• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian yang bertujuan mengkaitkan beberapa tahapan teori sehingga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian yang bertujuan mengkaitkan beberapa tahapan teori sehingga"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian yang bertujuan mengkaitkan beberapa tahapan teori sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Sehingga diharapkan dengan hasil-hasil penulisan yang dilakukan oleh penulis akan lebih berbobot, karena adanya hasil penulisan terdahulu tersebut dijadikan sebagai tolak ukur atas hasil berkelanjutan yang telah dicapai. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu NO Nama Peneliti Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Dasmin sidu 2006

Pemberdayaan Kawasan hutan lindung jompi

kabupaten muna provinsi Sulawesi tenggara

Penelitian kualitatif

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di kabupaten muna terdiri dari beberapa Aspek, mulai dari Pendidikan,transportasi,dan ekonomi, untuk ekonomi nya sendiri Kawasan hutan lindung kabupaten muna pemberdayaan masyarakat ada beberapa jenis mulai dari pembuatan pupuk organik, pembuatan

(2)

drainase pembuatan jalan, dan di bidang pertanian masyarakat Kawasan hutan lindung kabupaten muna juga memproduksi Tanaman enau yang hasilnya menjadi kameko minuman alcohol tinggi atau disebut arak. minuman tersebut memiliki nilai jual yang tinggi sehingga menjadi pendapatan tersendiri bagi masyarakat muna.

2. Ikhwanuddin mawardi 2006

Konservasi hutan dan lahan melalui pemberdayaan masyarakat sekitar hutan lindung

Penelitian kualitatif

Upaya pemberdayaan masyarakat hutan lindung

harus melalui

pengembangan wilayah terpadu perlu dilakukan secara baik dan terencana ada 2 alternatif pemberdayaan masyarakat adat yang umumnya tinggal di wilayah wilayah hutan konservasi atau taman taman nasional yang umumnya masuk dalam wilayah adat.

(3)

3. Rizki yudha bramantyo

Pertumbuhan ekonomi kreatif

pemberdayaan masyarakat sekitar hutan lindung dan hutan produksi di kecamatan ngancar kabupaten kediri

Penelitian kualitatif

Pada pelaksanaannya Kawasan tersebut bekerja sama dengan perhutani kediri untuk memberikan fasilitas atas Lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), hal tersebut menciptakan lapangan kerja baru bagi petani sekitar hutan lindung yang tergabung dalam LMDH tersebut disisi lain juga dapat menciptakan upaya pelestarian hutan menjaga dan mengelola hutan tanpa merusak tanaman hutan 4. Endro

sugiartono

Model

pemberdayaan masyarakat di sekitar

Kawasan hutan lindung kabupaten jember

Penelitian survei (survey research)

Pada perumusan model pemberdayaan masyarakat sekitar Kawasan hutan lindung bertujuan untuk menyederhanakan factor

factor secara

konseptual.maka di kembangkan strategi pemberdayaan, yang pertama menyempurnakan proses pemberdayaan, kedua meningkatkan kemampuan pelaku

(4)

pemberdayaan ,ketiga menguatkan modal social masyarakat dan keempat nilai norma dan saling percaya antara pelaku pemberdayaan dengan pemerintah daerah.

Pertama, Dasimin sidu melakukan penelitian pemberdayaan Kawasan hutan

lindung jompi kabupaten muna provinsi Sulawesi tenggara, dengan menitik berartkan aspek bentuk dalam kegiatan pemberdayaan,dan faktor faktor dalam pemberdayaan.

Sedangkan dalam Faktor proses pemberdayaan warga masyarakat dan kemampuan pelaku pemberdayaan merupakan dua faktor yang penting dalam meningkatkan keber dayaan masyarakat melalui perbaikan proses pemberdayaan warga masyarakat terutama pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program dan meningkat- kan kemampuan pelaku pemberdayaan, terutama terkait peningkatan ketrampilan dan sikap keberpihakan pada masyarakat. Secara empirikal model hubungan dan besarnya pengaruh faktor-faktor modal fisik, modal manusia, dan modal sosial.

