Abstrak
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The Objective of this research is to analize and to tempt the motivation theory of two Herzberg factors about work satisfaction from the employees of CV. Indo optik Bandung. The data was gathered from 40 participants through the scale of motivation factor and hygiene factor which are adapted from Hong Tan & Waheed (2011) AND Beliadwi & Moningka (2012). The SPSS program are used to process the data. Normality test, validity test, reliability test, and double regretion linear analysis which was used to process questionnaires. The result of the research indicated that there was unsignificant impact from hygiene factor against wok satisfaction of CV. Indo Optik Bandung employee. Determination coefficient showed 18% of hygiene factor (money factor) which means that the factor of unsatisfaction from the employee of CV. Indo Optik Bandung have impact the work satisfaction and the rest 77,2% percentages was impacted by other factors which not a part of this research. One of managerial implication that can be applied from the result of this research is to give a reward to the employee who can reach their target on thei work and do their duty well.
Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh teori motivasi dua faktor Herzberg terhadap kepuasan kerja pada karyawan CV. Indo Optik Bandung. Data dikumpulkan dari 40 responden melalui skala Motivation Factor dan Hygiene Factor yang diadaptasi dari Hong Tan & Waheed (2011) dan Beliadwi & Moningka (2012) . Program SPSS digunakan untuk mengolah data. Uji normalitas, validitas, reliabilitas, dan analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengolah kuesioner. Hasil penelitian mengindikasikan adanya pengaruh tidak signifikan dari hygiene factor terhadap kepuasan kerja karyawan CV. Indo Optik Bandung. Koefisien Determinasi menunjukkan angka 18% dari segi hygiene factor (Money Factor) yang berarti bahwa faktor ketidakpuasan karyawan CV. Indo Optik mempengaruhi Kepuasan Kerja dan sisanya sebesar 77,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Salah satu implikasi manajerial yang bisa diterapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan reward bagi karyawan yang mampu mencapai target dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Daftar Isi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 12
2.1.2Motivasi Dua Faktor Herzberg... 18
2.1.3Kepuasan Kerja ... 27
2.2Riset Empiris ... 33
2.3Rerangka Pemikiran ... 38
Daftar Isi
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
3.1 Jenis Penelitian ... 41
3.2 Populasi dan Sampel ... 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.4 Definisi Operasional Variabel (DOV)Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.5 Metode Analisis Data ... 46
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48
3.5.2 Uji Normalitas ... 50
3.5.3 Uji Multikolinearitas ... 50
3.5.4 Uji Heteroskedastisitas ... 51
3.5.5 Uji Hipotesis ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 54
4.2 Uji Instrumen Penelitian ... 66
4.2.1 Uji Validitas ... 66
4.3 Implikasi Manajerial ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
5.1Kesimpulan ... 78
5.2Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Tabel
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 2.2 Rerangka Pemikiran ... 38
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 45
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase demografi Responden ... 55
Tabel 4.1.1 Rata-rata Hasil Kuesioner Responden ... 57
Tabel 4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Motivation Factor Responden ... 57
Tabel 4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif Hygiene Factor Responden ... 61
Tabel 4.1.4 Hasil Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja Responden ... 65
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Terhadap Motivation Factor ... 66
Tabel 4.2.1 Hasil Pengujian Validitas Terhadap Hygiene Factor ... 67
Tabel 4.2.2 Hasil Pengujian Validitas Terhadap Kepuasan Kerja ... 67
Tabel 4.2.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivation Factor ... 68
Tabel 4.2.4 Hasil Pengujian Reliabiltas Variabel Hygiene Factor ... 69
Tabel 4.2.5 Hasil Pengujian Reliabiltas Variabel Kepuasan Kerja...70
Tabel 4.2.6 Hasil Pengujian Normalitas Tiap Item One-Sample Kolmogorov-Smirnov... 71
Tabel 4.2.7 Hasil PengujianMultikolinearitas ... 72
Tabel 4.2.8 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 73
Tabel 4.2.9 Hasil Pengujian Regresi Berganda Total Motivation Factor ... 74
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Motivasi ... 17
Gambar 2.2 Teori Dua Faktor Herzberg ... 19
Daftar Lampiran
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Karakteristik Responden
Lampiran 3 Hasil Pengujian Normalitas
Lampiran 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam pasar Internasional, nama Indonesia dikenal memiliki potensi dalam
melakukan aktivitas bisnis secara global. Oleh karena itu, Indonesia disertakan dalam
AFTA (Asean Free Trade Area) dan AEC (Asian Economic Community) atau MEA
(Masyarakat Ekonomi Asia) guna mendapatkan kemudahan dalam melakukan
aktivitas bisnis dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). UMKM
merupakan salah satu jenis bisnis yang memberikan pengaruh dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia. Salah satu ancaman terbesar Indonesia terhadap dunia usaha
kecil dan menengah adalah ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015 artinya pada konteks perdagangan ASEAN tersebut
Indonesia justru menjadi potensi untuk dijadikan basis konsumsi terbesar di ASEAN.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?, karena dengan 241 juta jiwa lebih penduduk
Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai pasar yang menggiurkan bagi segala pihak.
