• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HUBUNGAN SIPIL-MILITER MESIR ERA HOSNI MUBARAK. Pada Bab II ini penulis akan menggambarkan bagaimana keadaan politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II HUBUNGAN SIPIL-MILITER MESIR ERA HOSNI MUBARAK. Pada Bab II ini penulis akan menggambarkan bagaimana keadaan politik"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

43 BAB II

HUBUNGAN SIPIL-MILITER MESIR ERA HOSNI MUBARAK

Pada Bab II ini penulis akan menggambarkan bagaimana keadaan politik Mesir pada era Hosni Mubarak. Selain itu juga membahas mengenai peran dan posisi militer pada era pemerintahan Hosni Mubarak dan proses terjadinya Revolusi Mesir 2011 dan hubungan sipil-militer pada era Hosni Mubarak.

2.1 Politik Mesir pada Era Hosni Mubarak

Mesir dalam segi geografis, merupakan salah satu negara yang letaknya di wilayah Afrika Utara, wilayah Mesir merupakan negara yang berperan sebagai gerbang penghubung tiga benua, yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Sehingga keberadaan Mesir sangat penting bagi perkembangan kebudayaan di dunia melihat letaknya yang berdekatan dengan tiga benua tersebut. Republik Arab Mesir atau biasa disebut Mesir merupakan negara sosial demokratis yang berbentuk republik dengan kepala Negaranya adalah seorang presiden.86 Mesir memiliki sejarah politik yang rumit dan panjang. Mesir merupakan salah satu Negara yang memiliki peran yang dalam perkembangan politik di Timur Tengah, Mesir telah memainkan peran aktif dalam berbagai urusan seperti keterlibatan secara langsung dalam sengketa Arab-Israel membawa Mesir sebagai aktor politik yang penting dibawah rezim Mubarak.87

86 Trisnawati. Op. Cit., hal. 2

87 Ibid, hal 3

(2)

44

Hosni Mubarak atau Mohammad Hosni Sayyid Mubarak, dilahirkan di tempat bernama Kafr-El Meselha, Al Monufiyah sebuah provinsi di dekat Kairo pada tanggal 4 Mei 1928. Hosni Mubarak merupakan Presiden Mesir yang memerintah dengan masa jabatan lebih dari 30 tahun sejak menjabat 13 Oktober 1981 hingga 11 Februari 2011.88 Mubarak merupakan presiden terlama di Mesir.

Dapat dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya, Gamal Abdul Nasser (1954-1970) dalam periode 16 tahun, disusul Anwar Sadat (1970-1981) dalam periode 11 tahun, dan Muhammad Naguib (1953-1954) 2 tahun.89 Hosni Mubarak menjadi presiden Mesir setelah sepeninggalan Anwar Sadat, yang merupakan presiden sebelumnya. Pada saat itu, Hosni Mubarak yang merupakan wakil Presiden sepeninggalan Anwar Sadat mengisi kursi kekosongan Presiden secara konstitusional sebagai hasil keputusan sidang darurat Majelis Al-Sya’ab dan Majelis Al-Syuura. Sadat terbunuh pada 6 Oktober 1981 ketika Ia mengunjungi sebuah parade militer. Selama Hosni Mubarak menjabat, Ia tercatat sudah sepuluh kali berhasil lolos dari percobaan pembunuhan yang kemudian diberikan julukan Egyptian Politics Great Survivor.90

Dalam perjalanannya, Hosni Mubarak lulus dari Akademi Militer Mesir di Kairo pada tahun 1949 dan Akademi Udara di Bilbays pada 1950. Kemudian pada tahun 1964, Mubarak diangkat menjadi kepala delegasi militer dan menerima pelatihan di Akademi Frounz di Uni Soviet. Mubarak memegang posisi

88 BBC, Profil Husni Mubarak , diakses dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/01/110129_profilmubarak.shtm (15/06/2021 13.00 WIB)

89 Sukanta, Op. Cit., h. 39

90 Profile: Eyptian President Hosni Mubarak, diakses dari http://news.xinhuanet.com/english2010/world/2011-02/11/c_13726572.htm (15/06/2021 13.00 WIB)

(3)

45

sebagai Komandan Angkatan Udara Mesir dan dari tahun 1966 hingga 1969 kemudian menjadi Direktur Akademi Udara. Pada tahun 1972, Anwar Sadat mengangkat Mubarak sebagai Panglima Angkatan Udara dan pada tahun 1975, Mubarak dipromosikan ke peringkat Letnan Jenderal dan diangkat sebagai wakil presiden oleh presiden Anwar Sadat Sadat dan berperan aktif dalam sebagian besar negosiasi yang melibatkan kebijakan di Timur Tengah.91

Kemudian pada tahun 1979, Mubarak menjabat Wakil Presiden Partai Demokratik Nasional (NDP) dan setelahnya menjabat sebagai Presiden Republik Arab Mesir pada 1981 pasca meninggalnya presiden sebelumnya. Setelah itu, pada 1982 Mubarak menjabat Presiden Partai Demokratik Nasional dan terpilih kembali sebagai presiden pada 1987. Selain itu, pada periode 1989-1990, Mubarak menjabat Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika (OAU). Pada tahun1993, Mubarak terpilih kembalisebagai presiden pada menjabat lagi sebagai Ketua Umum Organisasi Persatuan Afrika (OAU) pada periode 1993-1994. Sejak Juni 1996, Mubarak menjabat Ketua Umum Arab Summit. Mubarak terpilih kembali sebagai presiden pada 1999 dan menjabat Ketua Umum G-15 pada periode 1998-2000. di awal pemerintahannya ia memperbesar Mabahith Amn Ad- Dawla, badan investigasi keamanan negara Mesir dan Badan Keamanan Pusat.

Tujuan diperkuat keamanan Mesir agar Mubarak tidak dilengserkan. Tahun 2005 Freedom House, lembaga swadaya masyarakat yang melakukan penelitian mengenai demokrasi, melaporkan bahwa pemerintah Mesir di bawah Mubarak

91 The Editorof Encyclopedia Britannica, Hosni Mubarak: president of Egypt , diakses darii https://www.britannica.com/biography/Hosni-Mubarak (16/06/2021. 2.00 WIB)

(4)

46

membuat peraturan yang menyuburkan korupsi. Perhitungan Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perceptions Index (CPI) yang dilakukan Transparency International kepada 178 negara memberikan nilai 3,1 kepada Mesir dalam skala 10 adalah sangat bersih dan skala 0 adalah sangat korupsi.92

Selama menjadi presiden Mesir Tahun 1981, Mubarak menerapkan hukum darurat di Mesir yang membuat kekuasaan polisi sangat luas. Hal ini untuk mencegah demonstrasi dan organisasi politik lainnya tumbuh subur, terutama organisasi Islam. Salah satu langkah awal Mubarak saat berkuasa adalah Mesir tetap setia pada perjanjian Israel 1979. Mesir menjadi negara Arab pertama yang berdamai dengan Israel. Mubarak menjadi mediator utama dalam proses perdamaian Arab-Israel.93 Mubarak menjadi sekutu terkuat Amerika Serikat di Timur Tengah. Mesir mendapat bantuan miliaran dolar AS per tahun demi menjaga hubungan baik dengan Israel. Namun sikap otoriter Mubarak juga mengakali konstitusi Mesir dengan melarang partai politik berlandaskan agama ikut pemilu. Hal ini untuk mencegah Ikhwanul Muslimin masuk ke pemerintahan dan terlibat di politik.94

Tahun 2005, untuk pertama kalinya Mubarak mengizinkan Pemilihan Presiden dengan kandidat lebih dari satu. Adapun dalam Pemilihan Presiden tahun 2005, Mubarak memenangkan pemilu melawan 10 capres lainnya. Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa Mubarak mencurangi pemilu. Namun pada Pemilu parlemen, secara mengejutkan Ikhwanul Muslimin memenangi mayoritas kursi parlemen. Sehingga Mubarak melakukan sabotase politik seperti mematikan

92 Tamburak Op.Cit., hal 176

93 Ibid.

94Ibid.

(5)

47

partai lain, menangkap capres Ayman Nour. Selain itu juga, Mubarak meminta polisi menangkap dan menahan ribuan anggota Ikhwanul Muslimin.95

Selama masa pemerintahannya, Mubarak melakukan pengekangan atas hak-hak politik masyarakat, sehingga pemerintah mendapatkan keluasan untuk mengontrol setiap aktivitas politik masyarakat yang dapat membuat adanya kecurangan-kecurangan dalam pemilu maupun melakukan intimidasi terhadap masyarakat. Dibuktikan dengan adanya hasil pemilihan parlemen pada tahun 1990, 1995, 2000, 2005, dan 2010 dimana kemenangan partai itu mutlak atau sangat timpang dengan pesaingnya. Puncaknya pada Pemilihan parlemen tahun 1995, sebanyak 150 kursi parlemen mutlak dimenangkan oleh kader NDP dan tidak menyisakan sekursi pun untuk partai oposisi seperti Ikhwanul Muslimin maupun Partai Buruh. Sehingga praktik kecurangan ini sangat kentara.96

Pada masa pemerintahan Anwar Sadat, beberapa kebijakan politiknya adalah Perjanjian Damai Camp David dari Mesir, Israel, dan Amerika Serikat.

