• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN JARINGAN DRAINASE PADA LAHAN RAWA GAMBUT UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERENCANAAN JARINGAN DRAINASE PADA LAHAN RAWA GAMBUT UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAHAN RAWA GAMBUT UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA

TUGAS AKHIR

SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Oleh :

Aqri Chandra Kriswanto Eka Susanto NIM : 15002010 NIM : 15002095

Pembimbing :

Ir. Mulyana Wangsadipoera, M. Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2007

(2)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

T U G A S A K H I R

PERENCANAAN JARINGAN DRAINASE PADA LAHAN RAWA GAMBUT UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA

Oleh :

Aqri Chandra Kriswanto Eka Susanto NIM 15002010 NIM 15002095

DISETUJUI Oleh PEMBIMBING

Ir. Mulyana Wangsadipoera, M.Eng NIP 130515694

KOORDINATOR TUGAS AKHIR BIDANG KEPAKARAN

TEKNIK SUMBERDAYA AIR KETUA PROGRAM STUDI

Ir. Iwan Kridasantausa, M.Sc, Ph.D Dr. Ir. Herlien D. Setio NIP 132056551

Bandung, 2 Juli 2007

NIP 131121658

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT., atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, serta tidak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul : “ PERENCANAAN JARINGAN DRAINASE PADA LAHAN RAWA GAMBUT UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA ”.

Penyusunan laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi tahap sarjana di Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan moril terutama kepada :

1. Kedua orang tua kami, papi Kapten. Supatno dan mami Rr. Edhi Haryanti serta ayahanda Drs. H.M. Makdum, BAE. MSi dan ibunda tercinta Dra. Hj. Titin Danumiarti yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada kami.

2. Dosen Pembimbing kami, Bapak Ir. Mulyana Wangsadipoera, M.Eng. yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan, masukan dan dukungan kepada kami sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan sesuai jadwal.

3. Bapak Ir. Ii Sutaryan, DIPL.HE, selaku Dosen Penguji Sidang dan memberikan masukan dan perbaikan atas Laporan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Dr. Ir. Joko Nugroho, MT, selaku Dosen Penguji Sidang dan juga memberikan masukan dan perbaikan atas Laporan ini.

5. Ibu Dr. Ir. Herlien D. Setio, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil ITB

6. Kakak dan Adik–adik kami, mas Redhi Leo Nugroho, S.E. dan adinda Aris Sugiarto serta Shintia Malinda memberikan dukungan semangat dan hiburan saat rasa jenuh menyerang kami.

7. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil angkatan 2002.

8. Para Staf Tata Usaha Prodi Teknik Sipil yang telah membantu menyelesaikan masalah administrasi selama masa studi kami.

9. Terakhir kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini.

(4)

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu bila ada saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati sebagai masukan yang akan penulis pertimbangkan.

Akhir kata penulis berharap laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan bagi penulis dikemudian hari. Semoga Allah, SWT. memberikan karunia-Nya bagi kita semua.

Bandung, Juli 2007

Penulis

(5)

RESUME

Peningkatan yang cepat dari kesenjangan antara produksi dengan kebutuhan kelapa beberapa dekade terakhir membuat pemerintah melakukan berbagai usaha untuk mengatasinya mengingat kelapa merupakan salah satu tanaman sosial serta komoditas ekspor yang potensial. Dengan semakin menyempitnya lahan pertanian dan perkebuanan mendorong diusahakannya lahan gambut agar dapat ditanami tanaman produksi. Lahan gambut dapat dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan dengan pengaturan permukaan air tanah di lahan dengan menggunakan jaringan drainase yang dapat mengatur muka air tanah agar berada di bawah zona perakaran.

Pada tugas akhir ini kami merencanakan sistem jaringan drainase untuk lahan rawa- gambut di Wilayah Kateman-Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau seluas 12.000 Ha. Secara geografis terletak antara 103010'- 103017' Bujur Timur (BT) dan 00021'- 00030' Lintang Utara (LU). Lahan calon Perkebunan 12.000 Ha memiliki batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Daratan dan udik sungai Danai - Sebelah Selatan : Sungai Guntung

- Sebelah Barat : Daratan dan udik anak sungai Kateman - Sebelah Timur : Kanal kolektor dari perkebunan PT. RSTM

Wilayah Kateman-Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau termasuk rawa kategori II dan III yang sebagian besar tidak terpengaruk pasang surut air laut dan sungai dengan kedalaman muka air tanah rata-rata 0.5 m. Pada lokasi studi, sebagian besar lahan merupakan lapisan tanah gambut Fibrik dengan harga koefisien permeabilitas K rata-rata 47.8 m/hari dengan kedalaman lebih dari 2 m.

