• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI ENNEAGRAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI ENNEAGRAM."

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI ENNEAGRAM

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Oleh Satriyo Pambudi NIM 12305144032

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Sebab sesungguhnya beserta (sesudah) kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya beserta (sesudah) kesulitan itu ada kemudahan.

(Q.S. Al Insyirah : 5-6)

Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan.

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin,

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan nikmat

serta jalan kemudahan dalam penyusunan skrips ini.

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Kedua orang tuaku Bapak Siswoyo dan Ibu Tri Nurhayati, yang tak pernah lelah untuk

mendoakanku, memberi semangat, kasih sayang, dan dukungan dalam segala bentuk.

Keluargaku yang selalu memberikan semangat, mendoakanku dan tak pernah bosan untuk

menghiburku.

Sahabat-sahabatku yang selalu mendoakanku, memberi semangat, memberi hiburan, dan

dukungan dalam hal yang positif.

(7)

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI ENNEAGRAM

Oleh: Satriyo Pambudi NIM 12305144032

ABSTRAK

Setiap orang ada baiknya mengetahui kepribadiannya dengan melakukan tes kepribadian. Kendala yang dialami seseorang untuk melakukan tes kepribadian yaitu dimana pelaksanaan tes kepribadian tergantung dari keberadaan psikolog. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun aplikasi sistem pakar untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori enneagram guna membantu klien mengatasi masalah tersebut serta memudahkan dan membantu untuk proses analisis kepribadian.

Aplikasi sistem pakar dibangun berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP Hypertext Preprocessor (PHP) dan dirancang dengan menggunakan metode waterfall model (analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan pengujian sistem). Perancangan mesin inferensi dalam sistem pakar menggunakan metode runut maju. Hasil diperoleh dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan perilaku diri sendiri. Hasil konsultasi tersebut berupa penjelasan kemungkinan tipe kepribadian yang sesuai dengan pengguna.

Pengguna pada sistem pakar dibedakan menjadi tiga, yaitu admin, pakar, dan pengguna umum. Sistem pakar diuji menggunakan pengujian Beta, yaitu pengujian yang hanya dilakukan kepada pengguna sistem. Berdasarkan pengujian yang diperoleh dari nilai rata-rata keseluruhan karakteristik, maka sistem pakar termasuk dalam kriteria sangat baik, artinya sistem mampu memenuhi kebutuhan pengguna, dapat menampilkan informasi sesuai dengan masukan pengguna dengan tepat, mudah digunakan, cukup mudah dimodifikasi, tampilan menarik, memiliki respon yang cepat, serta dapat diakses melalui web browser yang berbeda.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Aplikasi Sistem

Pakar untuk Menganalisis Kepribadian berdasarkan Teori Enneagram” disusun

untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan guna meraih gelar sarjana Sains pada Program Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, dukungan, serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis yaitu:

1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam urusan akademik.

2. Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam urusan akademik.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Enneagram ... 8

B. Kecerdasan Buatan... 13

C. Sistem Pakar... 14

D. Data Flow Diagaram (DFD) ... 29

E. Basis Data (Database) ... 32

F. Personal Home Page tools (PHP)... 33

G. MySQL ... 34

H. Metode Pengembangan Sistem ... 36

I. Kualitas Sistem ... 37

BAB III PEMBAHASAN A. Analisis Sistem... 41

B. Perancangan Sistem ... 43

(11)

D. Pengujian Sistem ... 88

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simbol Enneagram ... 8

Gambar 2.2 Sayap dan Panah dalam Simbol Enneagran ... 9

Gambar 2.3 Tiga Pusat dalam Enneagram ... 12

Gambar 2.4 Struktur Sistem Pakar ... 18

Gambar 2.5 Metode Forward Chaining ... 20

Gambar 2.6 Graf Pengetahuan ... 21

Gambar 2.7 Metode Backward Chaining... 21

Gambar 2.8 Contoh Jaringan Semantik ... 27

Gambar 2.9 Tahapan Waterfall Model ... 36

Gambar 3.1 Diagram Konteks... 55

Gambar 3.2 DFD Level 1 ... 56

Gambar 3.3 DFD Level 2 proses 2 ... 57

Gambar 3.4 DFD Level 2 proses 3 ... 58

Gambar 3.5 Relasi Antartabel ... 66

Gambar 3.6 Perancangan Menu ... 67

Gambar 3.7 Rancangan Antarmuka Halaman Index ... 68

Gambar 3.8 Rancangan Antarmuka Sebelum Tes Kepribadian ... 68

Gambar 3.9 Rancangan Antarmuka Tes Kepribadian ... 69

Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Hasil Tes Kepribadian ... 70

Gambar 3.11 Rancangan Antarmuka Halaman Login ... 70

Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Index Pakar ... 71

Gambar 3.13 Rancangan Antarmuka Halaman Index Admin ... 71

Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Kelola Pertanyaan ... 72

Gambar 3.15 Rancangan Antarmuka Input Pertanyaan ... 73

Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Kelola Tipe Kepribadian ... 73

Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Kelola Relasi ... 74

Gambar 3.18 Rancangan Antarmuka Input Relasi ... 75

Gambar 3.19 Rancangan Antarmuka Ubah Password ... 75

(13)

Gambar 3.21 Rancangan Antarmuka Input Pakar... 76

Gambar 3.22 Antarmuka Halaman Index ... 77

Gambar 3.23 Lanjutan Antarmuka Halaman Index ... 78

Gambar 3.24 Antarmuka Sebelum Tes Kepribadian ... 78

Gambar 3.25 Antarmuka Tes Kepribadian ... 79

Gambar 3.26 Antarmuka Hasil Tes Kepribadian ... 80

Gambar 3.27 Antarmuka Halaman Login ... 81

Gambar 3.28 Antarmuka Halaman Index Pakar ... 82

Gambar 3.29 Antarmuka Halaman Index Admin ... 82

Gambar 3.30 Antarmuka Halaman Kelola Pertanyaan ... 83

Gambar 3.31 Antarmuka Halaman Input Pertanyaan ... 84

Gambar 3.32 Antarmuka Halaman Kelola Tipe Kepribadian ... 84

Gambar 3.33 Antarmuka Halaman Kelola Relasi ... 85

Gambar 3.34 Antarmuka Halaman Input Relasi ... 86

Gambar 3.35 Antarmuka Halaman Ubah Password ... 86

Gambar 3.36 Antarmuka Halaman Kelola Pakar ... 87

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Kemampuan Pakar dengan Sistem Pakar... 17

Tabel 2.2 Contoh Representasi Pengetahuan dengan OAV ... 28

Tabel 2.3 Contoh Bingkai ... 28

Tabel 2.4 Notasi Dasar DFD ... 31

Tabel 2.5 Pedoman Penskoran ... 39

Tabel 2.6 Klasifikasi Penilaian ... 39

Tabel 2.7 Rentang Skor Kuesioner ... 39

Tabel 3.1 Basis Pengetahuan dalam Bentuk Tabel ... 46

Tabel 3.2 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Satu / Reformer ... 49

Tabel 3.3 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Dua / Giver ... 49

Tabel 3.4 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Tiga / Reformer ... 50

Tabel 3.5 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Empat / Romantic ... 50

Tabel 3.6 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Lima / Observer ... 51

Tabel 3.7 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Enam / Sceptic ... 52

Tabel 3.8 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Tujuh / Epicure ... 52

Tabel 3.9 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Delapan / Protector ... 53

Tabel 3.10 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Sembilan / Peacemaker ... 53

Tabel 3.11 Tabel Tipe Kepribadian ... 59

Tabel 3.12 Tabel Pertanyaan ... 59

Tabel 3.13 Tabel User ... 60

Tabel 3.14 Tabel Relasi... 60

Tabel 3.15 Tabel Hasil ... 61

Tabel 3.16 Tabel Konfirm Tipe Kepribadian ... 61

Tabel 3.17 Tabel Konfirm Pertanyaan ... 62

Tabel 3.18 Tabel Konfirm Relasi ... 63

Tabel 3.19 Tabel Bantu Tipe Kepribadian ... 63

Tabel 3.20 Tabel Bantu Pertanyaan ... 63

(15)