Indonesia harus mengganggap MEA 2015 sebagai suatu kesempatan untuk
mengembangkan potensi dalam berbagai hal seperti sektor ekonomi kreatif, ekonomi
pembangunan, dan lain sebagainya. Jika Indonesia mampu untuk mengembangkan
potensi-potensi tersebut maka diyakini Indonesia dapat meningkatkan daya saing
dengan para kompetitor dari negara lain.
Kondisi dunia bisnis di Indonesia pada tahun 2014 dinilai meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena tingkat optimisme
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
2
Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 Agustus 2014 mencatat Indeks Tendensi Bisnis
di Indonesia Kuartal II-2014 sebesar 106 sampel, meningkat dibandingkan dengan
Indeks Tendensi Bisnis Sebelumnya sebesar 101 sampel. Hasil tersebut berdasarkan
survey terhadap 2.800 perusahaan di seluruh wilayah di tanah air. Hal ini terjadi
karena adanya kontribusi dari para entrepreuner dalam mengembangkan bisnisnya
sehingga berperan dalam pembangunan ekonomi secara mikro dan makro.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan bentuk usaha yang
saat ini mengalami globalisasi dalam perekonomian Indonesia. UMKM menjadi
salah satu faktor pendorong memajukan sektor perekonomian di Indonesia, hal ini
dapat terlihat pada peran UMKM yang banyak membantu mengurangi
pengangguran, menekan angka kemiskinan, membantu menyuplai dana untuk
negara, meningkatkan pendapatan masyarakat dan lain sebagainya. Peran UMKM
sangatlah besar pada tahun 2007 dalam harian Kompas disebutkan bahwa UMKM
membantu penyerapan kerja hampir 85 juta orang dan membantu menambah
pendapatan domestik sebesar 52,28%.
Pada tahun 2014 yang mana Indonesia dihadapkan dengan goncangan
ekonomi berupa tahun pemilu dan mata uang asing yang melonjak, UMKM dinilai
jauh lebih siap untuk melalui goncangan tersebut. Bahkan 90% hasil produk UMKM
Indonesia di serap oleh pasar lokal, pasar rakyat Indonesia sendiri yang jumlahnya
240 juta jiwa. Bila sektor industri mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun
2013, sebaliknya UMKM Indonesia terus tumbuh sebesar 7%-8% setiap tahun. Data
Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2014
ada 56,5 Juta UMKM di Indonesia dan menyumbang 90% pertumbuhan ekonomi
Bab I Pendahuluan 3
ekonomi dunia, tidak demikian bagi UMKM di Indonesia yang terus tumbuh dan
memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi Indonesia. Penduduk Indonesia
dengan jumlah 240 juta jiwa adalah pasar yang besar, begitu banyak perut yang tiap
hari harus di isi, begitu banyak pakaian yang harus dibuat, sangat banyak rumah yang
harus dibangun, tidak terhingga kebutuhan sehari hari yang harus dipasok. Pasar
yang tidak akan habis dan selalu membutuhkan produk untuk hidup mereka. UMKM
di Indonesia sangat siap untuk memenuhi segala kebutuhan tersebut.
