No Daftar FPIPS :/1627/UN.40.2.7/PL/2013
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun Oleh:
Astri Nurjannah
0901379
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan
Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS
(Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung)
Oleh
AstriNurjannah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
©AstriNurjannah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
iii
ABSTRAK
Oleh :
Astri Nurjannah 0901379
Penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS”, penelitian ini berawal dari hasil observasi peneliti yang menemukan permasalahan kurangnya kemandirian belajar siswa di kelas VIII-D SMPN 44 Bandung, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak mempercayai kemampuannya sehingga selalu mengandalkan jawaban temannya untuk mengerjakan tugas. Melihat permasalahan tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan kemandirian belajar siswa-siswa kelas VIII-D SMPN 44 Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dalam pelaksanaanya penelitian tindakan kelas ini peneliti berkolaboratif dengan guru mitra untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Untuk melihat kemandirian belajar siswa, peneliti melakukan observasi kegiatan belajar siswa dengan menggunakan lembar cek kemandirian, wawancara terhadap siswa dan guru serta menganalisis hasil tugas lembar kerja siswa dari tindakan ke-I sampai tindakan ke-III.
Setelah diterapkannya strategi pembelajaran inkuiri, peneliti menganalisis bahwa kemandirian belajar siswa lebih meningkat, hal ini terlihat dari aktifitas siswa yaitu siswa sudah mampu bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas LKS ( lembar kerja siswa ) yang ditugaskan oleh guru dan dalam pengerjaanya, siswa menjawab semua soal yang diberikan oleh guru, berusaha sendiri dalam menyelesaikan tugas, dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. Dan dalam aspek lain siswa pun sudah terlihat berusaha untuk mencari sumber belajar lain selain buku, misalnya dari internet ataupun dari sumber lainnya.
Melihat aspek-aspek yang telah menunjukan kemandirian belajar siswa bisa tercapai, peneliti pun menganalisis bahwa kemandirian belajar siswa sudah meningkat setelah diterapkannya strategi pembelajaran inkuiri. Ini menjadikan bahwa strategi inkuiri ini sangat tepat untuk menjadikan siswa lebih mandiri dalam belajar.
ABSTRACT
By :
Astri Nurjannah 0901379
The titled for this study "Application of Inquiry Learning Strategies To Enhance Student Independent Learning In Social Studies ", this study is originated from the observation of some researchers who discovered the problem that concist of lack independence of student learning in class VIII-D SMP 44 Bandung, it was characterized by the number of students who don’t believe with their capabilities so they always count on their friend answers to finish their task. Seeing these problems, the researchers will conduct research with the goal of improving students independence learning in class VIII-D SMP 44 Bandung.
The method used in this study is action research, action research is implementation in this class with the teacher researchers collaboration partners to improve the learning process in the classroom. To check the students' independent learning, researchers conducted observations of student learning activities using self checks, interviews with students and teachers as well and analyzing the results of the student worksheets from action I to action III.
After the implementation of inquiry learning strategies, researchers analyzed that some of the students learn about independence is increased it can be seen from the student activities that they are able to be responsible when they fill their LKS (student worksheet) assigned by the teacher and when they do the task, the students answer all the questions given by teacher himself , and completing the task in time. And in other aspects of the students had already seen trying to find learning resources other than books, such as from the Internet or from other sources.
Looking at the aspects that have demonstrated student learning independence could be achieved, the researchers also analyzed that the independence of student learning has increased after the implementation of inquiry learning strategies. This makes that inquiry is the perfect strategy to make students more independent in learning
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II ... 8
KAJIAN TEORI ... 8
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran ... 8
2.2 Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 9
2.3 Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Kemandirian Belajar .. Error! Bookmark not defined. 2.4 Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 31
2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 32
METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Setting Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Teknik Analisis Data ... 49
3.9 Validitas dan Realibilitas Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Profil Guru Mitra ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Kondisi Dan Karakteristik Kelas Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Umum Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Awal Proses Pembelajaran .. Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Analisis, Refleksi, dan Rencana Penerapan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Rencana Umum Tindakan ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 59
4.3.1 Tindakan Ke-I ... 59
4.3.2 Tindakan Ke-II ... 73
4.3.3 Tindakan Ke-III ... 86
4.4 Pembahasan ... 109
4.3.1 Perencanaan Dalam Menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 109
x
4.3.4 Kendala-Kendala Dalam Menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri ...
... Error! Bookmark not defined.
BAB V ... Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan observasi awal di kelas VIII D di SMP Negeri 44
Bandung sebelum penelitian, terlihat sekali bahwa kurangnya kemandirian
belajar siswa pada pembelajaran ips, hal ini ditandai dengan kecenderungan
para siswa untuk lebih memilih mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah
dan mengandalkan jawaban teman. Siswa tidak berani mengemukakan
pendapatnya dan malas bertanya. Saat guru memberikan penugasan pada
siswa untuk mempelajari materi selanjutnya, siswa tampak sekali tidak
mempelajari materi yang ditugaskan. Ini menunjukkan siswa belum dapat
merancang belajar mereka sendiri. Hasilnya siswa menjadi cepat bosan,
kurang berkonsentrasi, dan kurang aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang
demikian menunjukkan kurangnya kemandirian siswa dalam pembelajaran
IPS.
Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa di kelas VIII D, dia
menuturkan bahwa pembelajaran IPS yang selama ini di ajarkan di kelas
sangat monoton dan tidak bervariasi, itu dikarenakan media pembelajaran
yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah dan itu tidak menjadikan siswa
aktif dalam pembelajaran, terkadang siswa kurang mengerti apa yang
dijelaskan oleh guru dikarenakan materi tidak dihubungkan dengan kejadian
sehari-sehari yang ada di lingkungan sekitar mereka dan materi hanya
terpaku kepada satu buku, sehingga menyebabkan siswa kurang mendapat
pengetahuan yang luas.
Sedangkan menurut guru IPS, menyatakan pada saat wawancara
guru menyampaikan pembelajaran IPS itu memiliki beberapa kendala
diantara kurang banyaknya waktu guru untuk membuat media dan
menjadikan penyampaian materi hanya dengan ceramah dan kurangnya
pengetahuan beliau mengenai pembelajaran IPS dikarenakan beliau
menghubungkan dengan materi lain itu seperti sejarah, geografi dan
sosiologi, itu menjadi kesulitan tersendiri untuk guru IPS.
Berdasarkan hasil observasi diatas maka terlihat sekali bahwa
permasalahan yang timbul dalam pembelajaran IPS di kelas 8D adalah
pembelajaran yang sifatnya searah yaitu pembelajaran yang berupa teacher
centered sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran,
dan materi yang di berikan oleh guru juga kurang luas hanya terpaku pada
satu buku, dan itu mengharuskan siswa mencari materi yang lebih luas dari
berbagai sumber agar pengetahuan siswa lebih berkembang, dan untuk
seperti itu butuhlah penanaman karakter mandiri dalam diri siswa, agar
mereka tidak terbiasa menerima materi hanya dari guru.
Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada
kreasi siswa dari kesempatan dan pengalaman penting bagi siswa sehingga
ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu.
Dengan kemandirian belajar tersebut siswa akan dapat mengembangkan
nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kemandirian sangatlah penting dimiliki dalam proses pembelajaran
agar pembelajaran itu bisa optimal jika dilakukan dengan penuh
kemandirian siswa, menurut Chaplin (Desmita, 2010: 185) :
“ Kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan
menentukan dirinya sendiri ”.
Indikator kemandirian belajar menurut Tahar (2006: 95) diantaranya
yaitu: siswa mampu mengelola strategi belajar, mampu mengatur waktu
belajar, mampu mengatur tempat belajar, mampu menilai aktivitas belajar,
mengatasi kesulitan memahami bahan ajar, mampu mengukur kemampuan
dari belajar, dapat memilih sumber belajar yang sesuai, berinisiatif untuk
memiliki bahan ajar dan interaksi siswa dengan bahan ajar.
Kemandirian sangat penting dimiliki siswa, menurut Samani et al
3
memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan upaya sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain.
Kemandirian sangat penting karena kemandirian merupakan sikap
pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Mandiri
(Self-Supporting) merupakan salah nilai pendidikan karakter yang harus dikembangkan. Menurut Samani et al (2012: 45) mendefinisikan pendidikan
karakter adalah Sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu
seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai
etis.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut dan diharapkan pendidikan karakter ini dapat merubah
karakter para siswa cenderung lebih baik.
Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu menganalisis
permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun
bekerja sama dengan kelompok, dan berani mengemukakan gagasan.
Pembelajaran dimana siswa hanya duduk tenang dan mendengarkan
informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga
untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan memang agak sulit.
Terkait belum optimalnya kemandirian belajar siswa, maka perlu
adanya pemilihan strategi pembelajaran yang bisa menumbuhkan
kemandirian belajar pada diri siswa, strategi pembelajaran Inkuiri
merupakan salah satu alternatif strategi belajar mengajar yang bisa dipilih
oleh guru dalam pembelajarannya. Pada pembelajaran berdasarkan inkuiri
komunikasi berjalan dua arah dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga diharapkan pemahaman siswa akan lebih
meningkat dan berpengaruh kemandirian belajar siswa.
Hanafiah et al (2009: 77) menyatakan bahwa Inkuiri merupakan
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Berdasarkan pendapat tersebut, strategi pembelajatan inkuiri
yang akan diterapkan diaharapkan mampu mengubah kondisi proses belajar
mengajar dan mepengaruhi tingkat kemandirian belajar siswa.
Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri sangat berkaitan dengan
peningkatan kemandirian siswa. Pembelajaran yang mandiri dapat dimulai
dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri. Dengan strategi
pembelajaran Inkuiri, siswa diperlakukan sebagai sosok pribadi yang
mandiri yang berpusat pada siswa karena menciptakan situasi yang
memberikan kesempatan siswa untuk mengamati, mencari dan menemukan
segala fenomena yang ada dengan memilih, menganalisa, menjawab
permasalahan yang diberikan untuk mengambil suatu kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, strategi pembelajaran Inkuiri bisa
diterapkan pada siswa SMP. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar
Siswa dalam Pembelajaran IPS” (Penelitian Tindakan Kelas VIII-D di
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang pembelajaran dalam mengembangkan strategi
pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa di
kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung ?
