DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH
KABUPATEN BANDUNG
(Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi
Disusun oleh Afifah Nurhayati
1001624
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH
KABUPATEN BANDUNG
(Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung)
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
AFIFAH NURHAYATI 1001624
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH
KABUPATEN BANDUNG
(Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, MA NIP. 196207021986011002
Pembimbing II
Hj. Siti Nurbayani K., S.Pd., M.Si NIP. 197007111994032002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Skripsi ini telah diuji pada Hari Senin Tanggal 27 Oktober 2014 Panitia ujian sidang terdiri atas :
Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si
NIP. 197008141994021001
Sekretaris : Ketua Program Studi Pend. Sosiologi
Dra. H. Siti Komariah, M.Si., Ph.D
NIP. 196804031991032002
Penguji :
Penguji I
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 197008141994021001
Penguji II
Dra. Wilodati, M.Si NIP. 196801141992032002
Penguji III
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP MUNCULNYA MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI WILAYAH
KABUPATEN BANDUNG
(Studi Kasus Di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)
Afifah Nurhayati 1001624 ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian yang terjadi di wilayah Desa Margahayu Selatan. Di wilayah ini, pada mulanya terdapat banyak lahan pertanian yang jumlahnya hingga berhektar-hektar. Namun, seiring bertambahnya waktu, lahan pertanian yang ada keberadaannya semakin berkurang. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai dampak yang terjadi kepada para petani, baik buruh tani, petani penggarap atau pemilik lahan terhadap munculnya masalah sosial akibat adanya alih fungsi lahan pertanian. Selain meneliti dampak akibat alih fungsi lahan pertanian, peneliti pun meneliti mengenai penyebab adanya alih fungsi lahan yang paling dominan di Desa Margahayu Selatan ini sendiri dan sikap petani terhadap alih fungsi lahan pertanian. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Pedoman observasi dan wawancara sudah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah peneliti rancang. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan lamanya untuk mendapatkan data yang peneliti inginkan. Setelah dilakukannya penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian memberikan dampak secara langsung baik bagi buruh tani dan petani penggarap. Dampaknya yaitu para petani tidak mendapatkan pekerjaan di bidang pertanian dan adanya kemiskinan struktural karena para petani sudah tidak bekerja di lahan pertanian yang masih ada hingga saat ini.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPACT OF FUNCTION OF AGRICULTURAL LAND AGAINST THE EMERGENCE OF A SOCIAL PROBLEM THAT OCCURS IN THE AREA
OF BANDUNG REGENCY
(Case Studies In The Southern Sub-district Margahayu Margahayu Village Of Bandung Regency)
Afifah Nurhayati 1001624 ABSTRACT
This research deals with the impact of function of agricultural land into non agricultural land that occurs in the territory of the village of Margahayu South. In this region, there were originally many farmland totaling up to property. However, with time, agricultural land that is being progressively reduced. Therefore researchers want to examine the impact that occurs to the farmers, both peasant farmers, tenants or land owners against the emergence of social problems due to the control of function of agricultural land. In addition to examining the impact of the result of function of agricultural land, the researchers also examined regarding the cause of the existence of a dominant land functions in the village South Margahayu itself and the attitude of farmers against over the function of farmland. To answer the question the study, researchers used a method of observation, interview and study of literature. Observation and interview guidelines have been designed in accordance with a latticework of instruments that have been designed as a researcher. This research was conducted for one month duration to get the data that researchers want. After doing research, the researcher get the result that the existence of function of agricultural land giving directly impact both for the peasants and sharecroppers. The impact is that the farmers did not get a job in the field of agriculture and of the structural poverty because farmers are not working on the farmland that still exists to this day.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN... 1-5
