• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu daerah destinasi yang menawarkan banyak pilihan daya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu daerah destinasi yang menawarkan banyak pilihan daya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata Indonesia saat ini semakin kompetitif dimata dunia.

Banyak destinasi unggulan Indonesia yang telah dikenal oleh kalangan domestik maupun mancanegara. Selain Pulau Bali, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu daerah destinasi yang menawarkan banyak pilihan daya tarik wisata sehingga cukup banyak menarik animo wisatawan. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 33 juta wisatawan domestik serta 421 ribu wisatawan mancanegara. Candi Borobudur masih menjadi destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah, kemudian disusul oleh Kota Solo.

Kedua destinasi tersebut cukup populer di Provinsi Jawa Tengah. Banyak destinasi wisata populer sekitar lintas selatan Jawa Tengah dan D.I.

Yogyakarta, mulai dari Candi Borobudur, Gunung Merapi, Kota Yogyakarta, Candi Prambanan, dan Kawasan wisata Tawangmangu. Sehingga jalur ini mungkin dapat disebut dengan jalur sutera pariwisata. Di antara jalur wisata tersebut salah satunya juga melewati Kabupaten Klaten.

Kabupaten Klaten adalah salah satu kabupaten di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Klaten juga menjadi daerah penyangga dan dilintasi jalur lintas provinsi yang menghubungkan dua kota besar yakni, Kota Solo dan Yogyakarta. Kabupaten Klaten memiliki luas wilayah

(2)

mencapai 665,56 km² yang terdiri dari sebagian dataran tinggi dan dataran rendah. Sebagai daerah penghubung dua destinasi wisata yakni, Kota Yogyakarta dan Kota Solo, geliat pariwisata Klaten juga cukup baik.

Menurut data dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten, target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klaten dari sektor pariwisata berhasil terpenuhi. Dari Jumlah Rp. 910.000.000 yang ditargetkan telah berhasil terpenuhi hingga bulan Desember 2015. Target tersebut terpenuhi dari berbagai destinasi wisata di Kabupaten Klaten.

Sedangkan destinasi wisata yang menyumbang PAD terbanyak adalah Objek Mata Air Cokro, dengan menyumbang pemasukan sekitar Rp. 500.000.000.

Wisata air merupakan salah satu andalan pariwisata di Kabupaten Klaten.

Beberapa wisata air unggulan di Kabupaten Kelaten selain Objek Mata Air Cokro adalah Umbul Ponggok, Umbul Manten, Umbul Ngingas dan Rowo Jombor. Beberapa tempat wisata air tersebut kerap penuh sesak oleh wisatawan yang berkunjung bahkan bedasarkan data dari BUMDes Tirta Mandiri jumlah kunjungan di Umbul Ponggok tercatat rata-rata 30.000 wisatawan per bulan. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut tentu saja berdampak positif bagi perekonomian namun di lain sisi akan terjadi ancaman degradasi lingkungan khususnya ekologi air di kawasan wisata air tersebut jika terus diekploitasi.

Dari beberapa destinasi wisata lain di Kabupaten Klaten yang juga memiliki potensi untuk menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan yang berkunjung ke Klaten yakni, Agrowisata Gondang Winangoen. Destinasi

(3)

wisata ini terletak di kompleks PG. Gondang Baru Klaten, jalan lintas Solo–

Yogya kilometer 5, Jogonalan. Kawasan Gondang Winangoen memiliki beberapa daya tarik wisata yang ada dalam satu kawasan. Suasana sejuk dan rindangnya pepohonan di sekitar kompleks PG. Gondang Baru menjadi salah satu daya tarik di destinasi wisata ini. Tidak hanya itu, Gondang Winangoen juga memiliki beberapa wahana, yakni Green Park dan Water Park, wisata kereta lokomotif, wisata keliling pabrik gula, serta meseum unik yang hanya ada satu-satunya di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, yaitu Museum Gula Jawa Tengah sebagai destinasi agrowisata, pengelola juga menyediakan akomodasi penginapan homestay. Dari fasilitas yang tersedia maka perlunya memaksimalkan potensi Gondang Winangoen agar dapat menjadi pilihan tujuan wisatawan di Kabupaten Klaten dan Jawa Tengah khususnya destinasi agrowisata.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menemukan rumusan masalah yang berjudul "Potensi Gondang Winangoen sebagai Destinasi Agrowisata di Kabupaten Klaten". Melalui rumusan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Apa sajakah unsur-unsur destinasi wisata yang ada di Gondang Winangoen?

2. Bagaimanakah potensi yang dimiliki Gondang Winangoen sebagai salah satu destinasi agrowisata di Kabupaten Klaten?

(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui unsur-unsur destinasi wisata yang dimiliki oleh Gondang Winangoen.

b. Mengetahui potensi Gondang Winangoen sebagai salah satu destinasi agrowisata di Kabupaten Klaten.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kepariwisataan yang terkait dengan pengelolaan potensi wisata di Agrowisata Gondang Winangoen.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, wawasan, pengetahuan bagi praktisi dan akademisi dalam mengelola potensi maupun menambah pengetahuan masyarakat mengenai destinasi wisata khususnya agrowisata.

1.5 Tinjauan Pustaka

Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan di Agrowisata Gondang Winangoen:

(5)

1. Dalam tugas akhir yang disusun oleh Rudityas Wahyu Anggoro dari Universitas Sebelas Maret yang berjudul “Perancangan Promosi Wisata Agro Gondang Winangoen Melalui Desain Komunikasi Visual”, berisi tentang teknik pengembangan promosi agrowisata Gondang Winangoen melalui media visual guna memaksimalkan dan mendayagunakan seluruh potensi media pengiklanan untuk mencapai target sasaran.

2. Dalam tugas akhir yang disusun oleh Ardiyan Dwi Saputro dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta yang berjudul “Membangun Website Agrowisata Pabrik Gula Gondang Winangoen Klaten” berisi tentang kebutuhan agrowisata Gondang Winangoen untuk membuat pengembangan media promosi melalui website yang dapat mempublikasikan mengenai kalender event, galeri foto, pengumuman, peta lokasi dan pemberian kritik dan saran secara langsung yang dapat diupload langsung oleh wisatawan. Website dikemas secara menarik dan membantu mempermudah pengelola untuk mempublikasikan info terkait Agrowisata Gondang Winangoen.

3. Dalam Tugas Akhir yang berbahasa Inggris disusun oleh Wahyu Imam Prasetyo dari Universitas Gadjah Mada yang berjudul "The Potency of Sugar Museum As an Integral Part Of Gondang Baru Sugar Mill To be an Educational Tourist Object in Klaten" berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa Museum Gula Jawa

(6)

Tengah sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata edukasi khususnya mengenai proses pembuatan gula dan berbagai hal mengenai sejarah pabrik gula. Wisata ini cocok untuk para pelajar tetapi tidak menutup kemungkinan pula semua kalangan untuk berwisata ke Museum Gula Jawa Tengah, karena di museum ini memiliki nilai historis yang tinggi serta dapat menambah wawasan para pengunjung terutama pengetahuan mengenai sejarah pabrik gula dan pembuatan gula.

4. Dalam Tugas Akhir berbahasa Inggris yang disusun oleh Ragil Maryani Sari dari Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA yang berjudul

"Promotion Tecniques For Tourism Of Gondang Baru Sugar Museum In Klaten" berisi tentang potensi Museum Gula Jawa Tengah tentu saja dengan ditunjang dengan program-program promosi yang tepat, seperti iklan melalui radio, televisi, majalah, personal selling dan pubic relations. Sehingga dapat memaksimalkan potensi dan juga merupakan sarana memperkenalkan Museum Gula Jawa Tengah kepada masyarakat luas dan diharapkan melalui usaha promosi tersebut dapat menarik minat wisatawan serta dapat meningkatkan pendapatan pengelola Agrowisata Gondang Winangoen.