2. Bagaimana menyusun tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung ?
3. Bagaimana peningkatan hasil-hasil yang dicapai dalam pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII D di SMP
Negeri 44 Bandung?
4. Kendala-Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan strategi
pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
pada pembelajaran IPS pada siswa di kelas VIII D di SMP Negeri 44
Bandung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan dari
penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisis bagaimana merancang pembelajaran dalam
mengembangkan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung.
2. Untuk menganalisis bagaimana menyusun tahapan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VIII D di SMP Negeri
44 Bandung.
3. Untuk menganalis bagaimana peningkatan hasil-hasil yang telah dicapai
untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS di
kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung.
4. Untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengembangkan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII D di SMP
Negeri 44 Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni :
1. Manfaat Teoretis
Dengan dilakukannya Penelitian ini diharapkan dapat memiliki
manfaat secara teoretis Penelitian ini dapat menambah pemahaman
terhadap strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa pada pembelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat Bagi Siswa, Bagi Guru dan Bagi Sekolah.
Bagi siswa yakni dengan penerapan strategi pembelajaran Inkuiri
diharapkan kemandirian belajar siswa dalam mata pelajaran IPS bisa
meningkat,
Sedangkan Bagi Guru, Strategi pembelajaran Inkuiri dapat
dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh siswa dalam proses
pembelajaran IPS serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kemandirian belajar dalam pembelajaran IPS.
Dan Bagi Sekolah, Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengadakan variasi strategi pembelajaran guna meningkatkan
kemandirian belajar siswa.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini meliputi beberapa bab dan sub bab,
7
Bab I merupakan pendahuluan, dalam bab ini terbagi menjadi
beberapa sub bab yang meliputi: (1) latar belakang, di dalam latar belakang
dipaparkan apa yang melatarbelakangi diadakan nya penelitian ini, (2)
rumusan masalah, di dalam rumusan masalah di paparkan beberapa rumusan
masalah untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti, (3) tujuan
penelitian, di dalam tujuan penelitian dipaparkan hasil yang ingin dicapai
setelah penelitian ini selesai, (4) manfiaat penelitian, di dalam manfaa
penelitian di paparkan beberapa manfaat yang di dapatkan dari penelitian
ini, (5) sistematika penulisan menyajikan urutan penulisan pada setiap bab
dalam skripsi.
Bab II merupakan kajian pustaka, dalam bab ini terbagi menjadi
beberapa sub bab yang meliputi teori strategi pembelajaran, teori strategi
pembelajaran Inkuiri, teori kemandirian belajar, teori pembelajaran IPS dan
hasil-hasil penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.
Bab III merupakan metodologi penelitian, dalam bab ini terbagi
menjadi sub bab yang meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian,
desain penelitian, setting penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan
data, instrument penelitian, teknik analisis data dan validitas dan realibilitas
data.
Bab IV merupakan hasil penelitian, dalam bab ini membahas
mengenai hasil penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas.
Bab V merupakan kesimpulan dan saran, dalam bab ini memuat
kesimpulan dari penelitian dan saran yang diberikan peneliti untuk penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha
mengungkapkan kajian tentang “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri
untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS
pada kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung”
Yang sangat diutamakan dalam penelitian kualitatif adalah
pengungkapan dari suatu makna, hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono
(2009: 15) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif
berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
Selain filsafat postpostivisme yang ditekankan dalam penelitian
kualitatif, akan tetapi di dalam penelitian kualitatif berlandaskan pada
pandangan konstruktivisme. Hal ini sejalan dengan pendapatnya Emzir
(2009: 28), bahwa :
“ Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivisme (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) ”.
Menurut Moleong (2008: 6) menjelaskan, bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi
34
Melihat dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan data dan fakta yang
sebenarnya, serta menganalisis nya melalui konsep-konsep yang telah
dikembangkan sebelumnya.
3.2 Metode Penelitian
Dilihat dari pendekatan penelitian ini yakni penelitian kualitatif,
dan metode penelitian yang dikembangkan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR),
dalam penelitian tindakan kelas lebih besar menekankan kepada tindakan
guru dalam pembelajaran, sejalan dengan pendapatnya Wiriaatmaja (2005:
13) bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru
dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran siswa, dan belajar
dari pengalaman siswa sendiri.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki mutu
pembelajaran di kelas dengan menerapkan strategi pembelajaran yang beda
dari sebelumnya, hal ini sejalan dengan pendapat menurut Elliot (1982)
(Sanjaya, 2011: 25) bahwa :
“ Penelitian tindakan kelas bahwa kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan ”.
