9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian terdahulu
Hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Abdel-Aziz Ahmad Sharabati
Judul Penelitian:
Green Supply Chain Management and Competitive Advantage of Jordanian
Pharmaceutical Industry.
Tahun Penelitan:
2020
Objek Penelitian:
Jordanian
Pharmaceutical Industry
1. Green Supply Chain Management (X1) 2. Competitive
Advantage (Y1)
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi Jordanian pharmaceutical industry menerapkan pembelian berbasis lingkungan serta operasi ramah lingkungan. Hubungan antara green supply chain management dan daya saing sangat kuat dikarenakan operasi hijau memiliki pengaruh tertinggi terhadap daya saing total, diikuti oleh pembelian hijau dan terakhir, penjualan hijau. Dengan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
(1). Green supply chain management berpengaruh positif terhadap daya saing.
2. Daniel Alfa Puryono &
Samuel Yoga Kurniawan.
Judul Penelitian:
Penerapan Green Supply Chain Management Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM Batik Bakara.
Tahun Penelitian:
2017
Objek Penelitian:
UMKM batik bakara.
1. Green Supply Chain Management (X1) 2. Daya Saing
(Y1)
Hasil dari penelitian ini proses produksi pada UMKM batik bakaran cukup baik dengan mendapatkan 57,9%. Pemilik umkm perlu memantau dan mempertahankan kinerja serta faktor yang terkait dengan ramah lingkungan. Dengan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
(1). Green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap daya saing umkm batik bakaran.
3. Edy Jumady & Yana Fajriah.
Judul Penelitian:
Green Supply Chain Management: Mediasi Daya Saing dan Kinerja Perusahaan Manufaktur.
Tahun Penelitian:
2020
Objek Peneitian:
Perusahaan Manufaktur yang ada di Kota Makassar
1. Green Supply Chain Management (X1) 2. Daya Saing
(Y1) 3. Kinerja
Perusahaan (Y2)
Dalam hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:
(1). Green supply chain
management berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing perusahaan.
(2). Green supply chain
management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
(3). Daya saing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan
(4). Green supply chain
management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dimediasi dengan daya saing.
4. Nuraini, Sumitro Sarkum, Abdul Halim.
Judul Penelitian:
Analysic of Company Capability, Supply Chain Management of
Competitive Advantage, and Company
Performance.
Tahun Penelitian:
2021
Objek Penelitian:
UPPKS Ananda Jaya
1. Competitive Advantage (Y1) 2. Company
Performance (Y2) 3. Company
Capabilty (X1) 4. Supply Chain
Management Practice (X2) 5. Supply Chain
Responsiveness (X3)
6. Supply Chain Strategy (X4)
Dalam hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:
(1). Keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
(2). Kemampuan perusahaan berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing.
(3). Praktik manajemen rantai pasokan berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing.
(4). Respon rantai pasokan berpengaruh positif terhadap keunggulan perusahaan.
(5). Praktik manajemen rantai pasokan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
(6). Strategi rantai pasokan berpengaruh positif terhadap keunggulan perusahaan.
5. Sung Tae Kim, Hong- Hee Lee, Seong bae Lim.
Judul Penelitian:
The Effects of Green SCM Implementation on
1. Green Supply Chain Management Implementatio n (X1) 2. Employee Job
Dalam hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:
(1). Green supply chain
manangement berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
Business Performance in SMEs: A Longitudinal Study in Electronics Industry (2021)
Tahun Penelitian:
2021
Objek Penelitian:
Industri Elektronik yang ada di Korea Selatan
Satisfaction (Y1) 3. Operational
Efficiency (Y2)
4. Relation (Y3)
karyawan dan efisiensi operasional, dan relasional.
(2). Efisiensi operasional dan relasional berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis.
(3). Efisiensi operasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi hubungan.
(4). Green supply chain
management berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis.