Adapun Anwar Sadat juga secara bertahap mencabut kerja sama Uni Soviet dan mulai memperkuat kerja sama dengan AS dengan dilakukannya kebijakan liberalisasi ekonomi serta dukungan dalam keamanan, walaupun kebijakan tersebut mendapatkan pendapat kontra dari masyarakat Mesir itu sendiri. Seperti diketahui, saat itu baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet, mereka pemain utama dan aktor politik yang mendominasi di wilayah Timur Tengah.

Bertentangan dengan Uni Soviet yang cenderung mendukung Negara-Negara

95 Ibid. hal 79

96 Maria C. Paciello, 2011, Egypt: Changes and Challenges of Political Transition, MEDPRO

Technical Report No. 4, hal. 3, diakses dari

https://www.files.ethz.ch/isn/129845/MEDPRO%20TR%20No%204%20Paciello%20on%20Egyp t.pdf (16/05/2021. 2.00 WIB)

(6)

48

disana, Amerika Serikat lebih mementingkan bagaimana cara mempertahankan Israel di wilayah Timur Tengah.97

Mubarak menghadapi situasi yang sulit setelah kematian Anwar Sadat dan didesak untuk sesegera mungkin membereskan masalah dengan regionalnya.

Adapun keadaan yang dialami Mubarak ini adalah dengan percaya dia tidak perlu khawatir tentang runtuhnya hubungan antara Mesir dan negara-negara Arab, dan mengklaim bahwa bahkan Mubarak tidak dapat meninggalkan negara-negara Arab sendirian. Dia aktif sejak lama karena berperan aktif tidak hanya dalam menyelesaikan konflik Arab-Israel tetapi juga dalam menyelesaikan masalah regional. Disisi lain, Ia sadar bahwa identitasnya sebagai pendukung kebijakan luar negeri Sadat, terutama dukungannya terhadap Persetujuan Camp David, mengecilkan kemungkinan akses langsung ke negara-negara Arab untuk meningkatkan hubungan dengan Mesir dapat dikatakan bahwa upaya Mesir untuk meningkatkan hubungan di politik internasional berjalan mulus.98

Mubarak berhasil memperbaiki dan membangun kembali hubungan dengan Uni Soviet ditandai dengan keikutsertaannya dalam kunjungan pejabat senior dari Mesir maupun Uni Soviet yang saling bertukar pertemuan. Mubarak melanjutkan pendekatan ke negara lain. Berbagai peristiwa penting, seperti Perang Irak-Iran pada 1980-1988, dukungan Mesir terhadap Irak dalam konflik tersebut telah memudahkan Mesir untuk mendapatkan kembali citranya sebagai aktor politik yang perannya tidak dapat diabaikan. Selain itu juga Mesir terlibat dalam

97 Misbhul Ulum, 2019, Perjanjian Camp David dan Dampaknya terhadap Hubungan Mesir dengan Negara-Negara Arab pada Masa Pemerintahan Anwar Sadat Tahun 1970-1981, hal 14.

Diakses dari https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92539 (16/05/2021. 2.00 WIB)

98 Ibid., hal 18

(7)

49

menentang invasi Israel ke Lebanon, Mesir menerima Arafat sebagai buronan dengan pengusiran PLO di Lebanon, yang dianggap bernilai strategis dalam menjalin kembali hubungan dengan negara-negara Arab lainnya. Mesir, yang membawa keberhasilan kebijakan asosiatif Mubarak, Mesir diterima kembali sebagai salah satu anggota Liga Arab di 1989 dan meluncurkan kembali tempat bagi keperluan Liga Arab di Mesir.99 Adanya partisipasi aktif Mesir, sebagian utang Mesir ke negara-negara Arab dihapuskan dalam dolar minyak yang membawa perbaikan dan kesempatan untuk memperbaiki keadaan ekonomi internalnya. Peristiwa-peristiwa ini menggambarkan bahwa pemerintahan Mesir, pada kepemimpinan Hosni Mubarak, berusaha memperbaiki citranya sebagai aktor utama dan berpengaruh di wilayah Timur Tengah.100 Peranan Mesir pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari dukungan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet.101

Rencana Aksi Kebijakan Lingkungan Eropa atau European Neighbourhood Policy (ENP) Mesir adalah contoh pendekatan oleh Uni Eropa.

Program ini secara khusus dilaksanakan dalam menanggapi memburuknya situasi politik internal Mesir yang ditandai dengan amandemen konstitusi tahun 2007.

Pengalaman kesadaran publik sebagai sarana pertukaran dan partisipasi publik dalam kehidupan politik, termasuk partisipasi publik dalam pemilu, konsensus kepentingan dalam penyelenggaraan pemilu dan upaya pembangunan bersama.

Namun, agenda dialog ternyata melibatkan lebih banyak kelompok pembuat keputusan pro-pemerintah daripada organisasi politik dan masyarakat sipil Mesir

99 Ibid.

100 Tamburaka, Op. Cit., hal. 72

101 Ibid,

(8)

50

yang besar.102 Selanjutnya, Amerika Serikat tidak memberikan tekanan yang signifikan. Di sisi lain, dalam sengketa amandemen konstitusi 2007 melawan Mesir, Mubarak pada dasarnya menolak segala bentuk campur tangan dalam pelaksanaan politik luar negeri, khususnya kegiatan di bidang promosi properti.103 Mubarak sebelumnya telah dipilih oleh satu calon melalui referendum calon tunggal di Parlemen. Berdasarkan masa kepemimpinannya sejak berpindah dari kerajaan ke republik, politik luar negeri Mesir berdampak besar pada politik luar negeri negara di bawah kepemimpinan Mubarak. Mesir mulai mendapatkan momentum dalam kehidupan politik negaranya pada tahun 2000.104 Pemerintah mendapat tentangan sengit terhadap reformasi politik dari kelompok oposisi seperti gerakan Kifaya, Klub Hakim, Partai Argado dan IM. Mubarak membuat kebijakan termasuk amandemen konstitusi yang berkaitan dengan pemilihan presiden yang kompetitif. Penghapusan undang-undang darurat negara.

Memberikan kebebasan pada kegiatan partai, organisasi masyarakat sipil dan lembaga media. Untuk memenuhi tuntutan ini, konsensus dan amandemen konstitusi 1971, meskipun terbatas, tidak. mengarah pada keputusan untuk mengesahkan, untuk pertama kalinya penyelenggaraan langsung pemilihan presiden tahun 2005 dengan lebih banyak calon.105

Majelis Nasional dan pemilihan umum presiden Mesir, Pemilu 2005 dianggap sebagai langkah inovatif dalam demokratisasi negara Mesir. Pemilu

102 EU, Egypt Action Plan, hal. 5, diakses dari http://ec.europa.eu/world/enp/documents_en.htm (23/06/2021.13.00 WIB)

103 Ibid.

104MMC. Air Marshal Mohammed Hosni Mubarak, diakses dari http://www.mmc.gov.eg/Academies/AFA/Aa10.htm (23 /06/ 2021.13.00 WIB)

105Ibid.

(9)

51

2005 melibatkan 5.310 orang kandidat multi-partai yang akan bersaing untuk mengisi 444 tempat di parlemen Mesir. Adapun, di bawah amandemen konstitusi Mesir, persyaratan untuk menjadi kandidat presiden adalah mendapatkan persetujuan dari setidaknya 250 anggota majelis terpilih di semua tingkatan, diantaranya juga termasuk 25 anggota parlemen Majelis Syura. Kandidat pemilu harus merupakan seorang wakil dari suatu parpol serta menjadi anggota dewan tertinggi partai politik pendukung paling sedikit selama satu tahun. Pemilihan berikutnya harus menyertakan setidaknya satu anggota partai mulai 1 Mei 2007.106 Terakhir, semua partai politik yang memenuhi syarat harus sah dan sudah aktif setidaknya lima tahun berturut-turut.107

Pengamandemenan konstitusi pada awalnya adalah untuk reformasi.

