• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... viii DAFTAR GAMBAR ... x BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Konsep Kebutuhan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2. Konsumsi, Konsumtif dan Konsumerisme . Error! Bookmark not defined.

2.1.3. Perilaku Konsumsi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4. Teori Perilaku Konsumsi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.2 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5. Gaya Hidup ... Error! Bookmark not defined.

2.1.6. Lingkungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

2.1.7. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

(2)

2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Sumber dan Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Tes Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4. 1 Gambaran Umum Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4. 2 Profil Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Semester ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Transportasi ... Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Orangtua ... Error! Bookmark not defined.

(3)

4. 3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Gaya Hidup ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Lingkungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Perilaku Konsumsi ... Error! Bookmark not defined.

4. 4 Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4. 5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Hasil Uji Multikolinieritas ... Error! Bookmark not defined.

4.5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.

4.5.3 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined.

4. 6 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4. 7 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.7.1 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumsi ... Error! Bookmark not defined.

4.7.2 Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi ... Error! Bookmark not defined.

4. 8 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Produk Domestik Bruto Tahun Dasar 2000 dan Kontribusi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2006-2010 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Rata-rata Anggaran Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Persentase Alokasi Pengeluaran Mahasiswa... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 4 Alokasi Rata-rata Pengeluaran Mahasiswa Berdasarkan Tempat

Tinggal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 5 Perilaku Konsumsi Mahasiswa Berdasarkan Gaya Hidup ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1 Dimensi Pengukuran Gaya Hidup AIO Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 Klasifikasi Gaya Hidup Mahasiswa Kost ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 3 Segmentasi dan Gaya Hidup Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 4 Penelitian Lainnya... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 1 Jumlah Mahasiswa UPI Semester Ganjil TA 2010/2011... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Sampel Mahasiswa Masing-masing Fakultas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3 Sampel Program Studi untuk Masing-masing Fakultas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Semester Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Transportasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Orangtua Perbulan ... Error! Bookmark not defined.

(5)

Tabel 4. 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Gaya Hidup (Aktivitas) Mahasiswa (n=386) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Gaya Hidup (Membelanjakan Uang) Mahasiswa (n=386) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 Gaya Hidup (Alokasi Waktu) Mahasiswa (n=386) . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Penilaian Gaya Hidup Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Gaya Hidup Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Gaya Hidup Berdasarkan Latar Belakang Fakultas . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Gaya Hidup Berdasarkan Tempat Tinggal... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Gaya Hidup Berdasarkan Pekerjaan Orangtua.. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Sumber Penerimaan Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17 Gaya Hidup Berdasarkan Pendapatan Orangtua Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18 Gaya Hidup Berdasarkan Uang Saku Perbulan Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Lingkungan Sosial (Keluarga) Mahasiswa (n=386) Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 20 Lingkungan Sosial (Kost) Mahasiswa (n=386) Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 21 Lingkungan Sosial (Teman) Mahasiswa (n=386) .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 22 Penilaian Lingkungan Sosial Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23 Lingkungan Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 24 Lingkungan Sosial Berdasarkan Latar Belakang Fakultas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 25 Lingkungan Sosial Berdasarkan Tempat Tinggal .... Error! Bookmark not defined.

(6)

Tabel 4. 27 Lingkungan Sosial Berdasarkan Pendapatan Orangtua ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 28 Lingkungan Sosial Berdasarkan Uang Saku Perbulan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 29 Penilaian Perilaku Konsumsi Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 30 Perilaku Konsumsi Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 31 Perilaku Konsumsi Berdasarkan Latar Belakang Fakultas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 32 Perilaku Konsumsi Berdasarkan Tempat Tinggal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 33 Perilaku Konsumsi Berdasarkan Uang Saku Perbulan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 34 Uji Validitas Variabel Gaya Hidup ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 35 Uji Validitas Variabel Lingkungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 36 Uji Validitas Variabel Perilaku Konsumsi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 37 Uji Reliabilitas Variabel ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 38 Hasil Uji Multikolinearitas... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 39 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 40 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 41 Posisi Keuangan Mahasiswa ... Error! Bookmark not defined.

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Persentase Anggaran Mahasiswa UPI ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1 Fungsi Konsumsi Dengan 3 Alasan Yang Diduga Keynes ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 Fungsi Konsumsi Duessenberry ... Error! Bookmark not defined.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara makro salah satunya ditopang oleh besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi produksi barang. Selain barang yang diproduksi di dalam negeri, juga barang yang berasal dari luar negeri (impor) yang mengalami peningkatan. Informasi yang diperoleh dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa total nilai belanja konsumsi masyarakat Indonesia dari bulan Januari hingga Oktober 2011 telah mencapai Rp.2.150 triliun. Bahkan, dari jumlah tersebut sekitar 4,5% berasal dari belanja barang konsumsi impor. Hal ini menunjukkan tingginya konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat, bahkan untuk berbagai produk yang berasal dari luar negeri sekalipun.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan mengatakan bahwa :

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2011 mencapai 2,9% dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q). Sedangkan dibandingkan triwulan yang sama pada 2010 (year on year/yoy) tumbuh 6,5%. Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi paling besar (http://indonesiacompanynews.wordpress.com).