Secara sederhana Arikunto (2007: 57) menjelaskan bahwa
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan bertujuan untuk
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah strategi yang diterapkan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas dari suatu pembelajaran dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya.
Pada penelitian tindakan kelas ini adalah kolaboratif antara guru
menekankan kelas sebagai setting dari penelitian tersebut, dimana penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran supaya
lebih baik lagi.
Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas atau pada proses
belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus,
materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Ciri khusus dari PTK adalah
adanya tindakan (action) yang nyata.
3.3 Desain Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan
secara kolaboratif. Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan
tindakan adalah peneliti yang merangkap sebagai guru, sedangkan yang
diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
pelaksanaan pembelajaran adalah peneliti yang berkolaborasi dengan guru
mitra. Menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2005: 66), ada
beberapa tahap Penelitian yaitu:
1. Perencanaan (plan)
2. Tindakan (act)
3. pengamatan (observe)
4. refleksi (reflect)
Dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tindakan. Tindakan
dihentikan apabila kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah
mampu menguasai keterampilan belajar yang baru dan siswa terbiasa
dengan strategi pembelajaran Inkuiri yang ditampilkan dikelas,serta sudah
ada peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
36
[image:20.595.124.509.114.596.2]
Gambar :3.1 Tindakan Model Kemmis&Taggart
Secara lebih rinci, Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja,
2005: 66) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya.
1) kotak Plan yakni kegiatan pada tahap perencanaan; 2) pada kotak Act
mulai dilakukan tindakan dalam proses pembelajaran pada penelitian
tindakan kelas ini; 3) pada kotak Observe siswa dan guru memulai
pengamatan pada tugasnya masing-masing; dan 4) pada kotak Reflect
melakukan refleksi, dan menyusun perencanaan tindakan pada tindakan
berikutnya.
Rencana
TINDAKAN
Observasi
Rencana
TINDAKAN
Observasi
Tindakan Refleksi
Refleksi Tindakan
Rencana
TINDAKAN
Observasi
Tindakan Refleksi
3.4 Setting Penelitian 3.4.1 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 44
Bandung yang berjumlah 40 siswa.
3.4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 44 yang
beralamat di Jalan Cimanuk no 1 Bandung.
3.4.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2012/2013 yaitu bulan Februari-Mei. Waktu penelitian disesuaikan
dengan jadwal kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII D.
3.4.4 Tindakan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Dilaksanakan dalam beberapa tindakan dan setiap tindakan
memuat tindakan yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Tindakan I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini meliputi tentang apa, mengapa,
kapan,dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan
dilakukan.
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi:
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi
yang akan diajarkan, disini materi yang digunakan adalah
materi hubungan sosial, materi di berikan dengan
menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri.
2. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang
dalam penyampaian materi
3. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan
38
4. Menyusun lembar soal sebagai latihan siswa, lembar soal
terdiri dari beberapa masalah yang menyangkut materi dan
siswa memberikan alternatif solusi.
5. Menyusun alternatif jawaban dari soal-soal tersebut
6. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai
kemandirian belajar IPS untuk siswa.
7. Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk
siswa.
8. Menyusun lembar catatan lapangan
b. Tahap Pelaksaan Tindakan
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah
dibuat yang dapat berupa sesuatu penerapan strategi
pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan strategi pembelajaran yang sedang dijalankan.
Pada tahap pelaksanaan ini, guru mengajar sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan menerapkan
startegi pembelajaran yang akan diterapkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Adapun tahapannya
sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, pada tahap
ini guru menjelaskan mengenai bentuk-bentuk hubungan
sosial, dalam penyampaian materi guru memberikan
[image:22.595.114.514.156.746.2]contoh-contoh hubungan sosial dalam bermasyarakat dalam bentuk
gambar.
2. Guru memberikan waktu untuk siswa menanggapi gambar
tersebut, dan menganalisis permasalahan apa saja yang
timbul dari hubungan sosial
3. Guru memberikan Lembar kerja siswa (LKS), dimana di
dalam LKS itu memuat beberapa masalah yang berkaitan
4. Guru menugaskan siswa untuk memberikan alternative solusi
untuk menjawab beberapa masalah yang terdapat di dalam
Lembar Kerja Siswa (LKS).
5. Di Akhir pembelajaran, guru memberikan komentar
mengenai alternative solusi yang diberikan siswa, dan
mengapresiasi terhadap hasil kerja siswa.
c. Tahapan Pengamatan (Observasi)
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara
langsung pada siswa untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.
1. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah disusun dan berfungsi untuk melihat
tindakan kelas yang telah diterapkan. Observasi dilakukan
oleh peneliti, yaitu guru dan mitra lainnya yang ditempatkan
dalam lingkungan sekolah yang sama. Observasi ini pun bisa
menjadi upaya untuk pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan berbentuk deskriptif yang diambil selama
proses pembelajaran dikelas berlangsung.