Tetapi, melihat lebih dekat pada peraturan dan batasan amandemen yang lebih spesifik, ternyata sangat sulit untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Walaupun terdapat sembilan kandidat lain, tetapi hanya ketua Partai Al-Ghad yaitu Ayman Nour yang dapat mencalonkan diri ke pemilihan presiden karena adanya persyaratan tersebut. Berdasarkan perolehan pemilu, didapatkan bahwa Hosni Mubarak mendapatkan 87% dengan Ayman Nour yang hanya dengan 7% suara, dari perolehan suara tersebut dihasilkan bahwa Mubarak akan memimpin Mesir sampai tahun 2011.108 Namun disisi lain, Ikhwanul Muslimin mengejutkan dengan perolehan hasil yang baik dalam pemilu parlemen 2005. IM berhasil mendapatkan 88 kursi di parlemen Mesir yang membuat Mubarak waspada, dimana Ikhwanul Muslimin dikenal sebagai organisasi yang tidak disetujui atau

106 Sharp, Op. Cit., h. 5

107 Ibid., hal 16

108 Ibid.

(10)

52

dilarang oleh pemerintah Mubarak. Hal tersebut menjadi pencapaian bagi IM dan di sisi lain menjadi perhatian pribadi pemerintahan Mubarak.109

Keberhasilan Ikhwanul Muslimin tersebut membuat pemerintah memperkenalkan kebijakan politik yang keras seperti represi terhadap oposisi maupun demonstran, terutama oleh anggota IM, anggota Ikhwanul Muslimin.

Mubarak juga menunda pemilihan di tingkat daerah/kota yang awalnya dijadwalkan pada bulan April 2006, hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesuksesan lagi bagi Ikhwanul Muslimin dan memperluas penegakan hukum darurat. Pemerintahan kemudian memperkokoh kebijakan ini dengan adanya amandemen lebih lanjut terhadap pembatasan pada aspek-aspek tertentu dari kebebasan berpolitik, seperti penghapusan pengawasan pemilu. Dalam, pempertahankan kekuasaan, presiden memiliki hak untuk membubarkan parlemen walaupun tanpa adanya persetujuan referendum. Larangan ketat terhadap partai agama dengan tujuan membatasi pembentukan partai politik Ikhwanul Muslimin.

Hal ini memungkinkan Mubarak untuk menyalahkan warga sipil yang diduga melakukan serangan teroris di depan pengadilan militer.110

Pengetatan pembatasan kebebasan politik oleh pemerintah dan polisi melalui penangkapan dan penahanan warga sipil berdampak besar pada berkurangnya jumlah kelompok oposisi yang berpartisipasi dalam politik. Dalam pemilihan Dewan Syura tahun 2007, Ikhwanul Muslimin tidak bisa mendapatkan kursi karena pemerintah mencoba memboikot semua kampanye negara. Hal tersebut terjadi setelah banyak calon oposisi mereka yang sah dilarang mendaftar

109 Paciello, Op.Cit, hal. 2

110 Ibid., hal .3

(11)

53

untuk pemilihan lokal / kota.111 Pemilihan parlemen Mesir 2010 adalah kebijakan otoriter Mubarak di negara Mesir dimana partai NPD memenangkan pemilihan lagi, dengan hasil absolut dari 96% suara yang diberikan di parlemen. Seperti yang diharapkan, walaupun Ikhwanul Muslimin mempunyai 88 kursi untuk perwakilan parlemen, bahkan Ia tidak dapat mendapatkan cukup suara untuk memasukkan salah satu anggotanya ke parlemen. Berdasarkan hasil ini, Ikhwanul Muslimin tidak akan dapat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan September 2011 karena ketentuan konstitusi.112

Seperti partai oposisi lainnya, Pemerintah belum meresmikan siapa yang akan diusulkan, tetapi pemilihan presiden berikutnya pada akhirnya hanya akan menghasilkan satu kandidat utama. Ikhwanul Muslimin menganggap hasil pemilu curang dan akan memboikot pemilu putaran berikutnya. Menurut mereka, pemerintah menipu dengan membuat mereka mendukung IM yang dipercaya mewakili 25% dari total partisipan, dengan menghancurkan surat suara dengan berbagai tuduhan. Dalam boikot bersama dan protes terhadap pemerintah yang berkoordinasi dengan Partai New Wafd, anggota Ikhwanul Muslimin ditangkap menjelang pemilihan parlemen kedua dengan lebih dari 1.000 orang, termasuk delapan kandidat untuk parlemen. Amnesty International juga merilis laporan bahwa pemerintah Mesir membungkam kelompok oposisi untuk mereka, tetapi

111BBC, Egypt Election. diakses dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/06/120616_egyptelection.shtml (29/06/2021. 12.35 WIB)

112 Ibid.

(12)

54

membantah tuduhan tersebut karena pemerintah menggunakan slogan-slogan agama sebagai dasar untuk penangkapan.113

Pada masa kekuasaannya, Hosni Mubarak bukan bersikap otoriter saja, namun juga Ia terindikasi untuk membuat upaya membangun politik dinasti.

Dynastic republicanism atau politik ini merupakan cara yang diciptakan atau dibangun oleh rezim penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya, pertahanan kekuasaan ini dapat dilakukan melalui pembentukan sosok generasi baru yang masih dalam lingkup keluarga. Karena saat itu Konstitusi Mesir tidak mengatur mengenai pembatasan untuk seorang pemimpin terpilih kembali, selain itu juga tidak adanya aturan mengenai kondisi kesehatan calonnya.114

2.2 Peran dan Posisi Militer pada Era Hosni Mubarak

Republik Arab Mesir atau biasa disebut Mesir merupakan negara sosial demokrasi yang berbentuk republik dengan kepala Negaranya adalah seorang presiden.115 Mesir memiliki sejarah politik yang rumit dan panjang. Hal yang paling penting dalam politik Mesir adalah adanya intervensi militer. Intervensi atau keterlibatan militer dalam suatu negara, khususnya dibidang politik dan kenegaraan sangat berkaitan erat dengan kudeta dan pemerintahan yang otoriter.

Dalam negara yang otoriter, militer memiliki pengaruh yang sangat kuat.

Kekuatan militer ini terlihat ketika mereka menganggap negara telah gagal dan tidak bisa memenuhi kebutuhan serta kepentingannya. Pemerintahan yang didominasi oleh kekuatan militer itu cenderung tidak demokratis atau otoriter.

Adanya otoritarianisme tersebutlah yang menimbulkan adanya keinginan untuk

113 Ricardo, Op.Cit., hal. 4

114 Sharp, Op. Cit., hal. 7

115 Trisnawati Op.Cit., hal 2

(13)

55

mendemokratisasi suatu negara. Sering kali proses ini dilancarkan dengan jalan kudeta.116

Setelah Revolusi Mesir tahun 1952, Mesir secara resmi menjadi sebuah negara yang berbentuk Republik. Berdasarkan pada Konstitusi 1971, Presiden dipilih setiap enam tahun sekali, Ia diberi wewenang untuk membentuk sebuah kabinet, kabinet tersebut kemudian dipimpin oleh seorang Perdana Menteri.

Perdana Menteri mengusulkan rancangan Undang-Undang kepada Majelis Shaab dan Mejelis Shoura selaku lembaga parlemen yang sah di Mesir.117

Praktik keotoritarian Hosni Mubarak pada politik Mesir menguat di tahun- tahun 1990-an. Adapun hal pokok yang menyebabkan beliau untuk memerintah Mesir secara keseluruhan dan lama. Terutama adanya perlindungan kepada Hosni Mubarak sebagai pemimpin Partai NDP yang berkuasa dan menikmati posisi presiden partai yang berkuasa dengan 90% anggotanya di parlemen. Berlakunya UU Darurat Negara 1981, setelah meninggalnya Sadat UU tersebut menyebutkan bahwa secara internal melegalkan penangkapan dan penahanan tanpa pengadilan terhadap teroris dan mereka yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional, dan menghilangkan sebanyak mungkin kelompok oposisi. Hal itupun diperkuat dengan adanya serangkaian amandemen konstitusi, yakni suatu Hukum Asosiasi tahun 1993 serta Hukum Organisasi Non Government tahun 1999 tentang Pembatasan Hak Sipil dan Politik. Hukum Kepartaian UU Partai Politik tahun 1992 yang berisi tentang persetujuan dan pembiayaan Partai Politik baru.

Hal ini menawarkan kemungkinan hak untuk menolak sebuah pembentukan Partai

116 Amalia, Op. Cit.

117 Ibid.

(14)

56

Politik yang dirasa akan mengancam kekuasaan yang dipegang pemerintah dan adanya Hukum Pers tahun 1995 juga yang sangat melucuti kebebasan bergerak media domestik.118

Muhammad Husni Sayyid Mubarak menggantikan Anwar Sadat sebagai presiden Mesir yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden sejak April 1975 hingga 1981. Naiknya Husni Mubarak sebagai presiden disetujui secara penuh dalam referendum nasional 24 Oktober 1981.119 Mubarak bukanlah anggota Free Officers Group seperti mantan Presiden Mesir sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Sadat berusaha untuk mematahkan lingkaran pendukung gamal Abdul Nasser. Pemerintah Mesir Mubarak dikatakan telah mewarisi warisan kompleks dari mantan presiden. Artinya, undang-undang, institusi, dan praktik cenderung berpihak pada kepala negara di satu sisi dan di sisi lain.