(9)

perekonomian. Berikut ini adalah data yang menampilkan total pengeluran konsumsi masyarakat dan kontribusinya terhadap PDB.

Tabel 1. 1

Produk Domestik Bruto Tahun Dasar 2000 dan Kontribusi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia

Tahun 2006-2010

Tahun PDB (Milyar Rupiah)

Konsumsi Rumah Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari data pada Tabel 1.1 diatas dapat dilihat besarnya kontribusi konsumsi

rumah tangga terhadap besarnya PDB. Meskipun mengalami fluktuasi, namun

secara umum kontribusi dari konsumsi rumah tangga ini menyumbang rata-rata

58,52% pada 5 tahun terakhir. Semakin kuatnya daya beli masyarakat karena

adanya kenaikan pendapatan dan semakin beragamnya pilihan produk barang

yang ada di pasaran, baik produk lokal maupun produk asing/ impor adalah dua

dari sekian banyak faktor yang mendorong tingginya konsumsi yang dilakukan

masyarakat.

Meningkatnya kondisi perekonomian secara makro dan banyaknya pilihan

(10)

Bahkan, untuk mereka yang memiliki daya beli terbataspun dapat mensiasatinya dengan melakukan kredit, baik dengan menggunakan kartu kredit setiap kali melakukan transaksi pembelian, maupun mengajukan pembelian barang secara kredit kepada pihak produsen.

Dilihat dari sisi makro, meningkatnya konsumsi masyarakat merupakan hal yang positif karena dapat menopang pertumbuhan ekonomi, namun dilihat dari sisi mikro (perseorangan), konsumsi yang tinggi ini merupakan suatu permasalahan karena mengindikasikan bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (Marginal Propensity to Consume) masyarakat Indonesia pun tinggi, dan

hal ini dapat menimbulkan sifat konsumtif dan boros. Selain itu, jika dilihat dari sisi makropun tingginya konsumsi masyarakat yang tinggi ini akan menjadi boomerang bagi perekonomian negara yang bersangkutan pada jangka panjang.

Amerika Serikat dengan krisis subprime mortage nya merupakan salah satu contoh negara besar yang bobrok perekonomiannya karena terlalu menjunjung konsumtifisme yang tidak disertai dengan kekuatan tabungan masyarakat.

(11)

konsumsi masyarakat ini bahkan telah merubah perilaku mereka dalam membeli suatu barang atau jasa.

Sebagian masyarakat membeli sesuatu bukan didasarkan pada kebutuhan yang sebenarnya, namun dilakukan semata-mata demi kesenangan dan menaikkan gengsi. Sehingga menyebabkan seseorang menjadi konsumtif, boros, bahkan menjadi tidak rasional. Penyimpangan perilaku ini bahkan terjadi pula pada kalangan remaja yang notabene nya belum memiliki penghasilan sendiri.

Menurut Lubis (Sumartono, 2002 : 117) Perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sumartono (2002 : 117) mengemukakan bahwa :

Secara pragmatis perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu

tindakan memakai produk yang tidak tuntas. Artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lainnya, atau membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan/ membeli suatu produk karena banyak orang yang memakainya.

Konsumen lebih memperhatikan penggunaan produk-produk dari merek-merek tertentu untuk mendapatkan penghargaan, pujian, untuk menambah kepercayaan diri, menjaga gengsi, menampilkan kehidupan mewah, karena iming-iming hadiah, karena konform dengan artis atau public figure atau sekedar untuk menjaga simbol status tertentu dan cenderung mengabaikan manfaat serta kegunaan barang-barang yang dibeli tersebut.

(12)

Menurut Retno Widiatuti (Endah Jubaedah, 2004 : 11) :

Perilaku konsumtif sebagai sebuah perilaku yang boros yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Secara lebih luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas, juga dapat diartikan sebagai gaya hidup bermewah-mewahan. Perilaku mahasiswa yang semakin konsumtif dan kurang memperhatikan skala prioritas, selain karena pengaruh perkembangan zaman, juga karena kondisi psikologis mahasiswa yang masih dalam pencarian identitas diri. Mahasiswa ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Bagi mereka membeli tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan, namun membeli dilakukan karena alasan-alasan lain seperti mengikuti trend, ingin mencoba produk baru, dan ingin memperoleh pengakuan sosial. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya menyebabkan mahasiswa berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang ngetrend. Sekalipun atribut-atribut tersebut tidak mendukung eksistensinya sebagai mahasiswa.

