vii
ABSTRAK
Proses penjurusan siswa di SMA merupakan suatu tahap yang sangat
penting dalam meningkatkan kemajuan belajar siswa, karena akan membantu
siswa dalam memfokuskan konsentrasi penguasaan materi pembelajaran di
sekolah. Selama ini proses penjurusan siswa di SMA masih dilakukan secara
manual, sehingga proses seperti ini sangatlah tidak efektif dan tidak efisien.
Dalam skripsi ini akan dibangun Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
(SPPK) Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA yang bertujuan untuk
membantu kesulitan dari pihak sekolah dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan penjurusan siswa.
SPPK ini dibangun dengan mempergunakan bentuk pemodelan
simulasi yang dapat menghasilkan berbagai alternatif solusi dari permasalahan
yang dihadapi. Penentuan jurusan siswa SMA didasarkan dari hasil pengolahan
data nilai raport semester 1 dan 2, data pilihan, dan data test potensi akademik.
Dalam menentukan penjurusan siswa SMA biasanya pihak akademik
menggunakan salah satu dari beberapa acuan penjurusan yaitu: Penjurusan Acuan
Akademik, Penjurusan Acuan Pilihan, dan Penjurusan Acuan Khusus. Tiap acuan
penjurusan dapat memberikan hasil yang bervariasi.
viii
ABSTRACT
The process for determining the major course of Senior High School
students is a very important step to increase the progress of student learning,
because it would help the student focusing on the capability of subject learning
concentration at school. For a long time the process for determining the major
course of Senior High School students is still done manually, hence this
processing was not very efficient and effective. In this thesis it will be built the
Decision Support System (DSS) for Determining the Major Course of Senior
High School Students which is purposed to help the difficulties of the school in
taking the decision to determine the student major course.
This DSS is built by using the form of simulation modeling which can
produce some alternative solutions from the problems we deal with. The
determination of student major course of Senior High School is based on the
result from the processing of semester 1 and 2 report values data, choice data, and
the academics potency test data. To determine the major course of Senior High
School students, the academies usually used one of some major course references,
which are Major Course with Academics Reference, Major Course with Choice
Reference, and Major Course with Specific Reference. Each major course
references can give variation results.
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UNTUK MENENTUKAN PENJURUSAN SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si.)
Program Studi Ilmu Komputer
Oleh :
M u g i o n o
NIM : 993124057
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
THE DECISION SUPPORT SYSTEM
FOR DETERMINING THE MAJOR COURSE
OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
THESIS
Presented as Partial FulFillment of the Requirements
To Obtain Sarjana Sains (S.Si.) Degree
Computer Science Study Program
By :
M u g i o n o
Student ID : 993124057
COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAM
MATHEMATICS DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
iv
HALAMAN MOTTO
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun
aku di jalan yang benar oleh karena nama -Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada
-Mu dan tongkat -Mu,
itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:1, 3 -4).
Ask, and it will be given to you; seek, and you will find; knock and it will be opened to you.
For everyone who asks receives, and he who seeks finds, and
to him who knocks it will be opened.
(Luke 11:9 -10).
If you have faith as a mustard seed, you say to this mountain, ‘Move from here to there,’ and
it will move; and nothing will be impossible for you.
(Matthew 17:20).
Not lagging in diligence, fervent in spirit, serving the Lord; Rejoicing in hope, patient in
tribulation, continuing steadfastly in prayer.
(Romans 12:11 -12).
You were born together you shall be forevermore.
You shall be together when white wings of death scatter yours days.
Aye, you shall be together even in the silent memory of God.
But let there be spaces in your togetherness,
And let the winds of the heavens dance between you.
Love one another but not make a bond of love:
Let it rather be movi ng sea between the shores of your souls.
Till each other’s cup but drink not from one cup.
Give one another of your bread but eat not from the same loaf.
Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone,
Even as the strings of a lute are alone though they are quiver with the same music.
Give yours hearts but not into each other’s keeping.
For only the hand of Life can contain your hearts.
And stand together, yet not too near together.
For the pillars of the temple stand apart,
And the oak tree and the cypress grow not in each shadow.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
I wanna dedicate this thesis to :
Jesus Christ my Shepherd, my Teacher, and The Lord who always:
accompany when I’m lonely
comfort when I’m sad
lead when I have difficulties
guide when I'm studying
lead my way when I’m misled
strengthen my spirit when I’m hesitated
protect me when I’m in dang erous
Saint Mary on all grace, gift, love, and pray.
My deepest love and appreciation go to my beloved parents, Mr. Paul
Priyojatmiko and Mrs. Christina Sadiyem who shower me with their warm love,
who all sacrifice, and who always prays for my happiness and success.
vii
ABSTRAK
Proses penjurusan siswa di SMA merupakan suatu tahap yang sangat
penting dalam meningkatkan kemajuan belajar siswa, karena akan membantu
siswa dalam memfokuskan konsentrasi penguasaan materi pembelajaran di
sekolah. Selama ini proses penjurusan siswa di SMA masih dilakukan secara
manual, sehingga proses seperti ini sangatlah tidak efektif dan tidak efisien.
Dalam skripsi ini akan dibangun Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
(SPPK) Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA yang bertujuan untuk
membantu kesulitan dari pihak sekolah dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan penjurusan siswa.
SPPK ini dibangun dengan mempergunakan bentuk pemodelan
simulasi yang dapat menghasilkan berbagai alternatif solusi dari permasalahan
yang dihadapi. Penentuan jurusan siswa SMA didasarkan dari hasil pengolahan
data nilai raport semester 1 dan 2, data pilihan, dan data test potensi akademik.