Tabel 3.22 Tabel Info Enneagram ... 64

Tabel 3.23 Tabel Info Tes ... 65

Tabel 3.24 Tabel Saran dan Revisi Pengujian Sistem... 88

Tabel 3.25 Tabel Hasil Pengujian Sistem oleh Pengguna (Klien) ... 90

Tabel 3.26 Tabel Hasil Pengujian Sistem oleh Pengguna (Pakar) ... 93

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam perkembangan teknologi informasi. Kemampuan komputer dalam menyimpan dan mengingat informasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan yang dimiliki manusia pada umumnya, seperti lapar, haus, ataupun emosi lainnya, karena hambatan tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan jika dibandingkan dengan keadaan ketika sehat. Dengan menyimpan informasi aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau pengambil keputusan yang kualitasnya sama dengan kemampuan seorang pakar bidang ilmu tertentu. Salah satu cabang ilmu komputer yang mendukung hal ini adalah kecerdasan buatan.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik manusia (Sri Kusumadewi, 2003). Aktivitas manusia yang ditirukan diantaranya penalaran, penglihatan, pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan sebagainya. Sesuai dengan definisi tersebut, maka teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang seperti: sistem pakar (expert system), penglihatan komputer (computer vision), robotika (robotics), pengolahan bahasa alami (natural language processing), pengenalan pola (pattern

(17)

salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan.

Pemecahan masalah-masalah yang kompleks biasanya dapat dilakukan dengan baik oleh sejumlah orang yang sangat terlatih, yaitu pakar. Dengan penerapan dari ilmu kecerdasan buatan, sistem pakar menirukan apa yang dikerjakan oleh seorang pakar ketika mengatasi permasalahan yang kompleks, berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Giarratano & Riley (2005), sistem pakar merupakan sistem komputer yang mampu menirukan (emulate) kemampuan seorang pakar dalam mengambil keputusan. Sistem pakar sebagai kecerdasan buatan, menggabungkan pengetahuan dan fakta-fakta serta teknik penelusuran untuk memecahkan permasalahan yang secara normal memerlukan keahlian dari seorang pakar. Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah mendistribusikan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar ke dalam sistem komputer. Sistem pakar dapat diimplementasikan ke berbagai bidang, salah satu bentuk implementasi sistem pakar yakni dalam bidang psikologi.

(18)

teman kelompok belajar di sekolah atau dengan rekan kerja di kantor, salah satu pertimbangan utamanya adalah masalah kepribadian, karena masalah ini akan membawa pengaruh langsung terhadap kenyamanan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi antar individu. Agar dapat mengetahui sosok kepribadian, maka perlu dilakukan suatu tes kepribadian. Ada berbagai macam jenis teori tes kepribadian yaitu Edwards Personal Preference Schedule (EPPS), The Rotwell Miller (RM), PAPI Kostick, Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) dan Teori Enneagram. Salah satu tes kepribadian yang cukup populer adalah teori Enneagram, karena tes ini dapat dilakukan oleh hampir semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.

Selama ini para psikolog dalam mengimplementasikan teori Enneagram yang dilakukan melalui proses penilaian analisis kepribadian, masih dilakukan secara manual (Renee Baron & Elizabeth Wageel, 2007). Manual dalam hal ini adalah proses analisis kepribadian masih dilakukan dengan tanya jawab antara psikolog dengan klien untuk memahami perilaku dan sikap dari klien dan mereka harus melakukan proses penilaian dalam waktu yang cukup lama. Dalam melakukan suatu tahapan proses penilaian analisis kepribadian seorang klien, dapat menghabiskan waktu antara 20 menit sampai 30 menit. Bagi psikolog maupun klien keadaan ini kurang efektif, selain menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran, juga sering terjadinya kesalahan analisis menjadikan permasalahan tersendiri bagi psikolog.

(19)

memasukkan fakta-fakta serta aturan mengenai teori kepribadian, memori kerja (Working Memory) dan mesin inferensi (Inference Engine) yang merupakan proses penelusuran atau penalaran untuk menghasilkan informasi berdasarkan fakta dan aturan yang terdapat di dalam basis pengetahuan. Proses penalaran pada sistem pakar menggunakan metode runut maju (forward chaining) yang berarti menggunakan aturan kondisi-aksi, karena metode runut maju merupakan proses penelusuran yang dimulai dengan menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju suatu kesimpulan, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan dari sistem pakar ini daripada dengan metode runut balik. Data yang sudah tersimpan akan digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian akan diambil kesimpulannya.

(20)

yang menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar berjudul Know Yourself untuk menganalisis kepribadian siswa sekolah menengah atas dan kejuruan menggunakan metode Dempster-Shafer berdasarkan pengetahuan kepribadian MBTI (Mayers Brigh Type Indicator). Berbeda dengan teori MBTI atau EPPS yang digunakan dalam penelitian sebelumnya dalam menganalisis kepribadian untuk menentukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian, teori Enneagram dalam penelitian kali ini lebih digunakan untuk mengenali kepribadian masing-masing individu dalam mengatasi masalah memahami diri sendiri, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sebagian orang sering mengalami masalah dalam mengembangkan diri dan bersosialisasi dengan orang lain, sehingga sering terjadi kesalahpahaman satu sama lain. Setiap karakter mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing namun bukan berarti Enneagram digunakan untuk menilai apakah tipe yang satu lebih baik dari tipe yang lain. Dengan mengetahui kelebihan maupun kelemahan yang ada, teori ini justru membantu untuk memahami karakter diri.

(21)

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dikembangkan sebuah aplikasi sistem pakar untuk menganalisis kepribadian manusia berdasarkan teori Enneagram guna memberikan kemudahan bagi pihak yang ingin mengetahui tipe kepribadiannya. Dengan sistem pakar ini proses analisis kepribadian dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat, sehingga hasil yang didapat nanti menggambarkan tipe kepribadian dari individu yang sebenarnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan aplikasi sistem pakar untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori Enneagram?

2. Apakah aplikasi sistem pakar yang dikembangkan layak digunakan untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori Enneagram?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan aplikasi sistem pakar untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori Enneagram.

2. Menghasilkan aplikasi sistem pakar yang layak untuk digunakan dalam menganalisis kepribadian berdasarkan teori Enneagram.

D. Manfaat Penelitian

(22)

1. Membantu pengguna umum untuk dapat menganalisis tipe kepribadiannya secara mandiri.

2. Memberikan pengetahuan tentang tipe kepribadian secara rinci kepada pengguna umum sehingga dapat membantu dalam mengatasi masalah dalam mengembangkan diri dan bersosialisasi dengan individu lain.

3. Menyimpan kemampuan dan pengetahuan dari pakar tentang tipe kepribadian enneagram sehingga dapat bermanfaat bagi pengguna umum 4. Menjadi alat bantu bagi pakar dalam melakukan analisis kepribadian

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Enneagram

Enneagram yang berarti suatu gambar dengan sembilan titik, berawal dari Timur Tengah pada beberapa abad yang lalu. Informasi yang ada seputar tipe-tipe berlandaskan komunikasi orang tentang pengalaman mereka satu sama lain. Enneagram adalah teori tentang sembilan tipe dasar manusia. Teori ini memberi penjelasan mengapa perilaku kita seperti ini dan memberi pengarahan tertentu bagi pertumbuhan seseorang. Enneagram merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga, teman, dan mitra kerja.

Teori enneagram digambarkan dengan suatu lingkaran yang berbentuk seperti bintang dengan sembilan titik. Dalam bahasa Yunani, ennea adalah angka sembilan, dan gram artinya sebuah gambar. Jadi, enneagram berarti sebuah gambar bertitik sembilan seperti yang disajikan pada Gambar 2.1 (Renee Baron & Elizabeth Wageel, 2007).

