• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS : Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS : Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS

(Analisis Deskriptif pada Guru SD Kelas V di Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

Wawan Setiawan

1204720

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS

(Analisis Deskriptif pada Guru SD Kelas V di Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi)

Oleh

Wawan Setiawan

S.Pd STKIP Siliwangi Cimahi, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Wawan Setiawan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd.MA NIP.196207021986011002

Pembimbing II,

Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd NIP . 196510011998022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS ( Analisis Deskriptif pada Guru SD Kelas V di Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi), beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap memegang resiko yang dijatuhkan pada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, April 2014

Yang membuat pernyataan,

(5)

Wawan Setiawan, 2014

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS.

(Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi)

Wawan Setiawan 1204720 ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan masih rendah dan jarangya guru memberikan penguatan (reinforcement) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS di sekolah dasar, pada pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif yang dilakukan di enam buah sekolah dasar di Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Subyek penelitian adalah enam orang guru kelas V. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara studi dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa baru sebagian guru yang terampil memberikan penguatan pada pelaksanaan pembelajaran. Semua guru telah mampu memberikan penguatan verbal berupa kata-kata secara bervariasi, namun tidak satupun guru memberikan penguatan verbal menggunakan kalimat. Keterampilan guru dalam memberikan penguatan non verbal juga sudah nampak, hanya penguatan non verbal berupa kegiatan yang menyenangkan tidak digunakan dalam pembelajaran. Dalam memberikan penguatan tertulis guru menggunakan simbol tanda centang (√) pada jawaban siswa yang benar. Sedangkan komentar tertulis berupa kata dan kalimat tidak satupun guru melaksanakannya pada ulangan harian siswa. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan perlu memberikan kesempatan dan memotivasi guru agar dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan penguatan (reinforcement) pada pelaksanaan pembelajaran karena penguatan yang diberikan guru berpengaruh terhadap motivasi untuk meningkatkan prestasi dan kualitas pembelajaran.

(6)

Wawan Setiawan, 2014

AN ANALYSIS OF TEACHERS’ SKILLS IN GIVING REINFORCEMENT IN

SOCIAL STUDIES EDUCATION INSTRUCTION

(A Descriptive Analysis among the Fifth Grade Teachers of Primary Schools in Cireunghas District, Sukabumi Regency)

Wawan Setiawan 1204720 ABSTRACT

The research was based on the issue of teachers’ low and the lack provide reinforcement to increase student’s motivation and achievement in social studies education instruction. It aimed to analyze teachers’ skills in giving reinforcement in social science education instruction in elementary school, in the classroom instruction, and in students’ learning outcomes assessment. The method used was descriptive analysis, conducted in six elementary schools in Cireunghas District, Sukabumi Regency. The subjects consisted of six fifth grade teachers. Data were collected through observation, interview, documentary study, and literary study. Research results showed that only some of the teachers were skilled in giving reinforcement during instruction. All of the teachers had been able to give verbal reinforcement variedly in words, but none of them was able to do so in complete sentences. The teachers’ skills in giving non-verbal reinforcement were also observable, only that the non-verbal reinforcement in the form of fun activity was not used in instruction. In giving written reinforcement, teachers gave a check mark (√) next to students’ correct answers. Meanwhile, written comments in the forms of words or sentences had not been applied in students’ daily quiz. Based on these findings, it is recommended to give teachers opportunities and motivations in order to improve their skills in giving reinforcement in classroom instruction because reinforcement given by teachers effect to their motivation to improve their achievements, and it will also improve instructional qualities.

(7)

Wawan Setiawan, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Peran Penguatan (Reinforcement) ... 9

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Pembelajaran IPS SD ... 22

E. Guru Profesional ... 27

F. Kompetensi Guru ... 28

G. Keterampilan Mengajar ... 32

H. Keterampilan Memberi Penguatan ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan SubjekPenelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 37

C. Metode Penelitian... 37

D. Penjelasan Istilah ... 39

(8)

Wawan Setiawan, 2014

F. Tahapan Penelitian ... 40

G. Keabsahan Data ... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Teknik Analisis Data ... 44

J. Prosedur Penelitian... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A.Hasil Penelitian. ... 46

1. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek penelitian ... 46

2. Deskrisi Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Verbal ... 53

3. Deskripsi Keterampilan Guru Dalam memberikan Penguatan Non Verbal ... 58

4. Deskripsi Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Simbol dan Komentar Tertulis pada Hasil Belajar Siswa ... 64

5. Deskripsi Pemahaman Guru Dalam Memberikan Penguatan Berdasarkan Hasil Wawancara ... 67

B.Pembahasan ... 68

1. Analisis Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Verbalpada Pelaksanaan pembelajaran ... 68

2. Analisis Keterampilan Guru Dalam memberikan Penguatan Non Verbal pada pelaksanaan Pembelajaran .. 73

3. Analisis Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Simbol dan komentar Tertulis pada Hasil Belajar Siswa ... 77