Data hujan mengenai lokasi studi diperoleh dari empat stasiun hujan yang berdekatan yaitu stasiun hujan rengat, tembilahan, tanjung balai, dan siak sri indrapura. Data hujan bulanan yang digunakan berdasarkan tahun 1990 sampai 2005, sedangkan data hujan harian diperoleh data selama 5 harian berurutan. Data-data yang klimatologi diperoleh dari stasiun rengat yaitu berupa data temperatur, kelembaban relatif, penyinaran matahari, dan kecepatan angin.

Data-data hujan bulanan yang diperoleh ternyata data hujan yang tidak lengkap. Oleh karena itu untuk melengkapi data hujan tersebut penulis menggunakan metode rata-rata

(6)

aljabar berdasarkan data hujan dari stasiun lainnya. Sementara itu data hujan harian diolah dengan beberapa metoda analisa frekuensi seperti metode Gumbel, Log Pearson tipe III, dan Log Normal.

Data hujan yang diperoleh harus di tes terlebih dahulu dengan tes homogenitas, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data hujan tersebut dapat mewakili lokasi studi. Dari hasil tes berdasarkan periode hujan 10 tahunan diperoleh bahwa hasil plot semua stasiun hujan berada di dalam lengkung pengontrol, berarti seluruh stasiun tersebut dikatakan homogen.

Untuk perhitungan penetapan modul drainase penulis mengambil nilai hujan harian maksimum 3 harian berurutan dengan periode ulang 10 tahun menurut metode Log Pearson tipe III. Untuk klasifikasi iklim diperoleh berdasarkan 3 metode yaitu metode Koppen, Schmidt-Ferguson, dan Oldeman. Karena curah hujan cukup tinggi dengan >200 mm pada bulan basah dan >100 mm pada bulan kering. Oleh karena itu dapat diklasifikasikan sebagai tipe iklim Af yaitu iklim hujan tropis atau basah sepanjang tahun (Koppen), iklim tipe A yaitu sangat basah (Schmidt & Ferguson), iklim kelas B1 yaitu 7 – 9 bulan berturut – turut bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering (Oldeman).

Besarnya nilai hujan efektif bulanan digunakan untuk analisa neraca air bulanan di lokasi studi dengan memperhitungkan berbagai komponen aliran termasuk evapotranspirasi.

Untuk menghitung evapotranspirasi potensial, penulis mggunakan metode Thornthwaite, Blaney-Cridlde, dan Penman Modifikasi. Dari ketiga metode tersebut, semuanya menghasilkan nilai Eto = 4 mm/hari.

Besarnya modul drainase dihitung dengan mengambil curah hujan maksimum 3 harian berurutan untuk periode ulang 10 tahunan yang harus dapat dialirkan selama 3 hari.

Besar hujan harian maksimum 3 harian = 202 mm, dengan menganggap bahwa penguapan = 50% x evapotranspirasi = 2 mm/hari. Jadi untuk 3 harian berurutan, penguapan = 6 mm/hari.

Maka diperoleh besarnya debit per ha adalah q = 8 l/det/ha.

Dari hasil perhitungan modul drainase, penulis dapat menghitung dimensi saluran tersier yang direncanakan berdasarkan untuk kebutuhan pembuangan air. Maka diperoleh tinggi muka air 55 cm, tinggi jagaan 100 cm. Sehingga dimensi saluran tersier berupa lebar 60 cm dan kedalaman saluran 155 cm. Sedangkan untuk drain spacing saluran tersier diambil 85 m berdasarkan perhitungan metode Hooghoudt dan metode Ernst.

Untuk saluran sekunder, direncanakan berdasarkan kebutuhan navigasi transportasi.

Lebar perahu yang akan digunakan adalah 3 m, sehingga diperoleh dimensi saluran dengan

(7)

lebar 4 m dengan kedalaman saluran 2,5 m. Pada lokasi studi, drain spacing saluran sekunder diambil 500 m. Sedangkan untuk saluran primer juga direncanakan untuk kebutuhan transportasi dengan 3 perahu dapat saling berpapasan, sehingga diperoleh dimensi saluran dengan lebar dasar 10 m, tinggi 5,5 m dengan kemiringan talud 1 : 1.

Dengan hasil perhitungan drain spacing untuk saluran tersier yang juga sekaligus berfungsi sebagai pembatas kepemilikan lahan, maka diperoleh luas petak tersier sebesar 2 ha. Hal ini sesuai dengan program Departemen Transmigrasi untuk Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi, dimana setiap kepala keluarga memperoleh bagian 2 petak perkebunan.