Dalam menentukan penjurusan siswa SMA biasanya pihak akademik
menggunakan salah satu dari beberapa acuan penjurusan yaitu: Penjurusan Acuan
Akademik, Penjurusan Acuan Pilihan, dan Penjurusan Acuan Khusus. Tiap acuan
penjurusan dapat memberikan hasil yang bervariasi.
viii
ABSTRACT
The process for determining the major course of Senior High School
students is a very important step to increase the progress of student learning,
because it would help the student focusing on the capability of subject learning
concentration at school. For a long time the process for determining the major
course of Senior High School students is still done manually, hence this
processing was not very efficient and effective. In this thesis it will be built the
Decision Support System (DSS) for Determining the Major Course of Senior
High School Students which is purposed to help the difficulties of the school in
taking the decision to determine the student major course.
This DSS is built by using the form of simulation modeling which can
produce some alternative solutions from the problems we deal with. The
determination of student major course of Senior High School is based on the
result from the processing of semester 1 and 2 report values data, choice data, and
the academics potency test data. To determine the major course of Senior High
School students, the academies usually used one of some major course references,
which are Major Course with Academics Reference, Major Course with Choice
Reference, and Major Course with Specific Reference. Each major course
references can give variation results.
ix
KATA PENGANTAR
Segala hormat dan puji syukur kupersembahkan kepada Yesus Kristus
Tuhanku atas berkat kasih cintanya yang selalu menyertai, membimbing, dan
menemaniku selama penulis mengerjakan skripsi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA.”
I thanks Him for being such an
encouraging Friend so that I could be tough through the hard times in my life now
and forever.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana sains (S.Si) pada program studi Ilmu Komputer Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, dorongan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang
terdalam kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan terhadap penulis,
yaitu :
1.
Ir. Greg. Heliarko, S.J, S.S, B.S.T., M.Sc., M.A., selaku Dekan Fakultas
Sains Dan Teknologi. Terima kasih atas motivasi, semangat, saran, dan
perhatiannya disaat penulis akan menempuh ujian skripsi.
2.
P. H. Prima Rosa, S.Si, M.Sc., selaku ketua program studi Ilmu Komputer
dan dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas bimbingan, bantuan,
x
3.
Drs J. Eka Priyatma, M. Sc dan Y. Joko Nugroho S.Si., selaku dosen
pembimbing skripsi yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk
membimbing, mendorong, dan nasehatnya selama penulis menyelesaikan
skripsi ini.
4.
A. Rita Widiarti, S. Si, M.Kom. dan St. Eko Hari Parmadi, S. Si, M.Kom.,
selaku dosen penguji. Terima kasih atas kesediannya untuk menguji
dengan baik, saran, dan kritiknya terhadap skripsi yang telah disusun oleh
penulis.
5.
Ir. Ign Aris Dwiatmoko, M.Sc., yang telah banyak memberikan batuan,
saran, nasehat, dorongan, dan perhatiannya selama ini.
6.
Semua staf pengajar FMIPA, khususnya Program Studi Ilmu Komputer
atas ilmu dan bimbingannya selama penulis mengenyam pendidikan di
bangku kuliah.
7.
Drs. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., yang telah dengan sabar
memperhatikan, membantu, dan meringankan beban dari berbagai
kesulitan selama penulis belajar di Univeritas Sanata Dharma.
8.
Drs. Paulus Kuswandono, M.Ed., selaku Wakil Rektor III Universitas
Sanata Dharma. Terima kasih atas perhatian, dan bantuannya dalam
meringankan suatu beban kesulitan di sela-sela detik menjelang
pelaksanaan ujian skripsi.
9.
Rm. H. Suasso de lima de Prado, S.J., di Pastoran Bellarminus Sanata
Dharma yang telah dengan sabar meluangkan waktu untuk
xi
meringankan suatu beban kesulitan yang teramat berat dikala ku sedang
putus asa menjelang detik-detik pelaksanaan ujian.
10.
Rm. D. Edi Winarta, S.J., selaku ketua Yayasan YRSPM Realino thanks
for his invaluable patience and time, supports, encouragement, and
suggestion during the accomplishment of my study at Sanata Dharma
University.
11.
Mbak Yayuk, Mbak Lasmi, Mbak Tatik, Mbak Lina dan beberapa staf
lainnya di YRSPM Realino yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Thanks on support, encouragement, suggestion, and laugh to me.
12.
Drs. Priyanto, selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, yang
telah memberikan ijin penelitian sehingga penulis memperoleh data yang
sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.
13.
Ibu Suwarni, Pak Narjo, dan Pak Tukijo atas pelayanan yang baik selama
penulis belajar di bangku kuliah.
14.
Bapak Paryono the best my teacher di SMP Negeri Sendang Sari. Because
of you, I became loved mathematics subject.
15.
Papa dan Mamaku yang dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hati
membesarkan, membimbing, mendidik, dan mengajariku
about the
meaning of lifes.
16.
Adikku Sumar dan Tarjan, serta Kakakku Joko, terima kasih atas segala
kasih sayang, kebaikan, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat
xii
17.
Ika Sukmayanti,
my special friend.
Thanks for the friendship, attention,
supports, and encouragement for this relationship. You’re someone who I
know, who always accompany me faithfully to comfort my heart when I
was sad and broken hearted. Sadness becomes happiness when we are
together.
18.
Indra,
you’re always be my best friend yang telah dengan sabar
meluangkan banyak waktu mengajariku bahasa pemrograman Visual Basic
6.0.
19.
Teman-teman kost : Nadhi, Bambang, Andri, dan Thomas (thanks atas
pinjaman komputernya),
for the nice friendship and beautiful days they
share with me.
Thanks atas dukungan, dorongan, dan persahabatan yang
telah terjalin baik selama ini.
20.
