• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Analisa Pergerakan Arus Laut Permukaan Dengan Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-2 Periode (Studi Kasus : Perairan Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Analisa Pergerakan Arus Laut Permukaan Dengan Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-2 Periode (Studi Kasus : Perairan Indonesia)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara maritim yaitu negara yang memiliki perairan yang luas. Dewasa ini arus laut banyak dimanfaatkan untuk berbagai kerperluan yang menunjang kehidupan manusia, salah satunya arus laut permukaan. Dengan memanfaatkan perhitungan data satelit, Satelit Altimetri Jason-2 menawarkan data mengenai arah angin, SST (Sea Surface Tophography), kecepatan angin yang nantinya melalui metode perhitungan di dapatkan data arus laut permukaan Perairan Indonesia

Pada penelitian ini digunakan data GDR (Geophysical Data Record) Satelit Altimetri Jason-2 yang didesain oleh NASA (National Aeronatics and Space Administration) dan CNES (Centre National d’Etudes Spatiles) khusus untuk mempelajari dinamika lautan. Data GDR berisikan 36 pass (jalur orbit) dalam satu cycle, dimana satu cycle di tempuh dalam waktu sepuluh hari. Untuk pempercepat hasil pengolahan perlu adanya pembatasan pengolahan data, yaitu sesuai dengan letak geografi Negara Indonesia, 6°08' LU - 11°15' LS, dan dari 94°45' BT - 141°05' BT.

Dari hasil pengolahan yang didapatkan dari data GDR 2009-2012, pada kisaran bulan Desember – Februari arah pergerakan arus laut teratur dari barat laut menuju arah tenggara, seperti hal nya Angin Muson Barat. Begitu pula pada kisaran bulan Juni – Agustus arah pergerakan arus laut teratur dari tenggara menuju arah barat laut seperti halnya Angin Muson Timur, arus laut datang dari arah Australia menuju Asia. Sedangkan saat terjadi masa peralihan pergerakan angin terjadi pada bulan Maret – Mei dan September – November, dengan arah pergerakan arus cenderung terbagi menjadi dua arah yakni dari Asia menuju Australia dan dari Australia menuju Asia namun kecepatan arusnya rata-rata adalah lemah di hampir seluruh perairan di Indonesia. Rata-rata kecepatan arus laut permukaan di Perairan Indonesia adalah (2,00-2,50 m/detik pada periode 2009-2012.

Kata kunci : Satelit Altimetri Jason-2, Arus Laut Permukaan, GDR (Geophysical Data Record)

I. PENDAHULUAN

RUS LAUT PERMUKAAN adalah gerakan massa air yang disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut pada kedalaman kurang dari 200 m yang berpindah dari satu tempat yang bertekanan udara tinggi ke

tempat lain yang bertekanan udara rendah yang sangat luas dan terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus laut permukaan ini memiliki potensi sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut. Arus laut tertinggi di Indonesia berada pada kawasan khatulistiwa [1].

OSTM/Jason-2 merupakan misi lanjutan dari Satelit Jason-2 Misi satelit ini adalah melanjutkan misi dari satelit pendahulunya, yaitu Topex/Poseidon atau Jason-2 [2]. Tujuan diluncurkannya satelit ini untuk menghitung topografi muka air laut yang kurang lebih datanya memiliki level yang sama dengan data satelit T/P. Data yang dihasilkan oleh satelit Jason-2 berupa data Geophysical Data Record (GDR), Interim Geophysical Data Record (IGDR), danOperational Sensor Data Record (OSDR) [3].

Angin muson merupakan pola angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Angin Muson dibagi menjadi 2 , yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Disamping itu terdapat masa peralihan yakni masa perubahan dari angin muson barat ke angin muson timur atau sebaliknya. Biasanya bertiup antara Maret-Mei dan September-November [4].

Pada data GDR (Geophysical Data Record) Satelit Altimetri Jason-2 terdapat data mengenai kecepatan angin dan arah angin. Data ini yang nantinya akan digunakan dalam dalam penelitian untuk mecari arah arus dan kecepatan arus laut permukaan pada wilayah studi, yaitu Perairan Indonesia selama periode 2009-2012.