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan
modern, Indonesia mampu membuka peluang pada pelaku usaha kecil dan menengah
agar mengembangkan usahanya untuk terus berkreasi dan bersaing di pasar
internasional. Berdasarkan Undang-undang No. 9 tahun 1995, kriteria UMKM
(Usaha Kecil dan Menegah) dijelaskan sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta
Rupiah). Hal tersebut tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu
Miliar Rupiah).
3. Milik Warga Negara Indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
4
Di dalam pasar internasional, UMKM dihadapkan dengan persaingan yang
semakin ketat. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin modern,
menuntut para pelaku usaha untuk terus memajukan usahanya agar mampu bersaing
dengan pengusaha lain yang tidak hanya pengusaha dari negara sendiri tetapi juga
dari negara asing. Adanya Asean Economic Community (AEC) ini membuat
beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, harus mempersiapkan diri dalam
menghadapi tantangan ke depan. Disini pemerintah harus memberikan sosialisasi
penuh agar masyarakat atau pelaku ekonomi siap menghadapi persaingan Asean
Economic Community (AEC). Tantangan pemerintah bukan hanya mempersiapkan dari segi produk saja akan tetapi pemerintah juga harus mempersiapkan tenaga kerja
atau SDM (Sumber Daya Manusia) untuk bersaing dengan tenaga kerja asing. Yang
menjadi ancaman bagi Indonesia dari segi SDM adalah faktor tenaga kerja Indonesia
yang tidak mampu menyaingi keahlian dengan tenaga kerja dari negara lain. Adapun
beberapa persoalan mendasar yang masih dihadapi Indonesia dalam rangka
menghadapi MEA 2015, yaitu:
1. Masih tingginya jumlah pengangguran terselubung (disguised
unemployment).
2. Rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan
kesempatan kerja.
3. Pekerja Indonesia didominasi oleh pekerja yang tidak terdidik sehingga
Bab I Pendahuluan 5
4. Meningkatnya jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik, akibat
ketidaksesuaian antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja.
5. Ketimpangan produktivitas tenaga kerja antar sektor ekonomi.
6. Sektor informal mendominasi lapangan pekerjaan, dimana sektor ini belum
mendapat perhatian optimal dari pemerintah.
7. Pengangguran di Indonesia merupakan pengangguran tertinggi dari 10 negara
anggota ASEAN, termasuk ketidaksiapan tenaga kerja terampil dalam
menghadapi MEA 2015.
8. Tuntutan pekerja terhadap upah minimum, tenaga kontrak, dan jaminan sosial
ketenagakerjaan.
9. Masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang banyak tersebar di luar negeri.
Dari beberapa persoalan tersebut ada hal yang dikarenakan sampai pada tahun
ini, tingkat pendidikan di Indonesia masih dibawah rata-rata. Rendahnya tingkat
pendidikan sebesar 72% tenaga kerja Indonesia mengakibatkan sulitnya bagi
kelompok masyarakat untuk memperoleh pekerjaan formal. Hanya sebesar 8%
bagian dari tenaga kerja yang berdaya saing, 37 di antaranya merupakan profesional
dengan tingkat pendidikan minimal sarjana serta 5% di antaranya merupakan
semi-skilled worker dengan tingkat pendidikan diploma dan kejuruan. Hal itu
menunjukkan bahwa standar SDM di Indonesia masih menjadi ancaman dalam
menghadapi MEA 2015.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang memberikan
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
6
pelaku ekonomi berupaya menunjukkan keunggulan-keunggulannya agar dapat
bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Proses dalam menunjukkan
keunggulan tersebut salah satunya bergantung pada pengelolaan aspek sumber
daya manusia. Hal tersebut ditunjang dengan kualitas individu yang mampu
bertindak secara profesional dalam menjalankan aktivitas bisnis (Irawan, 2011).
Potensi setiap sumber daya manusia yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal demi tercapainya visi dan misi
perusahaan. Saat ini, perusahaan dituntut untuk mengelola sumber daya manusia
yang ada agar mendapatkan SDM yang berkualitas dan mampu menghadapi segala
hambatan yang berkaitan dengan persaingan bisnis.
