• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba. rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba. rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

18 A. Landasan Teori

1. Net Profit Margin (NPM)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau

tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka

dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa

periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target

(2)

yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Rasio ini sering disebut sebagi salah satu alat ukur kinerja manajemen.

Penggunaan rasio profitabiltas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.

1

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah :

1. Net Profit Margin (NPM) 2. Gross Profit Margin

3. Return On Investment (ROI) 4. Return On Equity (ROE)

Dalam pembahasan rasio profitabilitas ini, peneliti memfokuskan pada salah satu jenis rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM).

Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Mengenai profit margin ini Joel G Siegel dan Jae K. Shim mengatakan, margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan perolehan penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-

1Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012) , hlm196- 198

(3)

tahun sebelumnya, kita dapat menilai efesiensi operasi dan strategi penepatan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut.

Margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih.

Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi harga pokok penjualan.

( )

Keterangan :

 Earning After Tax (EAT) = Laba Setelah Pajak

Laba setelah pajak ini dianggap sebagai laba bersih. Karena itu di beberapa literatur ditemukan jika earning tax ditulis dengan net profit margin atau laba bersih.

2

Contoh :

Komponen Laporan Keuangan 2005 2006

Penjualan (Sales) 5.950 5.550

Earning After Tax Interest and Tax 1.296 904

Untuk tahun 2005 :

Net Profit Margin:

= 0,2178 dibulatkan (21,8%)

2 Irham fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm 136

(4)

Net Profit Margin:

= 0,1628 dibulatkan (16,3%)

Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%, margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21,8% baik karena berada di atas rata- rata industri. Namun, untuk tahun 2006 dengan margin laba hanya sebesar 16,3% dapat dikatakan kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri. Ini juga dapat berarti bahwa harga barang-barang perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya. Hasil kedua tahun ini juga menunjukkan adanya penurunan rasio yang cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5,5% dan hal ini perlu dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak mengalami perubahan berarti, sedangkan margin laba bersih justru turun sangat dratis. Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tinggi terhadap penjualan, atau mengkin juga karena beban pajak yang juga tinggi untuk periode tersebut.

3

2. Modal Kerja

a. Pengertian Modal Kerja

Dalam menjalankan suatu perusahaan yang memiliki nilai kompetitif di pasar seorang manajer keuangan dituntut untuk mampu memahami sumber-sumber dana yang dapat dipergunakan. Sumber dana tersebut dapat dipergunakan sebagai pendukung modal kerja

3 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hlm 201

(5)

(working capital) perusahaan. Dengan begitu menjadi tanggungjawab manajer keuangan untuk memanage atau mengelola sumber dana yang dianggap potensial tersebut untuk dirubah menjadi nilai tambah yang bersifat sustainble (berkelanjutan).

Salah satu agenda penting yang harus dilaksanakan oleh manajer keuangan adalah mampu memberikan kepuasan yang maksimal kepada para pemegang saham, yaitu nilai dividen yang terus mengalami kenaikan.

4

Dalam mengenai keputusan keuangan, baik mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, maupun keputusan dividen, semuanya menyangkut keputusan keuangan jangka panjang (long term financial decisions). Karena keputusan jangka panjang telah ditetapkan berarti perusahaan tinggal melaksanakan keputusan itu.

Dari keputusan investasi yang telah dipilih, katakan investasi pada aktiva nyata (real assets atau real investment) seperti pendirian pabrik, maka ditentukan pula pilihan mengenai aktiva tetap mana yang akan digunakan, baik mengenai mesin-mesin dan peralatannya, maupun mengenai bangunan beserta kendaraan yang diperlukan. Persoalan selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian ialah mengenai modal kerja yang akan digunakan dalam operasi, yakni untuk membeli bahan baku, membayar tenaga kerja, dan biaya overhead lainnya.

5

4 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 99

5 Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 408

(6)

Modal kerja adalah investasi sebauah perusahaan pada aktiva- aktiva jangaka pendek-kas, sekuritas, persediaan dan piutang. Adapun menurut Siegel dan Shim modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkannya suatu ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep sesuai dengan yang dimaksud dalam kaidah manajemen modal kerja. Manajemen modal kerja berkaitan dengan manajemen aktiva lancar kas, piutang dan persediaan dan prosedur pendanaan aktiva tersebut.

