• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI SISWA KELAS VIII.A SMP NEGERI 3 SINJAI-BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI SISWA KELAS VIII.A SMP NEGERI 3 SINJAI-BARAT"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI SISWA KELAS VIII.A SMP NEGERI 3 SINJAI-BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

SARTIKA 105330643310

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014

(2)

vi

Didalam kehati-hatian ada keselamatan dan Di dalam ketergesa-gesaan terdapat penyesalan

You will not be to do something if you think can’t

Keindahan yang sebenarnya adalah keindahan akhlaq Kecantikan yang sebenarnya adalah kecantikan etika dan kebaikan yang sebenarnya adalah kebaikan akal

Orang berakal tidak akan bosan untuk meraih manfaat berfikir

Tidak putus asa dalam menghadapi keadaan dan

Tidak akan pernah berhenti dari berfikir dan berusaha

Kupersembahkan Karya Sederhana ini

Kepada Ayahanda Satta dan Ibunda Kurnia Kasih sayang saudara-saudaraku

Musdalipa & Fikratul Azizah

(3)

ABSTRAK

Sartika, 2014. Kemampuan Memprosakan Puisi Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I St. Aida Azis dan pembimbing II Andi Syamsul Alam.

Penelitian ini bertujuan memperoleh data dan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai Kemampuan Memprosakan Puisi Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat.

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada bagian hasil penelitian di atas, maka telah ditemukan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan hasil penelitian sesuai dengan keadaan dan sifat data serta informasi yang telah diperoleh dari objek penelitian. Dalam hal ini adalah mendapatkan gambaran tentang kemampuan siswa memprosakan puisi.

Tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat dalam memprosakan puisi dikategorikan telah memadai. Temuan hasil penelitian ini didukung oleh beberapa fakta, di antaranya ditunjukan oleh nilai rata-rata kemampuan memprosakan puisi yang diperoleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat yaitu Sebesar 76,50. Jika nilai rata-rata ini dikonversi ke dalam tabel distribusi frekuensi dan pengkategorian, maka akan berada pada interval nilai di atas 75 pada rentang nilai antara 0 sampai 100.Data lain yang mendukung kesimpulan temuan dalam penelitian tersebut adalah terlihat dari tingginya frekuensi (26 orang) atau persentase (88,46%) siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat yang memiliki tingkat kemampuan memprosakan puisi yang berada pada kategori memadai.

Tingginya frekuensi atau persentase siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat memprosakan puisi dikategorikan memadai menunjukkan bahwa , siswa memiliki tingkat apresiasi yang baik terhadap karya sastra. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa, pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada SMP Negeri 3 Sinjai-Barat telah berlangsung dengan baik, khususnya tentang pengajaran memprosakan puisi.

Kata kunci : Deskriptif, Puisi, dan Memprosakan.

(4)

ii

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah swt., yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Memprosakan Puisi Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat” dan merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerja keras, ketekunan serta kemauan besar yang disertai doa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda Satta dan Ibunda tersayang Kurnia yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Sitti Aida Azis. M.Pd, dan Andi Syamsul Alam. S.Pd.,M.Pd., Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah

ii

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah swt., yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Memprosakan Puisi Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat” dan merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerja keras, ketekunan serta kemauan besar yang disertai doa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda Satta dan Ibunda tersayang Kurnia yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Sitti Aida Azis. M.Pd, dan Andi Syamsul Alam. S.Pd.,M.Pd., Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah

ii

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah swt., yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Memprosakan Puisi Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat” dan merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerja keras, ketekunan serta kemauan besar yang disertai doa dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda Satta dan Ibunda tersayang Kurnia yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Sitti Aida Azis. M.Pd, dan Andi Syamsul Alam. S.Pd.,M.Pd., Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah

(5)

iii

memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H . Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Munirah.M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah Abdul Syukur.S.Pd., guru dan seluruh staf SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuanganku (Rhies, Kak Baso, Linda, Kak Fajar, Lulu, Mukmin, Irmawatighobang, Rizna, Ibhot Anthy dan Vikko) yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat- sahbatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya Kelas D Angkatan 2010 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku. Semoga Allah swt, membalas jasa atas segala bantuan dan dorongan yang telah penulis dapatkan dari pihak-pihak yang tersebut.

(6)

iv

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritik. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, November 2014

Penulis,

(7)

v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajan Pustaka ... 8

1. Pengertian Anak ... 8

2. Tinjauan Tentang Eksploitasi ... 9

3. Tinjauan Tentang Anak Jalanan dan Pengamen Jalanan ... 9

4. Tinjauan Tentang Keluarga ... 18

5. Persepsi Keluarga Terhadap Nialai Anak ... 21

(8)

vi

B. Karangka Pikir ... 30

C. Deskriptif Fokus... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi Dan Sampel ... 34

D. Sumber Data ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data... 36

F. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAMHASAN... 39

A. HASIL PENELITIAN... 39

B. PEBAMHASAN ... 49

BAB V PENUTUP... 76 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….i

LEMBAR PENGESAHAN ………..ii

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..iii

SURAT PERNYATAAN ………..iv

SURAT PERJANJIAN ………..v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ………...vi

ABSTRAK ………...…..vi

KATA PENGANTAR ………..…viii

DAFTAR ISI ………..ix

DAFTAR TABEL ………...x

BAB I PENDAHULUAN ………..1

A. Latar Belakang ………...1

B. Rumusan Masalah ………4

C. Tujuan Penelitian ………..4

D. Manfaat Penelitian……….4

BAB II KAJIANAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ………5

A. Tinjauan Pustaka ………...5

B. Kerangka Pikir ………26

BAB III METODE PENELITIAN ……….28

A. Variabel dan Desain Penelitian ………..………28

B. Definisi Operasional Variabel ………..………..28

C. Populasi dan Sampel ………...29

D. Teknik Pengumpulan Data ………...………..30

E. Teknik Analisis Data ………..………31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...33

A. Hasil Penelitian ………...33

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………...……...37

(10)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HUDUP

(11)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Instrumen penelitian

2. Skor yang diperoleh pada setiap indikator atau kriteria yang diamati yang menunjukkan kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi

3. Jumlah skor, nilai konversi, dan kriteria kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi

4. Dokumentasi 5. Persuratan

(12)

1.2 Data statistic tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat

Memprosakan puisi ………...34 1.3 Distribusi frekuensi, persentase, dan kategori tingkat kemampuan siswa

kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi ………..35

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan yang sering kali dan secara teratur. Maka tidak heran jika ada yang menjadikan kegiatan menulis sebagai sumber mata pencaharian tetap. Bahkan tidak jarang seorang bisa menjadi terkenal hanya karena hasil dari kegiatan menulis.

Seorang penulis tidak saja harus menguasai prinsip-prinsip menulis, berwawasan, dan berpengetahuan luas (memadai), menguasai kaidah-kaidah bahasa, terampil menyusun kalimat dalam sebuah paragraf tetapi juga harus mengetahui prinsip-prinsip berpikir. Penulis harus memiliki berbagai informasi tentang apa yang akan ditulis. Informasi tersebut dapat dieroleh dari membaca dan mendengarkan dari berbagai sumber dan media informasi.

Menulis merupakan keterampilan tertinggi yang dimiliki oleh seseorang untuk mengekspresikan ide dan gagasan. Menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau

(14)

pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti.

Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu, mengungkapkan gagasan dan memecahkan masalah. Menulis adalah suatu bentuk berpikir yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca) berpikir. Dengan menulis seorang siswa mampu mengkonstruk berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerpen, puisi dan sebagainya.

Dari sekian banyak hasil kegiatan menulis yang ada, salah satu diantaranya adalah karya sastra. Karya sastra yang dapat ditemukan dalam bentuk tulisan antara lain puisi, novel, roman, cerpen ataupun naskah drama. Namun dalam penelitian ini, yang menjadi bahan kajian adalah karya sastra puisi yang di prosakan. Kata prosa berasal dari bahasa Latin prosa yang artinya terus terang.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi.

Puisi merupakan salah satu wujud karya sastra yang berhubungan keindahan dan kebenaran. Puisi juga merupakan bahasa multimensi yang mampu menembus pikiran, perasaan, dan imajinasi manusia. Oleh karena itu, penulisan kata dalam puisi merupakan hal yang penting, sehingga dalam sebuah kata dalam puisi dapat memberikan banyak penafsiran.

Puisi sebagai jenis sastra merupakan pernyataan sastra yang paling inti.

Segala unsure seni kesusastraan mengenal dalam puisi. Puisi dahulu sehingga sekarang merupakan pernyataan seni sastra yang paling bak. Membaca puisi

(15)

3

merupakan sebuah kenikmatan seni yang khusus, bahkan merupakan puncak kenikmatan seni sastra. Sejak dahulu hingga sekarang puisi selalu di ciptakan orang dan selalu di baca, di deklamasikan untuk lebih merasakan kenikmatan seninya dan nilai jiwanya yang tinggi.

Dari dahulu hingga sekarang puisi di gemari oleh semua lapisan masyarakat. Karena kemajuan masyarakat dari waktu kewaktu selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisipun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera. Konsep estetika yang selalu berubah, dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat. Karena itu, pada waktu sekarang wujud puisi semakin kompleks dan semakin terasa sukar hingga lebih sulit memahaminya. Begitu juga corak dan wujud puisi Indonesia modern, lebih-lebih hal yang disebabkan hakikat puisi yang merupakaninti pernyataan yang padat itu.

Kata dalam sebuah puisi dapat bermakna denotatif juga konotatif. Itulah sebabnya sering dijumpai adanya satu baris puisi yang hanya terdiri atas satu baris, sedangkan memprosakan puisi merupakan langkah dalam proses pengetahui makna puisi dan mengungkapkan isinya. Memprosakan puisi merupakan langkah dalam proses mengetahui makna puisi dan mengungkapkan isinya. Keluhan guru bahasa indonesia masalah kesulitan siswa dalam memahami sebuah puisi. Yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang memprosakan sebuah puisi. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami sebuah puisi dengan memprosakan sebuah puisi. Oleh karena itu, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian terhadap kemampuan memprosakan puisi dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang puisi. Untuk itu ditetapkan

(16)

judul kemampuan memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimanakah Kemampuan memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat belum memadai?

C. Tujuan Penelitian

Seiring dengan rumusan masalah yang dikemukakan tesebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat. diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Dapat dijadikan referensi bagi pembaca dalam menambah wawasan khususnya dalam memprosakan puisi.

2. Sebagai bahan acuan bagi guru mata pelajaran bahasa indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa indonesia dan apresiasi siswa terhadap karya sastra khususnya memprosakan puisi.

3. Dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya tentang memprosakan puisi.

(17)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relefan

Berikut ini beberapa penelitian yang berkenaan dengan topik penelitian ini yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan proposal penelitian pertama:

Syamsiah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Kemampuan Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stand Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kab. Gowa.

Fokus penelitian ini terletak pada pengubahan satu bentuk sastra kebentuk sastra lainnya, yaitu puisi dan prosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memprosakan puisi belum memadai.