II. URAIANPENELITIAN A. Data dan Lokasi Penelitian

Data hasil ukuran satelit altimetri Jason-2 dalam format biner GDR yang diproduksi oleh PODAAC dan AVISO dengan lama pengamatan empat tahun yaitu tahun 2009-2012. Waktu yang dibutuhkan oleh satelit Jason-2 untuk menyelesaikan 1 cycle adalah 10 hari. Pada satu cycle terdapat 36 pass, yaitu pass 1,12, 14, 25, 27, 36, 38, 49, 51, 63, 64, 75, 77, 88, 90, 101, 103, 112, 114, 125, 138, 140, 151, 153, 164, 166, 177, 179, 190, 203, 105, 214, 216, 227, 229, 240, 242, dan 253 [5]. Dilengkapi dengan data validasi yaitu darat RADS (Radar Altimetry Database System) sebagai data pembanding terutama pada jalur Satelit Altimetry Jason-2 dengan cycle yang sama [6].

Studi Analisa Pergerakan Arus Laut Permukaan Dengan

Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-2 Periode 2009-2012

(Studi Kasus : Perairan Indonesia)

Dito Jelang Maulana dan Khomsin

Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: khomsin@geodesy.its.ac.id

(2)

Gambar 2.1 Lokasi Penelitian Tugas Akhir [7] Pada penelitian ini, periran Indonesia dibagi menjadi 17 wilayah antara lain Periran Sebelah Utara Pulau Sumatera, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Selat Sunda, Laut Jawa, Perairan Sebelah Selatan Pulau Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sawu, Laut Banda, Laut Timor, Laur Eram, Perairan Utara Pulau Irian Jaya LautHalmahera dan Laut Arafuru.

B. Tahap Pemrosesan Konversi Data

Konversi data perlu dilakukan untuk mengubah data format biner menjadi data format ASCII. Data yang dihasilkan satelit Altimetri Jason-2 merupakan data format biner. Proses konversi data perlu dilakukan untuk mengubah data format biner menjadi data format ASCII. Konversi data dilakukan dengan menggunakan software BRAT 3.0.1 [8].

C. Tahap Validasi

Validasi di perlukan untuk menguji hasil konversi ASCII dengan menggunakan software BRAT 3.0.1 dengan data RADS yang akan digunakan sebagai pembanding dengan data konversi tersebut. Software yang di pergunakan adalah MATLAB 2012a, digunakan untuk meng-overlay-kan jalur satelit dari kedua data [9].

D. Tahap Pemodelan 1) Pemodelan Angin

Pemodelan pergerakan angin dilakukan untuk mengetahui arah dari pergerakan angin yang berhembus di muka laut, hal ini karena gerak arus laut permukaan terutama diakibatkan oleh angin yang berhembus di muka laut tersebut. Pemodelan ini dilakukan menggunakan data kecepatan dan arah angin yang didapat dari data satelit Altimetri Jason-2. Pergerakan angin yang dimodelkan ini terdiri dari pergerakan angin muson timur, pergerakan angin muson barat dan pergerakan angin saat masa peralihan

2) Pemodelan Arus Laut Permukaan

Pemodelan pola pergerakan arus laut permukaan ini dilakukan setiap cycle (satu kali satelit Jason-2 dengan resolusi temporal selama 10 hari) selama kurun waktu empat tahun pengamatan. Sebelum memodelkan Pola Arus Laut Permukaan dengan menggunakan MATLAB 2012a, sebaiknya dilakukan proses gridding. Proses gridding pada penelitian ini menggunakan interpolasi Inverse Distance Weight (IDW). Gridding bertujuan untuk mengisi kekosongan data terhadap

nilai lintang, bujur, arus laut, dan arah arus agar didapat hasil pemodelan yang lebih baik.