Salah satu hambatan yang sering kali terjadi yaitu sulitnya menjaga motivasi
karyawan. Perusahaan dan karyawan merupakan dua hal yang saling membutuhkan.
Jika karyawan berhasil meningkatkan produktivitas bagi perusahaannya, maka
keuntungan akan diperoleh bagi kedua pihak. Bagi karyawan, keberhasilan
merupakan aktualisasi potensi diri sekaligus peluang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Di lain pihak, bagi perusahaan, keberhasilan merupakan sarana menuju
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Motivasi seringkali menjadi acuan bagi
perusahaan dalam menentukan pengaruh kinerja organisasi secara keseluruhan.
Tanpa adanya motivasi, hasil kerja karyawan tidak akan maksimal.
Motivasi adalah salah satu dari metode pengintegrasian (Hasibuan, 2008) yang
mana pengintegrasian adalah fungsi operasional manajemen personalia yang
terpenting, sulit, dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini disebabkan karena
Bab I Pendahuluan 7
diri, sifat, serta membawa latar belakang, perilaku, keinginan, dan kebutuhan yang
berbeda-beda dalam organisasi perusahaan. Metode pengintegrasian di antaranya;
Hubungan antara manusia (Human relations), Motivasi (Motivation), Kepemimpinan
(Leadership), Kesepakatan kerja bersama (KKB), dan Collective Bargaining.
Definisi motivasi menurut Robbins (2008) adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Intensitas
berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha akan tetapi, intensitas yang
tinggi tidak akan memberikan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut
dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Dimensi terakhir yaitu
ketekunan yang mana ketekunan merupakan ukuran mengenai berapa lama
seseorang bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang termotivasi
bertahan dalam melakukan suatu tugas dan waktu yang cukup lama demi mencapai
tujuan mereka.
Motivasi seorang karyawan akan terlihat dari proses mereka dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik
atau bahkan sebaliknya. Dari hasil kerja tersebut, kepuasan kerja dapat terlihat sesuai
dengan hasil kerja karyawan. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi
akan memiliki perasaan-perasaan yang positif tentang pekerjaannya, sementara
seseorang yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah akan menanggapi
pekerjaan-pekerjaannya dengan perasaan negatif. Robbins (2008) mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai perasaan yang positif tentang pekerjaan seseorang yang
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
8
satisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat (Hasibuan, 2008)
Di provinsi Jawa Barat, seluruh aktivitas perdagangan berpusat di kota
Bandung. Pada tahun 2012, kota Bandung dinobatkan sebagai kota kreatif se-Asia
Timur karena mampu bersaing dalam mengembangkan berbagai jenis sektor jasa. Di
Kota Bandung, Produk jasa yang ditawarkan pun cukup beragam, salah satunya
adalah penawaran jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan yaitu
penawaran terdiri dari jasa utama yang disertai dengan jasa tambahan atau barang
pendukung. Contoh : penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi udara.