Pance (2013) yang mengadakan penelitian Kemampuan Memprosakan Puisi Teratai Karya Sanusi Pane Dengan Menggunakan Metode Parafrase Bebas Pada Siswa Kelas X SMA Bintan Tanjung Pinang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam tes kemampuan memprosakan puisi teratai karya Sanusi Pane dengan menggunakan metode parafrase bebas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif, dengan objek penelitian puisi teratai karya Sanusi Pane.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memprosakan puisi teratai karya Sanusi Pane belum memadai.

(18)

Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini terletak pada metode yang digunakan Syamsiah yaitu Model pembelajaran kooperatif Tipe stand, sedangkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penulis menempuh beberapa tahap penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan tahap analisis data. Adapun persamaan antara kedua penelitian ini adalah pada penelitian sama–sama menganalisis data.

Perbedaan dalam penelitian yang digunakan Pance terletak pada metode yang digunakan Pance yaitu metode parafrase bebas, sedangkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif . Adapun persamaan antara kedua peneliti ini sama-sama menganalisis data.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan bahwa, semua hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan siswa SMP dan SMA dalam memparafrasekan puisi termasuk dalam kategori belum memadai. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini yang menjadi titik fokus permasalahan adalah memprosakan puisi dengan objek penelitian adalah siswa SMP.

2. Apresiasi Sastra

Kata apresiasi dalam bahasa indonesia berpedoman dengan kata inggris appreciaton yang dalam kamus inggris diberi makna “penghargaan”. Secara gramatika kata penghargaan dapat diberikan makna atau dijelaskan sebagai proses atau hal memberi harga untuk menghargai. Dalam proses pemberian harga terhadap suatu objek, misalnya karya seni, tentu pada saat pengobservasi, meneliti

(19)

7

dan menimbang, mutu, nilai, kelebihan dan kekurangan objek ini baru kemudian sampai pada keputusan untuk menetapkan hasil pemberian harga itu.

Apresiasi terhadap sebuah karya sastra atau karya sastra lainnya tidak terbatas pada pemberian penghargaan mutu atau nilai karya sastra itu saja tetapi mencakup juga pada kegiatan merasakan atau menikmati keindahan atau kebaikan karya sastra itu, sastra mengerti dan memberi keterangan mengapa karya sastra atau karya seni lainnya itu indah dan baik (Arsyad, dkk, 1999: 91) kegiatan mengapresiasi karya sastra sebenarnya sudah sering dilakukan. Namun, pengertian apresiasi itu sendiri masih sering dikaburkan. Oleh karena itu, perlu dipertegas pengertian apresiasi.

Secara etimologi, istilah apresiasi berasal dari bahasa latin “application”

berarti mengindahkan atau menghargai. Akhadiah (1991: 165) mengemukakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh- sungguh hingga tumbuh pengertian, kepekaan, pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Sejalan dengan itu Aminuddin (1998:

34) mengemukakan hakikat apresiasi sebagai suatu yang mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan dan (2) pengalaman dan pengakuan terhadap nilai keindahan yang diungkapkan oleh pengarang.

Dari beberapa pengetahuan diatas, tampaknya mempunyai penekanan yang sama meskipun redaksi kalimat berbeda. Jika disimpulkan pengertian dapatlah dikemukakan bahwa apresiasi sastra pada hakikatnya suatu kegiatan yang melibatkan daya pikir untuk memahami karya sastra, daya emosional dalam usaha

(20)

untuk menghayati unsur keindahan yang pada akhirnya mampu memberi penilaian.

3. Hakikat Prosa

Definisi dari prosa ialah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata, serta tak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi. Sehingga prosa dapat dibedakan menjadi prosa lama dan prosa baru.

a) Prosa Lama

1. Pengertian Prosa Lama

Pengertian prosa lama, prosa lama umunya tidak di ketahui nama pengarangnya. Prosa lama merupakan warisan leluhur yang di turunkan dari generasi ke generasi. Prosa lama berisi petuah atau nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Yang termaksud kedalam jenis prosa lama antara lain : Dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat dan hikayat.

2. Bentuk-bentuk Prosa Lama :

a. Hikayat , berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh- tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si

(21)

9

Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.

b. Sejarah (tambo) , adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja.

Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.

c. Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.

d. Dongeng , adalah suatu cerita yang bersifat khayal.

e. Cerita berbingkai , adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam

3. Ciri Ciri Prosa Lama a. Statis

b. Diferensiasi sedikit c. Tradisional

d. Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat.

(22)

e. Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun Sejarah f. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional g. Pokok Cerita

b) Prosa Baru

1. Pengertian prosa baru

Prosa baru adalah prosa yang diciptakan pada masa sekarang.

Umumnya prosa baru diketahui secara pasti nama penulis aslinya.

Yang termaksud ke dalam jenis prosa baru antara lain : novel, roman, biografi, dan cerpen.

2. Bentuk-bentuk Prosa Baru:

a. Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.

b. Novel, berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme,

(23)

11

novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

c. Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.

Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A.

Navis.

d. Riwayat (biografi) , adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.

e. Kritik , adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.

(24)

f. Resensi, adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dan lain lain.). Isinya bersifat memaparkan agar pemsbaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.s

g. Esai, adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

3. Ciri-Ciri Prosa Baru

Untuk prosa baru saya akan jelaskan secara singkat saja mengenai ciri cirinya berikut ini :

1. Rakyat sentris (keadaan masyarakat) 2. Dinamis(bisa diubah)

3. Dipengaruhi sastra Inggris dan Belanda 4. Adanya pengarang

4. Hakikat Belajar Puisi

Proses belajar itu terjadi bila seseorang menghadapi situasi yang didalamnya dapat menyesuaikan diri dengan menggunakan bentuk-bentuk kebiasaan untuk menghadapi dalam aktifitasnya. Ketika dalam proses belajar

(25)

13

mengajar ada tantangan bagi siswa untuk memahami materi pelajaran berarti kemauan bagi siswa berusaha untuk memahami materi sangat tinggi. Jika terjadi hal semacam itu maka kita dapat melihat perubahan yang signifikan yang terjadi pada anak didik.