(24)

1. Panah

Tiap titik pada Enneagram berhubungan dengan dua titik lainnya. Dua titik atau tipe ini disebut panah (Renee Baron & Elizabeth Wageel, 2007). Saat dalam kondisi rileks, kita mengambil karakter positif dari nomor yang berhubungan dengan nomor kita dengan urutan: 1-7-5-8-2-4-1 dan 3-6-9-3. Satu ke Tujuh, Tujuh ke Lima, dan seterusnya. Jika sedang tertekan, arahnya terbalik, menjadi tipe Satu mengambil karakter negatif dari tipe Empat, tipe Empat dari tipe Dua, dan seterusnya. Seperti yang terjadi pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Sayap dan Panah dalam Simbol Enneagram 2. Sayap

(25)

3. Subtipe Enneagram

Menurut Renee Baron & Elizabeth Wageel (2007), tiap-tiap tipe memiliki tiga subtipe, didasari oleh tiga naluri dasar yang dibutuhkan bagi kehidupan: perlindungan diri (kebertahanan atau kesejahteraan), relasional (hubungan antarindividu), dan sosial (bagaimana kita berhubungan dengan masyarakat dan dunia secara keseluruhan). Idealnya ketiga naluri ini memainkan perannya secara spontan dan tepat situasi. Berikut adalah subtipe tersebut:

a. Subtipe Perlindungan Diri

Subtipe ini lebih memfokuskan pada kesejahteraan, kecukupan diri, serta umumnya cenderung tertutup dan berhati-hati. Mereka sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan rumah, dan kecenderungan untuk menabung. Mereka mengandalkan kemampuan sendiri pada masa krisis. Sebagian tipe ini menantang kebutuhan mereka untuk merasa aman dengan bersikap nekat, meskipun sebagian besar diantaranya bekerja untuk mendapatkan rasa aman.

b. Subtipe Relasional

(26)

adalah sesuatu yang penting, karenanya mereka menghindari keterlibatan dengan orang lain.

c. Subtipe Sosial

Subtipe sosial ini mendapat semangat jika bergabung dalam kelompok atau justru membenci dan menghindarinya. Mereka yang berhubungan secara positif dengan kelompok, menikmati gotong royong, peduli terhadap apa yang dilakukan oleh orang lain, serta merasa lebih berharga jika terhubung dengan persoalan dunia, prinsip, dan keadilan.

4. Tipe Kepribadian Enneagram berdasarkan Tiga Pusat

(27)

Gambar 2.3 Tiga Pusat dalam Enneagram a. Jantung (heart types)

1) Tipe Dua “Giver”, tertarik pada orang dan pengasuhan. Mereka ingin menunjukkan suatu citra penyayang.

2) Tipe Tiga “Performer”, ingin selalu terlihat dalam kesan baik, sesuai norma-norma yang disepakati masyarakat.

3) Tipe Empat “Romantic”, memiliki kebutuhan besar untuk mengekspresikan diri dan dilihat sebagai orang yang orisinil (tidak meniru orang lain).

b. Kepala (head types)

(28)

2) Tipe Enam “Sceptic”, berusaha membebaskan rasa takut dengan izin dan persetujuan dari tokoh yang berkuasa dengan memberontak terhadap kekuasaan.

3) Tipe Tujuh “Epicure”, aktif dan optimis. Mereka menyembunyikan emosi-emosi yang tidak menyenangkan, termasuk rasa takut.

c. Perut (body types)

1) Tipe Delapan “Protector”, menunjukkan citra yang kuat dan tidak takut memperlihatkan kemarahannya.

2) Tipe Sembilan “Peacemaker”, merupakan sosok yang penurut, menyesuaikan diri, dan seringkali tidak dapat mengendalikan kemarahannya.

3) Tipe Satu “Perfectionist”, merupakan sosok yang sangat mempedulikan kesempurnaan. Mereka selalu menaati peraturan dan norma yang ada disekitar.

B. Kecerdasan Buatan

(29)

masalah, pemahaman bahasa alami dan sebagainya (Sri Hartati & Sari Iswanti, 2013).

Menurut John McCarthy dalam Desiani & Arhami (2006) kecerdasan buatan adalah ilmu untuk mengetahui dan memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Sesuai dengan definisi tersebut, maka ilmu kecerdasan buatan ini dapat diaplikasikan ke berbagai bidang seperti: Robotika (Robotics), Penglihatan Komputer (Computer Vision), Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), Pengenalan Pola (Pattern Recognition), System Syaraf Buatan (Artificial Neural System), Pengenalan Suara (Speech Recognition) dan Sistem Pakar (Expert System).

Menurut Winston & Prendergast dalam Kusrini (2006), ada tiga tujuan kecerdasan buatan, yaitu: membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah serta menyelesaikannya dengan efektif.

C. Sistem Pakar

(30)

pengetahuan dari seorang ahli atau pakar untuk memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh kecerdasan manusia. Pakar atau ahli (expert) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan atau keahlian yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang (Rosnelly, 2012).

Sistem pakar pada dasarnya memiliki tujuan untuk menyampaikan ilmu atau pengetahuan dan pengalaman-pengalaman para pakar dalam bentuk sistem tanpa bermaksud untuk menggantikan kedudukan dan peran pakar itu sendiri. Kehadiran pakar yang banyaknya tidak sebanding dengan banyaknya permasalahan yang ada tentu saja akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pakar maupun seseorang yang membutuhkan pakar terutama bagi daerah yang jumlah pakarnya terbatas. Sistem pakar ini diharapkan dapat membantu seseorang dalam menganalisis dan mengambil keputusan tanpa kehadiran seorang pakar.

1. Ciri-ciri Sistem Pakar

Menurut Kusrini (2006) sistem pakar yang baik haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. terbatas pada bidang yang spesifik,

b. dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti,

c. dapat mengemukakan alasan yang diberikannya dengan bahasa yang dapat dipahami,

d. bekerja berdasarkan kaidah atau aturan (rule) tertentu.

(31)

g. sistem dapat mengarahkan pengguna kepada output, tergantung dari dialog pengguna dan sistem, serta

h. basis pengetahuan dan mekanisme inferensinya terpisah. 2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak sekali keuntungan yang didapatkan dengan adanya sistem pakar, diantaranya adalah:

a. dapat menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar,

b. dapat menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang, c. meningkatkan output dan produktivitas karena sistem pakar dapat

bekerja lebih cepat dibandingkan oleh pakar,

d. mempermudah pencarian pengetahuan dan solusi yang diperlukan, e. dapat bekerja dengan data yang kurang lengkap dan tidak pasti,

f. hasil dari sistem pakar tidak dipengaruhi oleh emosi seperti lelah dan bosan,

g. memberikan respon dan hasil yang cepat.

Sistem pakar juga memiliki kekurangan layaknya sistem lain (Desiani & Arhami, 2006) di antaranya adalah sebaai berikut:

a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu mudah diperoleh karena terkadang pakar dari masalah tersebut tidak ada atau terkadang pendekatan yang dimiliki para ahli berbeda-beda.

(32)

c. Bisa jadi sistem pakar tidak dapat membuat keputusan.

d. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan karena tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.

