sembilan bulan.

iii. Kartu Prakerja

Anggaran Kartu Prakerja dinaikkan dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun. Jumlah penerima manfaat menjadi 5,6 juta orang, terutama untuk pekerja informal dan pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak Covid-19 dan nilai manfaatnya adalah Rp 650 ribu sampai Rp 1 juta per bulan selama empat bulan ke depan.

iv. Tarif Listrik

Untuk pelanggan listrik 450 VA (24 juta

pelanggan), akan digratiskan selama tiga bulan ke depan, yaitu untuk bulan April, Mei dan Juni 2020. Untuk pelangan 900 VA (7 juta pelanggan), akan didiskon 50 persen.

v. Kebutuhan Pokok

Mencadangkan Rp 25 triliun untuk pemenuhan kebutuan pokok serta operasi pasar dan logistik.

vi. Keringanan Kredit

Bagi pekerja informal, ojek online, sopir taksi dan pelaku UMKM, nelayan, dengan penghasilan harian, dengan kredit, di bawah Rp 10 miliar, OJK telah menerbitkan aturan mengenai keringanan kredit dan mulai berlaku bulan April ini.

Dampak penularan virus corona terhadap ekonomi Indonesia

• Wabah virus corona (COVID-19) secara langsung berdampak terhadap perekonomian Indonesia melalui perdagangan internasional antara Tiongkok dan Indonesia maupun negara-negara mitra dagang lainnya, baik barang maupun jasa (terutama jasa transportasi dan perjalanan/travel).

• Tiongkok adalah tujuan ekspor terbesar

Indonesia yaang mencapai 16,67 miliar US$ atau 16,67 persen pada tahun 2019. Tiongkok juga merupakan negara importir terbesar Indonesia yang mencapai 26,30 miliar US$ atau 26,30 persen pada tahun 2019.

• Sampai dengan Februari 2020, Nilai ekspor Indonesia masih positif dibanding tahun sebelumnya, yang merupakan sumbangan non migas. Sementara migas turun hampir sepertiga.

• Sementara impor Indonesia sampai Februari 2020 turun sekitar 5 persen, yang disumbang oleh penurunan impor nonmigas. Sementara impor migas mengalami kenaikan sekitar 15 persen.

• Di dalam negeri, proses produksi berpotensi terganggu karena pasokan bahan baku yang berasal dari impor terhambat. Sektor industri manufaktur mendapat tekanan dari sisi produksi dan pemasaran baik dalam maupun luar negeri.

• Terganggunya proses produksi berpotensi menurunkan jumlah nilai tambah (upah gaji pekerja terganggu, keuntungan perusahaan berkurang, penerimaan pajak pemerintah juga berkurang).

• Terganggunya proses produksi (yang juga disertai dengan penurunan impor) berpotensi menurunkan penyediaan barang yang dapat berpengaruh pada inflasi.

• Penurunan nilai tambah dan inflasi akan menekan konsumsi rumah tangga dan pada akhirnya akan menurunkan permintaan domestik.

• Wabah virus corona juga menekan ekonomi penduduk berpendapatan rendah yang bekerja pada sektor informal, sehingga dikhawatirkan akan menambah jumlah pengangguran. Saat ini jumlah orang yang bekerja di sektor informal mencapai 70,49 juta atau 55,72 persen dari penduduk yang bekerja (Agustus, 2019).

• Apabila tidak tertangani dengan baik, kondisi ini dapat berimbas kepada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan angka kemiskinan.

• Selain sektor produksi, pengaruh wabah corona terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga akan menyebar ke sektor-sektor yang terkait, seperti jasa transportasi, akomodasi, jasa hiburan, dan industri penjualan souvenir.

• Tingkat okupansi hotel pada tahun 2020 tercatat

lebih rendah dibandingkan dengan tingkat

okupansi hotel pada tahun 2019. Pada 2019,

(7)

© 2020 Badan Pusat Statistik Pengarah: Sri Soelistyowati Penanggung Jawab: Ali Said Editor: Wisnu Winardi Penulis: Dimas Hari Santoso, Dyah Retno P., Ema Tusianti Data: Dyah Retno P., Dimas Hari Santoso Desain & Tata Letak: Dimas Hari Santoso tingkat okupansi berada di sekitar 70-90 persen.