Dilihat dari segi usia, mahasiswa masih tergolong pada kelompok usia remaja akhir, yakni antara 18-22 tahun. Sebagaimana dikemukakan oleh Jatman (Sumartono, 2002 : 120), remaja merupakan kelompok sasaran yang potensial untuk memasarkan produk-produk industri, sebab remaja memiliki pola yang konsumtif dalam berpakaian, berdandan dan gaya potong rambut.

Raymond Tambunan (2001) mengatakan bahwa :

(13)

uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.

(http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=375).

Potensi mahasiswa dalam kaitannya sebagai konsumen sangatlah besar, walaupun sebagian besar dari mereka tidak memiliki penghasilan sendiri, tetapi mereka memiliki alokasi pengeluaran yang cukup besar. Berdasarkan hasil penyebaran angket pada 22 orang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang menjadi sampel dalam pra penelitian, diketahui bahwa pengeluaran mereka setiap bulannya bisa mencapai lebih dari Rp.1.000.000,00.

(14)

Tabel 1. 2

Rata-rata Anggaran Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Anggaran (rupiah/bulan)

% Mahasiswa

Kurang dari Rp.750.000,00 Rp.750.000,00 – Rp.1.000.000,00

Rp.1.001.000,00 – Rp.1.250.000,00 Rp.1.251.000,00 – Rp.1.500.000,00 Diatas Rp.1.500.000,00

14 27 14 23 23 Sumber : angket pra penelitian (data diolah)

Dari 22 responden yang diteliti, diketahui bahwa anggaran yang mereka

peroleh dari orangtua satu sama lainnya berbeda, berkisar antara

Rp.500.000,-/bulan, hingga diatas Rp.1.500.000,-/bulan. Berdasarkan hal tersebut, maka besar

kecilnya anggaran yang diterima diklasifikasikan kedalam kategori anggaran

rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini disajikan persentasenya.

Gambar 1. 1

(15)

Untuk se-level mahasiswa, anggaran per bulan yang mereka peroleh tidaklah kecil. Rata-rata dari mereka memperoleh uang saku Rp.1.286.400/bulan. Nominal cukup yang besar bagi mereka yang belum mampu menghasilkan uang sendiri. Namun, berdasarkan hasil wawancara langsung dengan sebagian responden, mereka mengatakan bahwa anggaran yang mereka peroleh dari otangtua itu belum mampu memenuhi semua kebutuhan mereka sebagai mahasiswa, terutama bagi mereka yang tinggal indekost. Adapun persentase untuk

alokasi jenis-jenis pengeluaran pada 22 mahasiswa di UPI Bandung (berdasarkan tinggi rendahnya anggaran yang diperoleh) dari berbagai program studi adalah sebagai berikut :

Tabel 1. 3

Persentase Alokasi Pengeluaran Mahasiswa

Jenis Pengeluaran

Anggaran Tinggi

(%)

Sedang (%)

Rendah (%)

Makan/ Jajan 43,17 49,57 54,49

Pulsa 7,81 9,23 10,03

Kuliah 10,27 12,13 13,05

Shopping 10,29 11,48 10,66

Perawatan 4,31 3,96 2,61 Lainnya 24,14 13,64 9,16

Total 100,00 100,00 100,00

Sumber : angket pra penelitian (data diolah)

Dari data pada Tabel 1.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa alokasi

pengeluaran untuk kebutuhan makan/ jajan yang berkaitan dengan kebutuhan

utama, memperoleh persentase paling tinggi, hal ini wajar terjadi karena hampir

semua mahasiswa yang diteliti merupakan anak kost yang kebutuhan makan

(16)

buku, mengikuti seminar, biaya mengerjakan tugas seperti foto copy dan print, justru mahasiswa dengan kategori anggaran yang rendahlah yang memiliki persentase paling tinggi, sedangkan untuk mahasiswa dengan kategori anggaran tinggi, alokasi untuk kebutuhan kuliahnya justru yang paling sedikit.

Dari data tersebut juga terlihat bahwa mahasiswa dengan anggaran yang tinggi justru mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan pengeluaran lainnya, yang lebih bersifat tersier dan kesenangan semata, seperti menonton di bioskop, menonton konser, karaoke-an, clubbing, bertamasya dan lain sebagainya. Bahkan, untuk saat ini fenomena yang terjadi pada sebagian mahasiswa adalah adanya pengeluaran untuk perawatan tubuh, terutama untuk wajah. Semua lapisan mahasiswa, baik mereka dengan kategori anggaran rendah, sedang, terutama yang tinggi memiliki alokasi khusus untuk perawatan. Sebagian dari mereka tertarik untuk melakukan perawatan karena mutlak kebutuhan, ajakan teman, dan tergiur oleh promosi atau iklan. Perawatan yang dimaksud disini adalah perawatan tubuh, wajah dan rambut, seperti facial, spa, luluran, creambath, pembelian produk-produk kecantikan, seperti krim pelembab dan lain sebagainya.