Kedua, Ikhwanuddin mawardi yang melakukan penelitian tentang Konservasi hutan dan lahan melalui pemberdayaan masyarakat sekitar hutan lindung Secara konsepsional fokus penelitian tersebut memfokuskan masalah

(5)

masalah seperti menurunnya kondisi hutan lindung Indonesia,kerusakan DAS,ancaman terhadap keanekaragaman hayati,pembalakan liar dan pembagian wewenang dalam era otonomi daerah. pada terwujudnya pengelolaan hutan lestari. Di dalam PP No. 34 Tahun 2002, hutan kemasyarakatan (social forestry) dimaksudkan untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat setempat local community di dalam hutan atau di sekitar hutan. Sebagai tindak lanjut Menteri Kehutanan telah mengeluarkan Peraturan tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat di Dalam dan atau Sekitar dalam rangka Hutan Kemasyarakatan (PP. No. 34 Tahun 2002).

Penulis mentarik kesimpulan bahwa upaya pendekatan melalui pemberdayaan masyarakat yang selama ini tinggal di dalam kawasan hutan atau di sekitar hutan masyarakat lokal, masyarakat enklave, masayarakat adat, atau komunitas adat trerpencil melalui pendekatan hutan kemasyarakatan social forestry

Masyarakat pada umumnya dapat hidup serasi dengan alam dan memiliki sistem kearifan lingkungan, memiliki motivasi yang kuat untuk melindungi hutan, dan memiliki pengetahuan bagaimana memelihara dan memanfaatkan sumberdaya hutan yang ada di dalam habitat mereka.

Ketiga, Rizki yudha bramantyo melakukan penelitian Pertumbuhan ekonomi kreatif pemberdayaan masyarakat sekitar hutan lindung dan hutan

(6)

produksi di kecamatan ngancar kabupaten kediri Metode yang digunakan dalam penelitian ini lebih menekankan pada metode penelitian kualitatif.

Dimana metode ini tidak bermaksud untuk mencari hubungan sebab akibat dari sesuatu melainkan berusaha memahami situasi dan latar tertentu sebagaimana adanya Pada penelitiannya penulis fokus pada permasalahan di daerah hutan lindung yang bersinggungan dengan permukiman penduduk masyarakat, memaksimalkan upaya pelestariaan lingkungan, dan memaksimalkan produktivitas hutan. Tindakan pengelolaan tersebut diwujudkan dengan membentuk lembaga atau bentuk kerjasama tersebut adalah Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).

Pengelolaan hutan bersama masyarakat ini sebagai hasil dari implementasi program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), kegiatan pengelolaan bersama masyarakat tersebut ternyata dapat lebih memberdayakan masyarakat sekitar hutan khususnya dibidang pertanian dan membantu dinas kehutanan dalam hal pengawasan dan pemeliharaan tanaman muda di kawasan hutan serta usaha pelestarin hutan. Kerjasama tersebut menguntungkan kedua belah pihak, baik itu pihak pemerintah maupun bagi masyarakat. Masyarakat sekitar hutan lindung sekarang sudah memiliki lahan garapan untuk pertanian, pekerjaan, membantu mengawasi dan melindungi kerusakan lingkungan. bahwa pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sangat penting dan nyata-nyata dapat membawa kemajuan bagi hutan, kemajuan bagi petani dan pertanian, dan juga berdaya guna bagi upaya pelestarian hutan. Oleh karena itu masyarakat sekitar hutan di wilayah

(7)

Kecamatan Ngancar memiliki lembaga yang disebut dengan Lembaga Masyarakat Desa Huta (LMDH) yang merupakan wadah masyarakat sekitar hutan tentang keberadaan tanaman yang mereka tanam dan sekaligus keberdayaan hutannya itu sendiri.

Penulis menarik kesimpulan dalam memberdayakan potensi alam yang dimiliki di daerah tersebut. Hal ini sebagai bentuk pengembangan ekonomi kreatif masyarakat. Penelusuran ide melalui internet, berbagai informasi dan kajian literatur yang ada serta setelah melalui uji perbandingan kondisi di berbagai daerah kemudian munculah ide dan gagasan yang dijual melalui media sosial. Hal tersebut membawa hasil yang luar biasa, karena melalui ide dan gagasan tersebut tercipta suatu kegiatan yang bermanfaat untuk manusia.