Sementara itu, pada tahun 2020, tingkat okupansi sekitar 50 persen, dimana tingkat okupansi Provinsi Bali mengalami penurunan secara signifikan.

• Wabah corona juga dikhawatirkan akan menghambat rantai pasokan barang dan jasa secara global sehingga menurunkan output global.

• Penurunan output global akan semakin menekan harga komoditas yang saat ini cenderung turun.

Penurunan harga komoditas ekspor indonesia seperti minyak mentah, gas, nikel, timah, tembaga, dan kelapa sawit akan menekan penerimaan Indonesia dari ekspor, sehingga pada akhirnya juga akan membuat defisit transaksi berjalan menjadi lebih besar.

• Penurunan harga komoditas ekspor indonesia akan menekan penerimaan Indonesia dari ekspor, sehingga pada akhirnya juga akan membuat defisit transaksi berjalan menjadi lebih besar.

• Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1-5,5%

menjadi 4,2-4,6%. Hal ini disebabkan semakin meluasnya penyebaran virus corona di Indonesia.

• Wabah corona juga berpotensi mempengaruhi sisi psikologis pelaku pasar finansial. Kekhawatiran pasar akan direspon dengan menjual saham yang dimilikinya secara besar-besaran sehingga berakibat pada penurunan harga saham.

• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun terus mengalami tren penurunan hingga 30 Maret 2020 IHSG tercatat berada pada level 4.414,5 atau terkoreksi lebih dari 30% dari posisi di akhir tahun 2019.

4000 4500 5000 5500 6000 6500

10/1/2019 10/8/2019 10/15/2019 10/22/2019 10/29/2019 11/5/2019 11/12/2019 11/19/2019 11/26/2019 12/3/2019 12/10/2019 12/17/2019 12/24/2019 12/31/2019 1/7/2020 1/14/2020 1/21/2020 1/28/2020 2/4/2020 2/11/2020 2/18/2020 2/25/2020 3/3/2020 3/10/2020 3/17/2020 Indonesia Stock Exchange Composite Index

Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Oktober 2019-Maret 2020

F. Langkah-Langkah yang dapat dilakukan Pemerintah terkait dengan Aspek Ekonomi Makro dan Sosial

• Melakukan sosialisasi bahwa kondisi yang terjadi masih terkendali:

i. Masyarakat dan dunia usaha tidak perlu khawatir berlebihan.

ii. Menyampaikan prosedur pencegahan dan penanganan wabah dengan baik.

iii. Menyampaikan bahwa wabah korona memang berbahaya, tetapi potensi penyembuhannya juga besar.

iv. Mengantisipasi penyebaran yang lebih luas dengan himbauan Social Distance serta pelaksanaan Work From Home bagi PNS.

• Merespon penurunan permintaan domestik dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah secara hati-hati. Di satu sisi kebijakan ini akan mengurangi penurunan permintaan domestik, tapi di sisi yang lain berpotensi meningkatkan utang pemerintah, karena peningkatan pengeluaran tersebut tidak didukung dari sisi penerimaan, terutama dari penerimaan pajak dan laba perusahaan pemerintah.

• Pemerintah juga perlu mengamankan pasokan kebutuhan dasar masyarakat utk membuat masyarakat tenang dan menghindari risiko yg tidak baik.

• Dari sisi moneter, bank sentral perlu

mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan untuk mendorong konsumsi dan investasi.

• Memacu industri substitusi impor Indonesia untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Tiongkok.

• Mencari alternatif negara mitra dagang untuk

pemasaran produk ekspor Indonesia, dengan

memanfaatkan pasar ekspor di negara-negara lain

yang mengimpor produk yang sama dari Tiongkok.

(8)

Lampiran.

Kebijakan Stimulus Mengantisipasi Dampak Pandemik COVID-19

A. Stimulus Jilid 1

• Stimulus pertama dikeluarkan pemerintah pada medio Februari 2020, ditujukan untuk sektor- sektor yang terdampak langsung akibat pandemik COVID-19, yaitu sektor pariwisata dan sektor riil dengan total anggaran mencapai Rp8,5 triliun.

i. Menurunkan pajak hotel dan restoran selama 6 bulan di 10 destinasi pariwisata Indonesia yang paling terdampak wabah virus corona dengan total kompensasi Rp3,3 triliun.