3. Perbandingan Kemampuan Pakar dengan Sistem Pakar

Menurut Darkin dalam Sri Kusumadewi (2003), seorang pakar dan sistem pakar memiliki beberapa perbedaan. Berikut ini perbandingan perbedaan antara pakar dan sistem pakar seperti yang tersaji pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbandingan Kemampuan Pakar dengan Sistem Pakar

4. Komponen Sistem Pakar

(33)
[image:33.595.196.482.85.286.2]

Gambar 2.4 Struktur Sistem Pakar (sumber: Hartati & Iswanti, 2013)

Penjelasan dari komponen dalam struktur sistem pakar tersebut adalah sebagai berikut.

a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

(34)

b. Memori Kerja (Working Memory)

Menurut Rosnelly (2012) memori kerja adalah area penyimpanan fakta yang dihasilkan oleh mesin inferensi dengan penambahan parameter berupa derajat kepercayaan atau dapat juga dikatakan sebagai global database dari fakta yang digunakan oleh aturan-aturan yang ada. Memori kerja merupakan bagian dari sistem pakar yang berfungsi untuk menyimpan fakta-fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta tersebut yang nantinya akan diproses oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan pemecahan masalah.

c. Mesin Inferensi (Inference Machine)

Mesin inferensi merupakan bagian dari komputer yang bertindak sebagai otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak yang memiliki mekanisme fungsi berpikir dan pola penalaran untuk melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar. Prinsipnya pada sistem pakar, mesin inferensi inilah yang akan mencari solusi dari suatu permasalahan. Secara umum terdapat dua metode inferensi, yaitu:

1) Runut Maju (Forward Chaining)

(35)

data (data driven search). Jadi dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju kesimpulan (then).

Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, fakta, atau pengamatan, sedangkan kesimpulan dapat berupa tujuan, hipotesis, penjelasan, atau diagnosis. Proses jalannya penalaran runut maju dapat dimulai dari data menuju tujuan, dari bukti menuju hipotesis, dari temuan menuju penjelasan atau dari pengamatan menuju diagnosis. Cara kerja metode runut majutersaji seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Metode Runut Maju

(36)
[image:36.595.195.472.82.343.2]

Gambar 2.6 Graf Pengetahuan 2) Runut Balik (Backward Chaining)

Runut balik (backward chaining) adalah metode penalaran yang arahnya berkebalikan dengan metode runut maju. Proses metode runut maju dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut, mencari bukti-bukti bahwa bagian kondisi terpenuhi. Secara umum, runut balik diaplikasikan ketika tujuan atau hipotesis yang dipilih itu sebagai titik awal penyelesaian masalah. Metode runut balik juga sering disebut pencarian yang dimotori tujuan (goal-driven search). Cara kerja metode runut balik dapat dilihat pada Gambar 2.7.

(37)

Menggunakan Gambar 2.6, sistem dengan urutan tertentu akan mengambil sebuah konklusi sebagai calon konklusinya. Misal awalnya sistem akan mengambil hipotesis bahwa konklusinya adalah Konklusi 1. Untuk membuktikannya, sistem akan mencari premis-premis aturan yang mengandung Konklusi 1. Setelah itu sistem akan meminta umpan balik kepada user mengenai premis-premis yang ditemukan. Untuk Konklusi 1, premisnya adalah premis 1, premis 2, dan premis 3, maka sistem akan mencari tahu apakah user memilih premis-premis tersebut.

Apabila dilihat dari sisi pengguna (user), mekanisme dari mesin inferensi baik dengan metode runut maju maupun runut balik tidak terlihat perbedaannya, namun bagi pengembang sistem pakar kedua metode tersebut memiliki perbedaan proses internalnya. Pada metode runut balik, proses internal selalu mengecek kesimpulan atau konklusi terlebih dahulu sebagai praduga awal, kemudian mengecek gejala-gejalanya dipenuhi user atau tidak, bila keseluruhan gejala dipenuhi user maka praduga sistem benar dan dikeluarkan sebagai output, apabila ada gejala yang tidak terpenuhi berarti praduga salah, kemudian sistem akan mengecek konklusi berikutnya.

d. Fasilitas Penjelasan (Explanation Facility)

(38)

fasilitas penjelasan. Fasilitas penjelasan adalah komponen yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada user mengenai jalannya penalaran sehingga dapat dihasilkan suatu keputusan atau kesimpulan. Bentuk penjelasannya dapat berupa keterangan yang diberikan setelah suatu pertanyaan diajukan, yaitu penjelasan atas pertanyaan mengapa, atau penjelasan atas pertanyaan bagaimana sistem mencapai konklusi.

User dapat menanyakan kepada sistem pakar bagaimana sistem mendapatkan kesimpulannya, kapan saja saat sesi interaktif antara user dengan sistem, dan fasilitas penjelasan akan memberikan respon yang cepat, memberikan penjelasan yang telah diformat dengan bagus (Hartati & Iswanti, 2013).

e. Fasilitas Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition Facility) Menurut Hartati & Iswanti (2013) akuisisi pengetahuan adalah proses pengumpulan, perpindahan, transformasi dari keahlian atau kepakaran pemecahan masalah yang berasal dari beberapa sumber pengetahuan ke dalam bentuk yang dimengerti komputer.

Adanya fasilitas akuisisi pengetahuan ini dapat membantu seorang pakar dalam menambahkan pengetahuan ataupun kaidah baru pada sistem pakar. Fasilitas akuisisi pengetahuan ini hanya dapat diakses oleh pakar, untuk menjamin bahwa pengetahuan pada sistem pakar ini up to date dan

(39)

f. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antarmuka pengguna (user interface) merupakan komponen yang menghubungkan antara pengguna dengan sistem pakar untuk saling berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pengguna dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dimengerti oleh sistem, kemudian informasi tersebut diolah oleh sistem dan diteruskan ke antarmuka, kemudian oleh antarmuka informasi tersebut diubah kembali menjadi informasi yang dimengerti oleh pengguna. Antarmuka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) penting sekali terutama bagi pengguna yang tidak paham dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar.

5. Representasi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan intisari dari sebuah informasi, dapat berisi fakta, informasi, konsep, prosedur, model, dan heuristis yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: (a) pengetahuan procedural (procedural knowledge), adalah pengetahuan yang lebih menekankan pada bagaimana melakukan sesuatu; (b) pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) yaitu menjawab pertanyaan 15 apakah sesuatu bernilai salah atau benar; dan (c) pengetahuan tacit (tacit knowledge), yaitu pengetahuan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa.

(40)

membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah. Adapun karakteristik dari metode representasi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. harus dapat diprogram dan hasilnya disimpan dalam memori,

b. dirancang sedemikian sehingga isinya dapat digunakan untuk proses penalaran,

c. model representasi pengetahuan merupakan sebuah struktur data yang dapat dimanipulasi oleh mesin inferensi dan pencarian untuk aktivitas pencocokan pola.

Representasi pengetahuan digunakan untuk mengorganisasikan pengetahuan dalam bentuk dan format tertentu agar dapat dimengerti oleh komputer. Pemilihan representasi pengetahuan yang tepat dapat membantu seorang pemrogram dalam mengekspresikan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan solusi dari masalah, dan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman serta dapat disimpan. Menurut Kusrini (2006), representasi pengetahuan dimodelkan menjadi:

a. Logika (logic)

Logika adalah suatu pengkajian ilmiah tentang penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran. Terdapat setidaknya 10 metode penalaran, namun yang paling sering digunakan yaitu metode deduktif dan induktif. Dalam melakukan penalaran, komputer harus dapat menggunakan dua proses penalaran tersebut.

(41)

Penalaran diperoleh dari informasi umum tentang suatu kelas objek atau kejadian menjadi informasi spesifik tentang anggota dari kelas tersebut. Contoh dari penalaran deduktif adalah seperti berikut:

Premis mayor: Siapa saja yang dapat membuat program maka ia pandai

Premis minor: Andi dapat membuat program

Konklusi : Jadi Andi itu pandai

Penalaran induktif (inductive reasoning) merupakan proses penalaran yang menghasilkan sebuah kesimpulan tentang semua anggota dari kelas yang diperoleh dari pengamatan beberapa anggota kelas. Informasi tentang anggota dari kelas atau kejadian dapat mengarah pada perkiraan umum seluruh kelas. Contoh dari penalaran induktif adalah sebagai berikut:

Premis : Harimau memiliki taring

Premis : Anjing memiliki taring

Premis : Serigala memiliki taring

Konklusi : Semua hewan karnivora memiliki taring

b. Jaringan Semantik (semantic nets)

Jaringan semantik adalah teknik representasi pengetahuan yang digunakan untuk informasi proporsional, sedangkan yang dimaksud dengan informasi proporsional adalah pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah (Hartati & Iswanti, 2013). Informasi proporsional merupakan bahasa deklaratif karena menyatakan fakta.

(42)

objek, konsep, atau situasi sedangkan penghubung menggambarkan hubungan antar simpul. Berikut ini contoh representasi jaringan semantik seperti yang disajikan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Contoh Jaringan Semantik

Gambar 2.7 merepresentasikan pernyataan bahwa PC adalah komputer, komputer merupakan barang elektronik. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semua komputer memiliki fungsi kontrol, pengolahan data, pemindahan data, dan penyimpanan data, tetapi tidak semua barang elektronik memiliki fungsi-fungsi tersebut.

c. Object-Attribute-Value (OAV)

(43)

Tabel 2.2 Contoh Representasi Pengetahuan dengan OAV

Pada Tabel 2.2, objek yang dibahas adalah mangga. Mangga memiliki beberapa attribute (karakteristik dari objek) salah satunya adalah attribute rasa. Rasa pada mangga memiliki value yakni asam atau manis, karena objek di sini memiliki beberapa attribute, maka objek ini disebut dengan OAV multi-attribute.

d. Bingkai (frame)

Menurut Giarratano dan Riley dalam Kusrini (2006) frame berupa ruang-ruang (slots) yang berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan. Bingkai digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan deklaratif. Representasi pengetahuan menggunakan bingkai sesuai untuk jenis pengetahuan yang memiliki subjek sempit, lebih bersifat pasti dan jarang berubah-ubah isinya kecuali terdapat kondisi khusus (Hartati & Iswanti, 2013). Contoh bingkai dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Contoh Bingkai

Slots Filters

Nama Sepeda Motor

Spesifikasi Jenis kendaraan roda dua

Produk

(44)

e. Aturan Produksi (production rule)

Aturan menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi. Aturan produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Aturan if-then menghubungkan anteseden (antecedent) dengan konsekuensi yang dihasilkannya.

Menurut Giarratano dan Riley dalam Kusrini (2006), aturan produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu aturan derajat pertama dan aturan meta. Aturan derajat pertama adalah aturan sederhana yang terdiri dari anteseden dan konsekuensi, sedangkan aturan meta adalah aturan yang anteseden atau konsekuensinya mengandung informasi tentang aturan lain.

Contoh kaidah derajat pertama: JIKA Anemia

DAN Batuk Kronis

MAKA TBC

Contoh kaidah meta: JIKA Pusing

DAN Cepat Lelah

DAN Sering Kesemutan

MAKA Anemia

D. Data Flow Diagram (DFD)

(45)

menggambarkan komponen-komponen pembangun sebuah sistem, aliran data dan penyimpanan dari data tersebut.

Menurut Ladjamuddin (2005), elemen dasar dari DFD adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Kesatuan luar (external entity) adalah sesuatu yang berada di luar sistem tetapi memberikan data ke dalam sistem atau sebaliknya. Kesatuan luar tidak termasuk bagian dari sistem. Pedoman pemberian nama kesatuan luar adalah sebagai berikut:

a. Nama kesatuan luar berupa kata benda.

b. Kesatuan luar tidak boleh memiliki nama yang sama kecuali memang ada objek yang sama.

2. Proses (Process)

Proses (process) merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh sistem. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pedoman pemberian nama proses adalah sebagai berikut:

a. Nama proses terdiri dari kata kerja dan kata benda yang mencerminkan fungsi proses.

b. Tidak boleh menggunakan kata proses sebagai bagian dari nama suatu proses.

(46)

3. Simpanan Data (Data Storage)

Simpanan data (data storage) merupakan tempat penyimpanan data yang ada di dalam sistem. Pedoman pemberian nama simpanan data adalah sebagai berikut:

a. Nama harus mencerminkan simpanan data tersebut.

b. Bila namanya lebih dari satu kata, maka harus diberi tanda sambung. 4. Arus Data (Data Flow)

Arus data (data flow) merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Pedoman pemberian nama arus data adalah sebagai berikut:

a. Nama arus data yang terdiri dari beberapa kata dihubungkan dengan garis sambung.

b. Sedapatnya mungkin nama arus data ditulis lengkap.

c. Tidak boleh ada aliran data dari kesatuan luar dan simpanan data atau sebaliknya, hubungan kesatuan luar dengan simpanan data harus melalui proses.

5. Notasi Dasar DFD

Notasi Dasar atau simbol DFD disajikan seperti pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Notasi Dasar DFD

Simbol Keterangan

(47)

Proses (process)

Arus data (data flow)

Penyimpanan data (data storage)

E. Basis Data (Database)

Basis data merupakan sekumpulan data yang saling terintegrasi satu sama lain dan terorganisasi berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu dan tersimpan pada sebuah hardware komputer (Arief, 2006). Dalam sistem pakar, basis data merupakan tempat penyimpanan fakta-fakta kemudian ditambahkan dengan fakta baru yang diperoleh dari proses pelacakan oleh mesin inferensi. Selain itu basis data memiliki fungsi untuk mengelola data yang tersimpan di dalamnya seperti menambah, menghapus, merubah, melacak dan lain sebagainya.

Menurut Kusrini (2007) basis data bertujuan untuk mengatur data dalam jumlah besar sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan data kembali. Syarat basis data yang baik adalah sebagai berikut:

a. Tidak adanya redundansi (pengulangan yang tidak perlu) sehingga tidak terjadi inkonsistensi data.

b. Tidak kesulitan dalam mengakses data. c. Multiple user.

(48)

adalah kemudahan serta kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaanya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronik.

Dalam pengelolaan basis data diperlukan suatu sistem pengelola basis data atau database management system (DBMS). DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk. Perangkat DBMS akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali serta menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data bersama, dan pemaksaan keakuratan/konsistensi data.

F. Personal Home Page tools (PHP)

HyperText Markup Language atau HTML merupakan salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web (M. Rudyanto Arief, 2011). HTML dikembangkan oleh W3C (World Wide Web Consortium) semenjak awal teknologi internet. HTML terus dikembangkan agar dapat menampilkan lebih banyak konten selain teks dan gambar, misalnya suara, video dan lain sebagainya

(49)

dirancang untuk membentuk halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web.

G. MySQL

MySQL adalah salah satu jenis basis data server yang cukup terkenal, karena MySQL menggunakan Structure Query Level (SQL) sebagai bahasa dasar untuk mengakses basis datanya. Selain itu MySQL dapat mengelola basis data dengan sangat cepat, dapat menampung data dalam jumlah yang sangat besar, dapat diakses oleh banyak user (multi-user) dan data dapat melakukan suatu proses secara bersamaan (multi-threated). MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database sehingga mudah untuk digunakan. SQL dibagi menjadi tiga bentuk query, yaitu (Haris Saputro, 2012):

1. Data Definition Language (DDL)

DDL adalah sebuah metode Query SQL yang berguna untuk mendefinisikan data pada sebuah database, Query yang dimiliki DDL adalah :

a. CREATE, digunakan untuk membuat database dan tabel, b. DROP , digunakan untuk menghapus tabel dan database ,

c. ALTER digunakan untuk melakukan perubahan struktur tabel yang telah dibuat, baik menambah Field (Add), mengganti nama Field (Change) ataupun menamakannya kembali (Rename), dan menghapus Field

(50)

2. Data Control Language (DCL)

DCL adalah sebuah metode Query SQL yang digunakan untuk memberikan hak otorisasi mengakses database, mengalokasikan space, pendefinisian space, dan pengauditan penggunaan database. Query yang dimiliki DCL adalah :

a. GRANT, untuk memberikan hak akses user tertentu mengakses tabel dalam database,

b. REVOKE, untuk membatalkan hak akses user, yang ditetapkan oleh perintah GRANT,

c. COMMIT, menetapkan penyimpanan database, d. ROLLBACK , membatalkan penyimpanan database. 3. Data Manipulation Language (DML)

DML adalah sebuah metode Query yang dapat digunakan apabila DDL telah terjadi, sehingga fungsi dari Query DML ini untuk melakukan pemanipulasian database yang telah dibuat. Query yang dimiliki DML adalah:

a. INSERT , digunakan untuk memasukkan data pada tabel database, b. UPDATE , digunakan untuk pengubahan terhadap data yang ada pada

tabel database,

c. DELETE, digunakan untuk penghapusan data pada tabel database, d. SELECT digunakan untuk menampilkan data pada tabel.