CV Indo Optik Bandung didirikan pada tahun 2000 dengan surat izin optikal
swasta dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan No. Surat Izin :
445/1658-Dinkes/12-SIOpt/V/10 dan telah terdaftar menjadi anggota Gabungan Pengusaha
Optik Indonesia (GAPOPIN) wilayah Jawa Barat sebagai organisasi optik dengan
No: 78/Men.Kes/III/78 tanggal 10 Maret 1978. Sudah 14 tahun memberikan
pelayanan jasa kesehatan khususnya bagian organ mata untuk masyarakat. Untuk
itu, CV Indo Optik Bandung memiliki misi peduli dengan kesehatan mata
masyarakat Indonesia pada umumnya dan khusunya di Jawa Barat dan sekitarnya
dengan visi mengembangkan usaha lebih luas lagi. Selain memiliki misi secara
eksternal, CV Indo Optik Bandung juga memiliki misi secara internal yaitu
memanfaatkan SDM yang profesional dan menguasai keahlian di bidang masing-
masing sesuai dengan deskripsi pekerjaan sehingga membentuk tim kerja yang solid
agar mampu bersaing unggul dalam memasarkan produk-produknya. Jasa menurut
Bab I Pendahuluan 9
salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan
perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada
suatu produk.” Berdasarkan pengertian jasa di atas, terdapat lima klasifikasi jasa,
dijelaskan sebagai berikut: 1) Barang berwujud murni yaitu penawaran yang terdiri
dari barang berwujud, tidak ada jasa yang menyertai produk itu, contoh : garam,
gula, merica, sabun, pasta gigi; 2) Barang berwujud disertai layanan yaitu
penawaran berupa barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa jenis
jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen, contoh : perusahaan dealer mobil
tidak hanya menjual produknya saja tetapi disertai jasa pendukung dari awal, proses
dan sesudah produk tersebut terjual.; 3) Campuran yaitu penawaran terdiri barang
dan jasa dalam proporsi yang sama, contoh : orang datang ke restoran untuk
mendapatkan makanan dan pelayanan yang diberikan; 4) Jasa utama yang disertai
barang dan jasa tambahan yaitu penawaran terdiri dari jasa utama yang disertai
dengan jasa tambahan atau barang pendukung, contoh : penumpang pesawat terbang
membeli jasa transportasi udara; 5) Jasa murni yaitu penawaran hanya terdiri dari
jasa, contoh : psikiater, guru, laundry, psikolog. Berdasarkan definisi karakteristik
penawaran jasa yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa CV
Indo Optik Bandung termasuk jenis penawaran jasa utama yang disertai dengan
barang dan jasa tambahan yang mana CV Indo Optik Bandung menawarkan jasa
pelayanan kesehatan mata disertai dengan penawaran berbagai macam barang seperti
frame, lensa, softlense, aksesoris kacamata, sunglasses, dan lain sebagainya serta jasa tambahan yaitu konsultasi gratis dan berbagai macam pelayanan yang dapat
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
10
Dalam lingkungan kerja CV Indo Optik Bandung, peneliti yang telah melakukan
observasi dan melakukan wawancara dengan pemiliknya, yaitu Ibu Yussi, Amd.,RO.
dan Bapak Hasan selaku karyawan bagian teknisi. Dari hasil observasi dan
wawancara tersebut, penulis memberikan dugaan awal yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lokasi kantor CV Indo Optik Bandung yang bertempat di Pertokoan Harmoni
Antapani Kav. 11 Jalan Terusan Jakarta No. 181 Bandung tersebut dinilai
kurang strategis serta jauh dari tempat tinggal para karyawannya.
2. Pilihan transportasi terbatas.
3. Hubungan antara sesama rekan kerja terjadi kesenjangan antara karyawan
senior dan karyawan junior.
4. Penghargaan atas prestasi tidak diberikan secara merata kepada seluruh
karyawan .
Dari poin-poin diatas, hal tersebut memberikan penailaian atas kurang baiknya dari
segi motivation factor dan hygiene factor yang berdampak buruk bagi karyawannya.
Berdasarkan survei pendahuluan, peneliti telah menemukan adanya ketidakselarasan
antara motivation factor dan hygiene factor yang ada dengan kepuasan kerja
karyawan CV Indo Optik Bandung.
Menurut Hong Tan dan Waheed (2011) teori dua motivation factor Herzberg
memberikan Tanggapan tentang perasaan yang baik umumnya berkaitan dengan isi
pekerjaan (motivator), dan tanggapan tentang perasaan buruk berhubungan dengan
Bab I Pendahuluan 11
ke dalam pekerjaan itu sendiri, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan
kemajuan. Hygiene factor yang berkaitan dengan perasaan ketidakpuasan dalam
karyawan dan yang ekstrinsik dengan pekerjaan, seperti hubungan interpersonal,
gaji, pengawasan dan kebijakan perusahaan (Herzberg, 1966). Di bawah teori
Herzberg, pekerja yang menunjukkan kepuasan dengan kedua motivator dan hygiene
factor harus top performer dan orang-orang yang tidak puas dengan kedua faktor harus berkinerja buruk. Christopher (2005) tidak menemukan dukungan untuk ini,
dan penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil Herzberg hanya terbukti akurat dalam
metodologi aslinya. Teori motivasi pekerja mengatasi model menghubungkan
kepuasan kerja, motivasi dan kinerja. Cukup penting adalah melekat pada
konsep-konsep ini, dan ada kebutuhan untuk klarifikasi tentang bagaimana berbeda kepuasan
dan motivasi dari satu sama lain. Pada salah satu ujung, kepuasan kerja merupakan
respon emosional tindakan atau pikiran yang berhubungan dengan pekerjaan yang
menyertainya, sedangkan motivasi adalah proses yang mengaktifkan perilaku.
Kepuasan adalah sikap yang mana bagi seorang pekerja harus puas dengan
pekerjaannya tetapi tidak termotivasi. Oleh karena itu, motivasi dan kepuasan tidak
identik satu sama lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperjelas perbedaan
antara konsep sehingga lebih mudah untuk memahami bahwa motivasi mengarah ke
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
12
Motivasi kerja akan mempengaruhi hasil kerja karyawan itu sendiri.
Karyawan yang merasa termotivasi akan menyelesaikan tugas dengan baik dan
memiliki perasaan yang positif terhadap pekerjaannya sehingga sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh perusahaannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti
akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TEORI MOTIVASI DUA
FAKTOR HERZBERG TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN CV.
INDO OPTIK BANDUNG ”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh dari motivation factor terhadap kepuasan kerja
karyawan CV Indo Optik Bandung?
2. Apakah terdapat pengaruh dari hygiene factor terhadap kepuasan kerja
karyawan CV Indo Optik Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh motivation factor
terhadap kepuasan kerja CV Indo Optik Bandung.
2. Untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh hygiene factor
Bab I Pendahuluan 13
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:
1. Perusahaan
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam
menyikapi masalah yang berhubungan dengan motivasi dan kepuasan kerja
karyawan.
2. Akademisi
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu para akademisi untuk
menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengelolaan sumber daya
manusia di dunia kerja.
3. Penulis
Penulis berharap hasil penelitian ini sebagai pengalaman yang berharga
dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dalam
Bab V Kesimpulan dan Saran
78 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Data yang diperoleh seluruhnya terdistribusi normal, karena memiliki nilai
sig sebesar 0.863 dimana nilai tersebut lebih besar dari α = 0.05.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat membuktikan adanya
pengaruh tetapi tidak signfikan antara teori motivasi dua factor Herzberg
terhadap kepuasan kerja karyawan CV. Indo Optik Bandung. Dengan
demikian hipotesis penelitian tidak terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan berbagai penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Namun, penelitian ini menemukan bahwa para karyawan yang
bekerja di CV. Indo Optik Bandung memperoleh kepuasan kerja dari faktor
Money (finansial). Dengan kata lain, faktor finansial-lah yang paling
menentukan tingkat kepuasan kerja karyawan pada perusahaan tersebut.
5.2 Saran
Beberapa keterbatasan penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Peneliti memiliki keterbatasan waktu untuk menganalisis berbagai macam
penyebab munculnya perilaku menyimpang di tempat kerja yang ditujukkan
di CV. Indo Optik Bandung.
2. Akan jauh lebih baik jika jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah lebih banyak agar hasil penelitian dapat ditelusuri lebih mendalam.
3. Akan jauh lebih baik menggunakan teori motivasi yang lain atau
Bab V Kesimpulan dan Saran 79
motivasi dua faktor Herzberg, seperti teori motivasi Vroom atau motivasi
Daftar Pustaka
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rosid, I., Suhartini, Y. (2012). Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Telkom Yogyakarta. AKMENIKA;
Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 9, No. 1, 2012.
A.M., Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.
Beliadwi, B., Moningka, C. (2012). Gambaran Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Worleyparsons Indonesia di tinjau dari Teori Dua Faktor
Herzberg.PSIBERNETIKA, Vol. 5 No. 2 Oktober 2012.
Community2015.http://www.academia.edu/7548430/Tantangan_SDM_Indonesia_D
alam_ Menghadapi_Asean_Economic_Community_2015. (Diakses pada
tanggal 20 Januari 2015)
Darmawan, S. (2012). Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kualitas
Pelayanan Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan.