Namun, Mubarak tetap mempertahankan personel yang sama dan mengandalkan partai yang sama, Partai Nasional Demokrat atau National Democratic Party (NDP).120 Mubarak juga membuat perbaikan sederhana untuk demokratisasi penuh Mesir, dengan tujuan utama mendapatkan dukungan nasional dan internasional untuk rezim militer dominan Mesir.121

Peningkatan demokratisasi termasuk dimulainya pelonggaran pembatasan politik yang mengarah pada partisipasi politik yang lebih luas, bahkan dengan

118 Paciello Op.Cit., hal 5

119Coutsoukis, Egypt: Mubarak and the Middle Way, 4 Juli 2002, http://workmall.com/wfb2001/egypt/egypt_history_mubarak_and_the_middle_way.html,

(21/06/2021.2.00 WIB)

120 Nazih N Ayubi, 1991. The State & Public Policies in Egypt Since Sadat, Ithaca Press, Reading, England : Ithaca hal. 226.

121 Sitohang, Dam., Rahman,2018, Militer dan Demokratisasi di Nigeria, Mesir, dan Afrika Selatan, hal. 71. Diakses dari https://data.lipi.go.id/file.xhtml?fileId=571&version=1.0 (21/06/2021.2.00 WIB)

(15)

57

adanya koridor politik yang terbatas. Negara terus memantau kegiatan mereka, tetapi kelompok masyarakat sipil terus berkembang. Pada pemilu 1987 , Partai Wafd juga membentuk aliansi dengan Ikhwanul Muslimin, memenangkan total 58 kursi di parlemen.122 Namun, kemenangan Partai Demokrat Baru, yang dianggap sebagai "partai yang berkuasa" dalam pemilu 1984, tampaknya mengecilkan oposisi yang ada, dan dengan mengacu pada kenyataan yang ada di Mesir, sistem kepartaian yang hampir independen didirikan. Itu ditunjukkan bahwa itu dilakukan. Sebuah era ketika sangat sulit untuk membentuk partai politik baru di bawah undang-undang partai politik. Dalam pemilihan 1987, NDP menang lagi dan Mubarak terpilih kembali sebagai presiden melalui referendum nasional berturut-turut 1987, 1993 dan 1999. Mubarak kembali ke kursi kepresidenan dalam pemilihan umum pertama di Mesir pada tahun 2005.123

Selama pemerintahan Mubarak, militer terus menjalankan pengaruh politik dan ekonomi yang signifikan atas Mesir. Dalam hal ekonomi, dikembangkan oleh Panglima Abd al-Halim Abu Ghazala. Mubarak mengizinkan pasukan yang tidak bertugas dalam perang eksternal terjun kedalam sipil.124 Keterlibatan politik militer di bawah pemerintahan Mubarak memberi tekanan pada militer untuk menunjuk beberapa perwira sebagai gubernur, memperluas kewenangan pengadilan militer, dan menggabungkan industri otomotif lokal dengan perusahaan-perusahaan Mesin AS. Secara politik, pengaruh militer semakin menguat ketika tentara berhasil menggagalkan pemberontakan polisi keamanan

122 Imad Harb, 2003,The Egyptian Military in Politics: Disengagement or Accommodation.Middle East Journak Vol, 57. No.13 hal.284. Diakses dari https://www.jstor.org/stable/432988 21/06/2021.2.00 WIB)

123 Ibid.

124 Ayubi Op.Cit hal 259

(16)

58

pada tahun 1986. Militer juga dikatakan mengurangi pengaruh warga sipil pada garis politik negara secara keseluruhan. 125

Selain itu, militer juga menikmati otonomi tertentu. Misalnya, alokasi anggaran tidak dijelaskan secara rinci dan tidak memerlukan kontrol dari Otoritas Pengawas Keuangan. Keuangan mereka juga independen dari pemerintah, karena mereka adalah pemain baru dalam perekonomian Mesir. Awal pemerintahan Mesir di bawah Mubarak bukan tanpa masalah, terutama masalah ekonomi yang sudah mencapai tingkat kritis. Selain itu, subsidi pemerintah untuk kebutuhan pokok dari tahun 1983 hingga 1984 menghabiskan anggaran yang besar. Namun, ketika subsidi ditarik, kekerasan meletus dan banyak orang kemudian ditangkap, termasuk tujuh anggota National Progressive Union Party (NPUP). Penangkapan tersebut merupakan salah satu penangkapan pemerintah terhadap anggota partai politik secara legal menggunakan undang-undang darurat yang diperbarui.126

Bahkan selama 30 tahun pemerintahannya, Mubarak menghadapi masalah yang semakin kompleks, termasuk korupsi yang meluas, demokrasi, dan upaya pembunuhan oleh saingannya. Akhirnya, pada tahun 2011, terjadi revolusi yang dipimpin oleh orang Mesir sendiri karena rasa frustrasi mereka terhadap pemerintah saat itu, terutama Mubarak, presiden lama Mesir. Upaya pertama Mubarak adalah mengangkat Direktur Intelijen Nasional Omar Suleiman sebagai wakil presiden.127 Untuk pertama kalinya sejak Mubarak menjabat, ia menjadi wakil presiden dan Menteri Penerbangan Sipil Ahmed Shafik diangkat sebagai

125 Ibid., hal 261

126 Congressional Research Service, “Egypt: Background and U.S. Relations”, CRS Report for Congress, 4 Februari 2011, http://fpc.state.gov/documents/organization/156525.pdf, 3 Juni 2021(03/04/2021 13.00 WIB)

127 Ibid.,hal. 3

(17)

59

perdana menteri. Kedua orang tersebut dianggap sebagai personel militer yang memiliki hubungan dekat dengan presiden. Mubarak, yang menolak untuk mundur dengan dalih melindungi negara meskipun penolakannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun ini, akhirnya mengundurkan diri sebagai presiden terlama Mesir setelah rakyat mendapat dukungan penuh dari militer yang awalnya loyal terhadap presiden.128

Reformasi ekonomi yang merupakan sebuah upaya atau kebijakan Mubarak untuk mengintegrasikan serta membangun kembali sistem pemerintahannya. Ditengah-tengah tahun 1980-an, Mesir dilanda krisis ekonomi dan permasalahan pinjaman luar negeri yang cukup parah. Dalam mengatasi krisis tersebut, Mesir memulai reformasi ekonomi yang berorientasi pasar pada tahun 1991 setelah menandatangani perjanjian dukungan dari World Bank maupun IMF.

Hasilnya, kebijakan ekonomi yang direformasi tersebut bukan menyelamatkan perekonomian nasional saja, tetapi juga memperkuat rezim Mubarak dan menjaga dominasinya.129

Reformasi ekonomi tersebut melalui kebijakan privatisasi serta liberalisasi perdagangan dipromosikan sampai 2004 di bawah kepemimpinan Ahmed Nazif selaku Perdana Menteri. Namun, ada beberapa pertimbangan yang diambil pemerintah untuk menjaga dan memelihara stabilitas kekuasaan melalui liberalisasi ekonomi selektif yaitu dengan cara memilah-milah masalah-masalah pada aspek ekonomi dengan masalah-masalah yang dari aspek politik agar tidak membawa kerugian kelas-kelas yang berkepentingan, khususnya kelas orang-

128 Ibid.

129 Paciello, Op. Cit., hal.5

(18)

60

orang yang berkuasa, kebijakan ini juga telah dimanfaatkan secara baik oleh kelompok militer Mesir, terutama sebagai yang pro terhadap pemerintahan dan mereka diberikan hak istimewa dalam ekonomi oleh Mubarak.130

Langkah-langkah kebijakan yang diambil tersebut memungkinkan untuk meminimalisir dampak negatif pada masyarakat yang berkaitan dengan kebijakan reformasi ekonomi sepenuhnya diliberalisasi. Selama tahun 1990-an, pemerintah menunda fase privatisasi, mengancam dukungan dan stabilitas kekuasaannya, karena kebijakan liberalisasi baru diketahui menyebabkan masalah sosial, terutama pengangguran karena PHK perusahaan. Ketiga, melalui liberalisasi ekonomi, pemerintah berpihak pada pendukung kekuasaan dan tentu saja memilih orang-orang atau kelompok yang berpengaruh didalam kebijakan privatisasi tersebut untuk memperkuat dari segi sosial.131

Namun upaya menyebarluaskan pertumbuhan ekonomi belum mampu untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Mesir mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang kuat sebesar 7,1% antara tahun 2006 dan 2005, yang didukung dari peningkatan aktivitas eksport domestik. Penanaman modal di dalam negeri meningkat dari tahun 1995-2005 yang rata-rata $1,5 miliar, pada tahun 2006 menjadi $10 miliar dan kemudian pada tahun 2009 turun menjadi $6,7 miliar akibat dari adanya krisis global yang melanda. Namun, Mesir masih belum mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonominya, telah tercatat bahwa tingkat kemiskinan masih 20-40% dari 83 juta jiwa total penduduk.132 Kebijakan ekonomi yang ditetapkan hanya akan menyebabkan inefisiensi, menyebabkan persaingan

130 Ibid hal.7

131 Ibid.

132 Paciello. Op. Cit., hal 11

(19)