Perhitungan kecepatan arus laut permukaan dilakukan dengan memanfaatkan data kecepatan angin dari satelit Altimetri Jason-2 sesuai dengan persamaan (Sumber : Physical Oceanography.2005) : f A T U z 2

ρ

= (2.1) dengan : 2 cW T =

ρ

udara (2.2)

φ

sin

2Ω

=

f

(2.3) dimana :

U

= kecepatan arus laut permukaan(cm/s) T = tegangan angin (kg/m s2)

W = kecepatan angin (cm/s) z

A = koefisien viskositas eddy(1,3x10-4 kg/m s)

φ

= sudut Lintang (0)

c = parameter yang bergantung kepada tingkat turbulensi fluida.

secara umum nilai c = 2,6 x 10 -3

ρ

= densitas air laut (1027 kg/m3) udara

ρ

= densitas udara (1,25 kg/m3)

f

= parameter Coriolis(

f

= 2 Ω sin

φ

)

Ω = besarnya kecepatan sudut rotasi bumi yang merupakan sudut yang ditempuh selama sehari atau

π

2 dibagi hari sideris 23 jam 56 menit atau 86160 s, sehingga : s rad / 10 29 , 7 86160 2 = × −5 = Ω π (2.4)

Data hasil perhitungan kecepatan arus laut permukaan tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat arah pergerakan arus laut permukaan. Karena arah gerak arus laut permukaan dipengaruhi oleh arah gerak angin. Berikut persamaan untuk mendapatkan kecepatan arus laut permukaan terhadap sumbu X:

(

)

(

)

uArus

(

(

cm s

)

)

s cm Arus V s cm Angin u s cm Angin V / / / / = (2.5)

(

)

(

(

)

(

)

(

)

)

s cm Angin V s cm Angin u s cm Arus V s cm Arus u / / / / = × (2.6)

sedangkan persamaan untuk mendapatkan kecepatan arus laut permukaan terhadap sumbu Y adalah :

(

)

(

)

vArus

(

cm

(

s

)

)

s cm Arus V s cm Angin v s cm Angin V / / / / = (2.7)

(

)

(

(

)

(

)

(

)

)

s cm Angin V s cm Angin u s cm Arus V s cm vArus / / / / = × (2.8) dimana:

V Angin : Kecepatan Angin dari data satelit Jason-2 u Angin : Kecepatan Angin terhadap sumbu.X dari

data satelit Jason-2

V Arus : Kecepatan Arus dari hasil perhitungan u Arus : Kecepatan Arus terhadap sumbu.X v Arus : Kecepatan Arus terhadap sumbu.Y

(3)

III. HASILDANDISKUSI A. Validasi Data ASCII oleh Data RADS

Proses validasi data hasil konversi dari BRAT 3.0.1 dilakukan dengan meng-overlay-kan gambar lintasan satelit altimetri Jason-2 yang ada pada data RADS (sebagai acuan) dengan lintasan satelit altimetri Jason-2 dari hasil konversi. Overlay dilakukan pada sampel yang telah dipilih secara acak, yaitu cycle 036 pass 025, cycle 088 pass 090, cycle 127 pass 038, dan cycle 151 pass 140. Berikut beberapa hasil dari overlay kedua lintasan tersebut :

Gambar 3.1 Validasi Konversi Data BRAT dan RADS cycle 036 pass 025

Gambar 3.2 Validasi Konversi Data BRAT dan RADS cycle 127 pass 038

Dari hasil overlay kedua data, dapat dilihat bahwa grafik lintasan kedua data tersebut yaitu RADS sebagai pembanding dan konversi ASCII menggunakan BRAT sebagai data yang akan di gunakan pada proses selanjutnya menghasilkan grafik yang berhimpit atau bertampalan. Dari validasi ini dapat disimpulkan bahwa program konversi data yang telah dihasilkan adalah benar.

B. Validasi Hasil Pemodelan Arus Laut Permukaan berdasarkan Pola Pergerakan Angin

Pemodelan arah pergerakan angin ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemodelan pergerakan arus laut permukaan dari data olahan satelit Altimetri Jason-2 menggunakan MATLAB apakah telah sesuai dengan arah pergerakan angin atau tidak.