2. Menilai tindakan dengan menggunakan format lembar kerja
siswa (LKS).
d. Refleksi
Refleksi bertujuan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama
proses pembelajaran. Kekurangan-kekurangan yang terjadi
selama proses pembelajaran digunakan untuk bahan perbaikan
pada tindakan berikutnya. Sedangkan kelebihan-kelebihannya
dipertahankan dan dikembangkan untuk menjadi keunggulan
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh
40
angket siswa, hasil tes, wawancara dan catatan lapangan. Hasil
analisa digunakan untuk mengetahui kekurangan maupun
ketercapaian pada tindakan I. Data dan informasi yang diperoleh
pada kegiatan tindakan I digunakan sebagai pertimbangan
perencanaan pembelajaran tindakan berikutnya yang diharapkan
lebih baik dari tindakan sebelumnya.
2) Tindakan II
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi:
1. Identifikasi masalah yang muncul pada tindakan I dan
belum teratasi berikut penetapan alternatif pemecahan
masalah.
2. Menentukan indikator pencapaian kemandirian belajar
siswa.
3. Pengembangan program tindakan II, menekankan pada hasil
yang diharapkan.
4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi
yang akan diajarkan, disini materi yang digunakan adalah
materi pranta sosial, materi di berikan dengan menerapkan
strategi pembelajaran Inkuiri.
5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang
dalam penyampaian materi
6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan
yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).
7. Menyusun lembar soal sebagai latihan siswa, lembar soal
terdiri dari beberapa masalah yang menyangkut materi dan
siswa memberikan alternatif solusi.
8. Menyusun alternatif jawaban dari soal-soal tersebut
9. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai
10. Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk
siswa.
11. Menyusun lembar catatan lapangan
b. Tahap Pelaksaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan
perencanaan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pada tahap ini, siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk
memecahkan permasalahan sesuai dengan startegi pembelajaran
inkuiri yaitu pemecahan masalah mengenai materi pranata sosial
dalam kehidupan masyarakat.
Adapun tahapannya sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, pada tahap
ini guru menjelaskan mengenai materi pranata sosial, dalam
penyampaian materi guru memberikan contoh masalah
ataupun contoh prilaku dalam kehidupan sehari-sehari yang
berkaiatan dengan materi agar memunculkan pemahaman
siswa yang lebih luas.
2. Guru memberikan waktu untuk aktivitas tanya jawab dengan
siswa, dan didalam tanya jawab ini siswa bisa berpendapat
untuk menjawab masalah yang menjadi pertanyaan
temannya.
3. Guru memberikan Lembar kerja siswa (LKS), dimana di
dalam LKS itu memuat beberapa masalah yang berkaitan
dengan materi.
4. Guru menugaskan siswa secara individu untuk memberikan
alternative solusi untuk menjawab beberapa masalah yang
terdapat di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
5. Di Akhir pembelajaran, guru memberikan komentar
mengenai alternatif solusi yang diberikan siswa, dan
42
c. Tahapan Pengamatan (Observasi)
1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah
disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan
selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dipersiapkan.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada tindakan II
berdasarkan data yang terkumpul.
2. Membahas hasil evaluasi mengenai pembelajaran pada
tindakan II.
3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi untuk digunakan pada tindakan III.
3) Tindakan III
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi:
1. Identifikasi masalah yang muncul pada tindakan II dan
belum teratasi berikut penetapan alternatif pemecahan
masalah.
2. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar yakni
kemandirian belajar siswa.
3. Pengembangan program tindakan III, menekankan pada
hasil yang diharapkan.
4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi
yang akan diajarkan, disini materi yang digunakan adalah
materi perpajakan Indonesia, materi di berikan dengan
menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri.
5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang
dalam penyampaian materi
6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan
7. Menyusun lembar soal sebagai latihan siswa, lembar soal
terdiri dari beberapa masalah yang menyangkut materi dan
siswa memberikan alternatif solusi.
8. Menyusun alternatif jawaban dari soal-soal tersebut
9. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai
kemandirian belajar IPS untuk siswa.
10. Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk
siswa.
11. Menyusun lembar catatan lapangan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan
perencanaan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pada tahap ini, siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk
memecahkan permasalahan sesuai dengan startegi pembelajaran
inkuiri yaitu pemecahan masalah mengenai materi perpajakan
Indonesia.
Adapun tahapannya sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, pada tahap
ini guru menjelaskan mengenai materi perpajakan Indonesia,
dalam penyampaian materi guru menggunakan media audio
visual yaitu video untuk menyampaikan salah satu contoh
masalah yang berkaiatan dengan perpajakan di Indonesia
2. Guru memberikan waktu untuk siswa untuk menganalisis
masalah tersebut dan menyebutkan contoh dari alternative
solusi.
3. Guru memberikan Lembar kerja siswa (LKS), dimana di
dalam LKS itu memuat beberapa masalah yang berkaitan
dengan materi.
