• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LIMBAH KEBUN DAN LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3 ) SECARA IN-VITRO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN LIMBAH KEBUN DAN LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3 ) SECARA IN-VITRO."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LIMBAH KEBUN DAN LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK

CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3) SECARAIN-VITRO

SKRIPSI

Oleh

FERDI ARDIAN 0910611071

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

PENGGUNAAN LIMBAH KEBUN DAN LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK

CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3) SECARAIN VITRO

FERDI ARDIAN,dibawah bimbingan

Prof.Dr.Ir. Novirman Jamarun, MScdanDr.Ir. Arief, MS Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan

Universitas Andalas, Padang 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah kelapa sawit (pelepah sawit, daun sawit, lumpur sawit dan bungkil inti sawit) terhadap karakteristik cairan rumen ( pH, VFA dan NH3) secara in vitro. Penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan A adalah : 20% pelepah sawit + 20% daun sawit + 40% lumpur sawit + 20 % bungkil inti sawit, B : 20% pelepah sawit + 20% daun sawit + 30% lumpr sawit + 30% bungkil inti sawit, C : 20% pelepah sawit + 20% daun sawit + 20% lumpur sawit + 40% bungkil inti sawit, D : 20% pelepah sawit + 20% daun sawit + 10% lumpur sawit + 50% bungkil inti sawit. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pH, VFA dan NH3. Hasil analisa keragaman menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata

terhadap pH (P>0.05), VFA (P>0.05), dan NH3(P>0.01).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan D (20% pelepah sawit + 20% daun sawit + 20% lumpur sawit + 50% bungkil inti sawit) adalah perlakuan yang terbaik diukur dari karakteristik cairan rumen (pH, VFA dan NH3)

(3)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

Selain menghasilkan produksi utamanya berupa minyak sawit dan minyak inti

sawit, perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan limbah dari pengolahan kelapa

sawit seperti pelepah sawit, daun sawit, lumpur sawit dan bungkil inti sawit.

Limbah ini cukup potensial digunakan sebagai pakan alternatif ternak. Potensi

kelapa sawit di Sumatera Barat cukup besar, berdasarkan data Badan Pusat

Statistik Sumatera Barat produksi kelapa sawit di Sumatera Barat pada tahun 2011

mencapai 966.504 dan produksi CPO terbesar ke 5 di Indonesia.

Limbah kelapa sawit adalah sisa tanaman kelapa sawit yang tidak

termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil dari pengolahan kelapa sawit,

berdasarkan tempat pembentukannya, limbah kelapa sawit dapat digolongkan

menjadi dua jenis :

1. Limbah perkebunan kelapa sawit yaitu limbah yang dihasilkan dari

sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembersihan/perawatan areal

perkebunan, seperti: pelepah sawit, daun sawit, tandan sawit dan

batang sawit.

2. Limbah industri kelapa sawit yaitu limbah yang dihasilkan pada saat

proses pengolahan kelapa sawit, seperti : lumpur sawit dan bungkil

inti sawit.

Pelepah kelapa sawit cukup potensial dijadikan pakan alternatif pengganti

(4)

(Mathius et al., 2005) satu hektar lahan dengan 130 pohon kelapa sawit

menghasilkan 20.020 kg pelepah segar/tahun. Pelepah sawit mempunyai potensi

nutrisi yang memungkinkan digunakan sebagai pakan serat dengan kandungan

gizi yang terdiri dari bahan kering (BK) 36.4%, protein kasar (PK) 5.8%, serat

kasar (SK) 44.8% dan TDN 29.8%. walau kandungan gizinya memungkinkan

digunakan sebagai sumber pakan serat, pelepah sawit sebagaimana limbah lainnya

mengandung faktor pembatas kecernaan yaitu kandungan lignin yang cukup

tinggi (26%). Lignin yang berikatan dengan selulosa menyebabkan selulosa tidak

bisa dimanfaatkan oleh ternak sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

menurut Wan Zahari et al., (2003) yang disitasi Mathius et al., (2003)

pemanfaatan pelepah sawit untuk ternak tidak melebihi dari 30% dan pemberian

pelepah sawit dalam waktu panjang menghasilkan kualitas karkas yang baik

Disamping pelepah sawit, limbah lain yang bisa digunakan sebagai pakan

konsentrat adalah daun sawit, bungkil inti sawit dan lumpur sawit. Daun kelapa

sawit merupakan limbah padat perkebunan kelapa sawit yang cukup banyak, dari

satu hektar lahan diperkirakan dapat dihasilkan 6.400 7.500 daun/perpelepah /

tahun. Daun kelapa sawit mengandung serat, N, bahan organik dalam jumlah yang

cukup untuk mendukung pemeliharaan domba. Kandungan zat gizi yang

terkandung pada daun kelapa sawit ini antara lain : selulosa (16.6), hemiselulosa

(27.6), lignin (17.9), silika (3.8) (Jafat dan Hasan, 1990). Pemanfaatan daun sawit

sebagai bahan pakan ruminansia disarankan tidak melebihi 30%. Untuk

meningkatkan konsumsi dan kecernaan pelepah daun sawit, dapat ditambahkan

(5)