Hasil pemodelan arah pergerakan arus laut permukaan tersebut jika dibandingkan dengan hasil pemodelan arah pergerakan angin, dapat dilihat bahwa arah pergerakan arus laut mengikuti arah pergerakan angin. Pada tanggal 16 Januari 2009, terjadi angin muson barat yang mengakibatkan angin

bertiup dari barat menuju timur, sehingga arus juga bergerak dari arah Benua Asia menuju ke Benua Australia

Gambar 3.3 Pemodelan Pergerakan Angin 16 Januari 2009

Gambar 3.4 Pola Arus Laut Permukaan 16 Januari 2009 C. Analisa Pola Arus Laut Permukaan Di Perairan

Indonesia

1) Analisa Pola Arus Laut Permukaan Tahun 2009

Gambar 3.5 Pola Arus Laut Permukaan 5 Februari 2009 Berdasarkan pemodelan pola pergerakan arus laut tahun 2009 dapat di analisa bahwa saat terjadi angin muson barat, salah satunya pada 5 Februari 2009 pergerakan arus laut permukaan yakni :

 Di perairan Sebelah Barat P. Sumatera, Laut Cina Selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, Laut Timor, dan Laut Halmahera arus permukaan laut bergerak dengan kecepatan sekitar 0 s/d 4,00 m/s.

 Di Perairan Sebelah Barat P. Sumatera, Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Maluku, Laut Florers, Laut Sawu, Laut Seram, dan Laut Arafuru arus laut permukaan berkisar antara 4,00 s/d 8,00 m/s.

 Arus permukaan laut di Perairan Sebelah Utara P. Irian Jaya berkisar 4,00 s/d 12,00 m/s, kecuali di Selat Karimata, kecepatan arus dapat mencapai > 12,00 m/s.

(4)

Gambar 3.6 Pola Arus Laut Permukaan 11 September 2009 Pada 11 September 2009, di wilayah Indonesia sedang terjadi angin muson timur, hal ini menyebabkan arus permukaan laut umumnya bergerak dari Benua Australia menuju Benua Asia, dan pergerakan arus di beberapa wilayah di Indonesia yakni:

 Di Perairan Selatan P. Sumatera, Laut Cina Selatan, Perairan Utara dan Selatan P. Jawa, Perairan Utara Nusa Tenggara hingga Laut Arafuru, dan Perairan Utara P. Sulawesi hinnga P. Irian jaya arus permukaan laut bergerak dengan kecepatan berkisar 0 m/s s/d 4,00 m/s.  Di Laut Maluku dan Selat Sunda arus permukaan laut

bergerak dengan kecepatan berkisar 4,00 s/d 8,00 m/s.  Di Selat Karimata arus permukaan laut bergerak dengan

kecepatan antara 4,,00 s/d 12,00 m/s begitu juga di Selat Makassar.

 Di Selat Karimata dan Laut Maluku kecepatan dapat arys laut mencapai 8,00 s/d 12,00 m/s.

Gambar 3.7 Pola Arus Laut Permukaan 25 Mei 2009 Pada bulan peralihan, salah satunya pada 25 Mei 2009, kondisi pergerakan pola arus laut di perairan Indonesia cenderung kurang teratur dan melemah. Secara umum angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia dan dari Benua Asia menuju Benua Australia.

 Di Perairan Selatan P Sumatra, kecepatan arus laut hanya 0 - 8,00 m/s. Begitu pula di Perairan Utara P. Irian Jaya  Sedangkan hampir keseluruh perairan Indonesia tidak

tejadi arus kuat saat masa peralihan, kecepatan arus laut sekitar 0 – 4,00 m/s.

2) Analisa Pola Arus Laut Permukaan Tahun 2010

Gambar 3.8 Pola Arus Laut Permukaan 18 Januari 2010

Pola

pergerakan arus laut tahun 2010 dapat di analisa bahwa pergerakan arus laut permukaan pada 18 Januari 2010 umumnya arus bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia. Hal ini karena arah angin di wilayah Indonesia umumnya dari arah barat (Angin Muson Barat).