4. Guru menugaskan siswa secara individu untuk memberikan
44
5. Di Akhir pembelajaran, guru memberikan komentar
mengenai alternative solusi yang diberikan siswa, dan
mengapresiasi terhadap hasil kerja siswa serta meluruskan
pemahaman siswa mengenai solusi yang diberikan.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah
disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan
selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dipersiapkan.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan
ketiga, peneliti menganalisis bahwa hasil pelaksanaan tindakan
ke-III sudah mencapai hasil maksimal, hasilnya siswa sudah
mampu dengan sangat baik memenuhi indikator-indikator
kemandirian belajar siswa yang terlihat dari perubahan prilaku
siswa yang menunjukan kemandirian belajar. Maka dari itu,
peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini mencapai 3 tindakan.
3.5 Definisi Operasional
a Strategi Pembelajaran Inkuiri
Menurut Gulo (Trianto, 2010: 66) menyatakan bahwa
pembelajaran Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sedangkan
menurut Komalasari (2011: 73) menyatakan bahwa Inkuiri merupakan
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah
banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami
konsep dan memecahkan masalah.
Merujuk beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menerapkan pola
kemandirian dalam belajar pada siswa, dimana siswa dituntut
memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan materi atau
lingkungan sekitarnya.
b Kemandirian Belajar
Menurut chaplin Desmita (2010: 185), kemandirian adalah
kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan
yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya. Sedangkan
menurut Lie et al (2004: 2) mengemukakan bahwa kemandirian adalah
kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari atau
dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan dan
kapasitasnya.
Merujuk pada pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
kemandirian belajar adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa atas keinginannya sendiri dengan tidak tergantung pada oranglain,
serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan
tugasnya.
Adapun indikator kemandirian belajar yang akan di nilai oleh guru
terbagi menjadi 3 aspek yaitu : 1. Aspek Personal Attributes (aspek yang
berkenaan dengan motivasi belajar siswa, penggunaan sumber dan
strategi pembelajaran , 2. Aspek Processes (aspek yang berkenaan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan siswa meliputi perencaan,
monitoring serta evaluasi pembelajaran), 3. Aspek Learning Context
(aspek faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi
tingkat kemandirian belajar meliputi siswa berinisiatif memiliki bahan
ajar, memilih sumber belajar yang sesuai dan interaksi siswa dengan
46
c Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SMP mata pelajaran IPS memuat materi Ekonomi, Geografi,
Sosiologi, dan Sejarah. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai, BSNP (2006)
(Hardini et al , 2012: 173).
Keller C. R (Sapriya, 2006: 6) mengemukakan bahwa : Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu
sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan/disiplin/struktur
ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan
yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran
sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan
hubungan-hubungan kemanusiaan kemasyarakatan.
Merujuk dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang
merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang menjadi satu
kesatuan. Pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan kemampuan
dan pengetahuan siswa terhadap kondisi sosial masyarakat sehingga
siswa menjadi siap dalam memasuki kehidupan bermasayarakat di
lingkungan sekitarnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
3.5.1 Observasi
Menurut Adi (2004: 70) data untuk menjawab masalah
penelitian dapat dilakukan pula dengan cara pengamatan, yakni
mengamati gejala yang diteliti. Dalam hal ini panca indera manusia
yang diamati, apa yang ditangkap, dicatat selanjutnya catatan tersebut
dianalisis.
Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh pengamat lain,
untuk mengetahui keberhasilan penerapan strategi pembelajaran
Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan di kelas VIII D SMP Negeri 44
Bandung.
3.5.2 Wawancara
Menurut Riduwan (2008: 74) wawancara adalah suatu cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan terhadap siswa dan
guru mata pelajaran IPS yang mengajar kelas VIII D. Wawancara
dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pendapat siswa dan
guru tentang proses pembelajaran menggunakan startegi pembelajaran
Inkuiri. Wawancara ini berdasarkan pedoman wawancara yang telah
disusun.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada
responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan
(Sukardi, 2008: 81).
Peneliti mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang terjadi selama
penelitian berlangsung, baik dalam penyampaian pembelajaran
maupun dalam perencanaan pembelajaran. Dokumentasi bertujuan
untuk mengungkapkan fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan
tindakan.
3.5.4 Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2008: 153), Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang di dengar,
48
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang segala sesuatu yang
berisi hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Hal-
hal yang dicatat antara lain suasana kelas, pengelolaan kelas, dan
interaksi guru dengan siswa.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
3.6.1 Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu lembar observasi pada kegiatan
pembelajaran dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dan
lembar observasi kemandirian belajar siswa. Lembar observasi
kegiatan pembelajaran di amati oleh guru mitra sedangkan lembar
observasi kemandirian belajar di olah oleh peneliti, di dalam lembar
observasi kemandirian terdiri dari beberapa kegiatan yang
menunjukkan kemandirian siswa dalam pembelajaran IPS antara lain:
personal attributes, processes, learning context. Hal ini akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa. Pelaksanaan
observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (V) pada
kemampuan siswa untuk menjadi mandiri dalam belajar maupun
mengerjakan tugas. Lembar observasi keterlaksanaan proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri ini dilakukan untuk
mengukur keberhasilan dari penerapan strategi pembelajaran inkuiri
ini oleh guru.