Teman-teman terdekatku Ikom Angkatan ’99 : Tius, Efan, Jhon, Tersila,
Gita, Agustin, Febri, Setyono, Dharma, dan Joinwan. Thanks for all yang
telah menjalin persahabatan baik denganku selama di bangku kuliah.
I want you to know the value of our friendship.
21.
Teman-teman terbaikku di Satmenwa Ignatian Universitas Sanata Dharma
: Uyung, Atiek, Arie Mulyani, Beni, Purwanto, Merlin, Berto, Yadi, Jony,
Meidani, Lois, Yono, dan Rian.
Thanks atas kebersamaan, persahabatan
dan perjuangannya.
22.
Teman-temanku Godex, Eko, Kotam, Naryono, Martini, Iyon, Yosef, Erie,
xiii
23.
Semua pihak yang telah berperan dalam hidupku yang tidak dapat aku
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan naskah
skripsi ini. May God bless them all.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca
yang budiman.
Yogyakarta, 5 September 2007
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I PENDAHULUAN...
1
1.1. Latar Belakang ...
1
1.2. Rumusan Masalah ...
3
1.3. Batasan Masalah...
3
1.4. Tujuan ...
4
1.5. Metodelogi ...
4
1.6. Sistematika Penulisan ...
7
BAB II LANDASAN TEORI...
8
2.1. Konsep Sistem Informasi ...
8
2.2. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 10
2.2.1. Definisi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan... 10
2.2.2. Karakteristik SPPK ... 11
2.2.3. Keuntungan SPPK ... 13
2.2.4. Komponen Utama SPPK... 15
2.2.5. Pemodelan ... 22
2.2.6. Proses Pengambilan Keputusan... 23
xv
2.3. Database MySQL... 29
2.4. Microsof Visual Basic... 31
2.5. Crystal Reports ... 31
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 33
3.1. Fase Perencanaan... 33
3.1.1. Diagnosa Masalah ... 33
3.1.2. Penentuan Kebutuhan ... 33
3.1.3. Tujuan Sistem... 34
3.2. Fase Penelitian... 34
3.2.1. Sumber Daya Yang Tersedia ... 34
3.2.2. Penjurusan... 34
3.3. Fase Perancangan Konseptual dan Analitis ... 38
3.3.1. Fase Perancangan Konseptual... 38
3.3.2. Fase Analitis... 39
3.3.2.1. Diagram Arus Data... 39
3.3.2.2. Kamus Data... 42
3.4. Fase Perancangan ... 46
3.4.1. Manajemen Model... 46
3.4.2. Manajemen Data... 51
3.4.3. Manajemen Dialog ... 58
3.4.3.1. Menu Siswa... 60
3.4.3.2. Menu Bagian Administrasi ... 61
3.4.3.3. Menu Wali Kelas... 63
3.4.3.4. Menu Bagian Akademik ... 65
3.4.3.5. Menu Manajemen User... 69
3.4.3.6. Menu Help... 70
3.4.3.7. Menu Log Out ... 70
3.4.4. Manajemen Pengetahuan ... 71
BAB IV IMPLEMENTASI... 72
4.1. Implementasi Manajemen Data... 73
xvi
4.3. Implementasi Manajemen Dialog/User Interface... 76
4.3.1. Splash Screen ... 76
4.3.2. Login... 77
4.3.3. Menu Utama... 78
4.3.3.1. Menu Siswa... 78
4.3.3.2. Menu Bagian Administrasi ... 80
4.3.3.3. Menu Wali Kelas... 85
4.3.3.4. Menu Bagian Akademik ... 88
4.3.3.5. Menu Manajemen User... 98
4.3.3.6. Menu Help... 99
4.3.3.7. Menu Log Out ... 101
4.3.3.8. Tampilan Print Data... 101
BAB V PENUTUP ... 111
5.1. Kesimpulan... 111
5.2. Kelebihan... 111
5.3. Kekurangan... 112
5.4. Saran... 112
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jenis-Jenis Model ... 18
Tabel 3.1. Mata Pelajaran di SMA ... 37
Tabel 3.2. Mata Pelajaran Untuk Kriteria Penjurusan ... 38
Tabel 4.1. Kelas... 73
Tabel 4.2. Potensi Akademik ... 73
Tabel 4.3. Guru... 73
Tabel 4.4. Jurusan... 73
Tabel 4.5. Wali ... 73
Tabel 4.6. TPA... 74
Tabel 4.7. Siswa... 74
Tabel 4.8. Penempatan... 74
Tabel 4.9. Mata Pelajaran... 74
Tabel 4.10. Prasyarat... 74
Tabel 4.11. Raport ... 75
Tabel 4.12. Pilihan... 75
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Konsep Sistem Informasi ...