 Untuk Perairan Selatan Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Nusa Tenggara arus laut yang bergerak yakni arus lemah (0 - 4,00 m/s). Begitu juga dengan Laut Maluku dan Laut Sulawesi.

 Di Laut Arafuru, Selat Makassar, dan Laut Cina Selatan arus yang bergerak yakni arus sedang dengan kecepatan berkisar antara 4,00 - 8,00 m/s.

 Arus permukaan laut di Laut Jawa bergerak dari arah timur, Laut Maluku, dan Perairan Utara P. Irian Jaya arus bergerak dari arah timur laut dengan kecepatan bervariasi yakni antara 4,00 s/d 12,00 m/s, kecuali di Selat Karimata kecepatan arusnya kategori kuat yakni dengan kecepatan yang mencapai > 12,00 m/s.

Gambar 3.9 Pola Arus Laut Permukaan 26 Juni 2010 Pada 26 Juni 2010, di wilayah Indonesia angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia, dan pergerakan arus di beberapa wilayah di Indonesia yakni:

 Di perairan Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Perairan Kepulauan Maluku, arus permukaan laut bergerak dengan kecepatan 0-4,00 m/s. Namun di Selat Karimata dan Perairan Utara P. Irian Jaya besar kecepatan arus laut antara 4,00 s/d 12,00 m/s.

 Di Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Makassar, Laut Banda dan Laut Arafuru kecepatan arus lautnya kuat yakni mencapai 4,00 - 8,00 m/s.

(5)

Gambar 3.10 Pola Arus Laut Permukaan 24 Agustus 2010 Pada bulan peralihan, yang salah satunya adalah pada 24 Agustus 2010, kondisi pergerakan pola arus laut di perairan Indonesia cenderung kurang teratur.

 Untuk perairan sebelah utara Irian Jaya dan Perairan Selatan P. Sumatera kecepatan arus laut bervariasi antara 4,00 s/d 12,00 m/s.

 Sedangkan untuk perairan yang lain di Indonesia, kecepatan arus lautnya lemah yakni sebesar 0 m/s 4,00 m/s.

3) Analisa Pola Arus Laut Permukaan Tahun 2011

Gambar 3.11 Pola Arus Laut Permukaan 20 Januari 2011 Pada tahun 2011, pola pergerakan arus laut dapat di analisa bahwa pergerakan arus laut permukaan pada 20 Januari 2011 yakni saat terjadi Angin Muson Barat umumnya arus bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia.

 Di perairan Indonesia bagian timur arus bergerak dari dengan kecepatan lemah. Begitu pula untuk arus laut di Selat Makassar dan Laut Sulawesi.

 Arus permukaan laut di Laut Jawa, Perairan Selatan Pulau Jawa, Perairan Selatan Pulau Sumatera, Laut Cina Selatan dan Laut Flores sebagian besar bergerak dengan kecepatan sedang yaitu antara 4,00 - 8,00 m/s.

 Pada Selat Karimata, kecepatan arus bervariasi yakni 4,00 s/d > 12,00 m/s.

Gambar 3.12 Pola Arus Laut Permukaan 26 Agustus 2011

Pada 26 Agustus 2011, di wilayah Indonesia angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia, hal ini dikarenakan angin Muson Timur yang berhembus.

 Di Perairan Selatan Pulau Jawa, Laut Jawa dan Perairan Utara Nusa Tenggara arus laut permukaannya lemah yakni bergerak dengan kecepatan 0-4,00 m/s.

 Kecepatan arus laut sedang berada di Laut Arafuru, Selat Sunda dan Laut Banda.

 Di Perairan Kepulauan Maluku, Perairan Selatan Pulau Sumatera dan Selat Karimata kecepatan arus laut bervariasi yakni mencapai 4,00 s/d >12,00 m/s.

Gambar 3.13 Pola Arus Laut Permukaan 3 November 2011 Pada masa peralihan pergerakan angin, yang salah satunya pada tanggal 3 November 2011, kondisi pergerakan pola arus laut di perairan Indonesia cenderung kurang teratur.