B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN ... 5
C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ... 5
D. TUJUANPENELITIAN ... 6
E. MANFAAT PENELITIAN ...6-7
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI ...7-8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A.LAHAN PERTANIAN ... 9-11
B.PENGGUNAAN LAHAN ... 11
1. Pengertian Penggunaan Lahan ... 11-12
2. Faktor Penggunaan Lahan ... 12-13
3. Pola Pemanfaatan Lahan ... 13-14
C.ALIH FUNGSI LAHAN ... 14
1. Pengertian Alih Fungsi Lahan ... 14.15
2. Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan ... 15-16
3. Permasalahan Alih Fungsi Lahan ... 16-17
D.PERUBAHAN SOSIAL ... 17
1. Pengertian Perubahan Sosial ... 17-20
2. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 20-21
3. Faktor Pendorong dan penghambat Perubahan Sosial ... 21-22
4. Teori Perubahan Sosial ... 22
1) Teori Siklus ... 22-25
2) Teori Evolusi ... 25-26
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengertian Masalah Sosial ... 27-28
2. Jenis Masalah Sosial ... 29-31
F. PENELITIAN TERDAHULU ... 31-33
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A.LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ... 34
1. Lokasi Penelitian ... 34
2. Subjek Penelitian ... 34
B. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 34-35
C.TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ... 35-36
D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 36-37
1. Observasi ... 37-39
2. Wawancara ... 39-41
3. Studi Literatur ... 41-42
E. TAHAP ANALISIS DATA ... 42-43
1. Proses Analisis Data ... 43
1.1Analisis Data Sebelum di Lapangan ... 43
1.2Analisis Data di Lapangan ... 43-45
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45
2.1Uji Kredibilitas ... 45-47
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL DESA MARGAHAYU SELATAN ... 48-51
B. HASIL PENELITIAN ... 51
1. Penyebab Dominan Alih Fungsi Lahan ... 51-53
2. Permasalahan Akibat Alih Fungsi Lahan ... 53-55
3. Sikap Petani Penggarap dan Buruh Tani Terhadap Alih Fungsi Lahan
Pertanian ... 55-56
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penyebab Dominan Alih Fungsi Lahan ... 56-61
2. Permasalahan Akibat ALih Fungsi Lahan ... 61-69
3. Sikap Petani Penggarap dan Buruh Tani Terhadap ALih Fungsi Lahan
Pertanian ... 69-72
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ... 73-74
B. SARAN ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... xi-xiii LAMPIRAN
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN
Dalam memajukan sebuah Negara, pembangunan merupakan hal yang
sudah biasa dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari tahun ke tahun
pembangunan yang ada terus bertambah. Hal ini dikarenakan mengikuti laju
pertumbuhan penduduk masyarakat Indonesia yang semakin bertambah dari tahun
ke tahunnya. Selain pertambahan penduduk, kompetisi yang ada pun semakin
meningkat, karena kompetisi itulah pembangunan pun harus terus berlanjut.
Pembangunan yang ada terbagi ke dalam dua bagian, yaitu pembangunan
fisik dan pembangunan non fisik. Pembangunan fisik ini meliputi pembangunan
yang terlihat secara kasat mata, seperti gedung perkantoran, fasilitas umum.
pembangunan fisik ini dilakukan dengan tujuan tertentu. Pembangunan non fisik
meliputi pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan non fisik ini bisa
menjadikan dasar dari adanya pembangunan fisik karena pelaku pembangunan ini
adalah manusia.
Pembangunan yang dilakukan harus seimbang, baik dari pembangunan
fisik maupun pembangunan non fisik. Tidak boleh pembangunan hanya
menitikberatkan hanya pada satu aspek saja karena satu aspek dengan aspek yang
lainnya bagaikan lingkaran yang saling terhubung. Aspek non fisik pun akan
menunjang demi kemajuan sebuah Negara. Hal ini dilihat dari pembangunan dari
bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya maupun dalam bidang
kesehatan. Oleh karena itu, peran manusia dalam pembangunan non fisik ini
jangan dipandang sebelah mata.
Sudah dikatakan sebelumnya bahwa pembangunan yang dilakukan akibat
dari adanya jumlah penduduk yang meningkat pula. Jumlah penduduk Indonesia
dari tahun ke tahunnya meningkat dengan cepat. Tidak hanya pertambahan
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terlihat dari tahun ke tahunnya. Misalnya pada tahun 2010 sebanyak 3.215.548
jiwa, pada tahun 2011 sebanyak 3.299.988 jiwa dan kemudian tahun 2012
sebanyak 3.351.048 jiwa (Wir, 2013). Pertambahan penduduk ini mengakibatkan
bergesernya fungsi suatu lahan. Lahan yang tersedia awalnya hanya digunakan
untuk pertanian, lambat laun berubah fungsinya menjadi lahan untuk pemukiman
dan lahan industri.