5.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Pengertian Daya Tarik Wisata/Atraksi Wisata

Daya tarik wisata atau disebut juga atraksi wisata merupakan sektor yang sangat komplek dalam industri pariwisata. Definisi mengenai

(7)

daya tarik wisata ataupun atraksi wisata pernah dikemukakan oleh Swarbrooke (2002) yaitu, “Attractions are very complex sector of the tourism industry and are not well understood”. Menurut pendapat British Tourist Authority, yang dikemukakan di Travel and Tourism, dalam Swarbrooke (2002) mendefinisikan, “The attraction must be a permanently estabilished excusion destination, a primary purpose of which is to allow public acces for entertainment, interest and education, rather than being primarily a retail outlet, or a venue for sport, film, or theatrical performances. It must be open to the public without prior booking and should be capable of attracting day visitors or tourist”.

Daya tarik wisata ataupun atraksi wisata merupakan keunikan atau ciri khas yang dimiliki suatu tempat atau destinasi yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung kesuatu tempat menurut Marrioti dalam Yoeti (1996) adalah sebagai berikut:

a. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang berupa:

Iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, hutan belukar, flora dan fauna.

b. Hasil ciptaan manusia yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, seperti museum, perpustakaan.

c. Tata cara hidup masyarakat yang berupa kebiasaan hidup masyarakat dan adat-istiadat masyarakat setempat.

(8)

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, daya tarik wisata dapat dijelaskan sebagai segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Menurut Yoeti (1996) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pariwisata”. Daya tarik wisata atau tourist attraction merupakan istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi sustu daerah tertentu.

1.5.2 Pengertian Agrowisata

Yoeti (2000: 143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di desa.

Kemudian batasan mengenai agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan.

Damardjati (1995: 5) dalam bukunya “Istilah-istilah Dunia Pariwisata” mengatakan bahwa yang dimaksud dengan agrowisata adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu antara lain jenis

(9)

tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya.

Menurut Departemen Pertanian Republik Indonesia Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

1.5.3 Pengertian Potensi Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kata potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan/kekuatan/kemampuan/kesanggupan daya.

Potensi pariwisata adalah segala hal dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba, maupun yang tidak dapat diraba, yang dianggap, diatur dan disediakan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dan diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan/jasa (Damardjati, 1995).

(10)

1.5.4 Pengertian Destinasi Wisata

Dalam jurnalnya yang berjudul Tourism Management Special Issue: The Competitive Destination, Buhalis (2004) merumuskan Amalgam of Six A’s, atau komponen 6A yang harus dimiliki suatu destinasi wisata yaitu sebagai berikut:

a) Attractions (Atraksi)

Atraksi meliputi natural (alam), man-made (buatan manusia), artificial (wisata karya), purpose built (wisata tematik), heritage (bersejarah), dan special event (acara spesial).

b) Accesibility (Aksesibilitas)

Aksesibilitas meliputi entire transportation system comprising of routes (rute transportasi yang tersedia), terminals (terminal) dan vehicles (moda transportasi).

c) Amenities (Amenitas)

Amenitas meliputi accommodation and catering facilities (akomodasi dan layanan katering), retailing (usaha ritel) dan other tourist services (layanan wisatawan lainnya).

d) Available Packages (Paket Wisata)

Pre-Arranged packages by intermediaries and principal (tersedianya paket wisata oleh biro perjalanan wisata maupun pengelola).

e) Activities (Aktivitas)

(11)

All activities available at the destination and what consumers will do during their visit (seluruh aktivitas dan kegiatan wisatawan yang tersedia di destinasi wisata).

f) Ancillary Services (Layanan Pelengkap)

Services used by tourist such as bank, telecommunications, post, newsagent, hospitals, etc (layanan yang dapat digunakan oleh wisatawan seperti bank, telepon umum, kantor pos, kantor berita, rumah sakit dan sebagainya).