(51)

field dan informasi yang tersimpan dalam baris disebut record (M. Rudyanto Arief, 2011).

H. Metode Pengembangan Sistem

Sistem pakar untuk menganalisis tipe kepribadian berdasarkan teori Enneagram ini dibangun dengan sebuah metode analisis sistem aplikasi terstruktur yakni Waterfall Model. Waterfall Model (Classic Life Cycle) adalah model yang pertama kali muncul yaitu sekitar tahun 1970. Metode Waterfall model dipilih karena kualitas sistem yang dihasilkan akan baik, karena pengembangannya yang secara bertahap dan terorganisir (setiap tahap harus diselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke tahap berikutnya). Waterfall Model sering dianggap kuno, tetapi paling sering digunakan dalam Software Engineering (SE). Tahapan Waterfall Model tersaji seperti pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Tahapan WaterfallModel

Roger S. Pressman (2001) menyatakan bahwa tahapan Waterfall diuraikan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Analisis adalah tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan perancangan sistem.

(52)

3. Kode / implementasi adalah tahap implementasi dari hasil aplikasi yang telah dirancang dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan dan digunakan dalam pembuatan aplikasi.

4. Tes adalah tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat. Pengujian dilakukan agar fungsi-fungsi dalam aplikasi bebas dari error, dan hasilnya harus sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. I. Kualitas Sistem

Menurut Galin (2004), jaminan kualitas perangkat lunak adalah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengevaluasi proses dimana produk dikembangkan atau dirangkai. Tujuan dari jaminan ualitas perangkat lunak adalah memberikan data yang diperlukan oleh manajemen dan menginformasikan masalah kualitas produk, sehingga dapat memberikan kepastian dan konfidensi bahwa kualitas produk dapat memenuhi sasaran, tidak hanya berkualitas menurut pengembang tetapi juga berkualitas dan sesuai dengan keinginan pengguna

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak meliputi enam karakteristik kualitas, yaitu sebagai berikut (Putri, 2015).

1. Functionality (Fungsionalitas) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

(53)

3. Usability (Kebergunaan) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

4. Efficiency (Efisiensi) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.

5. Maintainability (Pemeliharaan) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi. Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi terhadap perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.

6. Portability (Portabilitas) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Untuk menentukan kualitas perangkat lunak dibutuhkan suatu pengujian. Pengujian merupakan metode yang dilakukan untuk menjelaskan pengoperasian perangkat lunak yang terdiri dari perangkat pengujian, metode pengujian dan pelaksanaan pengujian. Pengujian sistem yang dilakukan adalah pengujian beta. Pengujian ini dilakukan oleh pengguna/user yang akan menggunakan aplikasi yang dibangun. Hasil pengujian beta akan direpresentasikan dengan mencari persentase menggunakan rumus sebagai berikut: Y = (P/Q) x 100%

Keterangan : Y = Persentase jawaban responden tiap pertanyaan P = Banyaknya jawaban responden tiap pertanyaan Q = Total responden

(54)

Tabel 2.5 Pedoman Penskoran

Kategori Skor

Sangat Tidak Baik (STB) 1

Tidak Baik (TB) 2

Kurang Baik (KB) 3

Baik (B) 4

Sangat Baik (SB) 5

Konversi skor rata-rata menjadi nilai kualitatif menurut Saifuddin Azwar (2010) seperti yang disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Klasifikasi Penilaian

Rentang skor (i) kuantitatif Kriteria Kualitatif > ( ̅i+1,50 ��i) Sangat Baik ( ̅i+��i) < ≤ ( ̅i+1,50 ��i) Baik

( ̅i−0,5 ��i) < ≤ ( ̅i+��i) Cukup Baik ( ̅i−1,50 ��i) < ≤ ( ̅i−0,5 ��i) Sangat Kurang

≤ ( ̅i−1,50 ��i) Sangat Kurang Baik

Keterangan:

skor maksimal ideal = skor tertinggi skor minimal ideal = skor terendah

= rata-rata skor tiap butir

̅i = rata-rata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

��i = simpangan baku ideal = (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) Berdasarkan Tabel 2.6, maka didapat rentang skor kuesioner yang disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Rentang Skor Kuesioner

Rentang skor (i) kuantitatif Kriteria Kualitatif

4 Sangat Baik

(55)

2,66 3,67 Cukup Baik

1,99 2,66 Sangat Kurang

1,99 Sangat Kurang Baik

(56)

BAB III PEMBAHASAN

Proses pengembangan aplikasi sistem pakar untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori enneagram ini menggunakan metode Waterfall. Metode

Waterfall terdiri dari tahap analisis, desain atau perancangan, kode atau implementasi, dan pengujian. Penjelasan mengenai tahap-tahap pembuatan sistem pakar ini dengan menggunakan metode Waterfall adalah sebagai berikut.

A. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan langkah menentukan spesifikasi kebutuhan perangkat guna menjalankan sistem. Analisis kebutuhan untuk membangun sistem pakar untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori enneagram adalah sebagai berikut.

1. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Kebutuhan perangkat lunak merupakan kebutuhan aplikasi dengan spesifikasi tertentu untuk merancang, membuat, dan menjalankan sistem. Sistem pakar untuk menganalisis kepribadian berdasarkan teori enneagram ini dibangun dengan perangkat lunak bantu sebagai berikut.

a. Sistem Operasi Windows 8.1 b. Sublime Text Editor 2.0

(57)

2. Kebutuhan Pengguna

Berdasarkan hak akses pengguna dalam aplikasi sistem pakar untuk menganalisis kepribadian ini dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Admin

Admin adalah seseorang yang memiliki kewenangan penuh terhadap sistem meliputi input, edit, dan/atau hapus data-data dalam sistem. Data-data yang merupakan kewenangan admin yaitu Data-data user (username, nama, email, alamat, nomor telepon, password dan jabatan); data pertanyaan (id pertanyaan dan pertanyaan); data tipe kepribadian (id tipe, nama tipe, deskripsi, subtipe 1, subtipe 2, subtipe 3, pergaulan, dukungan, karir, saran, dan tokoh); data relasi (id relasi, id pertanyaan, dan id tipe); data info (judul info enneagram, paragraf 1, paragraf 2, paragraf 3, isi info tes).

b. Pakar

(58)

c. Pengguna Umum

Pengguna umum adalah orang-orang yang menggunakan sistem ini untuk melakukan tes kepribadian dengan memilih pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan kepribadiannya. Pada akhirnya pengguna umum akan mendapatkan hasil tes yang dapat dilihat pada halaman hasil untuk mengetahui penjelasan tentang tipe kepribadian dan saran pengembangannya.

B. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dapat diartikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen menjadi satu kesatuan. Perancangan sistem yang akan dibuat dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan.

1. Perancangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan kumpulan beberapa pengetahuan yang berkaitan dengan suatu permasalahan tertentu. Basis pengetahuan berisi kaidah-kaidah yang akan digunakan untuk penarikan kesimpulan yang merupakan hasil dari sebuah pelacakan.

(59)

yang bertindak sebagai konklusi adalah tipe kepribadian yang dimiliki oleh pengguna umum.

Contoh 1:

JIKA Saya selalu menganalisa dan memikirkan apa yang akan saya lakukan dan apa yang terbaik bagi saya.

DAN Saya merasa percaya diri untuk berbicara di depan orang lain / di depan banyak orang.

DAN Sebisa mungkin saya merencakan segala sesuatunya agar semuanya berjalan lancar dan sukses.

DAN Saya sering mengkritik orang lain agar mereka menjadi lebih baik.