6

Sedangkan perputaran modal kerja (workig capital turnover) adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dengan modal kerja (aktiva lancar) yang bekerja didalamnya. Bila modal kerja dipandang sebagai modal kerja bersih, maka pembagiannya adalah aktiva lancar sesudah dikurangi dengan hutang lancar.

7

Perputaran modal kerja hanya terdiri dari beberapa bulan saja, misalnya dari kas ke persediaan, persediaan ke piutang, dan dari piutang kembali menjadi kas hanya berlangsung beberapa bulan/hari, bukan beberapa tahun. Cepatnya perputaran modal kerja ini memungkinkan keputusan pendanaan yang fleksibel. Mengingat bahwa aktiva tetap biasanya dibiayai dengan dana jangka panjang,

6 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 100

7 Budi Rahadjo,Dasar-Dasar Analsisi Fundamental saham Laporan Keuangan Perusahaan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2009), hlm146

(7)

maka modal kerja dapat dibiayai dengan dana jangka pendek, atau jangka panjang, atau kombinasi antara dana jangka panjang dan dana jangka pendek.

8

b. Pentingnya Memahami Modal Kerja

Ada banyak alasan yang mendasari pentingnya mempelajari manajemen modal kerja (working capital management), dan itu tidak terkecuali bagi para manajer di perusahaan. Menurut Agus Sartono, Manajemen modal kerja sangat penting alasan berikut ini:

1. Sebagian proporsi waktu manajer finansial adalah dialokasikan utnuk manajemen modal kerja.

2. Lebih dari lima puluh persen dari total asset umumnya diinvestasikan pada aktiva lancar.

3. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva lancar adalah sangat erat dan langsung.

4. Utnuk perusahaan kecil, manajemen modal kerja menjadi sangat penting.

9

c. Konsep Modal Kerja

Pengertian modal kerja secara mendalam terkadang dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Konsep kuantitatif

8Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999,), hlm 409

9 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 101

(8)

Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

Kelemahan konsep ini adalah tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan, dan konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik modal. Jumlah aktiva lancar yang besar belum menjamin margin of safety bagi perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin.

2. Konsep kualitatif

Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitik beratkan

kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara

jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut

modal kerja atau (net working capital). Keuntungan konsep ini

adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang

lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para

kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi

perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari

kreditor.

(9)

3. Konsep fungsional

Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba.

Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadian tidak selalu demikian.

10

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja : 1. Jenis perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu : perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di persuhaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan persediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan modal kerjanya.

2. Syarat kerdit

10 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hlm 250- 252

(10)

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka waktu tertentu.

3. Waktu produksi

Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

4. Tingkat perputaran persediaan.

Pengaruh tingkat persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.

11

11Kasmir, Analisis Laporan Keuangan... hlm 254-256

(11)

e. Sumber Modal Kerja

Suatu perusahaan membutuhkan dana operasional untuk selalu mendanai kebutuhan aktivitas operasional perusahaan seperti membayar gaji karyawan, gaji guru, membayar listrik dan telepon, pembelian bahan mentah, dan lain. Kebutuhan dana tersebut bersumber dari modal kerja dan bersumber dari berbagai sumber.

12

Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu :

Hasil operasi perusahaan adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti misal cadangan laba atau, laba yang belum dibagi. Selama laba yang belum dibagi perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, hal tersebut akan menambah modal kerja perusahaan. Namun, modal kerja ini sifatnya hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.

Keuntungan penjualan surat-surat berharga juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi,otomatis akan mengurangi modal kerja.

12 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 102

(12)

Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.

Penjualan kativa tetap, maksudnya yang dijual adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

Penjualan obligasi, perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.

Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka panjang, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan utnuk kepentingan investasi.

Perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

13

f. Pemisahan Pendanaan Jangka Pendek Dengan Pendanaan Jangka Panjang

Terkadang suatu perusahaan hanya mampu menghitung jumlah kebetulan akan dana secara keseluruhan, tapi sulit menentukan

13Kasmir, Analisis Laporan Keuangan... hlm 219-220

(13)

beberapa jumlah kebutuhan dana yang akan dibelanjakan dengan kredit jangka panjang. Untuk menentukan berapa yang akan dipenuhi dengan kredit jangka panjang digunakan konsep model optimum.

1. Kebutuhan tambahan dana

Jumlah kebutuhan tambahan dana karena adanya kenaikan penujalan didasarkan : kenaikan aktiva secara spontan sebagai akibat adanya kenaikan penjualan, dan kebijakan retention ratio yakni jumlah laba ditahan.

2. Memisahkan kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang Untuk melakukan atau memisahkan mana dana yang akan ditarik dengan menggunakan kredit jangka panjang, digunakan konsep modal optimum. Masalah modal optimum ini diperoleh setelah memperhatikan tingkat bunga kredit jangka pendek dan tingkat bunga kredit jangka panjang.

14

3. Piutang

a. Pengertian Piutang

Untuk dapat mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada sekarang dan untuk menarik langganan-langganan baru, perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara kredit.

Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya

14Napa J. Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 416 dan 419

(14)

dengan persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan, sekalipun pengumpulan piutang seringkali tidak tepat waktu yang sudah diterapkan, namun sebagian besar dari piutang tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dari satu tahun. Dengan alasan itulah maka piutang dimasukkan sebagai salah satu komponen aktiva lancar perusahaan.

15

Tingkat piuang perusahaan secara umum dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, harga produk, kualitas produk, dan kebijakan kredit perusahaan. Manajer keuangan perusahaan tidak dapat mengendalikan semua faktor tersebut, hanya kebijaksanaan kredit saja yang dapat ditentukan.

16

Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan menerapkan manajemen kredit. Dan salah satu target dari manajemen kredit adalah tercapainya target penjualan sesuai dengan perencanaan serta selanjutnya menunnggu masuknya dana angsuran ke kas perusahaan.

17

Dalam perputaran piutang yakni perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama satu tahun dengan jumlah piutang. Anggaran pengumpulan piutang (receivable colletion budget) adalah daftar

15Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 255

16Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis, (Bnadung : Alfabeta, 2009), hlm 116

17Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung : Alfbeta, 2014), hlm 137

(15)

anggaran yang menngambarkan jumlah piutang yang dapat ditagih perusahaan pada debitur sepanjang tahun anggaran. Hal yang diperhitungkan selain proyeksi pembayaran oleh debitur adalah termin yang berlaku untuk piutang dari perusahaan tersebut.

18

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Piutang

Dalam upaya mendorong volume penjualannya, suatu perusahaan sering melakukan penjualan secara kredit, di samping kebijakan secara tunai atau cash. Sebagai akibat penjualan kredit dengan tingkat risiko untuk tidak dibayarnya piutang menjadi besar dibanding kalau menjual secara tunai. Di samping itu, karena penjualan secara kredit ini melibatkan debitur yang berada di luar perusahaan, maka pihak perusahaan berhati-hati dan masalah piutang ini perlu mendapat analisis mendalam.

Besar kecilnya piutang suatu perusahaan tergantung dari dua variabel, yakni : tingkat penjualan dan syarat pembayaran kredit (term of credit). Tingkat penjualan biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang sering disebut sebagai variabel-variabel pemasaran atau sering disebut marketing mix, dan faktor-faktor yang berada diluar kemampuan perusahaan untuk mendalikannya, seperti selera konsumen, pendapatan konsumen,

18Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis, (Bnadung : Alfabeta, 2009) , hlm 116

(16)

pendapatan nasional, permintaan agregat dalam industri tersebut dan lain-lain. Sedangkan marketing mix baiasanya terdiri dari beberapa unsur seperti kebijakan mengenai produksi, harga, saluran distribusi, dan promosi.

19

c. Penilian Kredit

Pada umumnya, perusahaan mangadakan penilian resiko dengan memperhatikan 5C :

20

1. Character : kemungkinan dari langganan untuk jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya.

2. Capacity : pendapat subjektif mengenai kebijakan dari langganan, diukur dari catatan waktu lalu, dilengkapi dengan observasi fisik pada pabrik dan perusahaan.

3. Collateral : dicerminkan oleh aktiva lancar dari langganan yang diikatkan, jaminan bagi keamanan.

4. Condition : menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan, perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin memiliki efek terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajibannya.

5. Capital : diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini diukur oleh analisis rasio finansial.

19Napa J Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (jakarta : Gramedia Pustaka Uatama,1999), hlm 451

20Napa J Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matemati...hlm 118

(17)

d. Piutang Tak Tertagih

Pada umumnya, setiap calon pembeli haruslah terlebih dahulu memenuhi persyaratan kredit sebelum aplikasi atau transaksi kredit tersebut disetujui. Akan tetapi, pada kenyataannya beberapa piutang justru menjadi tidak dapat ditagih sebagai akibat dari kondisi pelanggan (debitur) yang ada setelah periode kredit penjualan (berlangsung).

21

6. Persediaan

a. Pengertian Persediaan

Persediaan mencakup beberapa jenis persediaan, seperti persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Bahan mentah biasanya bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. Bahan setengah jadi barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan. Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual.

Persediaan diperlukan unttuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Apabila perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses produksinya, bahan mentah akan datang saat itu juga, maka tidak perlu adanya persediaan. Tetapi pada kondisi kenyataannya, bahan mentah bisa datang terlambat. Untuk mengantisipasi keterlambatan

21Hery, Akuntansi Aktiva, Utang dan Modal, (Yogyakarta : Gava Media, 2011), hlm 42

(18)

tersebut bahan mentah diperlukan. Sehingga proses produksi tidak akan terhambat hanya karena bahan mentah belum datang.

22

Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri. Perusahaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin sebagai “buffer stock” agar kemungkinan perusahan memenuhi permintaan yang timbul.

23

Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang, baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. Untuk mewujudkan persediaan terlaksana secara baik dan stabil maka pihak perushaan harus realitis dan dapat diterima oleh berbagai pihak.

24

Sedangkan yang dimaksud perpuratan persediaan adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata jumlah persediaan selama satu tahun.

25

22Mamduh M. Hanafi, Manajemen Keuangan (yogyakarta : BPFE, 2014), hlm 571

23Lukman Syamsuddin, Manajaemen Keuangan Perusahaan (Yogyakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 280

24Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm 44

25Budi Rahardjo, Dasar-Dasar Analisis Fundamental saham Laporan Keuangan Perusahaan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009), hlm145

(19)

b. Manfaat Persediaan

Beberapa manfaat investasi pada persediaan :

26

1. Manfaat diskon kuantitas.

Diskon kuantitas diproleh jika perushaan membeli dalam kuantitas yang besar. Karena mungkin perusahaan membeli bahan melebihi kebutuhan saat ini.

2. Menghindari kekurangan bahan

Jika pelanggan datang untuk menjadi barang dagangan, kemudiaan perusahaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan.

3. Manfaat pemasaran

Apabila perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka perusahaan dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kepuasan pelanggan akan semakin baik. Sehingga yang diharapkan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

4. Spekulasi

Terkadang persediaan digunakan untuk berspekulasi. Jika perusahaan mengantisipasi kenaikan harga seperti terjadinya inflasi, nilai perusahaan akan semakin meningkat dalam situsi

26Mamduh M.Hanafi, Manajemen Keuangan (Yogyakarta : BPFE, 2014), hlm 571

(20)

inflasi dan dengan demikian akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

27

c. Fungsi Persediaan

Persediaan dapat dibedakan atas beberapa fungsi yaitu :

28

1. Fungsi Decoupling

Persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung kepada suplier. Persediaan bahan baku diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa, piutang investasi, risiko, dan sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan. Di samping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman

27 Mamduh M.Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta : BPFE, 2014), hlm 571

28Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm 138

(21)

barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengiriman (safety stock).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan

Untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan perusahaan merasakan perlunya mempunyai persediaan bahan baku. Besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

29

1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan dapat menghambat atau mengganggu jalannya proses produksi.

2. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang direncakan itu sendiri sangat tergantung pada volume penjualan yang direncanakan.

3. Besarnya pembelian bahan baku setiap kali pembelian untuk mendapatkan biayan pembeliaan yang minimal.

4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan baku yang bersangkutan di waktu-waktu yang akan datang.

5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan bahan baku.

6. Harga pembelian bahan baku.

7. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang.

29Moh Benny Alexandri, Manajemen Keuangan Bisnis....hlm 139

(22)

8. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi bahan rusak atau turun kualitasnya.

e. Safety Stock dan Reorder Point

Safety stock adalah persediaan tambahan yang diperlukan selalu siap di gudang untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Dengan demikian, safety stock dapat dianggap sebagai jumlah persediaan minimal yang harus selalu siap di gudang.

Sedangkanreorder point menunjukkan pada kuantitas beberapa sisa persediaan di gudang baru dilakukan pemesanan kembali. Karena adanya tenggang waktu antara pemesanan dan tibanya bahan di gudang, maka pemakaian bahan selama pemesanan itu perlu dipertimbangkan. Waktu yang diperlukan selama pemesanan dilakukan sehingga bahan itu tiba di gudang disebut lead time. Karena reorder point atau titik pemesanan kembali itu harus memperhatikan:

30

1. Jumlah safety stock

2. Jumlah penggunaan bahan selama lead time.

30 Napa J.Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 479

(23)

B. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Net Profit Margin (NPM) telah banyak dilakukan, beberapa penelitian menyatakan Net Profit Margin (NPM) dipengaruhi oleh perputaran modal kerja, perpuataran piutang dan perputaran persediaan.

Penelitian Aulia Rahma (2011) menyatakan dengan judul penelitan

“Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008)”. Penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda. Dengan hasil uji t, perputaran kas dan status hubungan positif dan signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI. Perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. Hasil secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap ROI. Nilai adjusted R square sebesar 0,218 yang menunjukkan bahwa 21,8% ROI dapat dijelaskan oleh variabel independen perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan dan status perusahaan.

Sedangkan sisanya sebesar 78,2% dijelaskan oleh variabel lain.

31

Penelitian Julkarnian, (2012) meyatakan dengan judul penelitian

“Pengaruh modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011”.Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya pengujian

31Aulia Rahma, Analisis Manajemen Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2008), (Semarang : Universitas Diponegoro, 2011), hlm 7

(24)

hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Kas berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Secara simultan, Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI), pada perusahaan Industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2008- 2011.

32

Penelitian Silviana Dwi Sulistianingrum (2012) menyatakan dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Property And RealestateTerdaftar di BEI Periode 2007-2011”.

Metode penlitian yang digunakan metode analisis asosiatif dengan bentuk klausal statistik dengan regresi linier sederhana dengan program komputer SPSS. Hasil penelitian menunjukkan tingkat hubungan yang sangat lemah, pengaruh modal kerja terhadap net profit margin tidak ada dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, nilai probabilitas yang diperoleh menunjukkan Ho diterima dan pengaruh yang terjadi tidak dapat berlaku untuk populasi yang diteliti. Dapat disimpulkan bahwa tidak

32Julkarnian, Pengaruh Modal Kerja , Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industry Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011, (Tanjung Pinang : Universitas Raja Ali Haji, 2012), hlm 1

(25)

terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh modal kerja dan profitabilitas (menggunakan net profit margin).

33

Penelitian Clairene E.E, Santoso (2013) menyatakan dengan judul penelitian“Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Piutang pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT. Pegadaian (Persero)”.penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dengan metode eksplanatori.Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu atau di (purposive sampling) dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011.Hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011 berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

Sedangkan secara parsial perputaran modal kerja pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap net profit margin namun, perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net profit margin pada PT. Pegadaian (Persero) Periode 2000-2011.

34

33Silviana Dwi Sulistianingrum, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Property And Real Estate Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011, (Pontianak : Universitas Tanjungpura, 2012), hlm 8

34Clairene E.E Santoso, Pengaruh Perputaran Modal kerja Dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-2011, Jurnal EMBA Ekonomi Dan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado vol.1 No.4 Desember 2013, hlm 1558

(26)

Penelitian Olivia Mada Rolos, Sri Murni, Ivonne S. Ssaerang (2014) menyatakan dengan judul penelitian “Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

Secara persial perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

35

Penelitian Amtsal Khairy Hanra (2014) menyatakan dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Unilever Tbk) Periode 2006-2013”.

Penelitaian menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS, terbukti bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Secara parsial perputaran kas mempunyai pengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa t

hitung

> t

tabe

l (1,911 > 1,696).

Perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa t

hitung

< t

tabel

(-1,982 < 1,696) dan perputaran persediaan

35Olivia Mada Rolos dkk, Modal Kerja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin (NPM) Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012, Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014, hlm 890-901

(27)

tidak berpengaruh terhadap net profit margin, hal ini menunjukkan bahwa t

hitung

< t

tabel

(-0,124 < 1,696).

36

Penelitian Titin Marni (2014) menyatakan dengan judul penelitian

“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Profitabilitas Pada BMT At Taqwa Muhammadiayh Periode 2009-2013”. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perputaran modal kerja mempunyai hubungan yang positif dan kuat dengan profitabilitas perusahaan, hal ini terbukti dengan pertimbangan kolerasinya dengan nilai sebesar (0,716) mempunyai hubungan kuat dengan demikian dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan.

37

Penelitian Yogi Brando Sidabutar (2014) menyatakan dengan judul penelitian “Pengarauh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pegadaian (Persero)nPeriode 2003-2013”. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi linier barganda menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2003-2013 berpengaruh signifikan terhadap net profit margin dengan nilai signifikan sebesar 0,009 sedangkan secara parsial perputaran modal kerja tidak memilki hubungan yang signifikan terhadap net profit margin karena nilai signifikansinya lebih

36Atmsal Khairy Hanra, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan PT. Unilever Tbk) Periode 2006-2013, (Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2014), hlm 4

37Titin Marni , Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada BMT At Taqwa Muhammadiyah Periode 2009-2013, (Sumatera Barat : Universitas Muhammadiyah, 2014), hlm 10

(28)

0,05 yaitu 0,930 namun perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net profit margin.

38

Penelitian Dewi Noratika (2014) menyatakan dengan judul “Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, perputaran persediaan terhadap Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009- 2013”.Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linear berganda.Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial(Uji t), pengujian secara simultan (Uji F) dan Uji R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasiantara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dan Uji Adjusted R Squareuntuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-samaterhadap variabel dependen (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja danperputaran kas berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, sedangkan perputaran piutangdan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Namun secara simultan perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaanberpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Nilai Adjusted R square menunjukkan bahwasecara bersama-sama perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaranpersediaan memberikan sumbangan terhadap

38Yogi Brando Sidabutar, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas PT. Pegadaian (Persero) 2003-2013, (Medan : Politeknik Negeri Medan, 2014), hlm 1

(29)

net profit margin sebesar 37,4% sedangkan sisanya62,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

39

Penelitian Riski Rakhamawati (2014) menyatakan dengan judul

“Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Real Estate Yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 2009-2012”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 perusahaan. Penelitian sampel di dapat dengan teknik purposive samping, dari 38 perusahaan terpilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 11 perusahaan. Berdasarkan analisis regresi berganda pada uji signifikansi simultan (uji statistik F) diperoleh hasil bahwa secara silmutan modal kerja dan perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini dapat dibuktikan melalui nilai F hitung 3,981 yang lebih kecil dari F tabel 4,08 dengan nilai signifikansi 0,026. Nilai signifikansi diatas 0,05 yang artinya H

0

3 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas.

Berdasarkan hasil uji determinasi koefisien (R). Besarnya nilai adjusted R square dalam model regresi diperoleh sebesar 0,122. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu modal kerja

39Dewi Noratika, Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan terhadap Net Profit Margin(NPM) Pada Perusahaan Industri Barang Kononsumsi Yang Terdaftar di BEI 2009-2013, (E-Jurnal Ekonomi : Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2014), hlm 16

(30)

dan perputaran piutang terhadap variabel dependen profitabilitas (ROA) yang dapat dikerangka oleh model persamaan ini sebesar 12,2%.

40

Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM). Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis hendak menetili apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).

40Riski Rakhmawati, Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan real Estate Yang Trdaftar Di Daftar Efek Syariah (DES) Tahun 2009- 2012, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2014), hlm 82

(31)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No NamaPeneliti, Judul

Penelitian, dan Tahun Penelitian

Variabel Metodelogi Penelitian

Hasil Penelian Persamaan Perbedaan

1 Aulia Rahma (2011), Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur

Variabel Independen : Perputaran modal kerja Perputaran kas

Perputaran persediaan

Variabel Dependen :

Metode analisis regresi berganda

Hasil penelitian secara parsial pada perputaran kas dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap ROI . sedangkan perputaran modal kerja tidak berpengaruh

Dalam sama-sama menggunakan metode analisis regresi berganda, dan variabel independen yang

Perbedaan dalam penelitian ini pada studi

kasus dan

variabel

dependennya,

(32)

PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI 2004-2008.

Return On Investment (ROI).

pada ROI. Namun secara simultan berpengaruh signifikan pada ROI.

sama digunakan adalah modal kerja dan persediaan.

dan juga

variabel independen yaitu perputaran kas.

2 Julkarnian, (2012) Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran

Piutang Terhadap

Profitabilitas Pada perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2011.

Variabel Independen : Pengaruh modal kerja Perputaran modal kerja Perputaran kas

Perputaran piutang

Variabel dependen : Profitabilitas (ROI)

Metode anlisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian bahwa secara parsial perputaran modal kerja, dan perputaran piutang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Namun secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap ROI

Metode analisis data atau metode yang digunakan sama-sama

menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Dalam

penelitian

Julkarnian

pengukuran

profitabilitas

dengan

menggunakan

ROI.

(33)

3 Silviana Dwi sulistianingrum (2012), Pengaruh Perputaran Modal

Kerja Terhadap

Profitabilitas perusahaan Property And Real Estate Terdaftar Di BEI 2007- 2011.

Variabel independen : Perputaran modal kerja

Variabel dependen : Net Profit Margin (NPM).

Metode analisis asosiatif dengan bentuk kausal dan analisisa regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang sangat lemah perputaran modal kerja dengan net profit margin, yang dapat disimpulkan tidak ada pengaruh signifikan antara perputaran modal kerja dengan net profit margin.

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan sama yaitu net profit margin, dan variabel

independennya perputaran modal kerja.

Metodde yang digunakan berbeda dimana penelitian

Silviana menggunakan metode analisis regresi

sederhana, dan juga studi kasusnya.

4 Clairene E.E Santoso (2013), Pengaruh Modal Kerja Dan Perputaran

Variabel independen : Pengaruh modal krja Perputaran piutang

Metode analisis regresi berganda

Hasil penelitian bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang

Metode analisis regresi linier barganda.

Obyak penelitian

Clairene E.E

(34)

Piutang Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (Persero) Periode 2000-2011.

Variabel dependen : Profitabilitas (Net Profit Margin)

berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, namun secara parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap net profit margin.

Pengukuran

profitabilitas pada variabel dependen net profit margin.

Santoso pada PT. Pegadaian (Persero).

5 Olivaia Mada Rolos, Sri murni, Ivonne S. Saerang (2014), Modal Krja Pengaruhnya Terhadap Net Profit Margin Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2012.

Variabel independen : Pepuataran kas Perputaran piutang Perputaran persediaan

Variabel dependen : Net Profit Margin (NPM)

Metode analisis regresi berganda

Hasil penelitian bahwa secara simultan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan secara parsial yang tidak berpengaruh signifikan yakni perputaran kas.

Metode analisis regresi linear berganda.

Pengukuran

profitabilitas pada variabel dependen net profit margin.

Obyek

penelitian yang berbeda pada penelitian

Oliviadi BEI.

(35)

6 Amtsal Khairy Hanra

(2014), Pengaruh

Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus

Pada Perusahaan

PT.Unilever Tbk) periode 2006-2013.

Variabel independen : Perputaran kas

Perputaran piutang Perputaran persediaan

Variabel dependen : Net Profit Margin (NPM)

Metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian bahwa secara uji simultan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan pada uji parsial perputaran kas, berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, namun pada perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan pada net profit margin.

Metode yang digunakan sama- sama analisis regresi bergannda.

Pengukuran

profitabilitas net profit margin, dan variabel

independen piutang dan persediaan.

Obyek penelitian

Amtsal Khairy Hanra yakni pada

PT.Unilever,

dan variabel

independen

perputaran kas.

(36)

7 Titin Marni (2014), Analisis Pangaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas BMT At Taqwa Muhammadiyah

Variabel independen : Perputaran modal kerja

Variabel dependen : Net profit margin

Metode analisis regresi sederhana dan analisis korelasi

Hasil penelitian yang diperoleh

pada BMT At Taqwa

Muhammadiyah disarankan yaitu sebaiknya pihak perusahaan mempertahankan kondisi yang telah diperoleh selama ini, untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan tetap memperhatikan perputaran modal kerja yang terjadi setiap tahunnya sehingga profitabilitas yang diperoleh dapat maksimum.

Pengukuran

profitabilitas net profit margin, variabel

independennya.

Metode yang digunakan Titin menggunakan regresi

sederhana.

(37)

8 Dewi Noratika, (2014) , Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piuatang, Perputaran Kas, Perpuatarn Persediaan Terhadap Net Profit Margin (NPM) Pada Perudahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013.

Variabel independen : Perputaran modal kerja Perputaran piutang Perputaran kas

Perputaran persediaan

Variabel dependen : Net Profit Margin (NPM)

Metode analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan secara parsial perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin.

Pengukuran

profitabilitas pada variabel dependen menggunakana net profit margin.

Obyek

penelitian Dewi Noratika pada perusahaan industri barang konsumsi di BEI.

9 Yogi Brando Sidabutar (2014), Pengaruh perputaran Modal Kerja dan Perputaran

Piutang Terhadap

Profitabilitas PT. Pegadaian

Variabel independen : Perputaran modal kerja Perputaran piutang

Variabel dependen :

Metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara uji simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang berpengaruh ssignifikan terhadap net profit

Metode analisis regresi berganda, dan pengukuran profitabilitas.

Obyek penelitian dimana

penelitian Yogi

PT. Pegadaian

(38)

(Persero) periode 2003- 2013.

Net Profit Margin (NPM)

margin. Sedangkan secara uji parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan dan perputaran piutang berpengaruh signifikan.

dan variabel independen persediaan.

10 Riski Rakhmawati (2014), Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) Periode 2009-2012.

Variabel independen : Modal kerja

Perputaran piutang

Variabel dependen : ROA

Metode analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian bahwa secara parsial perputaran modal kerja dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Metode analisis regresi linear berganda. Obyek penelitian di perushaan property and real estate di Daftar Efek Syariah (DES).

Pengukuran profitabilitas variabel dependen

penelitian Riski

Menggunakan

ROA

(39)

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antar variabel adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Ha1

Ha2

Ha3

Ha4

Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah perputaran modal kerja (X1), rasio yang digunakan yaitu working capital turnover.

Perputaran piutang (X2), rasio yang digunakan yaitu receivable turnover.

Perputaran persediaan (X3), rasio yang digunakan adalah inventory turnover, Perputaran Modal Kerja

Perpuatan Piutang

Perputaran Persediaan

Net Profit Margin

(40)

sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM).

Modal kerja merupakan elemen penting dalam menjalankan aktivitas usaha. Salah satu syarat keberhasilan sebuah perrusahaan adalah manajemen modal kerja yang tepat. Kebanyakan kepailitan timbul karena lemahnya kebijakan dan keputusan dibidang modal kerja. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan diharapkan dapat menyediakan dana dalam bentuk kredit serta dapat mencapai laba bersih maksimal mungkin.

Semakin cepat periode perputaran piutang menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut sehingga profitabilitas perusahaan juga meningkat.

Dalam perusahaan dagang, inventory adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dan dibeli. Perputaran persediaan dilihat dari besar kecilnya jumlah bahan mentah yang dibeli setiaap saat. Semakin besar pembelian semakin kecil safety stock. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang di satu pihak dengan biaya ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan persediaan (stooock-out-cost).

41

41 Kamaruddin Ahmad. “Dasar-Dasar manajemen Modal Kerja”, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm 77

(41)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

42

Berdasarkan Kerangka pemikiran dapat dirumuskan dalam penelitian ini dengan rumusan hipotesis sebagai berikut : a) Hipotesis 1

Ho : Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).

Ha : Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).

b) Hipotesis 2

Ho : Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).

Ha : Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).

c) Hipotesis 3

Ho : Perputaran Persediaan tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin (NPM).

Ha : Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Net Profit margin (NPM).

42 Sugiyono, “ Metode Penelitian Manajemen”, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm134

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan K3 adalah perwujudan dari visi dan misi suatu organisasi, sehingga harus disesuaikan dengan sifat dan skala organisasi. Kebijakan K3 bersifat negatif dinamis

karena atas berkat, rahmat dan cinta-Nya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efek Antiinflamasi Benzoil Eugenol secara Topikal terhadap Edema Kaki

Method: This study is facilitated by four proposed techniques, which are two machine learning techniques (i.e., RSVM and RFFS) and two supervised classification techniques

 Sortir atau rework ialah status materi yang saat dilakukan proses inspeksi ditemukan ketidaksesuaian dan diputuskan untuk dilakukan pemeriksaan materi secara menyeluruh

Asuransi syariah merupakan salah satu upaya untuk saling melindungi dan saling membantu antar beberapa pihak melalui investasi pada aset dan atau tabarru yang

Bagan alir view laporan menggambarkan aliran data yang dapat diakses oleh kepala tata usaha untuk melihat data laporan kunjungan, pengajuan usulan pustaka,

Contrariamente alle versioni a telaio oscillante, il sistema di guida lame senza tolleranze previene qualsiasi pressione laterale sulle seghe con il risultato di avere la

Kegunaan praktis: 1.Kepala Sekolah dapat mengetahui sarana dan prasarana serta fasilitas yang mendukung pelaksanaan layanan dalam bimbingan dan konseling terutama