9
Gambar 2.2. Model Konseptual SPPK ... 15
Gambar 2.3. Proses Pengambilan Keputusan... 25
Gambar 2.4. Pengembangan SPPK... 28
Gambar 3.1. Diagram Konteks... 39
Gambar 3.2. DAD Level 1 ... 40
Gambar 3.3. DAD Level 2 Proses 1 ... 41
Gambar 3.4. DAD Level 2 Proses 2. ... 42
Gambar 3.5 ERD SPPK Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA ... 52
Gambar 3.6. Diagram Menu... 59
Gambar 3.7. Rancangan Form Data Pilihan... 60
Gambar 3.8. Rancangan Form Data Guru... 61
Gambar 3.9. Rancangan Form Data Siswa ... 62
Gambar 3.10. Rancangan Form Data Kelas... 62
Gambar 3.11. Rancangan Form Data Penempatan Siswa di Kelas ... 63
Gambar 3.12. Rancangan Form Data Nilai Test Potensi Akademik ... 64
Gambar 3.13. Rancangan Form Data Data Nilai Raport ... 64
Gambar 3.14. Rancangan Form Data Data Wali Kelas ... 65
Gambar 3.15. Rancangan Form Data Mata Pelajaran... 66
Gambar 3.16. Rancangan Form Data Potensi Akademik ... 66
Gambar 3.17. Rancangan Form Data Jurusan... 67
Gambar 3.18. Rancangan Form Data Mata Pelajaran Prasyarat Penjurusan ... 67
Gambar 3.19. Rancangan Form Pemodelan Penentuan Jurusan ... 68
Gambar 3.20. Rancangan Form Penentuan Final Jurusan ... 69
Gambar 3.21. Rancangan Form Registrasi... 70
Gambar 3.22. Rancangan Form Update Password... 70
Gambar 4.1. Gambar Splash Screen ... 76
Gambar 4.2. Gambar Form Login ... 77
xix
xx
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam proses belajar-mengajar kualitas kecerdasan siswa merupakan
sesuatu hal yang sangat penting, hal ini dikarenakan kualitas kecerdasan siswa
akan mempengaruhi sistem penguasaan materi mata pelajaran yang diberikan
oleh guru kepada siswanya. Dengan demikian akan ada timbal balik yang
saling menguntungkan baik di pihak sekolah maupun bagi siswa.
Pada dasarnya tujuan pendidikan di SMA yaitu untuk mendidik siswa
agar lulusannya mempunyai tingkat berpikir yang cerdas, rasional, kritis, dan
analitis yang tinggi, sehingga lulusannya diharapkan siap untuk melanjutkan
ke jenjang Perguruan Tinggi. Setelah menjalani serangkaian kegiatan
belajar-mengajar selama dua semester (di kelas X), maka dari nilai prestasi akademik
siswa akan tampak kemampuan penguasaan materi untuk beberapa mata
pelajaran pada bidang tertentu. Berdasarkan kurikulum Depertemen
Pendidikan Nasional tahun 2004, konsentrasi belajar siswa SMA meliputi 3
jurusan yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
dan Ilmu Bahasa (BHS). Menjelang kenaikan ke kelas XI, siswa dihadapkan
pada situasi untuk memilih salah satu dari ketiga konsentrasi tadi. Dalam
kegiatan proses belajar-mengajar perlu diadakan pemfokusan konsentrasi
belajar yang sesuai dengan prestasi akademik siswa, pilihan, dan bakat
Ternyata proses untuk menentukan hasil seleksi penjurusan siswa
bukanlah sesuatu hal yang mudah dibayangkan, melainkan merupakan sesuatu
hal yang sangat kompleks dan rumit. Proses ini dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti nilai raport siswa semester 1 dan 2, pilihan siswa, hasil Tes
Potensi Akademik (TPA), dan lain-lain. Dengan mempertimbangkan beberapa
faktor diatas, maka proses penjurusan siswa tidak boleh dilakukan secara
sembarangan, melainkan harus dilakukan secara hati-hati, obyektif, dan
bertanggung jawab. Hal ini sangatlah penting dan riskan karena menyangkut
kelangsungan pendidikan siswa itu sendiri, masa depan siswa, dan agar tujuan
pendidikan di SMA dapat tercapai.
Selama ini proses penjurusan siswa di SMA masih dilakukan secara
manual, sehingga proses seperti ini sangatlah tidak efektif dan tidak efisien.
Setiap kali proses penjurusan haruslah selalu mempertimbangkan nilai prestasi
akademik siswa, nilai batas tuntas mata pelajaran dari ciri khas program studi
yang telah ditetapkan oleh pihak kurikulum, pilihan siswa, hasil Tes Potensi
Akademik (TPA), dan lain-lain.
Dalam proses penjurusan secara manual sering kali terjadi
permasalahan dan kelemahan, yaitu adanya unsur subyektifitas dari bagian
akademik (Wakil Kepala Sekolah I yang mengurusi bagian akademik) dalam
menggunakan wewenangnya memberikan keputusan final penjurusan. Hal ini
kadang-kadang menyebabkan unsur obyektifitas kurang begitu diperhatikan.
mencerminkan prestasi belajar siswa yang sesungguhnya, sehingga
mengakibatkan kekecewaan di pihak siswa maupun bagi pihak sekolah.
Mengingat banyak sekali kekurangan dan kelemahan pada sistem
seleksi penjurusan secara manual, penulis tertarik untuk mengembangkan
sebuah sistem alat bantu berbasis komputer yang dapat menghasilkan berbagai
alternatif solusi seleksi penjurusan siswa di tingkat SMA. Dengan demikian
proses seleksi penjurusan dapat dilaksanakan secara hati-hati, obyektif,
bertanggung jawab, dan benar-benar siswa merasa senang dan berkembang
dalam kegiatan proses belajar-mengajarnya.
1.2. Rumusan Masalah
Dapat merancang dan membangun sebuah sistem yang berkualitas
sehingga dapat membantu proses pengambilan keputusan secara efektif dan
efisien, dalam hal ini yaitu Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk
Menentukan Penjurusan Siswa Sekolah Menengah Atas.
1.3. Batasan Masalah
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan
Penjurusan Siswa Sekolah Menengah Atas yang ingin dibangun mempunyai
batasan sebagai berikut :
1.
Penentuan hasil seleksi penjurusan siswa mengacu pada kurikulum tahun
2004 yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
3.
SPPK yang dibangun hanya sampai dengan tahap implementasi bagian
demonstrasi.
1.4.
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini yaitu:
1.
Memahami langkah-langkah membangun dan mengembangkan SPPK
khususnya untuk menentukan penjurusan siswa di tingkat Sekolah
Menengah Atas, sehingga hasilnya dapat tercapai secara obyektif dan
bertanggung jawab.
2.
Membuat implementasi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk
Menentukan Penjurusan Siswa Sekolah Menengah Atas.