DAN Saya sering membandingkan diri saya dengan orang lain dan mencoba untuk selalu memperbaiki diri.

DAN Saya sering merasa cemas dan gelisah.

DAN Saya menyukai keteraturan dan selalu mencoba untuk teratur dalam semua hal.

DAN Saya selalu menaati peraturan yang ada dan tidak melanggarnya.

DAN Saya selalu berpegang teguh dan tetap pada apa yang saya yakini. Bahkan pernah sampai berseteru dengan orang lain. MAKA Tipe Kepribadian Satu “Perfectionist”

Contoh 2:

(60)

DAN Saya sering mengkritik orang lain agar mereka menjadi lebih baik.

DAN Saya selalu berusaha mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri daripada meminta bantuan orang lain.

DAN Apabila orang memberi arahan atau nasehat saya sering menolaknya.

DAN Saya sering merasa sakit hati ketika di kritik.

DAN Saya selalu berpegang teguh dan tetap pada apa yang saya yakini. Bahkan pernah sampai berseteru dengan orang lain. DAN Saya selalu memperhatikan dengan seksama ketika

berbicara dengan orang lain dan sering memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya tidak diperhatikan oleh orang lain. DAN Saya mudah untuk memahami sesuatu.

DAN Saya memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi.

DAN Saya tidak suka dengan keramaian dan lebih menyukai tempat yang jauh dari kebisingan untuk bisa berkonsentrasi.

MAKA Tipe Kepribadian Lima “Observer”

Tabel 3.1 merupakan tabel basis pengetahuan dari 9 tipe kepribadian berdasarkan teori enneagram beserta ciri sifat dan sikap dalam bentuk pernyataan

yang diperoleh dari perpaduan antara buku “Eneagram – Mengenal 9 Tipe

Kepribadian Manusia”, “Eneagram of Love and Relationship”, dan pengetahuan

(61)

Tabel 3.1 Basis Pengetahuan dalam Bentuk Tabel

No Pernyataan

Tipe Kepribadian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

Saya selalu menganalisis dan memikirkan apa yang akan saya lakukan dan apa yang terbaik bagi saya.

x x x x

2

Saya merasa percaya diri untuk berbicara di depan orang lain / di depan banyak orang.

x x x

3

Sebisa mungkin saya merencakan segala sesuatunya agar semuanya berjalan lancar dan sukses.

x

4 Saya sering mengkritik orang lain agar

mereka menjadi lebih baik. x x

5 Saya lebih mementingkan untuk

menolong dan membantu orang lain. x x x

6 Saya selalu semangat dan antusias dalam

melakukan sesuatu. x x x x

7 Saya sering khawatir dan membatasi

kebebasan pasangan saya. x x

8

Saya sering membandingkan diri saya dengan orang lain dan mencoba untuk selalu memperbaiki diri.

x x

9

Saya mudah bergaul dan beradaptasi dengan berbagai tipe orang dan saya suka berteman dengan orang banyak.

x x x x

10

Saya selalu berusaha mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri daripada meminta bantuan orang lain.

x x x

11 Saya sering merasa cemas dan gelisah. x x

(62)

13 Saya sering berpura-pura agar diterima

oleh orang lain. x x

14 Saya menyukai keteraturan dan selalu

mencoba untuk teratur dalam semua hal. x x

15 Apabila orang memberi arahan atau

nasehat saya sering menolaknya. x x x

16 Saya selalu menaati peraturan yang ada dan tidak melanggarnya. x 17 Saya selalu menerima semua keadaan

dengan sabar. x

18

Saya akan merasa kesal jika ada orang tidak berkonsultasi dan menanyakan pendapat saya untuk mengabil suatu keputusan ada hubungannya dengan saya.

x

19

Saya selalu mendukung orang lain ketika orang lain mengalami krisis atau sedang stress.

x x

20 Saya sering merasa sakit hati ketika di

kritik. x x

21

Saya selalu berpegang teguh dan tetap pada apa yang saya yakini. Bahkan pernah sampai berseteru dengan orang lain.

x x x x

22

Saya selalu bersikap hangat, peduli dan penuh kasih sayang kepada orang lain dan kadang juga berharap orang lain memperlakukan hal yang sama kepada saya.

x x x x

23

Saya selalu memperhatikan dengan seksama ketika berbicara dengan orang lain dan sering memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya tidak diperhatikan oleh orang lain.

x x x x

24 Saya mudah merasakan kesedihan yang

dialami orang lain. x

25

Saya selalu berusaha membuat atau menjadi sesuatu yang berbeda dengan orang lain.

(63)

26 Saya menyukai kebebasan dan hal-hal

yang bersifat menantang. x

27

Saya sebisa mungkin tidak kasar dengan orang lain dan menjauhi konflik dengan orang lain.

x x x

28 Saya akan berjuang untuk melindungi

orang-orang yang lemah disekitar saya. x

29

Saya selalu berusaha untuk membuat orang menyukai saya dan saya akan merasa terlindungi dengan orang-orang di sekeliling saya.

x

30 Saya mudah untuk memahami sesuatu x 31 Saya merasa optimis dan yakin dengan

diri saya sendiri. x x x x

32

Saya suka berinisiatif untuk melakukan suatu hal lebih dulu daripada orang lain dan mencoba membuat orang lain terkejut dan mengakui saya.

x x x

33 Saya memiliki rasa keinginintahuan yang

tinggi. x x

34

Saya lebih suka berterus terang dengan orang lain dan tidak menyimpan masalah sendirian.

x

35

Saya tidak suka dengan keramaian dan lebih menyukai tempat yang jauh dari kebisingan untuk bisa berkonsentrasi.

x

Keterangan: x : memiliki

1 : TK1: Tipe Kepribadian Satu “Perfectionist” 2 : TK2: Tipe Kepribadian Dua “Giver

(64)

Tabel 3.2 hingga Tabel 3.10 merupakan tabel pertanyaan dari sifat yang sesuai dengan masing-masing tipe kepribadian.

Tabel 3.2 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Satu / Reformer

No Pernyataan

1 Saya selalu menganalisis dan memikirkan apa yang akan saya lakukan dan apa yang terbaik bagi saya.

2 Saya merasa percaya diri untuk berbicara di depan orang lain / di depan banyak orang.

3 Sebisa mungkin saya merencakan segala sesuatunya agar semuanya berjalan lancar dan sukses.

4 Saya sering mengkritik orang lain agar mereka menjadi lebih baik.

8 Saya sering membandingkan diri saya dengan orang lain dan mencoba untuk selalu memperbaiki diri.

11 Saya sering merasa cemas dan gelisah.

14 Saya menyukai keteraturan dan selalu mencoba untuk teratur dalam semua hal.

16 Saya selalu menaati peraturan yang ada dan tidak melanggarnya. 21 Saya selalu berpegang teguh dan tetap pada apa yang saya yakini.

Bahkan pernah sampai berseteru dengan orang lain. Tabel 3.3 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Dua / Giver

No Pernyataan

5 Saya lebih mementingkan untuk menolong dan membantu orang lain.

6 Saya selalu semangat dan antusias dalam melakukan sesuatu.

7 Saya sering khawatir dan membatasi kebebasan pasangan saya.

(65)

13 Saya sering berpura-pura agar diterima oleh orang lain.

22

Saya selalu bersikap hangat, peduli dan penuh kasih sayang kepada orang lain dan kadang juga berharap orang lain memperlakukan hal yang sama kepada saya.

23

Saya selalu memperhatikan dengan seksama ketika berbicara dengan orang lain dan sering memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya tidak diperhatikan oleh orang lain.

24 Saya mudah merasakan kesedihan yang dialami orang lain. 27 Saya sebisa mungkin tidak kasar dengan orang lain dan menjauhi

konflik dengan orang lain.