4. Analisis Pemahaman Guru Dalam Memberikan Penguatan Berdasarkan Hasil Wawancara ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(9)

Wawan Setiawan, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

A. Pedoman Observasi Keterampilan Guru Dalam Memberikan

Penguatan Verbal dan Non Verbal ... 90

B. Pedoman Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Komentar tertulis pada Hasil Belajar IPS Siswa ... 93

C. Pedoman Wawancara Guru ... 94

D1.Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Verbal dan Non Verbal ... 96

D2. Hasil Observasi Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Verbal dan Non Verbal ... 114

D3. Rekapitulasi Hasil Analisis Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Komentar Tertulis pada Hasil Belaja rIPS Siswa ... 126

D4. Hasil Analisis Keterampilan Guru Dalam Memberikan Penguatan Komentar Tertulis pada Hasil Belajar IPS Siswa ... 133

D5. Hasil Wawancara ... 139

E . Dokumen Hasil Belajar IPS Siswa Ulangan Harian 1 dan 2 ... 147

(10)

Wawan Setiawan, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia yang sedang terjadi saat ini adalah kualitas pendidikan. Untuk menuju pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas tidak bergantung pada satu komponen saja misalnya guru, melainkan sebagai sebuah sistem kepada beberapa komponen, antara lain berupa program kegiatan pembelajaran, murid, sarana dan prasarana, dana, lingkungan masyarakat dan kepemimpinan kepala sekolah. Semua komponen dalam sistem pembelajaran sangat penting dan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan institusional. Semua komponen yang teridentifikasi tersebut tidak akan berguna bagi terjadinya perolehan pengalaman

belajar maksimal bagi murid bila mana tidak didukung oleh keberadaan guru yang profesional.

Proses pembelajaran juga merupakan sebuah proses komunikasi yang melibatkan tiga komponen, yaitu guru menyampaikan materi pelajaran, siswa menerima materi pelajaran dan komponen media atau sumber belajar. Dalam sebuah proses pembelajaran sering terjadi kegagalan komunikasi, dimana materi yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa secara optimal, atau tidak dapat dipahami dengan baik oleh siswa bahkan dapat terjadi siswa salah dalam menangkap isi dari pesan yang disampaikan oleh guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas guru atau kemampuan guru.

(11)

2

Wawan Setiawan, 2014

Tanpa mengunggulkan keberadaan guru dari unsur pendidikan lainnya, akan tetapi sesuai dengan judul penelitian ini maka fokus pembahasannya adalah terorientasi kepada sosok profesionalisme guru yang dilihat dari sudut kemampuannya dalam rangka memberi penguatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Sebagai suatu ilmu, mengajar harus didukung oleh sejumlah kemampuan. Artinya orang yang menyandang pekerjaan tersebut mesti memiliki sejumlah keterampilan dasar. Adapun yang dimaksud keterampilan dasar adalah keterampilan minimal yang harus dimiliki setiap

individu yang berprofesi sebagai pengajar, yaitu guru. Keterampilan itulah yang sepintas dapat membedakan mana guru dan mana bukan guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Dengan pemilikan keterampilan dasar mengajar diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranya dalam pembelajaran di kelas.

Majid (2013: 232) mengungkapkan kemampuan atau keterampilan guru ini sangat diperlukan agar guru mampu melaksanakan perannya dalam mengelola proses pembelajaran, agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Minimal terdapat dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu bidang ilmu yang dia ampu (what to teach) dan menguasai metode mengajar (how to teach). Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah salah satu yang termasuk pada kemampuan pokok yang kedua.

Turney (Majid, 2013: 233) mengemukakan delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberikan penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan , membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Menurut Rusman (2010: 71) ada tiga klasifikasi keterampilan tugas profesional guru. Salah satunya adalah keterampilan melaksanakan pembelajaran

(12)

3

Wawan Setiawan, 2014

Keterampilan memberikan penguatan yang merupakan salah satu keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh guru, karena selama pembelajaran guru adalah orang yang paling sering menggunakan penguatan. Bentuk penguatan ini dapat ditujukan pada individu siswa atau pun kelompok siswa. Berbagai bentuk penguatan yang diberikan guru dapat dimunculkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Menurut Prayitno (1989: 74) beberapa hal yang menyebabkan siswa tidak

mau terlibat dalam proses belajar adalah kecewa karena tidak memperoleh penguatan atau penghargaan dari guru padahal siswa telah melakukan sesuatu yang patut mendapat penghargaan atau penguatan, sebagai guru yang profesional itu perlu dihindari. Thorndike (Dahar, 2011: 19) mengembangkan hukumnya yang

dikenal dengan Hukum Pengaruh atau “Law of Effect”. Hukum pengaruh Thorndike mengemukakan bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip akan meningkat. Akan tetapi bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perilaku itu diulang akan menurun. Jadi konsekuensi perilaku seseorang pada suatu waktu memegang peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu.