3 Lumpur sawit merupakan limbah proses ekstraksi pengolahan pabrik

minyak sawit. Untuk setiap ton hasil akhir minyak sawit akan menghasilkan

antara 2-3 ton lumpur sawit dalam bentuk cair (sludge) dan bentuk padat hasil dari

pengolahan mesin decanter. Devandra (1978) melaporkan bahwa campuran serat

perasan buah dengan lumpur sawit dengan perbandingan 50/50 dan diberikan

antara 10 sampai 60% pada domba, menunjukan bahwa pada taraf 40% daya

cerna bahan kering, bahan organik, protein, serat kasar dan retensi nitrogen

meningkat. Pemberian diatas 40% mengakibatkan penurunan daya cerna yang

tajam, kecuali abu dan energi.

Bungkil inti sawit adalah limbah proses ekstraksi inti sawit. Limbah ini

dapat di peroleh melalui proses kimia dan mekanik pabrik pengolahan kelapa

sawit. Setiap satu ton tandan buah segar (TBS) menghasilkan inti sawit 5%, inti

sawit dapat menghasilkan 45-46% bungkil inti sawit. Produk bungkil inti sawit

dipandang dari sudut bahan pakan ruminansia mempunyai nilai bahan pakan yang

sangat penting artinya sebagai bahan penyusun ransum. Penelitian Arief (2013)

penggunaan bungkil inti sawit pada level 40 % dalam ransum memberikan

pengaruh yang baik pada pH (6.45), VFA (84.34) dan NH3(7.62).

Limbah industri kelapa sawit memiliki kekurangan diantaranya nilai

nutrisi rendah terutama protein dan kecernaannya, sering memiliki komponen

yang kurang di sukai ternak dan potensial menimbulkan polusi (Hanafi, 2004).

Selain itu keterbatasan-keterbatasan lain yang dimliki oleh bahan limbah adalah

dinding selnya yang diselimuti kompleks/kristal silika, lignifikasi yang berlanjut

dan terbentuknya struktur selulosa yang sulit dicerna (Davendra, 1990) sehingga

(6)

Pada ternak ruminansia pemanfaatan zat-zat makan yang berasal dari

ransum yang diberikan sangat tergantung pada aktivitas mikroba yang terdapat

pada lambung bagian depan terutama rumen. Dimana protein yang berasal dari

ransum akan didegradasi menjadi NH3, sedangkan fraksi pada karbohidrat

terutama fraksi dinding selnya itu akan didegradasi menjadi VFA yang merupakan

sumber energi utama untuk pertumbuhan mikroba dan bagi ternaknya sendiri.

Aktivitas mikroba dalam rumen tersebut sangat dipengaruhi oleh pH dan

temperatur dalam rumen (Sayuti, 1989). Metoda yang digunakan untuk

mengetahui proses yang terjadi dalam rumen dengan mudah dan murah adalah

dengan metodain vitro

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul

Penggunaan Limbah Kebun dan Limbah Industri Kelapa Sawit serta Pengaruhnya Terhadap Karakteristik Cairan Rumen (pH, VFA, dan NH3 ) Secarain Vitro”.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah ransum yang diformulasikan dari limbah kelapa sawit dapat

mempengaruhi karakteristik cairan rumen (pH, VFA dan NH3) secarain vitro

2. Komposisi limbah kelapa sawit manakah yang terbaik sebagai pengganti

ransum ternak ruminansia.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh penggunaan limbah kebun dan limbah industri kelapa

sawit terhadap karakteristik cairan rumen ( pH, VFA dan NH3) secarain vitro.

2. Mengetahui komposisi limbah kebun dan limbah industri kelapa sawit terbaik

(7)

5 1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada

masyarakat bahwa ransum dari olahan limbah kebun dan limbah industri kelapa

sawit dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pakan alternatif ternak ruminansia.

1.5. Hipotesis Penelitian

Ransum yang diformulasikan dari limbah kebun (pelepah dan daun sawit)

dan limbah industri kelapa sawit (lumpur dan bungkil inti sawit) dengan

penggunaan 50% bungkil inti sawit mempengaruhi karakteristik cairan rumen

Referensi

Dokumen terkait

The results showed that of some of the focus of research, there are some things that still need improvement, including the lack of a comprehensive policy between the

Dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel tayangan fashion dari internet dengan hasil belajar desain busana karena r hitung

[r]

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang-penambang Kobalt di Schneeberg ( lebih dari 50% meninggal akibat kanker paru ) berkaitan dengan adanya bahan

Strategi yang dibuat oleh Peace Generation Indonsia dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan media sosial itu sendiri yaitu media sosial

Antara yang jelas dapat diperhatikan adalah amalan-amalan berikut yang kini mula menjadi norma dalam kalangan masyarakat Islam di Malaysia iaitu, amalan menyalakan api

keuntungan  dari  PT  kepada  anggota/pengurus  yang  berstatus  orang  pribadi  disamakan  atau  dianggap  sebagai  deviden  (Ps.4  ayat  1  huruf