1.5. Metodelogi
Metodelogi pembuatan SPPK ini meliputi beberapa tahap, yaitu :
1.
Perencanaan (Planning)
Tahap ini akan mengulas mengenai diagnosa masalah dan penetapan
tujuan.
2.
Penelitian (Research)
Tahap ini merupakan kegiatan pencarian data yang akan digunakan
sebagai acuan untuk membangun sebuah sistem yang sejauh mungkin
mengakomodasi keinginan user dan sumber daya apa saja yang akan
dipakai meliputi hardware, software, sistem yang tersedia, user, dan
3.
Analisa (Analysis)
Tahap ini merupakan penentuan untuk menentukan metode terbaik dalam
mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dan sumber daya apa
yang diperlukan untuk implementasi dari SPPK ini.
4.
Perancangan (Design)
Dalam tahap ini akan ditentukan spesifikasi yang lebih rinci mengenai
komponen sistem, struktur, dan featur sistem yang akan dibangun. Pada
tahap ini akan dibangun ciri khas (keunikan) komponen SPPK yang
meliputi:
a.
Manajemen data.
b.
Manajemen model.
c.
Manajemen dialog.
d.
Manajemen pengetahuan.
5.
Konstruksi (Construction)
Tahap ini merupakan implementasi teknis dari tahap perancangan.
6.
Implementasi (Implementation)
Terdiri dari:
-
Testing
Dalam tahap ini data output sistem akan dikoleksi kembali dan
dibandingkan lagi dengan spesifikasi perancangan sistem semula.
-
Evaluasi
Pada tahap ini sistem akan dievaluasi sehingga akan diketahui apakah
belum. Jika sistem yang telah dibuat belum mengakomodasi keinginan
user, maka harus mengulangi kembali tahap perancangan dan konstruksi.
-
Demonstrasi
Pada tahap ini akan didemonstrasikan kemampuan operasional sistem
kepada komunitas user.
-
Orientasi
Orientasi kepada komunitas user meliputi kemampuan dasar dan operasi
sistem.
-
Pelatihan
Sebelum memakai sistem ini, komunitas user akan dilatih untuk
mengoperasikan dan merawat sistem.
-
Penyebaran
Pada tahap ini akan diperkenalkan bagaimana mengoperasikan sistem
secara penuh kepada seluruh anggota komunitas user.
7.
Perawatan dan Dokumentasi (Maintenance dan Documentation)
Merupakan tahap yang harus dilaksanakan secara kontinu, karena
berfungsi untuk menjaga sistem agar tetap segar (sesuai dengan kebutuhan
user), dan berkualitas.
8.
Adaptasi (Adaptation)
Agar sistem dapat beradaptasi secara sempurna maka dibutuhkan sirkulasi
dari langkah awal diatas, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh respon
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang , rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, metodologi, dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan menjadi acuan
dibangunnya SPPK ini, meliputi konsep sistem informasi, penjelasan
mengenai SPPK, database MySQL, Microsoft Visual Basic 6.0, Crystal
Report 8.5.
BAB III. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan mengenai pengembangan sistem mulai dari fase
perencanaan, fase penelitian, fase perancangan konseptual dan analisa, dan
fase perancangan.
BAB IV. IMPLEMENTASI
Bab ini berisi tentang implementasi sistem yang telah dibangun antara lain
meliputi sub sistem manajemen data, manajemen model, dan manajemen
dialog.
BAB V. PENUTUP
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Sistem Informasi
Secara teknis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai serangkaian
komponen yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyebarluaskan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, visualisasi dalam suatu organisasi.
Sistem informasi berisi informasi tentang orang-orang penting, tempat, dan
segala sesuatu di dalam suatu organisasi atau lingkungan tertentu. Informasi
sendiri dapat didefinisikan sebagai data yang telah diolah sehingga menjadi
bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. Sementara itu data dapat
didefinisikan sebagai serangkaian fakta yang belum diolah hingga belum
menjadi bentuk yang dapat dimengerti dan berguna bagi manusia.
Sistem informasi berbasis komputer dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang mengutamakan hardware dan software komputer untuk proses
dan penyebaran informasi. Untuk membangun sebuah sistem informasi
berbasis komputer, diperlukan pendiskripsian masalah utama yang akan
diselesaikan, rancangan penyelesaian, dan cara pengorganisasian sumber daya
Kualitas informasi menurut Jogiyanto (2005) ditentukan oleh:
1.
Akurat
Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan serta jelas dalam
menjelaskan maksudnya.
2.
Tepat pada waktunya
Tepat berarti informasi yang sampai pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang telah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena
informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila
pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi
organisasi.
3.
Relevan
Relevan berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi tiap user.
Definisi sitem menurut Jogiyanto (2005) sebagai kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
informasi berfungsi untuk memuat informasi tentang suatu organisasi dan
lingkungan sekitarnya. Gambar mengenai konsep sistem informasi dapat
Terdapat tiga aktifitas dalam sistem informasi untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh organisasi dalam pengambilan keputusan,
operasi-operasi kontrol, analisa masalah, dan pembuatan produk baru atau
layanan. Tiga aktifitas yaitu: input, proses, dan output. Input merupakan
pengoleksian data dari dalam organisasi maupun dari lingkungan luarnya.
Proses berfungsi untuk mengkonversi data input menjadi bentuk yang lebih
bermanfaat. Sedangkan output berfungsi untuk mentransfer proses informasi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Selain ketiga aktifitas tadi juga
terdapat feedback yang berfungsi untuk mengembalikan output kepada bagian
organisasi yang berhak untuk membantu mengevaluasi atau mengoreksi input.