(17)

paket internet dan paket Blackberry (bagi mereka yang menggunakan BB). Meskipun keberadaan internet sangat penting sebagai penunjang sumber referensi mahasiswa, membuka cakrawala dunia serta menambah wawasan, namun amat disayangkan karena paket internet tersebut lebih sering digunakan untuk “berselancar” di dunia maya dalam jejaring sosial.

Pada akhirnya, perilaku konsumsi pada mahasiswa yang kurang memperhatikan skala prioritas dan cenderung tidak rasional ini akan menimbulkan permasalahan, apalagi jika perilaku tersebut dilakukan secara berlebihan dengan tidak dibarengi kondisi finansial yang memadai. Akan terbentuk mahasiswa yang konsumtif, gila belanja, dan mengesampingkan unsur manfaat dari barang/ jasa yang mereka konsumsi. Lebih parah lagi ketika para mahasiswa merelakan dirinya menjadi pelaku asusila untuk sekedar memenuhi hasrat belanjanya.

Sebagaimana yang pernah ditayangkan dalam sebuah acara investigasi Metro Tv pada 11 Juni 2011 yang mengungkapkan bahwa banyak mahasiswi di kota Bandung yang menjalankan profesi sebagai “mahasiswa plus-plus” untuk mengatasi masalah perekonomian serta adanya pola konsumerisme dan hedonisme yang tidak kepalang tanggung (Abanggeutanyo, 2011).

(18)

tersebut untuk keperluan yang tidak terlalu mendesak. Berdasarkan pengolahan data dari angket pra penelitian, disajikan persentase sebagai berikut :

Tabel 1. 4

Alokasi Rata-rata Pengeluaran Mahasiswa Berdasarkan Tempat Tinggal

Jenis Kebutuhan

Kost (%)

Tidak Kost (%)

Makan/ Jajan 50,46 48,03

Pulsa 8,54 13,64

Kuliah 11,49 15,83 Shopping 10,53 13,05 Perawatan 4,04 0,00 Lainnya 14,94 9,44

Total 100 100

Sumber: Angket pra penelitian (data diolah)

Dari data pada Tabel 1.4 diatas, dapat diketahui bahwa mahasiswa yang

nge-kost memiliki persentase untuk kebutuhan kesenangan yang lebih tinggi

daripada mereka yang tinggal di rumah sendiri. Hal ini bisa terjadi karena mereka

yang nge-kost mungkin pada awalnya merasa kesulitan untuk mengatur uang

sendiri. Selain itu mereka yang nge-kost sebagian besar berasal dari daerah yang

kondisi lingkungannya tidak semodern Bandung, sehingga mereka senang untuk

menghabiskan waktu berlama-lama di mall, menghabiskan uang untuk berbelanja

di factory outlet, berwisata kuliner, jalan-jalan dan lain sebagainya. Meskipun

khusus untuk alokasi belanja, mereka yang tinggal dengan orangtua (tidak kost)

ternyata persentasenya lebih tinggi dari mereka yang kost.

Dengan demikian, lingkungan tempat dimana seseorang berinteraksipun

turut serta mempengaruhi perilaku konsumsi yang terjadi pada kalangan

(19)

yang begitu modern dan dikenal sebagai Paris Van Java simbol kota fashionable dan simbol pergaulan remaja, maupun lingkungan kost-kost an, juga pengaruh dari lingkungan keluarga dan teman sepermainan. Ketika seorang mahasiswa nge-kost di tempat yang cukup elite dengan penghuni kost-an yang sebagian besar berasal

dari kalangan borjuis, maka mahasiswa tersebut akan mengalokasikan dana yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kost-kost annya tersebut, terutama dari segi gaya hidup.

Perilaku konsumtif dapat terus mengakar dalam gaya hidup sekelompok mahasiswa, sehingga perlu adanya antisipasi untuk menghindari terciptanya mahasiswa yang berperilaku seperti kalangan sosialita yang royal dan senang berfoya-foya, serta lebih mengutamakan untuk mengkonsumsi barang-barang yang mereka inginkan daripada yang mereka butuhkan, dan mementingkan kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat kesenangan.

(20)

menonton konser, setiap minggu nonton film baru di bioskop, bahkan pergi ke club malam, dan lain sebagainya.