Menurut Sahabuddin (1995 : 86) bahwa “belajar adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu memecahkan dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi oleh hidupnya”. Hamalik (1980: 20) “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan sikap dan tingkah laku sebagai hasil belajar. Berkualitas tidaknya hasil belajar yang dicapai seseorang sangat tergantung pada aktifitas dan perlakuan selama proses belajar mengajar.

Slametmuljana (1951: 58) menyatakan bahwa puisi adalah bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suasana sebagai ciri khasnya.

Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritme, dan musikalisasi. Paradopo (2003: 13) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah hasil karya sastra seni yang tersusun dan bermacam-macam unsur dan suasana sarana kepuitisan; puisi itu karya estetis yang bermakna yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.

(26)

Hal selanjutnya yang perlu dijelaskan adalah pengertian puisi. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berarti penciptaan. Dalam bahasa inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan -poet dan –poem, Coulter (dalam Tarigan, 1986: 4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.

Dia adalah orang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus. Ada pula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang khas yang membuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan keharuan.

Bentuk uraian di atas maka kita dapat menyimpulkan belajar puisi adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu memecahkan dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapinya dalam mengekspresikan secara

(27)

15

padat pemikiran dan perasaan penyairnya. Diubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.

5. Tujuan Pembelajaran Puisi

Setiap langkah dan gerak kaki yang dilakukan oleh seseorang tentunya memiliki tujuan yang jelas yang hendak dicapai seseorang, tujuan tersebut sebagai semangat untuk mencapai tujuan yang hendak kita capai. Dalam hal ini adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran puisi adalah untuk memberikan pemahaman kepada siswa dan guru, serta siapapun mampu mengungkapkan unsur-unsur berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur- baur yang terdapat dalam puisi sehingga mampu merealisasikannya.

Hal ini sesuai dengan hakikat puisi yang merupakan ekspresi tidak langsung. Kegunaan atau manfaat puisi ini berhubungan dengan kehidupan batin / rohani atau kewajiban manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat kehidupan batin dan kejiwaan ini puisi mempengaruhi aktivitas kehidupan fisik manusia. Karena puisi merupakan karya seni penyampai gagasan maka fungsi puisi adalah dulce (indah, manis) dan utile (berguna, bermanfaat).

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran puisi adalah bagaimana kita mampu mendefenisikan apa pengertian puisi secara etimologi dan secara terminologi dan bagaimana kita menikmati makna yang terkandung dalam puisi itu sendiri. Dan bagaimana kita menikmati makna yang tergantung dalam puisi itu sendiri. Dengan mempelajari puisi bisa meningkatkan kesadaraan orang akan

(28)

suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus dalam puisi itu sendiri.

Dalam kehidupan umum dan sosial puisi, seperti karya sastra lainnya.

Merupakan bagian dari institusi sosial yang memakai medium bahasa. Yang bertujuan menyajikan “kehidupan” dan sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga “meniru” alam dan dunia subjektif manusiadalam konteks ini, penyair mendapat pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai masa walaupun hanya teoritis. Dengan demikian, pemahaman puisi tidak dapat dilepaskan dari latar belakang kemasyarakatan dan budayanya. Sastra mencerminkan dan mengekspresikan hidup. Penyair, tidak bisa mengekspresikan pengalaman dan pandangannya tentang hidup. Namun, tidak benar kalau dikatakan bahwa penyair mengekspresikan kehidupan secara keseluruhan atau kehidupan zaman tertentu secara kongkret dan menyeluruh.

6. Unsur-Unsur Puisi

Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi a) Waluyo, (1987: 54) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur

fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang ungkapan batin pengarang.

b) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989: 6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari otlite buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) Bahasa puisi: diksi, imajeri,

(29)

17

bahasa kiasan, sarana retorika, (3) Bentuk: nilai bunyi, verivikasi, bentuk dan makna, (4) Isi : narasi, emosi, dan tema.

c) Hartoko (dalam Waluyo, 1987: 27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis. Unsur sintaksis menunjuk kearah struktur fisik puisi.

d) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989: 6).

Karya satra disusun oleh dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik, tidak terkecuali pada puisi. Unsur intrinsik karya sastra adalah unsur-unsur penyusun karya sastra yang terdapat didalam karya tersebut, sedangkan unsur ekstrinsik karya satra adalah unsur-unsur penyusun karya sastra yang berada diluar karya sastra (Dewi, 2008: 165).

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam. Adapun unsur intrinsik puisi meliputi :

a. Struktur fisik Puisi

Adapun struktur fisik puisi di jelaskan sebagai berikut :

1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tetapi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

(30)

2) Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo 1987: 68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan loksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialeg, penggunaan regisrter, (ragam bahasa tertentu oleh keleompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)

3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

4) Kata kongkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju”: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll. Sedangkan kata kongkretb”rawa-

(31)

19

rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986: 128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi primitis, artinya memancarkan banyak makna atau karya akan makna (Waluyo, 1987: 83). Bahasa figuran disebut juga majas.

6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutardji C.B ), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonasi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berpengaruh, sajak penuh, repetisisi bunyi (kata) , dan sebagainya (Waluyo, 187: 92), dan (3) Pengulangan Kata/ungkapan.

Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

b. Struktur Batin Puisi

Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Tema atau makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisis harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

2) Rasa (felling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisisnya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya

(32)

dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

3) Nada (tone) , yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

4) Amanat/tujuan/maksud (intention): sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

7. Pengertian Parafrase Puisi

Parafrase atau memparafrasekan (memprosakan) puisi adalah mengubah puisi menjadi bentuk prosa /narasi tanpa mengubah inti/makna puisi tersebut.

(33)

21

Langkah termudah adalah dengan menyisipkan beberapa kata diantara dua kata dalam puisi sehingga menjadi bentuk prosa/narasi yang logis dan lebih mudah dipahami.

Contoh 1 : Memparafrasekan puisi “Karangan Bunga” karya Taufik Ismail.

Karangan Bunga Tiga anak kecil

Dengan langkah malu-malu Datang ke Salemba sore itu Ini dari kami bertiga

Pita hitam

Pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Pada kakak

Yang ditembak mati siang tadi

Puisi di atas dapat diparafrasekan sebagai berikut yaitu;

Ada tiga anak kecil berjalan dengan langkah malu-malu. Mereka datang ke Salemba pada sore itu. Ini dari kami bertiga kata mereka sebuah pita hitam pada karangan bunga, sebab kami merasa ikut berduka pada kakak kami yang ditembak pada siang tadi.

Kalimat yang pendek-pendek dan padat, ditambah makna konotasi yang sering terdapat pada puisi, menyebabkan isi puisi seringkali sulit dipahami. Oleh

(34)

karena itu, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut untuk mengapresiasi puisi, terutama pada puisi yang tergolong “sulit”.

1. Membaca puisi berulang kali

2. Melakukan pemenggalan dengan membubuhkan :

a) Garis miring tunggal ( / ) jika ditempat tersebut diperlukan tanda baca koma.

b) Dua garis miring ( // ) mewakili tanda baca titik, yaitu jika makna atau pengertian kalimat sudah tercapai.

3. Melakukan parafrase dengan menyisipkan atau menambah kata-kata yang dapat memeperjelas maksud kalimat dalam puisi.

4. Menentukan makna kata/kalimat yang konotatif (jika ada)

5. Menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa.

Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi prosa (Tim Prima Pena, 2006: 390) menurut kamus besar bahasa indonesia parafrase adalah sebagai berikut :

(1) Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya.

(2) Penguraian kembali sebuah teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi (KBBI, 1999: 729).

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa parafrase merupakan kegiatan pengungkapan atau penguraian kembali tuturan makna dari sebuah tingkatan atau

(35)

23

semacam bahasa dengan maksud untuk memperjelas makna yang tersembunyi tanpa mengubah pengertiannya. Dalam pembelajaran parafrase siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide-idenya secemerlang mungkin sehingga mampu berfikir secara matang dan logis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya.

Parafrase mengandung arti pengungkapan kembali suatu tuturan atau karangan menjadi bentuk lain namun tidak mengubah pengertian awal. Parafrase tampil dalam bentuk lain dari bentuk aslinya, misalnya sebuah wacana asli menjadi wacana yang lebih ringkas, bentuk puisi ke prosa, drama ke prosa, dan sebaliknya. Parafrase cenderung diuraikan dengan menggunakan bahasa si pembuat parafrase bukan diambil dari kalimat sumber aslinya apalagi membuat parafrase secara lisan. Memparafrasekan suatu tuturan atau karangan secara lisan bisa dilakukan setelah mendengar tuturan lisan atau setelah membaca suatu naskah tulisan. Hal itu lazim dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa membuat parafrase. Untuk mereka yang baru dalam taraf belajar, langkah membuat parafrase ialah dengan cara meringkasnya terlebih dahulu. Namun, harus diingat parafrase disusun dengan bahasa sendiri, bukan dengan bahasa asli penulis.

(36)

Contoh 2 : memparafrasekan puisi karya Hamzah

Subuh

Oleh : Hamzah

Kalau sudah subuh kudengar tabuh

Semua sepi sunyi sekali

Bulan seorang tertawa terang

Bintang mutiara bermain cahaya

Terjaga aku tersentak duduk

Terdengar iramapanggilan jiwa

Naik gembira meremang roma

Terlihat panjiterbikar dimuka

Seketika terlupa

Masuk bisik hembusan setan

Merdakan darah demur gemuruh

Menyatukan kelopak mata terbuka

Terbaring badanku tiada berkuasa

Tertutup mataku berat semata

(37)

25

Terbuka layar gelanggan angan

Terulik hatiku didalam kelam

Tepi hatiku hati kecilku

Tiada berlalu diawan dendam

Menangis ia bersuara sen

Ibakan panji tiada terdiri.

Puisi di atas dapat di parafrasekan sebagai berikut :

Pada suatu subuh ketika tabuh kedengaran ia tersentak dari tidurnya ia bergembira dan ingin melaksanakan sholat. Tetapi seketika niatnya menghilang, rupanya ia dipengaruhi oleh setan. Inilah yang disedihkan karena tidak dapat melaksanakan niatnya untuk sholat. (Hutagalung, 1997: 78)

Berikut unsur parafrase :

(a) Parafrase kalimat ; artinya memisahkan atau memenggal sebuah kalimat menjadi beberapa kata menurut jabatannya, yaitu : subyek, predikat, obyek, keterangan.

(b) Parafrase suku kata ; artinya memisahkan/memenggal sebuah kata menurut suku katanya.

(c) Parafrase puisin; artinya mengubah bentuk puisi ke bentuk prosa/ narasi.

Metode yang bisa digunakan : kartu kalimat, kartu suku kata, teks puisi.