3.6.2 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang akan
diajukan pada siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengetahui respon siswa mengenai proses pelaksanaan pembelajaran
ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan strategi pembelajaran
3.6.3 Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan lembaran yang berisi segala
sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas, yang belum
dibahas di dalam lembar observasi. Catatan lapangan digunakan untuk
melihat pembelajaran selama di kelas dan menjadi bahan refleksi agar
kedepannya lebih baik lagi.
3.8 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009: 89) “Analisis data penelitian kualitatif
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.” Dengan demikian peneliti ini meliputi tiga tahap analisis yaitu sebagai berikut :
3.7.1 Analisis sebelum di lapangan
Analisis dalam tahap ini dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan atau kondisi awal peneliti sebelum dilakukan tindakan
PTK. Analisis dilakukan oleh peneliti terhadap observasi dan
wawancara tentang kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
3.7.2 Analisis selama di lapangan
Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification." Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2009: 91).
[image:33.595.116.511.228.704.2]Model analisisnya digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Analisis Data menurut Miles dan Huberman Penyajian Data Pengumpulan
Data
50
Dengan demikian analisis data pada tahap ini meliputi:
a Data reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting, berdasarkan studi
pendahuluan. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah untuk
pengumpulan data selanjutnya.
b Data display ( penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Penyajian data bias menggunakan bentuk uraian
singkat, bagan, tabel, grafik, dan sebagainya. Melalui penyajian
data tersebut, maka data terorganisasi, tersusun, sehingga akan
mudah dipahami. Dengan demikian maka akan memudahkan
peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja/tindakan selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut
c Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan) Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan
sementara pada reduksi data yang ditemukan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
akan menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak
awal.
3.7.3 Analisis setelah di lapangan
Setelah selesai memperoleh semua data yang dibutuhkan
kemudian dianalisis, maka peneliti meninjau kembali apakah masih
ada analisis data yang perlu direvisi atau mungkin perlu diteliti
analisis data dari awal. Jika semua data sudah cukup, maka peneliti
tindakan merupakan tahapan untuk mengetahui apakah tindakan
yang dilakukan berhasil sesuai dengan harapan atau tidak berhasil.
3.9 Validitas dan Realibilitas Data
Pada Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) validitas itu adalah keajekan
proses penelitian proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian
kualitatif. Kriteria validitas penelitian kualitatif adalah makna langsung
yang dibatasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses
penelitian. Sanjaya (2011: 41).
Pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian
tindakan kelas ini dengan menggunakan Triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pengecekan keabsahan data dengan memanfatkan sesuatu diluar data
sebagai pembanding. Meleong (2008: 330).
Metode yang digunakan dalam triangulasi ini antara lain adalah
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk membandingkan data,
peneliti dibantu oleh guru mitra senantiasa melakukan observasi terhadap
kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang
terdapat dalam pembelajaran. Hasil observasi tersebut di perkuat dengan
melakukan diskusi balikan dengan guru mitra dalam bentuk wawancara
untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran, ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
apa yang terdapat dalam penelitian, agar hasil penelitian lebih maksimal,
peneliti senantiasa membandingkan dengan data dokumentasi di lapangan
122
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri ini guru memulai
perencanaan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP sebelum
memulai pembelajaran, akan tetapi, selain membuat silabus dan RPP, dalam
pembelajaran inkuiri ini guru dituntut mampu menyiapkan media yang tepat
yang bisa menimbulkan rasa keingintahuan siswa mengenai materi tersebut.
Untuk melihat kemandirian belajar siswa, di dalam penelitian ini guru
senantiasa menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), pemberian lembar kerja
siswa sebagai tugas ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam
meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan dan
mengembangkan pendapatnya secara individu.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru berpedoman dengan RPP
untuk melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran, dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri, guru senantiasa
memulai pembelajaran dengan aktivitas tanya-jawab dengan siswa
mengenai materi yang dihubungkan dengan permasalahan yang timbul
dilingkungan sekitar mereka, ini dimaksudkan agar memunculkan keaktifan
siswa dalam mengemukakan pendapat. Dalam penyampaian materi guru
senantiasa menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk
menghubungkan materi dengan permasalahan, media yang tepat untuk
digunakan berupa video dan sosial media lainnya berupa koran dan bahan
ajar lainnya.