Meskipun penting untuk menghilangkan kebosanan, rasa penat, dan sebagai ajang refreshing, namun segala bentuk kebutuhan kesenangan tersebut tidak seharusnya menjadi kewajiban yang harus selalu dipenuhi. Akan tetapi, data yang diperoleh menunjukkan kondisi sebagai berikut :

Tabel 1. 5

Perilaku Konsumsi Mahasiswa Berdasarkan Gaya Hidup

Gaya Hidup Mahasiswa

Frekuensi (per bulan) Jumlah (%) 1-2

Kali (%)

≥ 3 Kali

(%)

Tidak Pernah

(%)

Nonton 45,45 45,45 9,10 100

Karaoke-an 40,90 18,20 40,90 100

Makan di Restoran/ Fast Food 45,45 45,45 9,10 100 Shooping di Mall/ Nongkrong di Café 45,45 40,90 13,65 100

Menabung 55 9,10 36,37 100

Sumber: Angket pra penelitian (data diolah)

Dari pengolahan data yang diperoleh, terlihat bahwa beberapa aktifitas

mahasiswa yang didorong oleh gaya hidup tersebut memiliki persentase frekuensi

yang cukup tinggi. Namun, yang juga perlu diperhatikan adalah masih tingginya

persentase mahasiswa yang mengalokasikan anggarannya untuk menabung

minimal 1 bulan sekali, yakni mencapai 55%. Namun, mereka yang sama sekali

tidak pernah menabung pun masih cukup tinggi, mencapai 36,37%. Hal ini

mengindikasikan tingginya kecenderungan mengkonsumsi yang mereka lakukan

(21)

Persentase mahasiswa untuk makan di restoran/ fast food pun sangat tinggi, 45,45% mahasiswa bahkan melakukannya lebih dari 3 kali pada setiap bulannya. Kondisi-kondisi tersebut terjadi karena pengaruh gaya hidup modern yang dicontohkan oleh negara-negara maju. Pemilihan konsumsi yang dijalankan tidak lagi menunjukkan kemampuan seseorang untuk membedakan mana kebutuhan pokok dan mendesak, dan mana kebutuhan tidak pokok.

Berdasarkan fenomena, fakta, dan argumen di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi pada kalangan mahasiswa. Adapun judul penelitian yang akan penulis angkat adalah : “Pengaruh Gaya Hidup Dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

(22)

Dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan hanya pada faktor-faktor non ekonomi, yaitu gaya hidup dan lingkungan sosial. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran umum gaya hidup mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ?

2) Bagaimana gambaran umum lingkungan sosial mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ?

3) Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ?

4) Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ?

5) Apakah lingkungan sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ?

1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1) Untuk mengetahui gambaran umum gaya hidup mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

2) Untuk mengetahui gambaran umum lingkungan sosial mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

(23)

4) Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku konsumsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

5) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi mikro, khususnya terkait dengan perilaku konsumsi.

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana perilaku konsumsi sebagai variabel terikat, sedangkan gaya hidup dan lingkungan sosial sebagai variabel bebas. Variabel-variabel tersebut merupakan objek dari penelitian ini. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung angkatan 2009 dan 2010.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.

(25)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(26)

Tabel 3. 1

Jumlah Mahasiswa UPI Semester Ganjil TA 2010/2011

Fakultas Angkatan Jumlah

2009 2010

FIP 927 1247 2174

FPIPS 623 849 1472

FPBS 1132 1154 2286

FPMIPA 748 659 1407

FPTK 579 772 1351

FPOK 541 565 1106

FPEB 649 575 1224

Jumlah 5199 5821 11020

Sumber : Sistem Informasi Akademik BAAK UPI

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 131), sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2001 : 2) sampel

adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan

prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Oleh karena

itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif/ mewakili.

(Sugiyono, 2009 : 81).

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik penarikan sampel Proportionate stratified random sampling.

Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan

sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Proportionate

stratified random sampling ini dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan

(27)

banyaknya jumlah populasi, dan waktu yang terbatas, maka untuk sampel diambil dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2008 : 44).

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh sampel sebagai berikut :

98

Dari perhitungan diatas, diperoleh hasil untuk sampel mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yakni sebanyak 386 orang, yang terdiri dari 182 orang angkatan 2009, dan 204 orang angkatan 2010 dari populasi sebesar 11020 orang. Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : • Mendata seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

angkatan 2009 dan 2010.

• Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing fakultas dan program

studi sebagai berikut :

(28)

(Riduwan, 2008 : 45) Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum. N = Jumlah populasi seluruhnya.