Lingkungan dari sistem merupakan komposisi beberapa elemen yang terletak
di luar yang tak dapat dikategorikan sebagai input, proses, dan output, tetapi
memberi dampak bagi unjuk kerja sistem dalam mencapai tujuan organisasi.
Kondisi lingkungan sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi, sosial, politik,
hokum, dan fisik. Batas merupakan sistem yang dipisahkan oleh lingkungan
dengan suatu batas tertentu.
2.2. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
2.2.1. Definisi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang interaktif,
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah-masalah semi
terstruktur ataupun tidak terstrutur (Turban, 1995).
Tujuan dibangunnya SPPK yaitu untuk membantu user dalam
pengambilan keputusan dalam memilih berbagai alternatif solusi keputusan.
Pengambilan keputusan didasarkan pada hasil pengolahan informasi dengan
menggunakan model-model pengambilan keputusan. SPPK bukanlah
merupakan suatu metode untuk mencari solusi terbaik melainkan hanya
berfungsi sebagai alat bantu saja bagi pengambil keputusan untuk memperluas
kemampuannya.
2.2.2 Karakteristik SPPK
Keistimewaan dari SPPK menurut Turban (1995) memiliki ciri-ciri
unik sebagai berikut:
1.
SPPK dikembangkan untuk membantu pengambilan keputusan terutama
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat semi terstruktur
ataupun tidak terstruktur.
2.
SPPK dapat diterapkan pada berbagai level variasi manajer, mulai dari
eksekutif tertinggi sampai dengan manajer di bawahnya.
3.
SPPK dapat digunakan untuk kepentingan individu maupun kelompok.
4.
SPPK mendukung keputusan beberapa keadaan yang saling
bergantung/berurutan.
5.
SPPK mendukung semua fase proses pengambilan keputusan yang
6.
SPPK mendukung berbagai jenis gaya dan variasi dalam proses
pengambilan keputusan, dengan demikian ada kesesuaian antara SPPK
dengan atribut-atribut dari individu pembuat keputusan.
7.
SPPK dapat beradaptasi sepanjang waktu
Pembuat keputusan harus reaktif, berani menghadapi perubahan kondisi
yang cepat, dan beradaptasi terhadap perubahan itu. SPPK bersifat
fleksibel sehingga user dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan,
mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasarnya.
8.
SPPK mudah digunakan
User harus merasa “at home” dengan sistem, mudah dipakai (user
friendly), fleksibel, berkemampuan grafis yang kuat, dan bahasa interaksi
antara manusia-mesin menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
user.
9.
SPPK dimaksudkan untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif
(akurat, tepat waktu, dan berkualitas) daripada efisiensi (biaya
pengambilan keputusan, termasuk biaya pengoperasian komputer).
10.
Pembuat keputusan dapat mengontrol semua langkah proses pengambilan
keputusan dalam penyelesaian masalah
SPPK secara khusus bertujuan untuk mendukung dan tidak menggantikan
pembuat keputusan. Pembuat keputusan dapat menolak rekomendasi
komputer setiap saat.
11.
Pengetahuan SPPK dapat bertambah, yaitu ketika muncul tuntutan baru
12.
User dapat membangun sendiri SPPK sederhana
Untuk membangun sistem yang lebih besar user seringkali membutuhkan
bantuan dari ahli sistem informasi.
13.
SPPK biasanya memanfaatkan model untuk menganalisa situasi keputusan
Kemampuan pemodelan memungkinkan eksperimen dengan strategi yang
berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. Eksperimen dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan baru.
14.
SPPK tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen pengetahuan yang
memungkinkan solusi lebih efisien dan efektif dari masalah yang sangat
sulit.
2.2.3 Keuntungan SPPK
SPPK menurut Turban (1995) memiliki beberapa keuntungan yaitu:
1.
Mampu untuk mendukung solusi masalah yang kompleks.
2.
Mampu merespon secara cepat terhadap situasi yang tak terduga sehingga
hasilnya dapat menyesuaikan terhadap perubahan situasi
Bahkan skenario komplek yang sering berubah dapat dievaluasi secara
obyektif tepat pada waktunya.
3.
Mempunyai kemampuan untuk mencoba beberapa strategi yang berbeda
pada konfigurasi yang berbeda secara cepat dan obyektif.
User dapat terbuka terhadap wawasan baru melalui komposisi model dan
analisa “what if ” yang lebih sensitif. Wawasan baru dapat membantu
dalam training tanpa pengalaman manajer dan karyawan yang lain.
5.
Memfasilitasi komunikasi
Koleksi data dan pembangunan model eksperimen dilaksanakan dengan
partisipasi aktif user, jadi sangat memfasilitasi komunikasi diantara
manajer. Proses pengambilan keputusan dapat dibuat oleh karyawan
dengan didukung oleh keputusan organisasi. Analisa “
what if ” dapat
digunakan untuk meningkatkan team work.
6.
Meningkatkan manajemen kontrol dan unjuk kerja dalam organisasi.
7.
Menghemat biaya
Aplikasi rutin dapat mengurangi biaya yang besar atau mengurangi biaya
dalam pengambilan keputusan yang salah.
8.
Keputusan obyektif
Keputusan SPPK lebih konsisten dan obyektif daripada keputusan yang
dibuat intuitif.
9.
Meningkatkan efektifitas kegiatan manajer, mengijinkan manajer
mengerjakan tugas dengan sedikit waktu dan usaha
SPPK dapat memberikan analisa, planning, dan implementasi yang lebih
2.2.4. Komponen Utama SPPK
Menurut Turban (1995) SPPK memiliki keunikan (ciri khas) yang
dapat dilihat pada gambar 2.2.
Sistem Berbasis Komputer Lain
Manajemen Data PengetahuanManajemen
Manajemen Model
Manajemen Dialog
Manajer (User) Data:
Eksternal & Internal
Gambar 2.2. Model Konseptual SPPK (Turban, 1995).