(38)

B. Kerangka Pikir

Berpedoman pada uraian yang telah dipaparkan diatas, pada bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan sebagai landasan berfikir yang mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah dipaparkan sebagai konsep dasar atau kerangka pikir pada penelitian ini antara lain :

1. Pengajaran puisi tidak lain adalah proses belajar mengajar yang mencakup perencanaan pembelajaran puisi yaitu pelaksanaan memparafrasekan (memprosakan) puisi

2. Dalam tujuan khusus apresiasi sastra khususnya memparafrasekan (memprosakan) puisi diharapkan siswa mampu memahami judul, makna, irama, bait, baris, dan tema dalam puisi yang diajarkan, dan beberapa uraian diatas, maka konsep dasar atau kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(39)

27

Bagan Kerangka Pikir

Pengajaran Bahasa Indonesia

Apresiasi Sastra

Hasil Pekerjaan Siswa

Tidak Mampu

Mampu Temuan

Kemampuan Siswa Memprosakan Puisi

KTSP

(40)

28 A. Desain dan Variabel Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan hasil penelitian sesuai dengan keadaan dan sifat data serta informasi yang telah diperoleh dari objek penelitia. Dalam hal ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan siswa memprosakan puisi.

Dalam penelitian ini hanya akan diamati suatu variabel (variabel tunggal) yaitu kemampuan siswa memprosakan puisi.

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk menyeragamkan pengertian dan menghindari kesalahan persepsi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini, secara operasional di definisikan sebagai berikut : kemampuan siswa memprosakan puisi adalah tingkat kesanggupan dan keterampilan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat ke bentuk sastra lainnya, dalam hal ini puisi menjadi bentuk karangan bebas dalam hal ini adalah prosa yang tergambar dari nilai yang diperoleh.

(41)

29

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat . Dari hasil observasi pada sekolah yang menjadi lokasi penelitian, diketahui bahwa jumlah keseluruhan populasi penelitian yang terdiri dari 26 orang dalam satu kelas.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yang ada pengambilan sampel dengan mengambil keseluruhan jumlah populasi penelitian ini, didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1993: 98) bahwa:

“Apabila subjek penelitian kurang dari 50 orang lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar di ambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau tergantung dari a.)kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan dana, b.) luas sempitnya wilayah pengamatan, dan c.)besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti”.

Untuk lebih jelasnya, jumlah penyebar siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat sebagai populasi sekaligus sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

(42)

Tabel 1. Jumlah dan penyebaran siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat sebagai popilasi dan sampel penelitian

No Kelas

Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VIII.a 14 12 26

Jumlah 14 12 26

Sumber : Tata usaha SMP Negeri 3 Sinjai-Barat

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teks puisi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data kemampuan memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat.

Penilaian tingkat kemampuan dalam memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat, didasarkan pada 6 kriteria utama. Selanjutnya, setiap kriteria memiliki bobot penilaian antara 1 sampai 10. Ke-enam kriteria dan bobot masing-masing kriteria kemampuan memprosakan puisi dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Kekuasaan tema antara puisi dengan bentuk prosa, memiliki bobot 1 sampai 20 2. Isi prosa, memiliki bobot 1 sampai 20

3. Penggunaan ejaan yang tepat, memiliki bobot 1 sampai10

4. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, memiliki bobot 1 sampai 20

(43)

31

5. Kepaduan antara paragraf yang satu dengan paragraf lainnya, memiliki bobot 1 sampai 10

6. Pesan yang ingin disampaikan, memiliki bobot 1 sampai 20

Dengan demikian, skor tertinggi yang dapat diperoleh siswa dari hasil memprosakan puisi adalah 100.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan di analisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Teknik analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik nilai yang diperoleh siswa dalam bentuk nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata, persentase dan tabel distribusi frekuensi.

Pengelompokkan tingkat kemampuan memprosakan puisi siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat dalam kategori memadai atau belum memadai, di dasarkan pada acuan yang ada pada buku “petunjuk pelaksanaan evaluasi” dari departemen pendidikan dan kebudayaan (1994 : 86) sebagai berikut :

1. Seorang siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat dikatakan memiliki kemampuan memprosakan puisi yang di kategorikan mampu jika nilai yang diperoleh 75 atau sama dengan 75%

2. Seorang siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat dikatakan memiliki kemampuan memprosakan puisi yang di kategorikan belum mampu jika nilai yang diperoleh tidak mencapai 75 atau sama dengan 75%.

(44)

Karena nilai yang diperoleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat yang menggambarkan tingkat kemampuan memprosakan puisi masih dalam bentuk skor, maka terlebih dahulu dilakukan konversi dari bentuk skor menjadi bentuk nilai. Karena interval nilai dan pengkategorian tingkat kemampuan siswa dalam bentuk rentang nilai 0 sampai 100, skor siswa di ubah dari bentuk skor ke bentuk nilai dengan menggunakan rumus dari Sudjana (1992: 86). Yaitu :

P= × 100

Keterangan :

P = Nilai yang menggambarkan tingkat kemampuan siswa memprosakan puisi.

F= Skor yang diperoleh siswa

N= Jumlah skor ideal (75)

(45)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data tentang nilai yang di peroleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat, hasil pemberian tes memprosakan puisi Chairil Anwar pada setiap kriteria yang diamati, yang meliputi : 1) kesesuaian tema antara puisi dengan bentuk prosa, 2) isi prosa, 3) penggunaan ejaan yang tepat, 4) penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, 5) kepaduan antara paragraf yang satu dengan paragraf lainnya, dan 6) pesan yang ingin di sampaikan. Di sajikan pada lampiran 2.

Selanjutnya hasil konversi skor total kebentuk nilai yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi. Di sajikan pada lampiran 3.