 Kecepatan arus laut lemah mendominasi Perairan di Indonesia terutama bagian tengah.

 Sedangkan untuk Perairan Utara Pulau Irian Jaya dan Laut Seram kecepatan arus laut sedang.

4) Analisa Pola Arus Laut Permukaan Tahun 2012

Gambar 3.14 Pola Arus Laut Permukaan 1 Januari 2012 Pada 1 januari 2012, pola pergerakan arus laut dapat di analisa bahwa arus cenderung bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia.

 Di Perairan Selatan Indonesia seperti ; Selatan Selat Sunda, Laut Banda, Laut Maluku, Laur Flores, Laut Timor, Laut Arafuru dan Selatan Pulau Jawa yang berbatasan dengan Samudera Hindia kecepatan arus laut lemah yakni antara 0 - 4,00 m/s.

 Di Laut Maluku besar kecepatan arus laut bervariasi antara 4,00 s/d 12,00 m/s.

 Arus permukaan laut di Laut Cina Selatan bergerak dengan kecepatan sedang yakni antara 4,00 - 8,00 m/s, kecuali di Selat Karimata, dan Perairan Selatan Pulau Sumatera kecepatan arus laut kuat yakni dapat mencapai > 12,00 m/s.

(6)

Gambar 3.15 Pola Arus Laut Permukaan 8 Juli 2012 Pada 8 Juli 2012, di wilayah Indonesia angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia.

 Di Perairan Utara Nusa Tenggara, Laut Sulawesi dan Laut Arafuru arus permukaan laut lebih di dominasi kecepatan sedang yakni antara 0 - 4,00 m/s

 Di Perairan Selatan Pulau Sumatera, Laut Jawa,Laut Bangka, dan Laut Maluku arus permukaan laut lebih di dominasi kecepatan sedang yakni antara 4,00 - 8,00 m/s  Selat Karimata dan Laur Seran kecepatan arus laut

bervariasi mulai 0 hingga >12,00 m/s.

Gambar 3.16 Pola Arus Laut Permukaan 10 April 2012 Pada bulan peralihan, terjadi pergantian arah pergerakan angin, salah satunya pada 10 April 2012, kondisi pergerakan pola arus laut di perairan Indonesia cenderung tidak teratur.

 Seluruh Perairan Indonesia pada masa peralihan ini kecepatan arus pada waktu ini didominasi oleh kecepatan lemah yakni 0 - 4,00 m/s.

 Arus dengan kecepatan antara 0 s/d >12,00 m/s hanya terdapat di Perairan Utara Irian Jaya.

IV. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa informasi yang penting, yaitu antara lain:

1. Pemodelan pola arus laut permukaan di perairan Indonesia memberikan hasil yang bervariasi baik dari segi arah maupun kecepatan arusnya, hal ini tak terlepas dari peran angin yang melewati permukaan air.

2. Saat terjadi Angin Munson Barat, arus laut datang dari arah Asia menuju Australia, oleh karena itu pada kisaran bulan Desember – Februari arah pergerakan arus laut teratur dari barat menuju arah timur. Begitu pula saat terjadi Angin Munson Timur, arus laut datang dari arah Australia menuju Asia, oleh karena itu pada kisaran bulan Juni – Agustus arah pergerakan arus laut teratur dari timur menuju arah barat.

3. Pada masa peralihan pergerakan angin terjadi pada bulan Maret – Mei dan September – Nopember, dengan arah pergerakan arus cenderung terbagi menjadi dua arah yakni dari Asia menuju Australia dan dari Australia menuju Asia namun kecepatan arusnya rata-rata adalah lemah di hampir seluruh perairan di Indonesia.

4. Selama kurun tahun 2009-2012, wilayah perairan Indonesia yang rata-rata memiliki arus kuat yakni di Perairan Selatan Pulau Sumatera, Laut Maluku dan Selat Karimata dengan kecepatan hingga >12,00 m/detik. Hal ini dikarenakan Selat Karimata, Perairan Selatan Pulau Sumatera, dan Laut Maluku merupakan perairan yang terletak dekat dengan garis khatulistiwa

5. Pada perhitungan selama tahun 2009-2012 di dapatkan bahwa yang rata-rata memiliki arus lemah yakni di Laut Jawa, perairan selatan Pulau Jawa dan Laut Sulawesi dengan kisaran kecepatan arus laut yang kecil yakni sebesar 0–4,00 m/detik.