Lahan pertanian yang ada kini sudah dialihfungsikan untuk lahan industri,
pemukiman maupun perdagangan. Berkurangnya lahan pertanian tidak hanya di
wilayah pedesaan saja, melainkan di wilayah perkotaan pun demikian. Bahkan
lahan pertanian yang ada di wilayah perkotaan lambat laun menghilang
keberadaannya dikarenakan banyaknya pembangunan yang berkembang dengan
pesat. Lahan yang ada di wilayah perkotaan sudah dikonversikan menjadi lahan
non pertanian.
Banyaknya penduduk dari wilayah pedesaan yang melakukan urbanisasi
ke wilayah perkotaan akan berdampak kepada tempat tinggal yang ada.
Orang-orang yang melakukan urbanisasi ke wilayah perkotaan pada umumnya bertujuan
untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Selanjutnya lambat laun bermukim
di wilayah perkotaan. Sebagai akibatnya, lahan yang digunakan untuk pertanian
akan bergeser untuk pemukiman yang jumlahnya semakin banyak. Hal tersebut
dapat terlihat dari penduduk di wilayah perkotaan yang bermata pencaharian di
bidang non pertanian.
Sekarang ini di wilayah perkotaan sudah hampir tidak ada lagi lahan
pertanian karena pihak tertentu mengadakan perluasan di bidang non pertanian.
Perluasan wilayah ini hingga mencapai daerah-daerah pedesaan yang berbatasan
langsung dengan wilayah perkotaan. Perluasan ini awalnya hanya digunakan
untuk pemukiman penduduk yang sudah tidak tertampung lagi di wilayah
perkotaan. Di Kabupaten Bandung saja lahan pertanian yang ada semakin
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih besar dibandingkan dengan jumlah lahan yang digunakan untuk pertanian.
Seperti data yang ada dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Data Luas Penggunaan Lahan Pertanian Kab. Bandung
NO BENTUK PENGGUNAAN
LAHAN
LUAS AREAL
(HA)
I LAHAN SAWAH
Irigasi Teknis 12.085
Irigasi 1/2 Teknis 10.647
Irigasi Sederhana PU 5.934
Irigasi Desa/Non PU 16.857
Irigasi Tadah Hujan 10.344
Tidak Diusahakan 11
Jumlah
(1) 55.878
II LAHAN BUKAN
SAWAH
a. LAHAN KERING Pekarangan, Bangunan,
Halaman
35.139
Tegal/Kebun 44.201
Ladang/Huma 19.711
Penggembalaan/Padang Rumput
1.233
sementara Tidak Diusahakan
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ditanami Pohon / Hutan
Rakyat
17.725
Hhutan Negara 76.603
Perkebunan 38.212
Lain-lain 17.493
Jumlah
(2) 250.353
b. LAHAN LAINNYA
Rawa-rawa -
Tambak -
Kolam / Empang 1.139
Jumlah
(3) 1.139
JUMLAH (1) + (2) + (3) 307.370
Sumber : Sub Dinas Sumber Daya Manusia, Dinas Pertanian Kab. Bandung
Tahun 2011
Luas areal persawahan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung pada
Tahun 2011 hanya mencapai 55.878 Ha. Jumlah ini jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah lahan non pertanian, yaitu 250.353 Ha. Dengan
jumlah yang sedikit ditambah faktor eksternal, seperti pertambahan penduduk dan
perluasan wilayah akan semakin membuat lahan pertanian semakin sedikit. Lahan
pertanian yang dialih fungsikan akan menimbulkan beberapa masalah sosial,
diantaranya kemiskinan. Kemiskinan terjadi akibat para petani tidak siap
menjalani profesi baru mereka di luar pertanian. Mereka hanya mengandalkan
kemampuan mereka untuk bertani sedangkan pembangunan yang ada lebih kearah
pembangunan non pertanian. Para petani yang tidak memiliki kemampuan untuk
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka dari itu, pembangunan yang dilakukan tidak hanya pembangunan
fisik saja tetapi non fisik pun diperlukan. Sumber daya manusia pun harus
terampil di luar bidangnya karena jika mereka tidak terampil di luar bidangnya,
mereka akan kesulitan mendapatkan pekerjaan pengganti sebagai imbas dari
pembangunan fisik yang dilakukan. Sumber daya manusia yang terdapat di
wilayah Kabupaten Bandung saja sudah banyak. Jika mereka dilatih untuk
keterampilan yang baru, diluar bidang pertanian, maka perekonomian mereka
akan maju.