Untuk mengatur muka air tanah agar tetap berada di bawah zona akar, maka direncanakan sistem jaringan tata air untuk mendistribusikan air dari lahan menuju sungai terdekat. Sistem Jaringan Tata Air terdiri dari badan saluran, bangunan air seperti stop-log serta bangunan struktur pendukung lain. Dengan adanya Sistem Jaringan Tata Air ini diharapkan muka air tanah dapat diatur sehingga dapat mencapai kedalaman 70 – 100 cm dibawah muka tanah. Namun penurunan tinggi muka air yang berlebihan pada lahan rawa gambut akan menyebabkan rusaknya lahan tersebut, sehingga diperlukan bangunan air yang berfungsi untuk menjaga tinggi muka air di saluran.

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR i

RINGKASAN iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. UMUM 1

1.2. LATAR BELAKANG MASALAH 1

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 2

1.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2

1.5. DESKRIPSI WILAYAH STUDI 3

1.6. METODOLOGI PENULISAN TUGAS AKHIR 4

1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN 4

BAB II DASAR TEORI

2.1. UMUM 6

2.2. METODA PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI 7

2.2.1. Metode THORNTHWAITE 8

2.2.2. Metode Blaney & Criddle 8

2.2.3. Metode Radiasi 9

2.2.4. Metode PENMAN (Modifikasi) 9 2.3. MEMPERKIRAKAN DATA HUJAN YANG HILANG 10

2.3.1. Rata-rata Aljabar 11

2.3.2. Perbandingan (Rasio) Normal 11 2.3.3. Kebalikan Kuadrat Jarak 11

2.4. TES HOMOGENITAS 12

2.5. ANALISIS FREKUENSI DATA HUJAN HARIAN MAKSIMUM 13

2.5.1. Distribusi Gumbel 14

2.5.2. Distribusi Log Pearson Tipe III 15

(9)

2.5.3. Distribusi Log Normal 16 2.6. ANALISIS HUJAN WILAYAH RATA-RATA 16

2.6.1. Cara Rata-rata Aljabar 17

2.6.2. Cara Poligon Thiessen 18

2.6.3. Cara Isohyet 18

2.7. ANALISIS KLASIFIKASI IKLIM 19

2.7.1. Sistem Koppen 19

2.7.2. Menurut Oldeman 20

2.7.3. Menurut Schmidt & Fergusson 21 2.8. PERHITUNGAN MODULUS DRAINASE 21 2.9. PERHITUNGAN DRAIN SPACING 22

2.9.1. Persamaan Hooghoudt 22

2.9.2. Persamaan Ernst 23

BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI

3.1. GEOGRAFIS 24

3.2. GEOLOGI 25

3.3. TOPOGRAFI 26

3.4. KARAKTERISTIK LAHAN AGROSOIL 27 3.5. VEGETASI DAN PENGGUNAAN LAHAN 29

3.6. KARAKTERISTIK METEOROLOGI 29

3.7. HIDROLOGI DAN HIDROMETRI 30

3.8. MEKANIKA TANAH 32

BAB IV KONSEP DAN KRITERIA PERENCANAAN

4.1 UMUM 34

4.2 KONSEP PERENCANAAN 34

4.2.1. Lay-out Tata Air 34

4.2.2. Kondisi Tanah 36

4.2.3. Tata Ruang 36

4.2.4. Saluran (Kanal) 36

4.2.4.1. Saluran Tersier 36 4.2.4.2 Saluran Sekunder (Kanal Cabang) 36

(10)

Aqri Chandra Kriswanto (15002010)

4.2.4.3 Saluran Primer (Kanal Utama) 37 4.2.4.4 Saluran Kolektor 37 4.2.4.5 Bangunan Hidraulis 37 4.2.4.6. Jarak Antar Saluran (Drain Spacing) 38

4.3 KRITERIA PERENCANAAN 38

4.3.1 Aspek Budidaya 39

4.3.1.1. Iklim 39

4.3.1.2. Letak Lintang 40 4.3.1.3. Elevasi (Ketinggian Lahan) 40 4.3.1.4. Persediaan Air Dalam Tanah 40

4.3.1.5. Kondisi Tanah 40

4.3.2 Aspek Teknis 41

4.3.2.1. Beban Limpasan (Modul Drainase) 41 4.3.2.2. Taraf Muka Air Pada Lahan Perkebunan 43 4.3.2.3. Drain spacing 44 4.3.2.4. Dimensi/Ukuran Saluran 46 4.3.2.5. Kebutuhan Transportasi (Navigable) 46 4.3.2.6. Ruang Bebas (Clearance) Untuk Jembatan 48 4.3.2.7. Lebar Berm Untuk Saluran 48 4.3.2.8. Kemiringan Talud dan Kecepatan Dalam Saluran 48 4.3.2.9. Bangunan Air (Pintu Stop-Log) di Saluran Sekunder 48 4.3.2.10. Bangunan Pintu Air di Kana1 utama (Sa1uran Primer) 49 4.3.2.11. Bangunan Pengendali di Ujung Sa1uran Primer 49

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI

5.1. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN 51 5.1.1. Perhitungan Dimensi Saluran Tersier 51 5.1.2. Perhitungan Dimensi Saluran Sekunder 52 5.1.3. Perhitungan Dimensi Saluran kolektor 53 5.1.4. Perhitungan Dimensi Kanal Utama (Saluran Primer) 54 5.2. PERHITUNGAN JARAK SALURAN DRAINASE 55

(11)

5.3. PERENCANAAN BANGUNAN AIR 57 5.3.1. Pengatur Tinggi Muka Air 57

5.3.1.1 Ukuran Stop-Log 58 5.3.1.2 Keamanan Dari penggerusan Lokal 58 5.3.2 Perhitungan Konstruksi Stop-Log 59

5.3.2.1 Perencanaan Ukuran Balok 59 5.3.2.2 Perencanaan Lantai dasar Stop-Log 60 5.3.3 Perencanaan Pintu Air/Over Flow Pada Saluran Primer 62

5.3.3.1 Perhitungan Tinggi Pintu 62 5.3.3.2 Perhitungan Panjang Lantai Dasar 62 5.3.4 Perhitungan Struktur Pintu Saluran Relokasi 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN 66

6.2. SARAN 67

DAFTAR PUSTAKA xii

LAMPIRAN xiii

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Parameter pada metode empiris perhitungan evapotranspirasi 8 Tabel 2.2 Persyaratan Iklim Hujan Tropis Menurut Koppen 20 Tabel 2.3 Persyaratan Iklim Kering Menurut Koppen 20 Tabel 2.4 Persyaratan Iklim Menurut Schmidt & Ferguson 21 Tabel 4.1 Taraf Muka Air dan Umur Tanaman Kelapa 43 Tabel 5.1 Perhitungan Drain Spacing menurut Metode Ernst 56 Tabel 5.2 Perhitungan Drain Spacing menurut Metode Hooghoudt 57

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Tes Homogenitas 13

Gambar 2.2 Saluran Drainase untuk Persamaan Hooghoudt 22 Gambar 2.3 Saluran Drainase untuk Persamaan Ernst 23 Gambar 3.1 Peta Geografis Wilayah Studi 24

Gambar 3.2 Peta Topografi Lahan 26

Gambar 3.3 Lapisan Tanah Gambut 28

Gambar 4-1 Penurunan Muka Air Rencana 44 Gambar 4.2 Saluran Drainase untuk Persamaan Ernst 45 Gambar 4.3 Penerapan Persamaan Hooghoudt untuk Dasar Saluran yang Tidak

Mencapai Lapisan Kedap Air 45

Gambar 5.1 Saluran Tersier 52

Gambar 5.2 Dimensi Saluran Sekunder 53

Gambar 5.3 Saluran Kolektor 54

Gambar 5.4 Dimensi Saluran Primer 54

Gambar 5.5 Denah Saluran Tersier 57

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengatur lintasan produksi yang seimbang pada pengolahan dan analisa kali ini menerapkan metode heuristic Rank Position Weight (RPW) memperoleh hasil dengan waktu siklus

11 Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VI 12 Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII 13 Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional IX 14 Kepala Balai

Analisa probit dilakukan untuk mengetahui estimasi besar konsentrasi minyak atsiri bunga kamboja yang memiliki daya proteksi terhadap kontak dengan nyamuk Aedes

Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi

Belum mampu mengomuni- kasikan informasi tentang peran Indonesia dalam kerja sama lingkup ASEAN di bidang sosial budaya dengan sistematis. Sikap Kerja sama

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP-UB) mencermati bahwa perubahan paradigma dari pertanian dalam arti sempit sebagai penyedia biomass (pangan dan serat) ke

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Pajerukan, kecamatan Kalibagor dalam menguasai penggunaan tanda baca dan

Metode pengujian ini relatif tidak mahal, dan merupakan metode yang sensitif untuk menguji ekspresi gen meskipun dalam penggunaannya jaringan yang telah diuji tidak