Menurut Skinner (Dahar, 2011: 19) “Bila perilaku seseorang segera diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu akan lebih sering terlibat dalam perilaku itu. Penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan tak menyenangkan untuk mengubah perilaku dikenal

dengan “ Operant Conditioning”

(13)

4

Wawan Setiawan, 2014

Secara umum permasalahan yang kita hadapi pada pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran di SD bila dikaitkan dengan kondisi guru di lapangan masih banyak hal yang kurang memadai dan harus segera dibenahi diantaranya dalam kegiatan pembelajaran, guru kurang menghargai atau jarang memberi penghargaan kepada siswa yang menunjukan tingkah laku yang baik, tidak terkecuali dengan pelajaran IPS di sekolah dasar. Menurut teori Maslow (Uno, 2008: 41) tentang kebutuhan manusia bahwa manusia mempunyai kebutuhan akan penghargaan.

Hasil Penelitian Samsani (2009: 3) menyatakan bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar selama ini menitikberatkan pada bagaimana menghabiskan materi pelajaran dari buku teks melalui metode ceramah, dan menuliskan materi di papan tulis, sehingga peserta didik tidak begitu aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi membosankan dan peserta didik tidak termotivasi dalam belajarnya.

Dalam praktek pembelajaran IPS saat ini peserta didik dipaksa untuk mengingat dan mengemukakan berbagai informasi. Peserta didik kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Sehingga tidak tampak keberhasilan dari peserta didik yang akan berdampak pada pemberian penghargaan dari gurunya.

Keberhasilan pembelajaran ditentukan juga oleh kiat masing-masing guru di kelas. Dalam pandangan psikologi belajar, keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya. Hal ini disebabkan guru selain berperan sebagai transformasi pengetahuan dan keterampilan, juga memandu segenap proses pembelajaran. Agar dapat mencapai tujuan tersebut salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan memberi penguatan,

sehingga dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(14)

5

Wawan Setiawan, 2014

menunjukan bahwa keterampilan memberikan penguatan verbal dan non verbal dengan motivasi belajar cukup signifikan.

Selain itu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faida (2012) tentang pengaruh positive reinforcement terhadap motivasi belajar Siswa kelas V SD Negeri di kecamatan Sambi kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa positive reinforcement memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan motifasi belajar. Positive reinforcement memberikan sumbangan efektif sebesar 36,5% dengan pembuktian memiliki korelasi determinan sebesar 0,365.

Beberapa penelitian diatas menunjukkan bahwa penguatan berpengaruh positip untuk meningkatkan motivasi dan pencapaian pembelajaran yang optimal.

Penguatan (reinforcement) yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa itu selama ini sering diabaikan oleh guru untuk diberikan kepada siswa. Pada umumnya yang sering disorot guru dari siswa adalah mengenai kekurangan yang ada pada diri siswa sehingga hal ini menyebabkan siswa tidak ada gairah dalam belajar, takut, resah dan gelisah. Siswa selalu membutuhkan kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah. Untuk itu siswa perlu reinforcement dari guru. Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri, (Djamarah, 2010: 117).

Dari hasil penelitian awal pada enam sekolah dasar tempat penulis bertugas di kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi masih ditemukan masalah yang berkaitan dengan kemampuan keterampilan mengajar khususnya keterampilan memberi penguatan. Guru tampaknya masih kurang, jarang dan tidak terbiasa menggunakannya dalam pembelajaran. Hal ini memberi dampak pada rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Guru

(15)

6

Wawan Setiawan, 2014

berkontribusi secara signifikan pada iklim lingkungan pembelajaran yang produktif.

Dengan demikian penulis merasa permasalahan kemampuan keterampilan guru dalam memberi penguatan menjadi sangat penting untuk diteliti karena penguatan yang dilakukan guru dapat memberi kontribusi besar dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih fokus pada analisis untuk

mendeskripsikan keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Keterampilan guru dalam memberikan penguatan (reinforcement ) masih rendah.

2. Penguatan (reinforcement) jarang dan belum optimal dilakukan guru pada pelaksanaan pembelajaran .

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada

pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar?”

Rumusan masalah diatas dapat dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keterampilan guru dalam hal memberikan penguatan verbal pada pembelajaran IPS kelas V SD ?

2. Bagaimanakah keterampilan guru dalam hal memberikan penguatan non verbal pada pembelajaran IPS kelas V SD?

(16)

7

Wawan Setiawan, 2014 C . Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis ini memiliki tujuan untuk :

1. mendeskripsikan dan menganalisis keterampilan guru dalam memberikan penguatan verbal pada pembelajaran IPS kelas V SD.

2. mendeskripsikan dan menganalisis keterampilan guru dalam memberikan penguatan non verbal pada pembelajaran IPS kelas V SD.

3. mendeskripsikan dan menganalisis keterampilan guru dalam memberikan penguatan tertulis pada hasil belajar IPS di Kelas V SD.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembelajaran IPS yaitu :

1. Sebagai informasi riil bagi guru SD mengenai keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS di kelas V SD.

2. Sebagai informasi riil bagi sekolah mengenai keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar, sehingga menjadi bahan evaluasi dan refleksi bagi program dan pembinaan dari kepala sekolah, pengawas, dinas dalam rangka memberikan supervisi kepada Sekolah Dasar.

3. Bagi peneliti lain untuk menjadi rujukan atau kajian lebih lanjut terutama mengenai keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

E . Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis disusun sebagai berikut Bab I pendahuluan yang didalamnya adalah latar belakang, tujuan penelitian diikuti oleh Identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan terakhir Struktur organisasi. Pada Bab II Kajian Pustaka dengan teori yang relevan dengan

(17)

8

Wawan Setiawan, 2014

Guru Profesional, Kompetensi guru, Keterampilan mengajar dan Keterampilan memberikan penguatan. Selanjutnya pada Bab III Metode Penelitian yang berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian yaitu Lokasi dan Subjek penelitian, Desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik Analisis data. Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian pembahasan atau analisis temuan dan Bab V yang terdiri dari Kesimpulan dan

(18)

Wawan Setiawan, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di enam Sekolah Dasar Negeri yang ada di kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi yaitu SD Negeri Cilangla, SD Negeri Pacing, SD Negeri Gandasoli, SD Negeri Lio, SD Negeri Tegal Panjang

dan SD Negeri Bencoy. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan November 2013.

2. Subjek Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi yang ada, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut (Sugiono, 2008: 118). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penentuan sumber data pada penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian atau tujuan tertentu Satori dan Komariah (2011: 50 ). Menurut Miles dan Huberman (Satori dan Komariah, 2011: 51). diantaranya menyatakan sampel-sampel kualitatif cenderung :

a. Menggunakan orang yang lebih kecil jumlah.(mengambil sepenggalan kecil dari suatu keseluruhan yang lebih besar).

b. Bersifat purposive ; karena proses sosial memiliki suatu logika dan perpaduan , sehingga suatu penarikan sampel secara acak pada peristiwa-peristiwa atau perlakuan-perlakuan, biasanya mengurangi jumlah hal-hal kecil yang tidak akan ditafsirkan.

(19)

37

Wawan Setiawan, 2014

diwawancara sebagai sumber informasi yang dianggap ada hubungannya dengan permasalahan penelitian.

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah enam orang guru kelas V dari enam SD telah memenuhi standar 15-20% dari jumlah populasi (Riduwan, 2009: 119) atau dari 13 SD yang berada di kecamatan Cireunghas kabupaten Sukabumi. Pemilihan subjek penelitian ini secara acak sampel sekolah didasarkan pada data dari UPTD Pendidikan dan Pengawas SD UPTD Pendidikan kecamatan Cireunghas bahwa Sekolah Dasar tesebut menunjukan kualitas dan prestasi yang

baik, menjadi sekolah favourit masyarakat, terakreditasi A dan B sehingga dapat digunakan untuk tempat penelitian. Adapun sekolah tersebut adalah SDN Gandasoli, SDN Tegal Panjang, SDN Cilangla, SDN Lio, SDN Pacing dan SDN Bencoy.

B. Desain dan Pendekatan Penelitian

Desain dan pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif deskriptif yang mempunyai karakteristik naturalistik yang melihat situasi secara nyata, alamiah, terbuka dan tidak ada rekayasa pengontrolan variabel, Sukamadinata (2011: 95). Peneliti mengumpulkan data dengan cara observasi langsung terhadap subjek. Menurut Nazir (1999: 105) penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan intepretasi yang tepat. Menurut Biklen, Lincoln dan Guba (Maleong, 2007: 38-39) beberapa pokok ciri kualitatif ini yaitu : lingkungan alamiah merupakan sumber data langsung, manusia merupakan alat instrument utama pengumpul data, analisis data dilakukan secar induktif, bersifat deskriptif.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penggunaan metode dan pendekatan ini berdasarkan tujuan untuk

(20)

38

Wawan Setiawan, 2014

memberikan penguatan pada pembelajaran dan penguatan tertulis pada hasil belajar IPS kelas V SD. Menurut Arikunto (2002: 245) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Menurut Sukamadinata (2011: 72) penelitian deskriptif adalah suatu

bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini tidak memberi perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya. Langkah pengambilan data dalam penelitian ini adalah dari hasil mengobservasi, wawancara dan menganalisa kemampuan keterampilan guru dalam memberi penguatan pada pembelajaran IPS kelas V dari enam guru SD dan penguatan berupa komentar tertulis pada hasil evaluasi ulangan harian IPS di kelas V dari enam SD.

Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode naturalistik. Lebih lanjut Nasution (1996; 9-11) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian kualitatif sebagai berikut :

1. Sumber data adalah situasi yang wajar dan sebagaimana adanya.

2. Peneliti berperan sebagai instrument peneliti utama, peneliti mengadakan sendiri pengamatan langsung dan wawancara langsung.

3. Sangat deskriptif

4. Mementingkan proses maupun produk

5. Mencari makna di belakang kelakuan atau perbuatan, sehingga dapat memahami masalah dan situasi.

6. Mengutamakan data langsung.

7. Tringulasi, data, atau informasi dari satu pihak di chek kebenarannya dari sumber lain.

8. Menonjolkan rincian konstektual, peneliti mengumpulkan dan mencatat data dengan sangat rinci.

9. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti.

(21)

39

Wawan Setiawan, 2014

11. Verifikasi, Antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negative untuk memperoleh hasil yang dapat lebih dipercaya.

12. Sampling yang purposive, yakni tidak menggunakan sampel sedikit dipilih menurut tujuan.

13. Menggunakan audit trail, untuk mengetahui apakah laporan sesuai dengan data yang dikumpulkan.

14. Partisipasi tanpa mengganggu, artinya observasi dilakukan secara wajar (natural) sehingga tidak mengganggu kewajaran situasi, dan

15. Mengadakan analisis sejak awal penelitian.

D. Penjelasan Istilah

Agar diperoleh persepsi yang jelas mengenai penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan, yaitu :

a. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru ada interaksi pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS yang telah ditetapkan pada tingkat satuan pendidikan dasar. pembelajaran IPS pada penelitian ini adalah pembelajaran yang mencakup keterampilan memberi penguatan secara

verbal dan non verbal serta penguatan secara tertulis pada hasil pembelajaran anak.

b. Keterampilan memberi penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali tingkah laku tersebut.

c. Penguatan verbal (fisikal) yaitu penguatan dalam bentuk ucapan kata-kata atau kalimat pujian penghargaan, persetujuan dan sebagainya.

d. Penguatan Non Verbal penguatan yang bukan berbentuk ucapan melainkan mimik dan gerakan fisik tubuh guru.

e. Penguatan secara tertulis yaitu penguatan yang bukan berupa verbal dan non verbal tetapi dalam bentuk tulisan guru pada hasil belajar siswa. E. Instrumen Penelitian

(22)

40

Wawan Setiawan, 2014

instrument ini akan dikemukakan komponen keterampilan memberikan penguatan pada pembelajaran dan hasil belajar IPS kelas V. Adapun bentuk instrument adalah pedoman observasi, wawancara dan analisis studi dokumentasi terhadap hasil belajar siswa.

F. Tahapan Penelitian

Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam upaya mengumpulkan

data dalam penelitian ini yaitu ;

1. Tahap Orientasi

Peneliti melakukan survei terhadap sekolah dasar yang menjadi tempat penelitian di kecamatan Cireunghas kabupaten Sukabumi. Peneliti menentukan responden dan observasi awal mengenai pembelajaran IPS. Peneliti pada tahap ini mengurus surat ijin penelitian, menyusun instrumen, pedoman observasi dan rekaman pembelajaran. Peneliti dengan responden membangun kesepahaman agar bersedia untuk ikut dalam penelitian dan bersedia diobservasi pada saat pembelajaran IPS berlangsung.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini peneliti melakukan kunjungan kepada responden dan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yang ada di kecamatan Cireunghas kabupaten Sukabumi.

