ABSTRACT
Indonesia is a wide country with many population. In this condition, Indonesia need transportation which could carry many people with the affordable price. Train is the answer for requirement of the transportation. PT. Kereta Api Indonesia is the one and only organizer of the railways in Indonesia. PT. KAI as organizer in service bussiness need to notice quality of the service compared with profitability of the company. This research use secondary data which direct related with PT. KAI. Quality cost of PT. KAI classified by the characteristics of quality cost. That is prevention cost, appraisal cost, intern failure cost, and extern failure cost. The result from this research in PT. Kereta Api Indonesia is good enough for quality cost control. Quality cost control visible from extern failure cost is not siginificant compared by the profitability, is 0,02%. In another side, quality cost control visible from total quality cost have decrased from 2011 into 2012 and persentage of extern failure cost fixed 0,01% compare by profitability of the year. When quality cost in control have impact to increase of the quality and finally this company have some profit from it.
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak. Tentunya perlu untuk memiliki alat transportasi yang dapat memuat banyak orang dengan harga yang terjangkau. Kereta api merupakan salah satu jawaban dari kebutuhan transportasi tersebut. PT. Kereta Api Indonesia merupakan pengelola perkeretaapian satu-satunya di Indonesia. PT. KAI sebagai pengelola usaha jasa perlu memperhatikan kualitas dari jasa yang akan dihasilkan dengan menggunakan perbandingan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data sekunder yang berkaitan langsung dengan PT. KAI. Biaya kualitas yang dikeluarkan PT. KAI digolongkan terlebih dahulu sesuai dengan karakteristik biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Hasil dari studi kasus di PT. KAI sudah cukup baik dalam pengendalian biaya kualitas. Pengendalian biaya kualitas ini tercermin dalam biaya kegagalan eksternal yang sangat rendah dibandingkan dengan profit, yaitu 0,01%. Selain itu, pengendalian biaya kualitas tercermin dengan total biaya kualitas yang semakin menurun dari tahun 2011 sampai tahun 2012 dan persentase biaya kegagalan eksternal juga tetap 0,01% dibandingkan dengan profit tahun yang bersangkutan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah……… 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN... 7
2.1 Kajian Pustaka... 7
2.1.1 Pengendalian... 7
2.1.1.1 Pengertian Pengendalian... 7
2.1.1.2 Elemen Sistem Pengendalian... 7
2.1.1.3 Proses Pengendalian... 9
2.1.2 Biaya... 10
2.1.2.1 Pengertian Biaya... 10
2.1.2.2 Penggolongan Biaya... 10
2.1.3 Kualitas... 11
2.1.3.1 Pengertian Kualitas... 11
2.1.3.2 Aspek Dasar Kualitas... 12
2.1.4 Biaya Kualitas... 13
2.1.4.1 Pengertian Biaya Kualitas... 13
2.1.4.2 Penggolongan Biaya Kualitas... 13
2.1.4.3 Sumber Data Biaya Kulitas... 17
2.1.4.4 Tujuan Pelaporan Biaya Kualitas... 17
2.1.5 Pengendalian Biaya... 18
2.1.5.1 Langkah Pengendalian Biaya... 18
2.1.5.2 Teknik Pengendalian Biaya... 19
2.1.6 Pengendalian Biaya Kualitas... 19
2.1.7 Profitabilitas... 20
2.1.7.1 Pengertian Profitabilitas... 20
2.1.7.2 Perhitungan Profit... 21
2.1.8 Hubungan Biaya Kualitas Dengan Profitabilitas... 22
2.1.9 Jasa... 23
2.1.9.1 Pengertian Jasa... 23
2.1.9.2 Klasifikasi Jasa... 23
2.1.9.3 Karakteristik Jasa... 25
2.1.9.4 Kualitas Jasa... 25
2.2 Kerangka Pemikiran... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 31
3.1 Objek Penelitian... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Hasil Penelitian ... 49
4.1.1.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia ... 49
4.1.1.2 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia ... 51
4.1.1.3 Nilai Utama PT. Kereta Api Indonesia ... 52
4.1.1.4 Logo Baru PT. Kereta Api Indonesia ……… 53
4.1.2 Data Akuntansi ... 54