Dalam penarikan sampel mahasiswa dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3. 2

Sampel Mahasiswa Masing-masing Fakultas

Fakultas Angkatan Sampel

2009 2010 2009 2010

Sumber : SIAK UPI (data diolah)

(29)

Tabel 3. 3

Sampel Program Studi untuk Masing-masing Fakultas

Fakultas Program Studi Angkatan Sampel

(30)

386

Sumber : SIAK UPI (data diolah)

3.4 Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas.

Tabel 3. 4

Operasionalisasi Variabel

(31)

& Minor, 2002 : tinggal (kost-kostan) - Teman sebaya

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 129) yang dimaksud dengan sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun

sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

• BAAK UPI Bandung

• Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.

Sedangkan jenis data yang dgunakan adalah dalam penelitian ini adalah :

1) Data primer yang diperoleh dari mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia

2) Data sekunder diperoleh dari kantor BAAK UPI Bandung, Badan Pusat

(32)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis, karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang telah disusun dan disebar kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian.

2) Studi dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu perilaku konsumsi.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

3.7.1 Tes Validitas

(33)

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170) Dengan menggunakan taraf signifikan

α

= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya

responden. Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung ≤ r 0,05 tidak

valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya. (Riduwan, 2008 : 217).

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

3.7.2 Uji Reliabilitas

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

(34)

2

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

σn2 = Jumlah varians butir σt2 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada

α

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang gaya hidup, lingkungan sosial dan perilaku konsumsi.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Skala likert yaitu suatu skala yang terdiri dari sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang semuanya menunjukan sikap terhadap objek yang akan diukur. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut : Sangat Setuju/ Sangat Sering : 5

Setuju/ Sering : 4

Ragu-ragu/ Kadang-kadang : 3

(35)

Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah : 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1) Menentukan tujuan pembuatan angket, yaitu mengetahui pengaruh

gaya hidup dan lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi

2) Menjadikan objek yang menjadi responden, yaitu para mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden 4) Memperbanyak angket

5) Menyebarkan angket

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.8.1 Teknik Analisis Data

Semua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data ordinal, sehingga data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2011 : 30) :

• Pertama, perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;

• Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi;

• Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P);

• Tentukan nilai proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;

• Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang telah diperoleh;

(36)

• Hitung NS (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut :

NS= (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit) (Area Bellow Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)

• Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :

Y = NS + (1+ |NS min|) Dimana nilai k = 1 + |NS min|

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi

linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui

variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program

komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Tujuan Analisis Regresi Linier

Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau

beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresi.

Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model log-linier. Dalam

penelitian ini digunakan metode Mackinnon, White dan Davidson untuk memilih

model yang paling cocok.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan

sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e

Dimana :

Y = Perilaku konsumsi β0 = konstanta regresi

(37)

3.8.1.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas ganda (multocollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu

hubungan linear yang sempurna. Jadi, multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen. (Yana Rohmana, 2010 : 140-141).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas (Agus Widarjono, 2005 : 135).

2. Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2. Inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001 : 177).

Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas

(38)

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas.

Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode Breusch-Pagan-Godfrey. Breusch-Pagan-Godfrey mengembangkan model yang tidak memerlukan penghilangan data c dan pengurutan data, sebagai alternatif dari metode Golgfeld-Quandt. Ketentuannya, jika nilai Φ hitung lebih besar dari nilai kritis X2 maka ada heteroskedastisitas. Jika nilai Φ hitung lebih kecil dari nilai kritis X2 maka tidak ada heteroskedastisitas (kondisi homoskedastisitas) (Yana Rohmana, 2010 : 176).

3. Autokorelasi (autocorrelation)

Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Agus Widarjono, 2005 : 177).

(39)

• Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari α = 5%, berarti tidak ada

autokorelasi;

• Jika nilai probabilitasnya lebih kecil atau sama dengan α = 5%, berarti ada

autokorelasi.

(Yana Rohmana, 2010 : 198, 200)

3.8.2 Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Secara Parsial (Uji t )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis :

H0 : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2.

H1 : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel

Y, dimana i = X1, X2.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus :

t = Se

β

; i = X1, X2.

Kaidah keputusan :

Tolak Ho jika t hit> t tabel, dan terima Ho jika t hit< t tabel.

2. Pengujian Secara Serempak (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis :

Ho : semua variabel Xi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y, dimana i = X1, X2.

(40)

dimana i = X1, X2.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :

Fk-1, n-k = =

(

)

3. Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2001 : 98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

R2 =

(41)

• Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/ dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara umum gaya hidup mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia berada pada kategori sedang, dimana gaya hidup ini paling besar dipengaruhi oleh faktor alokasi waktu yang digunakan untuk menyalurkan hobi.