B. Kajian Teori
1. Green Supply Chain Management
Green supply chain management adalah inovasi strategi dalam rantai
pasokan yang berdasarkan konteks lingkungan yang meliputi aktivitas- aktivitas seperti reduce, reycle, reuse, dan subtitusi material (Dheeraj &
Vishal, 2012). Menurut Srivastava (2007) green supply chain management didefinisikan sebagai mengintegrasikan pemikiran lingkungan ke dalam manajemen rantai pasokan, termasuk desain produk, sumber bahan dan seleksi, proses manufaktur, pengiriman produk akhir ke konsumen serta manajemen akhir-hidup produk. Pelaksanaan green supply chain management terdapat beberapa fungsi operasional dan aktivitas-aktivitas
penunjang diantaranya pengadaan hijau, manufaktur hijau, distribusi hijau, serta logistik balik (Ninlawan et al., 2010). Aktivitas penunjang green supply chain management tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a Pengadaan Hijau (Green Procurement)
Pengadaan hijau adalah salah satu solusi untuk lingkungan dan ekonomi konservatif bisnis dan konsep mendapatkan pilihan produk
dan jasa yang meminimalkan dampak lingkungan. Ninlawan et al., (2010) kegiatan-kegiatan dalam pengadaan hijau antara lain:
1). Pemilihan supplier dalam sistem pengadaan hijau, pemasok tempat pembelian bahan yang memiliki standar mutu lingkungan dan lulus proses audit serta mempertimbangkan pemasok yang mendapatkan ISO dan sertifikat terkait prestasi dalam menerapkan konsep hijau.
2). Mempromosikan kegiatan daur ulang dalam usaha meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan berbahaya bagi lingkungan usaha sekitar.
b Manufaktur Hijau (Green Manufacturing)
Manufaktur hijau merupakan proses produksi yang menggunakan input dampak lingkungan yang rendah, sangat efesiensi dan meminimalisir adanya limbah atau polusi yang sedikit. Menurut (Srivastava, 2007) proses manufaktur yang ramah lingkungan dapat dibagi menjadi 6 yaitu, pengurangan sumber daya (reducing), daur ulang (reycling), pemulihan produk dan material (product and material recovery), penggunaan kembali (reuse), pengelolaan persediaan
(inventory management), dan perencanaan dan pengendalian produksi (production planning and schedulling). Manfaat dari penerapan
manufaktur hijau dapat menurunkan biaya bahan baku, keuntungan efesiensi produksi dan citra perusahaan meningkat (Dheeraj & Vishal, 2012). Kegiatan-kegiatan dalam manufaktur hijau antara lain:
1). Pengontrolan zat berbahaya, pemeliharan kualitas air dan kontrol kualitas input sebelum pengolahan.
2). Tekhnologi efesiensi energi yaitu dengan, mengurangi daya konsumsi dalam produk, meningkatkan masa hidup produk untuk meningkatkan efesiensi produktivitas, meningkatkan kapasitas mesin, desain produk, dan lain-lain.
3). Mempromosikan penggunaan kembali/daur ulang, meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan yang berbahaya bagi lingkungan.
c Distribusi Hijau (Green Distribution)
Distribusi Hijau yaitu kegiatan dalam memproduksi kemasan hijau dan logistik hijau (Ninlawan et al., 2010). Kemasan hijau, meliputi hemat kemasan, menggunakan bahan yang ramah lingkungan, berkerja sama dengan vendor untuk standarisasi kemasan, meminimalkan penggunaan bahan dan waktu untuk membongkar dan mempromosikan program daur ulang. Logistik hijau, meliputi pengiriman langsung ke pengguna situs, pengunaan kendaraan bahan bakar alternatif dan mendistribusikan produk dalam batch besar.
d Logistik Balik (Reverse Logistik)
Logistik balik merupakan proses mengambil produk dari konsumen akhir untuk tujuan pembuangan yang tepat dan tujuan meningkatkan nilai. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan logistik balik antara lain pengumpulan, gabungan inpeksi, penyortiran, pemulihan,
redistribusi, dan pembuangan. Meningkatkan rantai pasokan dengan memasukkan isu-isu seperti produksi kembali (remanufakturing), penggunaan kembali (reuse), dan pembaharuan kembali (refurbushing) menambahkan tingkat kerumitan desain rantai pasokan yang ada dan juga sebagai tambahan untuk aturan baru menyangkut strategi penting dan menyangkut isu operasional (Linton et al., 2007).