Keempat, Endro sugiartono melakukan penelitian Model pemberdayaan

masyarakat di sekitar Kawasan hutan lindung kabupaten jember fokus kajian model pemberdayaan yaitu menyempurnakan proses pemberdayaan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam tahapan proses pemberdayaan meningkatkan kemampuan pelaku pemberdayaan, terutama terkait dengan ketrampilan dan sikap keberpihakan pada masyarakat dan penguatan modal sosial masyarakat, meningkatkan kemampuan pelaku pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan, kursus, seminar dan lain sebagainya; dan ketiga, untuk menguatkan modal sosial masyarakat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, pendampingan dan pelibatan masyarakat dalam proses pemberdayaan secara optimal dengan tujuan untuk

(8)

menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kerjasama, saling percaya, mentaati norma, kepedulian terhadap sesama dan keikutsertaan dalam aktivitas organisasi sosial masyarakat dan keempat, perlu disadari bahwa selain variabel yang diungkapkan dalam modal ini masih ada variabel di luar model dan diduga mempengaruhi keberdayaan masyarakat, seperti tingkat pendapatan, dinamika kelompok, penegakan hukum dan sebagainya.

Dari bentuk pemberdayaan nya Peningkatan Produktivitas Pertanian Rakyat Sistem pertanian yang dilakukan masyarakat sekitar kawasan hutan pada umum sistem pertanian lahan kering berladang. Masyarakat terbiasa menanam tanaman pangan berupa jagung, umbi-umbian dan kacangkacangan. Sistem pertanian yang ada masih tradisional sehingga perlu adanya campur tangan pihak lain terutama sasaran pertanian ladang harus diarahkan pada terciptanya sektor pertanian ladang yang maju, efisien, dan tangguh. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, sarana dan prasarana yang mendukung serta tersedianya teknologi perladangan yang tepat guna agar masyarakat dapat melakukan kegiatan perladangan dengan efisien, produktif, dan tidak merusak hutan. Dengan demikian, masyarakat sekitar kawasan hutan yang bermata pencaharian sebagai petani (peladang) akan Kemudian Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan.

Perencanaan pemanfaatan sumberdaya hutan harus mengikutsertakan masyarakat di lingkungan dalam arti yang seluas-luasnya. Bentuk pengelolaan hutan di kawasan hutan dilakukan bersama masyarakat dengan menerapkan sistem kemitraan. Kemitraan yang dimaksud adalah pemerintah, swasta, pemerhati lingkungan, LSM dan

(9)

masyarakat merupakan tim kerja yang memiliki fungsi, peran, hak dan tanggungjawab yang jelas. Pemerintah memberi kesempatan kepada masyarakat yang ada sekitar kawasan hutan sebagai pelaku utama program pengelolaan hutan seperti program penghijauan dan rehabilitasi di kawasan hutan serta penanaman komoditas kayu jati di lahan milik masyarakat. Pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana, biaya, tenaga ahli dan perangkat hukum yang berpihak pada rakyat dan kelestarian lingkungan. Salah satu program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang digagas dan dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember adalah program rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan yang tidak produktif, hutan rakyat untuk tanaman pangan dan program pemanfaatan sumberdaya lahan

Penulis menarik kesimpulan perlu upaya-upaya tertentu untuk merumuskan materi dan bentuk pemberdayaan warga masyarakat yang berpotensi menguatkan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas faktor-faktor tersebut, sehingga tujuan terciptanya masyarakat berdaya dan hutan lestari dapat tercapai. Model pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan, khususnya hutan rakyat adalah pendampingan dan pembinaan.

Pendampingan dan pembinaan yang dimaksud terkait dengan teknologi produksi dan inovasi teknologi pengolahan hasil, selain itu juga pelatihan teknis pengelolaan dan pengembangan usaha yang juga termasuk di dalamnya terkait dengan pemasaran hasil

(10)

2.2 Kajian Teori 2.2.1 Pemberdayaan

Pemberdayaan Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant menyatakan bahwa konsep

pemberdayaan muncul sebagai konsep alternatif pembangunan yang pada intinya menekankan otonomi untuk pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat yang berlandaskan partisipatif, sumber daya pribadi, pembelajaran, dan demokratis sosial melalui pengalaman langsung.15 Konsep pemberdayaan sekaligus mengandung konteks pemihakan kepada lapisan masyarakat yang berada dilapisan paling bawah.