2. Secara umum lingkungan sosial mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia berada pada kategori sedang, dimana faktor yang paling mempengaruhinya adalah lingkungan teman sebaya

3. Secara umum perilaku konsumsi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia berada pada kategori sedang, dimana faktor yang paling mempengaruhinya adalah besar kecilnya anggaran yang dimilki

4. Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap perilaku konsumsi mahasiswa. Artinya semakin tinggi tingkatan gaya hidup seseorang, maka perilaku konsumsinya akan semakin meningkat.

(43)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis pada bagian ini memberikan saran sebagai berikut : 1. Mahasiswa hendaknya membuat rencana anggaran untuk menghindari adanya

pembelanjaan diluar kebutuhan, dan membuat alokasi pengeluaran untuk setiap kebutuhan yang disesuaikan dengan anggaran yang diperoleh. Selain itu, sebagai seorang mahasiswa, sebaiknya ada alokasi yang proporsional untuk kebutuhan pendidikan dan tabungan. Hal ini untuk menghindari defisit anggaran dan membiasakan mahasiswa untuk hidup hemat sebagai investasi masa depan.

2. Tidak memaksakan diri untuk selalu membeli barang-barang bermerek dan sedang trend apabila uang yang dimiliki tidak mencukupi. Hal ini juag untuk

menghindari kondisi defisit keuangan.

3. Membiasakan bergaya hidup sederhana dengan tidak memaksakan diri untuk membeli barang-barang mahal hanya karena gengsi atau mengharapkan pujian semata, dan mengedepankan gaya hidup yang mendukung eksistensi diri sebagai mahasiswa.

4. Berpenampilan layaknya seorang mahasiswa, tidak menggunakan pakaian atau aksesoris yang berlebihan demi menonjolkan citra diri karena tidak ingin dianggap ketinggalan zaman.

(44)

6. Tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, terutama pengaruh-pengaruh buruk yang membawa kita pada perilaku yang menyimpang. Besarnya pengaruh lingkungan ini harus dibentengi oleh adanya prinsip yang kuat dan keyakinan terhadap mana hal baik dan mana hal buruk.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abanggeutanyo. (2011). Bandung dan Julukan Kota Prostitusi, Apa Salah Kotaku?. [Online]. Tersedia : sosbud.kompasiana.com. (2 Januari 2012). Achmad, Alfin. (2010). Perilaku Menyimpang. [Online]. Tersedia :

alfinnitihardjo.ohlog.com. (17 Februari 2012).

Agus, Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : EKONISIA FE UII.

Anggara, Raharyo. (2011). Middle Class or Mid-dle Class Mahasiswa. [Online]. Tersedia : gagaanggara.blogspot.com/2011/01/middle-class-or-mid-dle class mahasiswa.html. (20 Juni 2012).

Anne, Ahira. (____). Mengenal Ilmu Pendidikan. [Online]. Tersedia : www. anneahira.com. (15 Februari 2012).

Asep, Ramlan. (2011). Pengaruh Similar Name Terhadap Perusahaan Leader Market. [Online]. Tersedia : http://cepramlan.blogspot.com/. (15 Februari 2012).

Anton, Sutrisno. (____). Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku. [Online]. Tersedia : anstone.wordpress.com. (15 Februari 2012).

Anwar Prabu, Mangkunegara. (2002). Perilaku Konsumen edisi revisi. Bandung : Refika

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik.

Caroline Felicia Christine Lawalata. (2010). Perilaku Pembelian Ponsel Cerdas (Smartphone) Antara Gaya Hidup Dan Kebutuhan. Vol. 1 No.1 September 2010, halaman 1-62.

Deliarnov. (2009). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Elfina Putri Nanda Hasibuan. (2010). Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded Dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri. Skripsi Psikologi Universitas Sumatera Utara : Tidak diterbitkan.

(46)

Harum, Murah Marpaung. (2006). Pola Konsumsi Masyarakat : Profil Perilaku Beli Konsumen D.I. Yogyakarta. Vol 4 No. 2 September 2006, halaman 199-217.

Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Iis, Aisyah. (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen. Skripsi FPEB UPI : Tidak diterbitkan.

Jose, Cunha. (2009). Hidup dan Mimpi Anak Kos. [Online]. Tersedia : http://gostadiskusi.blogspot.com/2009/01/hidup-mahasiswa-kos-hidup-sebagai. html. (11 Februari 2012).

Junaiddin, Zakaria. (2009). Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: GP Press. Kotler, Philip & Kevin L. Keller. (2007) Manajemen Pemasaran. Jakarta

Indonesia : Indeks.

Kunradus, Aliandu & Wahyu Sudoyo. (2011). Akhir 2011, Pendapatan Per KapitaUS$ 3.600. [Online]. Tersedia :

http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2011/08/06/akhir-2011pendapatan-per-kapita-us-3-600/. (11 Februari 2012).

M Singarimbun dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta : LP3ES.