Dari permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam tentang permasalahan sosial yang ada di masyarakat di wilayah
Kabupaten Bandung, khususnya Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung. Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Dampak
Alih fungsi lahan Pertanian terhadap Munculnya Masalah Sosial yang terjadi di
Wilayah Kabupaten Bandung (Studi Kasus di Desa Margahayu Selatan
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung)
B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
Di wilayah Kabupaten Bandung, sektor pertanian merupakan hal yang
paling penting dalam menunjang kebutuhan hidup. Namun dengan perubahan
dalam penggunaan lahan dari pertanian ke non-pertanian, maka kemungkinan
dapat terjadinya perubahan sosial ekonomi masyarakatnya. Secara umum,
masalah dalam penelitian ini adalah mengenai dampak alih fungsi lahan pertanian
terhadap munculnya masalah sosial di wilayah Kabupaten Bandung.
C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, secara rinci pemasalahan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor penyebab apa yang paling dominan dalam alih fungsi lahan pertanian
yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Permasalahan apa saja yang timbul akibat adanya alih fungsi lahan pertanian
yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten
Bandung ini?
3. Bagaimana sikap petani di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lahan
pertanian?
D.TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut
1. Memperoleh informasi serta dapat mengetahui faktor penyebab yang paling
dominan dalam alih fungsi lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan
Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.
2. Memperoleh informasi serta dapat memahami permasalahan yang timbul
akibat pergeseraan lahan pertanian di Desa Margahayu Selatan Kecamatan
Margahayu Kabupaten Bandung.
3. Memperoleh informasi mengenai sikap petani yang ada di Desa Margahayu
Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung ini terhadap perubahan
lahan pertanian.
E.MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan
informasi sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memenuhi ragam khasanah ilmu pengetahuan terutama
ilmu sosiologi perubahan sosial budaya yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam penelitian lainnya untuk lebih lanjut, terutama yang
mendapat gambaran tentang permasalahan sosial yang ada di masyarakat
akibat alih fungsi lahan pertanian.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai ilmu sosiologi, khususnya dalam sosiologi pembanguan dan
perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat.
b. Bagi masyarakat dapat mengetahui serta memahami kondisi nyata dari
adanya proses pembangunan sehingga dapat membuat upaya untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.
c. Bagi pemerintah, dapat memberikan informasi secara tertulis maupun
sebagai referensi mengenai permasalahan sosial yang ada di masyarakat
akibat adanya alih fungsi lahan pertanian.
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
BAB 1 : Pemaparan dalam BAB 1 ini mengenai latar belakang
permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Dalam latar
belakang dijelaskan bahwa lahan pertanian yang ada semakin
sedikit keberadaannya. Hal ini dikarenakan adanya alih fungsi
lahan pertanian menjadi non pertanian. Adanya alih fungsi lahan
ini akan menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat yang
bermata pencaharian di bidang pertanian, diantaranya
permasalahan mengenai kemiskinan. Kemiskinan akan terjadi jika
masyarakat petani tidak memiliki keahlian di luar bidang
pertanian. Penelitian ini di khususkan kepada masyarakat yang
berada di wilayah Desa Margahayu Selatan Kecamatan
Margahayu Kabupaten Bandung.
BAB II : Dalam Bab 2 ini dipaparkan mengenai teori yang berhubungan
dengan penyusunan skripsi ini. Teori ini diantaranya perubahan
sosial dan masalah sosial. Teori ini disesuaikan dengan judul
dalam skripsi ini. Perubahan sosial diambil sebagai teori yang
melandasi penelitian ini. Hal ini dikarenakan dengan adanya alih
fungsi lahan pertanian tentu akan menimbulkan perubahan sistem
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistem kepemilikan lahan. Sistem yang berubah ini akan
menimbulkan masalah sosial jika masyarakatnya tidak siap
dengan adanya perubahan. Maka dari itu, masalah sosial pun
sebagai teori yang melandasi dalam penelitian ini.
BAB III : Dalam Bab 3 ini dijelaskan mengenai pendekatan dan metode
yang digunakan dalam melakukan penelitian. Pendekatan yang
dilakukan dalam skripsi ini yaitu melalui pendekatan kualitatif.
Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode studi kasus.
Metode studi kasus yaitu metode yang dilakukan dalam penelitian
sosial dengan mempelajari fenomena yang ada di masyarakat.
Selain pendekatan dan metode yang ada dalam skripsi ini, bab 3
ini menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam skripsi ini. Ada
tiga teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menjawab
permasalahan yang ada di skripsi ini, yaitu metode observasi,
metode wawancara dan studi literatur. Metode observasi
dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi yang dilakukan
berbentuk observasi terus terang dan tersamar. Observasi terus
terang ini dilakukan dengan cara peneliti meminta izin untuk
mengamati fenomena yang ada di masyarakat, sedangkan
observasi tersamar dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap
permasalahan yang tersembunyi. Selain observasi, dilakukan pula
metode wawancara dalam teknik pengumpulan data. Wawancara
dilakukan kepada individu yang berprofesi sebagai masih sebagai
petani ataupun yang tidak menjadi petani lagi. Metode terakhir
yang dilakukan dalam teknik pengumpulan data, yaitu studi
literatur. Studi literatur ini digunakan oleh peneliti untuk
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV : Dalam Bab 4 ini berisi mengenai pembahasan dari masalah
penelitian yang telah diajukan. Dalam pembahasan ini dinyatakan
bahwa akibat adanya alih fungsi lahan, muncullah masalah sosial,
diantaranya adalah pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran
banyak terjadi karena lahan pertanian yang ada di Desa
Margahayu Selatan sudah beralih fungsi menjadi lahan non
pertanian. Akibat adanya pengangguran, kemiskinan pun terjadi
karena berkurangnya penghasilan.
BAB V : Dalam Bab 5 ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian.
Dapat disimpulkan bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian
berdampak negatif terutama kepada petani kecil. Para petani kecil
kehilangan lapangan pekerjaan di bidang pertanian sehingga
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A.LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai masalah sosial akibat alih fungsi lahan pertanian akan
dilaksanakan di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten
Bandung. Pemilihan lokasi penelitian pada Desa tersebut dikarenakan Desa
Margahayu Selatan memiliki populasi penduduk terpadat di Kecamatan Margahayu
dan masih adanya beberapa lahan pertanian milik warga yang masih eksis
keberadaannya meskipun di sekitar lahan pertanian sudah dibangun perumahan dan
tempat perdagangan yang sudah cukup berkembang.
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah para petani yang berada di Desa Margahayu
Selatan. Yang di teliti oleh peneliti adalah sebagian dari jumlah populasi warga yang
bermata pencaharian sebagai petani.
Populasi petani yang ada di wilayah Desa Margahayu Selatan Kabupaten
Bandung ini berjumlah 44 orang. Petani yang ada di wilayah Desa Margahayu
Selatan ini terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu petani pemilik tanah berjumlah 9
orang, petani penggarap berjumlah 10 orang dan buruh tani berjumlah 25 orang.
B.PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian “Dampak Alih fungsi lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial yang terjadi di Wilayah Kabopaten Bandung” ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2013, hlm. 9)
Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus.. Menurut Bogdan
dalam Idrus (2009, hlm. 57), studi kasus adalah kajian yang rinci atas suatu kejadian
atau latar tertentu.
Sedangkan studi kasus menurut Ary dalam Idrus (2009, hlm. 57) adalah „suatu
penyelidikan intensif tentang seorang individu, namun studi kasus terkadang dapat
juga dipergunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah,
kelompok-kelompok “geng” anak muda.‟
Tujuan dari penelitian kualitatif yaitu untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang
yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat,
pemikiran dan persepsinya. Ada beberapa ciri dalam penelitian kualitatif menurut
Sugiyono (2013, hlm. 13-14), diantaranya adalah :
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan penliti adalah instrument kunci.
b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka.
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada proses daripada produk atau outcome.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. e. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada makna.
C.TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Populasi petani yang ada di wilayah Desa Margahayu Selatan Kecamatan
Margahayu Kabupaten Bandung ini berjumlah 44 orang. Namun jumlah ini dibagi
lagi ke dalam beberapa kategori petani, seperti petani pemilik tanah berjumlah 9
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling ini adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sehingga peneliti mengambil
sampel 2 orang untuk petani pemilik tanah, 5 orang untuk petani penggarap tanah dan
5 orang untuk buruh tani. Jumlah buruh tani ini lebih banyak diambil sampelnya
dikarenakan buruh tani dianggap paling mengetahui keadaan mengenai pertanian
karena buruh tani ini bekerja hanya mengandalkan para pemilik lahan pertanian.