61

yang tidak seimbang antara agen ekonomi dan memungkinkan adanya budaya korupsi.133

Salah satu akibat kebijakan ekonomi tersebut adalah penurunan minat beli konsumen karena kenaikan nilai pangan. Pendapatan masyarakat terus meningkat, namun kondisi ini tidak diimbangi dengan kenaikan harga-harga dan terjaganya taraf hidup yang layak di masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Naiknya harga pangan telah menjadi indikator utama meningkatnya kemiskinan absolut selama lebih dari satu dekade di negara ini dari 2001 hingga tahun 2009 tingkat kemiskinan naik dari 16,7% ke 23 % dari total penduduk.134

Mubarak mengatasi dampak kenaikan harga dan ketidakpuasan publik dengan mensubsidi kebutuhan dasar dan mengusulkan sistem kebijakan yang menaikkan upah nasional. Namun, implementasi kebijakan tidak cukup untuk menopang daya beli masyarakat, dan subsidi, terutama untuk kebutuhan pokok, tidak ditujukan kepada mereka yang sangat butuh hingga situasi ini menimbulkan suatu perdebatan tentang regulasi yang menentukan pendapatan minimum antara proyek negara dan kebutuhan.135

Pengangguran menjadi lebih serius karena pemerintah Mesir kurang memperhatikan perluasan kesempatan kerja dalam implementasi kebijakan ekonomi nasional. Ekspor Mesir, yang terutama merupakan ekspor produk sumber daya alam dan manufaktur berteknologi rendah, tidak memberikan pekerjaan yang berkualitas dan mengurangi peluang bagi pekerja terampil. Selain

133 Ibid., hal 12

134 Ibid., hal. 18

135 Ibid.

(20)

62

itu, kinerja ekonomi Mesir dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama Dewan Kerjasama Teluk atas penerimaan negara sebesar $5 juta yang dihimpun di Terusan Suez. Selain itu, sektor ini tidak mampu terus menyerap tenaga kerja profesional hingga jumlah pengangguran, terutama lulusan muda perguruan tinggi, pada tahun 1998 hingga tahun 2006 meningkat dari 9,7% menjadi 14,4 % selama dekade terakhir.136

Pemerintah Mesir menerapkan kebijakan perlindungan sosial. Kebijakan ini tentu tidak berpihak pada rakyat ketika pemerintah harus menjadi penyedia utama pelayanan kesehatan serta pendidikan yang semakin susah dan berbayar.

Total pengeluaran yang dihasilkan untuk pendidikan terus mengalami penurunan.

pada tahun 2002 dari 19,5% dari total PDB pada tahun 2006 menjadi 11,5%.

Mirip dengan jumlah pengeluaran untuk layanan medis, persentase itu turun pada tahun 2002 dari 1,2% pada tahun 2009 menjadi 3,6%, tetapi presentase ini menunjukkan bahwa anak muda Mesir, yang pendapatannya hampir sama, belum siap untuk bekerja. Pasar masih relatif rendah dibandingkan ke negara lain yang telah berkontribusi pada penciptaan manusia.137

Selain itu krisis juga disebabkan oleh praktik korupsi, dimana budaya korupsi telah mengakar kuat dalam budaya politik disana. berdasarkan tingkat korupsi dirasakan antara pengusaha dan analis domestik. Kekayaan pribadi Mubarak dan keluarganya mencapai 70 juta USD angka yang sangat tinggi bagi seorang kepala negara..138 Krisis dan keterpurukan masyarakat Mesir dari segi situasi sosial ekonomi telah menyebabkan ledakan gerakan perlawanan yang

136 Ibid.

137 Apriadi Tamburaka, Op. Cit., h. 72

138 Ibid. hal 73

(21)

63

tumbuh. Berdasarkan data dari kelompok hak asasi manusia Mesir, 1900 serangan dan protes dengan sekitar 1,7 juta peserta tercatat antara tahun 2004 dan 2008.

Selama dekade 1998-2008, setidaknya 2 juta pekerja melakukan pemogokan.

Motif utama protes serikat pekerja adalah ketakutan akan konsekuensi merugikan dari privatisasi ekonomi, yang meningkatkan kualitas hidup sementara politik dapat meningkatkan pengangguran.

Kebijakan ini menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok, setelah itu upah buruh tidak terus naik. Pada 2007 pertengahan, harga telah meningkat sebesar 25% pangan secara keseluruhan, tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan upahnya. Dari tahun 1978 hingga 1988, pendapatan rata-rata pekerja meningkat 60%, sementara harga kebutuhan pokok meningkat 300%, tetapi yang terburuk terjadi. Penghasilan dasar pekerja Mesir sekitar $ 5-107 per bulan, dan Bank Dunia menunjukkan bahwa pendapatan warga Mesir berada di bawah garis kemiskinan sekitar $2 per hari.139

2.3 Revolusi Mesir 2011

Gejolak politik telah menentukan situasi semua Negara yang pernah mengalami masa revolusi. Dikenal sebagai Revolusi Melati, yang bertujuan untuk menggulingkan para pemimpin mereka, gejolak politik ini dimulai di Tunisia, menyusul Mesir, Aljazair, Yaman, dan Bahrain. Sejauh ini, hanya tiga orang yang harus mengundurkan diri: Zine Abidin Ben Ali selaku mantan presiden Tunisia dan Hosni Mubarak mantan presiden Mesir. Sementara itu, Mu'ammar Kadafi mantan Presiden Libya harus merelakan kekuasaannya dan dibunuh oleh para

139 Podeh, Loc.Cit.

(22)

64

pemberontak pada negara itu. Juga, situasi politik di negara lain tetap kompleks, dan tidak mungkin untuk mengidentifikasi pemimpin di negara lain.140

Pecahnya revolusi dipicu dari seorang pemuda Muhammad Buazizi di Tunisia yang melakukan aksi bakar diri. Bakar diri tersebut merupakan bentuk kekecewaan dan keputusasaan ketika terjebak dalam situasi ekonomi yang mereka hadapi. Ketika aksi bakar diri ini terjadi, kemudian menyebar ke seluruh negeri, memicu protes yang berujung pada tuntutan agar Zine El Abidine Ben Ali Presiden Tunisia mengundurkan diri. Aksi tersebut kemudian diikuti oleh beberapa negara lain, antara lain di Mesir. Revolusi Mesir dan kekacauan demokratisasi tidak dapat dipisahkan dari fenomena Arab Spring di Timur Tengah dan Afrika Utara.141 Revolusi ini diinginkan oleh gerakan kuat orang-orang yang terdiri dari angkatan bersenjata, agama, kelompok sekuler dan seluruh masyarakat Mesir, yang sering ingin mengubah sistem. Apalagi di Mesir banyak kebijakan yang tidak bergantung pada orang tua, dan ketika kekuatan kecil bersatu pada awalnya dapat berkembang dan membuat perbedaan, sehingga mencapai kekuatan rakyat. Pemerintah menghapus atau mengubah arah kebijakannya.142

Keberhasilan protes rakyat Tunisia untuk mengalahkan Zine Abidi Ben Ali pada awal 2011 memicu aksi serupa di dunia Arab. Di Mesir, protes yang dimulai pada Januari 2011 menunjukkan kemarahan penduduk dan memaksa Mubarak untuk mundur dan menuntut adanya transisi politik ke demokrasi secepatnya. Massa telah menjamur seperti Alexandria dan Suez maupun kota-kota besar Mesir lainnya, dan protes 18 hari akhirnya memenuhi harapan orang.

140 ATamburaka, Op. Cit., hal. 10

141 Apriadi Tamburaka, Op. Cit., hal. 12

142 Ibid. hal 15

(23)

65

Presiden Hosni Mubarak mengumumkan pengunduran dirinya melalui Omar Sulaiman selaku Wakil Presidennya dan kemudian kekuasaan diberikan kepada militer Mesir yang dipimpin oleh Mohamed Hussein Tantawi untuk memerintah Mesir selama transisi politik. Protes Mesir berhasil memaksa Presiden Hosni Mubarak untuk mengundurkan diri pada usia 30 tahun. Tindakan kemarahan rakyat ini bukanlah tugas yang mudah, karena protes terus berlanjut selama 18 hari, menewaskan ratusan dan melukai ribuan. Bahkan banyak yang ditangkap oleh pengurus partai yang berkuasa.143

Protes tersebut bukan terkonsentrasi di Tahrir Square saja, tetapi protes menyebar ke kota-kota besar lainnya seperti Alexandria, Suez, Mansler, dan Aswan. Protes tersebut sudah lama direncanakan sebagai bentuk perlawanan melawan korupsi, pengangguran,kemiskinan, tindakan keras politik serta birokrasi. Kebanyakan jalurnya dilakukan melalui jejaring sosial Facebook.