“Pemberdayaan tidak hanya menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai tambah sosial dan nilai tambah budaya. Artinya, pemberdayaan. konsep pemberdayaan termasuk dalam pengembangan masyarakat dan terkait dengan konsep: kemandirian (self help), partisipasi (participation), jaringan kerja (networking), dan pemerataan (equity).16

Wrihatnolo, dan Riant, menjelaskan secara konseptual, pemberdayaan harus memenuhi enam hal berikut:17

1. Learning by doing.

Pemberdayaan adalah proses belajar, dan terdapat tindakan konkrit yang kontinyu dan dampaknya dapat terlihat.

2. Problem solving.

15 Wrihatnolo, Randy.R,dan Riant Nugroho D, 2007. Manajemen Pemberdayaan : Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Jakarta. Hlm 132

16 Alfitri. 2011. Community Development (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Hlm 22

17 Wrihatnolo, Randy.R,dan Riant Nugroho D, 2007. Manajemen Pemberdayaan : Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Jakarta. Hlm 116

(11)

Pemberdayaan harus memberikan pemecahan masalah krusial pada waktu yang tepat.

3. Self evaluation.

Pemberdayaan harus mampu mendorong masyarakat melakukan evaluasi secara mandiri.

4. Self development and coordination.

Pemberdayaan agar mendorong pengembangan diri dan melakukan koordinasi dengan pihak lain secara luas.

5. Self selection.

Pemberdayaan menumbuhkan kemandirian dalam menetapkan langkah kedepan.

6. Self decisim.

Pemberdayaan membuka kesadaran untuk memilih tindakan yang tepat dengan percaya diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri.

7. empowerment utilization

pemanfaatan pemberdayaan pemberdayaan digunakan untuk di dalam pemberdayaan tersebut dapat digunakan sebagai mengembangkan komunitas guna mengambil keputusan Bersama-sama dan membangkitkan rasa percaya diri terhadap kemampuan masyarakat

Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan:

1. Pemungkinan, menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.

2. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya.

(12)

3. Perlindungan, Melindungi masyarakat, terutama masyarakat lemah, agar tidak dieksploitasi oleh kelompok masyarakat yang kuat.

4. Penyokongan, Memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupannya.

5. Pemeliharaan, Menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.18

Berdasarkan penjelasan diatas pemberdayaaan masayarakat memiliki beberapa indicator dan tahapan sehingga mampu menciptakan kegiatan pemberdayaan yang memberikan nilai bagi masyarakat. Selain itu dalam melakukan pemberdayaan juga perlu memperhatikan aspek meningkatkan kreatifitas dan melindungi masyarakat sebagai kunci hasil dari pemberdayaan merupakan aspek keberlanjutan dan kemandirian masyarakat.

2.3 Pemberdayaan Masyarakat

Secara konseptual pemberdayaan masyarakat, berasal dari kata ‘power’

kekuasaan atau keberdayaan. Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai keberdayaan.

“Keberdayaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka(Karsidi, 2007)”

Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di atas. Kekuasaan tidak tervakum dan terisolasi. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial anatara manusia. Kekuasaan tercipta dalam relasi

(13)

sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini, pemberdayaan sebagai proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna. Menurut Dahana dan Bhatnagar (1980) bahwa ada beberapa yang perlu di perhatikan dalam proses pemberdayaan di antaranya :

1. Kerja sama dan partisipasi Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan hanya dapat berhasil di laksanakan apabila terdapat kerja sama yang sifatnya solid diantara berbagai macam elemen masyarakat untuk ikut andil dalam berpatisipasi secara aktif dalam merealisasikan program program yang sudah di rancang sebelumnya.

2. Menggunakan metode yang tepat Maksudnya metode yang di gunakan sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi target kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan sehingga metode tersebut tidak hanya bersifat efisien dan efektif tetapi juga dapat berdaya guna serta berhasil guna

3. Demokratis Maksudnya dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan maka sebaiknya proses yang berlangsung hendaknya bersifat demokratis dalam arti memberi kesempatan secara longgar dan leluasa pada masyarakat untuk memilih metode mana yang sepantasnya di gunakan termasuk dalamnya proses pengambilan keputusan yang di buat masyarakat sendiri.