2. Kinerja Usaha
Kinerja adalah sesuatu kegiatan manajemen dan memperlihatkan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai di dalam periode tertentu diukur berdasarkan perbandingan dengan standar yang diinginkan (Sudiarta et al., 2014). Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dalam pelaksanaan suatu program kebijakan atau kegiatan dalam mewujudkan sasaran, visi, dan misi organisaisi yang dilimpahkan melalui perencanaan startegis suatu organisaisi (Moeheriono, 2009).
Pengukuran kinerja merupakan proses penilaian kemajuan perkerjaan terhadap sasaran dalam pengeloaan SDM untuk menghasilkan barang dan jasa termasuk efesiensi serta efektivitas tindakan dalam menggapai tujuan organisasi (Moeheriono, 2009). Pengukuran kinerja tradisonal adalah pengukuran yang berorientasi kepada bidang keuangan dan kemampuan dalam mendapatkan laba (Mulyadi & Nugroho, 2018).
Kinerja usaha dapat diukur dari beberapa indikator yaitu keuntungan perusahaan, kapasitas produksi, dan volume penjualan (Nuvriasari et al., 2015). Indikator kinerja usaha dapat diuraikan sebagai berikut:
a Keuntungan Perusahaan
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari aspek keuntungan finansial (finansial profitability) dan perkembangan (growth), ini sebagai landasan indikator dari kinerja perusahaan (Bambang, 2008). Menurut Nash (1993) mengungkapkan bahwa profitabilitas adalah suatu indikator yang baik dalam mengidentifikasi apakah perusahaan melakukan bisnisnya dengan baik dan menjadi ukuran bagi kesuksessannya. Profitabilitas dapat ditingkatkan dengan melalui penjualan, penekan biaya operasional seminimal mungkin, dan mengelola persediaan secara maksimal (Lia et al., 2015).
b Kapasitas Produksi
Kapasitas merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam memproduksi suatu barang dan jasa yang didukung dengan adanya fasilitas dan dinyatakan dalam jumlah output yang dapat dihasilkan dalam periode waktu tertentu (Rani, 2019). Kapasitas produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu batasan permintaan, kapasitas mesin dibatasi kapasitas teknis, jumlah tenaga kerja pengelola proses produksi, serta perkiraan adanya perubahan teknologi produksi di massa yang akan datang (Arifini & Mustika, 2013).
c Volume Penjualan
Volume penjualan adalah total keseluruhan dari hasil penjualan yang dicapai oleh perusahaan atau badan usaha dalam melakukan kegiatan pemasaran dalam periode tertentu (Putra, 2019). Peningkatan
volume penjualan mengindikasikan adanya peningkatan aset dan keuntungan sehingga pengukuran kinerja dengan menghitung volume penjualan memberi hasil yang lebih objektif dibandingkan metode pengukuran lain (Gebreeyesus, 2007). Keuangan yang ada di usaha mikro kecil dan menengah diukur dengan menghitung profit dan volume penjualan UMKM tersebut (Erwina et al., 2015).
3. Daya Saing
Daya saing merupakan sebuah konsep yang merujuk pada keterampilan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya untuk mendapatkan posisi dalam pangsa pasar (Markovics, 2005). Daya saing mampu ditingkatkan dan diciptakan melalui penerapan strategi bersaing yang tepat, yaitu dengan cara mengelola sumber daya dengan efektif dan efesien, serta harus disesuaikan dengan seluruh aktivitas dari suatu fungsi perusahaan, sehingga nantinya terciptanya kinerja perusahaan yang diharapkan bahkan lebih dapat menghasilkan sebuah nilai (Nuvriasari et al., 2015).
Menurut Tambunan (2008) dalam Susilo (2010) UMKM yang memiliki tingkat daya saing yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) memiliki kecenderungan yang meningkat dari laju pertumbuhan volume produksi, (2) pangsa pasar domestic atau pangsa pasar ekspor yang selalu meningkat, (3) untuk pasar domestic tidak hanya melayani pasar lokal tapi juga pasar nasional, (4) untuk pasar ekspor tidak hanya melayani satu negara tapi juga banyak negara. Menurut Susilo (2010)
daya saing dapat diukur dari beberapa indikator yaitu sumber daya manusia, inovasi produk, serta akses pasar. Indikator-indikator tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a Sumber Daya Manusia
Mengelola sumber daya manusia merupakan peran penting dalam menentukan kelangsungan hidup, efektivitas, dan daya saing perusahaan (Noe et al., 2008). Menurut Mangkunegara (2006) pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang meliputi kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan human relation berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha.
Bukan hanya meningkatkan kinerja usaha, dengan menerapkan sistem manajemen yang baik di dalam pengelolaan sumber daya manusia maka akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan komitmen serta daya saing (Muogbo, 2013).
b Inovasi Produk
Inovasi produk merupakan suatu strategi untuk meningkatkan value of product sebagai salah satu kunci sukses dalam membawa
perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Sukarmen et al., 2013).
Inovasi produk dapat memperluas pasar dan meningkatkan pertumbuhan industri serta mempertinggi differensiasi produk yang dimiliki (Porter & Claycomb, 1997). Inovasi yang dilakukan dapat dipakai sebagai landasan untuk perusahaan dalam mencapai
keunggulan kompetitif dalam jangka panjang (Mustikowati & Tysari, 2015).
c Akses Pasar
Pasar adalah bagaimana harga ditentukan dalam pertemuan antara arus barang yang dihasilkan di dunia produksi (supply) dan permintaan masyarakat akan barang dan jasa itu (demand) (Gilarso, 1988). Menurut Wahyudi (2010) peningkatan akses pasar dapat dilakukan dengan: (1) diadakan pelatihan peningkatan akses pasar, (2) meningkatkan networking melalui pengadaan event, (3) pengembangan kemitraan, (4) kerjasama dengan usaha retail di wilayah tempat UMKM berada dalam memasarkan produk yang dimiliki.
Program pemasaran merupakan aktivitas pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan mengenai produk diantaranya dalam hal menentukan pilihan saluran distribusi, membuat promosi khusus, merancang kampaye iklan, dan lain-lain (Chandra & Kumar, 2000).
Strategi pemasaran dapat dilihat sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara menyeluruh (Wibowo et al., 2015).
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini mengenai pengaruh green supply chain management terhadap kinerja usaha dan daya saing UMKM keripik tempe Sanan, Kota Malang. Sehingga saya dapat merumuskan model kerangka pikir sebagai berikut:
Sumber: Peneliti (2022) D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016). Hipotesis yang saya ajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pengaruh Green Supply Chain Management terhadap Kinerja Usaha Menurut Jumady & Fajriah (2020) menemukan bahwa semakin baik penerapan green supply chain management maka kinerja usaha semakin meningkat. Koefesien jalur bertanda positif dan dapat diartikan hubungan antara green supply chain management terhadap kinerja usaha searah.
Sehingga pada penlitian di atas, dikatakan bahwa penerapan green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada
perusahaan manufaktur yang ada di kota Makassar.
Hal ini juga dibuktikan pada penilitian Menurut Kim et al., (2021) menyebutkan bahwa implementasi green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada industri elektronik
Kinerja Usaha (Y1)
H2
H3 H1
H4 H4
Daya Saing (Y2) GSCM
(X1)
yang ada di Negara Korea Selatan. Dikarenakan implementasi green supply chain management merupakan faktor penting untuk meningkatkan
kepuasan kerja karyawan dan efesiensi operasional dari waktu ke waktu pada industri elektronik yang ada pada Korea Selatan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berpendapat bahwa:
H1: Green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM keripik tempe Sanan.
2. Pengaruh Green Supply Chain Management terhadap Daya Saing Menurut Puryono & Kurniawan (2017) mengungkapkan bahwa green supply chain management secara signifikan mempengaruhi daya
saing pada UMKM batik Bakaran. Dilihat dari hasil penelitian ini bahwa ada kenaikan pangsa pasar dari tahun sebelumnya pada UMKM batik Bakaran terutama di pasar lokal maupun luar kabupaten. Meskipun produk yang di ekspor baru sekitar 1.2% dan relative kecil tetapi ini menunjukan penerapan green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap daya saing.
Hal ini juga dibuktikan dalam studi Jumady & Fajriah (2020) bahwa implementasi green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap daya saing pada perusahaan manufaktur yang ada di Makassar.
Sharabati (2021) juga membuktikan dalam studi daya saing pada industri farmasi di Negara Jordania bahwa green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap daya saing. Dimana rantai pasokan hijau memengaruhi dimensi daya saing organisasi JPM, dikarenakan green
supply chain management memiliki efek tertinggi pada kualitas, inovasi,
dan waktu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berpendapat bahwa:
H2: Green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap daya saing UMKM keripik tempe Sanan.
3. Pengaruh Daya saing terhadap Kinerja Usaha
Menurut Jumady & Fajriah (2020) mengungkapkan bahwa kinerja usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingginya daya saing.
Koefesiensi jalur bertanda positif dapat diartikan bahwa tingginya daya saing dapat mendukung peningkatan kinerja usaha. Bahwa daya saing yang diwujudakan pada kemampuan perusahaan untuk melakukan kualitas produk yang tinggi secara langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan. Dengan demikian, semakin meningkat daya saing maka akan semakin tinggi kinerja usaha yang dimiliki perusahaan manufaktur yang ada di kota Makassar.
Nuraini et al., (2021) juga membuktikan bahwa tingginya daya saing terhadap UUPKS Ananda Jaya di daerah Labuhanbatu disebabkan oleh pengaruh siginifikan kinerja usaha. Artinya kemapuan perusahaan dalam melihat semua aspek komponen daya saing dari sudut cost, quality, flexibilty, innovation, dan time to market sangat signifikan dalam
mengembangkan daya saing. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berpendapat bahwa:
H3: Daya Saing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha UMKM keripik tempe Sanan.
4. Pengaruh Green Supply Chain Management terhadap Kinerja Usaha yang dimediasi Daya Saing
Menurut Jumady & Fajriah (2020) menyatakan bahwa green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha yang
dimediasi oleh daya saing pada perusahaan manufaktur yang berada di Makassar. Daya saing bertindak sebagai pemediasi sebahagian (partial mediation) dalam menjelaskan pengaruh green supply chain management
terhadap kinerja usaha.
Diketehui dari peneliti sebelumnya bahwa, green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang
dimediasi oleh daya saing. Penelitian-penelitian sebelumnya juga diketahui hasil dari penerapan green supply chain management mempunyai hasil yang relevan positif di dalam penerapannya. Dimana penerapan green supply chain management sangat penting dalam skala usaha apapun dikarenakan mempunyai banyak sekali manfaat dalam setiap proses bisnisnya mau dari faktor lingkungan hingga faktor kinerja usaha dan daya saing. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berpendapat bahwa:
H4: Green supply chain management berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha yang dimediasi daya saing UMKM keripik tempe Sanan.