Keseluruhan nilai yang diperoleh tiap siswa seperti ditujukan pada lampiran 3, penggambaran tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi. Dari hasil analisis deskriftip, diperoleh rangkuman tingkat kemampuan siswa memprosakan puisi pada berbagai karakteristik distribusi nilai.

Untuk lebih jelasnya, rangkuman karakteristik distribusi nilai yang diperoleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang menggambarkan tingkat kemampuan memprosakan puisi ditunjukan pada tabel 2 di bawah ini :

(46)

Tabel 2 : Data statistic tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi

No Statistik Nilai Statistik

1. Jumlah sampel 26,00

2. Nilai tertinggi 85,00

3. Nilai terendah 50,00

4. Nilai rata-rata 76,50

5. Modus 80,00

Sumber : Data primer penelitian (2014)

Data pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa, dari 26 siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang menjadi responden dalam penelitian ini, dari hasil penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat kemampuan memprosakan puisi terlihat bahwa, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85,00; nilai terendah yang diperoleh 50,00; nilai rata rata 76,50; serta modus 80,00 pada rentang nilai di antara 0 sampai 100.

Selanjutnya, jika keseluruhan nilai yang diperoleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang menggambarkan tingkat kemampuan memprosakan puisi, maka terdapat dua interval nilai dan kategori tingkat kemampuan siswa.

Dari hasil analisis, maka distribusi frekuensi, persentase dan kategori tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi ditunjjukan pada tabel 3 di bawah ini :

(47)

35

Tabel 3 : Distribusi frekuensi, presentase, dan kategori tingkat : kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi.

No Interval nilai Kategori frekuensi presentase

1 75 ke atas Mampu 23 88,46 %

2 Di bawah 75 Tidak mampu 3 11,54 %

Jumlah 26 100 %

Sumber : Data primer penelitian (2014)

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas, terlihat bahwa dari 26 orang siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang menjadi responden penelitian, distribusi frekuensi, persentase, serta kategori tingkat kemampuan memprosakan puisi dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Terdapat 23 atau 88,46 % siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang memiliki tingkat kemampuan memprosakan puisi.

2. Terdapat 3 atau 11,54 % siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang memiliki tingkat kemampuan memprosakan puisi yang dikategorikan tidak memadai.

Dengan demikian hasil analisis deskriptif terhadap data kemampuan memprosakan puisi seperti yang terlihat pada tabel 2 dan tabel 3, terlihat bahwa :

1. Nilai Rata-rata (76,50)

Dari hasil analisis, nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi adalah 76,50. Jika nilai rata- rata ini dikonversi masuk ke dalam tabel distribusi frekuensi dan pengkategorian, maka tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3

(48)

Sinjai Barat memprosakan puisi dikategorikan memadai. Hal ini disebabkan karena nilai rata-rata tersebut berada pada interval nilai di atas 75.

2. Modus (80,00)

Modus diartikan sebagai nilai yang paling banyak diperoleh siswa atau dengan kata lain nilai yang paling sering muncul. Nilai modus kemampuan siswa kelas VIII.A smp negeri 3 sinjai barat.

Dari hasil analisis, nilai modus yang peroleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi adalah 80,00. Jika nilai modus ini dikonversi ke dalam tabel distribusi frekuensi dan pengkategorian, maka gambaran tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi dikategorikan memadai. Hal ini disebabkan karena nilai modus tersebut berada pada interval nilai di atas 75.

3. Nilai Terendah (50,00)

Dari hasil analisis, nilai terendah yang diperoleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi oleh siswa adalah 50,00.

Jika nilai terendah dikonversi ke dalam tabel distribusi frekuensi dan pengkategorian, maka gambaran tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi dikategorikan tidak memadai.

Hal ini disebabkan karena nilai terendah ini berada pada interval nilai di bawa 75.

(49)

37

4. Nilai Tertinggi (85,00)

Dari hasil analisis, nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi adalah 85,00. Jika nilai tertinggi ini di konversi ke dalam tabel distribusi frekuensi dan pengkategorian, maka gambaran tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi dikategorikan memadai. Hal ini disebabkan karena nilai tertinggi ini berada pada interval nilai di atas 75.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada bagian hasil penelitian di atas maka telah ditemukan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

Gambaran hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa, secara umum tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memproakan puisi telah memadai.

Temuan hasil penelitian ini didukung oleh beberapa fakta, di antaranya di tujukkan dari nilai-nilai kemampuan memprosakan puisi yang di peroleh siswa kelas VIII.A smp negeri 3 sinjai barat, yaitu sebesar 76,55. Jika nilai rata-rata ini dikonversi kedalam tabel distribusi frekuensi dan pengkategorian, maka akan berada pada interval nilai di atas 75 pada rentang nilai antara 0 sampai 100. Data lain yang mendukung kesimpulan temuan dalam penelitian tersebut adalah terlihat dari tingginya frekuensi (26 orang) atau persentase (88,46%) siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat yang memiliki tingkat kemampuan memprosakan puisi yang berada pada kategori memadai.

(50)

Tingginya frekuensi atau persentase siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi yang dikategorikan memadai menunjjukan bahwa, siswa memiliki tingkat apresiasi yang baik terhadap karya sastra. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa, pengajaran bahasa dan sastra Indonesia pada SMP Negeri 3 Sinjai Barat telah berlangsung dengan baik, khususnya tentang pengajaran memprosakan puisi.

Namun adanya beberapa siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat (3 atau 11,54%) yang memiliki kemampuan memprosakan puisi yang di kategorikan tidak memadai, di sebabkan karena ada beberapa factor. Factor-faktor yang dapat menjadi kendala tidak mempunyai siswa memprosakan puisi di antaranya adalah:

1. Terbatasnya alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

2. Masih kurang lengkapnya perpustakaan dengan koleksi bukunya, khususnya yang membicarakan tentang apresiasi dalam hal ini adalah masalah memprosakan puisi.