Setelah menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dalam
pembelajaran IPS, kemandirian belajar siswa sudah mulai meningkat, hal ini
terlihat pada hasil observasi peneliti dengan menilai aktivitas siswa dengan
berpedoman terhadap indikator-indikator kemandirian belajar, hasilnya
menunjukan adanya peningkatan kemandirian belajar dalam diri siswa,
setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, peneliti menemukan
beberapa kendala yang dihadapi ketika penerapan strategi pembelajaran
inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, kendala tersebut
bukan hanya dihadapi oleh guru, akan tetapi dihadapi oleh siswa. Kendala
yang dihadapi guru adalah guru kurang mampu untuk memotivasi siswa
menjadi pribadi yang mandiri sehingga siswa mempunyai tidak mempunyai
rasa percaya diri terhadap kemampuannya dan itu berdampak pada
kemandirian belajar siswa, untuk memecahkan solusi tersebut guru harus
berperan aktif dalam pembentukan kepribadian siswa sehingga menjadi
mandiri, hal ini bisa di mulai dengan guru senantiasa menggali potensi
siswa secara mandiri dalam pemberian tugas ataupun dalam hal sosial
lainnya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan oleh guru, siswa , pihak sekolah serta peneliti selanutnya
untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
A. Saran untuk pihak sekolah :
Dalam membina siswa-siswa nya menjadi mandiri, sekolah pun
harus berperan aktif dalam menanamkan karakter mandiri di diri
siswa. Pihak sekolah bisa bekerja sama dengan orang tua untuk
memonitoring kegiatan siswa di sekolah maupun dirumah agar
senantiasa siswa terbiasa belajar setiap hari dan berusaha dalam
mengerjakan tugasnya sendiri.
B. Saran untuk guru :
Dalam pembelajaran, guru senantiasa memfasilitasi siswa untuk
menjadi mandiri contoh nya dalam pembelajaran guru harus
memberikan waktu untuk siswa bertanya ataupun mengeluarkan
124
kemampuannya. Dan dalam memberikan tugas, sebaiknya guru
memberikan tugas secara individu dan dalam bentuk tes tulis uraian,
tes ini bisa dengan menghubungkan materi dengan permasalahan
sehingga siswa mempunyai gambaran terhadap materi dan dalam
pengerjannya siswa bisa lebih bebas dalam mengeluarkan
pendapatnya .
C. Saran untuk Siswa :
Agar karakter mandiri bisa tertanam di diri siswa, siswa harus
memulai dengan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan
yang dia punya, sehingga jika siswa percaya kepada kemampuannya,
dalam belajar maupun mengerjakan tugas pun siswa akan berusaha
sendiri dan tidak mengandalkan jawaban dari temannya.
D. Saran Untuk Peneliti Selanjunya :
Untuk peneliti selanjutnya, penelitian mengenai kemandirian
belajar bisa diteruskan dengan melihat apakah hubungan kemandirian
belajar dengan pola asuh orang tua dirumah, karena jika melihat
faktanya disekolah, siswa yang terlihat di manja oleh orang tuanya
dalam pembelajaran ataupun mengerjakan tugasnya juga terlihat lebih
acuh tak acuh jika dibandingkan siswa yang terlihat mandiri dalam
pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugasnya lebih bersemangat
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R. (2004). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.
Amri, S et al. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, O. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Hanafiah et al. (2009). Proses Pembelajaran Inkuiri. Bina Aksara: Malang.
Hardini et al. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan
Implementasi). Yogyakarta: Familia.
Kesuma et al. (2011). Pendidikan Karakter Kajian dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Komalasari K. (2011). Pembelajaran Konstektual : Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Lie , A, et al. (2004). 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab
Anak. Jakarta : Gramedia.
Moleong, L. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mudjiman, H. (2009). Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Samani et al. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT
126
Sanjaya W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Sanjaya W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sapriya et al (2006). Pembelajaran dan evaluasi hasil belajar mengajar.
Bandung: UPI PRESS.
Sapriya et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKN.
Soemantri N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Media Group.
Trianto. (2010). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Wahab AA. (2007). Metode Dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara.
Wiriaatmadja R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumber Internet :
Andayani, Indriati Agustin. (2005). “Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan
Belajar Mandiri Terbimbing Melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan Guru Dalam Mata Pelajaran Matematika Di SMA Negeri 6 Palembang”. Skripsi FKIP Universitas Sriwijaya Palembang : diterbitkan. (online).
http://ahliswiwite.files.wordpress.com. (20-03-2013)
Mipsos. (2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. (Online). Tersedia:
http://mipsos.wordpress.com. (25-01-2013)
Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Pada Remaja. (Online). Tersedia:
Permendiknas. 2005. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Tersedia http: //www. Permendiknas. go.id/download/ standar kompetensi.
doc. (20-03-2013)
Song and Hill. (2007). “A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed
Learning in Online Environments”. Journal of Interactive Online Learning,
Vol 6, (1). Tersedia: http://www.ncolr.org. (20-12-2012)
Supriyanto. (2009) dengan judul “Hubungan antara sikap terhadap model pembelajaran inkuiri dan kemandirian dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 1 Wonogiri”.
Tahar, I, et al. (2006). “Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar”.
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol.7, (2), 1-11
Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/lks-seyogianyatidak-jadi-jebakan/-html (20-02-2013)
Tersedia: http://falah.freejoomlas.com). (20-12-2012)
Usman. (2010). Lembar Kerja Siswa. (Online). Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/lks-seyogianyatidak-jadi-jebakan/-html (20-02-2013)
Widianingsih, C. (2011). Skripsi dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri
Sosial untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-G SMPN 15
Bandung. Bandung: diterbitkan (online). Tersedia: repository.upi.edu.(20-12-2012)
Widiyanto, et al. (2008). “Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Interaktif Model E-Learning”. (Online). Tersedia: