• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN GURU BK DAN CARA GURU MENGAJAR DENGAN MOTIVASI Hubungan Persepsi Siswa Tentang Bimbingan Guru BK Dan Cara Guru Mengajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X Di Smk Negeri 6 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN GURU BK DAN CARA GURU MENGAJAR DENGAN MOTIVASI Hubungan Persepsi Siswa Tentang Bimbingan Guru BK Dan Cara Guru Mengajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X Di Smk Negeri 6 Surakarta."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN GURU

BK DAN CARA GURU MENGAJAR DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 6

SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Sains Psikologi

Oleh: SUGIYARTO NIM: S. 300 080 026

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

(2)
(3)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG GURU BK DAN CARA GURU Guidance Teachers Teaching Teachers Ways With Student Achievement Motivation Class X in SMK Negeri 6 Surakarta. Thesis. Science Management Psychology. Graduate School. Muhammadiyah University of Surakarta. 2012.

The purpose of this study were (1) To assess the relationship of teacher perceptions of student guidance and counseling with a class X student achievement motivation in SMK Negeri 6 Surakarta. (2) To examine the relationship the way teachers teach a class X student achievement motivation in SMK Negeri 6 Surakarta. (3) To assess the relationship of teacher perceptions of student guidance and counseling and the way teachers teach to the class X student achievement motivation in SMK Negeri 6 Surakarta.

This type of study is a quantitative study. This study took place in SMK Negeri 6 Surakarta. The population in this study were all students at the Vocational School class X 6 Surakarta, amounting to 724 students. The samples used are as many as 203 students. Techniques of data analysis using multiple linear regression analysis.

The results of this study were (1) There is a positive and significant role of student perceptions of teacher guidance and counseling in the way teachers teach to the class X student achievement motivation in SMK Negeri 6 Surakarta. (2) There is a positive and significant role of teachers 'perceptions of students to guidance counseling to students' achievement motivation, class X in SMK Negeri 6 Surakarta. (2) There is a significant and positive role between the way teachers teach to the motivation of the class X student achievement in SMK Negeri 6 Surakarta

Keywords: perceptions of teacher-student counseling, the way teachers teach, students' achievement motivation

Pendahuluan

(4)

terlambat masuk kelas, masih ada siswa yang terkadang terlambat mengumpulkan tugas. Hal ini menggambarkan bahwa masih ada siswa yang memiliki motivasi rendah, dan jika hal ini dibiarkan terus tentunya dapat berdampak buruk pada prestasi belajar mereka. Namun di sisi lain tak jarang pula siswa yang menunjukkan motivasi tinggi yang ditunjukkan dengan perilaku yang rajin belajar untuk memperoleh nilai yang tinggi dan selalu datang tepat waktu.

Begitu pentingnya peran motivasi untuk berprestasi, sehingga diharapkan setiap siswa memiliki motivasi berprestasi yang muncul dan timbul karena kesadaran, ataupun pengaruh lingkungan yang dapat mempengaruhi keinginan untuk meraih keberhasilan. Lingkungan tersebut bisa dibentuk oleh guru bimbingan konseling maupun guru mata pelajaran pada proses pembelajaran, maupun di luar proses pembelajaran.

Dalam perspektif pendidikan nasional, Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian. Bimbingan Konseling merupakan suatu badan yang memberikan bimbingan kepada siswa agar mencapai prestasi yang terbaik. Selain itu bimbingan konseling juga digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh para siswa, baik itu secara pribadi maupun secara umum, untuk itu peran bimbingan konseling sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan motivasi siswa untuk lebih berprestasi (Sudrajat, 2008).

(5)

mencapai tujuan hidupnya. Dengan demikian dengan adanya bimbingan dan konseling siswa dapat mengatasi permasalahan belajarnya, sehingga diharapkan setiap siswa memiliki motivasi untuk belajar. Namun tidak semua memiliki persepsi positif terhadap Guru bimbingan konseling (Sukmadinata. 2007).

Selain bimbingan dan konseling, cara guru dalam melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Cara guru dalam proses pembelajaran, akan mendorong keinginan siswa dalam belajar. Sedangkan mengajar merupakan tugas utama seorang guru yang wajib berdampak positif untuk dirinya dan siswa, baik guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing maupun sebagai pencipta lingkungan belajar. Proses pembelajaran itu merupakan proses interaksi akademis antara guru dan siswa ditempat, pada waktu dengan isi yang diatur sedemikian rupa oleh sekolah dengan aspek-aspek pokok yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh cara guru dalam melaksanakan tugas mengajar.

Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa cara guru SMK Negeri 6 Surakarta, telah menggunakan berbagai metode pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran dan menggunakan berbagai bahan ajar. Penggunaan berbagai metode, media, dan bahan ajar tersebut merupakan upaya guru untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih baik. Namun tidak semua siswa semua cara yang digunakan guru dalam mengajar disukai oleh siswa.

Walaupun guru BK telah menunjukkan peran yang baik, dan guru telah menunjukkan cara mengajar dengan berbagai variasi gaya mengajr, media, dan bahan ajar, namun pada kenyataannya motivasi berprestasi siswa masih belum merata, artinya dalam pelaksanaan pembelajaran baik teori maupun praktik, masih terlihat prilaku siswa yang datang terlambat, mengantuk, lesu, kurang konsentrasi, dan kurang serius dalam mengikuti pembelajaran, juga masih ditemui beberapa siswa yang tidak mempersiapkan bahan pelajaran atau modul, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru.

(6)

Berdasarkan permasalahan di atas, dalam peneleitian ini akan dikaji pengaruh persepsi siswa tentang bimbingan konseling dan kinerja guru dalam mengajar terhadap motivasi prestasi belajar siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah terdapat hubungan persepsi siswa tentang bimbingan Guru bimbingan dan konseling dengan motivasi berprestasi siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta? (2) Apakah terdapat hubungan cara guru mengajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta? (3) Apakah terdapat hubungan persepsi siswa tentang bimbingan Guru konseling dan cara guru mengajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengkaji hubungan persepsi siswa tentang bimbingan guru bimbingan dan konseling dengan motivasi berprestasi siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta. (2) Untuk mengkaji hubungan cara guru mengajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta. (3) Untuk mengkaji hubungan persepsi siswa tentang bimbingan guru bimbingan dan konseling dan cara guru mengajar terhadap motivasi berprestasi siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta.

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat praktis nantinya dapat digunakan untuk bahan pertimbangan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui layanan bimbingan konseling dan peningkatan cara guru dalam mengajar. Manfaat teoritis nantinya dapat digunakan sebagai tambahan literatur pada program pascasarjana Universitas Muhammadiyah khususnya program Magister Sains Psikologi.

Metode Penelitian

(7)

yaitu siswa kelas X di SMK Negeri 6 Surakarta yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 203 siswa teknik pengambilan sampel dengan teknik pusposive sampling (Arikunto, 2006). Berdasarkan tabel Krejcie terlihat apabila jumlah populasi 203 maka sampelnya 127. Dalam hal ini dengan populasi 203 orang untuk taraf kesalahan 5% jumlah sampel adalah 127 siswa SMK Negeri 6 Surakarta.

Teknik sampling yang digunakan adalah sampel random atau sampel acak, karena di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama (Arikunto, 2006). Dengan demikian, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan menjadi anggota sampel.

Metode dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner baik variabel persepsi siswa tentang guru BK, cara guru mengajar dan motivasi berprestasi siswa. Penilaian jawaban yang tersedia pada tiap-tiap item terdiri dari lima pilihan jawaban dan subjek hanya jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda silang sesuai dengan keadaan subjek dan setiap jawaban mengandung butir favourable dan unfavourable. Syarat pemberian nilai alternatif jawaban tersebut adalah “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Netral” (N), “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS).

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 siswa, dimana siswa tersebut tidak termasuk dalam sampel penelitian. Untuk mengukur validitas dilakukan dengan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan oneshot atau pengukuran sekali saja, disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Croanbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat meliputi: uji normalitas dan uji linearitas. Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari suatu populasi yang normal

(8)

(Ghozali, 2005). Asumsi tersebut diuji dengan menggunakan uji Kolmogorof

Smirnov dengan menggunakan komputer program SPSS 12 for Windows.

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat berbentuk linear atau tidak. Jika nilai F hasil perhitungan lebih dari nilai F tabel dengan taraf signifikan 5% maka pengaruh variabel persepsi

siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling dan cara guru mengajar terhadap motivasi berprestasi berbentuk linear.

Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam rangka untuk membuktikan hipotesis, untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan (Priyatno, 2008).

Hasil Penelitian

Subjek pada tryout skala ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 6 Surakarta yang ditentukan secara acak. Dari 30 skala yang dibagikan kepada subjek, semuanya terkumpul kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis. Data inilah yang dipergunakan untuk menghitung validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas (lampiran uji validitas dan reliabilitas) dapat diketahui bahwa Item yang tidak valid adalah nomor 6, 13, dan 26 pada skala Persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling, pertanyaan nomor 12 pada skala Cara guru mengajar, dan pertanyaan nomor 3, 12, 13, 19, dan 25 pada skala motivasi berprestasi. Item pertanyaan yang memiliki koefisien korelasi di atas

rule of tumb, berarti valid, dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian,

(9)

Hasil pengujian prasyarat yang meliputi: uji normalitas dan uji linearitas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh untuk setiap variabel adalah variabel persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling memperoleh nilai K-S-Z = 0,857 dengan signifikan sebesar 0,455 sehingga dapat disimpulkan bahwa p>0,05 (0,455 > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data memiliki distribusi normal. Variabel cara guru mengajar memperoleh nilai K-S-Z = 1,320 dengan signifikan sebesar 0,061 sehingga dapat disimpulkan bahwa p>0,05 (0,061 > 0,05). Variabel Motivasi berprestasi siswa memperoleh nilai K-S-Z = 1,350 dengan signifikan sebesar 0,052 sehingga dapat disimpulkan bahwa p>0,05 (0,052 > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data memiliki distribusi normal.

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa: hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling dan motivasi berprestasi siswa diperoleh nilai F = 81,615, p = 0,000 (p< 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling dan motivasi berprestasi siswa memiliki korelasi yang searah (linear). Hasil uji linearitas antara cara guru mengajar dan motivasi berprestasi siswa diperoleh nilai F = 59,538, p = 0,000 (p< 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa cara guru mengajar dan motivasi berprestasi siswa memiliki korelasi yang searah (linear).

Hasil analisis regresi linear berganda dalam persamaan regresi adalah Y = 23,788 + 0,416 X1 + 0,389 X2. Hasil uji t variabel persepsi siswa terhadap bimbingan

guru bimbingan konseling, menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah 6,475; p = 0,000 (p <0,05), artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling dan motivasi berprestasi siswa. Variabel cara guru mengajar menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah 4,997; p = 0,000 (p <0,05), artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara cara guru mengajar dan motivasi berprestasi siswa.

Hasil nilai F hitung adalah 58,074; p = 0,000 (p<0,05), artinya ada pengaruh signifikan antara persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling dan motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling) terhadap variabel

(10)

dependen (motivasi berprestasi siswa) sebesar 48,4%. Sedangkan sisanya sebesar 51,6% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dan variabel dependen.

Besarnya sumbangan relatif variabel persepsi siswa terhadap bimbingan guru BK (X1) terhadap variabel motivasi berprestasi siswa (Y) adalah sebagai sebesar

59%, hal ini berarti motivasi berprestasi siswa dijelaskan oleh variabel bimbingan guru BK sebesar 59%. Sedangkan 41% dijelaskan oleh variabel persepsi terhadap guru mengajar.

Besarnya sumbangan efektif variabel persepsi siswa terhadap bimbingan guru BK (X1) terhadap variabel motivasi berprestasi siswa (Y) adalah sebesar 28,5%,

artinya motivasi berprestasi siswa ditentukan oleh persepsi siswa terhadapa guru BK sebesar 28,5%. Walaupun variabel motivasi berprestasi dijelaskan oleh variabel persepsi siswa terhadap guru BK sebesar 59%, tetapi efektifnya adalah sebesar 28,5%. Sumbangan variabel persepsi siswa terhadap cara guru mengajar sebesar 19,9%, artinya variabel motivasi berprestasi siswa ditentukan oleh variabel persepsi siswa terhadap cara guru mengajar efektifnya sebesar 19,9%.

Pembahasan

Berdasarkan analisis data tersebut di atas diketahui bahwa besarnya besarnya nilai determinasi (R2) sebesar 0,484. Hal menunjukkan bahwa variabel independen

(11)

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Aluede (2007) yang

menyimpulkan bahwa karakteristik personal guru sekolah menengah mempengaruhi kepercayaan muridnya tentang program bimbingan konseling. Persamaan dengan hasil penelitian ini sama-sama menyimpulkan bahwa hasil bimbingan konseling ditentukan oleh persepsi siswa terhadap Guru bimbingan konseling, tetapi hasil penelitian ini lebih menekankan pada pengaruh Persepsi siswa terhadap bimbingan Guru Bimbingan Konseling.

Mendukung hasil penelitian Harring (2007) yang berjudul “Counseling Strategies That Work: Evidence-Based Interventions For School Counselors”, bimbingan dan konseling meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, untuk meningkatkan keefektifan bimbingan konseling di Sekolah. Bimbingan konseling membagi permasalahan dalam 3 hal yaitu: (a) mengarahkan anak dalam belajar/akademik; (b) hubungan antar murid/ interpersonal; dan (c) kesulitan emosi. Termasuk seringnya ketidakhadiran, berbicara dan mencuri, motivasi rendah, masalah sosial, stress, depresi, dsb. Namun dalam penelitian ini lebih menekankan pada pembuktian persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dengan motivasi berprestasi.

Mendukung hasil penelitian Xiadong (2008) yang berjudul “Teacher

Education In The Context of Social Change in China”, yang menyimpulkan bahwa

profesionalisme guru dan pendidikan guru berpengaruh terhadap perubahan perilaku sosial siswa. Dari kedua variabel bebas tersebut variabel profesional guru khususnya terkait dengan kompetensi kepribadian guru mempunyai pengaruh paling dominan.

Berdasarkan hasil penelitian dan penelitian-penelitian tersebut di atas, maka dengan adanya persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling dan cara guru mengajar merupakan faktor yang dapat berhubungan dengan motivasi berprestasi siswa. Persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan konseling merupakan persepsi siswa terhadap bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu (peserta didik) melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli untuk membantu mengoptimalkan individu mengembangkan diri secara optimal dalam mengatasi kesulitan siswa dalam belajarnya, mengatasi terjadinya kebiasaan kebiasaan yang tidak baik dalam proses belajar dan mengajar, dan dalam

(12)

hubungan social, mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani, mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelajutan studi, mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan, setelah mereka tamat, mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial, sehingga dengan adanya persepsi yang positif terhadap guru bimbingan dan konseling siswa lebih termotivasi untuk belajar.

Demikian halnya dengan cara guru dalam mengajar yang merupakan sikap siswa terhadap keterampilan guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa, yang meliputi variasi gaya mengajar, variasi media yang digunakan oleh guru dalam mengajar, dan variasi bahan ajar yang digunakan guru dalam mengajar secara nyata terbukti memiliki hubungan positif terhadap motivasi siswa untuk berprestasi.

Hasil penelitian menunjukkan sumbangan efektif variabel persepsi siswa terhadap bimbingan guru bimbingan dan konseling dan cara guru mengajar sebesar 48,4% yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,484. hal ini berarti terdapat 61,6% variabel lain yang berhubungan dengan motivasi berprestasi siswa di luar variabel persepsi siswa terhadap guru bimbingan dan konseling dan cara guru mengajar. Variabel yang paling besar memberikan sumbangan terhadap motivasi berprestasi siswa adalah variabel persepsi siswa terhadap guru bimbimbingan dan konseling yaitu sebesar 28,5%, sedangkan variabel cara guru mengajar sebesar 19,9%

Penutup

(13)

Penelitian ini menyarankan untuk guru mata pelajaran untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa sebaiknya guru mata pelajaran memperhatikan gaya dalam mengajar, penggunaan media, dan variasi bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Untuk guru bimbingan dan konseling, sebaiknya Guru bimbingan dan konseling meningkatkan lebih banyak membantu siswa mengatasi kesulitan siswa dalam belajar, mengatasi terjadinya kebiasaan kebiasaan yang tidak baik dalam proses belajar dan mengajar, dan dalam hubungan social, mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani, mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelajutan studi, mengatasi kesulitan-kesulitan-kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan, setelah mereka tamat, mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial dengan cara-cara yang tepat.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ghozali, I. (2005). Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Peneribit Universitas Diponegoro.

Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKOM.

Sudrajat, A. (2008). Stadart Ruang Bimbingan dan Konseling,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses tanggal 28 Oktober 2008, jam 16:00

Sukmadinata, N. S. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Metode gaya lateral ekivalen adalah suatu representasi dari gaya gempa setelah disederhanakan dan dimodifikasi, dimana gaya inersia yang bekerja pada suatu massa akibat

sebagainya. Namun demikian , dampak pencemaran udara akibat peristiwa alam dapat diperkecil secara alami pula, yaitu dengan adanya daur iklim dan daur kimia. Pada saat ini,

[r]

Dan ada satu hal lagi pertimbangan saya dalam apa ya istilahnya , menyeleksi ya, menyeleksi media online, selain yang punya kredibilitas tinggi dalam pemuatan content

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

[r]

Hal ini termasuk : pencabutan atau penundaan formal terhadap peraturan yang dibutuhkan bagi kesinambungan pemenu- han hak atas pangan; penolakan akses kepada bahan pangan

Dari hasil perhitungan dengan metode tenaga kerja berubah ini diketahui total ongkos produksi untuk bulan September sampai bulan Agustus 2003 2004 yaitu sebesar Rp