6. Pada saat masa peralihan, pergerakan angin setiap tahun tidak teratur arahnya, begitu pula dengan kecepatan arus lautnya akan tetapi selalu didominasi oleh arus laut dengan kecepatan berkisar antara 0-4,00 m/detik.

7. Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata kecepatan arus laut permukaan di perairan Indonesia selama 4 tahun (2009-2012) berada pada kisaran 2,00-2,50 m/detik.

DAFTARPUSTAKA

[1] Gross, M.G. 1990. Oceanography : A View Of Earth . Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff . New Jersey

[2] AVISO. 2011. OSTM/Jason-2 Product Handbook. CNES, EUMETSAT, JPL, NOAA/NESDID

[3] AVISO dan PODAAC. 2,008. User Handbook IGDR and GDR Products edition 2.0. NASA dan CNES.

[4] Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Beta Offset.

[5] http://data.nodc.noaa.gov/jason2/gdr/gdr/ Diakses pada 22 Maret 2013

[6] http://rads.tudelft.nl/rads/data/authentication.cgi. diakses pada 20 Maret 2013.

[7] www.googlearth.com. Diakses pada 14 Maret 2013 [8] www.altimetry.info. Diakses pada 16 Maret 2013 [9] Arhami, Desiani. 2,005. Pemrograman MATLAB.

Gambar

Gambar 2.1 Lokasi Penelitian Tugas Akhir [7]
Gambar 3.1 Validasi Konversi Data BRAT dan RADS  cycle 036 pass 025
Gambar 3.6 Pola Arus Laut Permukaan 11 September 2009  Pada  11 September 2009, di wilayah Indonesia sedang  terjadi angin muson timur, hal ini menyebabkan arus  permukaan laut umumnya bergerak dari Benua Australia  menuju Benua Asia, dan pergerakan arus d
Gambar 3.10 Pola Arus Laut Permukaan 24 Agustus 2010  Pada bulan peralihan, yang salah satunya adalah pada 24  Agustus  2010, kondisi pergerakan pola arus laut di perairan  Indonesia cenderung kurang teratur
+2

Referensi

Dokumen terkait

a) One Time Voucher Procedure dengan Dasar Tunai (Cash Basis) Dalam prosedur ini, faktur yang diterima bagian akuntansi dari pemasok disimpan dalam arsip sementara

Pada 26 Juni 2010, di wilayah Indonesia angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia, dan pergerakan arus di beberapa wilayah di Indonesia yakni: Di perairan Laut Flores,

c) Satelit altimetri merupakan satelit yang didesain oleh NASA dan CNES khusus untuk mempelajari dinamika lautan. Salah satu misi dari satelit ini adalah dengan diluncurkannya

Perairan Sabang- Banda Aceh, Perairan Meulaboh, Perairan Barat Kep.Simeulue sampai Kep.Mentawai, Perairan Bengkulu, Selat Karimata, Perairan Selatan Kalimantan, Laut Jawa, Selat

Selat Malaka bagian Utara, Perairan Lhokseumawe, Laut Jawa bagian Timur, Perairan Masalembu, Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Pulau Rote, Laut Sawu, Perairan KupangLaut

sebagai sumber rujukan dan pedoman utama sehingga manusia terhindar dari sifat dan perilaku yang tidak sesuai ajaran dan norma dalam Islam akibat perilaku

Perspektif merupakan suatu kondisi keterbatasan kemampuan mata manusia melihat suatu objek, dimana benda yang dekat dengan mata akan terlihat lebih besar

Hasyim Asy’ari dalam penyebaran Islam di Jawa tahun 1899-1947 ini, menggunakan metode penulisan yaitu menggunakan metode studi literatur yang meliputi