Jurnal Manajemen, Volume 1, No. 4, Oktober 2012.
(---), Data Badan Pusat Statistik diambil dari
http://www.pikiran-rakyat.com/node/292395 (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014).
Duwi, P. (2011). Analisis Regresi Linier Berganda. 23 Oktober) http://duwiconsult
ant.blogspot.com/2011/11/analisis-regresi-linier-berganda.html (Diakses pada
tanggal 26 Februari 2011)
Fraser, T.M. (1985). Stres dan kepuasan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Ghozali,Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multi Variat dengan Program SPSS.Badan
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi
Aksara Pressindo.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta
Hasibuan, Malayu S.P.(2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan kesembilan,
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hendry. (2010). Populasi dan Sampel. 24 januari 2010 https:/ /
teorionline.wordpress.com/
2010/01/24/populasi-dan-sampel/comment-page-4/.(Diakses pada tanggal 23 Februari 2015)
Hong Tan, T., Waheed, A. (2011). Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory and Job
Satisfaction in the Malaysian Retail Sector: The Mediating Effect of Love of
Money. Asian Academy of Management Journal, Vol. 16, No.1, 73-94
January 2011.
Irawan, Billy. (2011). Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Bank BNI Cabang Caringin Bandung.
Jogiyanto . 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Mathis, Robert L. Dan Jackson, John H. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat
Koto, F. (2013). Tahun 2014 Ekonomi Menurun, Koperasi Berjaya, UMKM
Semakin Kuat.
https://ferrykoto.wordpress.com/2013/12/20/tahun-2014-ekonomi-menurun-koperasi- berjaya- umkm-semakin-kuat/. (Diakses pada
Daftar Pustaka
Universitas Kristen Maranatha
Munawaroh, J.A., (2015). Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. http://
julipah.ilearning.me/ul501a-etika-profesi/jurnal-atau-karya-ilmiah-mahasiswa/. (Diakses tanggal 15 Januari 2015)
Noermijati. (2008). Aktualisasi Teori Herzberg: Suatu Kajian Terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Manajer Operasional (Penelitian di Perusahaan Kecil
Rokok Sigaret Kretek Tangan di Wilayah Malang). Jurnal Aplikasi
Manajemen, Volume 6, No. 3, Desember 2008.
Pramono, J. (2007). Pengaruh Faktor Higine dan Pemuas Pada Motivasi dan Kinerja:
Uji Terhadap Teori Herzberg. Jurnal Optimal, Vol. 1, No. 1, Maret, 2007.
Prahasty, D.R. (2014). Kesiapan UMKM di Indonesia untuk meningkatkan daya
saing dan kualitas diri dalam menghadapi Asean Economic Community
2015).
http://dwiratnaprahasty.wordpress.com/2014/07/22/kesiapan-UMKM-
di-indonesia-untuk-meningkatkan-daya-saing-dan-kualitas-diri-dalammenghadapi-asean-economic-community-aec-2015/ (Diakses pada
tanggal 14 Desember 2014)
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12,
Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma. (2006). Metode Penelitian Bisnis . Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administasi. Bandung : Alvabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., Kurniawan, A. (2012).
Daftar Pustaka
Suliyanto (2006) , Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi,Yogyakarta.
Widodo, U. (2012). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
di Polsek Kalibanteng. Fokus Ekonomi; Jurnal Ilmiah Ekonomi, Vol. 7, No.
2, 2012.
Wijaya, Ervina. (2014). Analisis Faktor Anteseden Turnover Intention Tenaga
Perawat Di Rumah Sakit X Bandung
Widoutomo, L. (2014). Tantangan SDM Indonesia Dalam menghadapi Asian
Economic
Wuryandani, D. (2014). Peluang dan Tantangan SDM Indonesia Menyongsong Era
Masyarakat Ekonomi Asean. Info Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik
Vol.VI,No17/I/P3DI/September/2014.http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/
info_singkat/Info%20Singkat-VI-17-I-P3DI-September-2014-37.pdf.