1. Manajemen Data (Data Management)
Subsistem manajemen data merupakan komponen SPPK yang menangani
pengelolaan data bagi sistem, yang biasanya memakai sistem manajemen
basis data (Data Base Management System
(DBMS)) tertentu. Subsistem
manajemen data terdiri dari beberapa elemen yaitu:
a.
Basis data SPPK
Basis data merupakan koleksi data yang saling berhubungan dan diatur
sesuai kebutuhan organisasi dan dapat digunakan oleh berbagai pihak
dalam banyak aplikasi. Basis data SPPK terdiri dari:
- Data internal
- Data eksternal
Data eksternal berasal dari luar organisasi.
- Data pribadi
Data pribadi merupakan aturan-aturan pokok yang digunakan oleh
para pembuat keputusan tertentu dari data terhadap keadaan
tertentu.
Untuk membuat basis data SPPK sering diperlukan dari beberapa
sumber. Operasi ini sering disebut extraksi. Extraksi juga terjadi saat
user membuat laporan dari basis data SPPK.
b.
Sistem manajemen basis data (Data Base Management System
(DBMS))
Basis data dapat dibuat, diakses, dan di update dengan DBMS. DBMS
memiliki tiga fungsi dasar yaitu menyimpan, mencari, dan mengontrol
data. Manajer dapat memperoleh informasi dari SPPK dalam bentuk
laporan periodik, laporan khusus, dan keluaran model matematika.
Laporan periodik sering dipersiapkan dengan program aplikasi.
Program ini memuat permintaan dari DBMS untuk data yang
diperlukan dari basis data. DBMS dapat menawarkan bahasa query
yang dapat dimanipulasi oleh user untuk membuat laporan khusus.
User memasukkan sedikit instruksi dan semua ini diperlukan untuk
c.
Fasilitas query
Fasilitas
query memberikan basis untuk akses data. Fasilitas ini
menerima permintaan data, menentukan bagaimana permintaan dapat
dipenuhi, merumuskan permintaan yang detail, dan memberikan hasil.
Fungsi penting dari sistem query SPPK adalah operasi seleksi dan
manipulasi.
d.
Direktori
Direktori data adalah katalog data dalam basis data yang berfungsi
untuk menjawab pertanyaan tentang ketersediaan data, sumber data,
dan kegunaan data tersebut. Direktori tepat untuk mendukung fase
pemikiran/inteligensi pada proses pembuatan keputusan sebagai
bantuan untuk memeriksa data dan untuk mengidentifikasi masalah
atau peluang yang terjadi.
2.
Manajemen Model (Model Management)
Manajemen model merupakan paket software yang memuat model
keuangan, statistik, pengetahuan manajemen atau model kuantitatif lainnya
yang bermanfaat untuk menganalisa dan mengatur software yang sesuai.
Subsistem manajemen model terdiri dari beberapa elemen:
a.
Basis Model
Basis model berisi statistik khusus, keuangan, manajemen pengetahuan
dan model kuantitatif lainnya yang memberikan kemampuan analisis
dalam SPPK. Jenis model yang digunakan dalam SPPK dapat dilihat
Optimasi dengan
Meskipun beberapa model sudah terdapat dalam basis model namun
seringkali perlu untuk melukiskan bahasa model. Hal ini dapat
dilakukan pada bahasa tingkat tinggi (seperti Cobol), bahasa generasi
ke empat(4GL), dan beberapa pemodelan bahasa khusus.
c.
Sistem Manajemen Basis Model (Model Base Management System)
Sistem Manajemen Basis Model merupakan sistem software yang
berfungsi untuk membuat model, memperbarui/mengubah model, dan
d.
Direktori Model
Peranan direktori model sama seperti direktori pada basis data yaitu
merupakan katalog dari semua model dalam basis model. Direktori
model berisi definisi model yang fungsi utamanya yaitu untuk
menjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kemampuan model.
e.
Eksekusi Integrasi dan Perintah Model
Aktifitas model biasanya dikontrol oleh model manajemen, yaitu:
-
Eksekusi model berfungsi untuk mengontrol model ketika
dijalankan.
-
Integrasi model berfungsi untuk mengkombinasi operasi beberapa
model ketika diperlukan.
-
Perintah model berfungsi untuk menerima dan menginterpretasi
model instruksi dari komponen dialog dan membawa instruksi
tersebut ke MBMS.
3.
Manajemen Dialog (Dialog Management)
Dengan subsistem ini memungkinkan user berkomunikasi dan memberi
perintah pada SPPK. User interface merupakan komponen yang sangat
penting untuk keberhasilan SPPK, maka harus memenuhi beberapa syarat
yaitu: mudah untuk digunakan, mudah untuk dipelajari, mudah untuk
diakses, fleksibel, dan mengakomodasi keinginan user. Sehingga dengan
manajemen dialog yang baik user akan merasakan “at home” dengan
sistem SPPK ini. Subsistem ini mengelola software yang disebut sistem
System
(DGMS)). DGMS merupakan komposisi beberapa software yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut:
-
Dapat berinteraksi dalam beberapa gaya dialog.
-
Menguasai, menyimpan, dan menganalisis manfaat dialog yang dapat
digunakan untuk memperbaiki sistem dialog.
-
Mengakomodasi user dengan piranti input yang bervariasi.
-
Mempersiapkan data dengan piranti format dan output yang bervariasi.
-
Membantu user dalam hal kemampuan, saran, diagnosa dan anjuran
rutin, dan dukungan fleksibel lainnya.
-
Memberikan user interface dengan basis data dan basis model.
-
Membuat struktur data untuk mendeskripsikan beberapa output (output
formatter).
-
Menyimpan data input dan output.