Menurut Mardikanto (2012) mengemukakan bahwa :

“Pemberdayaan masyarakat pada dasar-nya merupakan strategi perubahan sosial secara terencana yang ditujukan untuk mengatasi masalah atau

(14)

memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam proses pemberdayaan, masyarakat mendapatkan pembelajaran agar dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya perbaikan kualitas kehidupan-nya. Dengan demikian, proses tersebut harus dilaksanakan dengan adanya keterlibatan penuh masyarakat itu sendiri secara bertahap, terus menerus, dan berkelanjutan”(Pendidikan & Pemberdayaan, 2015)

Pada prinsip mardikanto bahwa pemberdayaan dapat digunakan sebagai kerangka acuan diantaranya :

1. Keberhasilan pemberdayaan sangat tergantung pada kejelasan tujuan yang di tetapkan sebelumnya.

2. Masalah efektivitas pemberdayaan kedisiplinan, keseriusan serta sikap professional dikalangan para fasilitator

3. Adanya kemauan dan partisipasi untuk ikut terlibat dalam konteks pengabdian pemberdayaan tergantung pada sejauh mana masyarakat di beri kesempatan dalam proses perumusan tujuan program dan pemilihan mereka yang terlibat di lapangan

4. Adanya pemanfaatan kombinasi antara pengetahuan dan informasi baik itu dari dalam maupun di luar masyarakat dinilai dapat meningkatkan efektivitas pemberdayaan

5. Perlunya lebih di pertimbangkan masalah faktor budaya masyarakat dengan harapan hal ini bisa mengefektifkan kegiatan pemberdayaan 6. Kalau sistem administrasi pemerintahan bersifat desentralisasi maka tentu

hal ini dapat berpengaruh pada lebih meningkatnya partisipasi masyarakat.

Prinsip ini dinilai tepat dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat jika salah satu salah satu yang harus mendapat perhatian serius

(15)

mengingat apabila mereka yang ikut terlibat dalam kegiatan pemberdayaan ini memanfaatkan prinsip yang tidak tepat,keliru dan tidak sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat .

2.4 Kawasan Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga keteraturan air dalam tanah fungsi hedrolisis, menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim fungsi klimatologis sebagai penanggulang pencemaran udara seperti CO2 Karbon dioksida dan CO karbon monoksida. Hutan Lindung sangat dilindungi dari perusakan, penebangan hutan membabi buta yang pada umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai Hutan di Indonesia, yang merupakan faktor tropika basah karena pengaruh faktor geografi, hidrografi, dan klimatologi memiliki bermacam-macam tipe hutan dan jenis flora dan fauna yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan.Sumberdaya hutan merupakan penentu siklus kehidupan dan siklus alami, sehingga hilangnya hutan berarti hilang pula sumberdaya alam dan sumber dukungnya.

“Pemanfaatan sumberdaya alam hutan bila dilakukan sesuai dengan fungsi yang terkandung didalamnya, seperti adanya fungsi lindung, fungsi suaka, fungsi produksi, fungsi wisata, dan lain-lain.” (L Ginoga et al., 2005)

Hutan Lindung protection Forest adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan

(16)

erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah, seperti yang tertera pada pasal 1 ayat (8) Undang Undang nomer 41 tahun 1999 tentang kehutanan. Menurut Riyanto, (2012) berpendapat hutan lindung adalah :

“kawasan hutan yang karena keadaan sifat alamnya diperlukan antara lain untuk melindungi sistem penyangga kehidupan, yaitu proses hidrologi, proses penyuburan tanah, proses keanekaragaman hayati, proses penyehatan lingkungan dan manfaat lainya”(GIZ, 2012)

Hutan Lindung dalam pasal 2 ayat (3) huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomer 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan menyatakan bahwa, kriteria hutan lindung adalah kawasan hutan yang memenuhi salah satu kriteria berikut:

1. Kawasan hutan dengan kelas-kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan.

2. Kawasan yang memiliki lereng lapangan 40% empat puluh per seratus atau lebih.

3. Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2.000 dua ribu meter atau lebih diatas permukaan laut.

4. Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi dengan lereng lapangan lebih dari 15% lima belas per seratus.

5. Kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air.

6. Kawasan hutan yang merupakan perlindungan pantai 2.5 Ekowisata

Ekowisata menurut wood 2002 adalah adalah suatu bentuk pariwisata berbasis alam. The International Ecotourism Society (TIES) yang sebelumnya dikenal sebagai The Ecotourism Society (TES) pada tahun 1991 mengartikan ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami yang melestarikan lingkungan dan

(17)

menopang kesejahteraan masyarakat lokal. World Conservation Union pada 1996 menyatakan pengertian ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kunjungan ke daerah alami untuk menikmati dan menghargai alam (dan semua fitur budaya yang ada baik dulu dan sekarang) mempromosikan konservasi, memiliki dampak negatif rendah dari kedatangan pengunjung, dan menyediakan keterlibatan sosial ekonomi yang menguntungkan masyarakat setempat.

Menurut Irawan pengertian ekowisata dengan memberikan batasan sebagai berikut:

“ekowisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhakan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, serta penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan.”(Deni & Winarni, 2018)

Wood (2002) menjabarkan komponen ekowisata adalah sebagai berikut.

• Berkontribusi untuk konservasi keanekaragaman hayati.

• Menopang kesejahteraan masyarakat setempat.

• Menambah pengalaman belajar.

• Melibatkan tindakan yang bertanggung jawab dari pihak wisatawan dan industri pariwisata.

• Diberikan kepada kelompok usaha kecil.

• Penggunaan sumber daya tak terbarukan serendah mungkin.

• Menekankan partisipasi masyarakat setempat baik kepemilikan maupun peluang bisnis, terutama bagi masyarakat pedesaan

Prinsip-prinsip ekowisata menurut Wood (2002) adalah sebagai berikut :

• Meminimalkan dampak negatif terhadap alam dan budaya setempat.

(18)

• Mendidik wisatawan pentingnya konservasi.

• Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan setempat dan memberikan manfaat konservasi.

• Sumber pendapatan langsung untuk konservasi dan pengelolaan kawasan alam.

• Menekankan perlunya zonasi pariwisata regional dan rencana pengelolaan pengunjung untuk salah satu daerah atau kawasan alam yang dijadwalkan untuk menjadi tujuan ekowisata.

• Menekankan penggunaan studi dasar lingkungan dan sosial, serta program pemantauan jangka panjang, untuk menilai dan mengurangi dampak negatip.

• Memaksimalkan manfaat ekonomi, bisnis dan masyarakat setempat yang tinggal di daerah sekitar.

• Memastikan bahwa pengembangan pariwisata tidak melebihi batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima yang ditentukan para peneliti dengan penduduk setempat.

• Bergantung pada infrastruktur yang dikembangkan selaras dengan lingkungan, meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil, melestarikan tanaman lokal dan satwa liar, dan pencampuran dengan lingkungan alam dan budaya.

Referensi

Dokumen terkait

Sedimentasi atau pengendapan adalah proses pengendapan sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh suatu aliran akan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan

Menurt Solomon dan Rothblum (Rachmahana, 2001, h.135) individu yang kurang asertif tidak mau mencari bantuan ( seeking for help) kepada orang lain untuk membantu

Modal intelektual yang dimiliki perusahaan mempengaruhi upaya perusahaan dalam menciptakan nilai yang lebih baik bagi investor, investor akan lebih tertarik untuk membeli saham

Program latihan beban yang baik harus dilakukan hati-hati, progresif, bersifat individual, beban disesuaikan, berkelanjutan, menghindari bagian tubuh yang lemah,

Judul : Pengujian Model Belief Adjustment Berdasarkan Pola Penyajian ( Step by Step dan End of Sequence ), Urutan Informasi, Seri Informasi, dan Tingkat Overconfidence

Berdasarkan hasil uji hipotesis terlihat bahwa variabel independen yang berpengaruh paling besar terhadap kebijakan hutang berturut-turut adalah: ROA dengan koefisien beta

Menjelaskan reference dan makna kata kontekstual yang terdapat dalam teks reading comprehension. Memberi latihan soal

Pengisolasian bakteri pada pasir sarang dan cangkang telur penyu Lekang yang menetas dan gagal menetas di penangkaran penyu Kota Pariaman didapatkan 17 isolat bakteri; 4