Seperti yang telah disebutkan, sekitar 80.000 pengguna Facebook di seluruh negeri telah mengumumkan partisipasi mereka.144 Adapun beberapa kelompok seperti Kifaya, The 6 April Youth Movement yang merupakan sekelompok massa yang mulai melakukan perlawanan 2008 sebagai adanya kekecewaan terhadap naiknya harga kebutuhan pokok dan juga tindakan agresif dari para elit.145

Selain itu juga ada kelompok We Are All Khaled adalah organisasi yang dibentuk setelah adanya peristiwa penembakan Khaled Mohammed di internet, gerakan tersebut dipimpin oleh Wael Ghonim dan disokong oleh kelompok

143 Ibid.

144 Ibid., hal. 16

145 Ibid.

(24)

66

Ikhwanul Muslimin serta Salafi.146 Pembatasan serta tindakan represif kepada anak-anak muda kelas menengah, terutama yang menentang kebijakan Hosni Mubarak. Amnesty International dan Dewan Hak Asasi Manusia Nasional Mesir pada tahun 2007menerbitkan kembali laporan pemerintah Mesir yang mengkritik 567 kasus penyiksaan dan penahanan tidak sah, 167 diantaranya berakibat fatal dari tahun 1993 hingga 2007. Pada Juni 2010, insiden terakhir terjadi. Khaled Mohamed Said seorang pria yang meninggal karena kekerasan dalam bentuk tindakan fisik yang telah dilakukan di wilayah Alexandria oleh seorang agen di Sidi Gaber.147 Kematiannya menjadikan inspirasi bagi pemuda-pemuda gerakan pro-demokrasi, yang kemudian membentuk kelompok perlawanan bernama “We Are All For Sayed Caled”

Maraknya aksi yang timbul, kemudian pemerintah menutup semua media di seluruh penjuru negeri. Meliputi layanan internet dan pesan singkat untuk ponsel, layanan Internet Blackberry, bahkan sebelumnya pemerintah melarang jejaring sosial Twitter, Youtube, Facebook Google, Yahoo, dan operator ISP besar Mesir (Link Egypt, Vodafone, Telecom Egypt dan Etisalat Misr) telah mengakui bahwa pemerintah memaksa mereka untuk menutup layanan. Karena pemerintahan Mubarak, ketakutan akan aksi massa sangat besar dan akses komunikasi publik menjadi ekstrem.148

Televisi adalah salah satu media yang membantu menyebarkan informasi dan mendorong masyarakat untuk menentang pemerintah. Pada dasarnya, siaran

146 David Kirkpatrick, 2011, Egypts Erupts in Jubilation as Mubarak Steps Down. Diakses dari http://www.nytimes.com/2011/02/12/world/middleeast/12egypt.html (2/7/2021.19.00 WIB)

147 Ricardo, Op.Cit., hal. 44

148 Sharp, Op. Cit., hal. 10

(25)

67

berita nasional Mesir tidak mencakup sesuatu yang objektif, tetapi kebanyakan dari mereka memiliki akses ke saluran berita Arab Al Jazeera dan BBC melawan Mubarak. Siaran di kedua saluran berita diblokir oleh Nilesat, tetapi masih dapat diakses, tetapi menghadapi upaya berita lokal yang bertujuan mendiskreditkan saluran berita. Menurut survei, 83% dari total demonstran terdorong dari adanya berita di televisi untuk membawa mereka ikut aksi, dan sisanya mengaku mengakses informasi dari Internet sekitar 17%.149

Demonstrasi tersebut telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang sangat memprihatinkan. Ahmed Samih Farid selaku Menteri Kesehatan Mesir, telah mengonfirmasi setidaknya terdapat sebanyak 864 orang yang tewas dan 3.000 orang terluka. Bukan hanya demonstran, namun wartawan pun mendapat tindakan represif dari aparat. Selain itu juga terdapat wartawan yang ditahan oleh aparat untuk mengintimadasi dan menjerakan para wartawan agar tidak meliput apapun selama aksi bentrok tersebut.150

Banyaknya aksi protes yang terus terjadi membuat pemerintah Mesir mengeluarkan peraturan yang sangat membatasi kebebasan masyarakat.

Diantaranya seperti membuat jam malam, melarang organisasi masyarakat dan memperketat adanya aksi demo yangakan ataupun sedang terjadi. Demonstrasi di Mesir meningkat karena keberhasilan menggulingkan pemerintahan di Tunisia.

Hal tersebut membuat adanya rasa ingin berhasil juga dalam menggulingkan rezim atau disebut “snowball effect”, para demonstran mengajukan empat tuntutan: Pertama, pengunduran diri Mubarak. Kedua, pengunduran diri kabinet

149 Fachir, Op. Cit., hal. 15

150 Tamburaka, Op.Cit., hal. 79

(26)

68

yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.151

Aksi-aksi tersebut membuat adanya kekacauan yang terjadi di Mesir, seperti kerusakan fasilitas umum, kabur nya para narapidana sampai pencurian mumi yang terjadi. Karenanya membuat pemerintah Mesir kalang kabut.

Selanjutnya para aparat militer menghadapi para demonstran dengan kekerasan.

Mereka dengan membabi buta menembaki demonstran dan bahkan menghalau mereka dengan pakaian perang dan kendaraan lapis baja. Militer Mesir juga dikabarkan melakukan pembunuhan terhadap para aktivis secara sembunyi- sembunyi. Gelombang protes besar-besaran yang terus berlanjut dan desakan dari luar negeri membuat presiden Mubarak menyerah. Akhirnya melalui wakil presidennya, Omar Suleiman beliau secara resmi mundur dari kursi kepresidenan pada tanggal 11 Februari 2012. 152

Omar Sulaeman menyatakan bahwa pemerintahan yang kosong akan diambil alih secara sementara oleh pihak majelis militer Mesir yang telah memintanya terhadap pemerintah atas mandat rakyat. Sebelumnya, kubu Militer telah menguasai beberapa aset penting di sekitar Kairo dan Alexandria, seperti pembangkit listrik, stasiun televisi nasional, dan aset penting negara lainnya.

Dalam pidato pengunduran dirinya, Husni Mubarak juga menyerahkan posisi kepala negara kepada pemimpin majelis militer Mesir yang juga menteri pertahanan era Mubarak, Hussein Tantawi sampai terpilihnya presiden yang baru.

151 Fachir, Op. Cit., hal. 17

152 Tamburaka, Op.Cit., hal. 89

(27)

69

Jenderal Tantawi bertugas mengisi kekosongan pemerintahan Mesir, meredamkan aksi demonstrasi dan mempersiapkan pemilu.153

Mundurnya Mubarak ternyata tidak serta merta menurunkan intensitas demonstrasi. Pemerintahan sementara dianggap memperlambat pelaksanaan pemilu. Pemimpin Mesir sementara, yaitu Hussein Tantawi bahkan mengangkat seorang perdana menteri baru yang menimbulkan kekhawatiran rakyat. Apalagi dalam kabinet sementara yang dibentuk Tantawi ada beberapa sisa-sisa petinggi militer yang pernah berkuasa pada rezim Mubarak. Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya, pada tanggal 28 November 2011 Mesir menyelenggarakan pemilu legislatif. Pemilu ini akan memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di majelis tinggi dan rendah Mesir. Rakyat memiliki beberapa calon yang akan dipilih sebab di negara itu terdapat puluhan partai politik dan ribuan calon. Tetap penyelenggaraan pemilu ini tidak menghentikan demonstrasi yang menuntut dewan militer untuk turun sehingga para demonstran menyatakan akan memboikot pelaksanaan pemilu tersebut.154

Gejolak Revolusi yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Terutama tingkat pengangguran di Mesir mengalami peningkatan, dugaan korupsi, keluarga, dan dalam hal ini sistem politik diktator yang didominasi oleh Mubarak dan aliansi politik. Kekuasaan oleh lembaga negara. Memburuknya kondisi ekonomi dan tuduhan korupsi selanjutnya oleh elit politik juga merupakan faktor utama dalam kasus ini. Bank Dunia

153 Ibid.

154 Kistyarini.(Ed). Hari Ini Mesir Gelar Pemilu. Diakses dari

http://internasional.kompas.com/read/2011/11/28/14051734/Hari.Ini.Rakyat.Mesir.Gelar.Pemilu (5/4/2021 14.00 WIB)

(28)

70

melaporkan bahwa 16,7% orang Mesir hidup di bawah garis kemiskinan dan menderita dari rendahnya upah yang diterima, 30% dari total pekerja adalah petani berpenghasilan rendah. Tingkat inflasi sekitar 9% dan 12% menahan harapan untuk kehidupan yang lebih terjamin bagi sebagian orang Mesir, terutama pada masyarakat kelas menengah.155 Masyarakat mengatakan bahwa masalah korupsi adalah untuk mendapatkan, dalam hal ini, "kekayaan yang memicu kekuatan politik dan kekuatan politik. Membeli kekayaan" dan hanya menguntungkan pengusaha yang terkait dengan partai NPD yang berkuasa.156

Konflik antar kelompok agama juga menyebabkan ketidakstabilan dalam politik Mesir. Pada Januari 2011, di depan Gereja Al Qiddissin telah terjadi bom bunuh diri. Bom bunuh diri tersebut telah menewaskan setidaknya sekitar 21 orang dan telah melukai jamaah yang sedang beribadah disana. Hosni Mubarak resmi mengundurkan diri ditengah permasalahan tersebut melalui revolusi Mesir sebagai langkah awal perubahan Mesir.157 Adapun Kronologi Pergolakan di Mesir 2011158, yaitu pada;

• 17 Januari 2011 : Massa menembak di depan parlemen Kairo untuk memprotes tindakan keras pemerintah. Beberapa orang Mesir lainnya melakukan protes serupa untuk meniru protes bunuh diri Mohamed Bouazizi di Tunisia.