Mankiw, N. Gregory. (2003). Teori Makroekonomi. Jakarta : Erlangga. Miljkovic, Dragan dan Cary Effertz. (2010). Consumer behavior in food

consumption : reference price approach. British Food Journal. Vol.112 No.1 2010, halaman 13.

Moh, Syafiruddin. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan. [Online]. Tersedia : http://www.syafir.com/2011/11/23/faktorfaktor-yang-mempengaruhi-perkembangan. (20 Februari 2012).

Mowen , John C dan Michael Minor. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga.

Muhammad, Muflih. (2006). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo.

(47)

ruraleconomics.fib.ugm.ac.id/.../paninggaran-2011-mutia-Nurhikmah. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Kelurahan Aek Kota Batu, Kec Na-IX-X Kab. Labuhan Batu Utara. Skripsi FE Universitas Sumatera Utara. [Online]. Tersedia : repository.usu.ac.id/bitstream/.../1/09E00632.pdf. (8 Feb 2012). Nurul, Chomaira. (2008). Aku Sudah Gede. Sukoharjo : Samudera.

Nurul, Huda. (2006). Perilaku Konsumsi Islami. [Online]. Tersedia : xa. yimg. com/ kq/groups/. (17 Februari 2012).

Payaman J, Simanjuntak. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi 2001. Jakarta : FEUI.

R. Bintarto & Surastopo Hadisumarno. (1991). Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES.

R. Dendi D. (2009). Manusia Mall & Konsumsi Gaya Hidup. [Online]. Tersedia : http://www.nttonlinenews.com/ntt/index.php?view=article&id=5060%3A

manusia-mall-dan-konsumsi-gayahidup&option=com_content&Itemid=64. (8 Februari 2012).

Ranti, Wiliasih. (2008). Keseimbangan Perilku Mengkonsumsi Mahasiswa Minat Studi Ekonomi Islam. Vol 5 No. 2 Agustus 2008.

Raymond, Tambunan. (2001). Remaja dan Perilaku Konsumstif. [Online].

Tersedia : http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=375. (8 Februari 2012).

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Riduwan & Kuncoro, EA. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.

Schiffman G, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. (2000). Consumer Behavior, Seventh Edition. USA : Prentice Hall International Inc.

Sarlito Sarwono, Wirawan. (2002). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Singgih, Gunarsa. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

(48)

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam Iklan (Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi). Bandung : Alfabeta.

Sutisna. (2003). Perilaku Konsumen dan Perilaku Pemasaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Syafaruddin, Siregar. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta : Grasindo

Tatik, Suryani. (2008). Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu.

UU RI No. 4 Thn 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Yana, Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung : Laboratorium Pend. EKOP FPEB UPI.

Yohanes, Kunto S & Peter Remy P. (2006). Segmentasi gaya hidup pada

mahasiswa program studi pemasaran Universitas Kristen Petra. Vol 1 No.1 april 2006, halaman 13-21.

Yulia, Widiastuti. (2009). Praktek Gaya Hidup Berwawasan Lingkungan pada Komunitas Pengguna Sepeda, KRL, dan Transjakarta di Metropolitan Jakarta. Tugas Akhir FT Universitas Diponegoro. [Online]. Tersedia : eprints.undip.ac.id/3680/1/yulia.pdf. (9 Februari 2012).

Yunan. (2009). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia. Tesis Ekonomi Universitas Sumatera Utara. [Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/95038188/Analisis-Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia. (9 Feb 2012). ______. (2011). Pengertian Kebutuhan dan Macam Kebutuhan. [Online].

Tersedia : id.shvoong.com. (11 Februari 2012).

Gambar

Gambar 2. 1 Fungsi Konsumsi Dengan 3 Alasan Yang Diduga Keynes ....... Error!
Tabel 1. 1
Gambar 1. 1
Tabel 1. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini timoquinon diujikan pada sel HeLa yang merupakan cell line kanker serviks untuk melihat adanya efek apoptosis yang ditimbulkan.. Metode yang digunakan dalam

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan yang dibatasi pada data penutupan periode Januari 2016 – Desember 2018 dari tingkat inflasi, nilai

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pendekatan outdoor learning dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V, adapun

SMAN 1 SUMBER KAB.REMBANG Bahasa dan Budaya 23. SMAN 1

Dalam pengelolaan wilayah sungai diperlukan adanya pemahaman mengenai batas daerah sempadan yang merupakan kawasan kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pekerja Remaja terhadap Penyakit Menular Seksual Serta Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya hubungan seks

Pegawai User Interface Business Library Data Acess Database 1.cari buku.. cari buku

This thesis entitled in: “The Correlation of the Students’ Understanding of Simple Present Tense and Their Ability in making Short Dialogue at the First Grade of