Tabel 3.4 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Tiga / Performer

No Pernyataan

1 Saya selalu menganalisis dan memikirkan apa yang akan saya lakukan dan apa yang terbaik bagi saya.

2 Saya merasa percaya diri untuk berbicara di depan orang lain / di depan banyak orang.

5 Saya lebih mementingkan untuk menolong dan membantu orang lain.

6 Saya selalu semangat dan antusias dalam melakukan sesuatu.

13 Saya sering berpura-pura agar diterima oleh orang lain 31 Saya merasa optimis dan yakin dengan diri saya sendiri.

32

Saya suka berinisiatif untuk melakukan suatu hal lebih dulu daripada orang lain dan mencoba membuat orang lain terkejut dan mengakui saya.

Tabel 3.5 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Empat / Romantic

No Pernyataan

8 Saya sering membandingkan diri saya dengan orang lain dan mencoba untuk selalu memperbaiki diri.

(66)

12 Saya mudah merasakan sedih dan rindu.

19 Saya selalu mendukung orang lain ketika orang lain mengalami krisis atau sedang stress.

20 Saya sering merasa sakit hati ketika di kritik.

21 Saya selalu berpegang teguh dan tetap pada apa yang saya yakini. Bahkan pernah sampai berseteru dengan orang lain.

22

Saya selalu bersikap hangat, peduli dan penuh kasih sayang kepada orang lain dan kadang juga berharap orang lain memperlakukan hal yang sama kepada saya.

25 Saya selalu berusaha membuat atau menjadi sesuatu yang berbeda dengan orang lain.

27 Saya sebisa mungkin tidak kasar dengan orang lain dan menjauhi konflik dengan orang lain.

Tabel 3.6 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Lima / Observer

No Pernyataan

1 Saya selalu menganalisis dan memikirkan apa yang akan saya lakukan dan apa yang terbaik bagi saya.

4 Saya sering mengkritik orang lain agar mereka menjadi lebih baik.

10 Saya selalu berusaha mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri daripada meminta bantuan orang lain.

15 Apabila orang memberi arahan atau nasehat saya sering menolaknya. 20 Saya sering merasa sakit hati ketika di kritik.

21 Saya selalu berpegang teguh dan tetap pada apa yang saya yakini. Bahkan pernah sampai berseteru dengan orang lain.

23

Saya selalu memperhatikan dengan seksama ketika berbicara dengan orang lain dan sering memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya tidak diperhatikan oleh orang lain.

30 Saya mudah untuk memahami sesuatu

(67)

35 Saya tidak suka dengan keramaian dan lebih menyukai tempat yang jauh dari kebisingan untuk bisa berkonsentrasi.

Tabel 3.7 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Enam / Sceptic

No Pernyataan

1 Saya selalu menganalisis dan memikirkan apa yang akan saya lakukan dan apa yang terbaik bagi saya.

5 Saya lebih mementingkan untuk menolong dan membantu orang lain.

7 Saya sering khawatir dan membatasi kebebasan pasangan saya.

11 Saya sering merasa cemas dan gelisah.

22

Saya selalu bersikap hangat, peduli dan penuh kasih sayang kepada orang lain dan kadang juga berharap orang lain memperlakukan hal yang sama kepada saya.

23

Saya selalu memperhatikan dengan seksama ketika berbicara dengan orang lain dan sering memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya tidak diperhatikan oleh orang lain.

29 Saya selalu berusaha untuk membuat orang menyukai saya dan saya akan merasa terlindungi dengan orang-orang di sekeliling saya.

Tabel 3.8 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Tujuh / Epicure

No Pernyataan

6 Saya selalu semangat dan antusias dalam melakukan sesuatu.

9 Saya mudah bergaul dan beradaptasi dengan berbagai tipe orang dan saya suka berteman dengan orang banyak.

10 Saya selalu berusaha mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri daripada meminta bantuan orang lain.

15 Apabila orang memberi arahan atau nasehat saya sering menolaknya.

(68)

25 Saya selalu berusaha membuat atau menjadi sesuatu yang berbeda dengan orang lain.

26 Saya menyukai kebebasan dan hal-hal yang bersifat menantang. 31 Saya merasa optimis dan yakin dengan diri saya sendiri.

32

Saya suka berinisiatif untuk melakukan suatu hal lebih dulu daripada orang lain dan mencoba membuat orang lain terkejut dan mengakui saya.

33 Saya memiliki rasa keinginintahuan yang tinggi.

Tabel 3.9 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Delapan / Protector

No Pernyataan

2 Saya merasa percaya diri untuk berbicara di depan orang lain / di depan banyak orang.

6 Saya selalu semangat dan antusias dalam melakukan sesuatu.

10 Saya selalu berusaha mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri daripada meminta bantuan orang lain.

14 Saya menyukai keteraturan dan selalu mencoba untuk teratur dalam semua hal.

15 Apabila orang memberi arahan atau nasehat saya sering menolaknya.

18

Saya akan merasa kesal jika ada orang tidak berkonsultasi dan menanyakan pendapat saya untuk mengabil suatu keputusan ada hubungannya dengan saya.

28 Saya akan berjuang untuk melindungi orang-orang yang lemah disekitar saya.

31 Saya merasa optimis dan yakin dengan diri saya sendiri. 34 Saya lebih suka berterus terang dengan orang lain dan tidak

menyimpan masalah sendirian.

Tabel 3.10 Ciri-ciri Tipe Kepribadian Sembilan / Peacemaker

No Pernyataan

(69)

12 Saya mudah merasakan sedih dan rindu.

17 Saya selalu menerima semua keadaan dengan sabar.

19 Saya selalu mendukung orang lain ketika orang lain mengalami krisis atau sedang stress.

22

Saya selalu bersikap hangat, peduli dan penuh kasih sayang kepada orang lain dan kadang juga berharap orang lain memperlakukan hal yang sama kepada saya.

23

Saya selalu memperhatikan dengan seksama ketika berbicara dengan orang lain dan sering memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya tidak diperhatikan oleh orang lain.

27 Saya sebisa mungkin tidak kasar dengan orang lain dan menjauhi konflik dengan orang lain.

31 Saya merasa optimis dan yakin dengan diri saya sendiri.

32

Saya suka berinisiatif untuk melakukan suatu hal lebih dulu daripada orang lain dan mencoba membuat orang lain terkejut dan mengakui saya.

2. Perancangan Alur Data (Data Flow Diagram)

Desain proses digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD) yang dimulai dari level tertinggi yakni level 0 (Diagram Konteks) kemudian diturunkan menjadi level 1, level 2, dan seterusnya. Level 0 (Diagram Konteks) menggambarkan sistem secara keseluruhan. Berikut merupakan DFD yang menggambarkan al

Gambar

Gambar 2.4 Struktur Sistem Pakar (sumber: Hartati & Iswanti, 2013)
Gambar 2.6 Graf Pengetahuan
Gambar 3.2 DFD Level 1
Gambar 3.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program utama pengembangan agribisnis komoditas unggas sangat terkait dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Guna menjamin penyediaan pasokan d.o.c. ayam ras yang

asetat, borneol, simen. Kina, damar, malam.. as. CI CINN NNAM AMOM OMI COR I CORTE TEX X..

KESATU : Membentuk Satuan Tugas Anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) Berbasis Masyarakat di Tingkat Desa Mappedeceng, Desa Benteng, Desa

4.  Pedoman  PKB  dan  Angka  Kreditnya,  Buku  4,  Ditjend  Peningkatan  Mutu  Pendidik  dan  Tenaga  Kependidikan,  Kemendiknas, Tahun 2010 

• User menekan tombol OK, dan sistem akan melakukan penyimpanan atribut filter untuk digunakan selanjutnya. Skenario

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi bahan ajar tidak terpusat alternatif 2, yaitu sistem yang menempatkan percetakan dan gudang di

Bila dilihat dari nilai rata-rata (mean) dari 100 apoteker yang menjadi responden, nilai pengetahuan tentang fitofarmaka adalah 6,67, sehingga secara umum apoteker di

Kesantunan berbahasa dalam komentar berita politik kurang diperhatikan.Hal itu disebabkan oleh penggunaan bahasa yang kurang tepat.Tujuan penelitian ini adalah