• 25 Januari 2011 : Ribuan orang berkumpul di Kairo dan beberapa kota Mesir lainnya untuk memprotes kemiskinan dan penindasan politik. Para pengunjuk rasa

155 David Ricardo, 2011, Catatan Harian Revolusi Mesir Revolusi Rakyat, Jakarta: Buku Kita, hal.44

156 Tamburaka, Op.Cit., hal. 73

157 Ibid hal. 121

158 Editor Encyclopaedia Britannica. Egypt Uprising of 2011. Diakses dari https://www.britannica.com/event/Egypt-Uprising-of-2011 (02/07/2021.1.00 WIB)

(29)

71

dengan slogan anti-Mubarak bentrok dengan polisi menggunakan meriam air dan gas air mata terhadap massa.

• 27 Januari 2011: Saat pertempuran berlanjut, Mohamed ElBaradei, mantan kepala Badan Energi Atom Internasional dan kritikus terkemuka pemerintahan Mubarak, tiba di Kairo dan berpartisipasi dalam demonstrasi.

• 28 Januari 2011: Setelah salat Jumat, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, meningkatkan protes anti-pemerintah di Mesir. Di Mesir, layanan internet dan telepon terputus untuk membatasi tingkat protes. Presiden Mubarak telah memberlakukan jam malam dan mengerahkan militer untuk memerangi kecemasan. Markas Besar Nasional NPD dibakar di Kairo. Saat kekerasan berlanjut hingga malam, Mubarak muncul di televisi pemerintah dan mengumumkan pembubaran pemerintahannya.

• 29 Januari 2011: Untuk pertama kalinya dalam hampir 30 tahun sebagai Presiden Mesir, Mubarak telah menunjuk wakil presiden dan salah satu penasihat terdekatnya, Omar Suleiman. Ribuan pengunjuk rasa berkemah di Tahrir Square di pusat Kairo dan sering bentrok dengan polisi.

• 1 Februari 2011: Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Mubarak mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali pada akhir masa jabatannya pada September 2011.

• 2 Februari 2011: kekerasan meningkat saat pengunjuk rasa pemberontak bentrok dengan kerumunan pendukung Mubarak. Di Tahrir Square di Kairo. Banyak yang percaya kelompok pro-Mubarak adalah anggota NPD, yang telah berkoordinasi

(30)

72

dengan pengawal berpakaian preman untuk menggunakan kekuatan guna membubarkan protes.

• 6 Februari 2011 Pemerintah Mesir bertemu dengan anggota oposisi. Ikhwanul Muslimin dilarang berpartisipasi.

• 10 Februari 2011:Mubarak bermaksud untuk tetap berkuasa sampai akhir masa jabatannya pada bulan September, alih-alih menyampaikan pidato pemberontakan di tengah rumor saat ia bersiap untuk mengumumkan pengunduran dirinya di televisi.

• 11 Februari 2011: Saat protes berlanjut, Mubarak meninggalkan Kairo menuju Sharm el-Sheikh, sebuah resort tepi laut di Semenanjung Sinai tempat dia tinggal.

Beberapa jam kemudian, Saddam muncul di televisi pemerintah, mengumumkan bahwa Mubarak telah mengundurkan diri sebagai presiden dan mengambil alih dewan perwira tinggi militer yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Mohamed Hussein Tantawi.

• 12 Februari 2011 Dewan Tertinggi mengumumkan bahwa militer akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil terpilih. Juru bicara itu juga mengatakan Mesir akan terus mematuhi perjanjian internasional, menunjukkan bahwa mereka tidak akan menentang perjanjian damai 1979 dengan Israel.

• 13 Februari 2011: SCAF menangguhkan Konstitusi dan membubarkan dua badan legislatif Mesir, Parlemen Rakyat dan Dewan Penasihat. Menurut pernyataan Dewan Tertinggi, sebuah komisi telah dibentuk untuk merancang konstitusi baru yang akan diadopsi melalui referendum, dan militer akan tetap berkuasa selama enam bulan atau sampai pemilihan baru.

(31)

73

Setelah penggulingan Hosni Mubarak, sesegera mungkin Mesir membuat kebijakan untuk membangun serta mengembalikan stabilitas di Negaranya, khususnya dalam proses transisi demokrasi tersebut, serta upaya untuk menstabilkan negara yang ekonominya dalam resesi kemudian harus dilalui.159 Revolusi. Satu-satunya pihak yang dikecualikan sebelum insiden ini adalah pihak yang melayani keluarga Mubarak, para pelaku bisnis yang pro dengan pemerintah, pemimpin pemerintah, pemimpin NDP, dan pemimpin militer. Partai Cadangan Hosni Mubarak. Fondasi struktur pemerintahan anumerta Hosni Mubarak akan segera berubah karena pembentukan dewan militer dan eksekutif negara masih berfungsi dan posisi mereka dapat menyebabkan transisi politik yang stagnan.160

Revolusi 2011 berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak dari jabatan kepresidenan dan kekosongan kekuasan tersebut dipegang sementara oleh Supreme Council of the Armed Forces (SCAF).161 SCAF saat itu segera memblokir konstitusi Mesir dan membubarkan parlemen yang ada saat itu.SCAF juga mengumumkan bahwa mereka akan mengawasi pemilihan legislatif dan presiden. Selama liburan, SCAF mengeluarkan Deklarasi Konstitusi pada 30 Maret 2011 yang diambil dari Konstitusi 1971 untuk keberlangsungan dan pemilu yang demokratis pemilihan Presiden maupun parlemen.

2.4 Hubungan Sipil-Militer Mesir era Hosni Mubarak

Pada masa kepemimpinannya, sikap dan kebijakan Mubarak menunjukan adanya suatu sistem hubungan sipil-militer yang terbentuk berdasarkan pada

159Dina Shehata, 2011, The Fall of The Pharaoh. How Hosni Mubaraks Reign Came to an End , The New Arab Revolt, Foreign Affairs, Vol. 9, No. 3, hal. 33

160 Ibid.

161 Bruce K.Rutherford, 2008, Egypt after Mubarak: Liberalism, Islam, and Democracy In The Arab World. Princeton University Press. Hal.6

(32)

74

konsep hubungan sipil-militer oleh Morris Janowit, pola yang terbentuk pada pemerintahan Hosni Mubarak yaitu military oligarchy merupakan tipe dimana militer mempunyai kekuatan politik utama dalam mengendalikan Negara atau politik nasional.162 Adapun bentuk militernya pretorian gurdians, Hal tersebut dikarenakan adanya ketidakstabilan dalam politik yang membuat militer turun tangan mengambil kekuasaan secara penuh. Sehingga peran sipil dalam politik menjadi dibatasi dan ditekan atau dalam kata lain terjadi penghapusan hak-hak politik sipil. Karena Mubarak senantiasa mengisi kursi di pemerintah dengan orang-orangnya saja.

Dilihat dari tahun 1952 hingga 2011, kebijakan pemerintah Mesir didominasi oleh militer. Dengan lebih dari 50 tahun kekuasaan dan peran militer.

Peran dan kekuatan militer selama lebih dari 50 tahun menjadikan Mesir berada di bawah naungan rezim otoriter yang diktaktor. Pada tahun 1952, kepemimpinan Raja Farouk diambil alih oleh “Gerakan Perwira Bebas” yang dipimpin oleh Gamal Abdel Nasser. Di bawah komandonya, sistem pemerintahan Mesir berkembang dari Kerajaan ke bentuk Republik. Nasser juga seorang diktator melawan gerakan Muslim yang makmur di Mesir, salah satunya adalah Ikhwanul Muslimin (IM) yang didirikan pada tahun 1928 oleh Hassan al-Banna.163

Setelah kematian Nasser pada tahun 1970, kepemimpinan Mesir digantikan oleh Wakil Presiden Mohammed Anwar Sadat. Pemerintahan Sadat juga militeristik. Namun, berbeda dengan Nasser yang cenderung “kiri”, kepemimpinan Sadat cenderung membangun sistem pemerintahan sekuler yang

162 Janowitz, Op.Cit.hal 81

163 M.Basyar, 2015, Pertarungan dalam Berdemokrasi: Politik di Mesir, Turki dan Israel. Jakarta:

UI-Press.