3. Tahap Pencatatan Data

Hasil dari observasi dan dokumen direkam dalam catatan data untuk dikaji .Pencatatan data terdiri dari dua bentuk yakni catatan deskriptip dan catatan reflektif. Catatan deskriptip terdiri dari catatan lapangan, catatan laporan lapangan dan catatan harian lapangan. Catatan reflektif berisi tentang hubungan berbagai data, ide-ide, komentar, membuat kerangka berpikir, menelaah desain dan metode, menulis hal-hal yang dapat memperjelas data, mencatat kata kunci yang

(23)

41

Wawan Setiawan, 2014

4. Tahap Analisis Data

Dari hasil observasi yang telah dituangkan kedalam catatan, selanjutnya data diolah dan dianalisa, ditata dan menjadi sistematis. Dengan demikian diharapkan peneliti dapat meningkatkan pemahaman makna terhadap masalah yang sedang diteliti . Analisa data yang digunakan adalah analisa data induktif. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan validitas adalah dengan menggunakan triangulasi (pengumpulan data dari individu dan latar dengan menggunakan berbagai metode) membercheks (mendapat masukan dari

responden), dan rich data (data yang kaya merujuk pada data rinci, lengkap dan beragam sehingga mengunngkapkan apa yang sebenarnya terjadi).

G. Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan penelitian, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif menurut Sugiono (2012: 364) mencakup empat macam pengujian, yaitu uji kredibilitas data, uji transferabilitas, uji dependabilitas dan uji konfirmabilitas.

1. Uji Kredibilitas data

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden, menunjukan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Untuk mencapai tingkat kepercayaan yang diharapkan, peneliti menggunakan beberapa cara yang disarankan oleh Sugiono (2012: 365), yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan penekunan, triangulasi, menggunakan bahan referensi dan member checking. Peneliti menggunakan triangulasi teknik dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu data diperoleh dengan observasi,wawancara dan dokumentasi.

2. Dependabilitas

(24)

42

Wawan Setiawan, 2014

merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Karena bias jadi peneliti dapat memberikan data tetapi tidak pernah melakukan penelitian. Menurut Sugiono (2012: 374) uji dependabilitas dapat dilakukan oleh auditor keseluruhan aktifitas penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian. Ukuranya adalah , dalam kondisi yang lebih kurang sama apakah penelitian tersebut dapat diteliti ulang. 3. Konfirmabilitas

Uji konfirmabilitas adalah pengujian sejauh mana hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya, yaitu sejauh mana hasil penelitian betul-betul sesuai

dan cocok dengan data yang telah dikumpulkan . 4. Uji transferabilitas

Uji transfebilitas menggambarkan sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi, tempat, waktu yang berbeda. Dalam hal ini peneliti hanya melihat transfebilitas sebagai suatu kemungkinan. Tentunya harus memenuhi persyaratan adanya kesamaan atau kemiripan konteks sosialnya.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung berkenaan dengan cara guru mengajar (Sukmadinata, 2011: 220).

Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dan hanya bertindak sebagai pengamat independent (observasi non partisipan) dengan observasi terstruktur dimana observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. Hal hal yang

(25)

43

Wawan Setiawan, 2014

dalam memberi penguatan pada pembelajaran IPS kelas V dengan pedoman observasi yang berisi indikator atau komponen penguatan.

Pengamatan juga dilakukan dengan bantuan kamera digital atau handycam yang berfungsi merekam proses pembelajaran yang dilakukan. Teknik analisisnya adalah video ditransfer ke bentuk digital. Dan selanjutnya untuk persiapan analisis adalah mentranskip video. Semua percakapan guru dan murid ditranskip apa adanmya sebagaimana yang diucapkan tanpa diedit atau dipotong.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi atau biasa disebut kajian dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dalam studi dokumentasi, peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik.

Sumber dokumen yang dikumpulkan berupa komentar penguatan tertulis oleh guru pada hasil belajar pembelajaran IPS kelas V sekolah dasar yang menjadi subjek penelitian.

3. Wawancara

(26)

44

Wawan Setiawan, 2014

Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan guru tentang penguatan yang akan dihubungkan antara hasil wawancara atau pengakuan guru dengan kenyataan.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis buku-buku ilmiah, dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinata, 2011: 221). Dalam hal ini peneliti akan

mengumpulkan data ilmiah dari berbagai literatur yang berhubungan dengan keterampilan guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS.

I. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Menurut Mile dan Huberman (Ali, 2011: 249) teknis ini diterapkan melalui tiga alur, yaitu:

1. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan - catatan tertulis dilapangan.

2. Penyajian data yaitu penyajian informasi untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi yaitu penarikan kesimpulan dari data yang dianalisis.

(27)

45

Wawan Setiawan, 2014

Studi Pendahuluan J. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SD

Analisis Data

Temuan dan Pembahasan Observasi

( Alat Perekam)

Kesimpulan dan Saran

Pedoman Observasi, wawancara Keterampilan

Penguatan. Hasil belajar Soal Ulangan

Harian

Guru Wawan

cara Identifikasi Masalah

Kajian literatur tentang Keterampilan Guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS di SD

Pengembangan Instrumen

Doku- men-

(28)

Wawan Setiawan, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang sesuai dengan permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Pertama : Keterampilan guru dalam memberikan penguatan verbal berupa kata-kata pada enam guru di enam Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi secara umum sudah merata dan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan cara penggunaanya. Guru dalam memberikan penguatan verbal berupa pujian kata-kata terhadap peserta didik sering dibarengi dengan penguatan non verbal. Sedangkan keterampilan guru dalam memberikan penguatan verbal berupa kalimat pada enam guru di enam sekolah dasar yang diteliti tidak terlihat dimana tidak satupun guru menggunakannya dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kedua : Keterampilan guru dalam memberikan penguatan non verbal berupa penguatan mimik muka, penguatan dengan mendekati siswa, penguatan dengan sentuhan, penguatan berupa hadiah, simbol dan penguatan tidak penuh pada enam guru di enam Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cireunghas

Kabupaten Sukabumi secara umum sudah dilakukan guru dengan baik. Tetapi belum semua guru secara merata menggunakan kelima penguatan non

verbal. Dalam hal keterampilan memberi penguatan non verbal berupa penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan ternyata tidak satupun guru yang diteliti menggunakannya dalam pelaksanaan pembelajaran.

(29)

84

Wawan Setiawan, 2014

(√) pada setiap jawaban peserta didik yang benar dan memberi nilai numerik.

Sementra itu, ada seorang guru memberikan penguatan dengan cara

memberikan tanda (─) pada setiap jawaban murid yang salah dan memberi

nilai secara numerik. Sedangkan keterampilan guru dalam hal memberikan komentar tertulis berupa kata dan kalimat pada hasil belajar siswa ternyata tidak satupun guruyang diteliti menerapkanya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terdapat beberapa saran dan rekomendasi sebagai berikut :

Pertama : Keterampilan guru dalam memberikan penguatan verbal berupa kalimat tidak terlihat, dimana tidak satupun guru melakukanya dalam

pelaksanaan pembelajaran. Hal ini lebih disebabkan kurangnya keterampilan dasar mengajar khususnya keterampilan memberikan penguatan verbal berupa kalimat. Untuk itu bagi pengambil kebijakan (Pengawas, Kepala Sekolah, Pejabat Terkait), perlu memberikan kesempatan kepada semua guru untuk mendapat pelatihan dan pendidikan tentang keterampilan mengajar khususnya keterampilan memberikan penguatan verbal berupa kalimat, karena penguatan yang diberikan guru kepada siswa dapat menimbulkan motivasi kuat untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai siswa. Keterampilan dasar mengajar dimaksudkan untuk memfasilitasi proses pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien.

(30)

85

Wawan Setiawan, 2014

merupakan alternative dalam memecahkan persoalan pembelajaran mencapai yang optimal.

Ketiga : Belum meratanya keterampilan guru dalam pemberian komentar tertulis pada hasil belajar peserta didik berupa ulangan harian dimana tak satupun guru memberikan komentar berupa kata-kata atau kalimat menunjukan bahwa guru perlu menambah pengetahuan tentang pentingnya komentar tertulis pada hasil belajar siswa serta mengembalikan setiap hasil

pekerjaan siswa yang telah diperiksa dan diberi penguatan. dengan demikian diperlukan pembinaan dan pelatihan guru tentang keterampilan dasar mengajar.

(31)

Wawan Setiawan, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung : Pustaka Cendekia Utama

Ahmadi, K. I. dan Sofan, A. (2011). Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta : Prestasi Pustaka

Ardiyanti, N. (2012). Hubungan keterampilan memberikan penguatan verbal dan non verbal dengan motivasi belajar siswa kelas V SD se-guigus II kecamatan Krtetek kab. Bantul .Skripsi Prodi pendas. Universitas Negeri Yogya . tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta : Rineka Cipta

Bafadal, I. (2009). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Baharudin dan Wahyuni, N. S. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Belen, Chaerudin dan Maman A.(1990) Pendidikan IPS 1, Jakarta : Universitas Terbuka

Brown, G. (1991). Pengajaran Mikro Program Keterampilan Mengajar. Surabaya : Airlangga University Press

Dahar, Ratna. W. (2011) Teori-teori Belajar. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

Depdiknas, (2003) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Depdiknas, (2005) Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Djamarah, S. B. (2010). Guru dan Anak Didik. Jakarta : Rineka Cipta

Evans,W. H. Evans, S. & Schmid, R. E (1989). Behavior and insturutional management: An ecological approach. Boston : Allyn & Bacon

(32)

87 Keterampilan Dasar pengajaran Mikro. Bandung: Remaja Karya

Hergenhahn, B.R dan Olson, M.H. (2012: 97). Teori Belajar (ed. ketujuh) Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Hidayat, S. (2012) Hubungan Antara Penguatan Terhadap Siswa dan Aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis Unisma Solo. Tidak diterbitkan.

Hill, W. F. (2012). Teori-teori Pembelajaran. Bandung: Nusa Media

Iskandar, A. C. (2013). Pendekatan Pengelolaan Kelas. Suara Daerah Majalah Pendidikan Jawa Barat, Edisi 498, 6-9.

Tersedia : http://pgrijabar.or.id

Jacobsen, D. A. Paul, E & Donald, K. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jarolimek, John. (1986). Social Studies in Elementary Education. New York : MacMillan Co.Inc

Joyce, B. Weil, M. Calhoun, E. ( 2009) Models of Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kurniawan, D. (2011) Pembelajaran Terpadu, Bandung CV. Pustaka Cendekia Utama

Maftuh, B. (2009). Bunga Rampai Pendidikan Umum dan pendidikan Nilai. UPI Program Studi Pendidikan Umum/Nilai

Mahendra, A. dan Ma’mun, A. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung : CV Andira

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Maleong, Sudjana, N. Ibrahim, H. Sutopo. (2007). Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda Karya

(33)

88

Wawan Setiawan, 2014

Masliady, J. Harmianto, S. Seran, Y. E (2010). “Problematika Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,” dalam Problematika Pendidikan Dasar. Bandung : Ilmu Cahaya Hati

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja Rosda Karya

Nasution, S. (1996). Metodologi Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Pah, D. N. (Eds) (1984). Keterampilan Memberi Penguatan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPLPTK, Jakarta

Permendiknas, No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Bandung : Madani

Permendiknas, No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta : BSNP

Permendiknas, No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Jakarta BSNP

PLPG, (2012). Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Guru Kelas), Bogor : UNPAK

Poerwadarminta, W. J. S. (2009). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Prayitno, E. (1989). Motivasi Dalam Belajar Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Reid, G. (2009). Memotivasi Siswa dikelas Gagasan dan Strategi. Jakarta : PT Indek

Riduwan. (2009). Metoda dan Teknik Penyusunan Proposal. Bandung : Alfabeta

Rohani, A. (2004). Pengeloalaan Pengajaran. Bandung : Rineka Cipta

Rusman, (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Grafindo Persada

Sadulloh, U. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta

Samsani, (2009). Implementasi Pendekatan Open–Ended Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia.

(34)

89

Wawan Setiawan, 2014

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan, edisi kedua Jakarta : Kencana

Sapriya, (2012). Pendidikan IPS Kosep dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sardjio, Sugandi dan Ischak. (2008). Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Satori, Dj dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Saud, U. S. (2013). Pengembangan Profesi Guru, Bandung : Alfabeta

Slameto, (2003) Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta PT Rineka Cipta

Sugiono, (2012). Metoda Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung : Alfabeta

Suharkat, (2011). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan berpikir kritis dan Motivasi Intrinsik Peserta Didik Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia

Sukmadinata, N.S (2011). Metoda Penelitian Pendidikan Bandung : PT. Rosda Karya

Sumiati dan Asra (2009). Metoda Pembelajaran . Bandung . C.V Wacana Prima

Susana, Tj. (2011). Mempertimbangkan Hukuman Bagi Anak. Yogyakarta : Kanisius

Undang-undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bandung: Fokus Media

Underwood, M. (2000). Pengelolaan Kelas yang Efektif. Jakarta: Arcan

Uno, (2008). Teori Motivasi dan Pengukuranya, Jakarta : Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda tanpa memperhatikan arah, sedangkan perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu

Meskipun penelitian ini termasuk penelitian yang mempelopori kajian mengenai pola musiman (terutama month of the year effect) pada pasar obligasi di Indonesia,

Kadar gula pereduksi mengalami penurunan pada semua perlakuan baik ragi campuran maupun ragi komersi l setelah a dilakukan fermentasi, hal ini disebabkan sebagian

Pelaksanaan Urusan Wajib Statistik diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan

Yang kedua, bagi peneliti dapat digunakan untuk menambah wawasan peneliti tentang strategi gerakan literasi digital di sekolah dan pemanfaatan literasi digital

Pangan beras mempunyai peran yang sangat strategis dalam pemantapan ketahanan pangan, ketahanan ekonorni dan stabilitas politik nasional, dalam hal ini perlu

Kebimbangan domestik seperti permintaan domestik swasta akan kehilangan momentum jika kadar faedah jangka panjang meningkat lebih pantas daripada dijangkakan tanpa peningkatan

pada beberapa kelompok pengeluaran yakni: kelompok bahan makanan 1,92 persen; kelompok kesehatan 0,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,21