ii. Memberikan subsidi yaitu insentif dalam bentuk diskon tiket 30% untuk 25% kursi tiap flightnya dari 10 destinasi pariwisata yang diperkirakan terpengaruh secara cukup langsung dari penurunan sektor pariwisata dengan perkiraan biaya yang akan keluar sekitar Rp490 hingga Rp500 miliar.

iii. Memberikan hibah sebesar Rp0,1 triliun untuk pariwisata.

iv. Menaikkan indeks manfaat Kartu Sembako sebesar Rp50.000 per bulan selama 6 bulan dengan jumlah keseluruhan Rp4,56 triliun untuk melindungi daya beli masyarakat miskin.

v. Mempercepat implementasi Kartu Pra-Kerja vi. Subsidi untuk perumahan rakyat melalui Skema

Subsidi Selisih Bunga (SSB).

B. Stimulus Jilid 2

• Pada 13 Maret 2020, pemerintah mengeluarkan paket stimulus jilid 2 yang terdiri atas stimulus fiskal, stimulus non-fiskal, dan stimulus keuangan.

Paket stimulus ini utamanya ditujukan untuk industri manufaktur dan kemudahan ekspor- impor untuk mengatasi dampak negatif pandemik COVID-19 yang menyebar di Indonesia yang juga akan berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia, kinerja ekspor Indonesia, current account deficit (CAD), kinerja fiskal, dan aliran modal.

• Stimulus Fiskal

i. Relaksasi pajak penghasilan pasal 21 (PPh Pasal 21). Relaksasi diberikan melalui skema PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 100%

atas penghasilan dari pekerja dengan besaran sampai dengan Rp200 juta pada sektor industri pengolahan (termasuk Kemudahan Impor Tujuan Ekspor/KITE dan Kemudahan Impor

Tujuan Ekspor–Industri Kecil dan Menengah/

KITE IKM). PPh DTP diberikan selama 6 bulan, terhitung mulai April hingga September 2020.

Nilai besaran yang ditanggung pemerintah sebesar Rp8,60 triliun. Diharapkan para pekerja di sektor industri pengolahan tersebut mendapatkan tambahan penghasilan untuk mempertahankan daya beli.

ii. Relaksasi pajak penghasilan pasal 22 Impor (PPh Pasal 22 Impor). Relaksasi diberikan melalui skema pembebasan PPh Pasal 22 Impor kepada 19 sektor tertentu, wajib pajak KITE, dan wajib pajak KITE IKM. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor diberikan selama 6 bulan terhitung mulai April hingga September 2020 dengan total perkiraan pembebasan sebesar Rp8,15 triliun. Kebijakan ini ditempuh sebagai upaya memberikan ruang cashflow bagi industri sebagai kompensasi switching cost (biaya sehubungan perubahan negara asal impor).

iii. Relaksasi pajak penghasilan pasal 25 (PPh Pasal 25). Relaksasi diberikan melalui skema pengurangan PPh Pasal 25 sebesar 30% kepada 19 sektor tertentu, wajib pajak KITE, dan wajib pajak KITE-IKM selama 6 bulan terhitung mulai April hingga September 2020 dengan total perkiraan pengurangan sebesar Rp4,2 triliun. Kebijakan ini diharapkan membuat industri memperoleh ruang cashflow sebagai kompensasi switching cost (biaya sehubungan perubahan negara asal impor dan negara tujuan ekspor). Selain itu, dengan upaya mengubah negara tujuan ekspor, diharapkan akan terjadi peningkatan ekspor.

iv. Relaksasi restitusi pajak pertambahan nilai

(PPN). Relaksasi diberikan melalui restitusi

PPN dipercepat (pengembalian pendahuluan)

bagi 19 sektor tertentu, wajib pajak KITE, dan

wajib pajak KITE-IKM. Restitusi PPN dipercepat

diberikan selama 6 bulan, terhitung mulai April

hingga September 2020 dengan total perkiraan

besaran restitusi senilai Rp1,97 triliun. Tidak

ada batasan nilai restitusi PPN khusus bagi para

eksportir, sementara bagi para non-eksportir

besaran nilai restitusi PPN ditetapkan paling

banyak Rp5 miliar. Dengan adanya percepatan

restitusi, Wajib Pajak dapat lebih optimal

menjaga likuiditasnya.

(9)

• Stimulus Non-Fiskal

i. Penyederhanaan dan pengurangan jumlah Larangan dan Pembatasan (Lartas) untuk aktivitas ekspor yang tujuannya untuk meningkatkan kelancaran ekspor dan daya saing. Dalam hal ini dokumen Health Certificate serta V-Legal tidak lagi menjadi dukumen persyaratan ekspor kecuali diperlukan oleh eksportir. Implikasinya, terdapat pengurangan Lartas ekspor sebanyak 749 kode HS yang terdiri dari 443 kode HS pada komoditi ikan dan produk ikan dan 306 kode HS untuk produk industri kehutanan.

ii. Penyederhanaan dan pengurangan jumlah Larangan dan Pembatasan (Lartas) untuk aktivitas impor khususnya bahan baku yang tujuannya untuk meningkatkan kelancaran dan ketersediaan bahan baku. Stimulus ini diberikan kepada perusahaan yang berstatus sebagai produsen dan pada tahap awal akan diterapkan pada produk Besi Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya yang selanjutnya akan diterapkan pula pada produk pangan strategis seperti garam industri, gula, tepung sebagai bahan baku industri manufaktur. Terkait dengan duplikasi peraturan impor, Pemerintah juga akan melakukan penyederhanaan terutama pada komoditi: Hortikultura, Hewan dan Produk Hewan, serta Obat, Bahan Obat dan Makanan.

iii. Percepatan proses ekspor dan impor untuk Reputable Traders, yakni perusahaan- perusahaan terkait dengan kegiatan ekspor- impor yang memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Pada prinsipnya, perusahaan dengan reputasi baik akan diberikan insentif tambahan dalam bentuk percepatan proses ekspor dan impor yakni: penerapan auto response dan auto approval untuk proses Lartas baik ekspor maupun impor serta penghapusan Laporan Surveyor terhadap komoditas yang diwajibkan.

Hingga saat ini sudah ada 735 reputable traders yang terdiri dari 109 perusahaan AEO/Authrized Economic Operator dan 626 perusahaan yang tergolong MITA/Mitra Utama Kepabeanan.

iv. Peningkatan dan percepatan layanan proses ekspor-impor, serta pengawasan melalui pengembangan National Logistics Ecosystem (NLE). NLE merupakan platform yang

memfasilitasi kolaborasi sistem informasi antar Instansi Pemerintah dan Swasta untuk simplikasi dan sinkronisasi arus informasi dan dokumen dalam kegiatan ekspor/impor di pelabuhan dan kegiatan perdagangan/distribusi barang

dalam negeri melalui sharing data, simplikasi proses bisnis, dan penghapusan repetisi, serta duplikasi. Roadmap NLE mencakup antara lain integrasi antara INSW, Inaport, Inatrade, CEISA, sistem trucking, sistem gudang, sistem transportasi, sistem terminal operator, dan lainnya. Diharapkan dengan kehadiran NLE tersebut, dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional dengan cara mengintegrasikan layanan pemerintah (G2G2B) dengan platform-platform logistik yang telah beroperasi (B2B).

• Stimulus Sektor Keuangan, melalui Peraturan OJK (POJK) tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19, yang berisi:

i. Bank dapat menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19, termasuk dalam hal ini adalah debitur UMKM.

ii. Kebijakan stimulus dimaksud terdiri dari:

• Penilaian kualitas kredit/pembiayaan/

penyediaan dana lain hanya berdasarkan ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga untuk kredit s.d Rp10 miliar; dan

• Bank dapat melakukan restrukturisasi untuk seluruh kredit/pembiayaan tanpa melihat batasan plafon kredit atau jenis debitur, termasuk debitur UMKM. Kualitas kredit/

pembiayaan yang dilakukan restrukturisasi ditetapkan lancar setelah direstrukturisasi.

iii. Untuk debitur UMKM, Bank juga dapat menerapkan 2 kebijakan stimulus tersebut, yaitu:

• Penilaian kualitas kredit/pembiayaan/

penyediaan dana lain berdasarkan ketepatan membayar pokok dan/atau bunga; dan

• Melakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan UMKM tersebut, dengan kualitas yang dapat langsung menjadi Lancar setelah dilakukan restrukturisasi kredit

iv. Insentif lain bagi pekerja sebagai stimulus atas dampak penyebaran COVID-19 adalah relaksasi pada Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek), yaitu:

• BP Jamsostek mendukung upaya Pemerintah dalam melaksanakan relaksasi keuangan bagi dunia usaha.

• Pemberian stimulus akan dilakukan

pembahasan lebih lanjut, yang formulasinya

tidak mempengaruhi manfaat kepada

peserta dan tidak mengganggu ketahanan

dana program jaminan sosial.

(10)

• Agar pemberian stimulus ini tidak

mengganggu operasional dan pelayanan BP Jamsostek peserta, perlu juga dilakukan penyesuaian terhadap regulasi yang mengatur Rencana Kerja dan Anggaran BP Jamsostek.

v. Pemberian stimulus ini perlu diatur dalam ketentuan sesuai peraturan perundang- undangan.

• Kebijakan Pangan terkait Penanganan Dampak COVID-19

i. Pemerintah tetap menjamin ketersediaan pasokan pangan utama dan strategis bagi penduduk dengan harga terjangkau. Pangan utama dan strategis yang dimaksud adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng.

ii. Dalam rentang waktu 6 bulan ke depan (Maret s.d Agustus 2020), termasuk menghadapi Ramadan dan Idulfitri, proyeksi ketersediaan 11 komoditas strategis dipastikan aman. Sebagian besar pemenuhan pangan tersebut dipasok dari produksi dalam negeri, hanya komoditas bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula pasir yang pemenuhannya sebagian masih melalui impor.

iii. Bagi beberapa komoditas yang pemenuhannya masih melalui impor terdampak COVID-19 secara global, langkah antisipasi yang dilakukan adalah dengan mempercepat proses penerbitan rekomendasi impor. Sampai dengan tanggal 10 Maret 2020, Kementerian Pertanian telah menerbitkan 37 Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), salah satunya adalah rekomendasi impor bawang putih sebanyak 196,5 ribu ton, di mana sebanyak 34,8 ribu ton sudah terbit izin impornya dari Kementerian Perdagangan. Pemerintah juga terus

mencarikan negara produsen bawang putih selain Tiongkok, di antaranya adalah India, Mesir, Bangladesh, dan beberapa negara lain.

C. Stimulus Jilid 3

• Pemerintah saat ini sedang merumuskan kebijakan stimulus lanjutan untuk untuk mengantisipasi tekanan dan dampak terhadap perekonomian akibat merebaknya pandemik COVID-19 yang semakin meluas di Indonesia. Stimulus jilid 3 akan memiliki tiga sasaran utama, yaitu:

i. Terkait kesehatan masyarakat, pemerintah akan meningkatkan ketersedian alat-alat medis,

alat alat pelindung diri petugas medis, dan meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk menangani pasien COVID-19

ii. Terkait social safety net untuk masyarakat, stimulus jilid 3 akan memanfaatkan saluran bantuan sosial seperti program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, hingga bantuan pangan non tunai (BPNT).

iii. Dukungan pemerintah untuk industri usaha terdampak.

Indonesia telah memiliki payung hukum yang mengatur penanganan wabah penyakit

melalui Instruksi Presiden No. 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam

Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.

Catatan

Referensi

Dokumen terkait

negatif terhadap sektor ekonomi maupun sektor-sektor lainnya yang memiliki kaitan yang erat dengan sektor energi. • Pandemi COVID-19 memberikan dampak negatif terhadap sektor

Sektor pariwisata masuk ke dalam ketiga sektor yang paling terdampak Covid-19 ditambah dari paparan beberapa data survei bahwa podcast mengalami peningkatan jumlah

Bahaya wabah Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai sektor, salah satu penelitian dari Syafrida (2020) menjelaskan bahwa hampir di semua

Sejalan dengan paparan di atas, dalam hal ini Peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian yang berfokus pada bagaimana persepsi masyarakat desa mengenai

Sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling tidak terdampak oleh pademi COVID-19 dan berkontribusi besar terhadap perekonomian Sumatera Utara, penguatan dan pengembangan

Ke awal mula wabah virus pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia pada bulan Maret tahun 2020, aktivitas pembelajaran di SMP Muhammadiyah 4 Porong sudah tidak menerapkan

diperoleh dari angka kredit subunsur proses belajar mengajar. Bambang, S.Pd., M.Pd., Guru Pembina Tk 1 pada SMA Negeri 1 Boyolali, pangkat Pembina Tk I, golongan ruang IV/b

Seni pertunjukan merupakan sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19, sedangkan sektor industri kreatif yang terbiasa dengan platform digital sangat diuntungkan dengan