(33)

75

“kanan”. Di bawah pemerintahan Nasser, Mesir dibangun di atas idealisme nasionalis sosialis " Nasseris", tetapi di bawah pemerintahan Sadat hanya ada sedikit ruang untuk politik dan ekonomi. Kebijakan terbuka Sadat ini untuk mendapatkan dukungan bagi gerakan Muslim Ikhwanul Muslimin. Pada tahun 1972, Sadat membebaskan sekelompok tahanan politik dari Lingkar IM. Namun dalam kasus lain, Sadat tetap menindas gerakan Islam terhadap pemerintahannya.164

Sikap otoriter Sadat yang dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia itu menuai kecaman dari dunia internasional. Kepemimpinan Sadat berakhir setelah ia disaksikan oleh rakyatnya sendiri. Pada tanggal 1 Oktober 1981, dua minggu setelah kematian Sadat, Wakil Presiden Hosni Mubarak secara resmi menjadi Presiden Mesir. Sebagai mantan Panglima Angkatan Udara Mesir, Hosni Mubarak telah berkuasa selama 30 tahun di Mesir, dan sikap otoriter yang melekat dalam kebijakan ini tidak dapat disangkal. Pada akhirnya, gelombang revolusi di Timur Tengah tahun 2011 berhasil menumbangkan kediktatoran Mubarak. Pemimpin diktator seperti Presiden Zine El Abidine Ben Ali (Ben Ali) di Tunisia, Hosni Mubarak di Mesir, dan Muammar Gaddafi di Libya.165

Pengetatan pembatasan kebebasan politik oleh pemerintah dan polisi melalui penangkapan dan penahanan warga sipil berdampak besar pada pengurangan jumlah kelompok oposisi yang berpartisipasi dalam politik Mesir.

Dalam pemilihan dewan Syura 2007, Ikhwanul Muslimin bahkan tidak bisa memenangkan kursi dan mencoba memboikot semua kampanye negara. Hal

164 Ibid.

165 Ibid.

(34)

76

tersebut terjadi setelah banyak calon oposisi mereka yang sah dilarang mendaftar untuk pemilihan lokal/kota.166 Pemilihan parlemen Mesir 2010 adalah kebijakan otoriter Mubarak di negara Mesir dimana partai NPD memenangkan pemilihan lagi, dengan hasil absolut dari 96% suara.167 Meskipun tindakan militer yang represif, tidak lantas menyurutkan keinginan demonstran untuk revolusi. Mubarak tetap tidak mundur dan berjanji untuk merombak kabinet bahkan mengangkat seorang wakil presiden, Omar Sulaiman namun pemberontakan tak kunjung usai.

Hingga akhirnya militer menarik dukungannya dan berada dipihak demonstran dan pada tanggal 11 Februari 2011 Hosni Mubarak mundur.168

Arab Spring atau gelombang demokratisasi di Timur Tengah, juga dikenal sebagai Arab Spring, dimulai dengan protes oleh seorang pemuda bernama Mohamed Bouazizi (Buazizi) di Tunisia. Penjual sayur Buazizi, yang tidak puas dengan pemerintahan Presiden Ben Ali, membakar diri dan memprotes.169 Tidak ada yang menyangka aksi bakar diri Buazizi menjadi penyebab protes besar- besaran di Tunisia yang berujung pada pengambilalihan para pemimpin oleh Presiden Ben Ali.170 Pecahnya protes di Tunisia yang dikenal dengan sebutan Jasmine Revolution dengan cepat menyebar ke negara-negara di Timur Tengah, mulai dari Mesir, Libya, Yaman hingga Suriah.171 Berbagai organisasi masyarakat

166BBC, Egypt Election, diakses dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/06/120616_egyptelection.shtml (07/07/202.17.00 WIB)

167 Ibid.

168 Manan. Op.Cit.

169 M. Muttaqien, 2015, Arab Spring: Dimensi Domestik, Regional dan Global. Jurnal Global &

Strategis Vol.9 No.2 hal.262. Diakes dari https://e-journal.unair.ac.id/JGS/article/view/6912/4127 (23/06/2021.12.00 WIB)

170 Ibid., hal. 276.

171 M. A Rahman, 2011, Revolusi Arab Bisa Memudarkan Hegemoni AS di Belahan Dunia Arab.

Harian KOMPAS. Diakses dari

(35)

77

dan kelompok radikal turun ke jalan untuk mengorganisir protes menuntut sistem pemerintahan yang lebih demokratis. Memang, sebagian besar negara Timur Tengah menganut sistem monarki diktator atau semi-demokratis.172

Presiden Hosni Mubarak, yang telah berkuasa selama 32 tahun di Mesir, juga terkena gelombang demokrasi. Pemerintahan Mubarak yang korup dan otoriter telah memicu serangkaian protes di beberapa kota Mesir. Revolusi Mesir yang pecah pada 25 Januari 2011 diawali dengan gerakan menentang pemerintahan Mubarak yang dipimpin oleh para aktivis Mesir melalui jejaring sosial Facebook. Aktivis Mesir Asmar Mafoods menyerukan protes di Taharir Square pada 25 Januari 2011. Seruan protes diumumkan pada 18 Januari 2011, memacu ribuan warga Mesir. Mesir turun ke jalan dan mengorganisir protes besar-besaran di Taharir Square. Kairo meminta diktator pemerintahan Hosni Mubarak untuk mengundurkan diri.173

Adanya revolusi yang terjadi pada tahun 2011 tersebut menurut Huntington adanya suatu proses transisi demokratisasi sebagai tahap Replacement, yaitu dimana kelompok oposisi memimpin perjuangan menuju demokrasi dengan cara menggulingkan kekuasaan yang sebelumnya memerintah.

Replacement terdiri dari tiga fase, yaitu: perjuangan untuk menumbangkan rezim, tumbangnya rezim, dan perjuangan setelah tumbangnnya rezim. Adapun dalam hal Mesir pasca penggulingan Mubarak telah mlewati ketiga tahap tersebut yaitu perjuangan panjang yang memakan banyak korban pada revolusi 2011, Mubarak

https://properti.kompas.com/read/2011/10/25/05163112/revolusi.arab.bisa.memudarkan.hegemoni.

as.di.belahan.dunia.arab?page=all (23/06/2021.12.00 WIB)

172 N Nashrullah, 2015, Democratic Propaganda Mid-Spring.

173 Ibid.

(36)

78

berhasil ditumbangkan dan kemudian kepemimpinan diisi sementara oleh SCAF.

Pemilihan umum merupakan cara kerja demokrasi, seperti yang dikemukakan oleh Huntington. Pemilihan umum juga merupakan suatu cara untuk memperoleh dan mengahiri rezim-rezim otoriter. Pemilihan umum adalah alat serta tujuan demokratisasi, pemilihan umum bukan hanya merupakan kehidupan demokrasi tapi juga kematian rezim otoriter.174

Protes besar-besaran selama 18 hari di Mesir akhirnya berhasil menggulingkan kediktatoran Mubarak. Pada 11 Februari 2011, Mubarak resmi mengundurkan diri setelah menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Sulaiman sebagai presiden de facto sejak 10 Februari 2011. Dengan berakhirnya pemerintahan Mubarak, Mesir mengalami kekosongan kepemimpinan.

Pemerintah Mesir kemudian diambil alih oleh Dewan Tertinggi SCAF. Pola dan praktik otoriter Mubarak dalam sistem politik Mesir menguat pada 1990-an. Dua faktor utama yang menyebabkan Mubarak untuk memerintah secara luas.

Terutama adanya perlindungan kepada Hosni Mubarak sebagai pemimpin Partai NDP yang berkuasa dan menikmati posisi presiden partai yang berkuasa dengan 90% anggotanya di parlemen.

174 Huntington, Op. Cit., hal 146

Referensi

Dokumen terkait

(ahan makanan yang dicuci terlalu lama akan menyebabkan hilangnya kandungan gi>i dalam jumlah banyak, selain itu pemanasan yang terlalu lama juga dapat menyebabkan

Untuk menja"ab soal ini kita harus menari berapa panjang ka"at yang diperlukan untuk  membuat sebuah model kerangka

Penelitian ini mengkaji: pertama, bagaimana perbedaan rentang nilai transaksi dengan (NJOP PBB) dalam SPPT PBB? Kedua, nilai apakah yang dapat dipilih untuk ditetapkan sebagai

[r]

Pada saat berlangsungnya pertunjukan kesenian reog di daerah desa Kolam, peneliti melihat yaitu di antaranya,pemain dari reog tersebut sebagian adalah anak-anak yang kira-kira

Metode yang digunakan untuk MXGXO µ3HQJDUXK Social Media Marketing Melalui Blackberry Messenger Terhadap Minat Beli Konsumen di PT Agung Automal (Agung Toyota)

Alternatif pemecahan masalah ini dapat dilakukan dengan melakukan pengembangan sistem Viewboard ROOSTER, membangun sebuah sistem yang lebih baik lagi agar maksimal

Hal ini menjadi dasar pemikiran rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengolah data yang terdapat pada RhjFox menjadi sebuah viewboard yang