4.1.2.1 Data Penjualan dan Biaya ... 55
4.1.2.2 Data Biaya Kualitas ... 56
4.2 Pembahasan ... 58
4.2.1 Biaya Kualitas ... 58
4.2.1.1 Pengklasifikasian Biaya Kualitas ... 58
4.2.1.2 Analisis Biaya Kualitas ... 59
4.2.2 Analisis Peningkatan Profit ... 64
4.3 Peranan Pengendalian Biaya Kualitas Dalam Peningkatan Kualitas Untuk Profitabilitas Dalam Perusahaan Jasa PT. KAI ... 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68
5.1 Simpulan ... 68
5.2 Saran ... 70
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN ... 74
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Klasifikasi Jasa... 24
Tabel II Data Penjualan dan Biaya... 55
Tabel III Pencapaian Volume Angkutan... 55
Tabel IV Data Biaya Kualitas 2011-2012... 57
Tabel V Laporan Biaya Kualitas Tahun 2011... 59
Tabel VI Laporan Biaya Kualitas Tahun 2012... 60
Tabel VII Profit Tahun 2011 dan 2012... 64
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat Indonesia masih dalam jajahan Belanda, yang dilakukan Belanda adalah membangun sistem transportasi di Indonesia. Seperti andong, trem, dan kereta api merupakan beberapa contoh alat transportasi yang dibawa Belanda ke Indonesia (www.wikipedia.com). Maka dari itu, mulailah dibangun sarana dan prasarana yang dapat menunjang alat transportasi tersebut untuk dapat beroperasi di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terluas di dunia, yang terdiri dari belasan ribu pulau, dijuluki sebagai Nusantara. Dengan terdiri dari berbagai suku, bahasa daerah dan agama yang berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke. Luas mencapai 1.904.569 km2 dan jumlah penduduk yang mencapai 237.556.363 per tahun 2010 (www.wikipedia.com). Tentu saja diperlukan alat transportasi yang cukup memadai untuk menyatukan daerah yang satu dengan yang lainnya.
Alat transportasi merupakan salah satu elemen yang penting dari sebuah negara, terlebih bagi sebuah negara seluas Indonesia. Bagi setiap masyarakat pun pasti membutuhkan alat transportasi yang harganya memang terjangkau dan sampai pada tujuan yang ingin dituju oleh masing-masing. Negara pun harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam rangka mempersatukan daerah yang satu dengan yang lain.
BAB I Pendahuluan 2
transportasi juga akan semakin tinggi. Jika, kita melihat pada masa modern ini kendaraan di jalan raya semakin banyak, jalanan juga semakin padat disesaki oleh para pengguna sepeda motor maupun mobil. Pada hari-hari raya besar, dimana sebagian besar masyarakat mengikuti tradisi mudik jika menggunakan jalan raya sangat rawan kecelakaan terjadi.
Dengan berbagai kepentingan masyarakat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain tersebut dengan harga yang relatif terjangkau dan dapat mengangkut banyak orang/barang, maka sampai saat inilah kereta api di Indonesia masih menjadi salah satu pilihan masyarakat. Sebuah alat transportasi massal yang terdiri dari lokomotif dan rangkaian gerbong ini tidak hanya mengangkut orang saja. Saat ini dalam dunia bisnis pun kereta api adalah salah satu jalan keluar yang banyak diambil oleh para pengusaha untuk mengirimkan barang usahanya. Hal ini menjadi daya pikat bagi perusahaan karena harganya yang terjangkau dan dapat sampai ke tempat tujuan dengan waktu yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan melalui truk.
Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang di kalangan ekonomi menengah ke bawah saja. Pada saat ini PT. KAI telah mampu mengakomodir juga keinginan dari masyarakat menengah ke atas. Dengan berbagai pilihan kelas dalam pemilihan gerbong. Mulai dari kelas bisnis, eksekutif, dan terdapat pula fasilitas-fasilitas khusus yang ditawarkan PT. KAI ini demi kenyamanan para masyarakat yang akan menggunakan kereta api ini.
BAB I Pendahuluan 3
yang tidak muda lagi perlu untuk mempertahankan kualitas yang ada. Jika jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar, maka konsumen yang menggunakan jasa akan kecewa.
Tentu saja perusahaan harus tetap mempertahankan jasa yang dihasilkan agar tetap berkualitas baik. Menurut Fryman (2002:4) kualitas merupakan tanggungjawab semua orang di perusahaan dan harus dipantau oleh manajemen puncak, maka setiap bagian dalam perusahaan perlu untuk menjaga kualitas dari produk maupun jasa yang diproduksi.
Pada saat ini PT. KAI menghadapi krisis kepercayaan kualitas dari masyarakat. Hal ini dapat tercermin dari beberapa testimoni masyarakat yang menyatakan kualitas PT. KAI saat ini memburuk. Menurut salah satu surat pembaca www.kompas.com tanggal 3 April 2013, dengan berinisial AM. Ia menggunakan KA Kertajaya pada tanggal 2 April 2013, harga naik dari biasanya dengan alasan menggunakan AC split, tetapi pada kenyataannya setiap kereta berhenti AC ikut berhenti, AC bocor yang berakibat basah pada setiap tas carrier penumpang.
Selain itu, menurut pemaparannya masih ada yang merokok di dalam gerbong dan tidak ditegur petugas. Keterlambatan juga menjadi masalah dalam perjalanannya karena terlambat mencapai dua jam dari jadwal seharusnya. Dalam waktu yang berbeda saat ia menggunakan KA Tawang Jaya juga merasakan ketidaknyamanan yang sama.
BAB I Pendahuluan 4
untuk urusan psikotest di Jakarta. Ternyata pada saat perjalanan ke Jakarta kereta berhenti di Purwakarta karena lokomotif harus diganti, tidak ada tenaga. Menunggu dengan waktu yang cukup lama, sesampainya di Jakarta telat dua jam dari yang dijadwalkan PT. KAI. Dengan kejadian ini BHA akhirnya tidak dapat mengikuti psikotest tersebut karena keterlambatan dari kereta api tersebut.
Komentar yang senada juga disampaikan oleh salah seorang penumpang KA Eksekutif Argo Dwipangga dalam www.jagatberita.com. Menurutnya fasilitas yang ditawarkan kereta api kelas eksekutif cenderung seadanya. Hal ini dikarenakan jadwal yang mundur dari jadwal seharusnya, tidak ada informasi yang jelas mengenai nomor gerbong, nama petugas Manager On Duty, dan media televisi yang ada di gerbong. Selain itu, kereta yang dinaikinya bocor pada saat hujan maka barang bawaan yang disimpan di bawah basah. Belum lagi dengan petugas yang hampir 20 menit sekali menanyakan akan pesan makanan atau tidak. Padahal waktu sudah menunjukkan tengah malam. Jika melihat kondisi fisik gerbong kumuh, kusam, dan toilet yang bau dan tidak nyaman.
BAB I Pendahuluan 5
KUALITAS DALAM PENINGKATAN KUALITAS UNTUK PROFITABILITAS
PERUSAHAAN JASA PT. KERETA API INDONESIA”.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penggolongan biaya kualitas yang terdapat dalam PT. Kereta Api Indonesia?
2. Bagaimana peranan pengendalian biaya kualitas dalam peningkatan kualitas untuk profitabilitas perusahaan jasa PT. Kereta Api Indonesia?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:
1 Mengetahui penggolongan biaya kualitas yang terdapat dalam PT. Kereta Api Indonesia.
2 Mengetahui mengenai peranan pengendalian biaya kualitas dalam peningkatan kualitas untuk profitabilitas perusahaan jasa PT. Kereta Api Indonesia.
1.4Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan memiliki kegunaan bagi: 1. Bagi PT. Kereta Api Indonesia
BAB I Pendahuluan 6
kualitasnya dengan bijaksana. 2. Bagi Akademisi
Dengan penelitian yang dilakukan ini, dapat menjadi perbandingan antara teori yang telah ada mengenai biaya kualitas dengan fakta dalam PT. Kereta Api Indonesia.
3. Bagi Pembaca
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang tidak mudah untuk mengukur biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini tentunya disebabkan adanya kesulitan dalam pengukuran hasil dari kinerja jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. PT. Kereta Api Indonesia merupakan salah satu perusahaan jasa terkemuka di Indonesia. Berikut adalah hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
BabV Simpulan dan Saran 69
Biaya Pemeriksaan
3) Biaya Kegagalan Internal
Biaya Perawatan Prasarana Perkeretaapian
Biaya Perawatan dan Operasi Prasarana Perkeretaapian
4) Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya Keterlambatan KA Penumpang
Biaya Keterlambatan KA Barang
Penggolongan biaya kualitas tersebut berdasarkan data annual report PT. Kereta Api Indonesia tahun 2011 dan tahun 2012.
2. Pengendalian biaya yang dilakukan oleh perusahaan cukup baik. Hal ini dapat tercermin dari hasil laporan biaya kualitas yang telah diolah oleh penulis. Biaya pencegahan yang memiliki nilai tertinggi dibanding komponen biaya lainnya, mengindikasikan PT. KAI cukup memperhatikan kualitas jasa yang akan diterima oleh konsumen. Sehingga, perlu ada pencegahan terlebih dahulu agar kualitas yang diberikan bagi konsumen dapat maksimal dan tidak mengecewakan.
BabV Simpulan dan Saran 70
profitabilitas PT. Kereta Api Indonesia meningkat dan PT. KAI layak untuk mendapatkan penghargaan bergengsi sebagai BUMN Terbaik pada tahun 2012.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat diterapkan oleh PT. KAI, yaitu:
1. Waktu merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan jasa yang bergerak dalam transportasi. Mulai pembenahan terus menerus agar keterlambatan terus menurun dan pada akhirnya dapat tepat waktu. Meskipun, jika dihitung biaya keterlambatan sangatlah kecil persentasenya tetapi adanya keterlambatan merupakan hal yang dapat memberikan citra yang buruk bagi PT. KAI.
2. Selain waktu dan keselamatan, yang perlu diperhatikan adalah kualitas pemberian jasanya. Memberikan pelatihan kepada para petugas kereta api yang lebih konkret sesuai dengan kejadian-kejadian yang mungkin terjadi dalam perjalanan menggunakan kereta api, agar para petugas pelayanan di kereta api dapat lebih cekatan, gesit dan memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi para pengguna jasa PT. Kereta Api Indonesia.
BabV Simpulan dan Saran 71
agar seimbang pengeluaran yang dikeluarkan dengan hasil yang diharapkan oleh PT. KAI.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis memiliki beberapa penelitian, yaitu:
1. Penelitian berdasarkan data sekunder dan ilmu-ilmu dari beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian.
72
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, Listianty dan Immanuel Goestaman. 2013. Peranan Analisis Biaya Kualitas Untuk Meningkatkan Kualitas Produk Pada PT. X di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2. No.1.
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 11. Terjemahan Kurniawan Tjakrawala. Jakarta: Salemba Empat.
Atkinson, Anthony A, Robert S. Kaplan, dan S. Mark S. Young. 2004. Management Accounting-The Robert S. Kaplan Series in Management Accounting. Edisi 4. USA: Pearson Prentice Hall.
Efferin, S., Darmaji, S., dan Tan Y,. 2008. Metode Penelitian Akuntansi Mengungkap Fenomena Dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fryman, Mark A. 2002. Quality and Process Improvement. New York: Delmar-Thomson Learning.
Hansen & Mowen. 2006. Cost Management Accounting and Control. Edisi 5. Singapore: Thomson Learning.
Hongren, Charles T., Srikant M. Datar., & George Foster. 2003. Cost Accounting. Edisi 12. New Jersey: Upper Saddle River.
Mesa, Andi. 2013. Surat Pembaca. www.kompas.com.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: Aditya Media. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi 2. Yogyakarta. BPFE. Pikiran Rakyat, 14 Oktober 2013, hal 29, kol. Surat Pembaca.
Suardi, Rudi. 2003. ISO 9000:2000 Penerapannya Untuk TQM. Jakarta: PPM.
Tandiontong, Mathius., Fentri Sitanggang., & Verani Carolina. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi,2 Tahun ke-1.
73
Winny, Dominika. 2011. Simulasi Pelaporan Biaya Kualitas di PT. XYZ Terkait Dengan Penerapan ISO 9000:2000. Forum Bisnis dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP. Vol.1. No. 1.
www.jagat berita.com. 29 Desember 2012, pkl. 16.44 www.kereta-api.co.id/