• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021-2025

(2)

Renstra Fakultas Kedokteran Gigi 2021-2025

ii

PENGANTAR DEKAN

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang atas Rahmat dan KaruniaNya-lah penyusunan naskah Rencana Strategis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (RENSTRA FKG UB) tahun 2021-2025 dapat diselesaikan. Rencana Strategis FKG UB 2021-2025 pada dasarnya merupakan kelanjutan dari RENSTRA FKG UB sebelumnya, yang disusun selain berdasar pada hasil evaluasi capaian kinerja FKG selama kurun waktu 2017-2020, juga mencermati hasil evaluasi diri yang menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman FKG UB serta mengacu dan memastikan kesesuaiannya dengan RENSTRA UB 2020-2024.

Diharapkan dengan tersusunnya Renstra FKG UB 2021-2024 dapat mengarahkan kinerja Fakultas, Jurusan, Program Studi dan Unit di lingkungan FKG UB serta seluruh sivitas akademika FKG UB untuk terwujudnya Visi dan Misi UB pada umumnya dan Visi dan Misi FKG pada khususnya.

Malang, 15 Maret 2021 Dekan,

Dr. Nur Permatasari, drg., MS NIP. 196010051991032001

(3)

Renstra Fakultas Kedokteran Gigi 2021-2025

iii

DAFTAR ISI

PENGANTAR DEKAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Potensi dan Permasalahan ... 1

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ... 8

II.1 Visi ... 8

II.2 Misi ... 8

II.3 Tujuan ... 8

II.4 Sasaran Strategi ... 9

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN... 11

III.1 Arah Kebijakan Universitas Brawijaya ... 11

III.2 Strategi Pengembagan FKG UB ... 11

III.3 Kerangka Kelembagaan ... 13

BAB IV TARGET KINERJA ... 24

BAB V MATRIKS KINERJA ... 30

BAB VI PENUTUP ... 71

LAMPIRAN ... 72

Lampiran I. Tim Penyusun RENSTRA FKG UB ... 72

Lampiran II. Berita Acara Rapat Senat FKG UB Nomor 768/UN10.F14/WS/2021 tentang Pengesahan Rencana Strategis, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran FKG UB tahun 2021-2025 ... 76

(4)

Renstra Fakultas Kedokteran Gigi 2021-2025

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Susunan Organisasi dan Tata Kerja FKG UB ... 14

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel 1.1 Pemetaan situasi internal dan kondisi eksternal dalam pengembangan FKG UB ... 3

Tabel 3.1 Pemetaan SWOT ... 12

Tabel 4.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) ... 24

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Program (IKP) ... 26

(5)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (PSPDG FKUB) merupakan cikal bakal dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya melalui SK Dirjen DIKTI No. 2123/D/T/2008 tertanggal 11 Juli 2008 tentang ijin operasional PSPDG FKUB. Salah satu yang mendasari Ijin Operasional adalah rekomendasi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tanggal 15 Mei 2018 dimana sebelumnya telah dilakukan kunjungan lapang ke FKUB. Perubahan status dari PSPDG FKUB menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya ditandai dengan turunnya Surat Persetujuan Menpan RB Nomer: B/3278/M.PAN-RB/10/2015 tanggal 9 Oktober 2015 dan SK Menteri Ristekdikti No. 4 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130) dan dilantiknya jajaran Dekanat FKG UB melalui SK Rektor UB No. 95 tanggal 11 April 2016. Sebagai konsekuensi fakultas baru, maka pada tanggal 17-18 Pebruari 2017 telah diselenggarakan Focus Group Discussion untuk merumuskan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (VMTS ) FKG UB sampai dengan 2021.

Pada periode 2021-2025, FKG UB akan berusaha mewujudkan visi dan misi nya serta meningkatkan kinerja, sejalan dengan visi dan misi UB untuk menjadi Perguruan Tinggi dengan reputasi internasional yang menunjang industri untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itulah, FKG UB merumuskan arah kebijakan, dan rencana operasional ke dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Periode 2021-2025 yang berlandaskan pada VMTS FKG UB.

Upaya melahirkan dokumen renstra secara memadai telah dilakukan melalui beberapa tahapan dan didiskusikan bersama oleh tim penyusun yang terdiri dari berbagai pihak dan lembaga dalam Fakultas Kedokteran Gigi pada bulan Desember 2020 – Februari 2021. Dengan demikian diharapkan Renstra ini menjadi rujukan untuk penyusunan Perencanaan Kinerja dan Anggaran FKG UB setiap tahunnya, sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

I.2. Potensi dan Permasalahan

Sebagai organisasi pendidikan yang terus berkembang, FKG UB terus meningkatkan kinerjanya. FKG UB berorientasi menjadi institusi pendidikan di bidang kedokteran gigi yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.

(6)

Beberapa permasalahan yang mungkin timbul pada kurun waktu lima tahun ke depan antara lain:

a. Jumlah dosen yang PNS sangat rendah, hal ini akan berpengaruh terhadap dana PNBP yang banyak terserap untuk membayar dosen, sedangkan disisi lain kebutuhan praktikum dan skills lab mahasiswa memerlukan biaya yang tinggi. Selain itu fakultas telah mengalami kesulitan untuk mendapatkan seorang dosen yang dapat menduduki jabatan struktural sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Kemenristekdikti.

b. Kurangnya tenaga kependidikan yang berkompetensi sesuai kebutuhan, misalnya untuk tenaga kepustakaan, perawat gigi, serta tenaga laboratorium spesifik yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan laboratorium kedokteran biologi oral dan nanoteknologi nantinya.

Demi menentukan arah kebijakan dalam pengembangan FKG UB selanjutnya, diperlukan analisis kondisi FKG UB baik internal maupun eksternal. Tabel 1.1 menunjukkan peta SWOT dari kondisi yang sedang dialami saat ini.

(7)

Tabel 1.1 Pemetaan situasi internal dan kondisi eksternal dalam pengembangan FKG UB

Strength Weakness Opportunity Threath

Visi, Misi telah dirumuskan secara spesifik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan sesuai dengan visi misi Universitas Brawijaya

Pemahaman sivitas akademika tentang proses merealisasikan visi misi dalam aktivitas nyata belum optimal

Berbagai lembaga dalam dan luar negeri memberikan peluang kerja sama untuk pencapaian visi dan misi

Adanya hampir semua FKG dari universitas lain yang juga mempunyai visi dan misi berstandar internasional

Visi dan Misi berfokus pada luaran yang diminati stakeholder dan bersifat futuristik

Kurangnya perencanaan program internasionalisasi sesuai visi FKG UB

Institusi yang tersertifikasi internasional yang bersedia bekerja sama dengan FKG UB

Adanya tuntutan menjalankan standar penjaminan mutu di tingkat nasional yang makin lengkap dan ketat (9 kriteria) PSSKG terakreditasi A (Unggul) di tingkat

nasional

PSPDG masih terakreditasi B Tersedianya lembaga akreditasi nasional dan internasional

Adanya tuntutan Kemendikbud untuk akreditasi internasional

Adanya dukungan dari universitas untuk implementasi visi dan misi terutama untuk memberikan pendidikan bertaraf internasional

Kurangnya SDM yang kompeten di bidang keahliannya dalam pengelolaan manajemen serta SDM yang fokus dalam mengurus kerja sama baik dari segi kualitas maupun kuantitas

Adanya peluang pendanaan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari instansi dalam negeri maupun luar negeri

Semakin ketatnya persyaratan untuk kenaikan jabatan fungsional dosen

Masih menjadi FKG satu-satunya di kota Malang

Kepemimpinan publik masih belum berpengalaman di tingkat internasional

Adanya peluang beasiswa dan kerja sama untuk peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

Tingginya keketatan diterimanya naskah untuk publikasi di jurnal internasional maupun seminar internasional

Tata pamong dan organisasi telah sesuai dengan SOTK dari Universitas Brawijaya dalam mendukung proses pembelajaran dan pengelolaan FKG UB

Komunikasi dan koordinasi antar unit kerja masih kurang

Ada peluang formasi dosen CPNS dari Kemendikbud

Regulasi penentuan jumlah dan formasi untuk rekrutmen dosen dan tenaga kependidikan ditentukan oleh pemerintah pusat

Kepemimpinan publik yang kuat telah meningkatkan reputasi FKG UB di tingkat nasional

Penjaminan mutu eksternal yang dilaksanakan baru di tingkat nasional (LAM-PTKes). Tingkat internasional seperti AQAS, AUN-QA dan ASIIN belum dilakukan

Dengan adanya undang-undang ASN dan status UB sebagai PTNBH memungkinkan untuk menerima SDM baru lebih banyak baik tenaga pendidik maupun kependidikan sesuai dengan bidang keilmuan yang dibutuhkan dengan sistem kontrak

Alokasi PAGU Anggaran Belanja mengikuti ketentuan pemerintah pusat

Sistem monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan untuk setiap kegiatan

berdampak pada banyak peluang untuk SDM di FKG UB yang berkiprah di tingkat nasional

Kemampuan SDM dalam berbahasa asing masih rendah

Adanya open access jurnal nasional dan internasional

Adanya perkembangan teknologi yang semakin cepat

(8)

Strength Weakness Opportunity Threath Sistem penjaminan mutu di dalam organisasi

FKG UB telah terlaksana dengan baik dan konsisten

Persentase Dosen Tetap Guru Besar bidang kedokteran gigi 0%, Lektor Kepala bidang kedokteran gigi 6%, serta yang bergelar Doktor bidang kedokteran gigi 10%

Proses Pembangunan RSGM UB sedang berlangsung dan akan selesai pada tahun 2021

Pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai sesuai standar akreditasi

internasional dan nasional pendidikan dokter gigi

Universitas Brawijaya akan menjadi PTN BH, yang akan membuat FKG makin mandiri dalam pengelolaan di berbagai bidang

Masih rendahnya publikasi internasional dosen di jurnal dan seminar internasional

Terbukanya peluang melakukan kegiatan diberbagai bidang antar mahasiswa dari perguruan tinggi lain baik nasional maupun internasional

Meningkatnya persyaratan nilai kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Gigi (Nasional)

Adanya kerja sama nasional dan internasional yang mendukung terlaksananya pendidikan bertaraf internasional serta menghasilkan lulusan yang profesional

Rasio dosen : mahasiswa profesi masih kurang (1:8)

Tingginya kebutuhan lulusan dokter gigi baru di Indonesia

Kondisi pandemi menuntut pemutakhiran dalam proses pembelajaran

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh FKG UB mayoritas berusia produktif (82%) dan potensial dengan kualifikasi Spesialis-1 atau Program Studi S2

Jumlah tenaga kependidikan tetap masih terbatas dan belum memiliki tenaga kependidikan tetap pranata laboratorium, IT, radiografer, dan perawat gigi

Persebaran dokter gigi baru yang belum merata di seluruh Indonesia

Adanya dokter gigi asing yang bekerja di Indonesia dapat mengancam peluang kerja lulusan sehingga menuntut kompetensi yang tinggi agar siap bersaing

Adanya resource sharing dengan dosen tetap dan tenaga kependidikan dari fakultas di lingkungan UB yang bergelar Guru Besar dan Lektor Kepala yang memiliki kesesuaian dengan bidang ilmu

Persentase pendapatan PNBP dari non mahasiswa, yaitu dari unit usaha, jasa layanan, seminar dan kerja sama masih rendah, yaitu 1,2%

Terbukanya peluang melakukan kegiatan di berbagai bidang antar mahasiswa dari PT lain baik nasional maupun internasional

Adanya kompetisi mendapatkan mahasiswa berkualitas dan mahasiswa asing

Semua tenaga Dosen FKG UB aktif di Organisasi Profesi Dokter Gigi serta adanya partisipasi aktif FKG UB di forum nasional dan internasional AFDOKGI dan SEAADE

Prasarana pendidikan profesi RSGM UB masih proses pembangunan 50%

Lulusan sarjana kedokteran gigi dapat melanjutkan program profesi atau fast-track dan /atau Program Studi S2

Adanya persaingan yang ketat dalam memperoleh dana penelitian dan pengabdian masyarakat

Tersedianya jurnal nasional online e-prodenta terakreditasi Sinta 4 dan DOAJ yang dikelola oleh BPJ FKG

Ketersediaan jurnal berlanggan baik nasional maupun internasional bidang kedokteran gigi masih kurang

Lulusan PS Profesi dapat terjun langsung ke masyarakat baik secara mandiri maupun di institusi

Adanya kompetisi antara mahasiswa lokal dengan mahasiswa asing

Pendapatan FKG UB cukup tinggi, yaitu 29 Milyar di tahun 2020

Sarana untuk pendidikan di bidang kedokteran gigi masih terbatas dalam kualitas dan kuantitas

Bidang kerja lulusan sesuai dengan profesi dokter gigi

Persaingan dalam marketing/branding

Adanya dana soft loan untuk percepatan penyelesaian pembangunan RSGM UB, selain itu juga terdapat pendanaan untuk pemeliharaan dan pengembangan laboratorium untuk menunjang hilirisasi produk inovasi

Kewirausahaan belum masuk ke dalam kurikulum PS Profesi

Adanya wadah untuk publikasi yang dapat menampung baik jurnal, seminar maupun media massa

Adanya karya ilmiah dan produk hasil inovasi dengan judul atau tema serupa

(9)

Strength Weakness Opportunity Threath Tersedianya sarana dan prasarana milik fakultas

ataupun universitas yang mendukung ketercapaian visi dan misi

Integrasi kegiatan penelitian dosen kedalam pembelajaran masih sedikit

Penelitian mahasiswa dapat diterapkan atau dimanfaatkan oleh masyarakat

Perkembangan IPTEK yang pesat, menuntut inovasi di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

Tersedianya kurikulum yang disusun berdasarkan SKDGI 2015 dan KKNI 2012 serta sesuai dengan visi misi UB dan FKG UB

Kelulusan mahasiswa PSPDG tepat waktu masih belum memenuhi target nasional (18,22%)

Tingginya kebutuhan penelitian, produk pemanfaatan nanoteknologi secara global memberi peluang ketercapaian VMTS PSPDG- PSKG

Adanya persaingan dari SDM universitas lain

Tersedianya struktur organisasi yang mendukung optimalisasi pengembangan dan penerapan kurikulum (DEU, IBA, GJM, Panitia Lokal UKMP2DG dll)

Belum melakukan promosi yang menarik minat mahasiswa asing

Pakar dari luar negeri di bidang nanoteknologi mendukung pengembangan pendidikan dan penelitian melalui kerja sama dengan FKG UB

Adanya produk-produk asing yang membanjiri pasar produk kedokteran gigi

Kewirausahaan dan nanoteknologi telah masuk dalam kurikulum pendidikan

Mahasiswa memiliki prestasi di tingkat internasional masih kurang

SKDGI memberikan peluang muatan lokal 3 SKS pada pendidikan profesi

Bertambahnya jumlah FKG baru di Indonesia dengan sarana dan prasarana yang lebih baik dan semakin banyaknya lulusan dokter gigi baru meningkatkan persaingan pemasaran produk inovasi FKG UB

Survey kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran sudah dilakukan dan

ditindaklanjuti secara berkala

Kuantitas penelitian dan pengabdian masyarakat masih didominasi oleh sumber pembiayaan dalam negeri sebesar 98,6% dan luar negeri sebesar 1,4%

Lulusan/alumni FKG UB dan dosen FKG UB telah mampu dalam berkompetisi dengan mengembangkan diri sebagai PPDGS di beberapa ilmu spesialis, mengikuti program pendidikan S3, mampu mengembangkan entrepreneurnya dengan banyak membuka klinik gigi, juga usaha di bidang lain yang dapat bersaing nasional maupun internasional

Perpustakaan universitas lain yang lebih lengkap yang membuat universitas lain lebih maju dalam pengembangan hilirisasi dan inovasi produknya

Rasio calon mahasiswa dibandingkan daya tampung sangat tinggi yaitu 1:31 dengan sistem rekrutmen calon mahasiswa PSSKG mampu menjaring mahasiswa yang berkualitas

Judul pengabdian masyarakat 5 % yang sesuai dengan roadmap pengabdian masyarakat FKG UB

Masih belum adanya FKG lain yang menjadikan nanoteknologi sebagai visi misi unggulan dan Kota Malang sebagai kota besar kedua di Jawa Timur memberikan potensi semakin

berkembangnya hilirisasi dan inovasi produk FKG UB

Adanya kelompok kajian universitas lain yang sudah memanfaatkan kerja sama antara ABG (Akademisi-Bisnis-Government) yang terkait dengan hilirisasi dan inovasi dengan optimal

Rata-rata IPK lulusan mahasiswa PSSKG dan PSPDG telah melebihi standar nasional LAM-PT KES yaitu lebih dari 3.00

Materi nanomedicine diberikan hanya dalam kuliah tahap akademik dan baru difokuskan pada konsep dan penelitian dosen/tugas akhir, dengan proporsi SKS Mata Kuliah

Nanoteknologi masih belum mencapai standar nasional

Adanya peluang dalam kompetisi penelitian mahasiswa tingkat nasional maupun

internasional yang dibimbing oleh dosen yang menunjang hilirisasi dan inovasi

Adanya universitas lain yang telah melakukan joint research dengan pihak internasional sejak lama dan melakukan hilirisasi dan inovasi hasil penelitian yang well- established

(10)

Strength Weakness Opportunity Threath Persentase kelulusan tepat waktu mahasiswa

PSSKG lebih dari 79,17 % telah melampaui standar nasional

Telah memiliki PJMA namun belum memiliki departemen nanoteknologi, laboratorium dan media publikasi di bidang nanoteknologi

Adanya sosialisasi dan pendampingan dari universitas untuk mendapatkan program hilirisasi dan inovasi dari Kemendikbud (Ristekbrin)

Sudah ada bahan-bahan kedokteran gigi dengan menggunakan teknologi nano dari luar negeri

Persentase mahasiswa PSPDG yang lulus first taker CBT dan OSCE UKMP2DG lebih dari 80%

Strategi visi misi dalam pencapaian hilirisasi dan inovasi di bidang IPTEK yang belum optimal

Peluang pasar terhadap adanya produk inovasi nanoteknologi untuk hilirisasi produk dalam negeri masih terbuka lebar

Persyaratan kualifikasi dosen berdasarkan H- index yang mencakup tingkat sitasi untuk mendapatkan hibah penelitian kompetitif

Terdapat dukungan dana penelitian sebesar 10% dari seluruh dana fakultas dan universitas dengan rencana penelitian yang telah disusun dengan jelas

Sebagian besar alokasi keuangan masih pada pendidikan belum berorientasi pada pengembangan IPTEK

Banyak jurnal terakreditasi nasional, internasional dan seminar diseminasi yang memperluas peluang publikasi hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen FKG UB

Adanya tahapan yang panjang, biaya yang besar, dan perlu kerja sama dengan mitra industri dalam proses mewujudkan produk inovasi

Mahasiswa sudah memiliki prestasi di tingkat nasional maupun internasional

Belum adanya alumni yang bergerak di bidang industri hilir dan produsen inovasi produk FKG UB

Adanya universitas lain yang telah memiliki media publikasi yang sudah well-

established sehingga lebih mudah

mengimplementasikan kegiatan pengabdian masyarakatnya kepada khalayak umum Lulusan PS Profesi siap bekerja dengan rata-

rata waktu tunggu lulusan PS Profesi kurang dari 3 bulan, serta kesesuaian bidang kerja lulusan diatas 80%

Masih banyak penelitian yang melibatkan mahasiswa yang belum menghasilkan produk hilirisasi atau mendapatkan HAKI

Adanya publikasi ilmiah mahasiswa yang dilakukan secara mandiri/ kelompok di jurnal internasional maupun nasional yang bereputasi, di seminar nasional dan

internasional, maupun media massa nasional dan internasional

Dosen FKG UB belum bisa memanfaatkan dana hibah penelitian secara maksimal karena terhambat pada kualifikasi yang dipersyaratkan

Adanya penelitian mahasiswa mandiri/

kelompok untuk dikembangkan menjadi suatu produk

Belum optimalnya kelompok kajian di tingkat fakultas

Adanya luaran penelitian/ PKM yang dihasilkan mahasiswa secara mandiri/ kelompok berupa pengakuan HAKI (paten, hak cipta, maupun bentuk buku yang ber-ISBN)

Animo dosen FKG untuk melakukan penelitian joint research masih rendah

(11)

Strength Weakness Opportunity Threath Adanya Badan Inovasi dan Inkubasi Wirausaha

(BIIW) dan Badan Usaha Akademik (BUA) yang dimiliki universitas serta BPPM milik fakultas untuk mendorong hilirisasi dan inovasi produk

Kurang lengkapnya fasilitas laboratorium dan SDM untuk menunjang penelitian di bidang nanoteknologi di tingkat fakultas untuk mendorong hilirisasi dan inovasi Adanya alumni yang tersebar di seluruh

Indonesia dan dunia yang berperan dalam mengembangkan dan menerapkan keilmuan kepada bangsa Indonesia dan masyarakat dunia, termasuk di dalamnya produk hilirisasi dan inovasi FKG UB

Kurangnya kerja sama dengan mitra industri untuk menghasilkan produk sebagai hilirisasi dan inovasi hasil penelitian

Adanya kegiatan visiting professor rutin setiap tahun yang bisa membuka peluang untuk melakukan joint research yang mendorong hilirisasi dan inovasi

Kurangnya kegiatan pengabdian masyarakat di bidang multidisipliner yang mendorong hilirisasi dan inovasi

Fakultas memiliki riset unggulan di bidang nanoteknologi sesuai dengan visi misi fakultas dan mendorong ke arah hilirisasi dan inovasi

Jumlah HKI dan Hak Cipta yang didaftarkan oleh dosen FKG UB belum banyak

Universitas telah memiliki kelompok kajian yang sudah diakui di tingkat Nasional, dapat dimanfaatkan untuk

melakukan benchmark sehingga mendorong hilirisasi dan inovasi produk hasil penelitian

Belum banyak dosen yang memanfaatkan fasilitas reward publikasi artikel ilmiah maupun program hibah ketahanan buku dari universitas

Universitas memfasilitasi pendaftaran HKI dan hak cipta di lingkungan UB. Adanya sosialisasi dan pendampingan dari universitas untuk meningkatkan jumlah HKI dan hak cipta yang didaftarkan

Adanya fasilitas reward bagi dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya di Jurnal Internasional bereputasi. Adanya sosialisasi dan pendampingan dari universitas untuk

meningkatkan jumlah publikasi dosen di Jurnal Internasional bereputasi

(12)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) merupakan institusi pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang kedokteran gigi. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka disusunlah visi, misi, tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut:

II.1 VISI:

Menjadi Fakultas Kedokteran Gigi yang Unggul, Bertaraf Internasional dan Berperan Aktif dalam Pembangunan Bangsa melalui Proses Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Masyarakat Tahun 2026.

II.2 MISI:

1. Menyelenggarakan Pendidikan Bertaraf Internasional untuk Menghasilkan Lulusan Berkemampuan Akademik yang Profesional, Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berjiwa dan Berkemampuan Entrepreneur;

2. Mengembangkan Pendidikan dan Penelitian Berbasis Nanoteknologi dalam Bidang Kedokteran Gigi;

3. Mengembangkan, Menyebarluaskan dan Menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Kedokteran Gigi dalam Berbagai Aspek untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan Masyarakat.

II.3 TUJUAN:

1. Menghasilkan Sumber Daya Manusia Lulusan Dokter Gigi yang Berkualitas, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mampu Membelajarkan Diri, Berwawasan Luas, Memiliki Disiplin dan Etos Kerja yang Tinggi, Berjiwa Entrepreneur, serta Mampu Bersaing di Tingkat Nasional dan Internasional;

2. Menghasilkan Luaran Penelitian Unggul Khususnya Bidang Nanoteknologi berupa Publikasi Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI);

(13)

3. Meningkatkan Kemampuan dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Konsep Pemecahan Masalah dengan Menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam Bidang Kedokteran Gigi.

II.4. SASARAN STRATEGIS:

Dalam mewujudkan misinya, Renstra FKG UB merumuskan sasaran strategis sebagai berikut:

A. Misi 1: “pendidikan bertaraf internasional” dengan sasaran:

1. Terwujudnya Program Studi yang berdaya saing internasional; SS-1

2. Terselenggaranya tata pamong yang efektif dan efisien, akuntabel, transparan, adil, kredibel; SS-2

3. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dan kompeten; SS-3 4. Terwujudnya tata kelola; SS-4

5. Terwujudnya pendidikan yang unggul dan berjiwa entrepreneur; SS-5

6. Terwujudnya mahasiswa FKG UB yang unggul dan berdaya saing internasional; SS-6 7. Terwujudnya pengabdian masyarakat yang berdampak positif; SS-7 dan

8. Terwujudnya civitas dan lulusan yang unggul dan berdaya saing internasional. SS-8

B. Misi 2: ”pendidikan dan penelitian berbasis nanoteknologi” dengan sasaran:

1. Meningkatnya luaran kerja sama yang telah ada di FKG UB dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi; SS-9

2. Meningkatnya jumlah kerja sama dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi dalam dan luar negeri; SS-10

3. Meningkatnya jumlah penelitian nanoteknologi di laboratorium internal Universitas Brawijaya; SS-11

4. Meningkatnya soft skill dan hard skill dosen dan laboran di bidang nanoteknologi; SS- 12

5. Terwujudnya kurikulum terkait mata kuliah nanoteknologi pada tahap akademik dan profesi; SS-13

6. Terwujudnya rekognisi sebagai institusi unggul dalam bidang nanoteknologi; SS-14 dan 7. Terwujudnya anggaran yang dapat mendukung bidang nanoteknologi. SS-15

(14)

C. Misi 3: “ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kedokteran gigi dalam berbagai aspek”

dengan sasaran:

1. Meningkatnya kualitas unit kerja yang mendukung pengembangan, penyebaran &

penerapan IPTEK bidang kedokteran gigi dalam berbagai aspek untuk meningkatkan kesejahteraan & kesehatan masyarakat; SS-16

2. Terwujudnya kerja sama yang optimal dengan institusi dalam maupun luar negeri dalam kegiatan tridharma dan upaya yang mendukung hilirisasi inovasi produk; SS-17 3. Terwujudnya alokasi anggaran yang memadai untuk pengembangan IPTEK khususnya

inovasi dan hilirisasi penelitian; SS-18

4. Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi yang unggul, berkeadilan, dan berkelanjutan dengan melibatkan mahasiswa dan dosen; SS-19

5. Terwujudnya laboratorium yang tersertifikasi untuk mendukung hilirisasi dan inovasi produk penerapan IPTEK; SS-20

6. Meningkatnya kuantitas dan kualitas hilirisasi dan produk inovasi dari hasil penelitian dan pengabdian masyarakat; SS-21 dan

7. Terwujudnya peran aktif alumni yang optimal di dalam pengembangan IPTEK dan hilirisasi inovasi produk FKG UB. SS-22

(15)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI dan KERANGKA KELEMBAGAAN

III.1. Arah Kebijakan Universitas Brawijaya

Visi Universitas Brawijaya pada tahun 2020-2024 adalah: “Menjadi Perguruan Tinggi Pelopor dan Pembaharu dengan Reputasi Internasional dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Terutama yang Menunjang Industri Berbasis Budaya untuk Kesejahteraan Masyarakat”.

Visi UB tersebut dijalankan dalam tiga misi, yaitu (1) Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional yang menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki moral dan budi pekerti yang luhur, mandiri, serta professional, dan berjiwa entrepreneur; (2) Menyelenggarakan peran perguruan tinggi sebagai agen pembaruan, pelopor dan penyebar ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan humaniora serta sebagai agen pembangunan ekonomi bangsa dengan berdasar pada nilai kearifan lokal dan luhur; dan (3) Menyelenggarakan tata kelola pendidikan tinggi yang unggul, berkeadilan dan berkelanjutan.

Pada RPJP UB tahun 2019-2039 tercantum empat tahapan milestone untuk melakukan pengembangan berdasarkan analisis situasi internal dan eksternal UB, antara lain (1) Tahapan pemantapan kapasitas internal yang dilakukan pada masa transisi menuju PTNBH pada tahun 2019-2024; (2) Peningkatan daya saing dan ketersediaan inovasi pada tahun 2024-2029; (3) Tahapan ekspansi inovasi pada tahun 2029-2034; dan (4) Tahapan pemantapan peran agent of economy development pada tahun 2034-2039.

III.2. Strategi Pengembangan FKG UB

Berdasarkan hasil pemetaan dan interaksi antara kekuatan, kelemahan versus ancaman, dibangun dan dianalisis, selanjutnya menghasilkan strategi yang perlu dilakukan oleh FKG UB dalam upaya untuk mencapai visi. Tabel 3.1 menggambarkan interaksi dengan menunjukkan strategi yang dilakukan FKG UB untuk menangkap peluang eksternal dengan memanfaatkan kekuatan dan mengelola kelemahan atau memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan. Selain itu, juga menunjukkan strategi yang dilakukan untuk mengatasi ancaman eksternal dengan meningkatkan keberdayaan kekuatan dan meminimalkan kelemahan.

(16)

Tabel 3.1 Pemetaan SWOT

Strength Weakness

Terselenggaranya tata pamong yang efektif dan efisien, akuntabel, transparan, adil, kredibel

Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dan kompeten

Terwujudnya tata kelola Terwujudnya mahasiswa FKG UB yang unggul dan berdaya saing internasional Meningkatnya luaran kerja sama yang

telah ada di FKG UB dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi

Terwujudnya pengabdian masyarakat yang berdampak positif

Meningkatkan jumlah penelitian

nanoteknologi di laboratorium internal UB

Meningkatnya soft skill dan hard skill dosen dan laboran terkait nanoteknologi

Terwujudnya anggaran yang dapat mendukung program nanoteknologi

Terwujudnya kurikulum terkait mata kuliah nanoteknologi pada tahap akademik dan profesi

Meningkatnya kualitas unit kerja yang mendukung pengembangan, penyebaran &

penerapan IPTEK bidang kedokteran gigi dalam berbagai aspek untuk meningkatkan kesejahteraan & kesehatan masyarakat

Terwujudnya laboratorium yang

tersertifikasi untuk mendukung hilirisasi dan inovasi produk penerapan IPTEK

Terwujudnya kerja sama yang optimal dengan institusi dalam maupun luar negeri dalam kegiatan tridharma dan upaya yang mendukung hilirisasi inovasi produk

Meningkatkan kuantitas dan kualitas hilirisasi dan produk inovasi dari hasil penelitian dan pengabdian masyarakat Terwujudnya alokasi anggaran yang

memadai untuk pengembangan IPTEK khususnya inovasi dan hilirisasi penelitian Meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi yang unggul, berkeadilan, dan berkelanjutan dengan melibatkan mahasiswa dan dosen

Terwujudnya pendidikan yang unggul dan berjiwa entrepreneur

Terwujudnya program studi yang berdaya saing internasional

Terwujudnya civitas dan lulusan yang unggul dan berdaya saing internasional

Meningkatkan rekognisi sebagai institusi berbasis nanoteknologi

Meningkatkan jumlah kerja sama dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi dalam dan luar negeri

Terwujudnya peran aktif alumni yang optimal di dalam pengembangan IPTEK dan hilirisasi inovasi produk FKG UB

ThreatOpportunity

(17)

III.3. Kerangka Kelembagaan

Kerangka kelembagaan FKG UB sesuai dengan Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 25 Tahun 2020 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja dalam bagan dan penjelasan sebagai berikut:

(18)

Gambar 3.1 Susunan Organisasi dan Tata Kerja FKG UB

(19)

Paragraf 15 Fakultas Kedokteran Gigi

Pasal 496

Fakultas Kedokteran Gigi mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, vokasi, dan/ atau profesi dalam satu atau beberapa pohon/ kelompok ilmu kedokteran gigi.

Pasal 497

Dalam melaksanakan tugas, Fakultas Kedokteran Gigi menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

b. pelaksanaan penelitian untuk pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi;

c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha.

Pasal 498 (1) Fakultas Kedokteran Gigi terdiri atas:

a. Dekan dan Wakil Dekan;

b. Senat Fakultas;

c. Bagian Tata Usaha;

d. Jurusan;

e. Laboratorium;

f. BPPM;

g. PSIK;

h. BPJ;

i. GJM;

j. Komisi Etik; dan

k. Komisi Etik Penelitian Kedokteran Gigi.

(2) Fakultas dapat membentuk lembaga lain hanya dalam hal diperlukan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dari Peraturan Rektor ini.

(3) Pembentukan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan Peraturan Dekan setelah mendapat persetujuan Rektor.

Pasal 499 (1) Fakultas Kedokteran Gigi dipimpin oleh seorang Dekan.

(2) Dekan dibantu oleh 3 (tiga) orang Wakil Dekan yang terdiri atas:

a. Wakil Dekan Bidang Akademik;

b. Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan; dan c. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

(3) Wakil Dekan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dekan.

(4) Dekan dan Wakil Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

(20)

(5) Masa jabatan Dekan dan Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terhitung sejak pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 500

(1) Wakil Dekan Bidang Akademik mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan, keuangan, administrasi umum, dan sistem informasi.

(3) Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang kemahasiswaan dan alumni.

Pasal 501

(1) Senat Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 498 ayat (1) huruf b mempunyai tugas melakukan pemberian pertimbangan dan pengawasan terhadap Dekan dalam pelaksanaan akademik di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi.

(2) Kepengurusan Senat Fakultas paling sedikit terdiri atas:

a. Pemimpin Senat Fakultas yang meliputi:

1. ketua; dan 2. sekretaris;

b. anggota.

(3) Kepengurusan Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Rektor untuk masa 4 (empat) tahun dan diselaraskan dengan periode jabatan Pemimpin Fakultas.

(4) Anggota Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas unsur:

a. Guru Besar;

b. Pemimpin Fakultas;

c. Ketua Jurusan; dan d. wakil dosen.

(5) Anggota Senat Fakultas dari unsur Guru Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a ditetapkan dengan Keputusan Rektor setelah yang bersangkutan dikukuhkan sebagai Guru Besar sampai dengan pensiun.

(6) Anggota Senat Fakultas dari unsur Pemimpin Fakultas dan Ketua Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf c ditetapkan dengan Keputusan Rektor setelah yang bersangkutan dilantik sebagai Pemimpin Fakultas atau ditetapkan sebagai Ketua Jurusan sampai dengan masa jabatan berakhir.

(7) Anggota Senat dari unsur Wakil Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d merupakan:

a. Dosen bergelar paling rendah Magister dengan jabatan fungsional paling rendah Lektor;

dan

b. tidak sedang studi lanjut baik dengan biaya sendiri maupun institusi.

(8) Dalam hal tidak ada dosen yang memenuhi syarat gelar akademik dan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a, Fakultas dapat menentukan syarat lain yang lebih rendah dan diatur dalam Peraturan Dekan.

(9) Jumlah anggota Senat Fakultas dari unsur wakil dosen ditentukan dengan cara dipilih dari masing-masing kelompok jabatan fungsional dosen dengan perbandingan 10 (sepuluh) dosen diwakili oleh 1 (satu) orang wakil dosen yang bukan:

(21)

a. Guru Besar;

b. Pemimpin Fakultas; atau c. Ketua Jurusan.

(10) Penentuan jumlah anggota Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (9) didasarkan pada perimbangan jumlah dosen di setiap kelompok jabatan fungsional dosen.

(11) Keanggotaan Senat Fakultas dari unsur Wakil Dosen ditetapkan dengan Keputusan Rektor atas usul Dekan sesuai hasil pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (9).

(12) Masa keanggotaan Senat Fakultas dari unsur Wakil Dosen selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali paling banyak 1 (satu) kali masa keanggotaan berturut-turut.

(13) Tata cara pemilihan anggota Senat Fakultas dari unsur Wakil Dosen diatur lebih lanjut dengan Peraturan Dekan dengan pertimbangan Senat Fakultas.

(14) Anggota Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berakhir dalam hal:

a. ditugaskan secara penuh di luar jabatan akademik;

b. ditugaskan secara penuh pada jabatan akademik di luar UB atau Fakultas;

c. mendapat tugas tambahan sebagai Pemimpin Fakultas lain;

d. melaksanakan studi lanjut;

e. melakukan perpindahan penempatan;

f. Pemimpin Fakultas berakhir masa jabatannya atau berhenti sebagai Pemimpin Fakultas;

g. Wakil Dosen masa keanggotaannya berakhir;

h. Wakil Dosen berubah status menjadi Guru Besar;

i. Wakil Dosen berubah status menjadi Pemimpin Fakultas atau Ketua Jurusan;

j. pensiun sebagai Dosen;

k. meninggal dunia;

l. ditetapkan sebagai terdakwa karena melakukan tindak pidana kejahatan;

m. mengundurkan diri secara tertulis yang ditujukan kepada Rektor; dan/atau

n. menjadi anggota senat di Fakultas lain atau perguruan tinggi lain dan/atau menjadi pemimpin perguruan tinggi swasta, yayasan perguruan tinggi swasta, atau instansi pemerintah.

Pasal 502

(1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 498 ayat (1) huruf c merupakan unit pelayanan administrasi di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi.

(2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Dekan.

(3) Kepala Bagian Tata Usaha diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

Pasal 503

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, barang milik negara, dan pelaporan di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi.

Pasal 504

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 503, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan penyusunan rencana, program, dan anggaran di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

b. pelaksanaan urusan keuangan di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

(22)

c. pelaksanaan urusan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

d. pelaksanaan urusan kemahasiswaan dan alumni di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

e. pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dan kepegawaian di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

f. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan barang milik negara di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi;

g. pelaksanaan pengelolaan data Fakultas Kedokteran Gigi; dan h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Fakultas Kedokteran Gigi.

Pasal 505

(1) Bagian Tata Usaha pada Fakultas Kedokteran Gigi terdiri atas:

a. Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan; dan b. Subbagian Umum dan Keuangan.

(2) Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian.

(3) Kepala Subbagian diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

Pasal 506

(1) Jurusan merupakan himpunan sumber daya pendukung, yang menyelenggarakan dan mengelola:

a. pendidikan akademik kedokteran gigi;

b. pendidikan profesi; dan c. pendidikan vokasi.

(2) Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Jurusan Kedokteran Gigi.

(3) Jenis program studi pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan dengan Peraturan Rektor sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Jurusan dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan yang bertanggung jawab kepada Dekan.

(5) Ketua Jurusan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris Jurusan.

(6) Ketua dan Sekretaris Jurusan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

(7) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terhitung sejak ditetapkan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 507 Jurusan Kedokteran Gigi terdiri atas:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Program studi:

1. Sarjana Kedokteran Gigi; dan 2. Pendidikan Profesi Dokter Gigi.

d. Kelompok Jabatan Fungsional Dosen Kedokteran Gigi.

Pasal 508

(1) Program studi merupakan kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/ atau pendidikan vokasi.

(23)

(2) Dalam penyelenggaraan program studi, Rektor mengangkat dan memberhentikan seorang dosen sebagai koordinator yang disebut Ketua Program Studi.

(3) Ketua Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Dekan melalui Ketua Jurusan.

(4) Ketua Program Studi melakukan koordinasi dengan Ketua Jurusan sesuai dengan minat keilmuan kedokteran gigi.

Pasal 509

(1) Kelompok jabatan fungsional dosen merupakan kelompok pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Kelompok jabatan fungsional pada setiap Jurusan dapat terdiri atas Bidang Minat atau Departemen yang jenis dan formasinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Dekan.

(3) Setiap Bidang Minat atau Departemen dalam kelompok jabatan fungsional dosen dikoordinasikan oleh seorang Koordinator yang diangkat dan diberhentikan oleh Dekan.

(4) Dosen bertanggung jawab kepada Dekan melalui Ketua Jurusan.

(5) Kelompok jabatan fungsional dosen ditetapkan menurut kebutuhan dan beban kerja.

(6) Jenis dan jenjang jabatan fungsional dosen diatur berdasarkan peraturan perundang- undangan.

Pasal 510

(1) Laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 498 huruf e merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi.

(2) Laboratorium mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penunjang pelaksanaan tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi.

(3) Laboratorium yang terdiri atas:

a. Laboratorium Terpadu Biologi Oral;

b. Laboratorium Terpadu Keterampilan Pre-klinik; dan c. Laboratorium Terpadu Kedokteran Gigi Klinik.

(4) Setiap laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh seorang dosen atau tenaga fungsional lainnya yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan keilmuan Kedokteran Gigi yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Dekan.

(5) Pemimpin laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bertanggung jawab kepada Dekan.

(6) Pemimpin laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

Pasal 511

BPPM mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama Fakultas.

Pasal 512

(1) Organisasi BPPM terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, ketua bidang, dan kelompok kajian/ pengabdian/ kerja sama.

(2) Ketua, Sekretaris, dan ketua bidang diangkat dan diberhentikan oleh Dekan untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

(24)

(3) Ketua BPPM bertanggung jawab kepada Dekan.

(4) Kelompok kajian/ pengabdian/ kerja sama meliputi kelompok kajian/ pengabdian/ kerja sama yang pembentukannya ditetapkan dengan Peraturan Dekan dan struktur kepengurusannya ditetapkan dengan Keputusan Dekan.

(5) Kelompok kajian/ pengabdian/ kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawab kepada Dekan melalui Ketua BPPM.

(6) Ketua kelompok kajian/ pengabdian/ kerja sama diangkat dan diberhentikan oleh Dekan untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 513 BPPM mempunyai fungsi:

a. peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian, karya ilmiah, pengabdian masyarakat, dan kerja sama berskala nasional dan internasional;

b. penyusunan rencana, program, dan anggaran BPPM;

c. pelaksanaan penelitian ilmiah, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama Fakultas;

d. koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama;

e. pelaksanaan publikasi hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama;

f. pelaksanaan kerja sama di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan perguruan tinggi dan/ atau institusi lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri;

g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama Fakultas; dan

h. pelaporan secara periodik kepada Dekan.

Pasal 514

(1) PSIK Fakultas Kedokteran Gigi adalah pengelola sistem informasi infrastruktur teknologi informasi di tingkat Fakultas.

(2) PSIK Fakultas Kedokteran Gigi dipimpin oleh seorang Koordinator yang diangkat dan bertanggung jawab kepada Dekan.

Pasal 515

Koordinator PSIK Fakultas Kedokteran Gigi mempunyai tugas:

a. publikasi dan kehumasan, meliputi:

1. merencanakan dan mendesain publikasi Fakultas Kedokteran Gigi;

2. mengelola laman resmi Fakultas Kedokteran Gigi dalam bahasa Indonesia dan Inggris;

3. memperbarui data dan informasi tentang kegiatan Fakultas Kedokteran Gigi;

4. memberi bantuan terhadap publikasi daring bagi dosen dan staf; dan 5. berkoordinasi dengan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi UB.

b. pendataan dan sistem informasi, meliputi:

1. membantu dan memberikan dukungan bagi unit lain di internal Fakultas Kedokteran Gigi yang memerlukan pendampingan teknologi informasi;

2. mengelola arsip digital Fakultas;

3. bersama-sama dengan UPT TIK memberikan sosialisasi layanan teknologi informasi dan komunikasi UB;

4. berkoordinasi dengan unit lain di internal Fakultas Kedokteran Gigi untuk mempersiapkan pelaporan data di tingkat UB; dan

(25)

5. bersama-sama dengan UPT TIK memberikan pelatihan teknologi informasi secara periodik terhadap sumber daya manusia UB, baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa.

c. infrastruktur, meliputi:

1. mengelola infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi Fakultas Kedokteran Gigi dengan mengikuti standar pengelolaan dan kebijakan mutu infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi UB;

2. menjamin ketersediaan akses layanan teknologi informasi bagi sivitas akademika UB;

3. mengoordinasikan kegiatan pengembangan dan penerapan layanan teknologi informasi dengan UPT TIK;

4. mengoordinasikan pelaksanaan perawatan infrastruktur dan dukungan teknis dengan UPT TIK;

5. menyusun dokumentasi infrastruktur dan layanan teknologi informasi Fakultas Kedokteran Gigi;

6. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi teknologi informasi; dan 7. menyusun dan menyampaikan laporan berkala bidang pengembangan dan penerapan

teknologi informasi kepada UPT TIK.

d. penanganan keluhan, meliputi:

1. menyediakan email khusus keluhan menggunakan email resmi UB;

2. memeriksa email khusus keluhan setiap saat dan menyampaikan keluhan tersebut kepada atasan untuk ditindaklanjuti;

3. mengirim tanggapan atau rencana perbaikan keluhan ke Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi;

4. mencantumkan penyebab/akar masalah, rencana solusi, dan waktu penyelesaian pada setiap tanggapan atau rencana perbaikan keluhan; dan

5. melakukan dokumentasi keluhan.

Pasal 516

BPJ berfungsi sebagai unsur pelaksana teknis dalam bidang penerbitan jurnal dan publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa.

Pasal 517 (1) BPJ bertanggung jawab kepada Dekan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi BPJ diatur dalam Peraturan Dekan.

Pasal 518 BPJ mempunyai tugas:

a. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyusunan publikasi ilmiah;

b. menghimpun dan menyeleksi karya ilmiah dosen dan mahasiswa untuk kepentingan publikasi;

c. melakukan penerbitan secara berkala karya ilmiah dosen dan mahasiswa dalam bentuk jurnal dan publikasi lain; dan

d. memberikan laporan secara periodik kepada Dekan.

Pasal 519

GJM adalah unit yang membantu Dekan dalam pelaksanaan Penjaminan Mutu Akademik di tingkat Fakultas Kedokteran Gigi.

(26)

Pasal 520

(1) GJM terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan anggota paling banyak 6 (enam) orang.

(2) Ketua, Sekretaris, dan anggota GJM diangkat dan diberhentikan oleh Rektor untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

(3) GJM bertanggung jawab kepada Dekan.

Pasal 521 GJM mempunyai tugas:

a. menjabarkan baku mutu pendidikan ke dalam dokumen-dokumen Mutu Akademik di Fakultas;

b. memonitor implementasi Penjaminan Mutu Akademik di Fakultas;

c. mengevaluasi Penjaminan Mutu Akademik di Fakultas; dan

d. menyampaikan laporan pelaksanaan Penjaminan Mutu Akademik di Fakultas secara periodik kepada Dekan.

Pasal 522

UJM adalah unit yang membantu Dekan dalam pelaksanaan Penjaminan Mutu Akademik di tingkat Jurusan.

Pasal 523

(1) UJM terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan anggota paling banyak 3 (tiga) orang.

(2) Ketua, Sekretaris, dan anggota UJM diangkat dan diberhentikan oleh Dekan untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

(3) UJM bertanggung jawab kepada Ketua Jurusan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi UJM diatur dalam Peraturan Dekan.

Pasal 524 UJM mempunyai tugas:

a. menjabarkan baku mutu pendidikan ke dalam dokumen-dokumen Mutu Akademik Program Studi;

b. memonitor implementasi Penjaminan Mutu Akademik Program Studi;

c. mengevaluasi Penjaminan Mutu Akademik Program Studi; dan

d. menyampaikan laporan pelaksanaan Penjaminan Mutu Akademik Program Studi secara periodik kepada Ketua Jurusan.

Pasal 525

(1) Komisi Etik Fakultas merupakan Komisi yang membantu Dekan dalam menegakkan Kode Etik.

(2) Komisi Etik Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:

a. menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran Kode Etik oleh Sivitas Akademika Fakultas;

b. menyelenggarakan sidang pemeriksaan dugaan pelanggaraan kode etik; dan c. memberikan rekomendasi kepada Dekan atas pelanggaran Kode Etik.

(3) Anggota Komisi Etik Fakultas dipilih oleh Senat fakultas dan ditetapkan dengan Keputusan Dekan.

(4) Pengaturan Komisi Etik Fakultas dan Kode Etik sebagaimana diatur dalam produk hukum universitas.

(27)

Pasal 526

(1) Komisi Etik Penelitian Kedokteran Gigi bertugas membantu Dekan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penelitian.

(2) Komisi Etik Penelitian Kedokteran Gigi mempunyai tugas:

a. menyampaikan atas permintaan sendiri atau atas prakarsa sendiri nasehat dan pandangannya mengenai permasalahan etik penelitian kedokteran gigi kepada pimpinan lembaga;

b. menjamin bahwa penelitian kesehatan di bidang kedokteran gigi yang dilaksanakan memenuhi kriteria etik penelitian; dan

c. memberikan petunjuk etik (ethical clearance) sesudah melakukan penilaian protokol penelitian yang diketahui pimpinan lembaga.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah anggota Komisi Etik dan Hukum Acara Komisi Etik diatur dengan Peraturan Dekan.

Pasal 527

Susunan organisasi Fakultas Kedokteran Gigi sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

(28)

BAB IV TARGET KINERJA

Sesuai dengan arah pengembangan UB yang telah ditentukan maka terdapat tiga macam indikator yang digunakan untuk melihat capaian program, yaitu Indikator Kinerja Sasaran Strategis, Indikator Sasaran Program, dan Indikator Sasaran Kegiatan.

Tabel 4.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)

Kode Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) SS-1 Terwujudnya Program Studi yang berdaya saing internasional

IKSS-1.1 Perolehan akreditasi nasional unggul IKSS-1.2 Perolehan akreditasi internasional

SS-2 Terselenggaranya tata pamong yang efektif dan efisien, akuntabel, transparan, adil dan kredibel

IKSS-2.1 Persentase MOU meningkat pertahunnya IKSS-2.2 Efektivitas komunikasi dan koordinasi

IKSS-2.3 Persentase peningkatan SDM yang terlibat dalam kepemimpinan publik tingkat nasional SS-3 Terwujudnya SDM yang unggul dan kompeten

IKSS-3.1 Persentase dosen tetap Guru Besar bidang kedokteran gigi IKSS-3.2 Persentase dosen tetap Lektor Kepala bidang kedokteran gigi IKSS-3.3 Persentase dosen tetap Lektor dan Asisten Ahli

IKSS-3.4 Persentase publikasi, HAKI dan paten dosen IKSS-3.5 Persentase sitasi dosen

IKSS-3.6 Rasio dosen : mahasiswa sarjana IKSS-3.7 Rasio dosen : mahasiswa profesi

IKSS-3.8 Persentase anggaran untuk pengembangan dan investasi sumber daya manusia IKSS-3.9 Persentase dosen yang berkiprah secara nasional dan internasional

IKSS-3.10 Persentase jumlah tenaga kependidikan yang tersertifikasi IKSS-3.11 Persentase dosen luar negeri

IKSS-3.12 Jumlah mata kuliah yang berbahasa Inggris SS-4 Terwujudnya tata kelola

IKSS-4.1 Persentase terwujudnya good governance

SS-5 Terwujudnya pendidikan yang unggul dan berjiwa entrepreneur IKSS-5.1 Persentase mahasiswa yang berwirausaha

SS-6 Terwujudnya mahasiswa FKG UB yang unggul dan berdaya saing internasional IKSS-6.1 Persentase mahasiswa penerima beasiswa

IKSS-6.2 Persentase mahasiswa dengan jumlah prestasi

SS-7 Terwujudnya pengabdian masyarakat yang berdampak positif IKSS-7.1 Persentase capaian wilayah di Malang Raya

SS-8 Terwujudnya civitas dan lulusan yang unggul dan berdaya saing internasional IKSS-8.1 Rata-rata masa tunggu kerja lulusan

IKSS-8.2 Persentase lulusan yang bersertifikat kompetensi

IKSS-8.3 Persentase lulusan yang bekerja pada perusahaan multi nasional

SS-9 Meningkatnya luaran kerja sama yang telah ada di FKG UB dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi

IKSS-9.1 Persentase joint research dengan pakar nanoteknologi (berdasarkan jumlah dosen tetap) IKSS-9.2 Persentase mahasiswa yang terlibat joint research dengan pakar nanoteknologi

(berdasarkan jumlah mahasiswa per angkatan)

(29)

IKSS-9.3 Persentase joint-publication dengan pakar nanoteknologi (berdasarkan jumlah dosen tetap)

IKSS-9.4 Persentase pengabdian masyarakat dengan pakar nanoteknologi (berdasarkan jumlah dosen tetap)

IKSS-9.5 Persentase produk hasil hilirisasi (berdasarkan dosen tetap)

SS-10 Meningkatnya jumlah kerja sama dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi dalam dan luar negeri

IKSS-10.1 Persentase MOU terkait nanoteknologi (berdasarkan total MOU)

SS-11 Meningkatnya jumlah penelitian nanoteknologi di laboratorium internal Universitas Brawijaya

IKSS-11.1 Peningkatan jumlah penelitian di laboratorium internal Universitas Brawijaya SS-12 Meningkatnya soft skill dan hard skill dosen dan laboran di bidang nanoteknologi IKSS-12.1 Peningkatan soft skill dan hard skill dosen dan laboran di bidang nanoteknologi

SS-13 Terwujudnya kurikulum mata kuliah nanoteknologi pada tahap akademik dan profesi IKSS-13.1 Persentase SKS nanoteknologi 10% dari total SKS

SS-14 Terwujudnya rekognisi sebagai institusi unggul dalam bidang nanoteknologi IKSS-14.1 Persentase pemenuhan laboratorium nanoteknologi

IKSS-14.2 Penerbitan jurnal nanoteknologi

IKSS-14.3 Berdirinya pascasarjana program studi nanoteknologi

IKSS-14.4 Terselenggaranya seminar internasional di bidang nanoteknologi SS-15 Terwujudnya anggaran yang dapat mendukung program nanoteknologi IKSS-15.1 Persentase anggaran untuk mewujudkan visi nanoteknologi

IKSS-15.2 Persentase anggaran untuk pendirian laboratorium sentral nanoteknologi

SS-16 Meningkatnya kualitas unit kerja yang mendukung pengembangan, penyebaran &

penerapan IPTEK bidang kedokteran gigi dalam berbagai aspek peningkatan kesejahteraan & kesehatan masyarakat

IKSS-16.1 Persentase peningkatan peran unit inovasi dan hilirisasi

SS-17 Terwujudnya kerja sama yang optimal dengan institusi dalam maupun luar negeri dalam kegiatan tridharma dan upaya yang mendukung hilirisasi inovasi produk IKSS-17.1 Jumlah kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri yang mendukung hilirisasi

produk inovasi

SS-18 Terwujudnya alokasi anggaran yang memadai untuk pengembangan IPTEK khususnya inovasi dan hilirisasi penelitian dan pengabdian masyarakat

IKSS-18.1 Persentase anggaran untuk pengembangan IPTEK khususnya inovasi dan hilirisasi penelitian dan pengabdian masyarakat

SS-19 Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi yang unggul, berkeadilan dan berkelanjutan dengan melibatkan mahasiswa dan dosen

IKSS-19.1 Persentase SDM yang menghasilkan produk inovatif

SS-20 Terwujudnya laboratorium yang tersertifikasi untuk mendukung hilirisasi dan inovasi produk untuk penerapan IPTEK

IKSS-20.1 Persentase kelengkapan sarana prasarana IKSS-20.2 Persentase kelengkapan laboran/teknisi

SS-21 Meningkatnya kuantitas dan kualitas hilirisasi dan produk inovasi dari hasil penelitian dan pengabdian masyarakat

IKSS-21.1 Persentase jumlah kegiatan dan proposal hilirisasi dan produk inovasi

SS-22 Terwujudnya peran aktif alumni yang optimal di dalam pengembangan IPTEK dan hilirisasi inovasi produk FKG UB

IKSS-22.1 Jumlah alumni yang berpartisipasi dalam proses pengembangan produk hilirisasi dan inovasi

(30)

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Program (IKP)

Kode Program (P) dan Indikator Kinerja Program (IKP) P-1.1.1 Peningkatan pemahaman dan implementasi

IKP-1.1.1.1 Persentase pemahaman civitas akademika dan stakeholder P-1.2.1 Pemenuhan kriteria AQAS / ASIIN

IKP-1.2.1.1 Terpenuhinya persyaratan akreditasi AQAS / ASIIN

P-2.1.1 Peningkatan jumlah MOU baru di tingkat lokal, nasional maupun internasional IKP-2.1.1.1 Jumlah MoU baru di tingkat lokal

IKP-2.1.1.2 Jumlah MoU baru di tingkat nasional IKP-2.1.1.3 Jumlah MoU baru di tingkat internasional

P-2.1.2 Implementasi MoU di tingkat lokal

IKP-2.1.2.1 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang pendidikan IKP-2.1.2.2 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang penelitian IKP-2.1.2.3 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang pengabdian

P-2.1.3 Implementasi MoU di tingkat nasional IKP-2.1.3.1 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang pendidikan IKP-2.1.3.2 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang penelitian IKP-2.1.3.3 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang pengabdian

P-2.1.4 Implementasi MoU di tingkat internasional IKP-2.1.4.1 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang pendidikan IKP-2.1.4.2 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang penelitian IKP-2.1.4.3 Jumlah kolaborasi kegiatan bidang pengabdian

P-2.2.1 Program character building bagi SDM IKP-2.2.1.1 Jumlah kegiatan yang terlaksana

P-2.2.2 Monitoring dan evaluasi kerja unit IKP-2.2.2.1 Jumlah kegiatan yang terlaksana

P-2.2.3 Penyediaan kelengkapan data SOP yang efektif IKP-2.2.3.1 Tersediaya SOP oleh unit penjaminan mutu

P-2.3.1 Peningkatan jumlah SDM di kegiatan kepemimpinan tingkat nasional IKP-2.3.1.1 Jumlah keikutsertaan SDM dalam organisasi / kepanitiaan di tingkat nasional

P-3.1.1 Program peningkatan percepatan Guru Besar IKP-3.1.1.1 Jumlah pengusul jabatan fungsional Guru Besar

P-3.2.1 Program peningkatan percepatan Lektor Kepala IKP-3.2.1.1 Jumlah pengusul jabatan fungsional Lektor Kepala

P-3.3.1 Program peningkatan jumlah Lektor dan AA IKP-3.3.1.1 Jumlah pengusul jabatan Lektor dan AA

P-3.4.1 Program hibah penelitian, HAKI dan paten IKP-3.4.1.1 Jumlah publikasi, HAKI dan paten dosen

P-3.5.1 Program peningkatan sitasi artikel dosen IKP-3.5.1.1 Jumlah artikel dosen yang di sitasi

P-3.6.1 Rekrutmen dosen baru IKP-3.6.1.1 Jumlah dosen

P-3.7.1 Rekrutmen dosen baru IKP-3.7.1.1 Jumlah dosen

P-3.8.1 Program peningkatan anggaran pengembangan dan investasi SDM IKP-3.8.1.1 Kenaikan persentase jumlah anggaran

P-3.9.1 Program peningkatan pencitraan dosen untuk meningkatkan brand IKP-3.9.1.1 Jumlah dosen yang berkiprah secara nasional dan internasional

P-3.10.1 Program pelatihan sertifikasi untuk tenaga kependidikan IKP-3.10.1.1 Jumlah tenaga kependidikan yang tersertifikasi

P-3.11.1 Program peningkatan pengajaran dosen luar negeri

Gambar

Tabel 1.1 Pemetaan situasi internal dan kondisi eksternal dalam pengembangan FKG UB
Tabel 3.1 Pemetaan SWOT
Gambar 3.1 Susunan Organisasi dan Tata Kerja FKG UB
Tabel 4.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ketika suatu bahan kimia masuk ke dalam tubuh dan terdistribusi, maka bahan tersebut dapat diekskresikan, disimpan atau dimetabolisme oleh tubuh tergantung konsentrasi dan

Melalui Rencana Kerja Strategis (Renstra) Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Kupang 2020 – 2024 yang berisi rencana- rencana strategis dalam penyelenggaraan

Renstra pada periode ini ingin menjadikan FKG Unhas sebagai tempat yang kondusif untuk belajar dan bekerja dan memiliki tata kelola sumberdaya yang baik, serta

Berdasarkan analisis data kinerja mahasiswa pada mata kuliah pendukung proyek akhir mereka menggunakan algoritma ID3, CHAID dan Naïve Bayes berdasarkan literatur

Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh nilai F tabel sebesar 2,73, maka F hitung (61,009) > F tabel (2,73), atau signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan

kuat membuat72.5% responden mengatakan pesan ini menarik dengan memilih skala tiga keatas, dibandingkan dengan hanya 52.4o/o lan$ memilih skala 3 keatas pada perlakuan

8 Ibid ,...hal.19... bertambahnya umur seorang anak. Dari penemuan diatas mereka beranggapan bahwa pendidikan seks akan diperoleh anak seiring berjalannya usia ketika ia sudah

Pelayanan publik Ditjen SDPPI mencakup 4 (empat) bidang penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu penyelenggaraan pelayanan publik Perizinan Spektrum Frekuensi Radio dan