-
Memberikan grafik warna, grafik tiga dimensi, dan alur data.
-
Sebagai jendela dalam fungsi untuk ditampilkan secara bersamaan.
-
Mendukung komunikasi antara user dan pembuat SPPK.
-
Memberikan pelatihan.
-
Fleksibel dan adaptif dimana SPPK dapat mengakomodasi perbedaan
masalah dan teknologi.
User berinteraksi dengan komputer melalui proses bahasa dalam DGMS.
Dalam sistem tingkat lanjut komponen tingkat lanjut menyertakan
pemrosesan bahasa alami. Subsistem manajemen dialog menawarkan
memberikan arti fisik komunikasi dengan SPPK yaitu berfungsi
mengontrol arus informasi yang keluar masuk melalui subsistem ini dan
berfungsi mentransformasikan input dari user ke bahasa yang dapat dibaca
oleh DBMS dan MBMS, dan dapat menerjemahkan output dari DBMS,
MBMS, dan subsistem manajemen pengetahuan ke dalam bentuk yang
dapat dimengerti oleh user.
4.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Subsistem ini diperlukan jika subsistem lainnya yang mendukung SPPK
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang sangat kompleks baik yang
tidak terstruktur maupun yang semi terstruktur. Maka diperlukan keahlian
tertentu/khusus yang perlu ditambahkan dalam SPPK. Keahlian ini dapat
diperoleh dari sebuah sistem pakar. Bahkan SPPK tingkat lanjut sering
dilengkapi dengan manajemen pengetahuan. Komponen ini menyediakan
keahlian untuk menyelesaikan masalah dari beberapa aspek masalah dan
menyediakan pengetahuan yang dapat mempertinggi operasi komponen
SPPK lainnya. Subsistem manajemen pengetahuan merupakan komposisi
dari satu atau lebih sistem pakar. Seperti manajemen data dan manajemen
model, subsistem ini juga menyediakan keperluan eksekusi dan integritasi
sistem pakar. Subsistem ini dapat mendukung subsistem yang lain atau
2.2.5. Pemodelan
Karakeristik utama SPPK yaitu kemapuan memasukkan model. Ide
dasarnya yaitu menjalankan analisis SPPK pada suatu model dan tidak pada
sistem aslinya. Model merupakan representasi sederhana atau abstaksi dari
realitas. Penyederhanaan biasanya dilakukan karena realitas sangat kompleks
dan sebagian besar hal yang kompleks tidak begitu relevan untuk masalah
tertentu. Karakteristik penyederhanaan dan representasi sangat sulit mencapai
kebersamaan dalam prakteknya (keduanya saling kontradiktif satu sama
lainnya).
Manfaat pemodelan:
1. Biaya analisis model menjadi lebih murah daripada analisis terhadap
sistem aslinya.
2. Pemodelan menyingkat waktu
Operasi tahunan dapat disimulasikan dalam beberapa menit dengan
komputer.
3. Manipulasi model menjadi lebih mudah daripada manipulasi terhadap
sistem aslinya.
4. Biaya untuk trial and error menjadi lebih murah.
5. Lingkungan sekarang memasukkan pertimbangan ketidakpastian.
6. Model matematik memungkinkan terjadinya analisis untuk banyak sekali
kemungkinan.
7. Model secara tidak langsung akan mendorong user untuk belajar dan
Proses pemodelan dapat berupa:
a.
Trial and error dengan sistem asli
Memungkinkan pemilik sistem untuk belajar dari eksperimen.
b.
Simulasi
Keuntungan dari pemodelan ini yaitu operasi berbulan-bulan dapat
disimulasikan dalam beberapa detik.
c.
Optimasi
Model ini cocok untuk menyelesaikan masalah-masalah terstruktur, contoh
masalah program linier, algoritma simpleks, transportasi, penugasan, dan
lain-lain.
d.
Heuristik
Merupakan metode untuk menentukan solusi dengan menggunakan
aturan-aturan, contoh : heuristik, sistem pakar, dan lain-lain.
2.2.6. Proses Pengambilan Keputusan
Dalam suatu organisasi pengambilan keputusan merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena sangat menentukan berjalannya roda organisasi di
masa mendatang. Pengambilan keputusan didasarkan pada berbagai alternatif
solusi masalah utamanya. Proses pengambilan keputusan menurut Simon
(1980) terdiri dari 4 tahap (Gambar 2.3) yaitu:
1. Pemikiran/penelusuran (Intelligence)
Terdiri dari beberapa kegiatan dengan tujuan mendefinisikan dan
menggolongkan masalah, merumuskan masalah dan menentukan
kepemilikan masalah.
2. Perancangan (Design)
Meliputi pembuatan, pengembangan, dan analisis tindakan dari
penyelesaian masalah , kemudian dilanjutkan dengan merancang model
berbagai alternatif penyelesaian masalah.
3. Pemilihan (Choice)
Dari sekian banyak alternatif solusi masalah kemudian dipilih solusi
terbaik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tahap ini meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekondasi penyelsaian masalah.
4. Implementasi (Implementation)
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil
Fase Pemikiran
Pengoleksian Masalah Identifikasi Masalah Klasifikasi Masalah Dekomposisi Masalah Kepemilikan Masalah
Fase Perancangan
Formulasi Model
Menentukan Kriteria Pemilihan Mencari Alternatif
Fase Pemilihan
Solusi Model
Analisis Sensitifitas Memilih Alternatif Terbaik Merencanakan Implementasi Perancangan Kontrol Sistem Implementasi
Solusi
Penyederhanaan Asumsi
Validasi Model
Verifikasi, Pengujian solusi yang diajukan
Gagal Realita
Gambar 2.3.Proses Pengambilan Keputusan (Turban,1995). Sukses