1.5.5 Pengertian SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari lingkungan eksternal perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2005: 46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Sedangkan menurut David (2006:8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi

(12)

ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT menurut David,Fred R.,(2006) yaitu:

a) Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan- keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

b) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

c) Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

(13)

d) Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Fungsi SWOT Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).

Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka/panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitik

(14)

mengenai unsur-unsur destinasi wisata dan potensi yang ada di Agrowisata Gondang Winangoen.

1.6.2 Jenis Data

Data yang dipergunakan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini meliputi:

a) Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan melalui peninjauan dan observasi langsung di lapangan. Data primer yang didapatkan merupakan data utama yang digunakan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dipakai dalam penelitian dan penyusunan Laporan Tugas Akhir. Data ini dapat diambil melalui studi pustaka, literatur terkait penelitian, dokumen atau arsip yang diperoleh di lokasi penelitian. Data tersebut dapat mendukung hasil observasi langsung yang dilakukan.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Dalam menyusun laporan ini penulis melakukan pengamatan langsung melalui program Praktek Kerja Lapangan di Agrowisata Gondang Winangoen, sehingga penulis dapat mengaplikasikan pengamatan kedalam bentuk deskriptif maupun analisis data secara akurat.

(15)

b. Wawancara

Dalam penyusunan laporan ini juga menggunakan teknik wawancara kepada beberapa pihak guna mendukung data dalam laporan ini. Dalam Tugas Akhir ini penulis mewawancarai Manager Operasional dan Staf Agrowisata Gondang Winangoen.

c. Dokumentasi

Dalam penyusunan laporan ini penulis mengumpulkan dokumentasi terkait Agrowisata Gondang Winangoen maupun Pabrik Gula Gondang Baru.

d. Studi Pustaka

Untuk mendukung data dalam laporan ini, penulis juga mencari dan mempelajari kemudian menganalisa dari beberapa buku dan literatur denga pokok bahasan yang berhubungan dengan judul laporan yang telah penulis buat.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Dalam laporan tugas akhir ini penulis mengolah data yang merupakan hasil dari teknik pengumpulan data kedalam bentuk kualitatif. Oleh sebab itu data yang telah didapat diaplikasikan menjadi deskriptif analitik yang kemudian dapat dilihat hasil dan kesimpulanya melalui analisis SWOT mengenai data yang telah diperoleh.

(16)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini terdiri atas empat bab yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

e. BAB II : Gambaran umum mengenai Agrowisata Gondang Winangoen

f. BAB III : Pembahasan yang berisi mengenai unsur-unsur destinasi dan potensi yang dimiliki oleh Gondang Winangoen.

g. BAB IV : Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, dibuat pengendalian sistem mesin penganjian dengan metode kontrol PID pada putaran motor DC dengan mikrokontroller Atmega 8535 dan sensor hall effect encoder

Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam Rangka

Dengan lokasi yang sangat strategis di Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, apartemen 1Park Avenue ini memiliki akses terbaik menuju CBD Jakarta.. Dekat

5.4 Hubungan Sikap dengan Peran Serta Masyarakat untuk Kewaspadaan Dini dalam Pencegahan DBD .... Tabel Data Responden per Lingkungan ... Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan

Hal tersebut dikarenakan lokasi Desa yang jauh (± 5 km) dari pasar, dan harga ikan yang mahal (misalnya, ikan laut seperti jenis kombong ukuran kecil dibeli dengan harga Rp.

Jika pembangunan gedung, pengadaan peralatan medis dan non medis, pengadaan kendaraan, pembayaran gaji pegawai negeri serta biaya pemeliharaan barang-barang

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Aktif adalah jika PP masih melakukan kegiatan pendaratan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan. tidak ada kegiatan pendaratan ikan tetapi masih akan melakukan