3. Guru kurang memberi latihan memprosakan puisi, khususnya yang ada dalam buku teks bahasa Indonesia.

(51)

39 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah di lakukan, maka kesimpulan hasil penelitian dapat di kemukakan sebagai berikut :

Dari dua kategori tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi terdapat 11,54 % siswa memiliki tingkat kemampuan yang di kategorikan tidak memadai dan 88,46 % siswa memiliki tingkat kemampuan yang di kategorikan memadai.

Secara umum tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat dalam memprosakan puisi di kategorikan memadai. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata (76,50) dan tingginya presentase siswa yang memiliki nilai yang berbeda pada interval nilai di atas 75.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matapelajaran bahasa Indonesia, di harapkan untuk menjadikan hasil penelitian sebagai sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya mengenai memprosakan puisi.

2. Karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat di kategorikan telah memadai, maka

(52)

hendaknya kepada guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berupaya meningkatkan atau minimal mempertahankan tingkat kemampuan siswa tersebut.

3. Kepada guru bahasa dan sastra Indonesia juga disarankan untuk mencari alternative pemecahan masalah terhadap beberapa factor yang menyebabkan tidak mempunyai siswa dalam memprosakan puisi.

4. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengembangkan hasil penelitian ini dengan mengadakan penelitian serupa pada sekolah-sekolah lainnya.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Akhidiah. 1991. Kritik Sastra , Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Aminuddin. 1998. Sekitar Masalah Sastra, Malang: Yayasan Asih.

Arikunnto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, dkk. 1999. Dasar- dasar Komposisi Bahasa Indonesia, Malang: YA 3.

Arifin, S. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Badrun, A. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Surabaya: Usaha Nasional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dewi. 2008. Materi Pelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Tiga Serangkai.

Guntur, Tarigan, Henry. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:

Angkasa.

Hamalik, Oemar. 1980. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni.

Herman J, Waluyo. 1987. Pengajaran Apresiasi Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.

Hutagalung. M.S. 1997. Pengajaran Apresiasi untuk SLTP. Bandung: Sinar Baru.

Nusu. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Tim Prima Pena.

Pance. 2013. “Kemampuan Memprosakan Puisi Teratai Karya Sanusi Pane dengan Menggunakan Metode Parafrase Bebas pada Siswa Kelas X SMA Bintan Tanjung Pinang”, Skripsi. Tanjung Pinang.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Pengkajian Puisi I dan II. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Sahabuddin. 1995. Metodologi Pengajaran. Ujung Pandang: Ikip Ujung Pandang.

Syamsiah. 2010. “Kemampuan Memparafrasekan puisi Menjadi Prosa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stand pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kab. Gowa”, Skripsi. Makassar. FKIP Unismuh Makassar.

Slametmuljana. 1951. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Soedjito. 1986. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Sinar Baru.

Zulfahnur, Z.F. dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(54)

pada tanggal 21 september 1991 di Sinjai-Barat Kabupaten Sinjai.

Latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh yaitu pendidikan Sekolah Dasardi SD/MIN 01 Buntu-Batu, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu (Palopo) pada tahun 1998 dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang sama ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Sinjai-Barat, Kecamatan Sinjai-Barat, Kabupaten Sinjai dan tamat pada tahun 2007. Kemudian, pada tahun yang samapenulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bua-Ponrang, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu (palopo) dan tamat pada tahun 2010. Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah dan barulah pada tahun 2010 ia melanjutkan pendidikan ke PerguruanTinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH), dengan memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan dasar pengetahuan yang sangat penulis gemari sejak masih duduk di sekolah menengah pertama.Dipenghujung tahun 2014 ini, ia menjadi seorang sarjana pendidikan pun terjawab dalam sebuah skripsi yang disusun dengan judul”Kemampuan Memprosakan Puisi Siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai-Barat”.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  dan  penyebaran  siswa  kelas  VIII.A SMP  Negeri  3  Sinjai-Barat sebagai popilasi dan sampel penelitian
Tabel  2 : Data  statistic  tingkat kemampuan  siswa  kelas  VIII.A SMP  Negeri  3 Sinjai Barat memprosakan puisi
Tabel 3 : Distribusi frekuensi, presentase, dan kategori tingkat : kemampuan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 3 Sinjai Barat memprosakan puisi.

Referensi

Dokumen terkait

paket pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama

Hasil perhitungan menunjukkan kombinasi perlakuan terbaik pada penelitian tahap II pembuatan kembang gula jelly kulit buah naga super merah diperoleh dari kembang gula jelly kulit

Tabel 5 menunjukkan bahwa kecamatan yang merupakan daerah basis untuk komoditas ternak ayam buras adalah kecamatan Banjarsari, Lakbok, Pamarican, Cidolog,

hipotesis I yang menyatakan bahwa ada efektivitas penambahan kinesio taping pada tendon and nerve gliding exercise dalam meningkatkan kemampuan fungsional carpal

Siapa yang harus menjadi pelaku utama di dalam rantai peringatan dini tsunami apakah BPBD Provinsi atau BPBD Kabupaten atau BNPB atau hanya

(terlampir), maka kedua pihak sepakat untuk mengadakan Serah Terima Pekerjaan yang telah selesai dikerjakan/dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan : a. Surat

Dosen dapat memberikan evaluasi secara real-time dan pihak universitas juga bisa menganalisa dosen mana yang kinerjanya butuh ditingkatkan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kecamatan Kikim Timur, sekolah dasar yang memiliki jamban yang memenuhi syarat sebanyak 10