D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Setelah pemaparan tentang pendekatan dan metode dalam penelitian ini,
dilakukan pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian masalah sosial akibat alih
fungsi lahan pertanian ini. Dalam melakukan pengumpulan data haruslah tepat dan
akurat maka peneliti harus terjun langsung ke lapangan guna mencari data secara
langsung.
Data yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi dalam bentuk lisan yang
langsung diperoleh peneliti dari sumber aslinya dilapangan. Adapun data sekunder
adalah sumber yang penulis peroleh secara tidak langsung dari sumber aslinya atau
perantara atau diperoleh dan dicatat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
tujuan penelitian.
Penelitian yang akan dilakukan ini tentu saja memerlukan sumber data yang
jelas dan akurat. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data yang diperoleh oleh
penulis melalui observasi (pengamatan) maupun wawancara. Oleh karena itu, untuk
memperoleh data yang jelas dan akurat, penulis akan melakukan wawancara dengan
para petani yang ada di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu. Wawancara
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu sumber data sekunder pun diperlukan dalam melakukan penelitian
ini. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data sekunder yakni berupa artikel, jurnal,
maupun hasil-hasil penelitian lain yang menunjang dan relevan dengan penelitian ini.
Secara umum, teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi dilakukan di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung. Observasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah observasi
terus terang dan tersamar. Dalam hal ini, peneliti mengatakan terus terang kepada
subjek yang akan diteliti bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Jadi yang
diteliti mengetahui aktivitas dari awal hingga akhir penelitian. Namun, di lain waktu
peneliti pun akan menyamarkan bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Hal ini
guna mengungkapkan data yang dicari kemungkinan masih dirahasiakan.
Observasi dalam melakukan penelitian sangatlah diperlukan. Sebagaimana dikatakan oleh Marshall dalan Sugiyono (2013, hlm. 226) “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Dalam melakukan penelitian, tidak semua tindakan memiliki makna tertulis.
Tindakan pun ada makna tidak tertulis, sehingga dengan adanya observasi ini peneliti
akan lebih paham akan makna yang tidak tertulis. Makna yang tidak tertulis itulah
yang dapat dijadikan data dalam pengumpulan data.
Dalam melakukan observasi, tentu saja ada objek yang harus diteliti. Objek
penelitian yang harus dicermati oleh peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 229) tersebut
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tempat. Tempat ini dimana interaksi dalam situasi sosial berlangsung.
Tempat berlangsungnya observasi atau pengamatan dalam penelitian masalah
sosial ini adalah di Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu.
b. Pelaku. Orang-orang yang menjalankan peran tertentu.
Pelaku disini adalah para partisipan, yaitu petani di lingkungan Desa
Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu.
c. Kegiatan. Kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial tertentu.
Aktivitas yang diamati yaitu mengenai masalah sosial yang dialami petani
setelah lahan pertanian dialih fungsikan ke lahan nonpertanian.
Keunggulan melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi menurut
Idrus (2009, hlm. 101) ini ada beberapa, diantaranya:
a. Teknik pengamatan melalui observasi ini didasarkan kepada pengalaman
secara langsung. Peneliti langsung mengamatinya ke lapangan. Sehingga
dalam mencari fakta yang ada untuk pengumpulan data akan lebih jelas.
b. Teknik pengamatan ini memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya. Sehingga keadaan objek kecil kemungkinan untuk di
rekayasa.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Dalam
pencarian data melalui observasi ini tentu saja akan selalu berkaitan antara
kejadian satu dengan kejadian yang lainnya.
d. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada “bias” dan memerlukan pengamatan ulang.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak
memungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Adanya teknik observasi dalam pengumpulan data ini terjadi keraguan
mengenai pertanggungjawabannya secara ilmiah. Namun Jehoda dalam Idrus (2009,
hlm. 102) memberikan batasan dalam kaidah teknik observasi ini, yaitu :
a. Mengabdi kepada tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
b. Direncanakan secara sistematis, bukan terjadi secara tidak teratur.
c. Dicatat dan dihubungkan dengan proposi-proposi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingun tahu belaka.
d. Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya.
Melihat pemaparan diatas, peneliti akan mendapatkan kesempatan
mengumpulkan data secara lebih mendalam, jelas dan secara terperinci sehingga data
yang didapatkan akan terkumpul secara menyeluruh dan sistematis. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini melalui observasi secara langsung. Hal ini
dikarenakan, fakta yang dikumpulkan guna pengumpulan data akan lebih terperinci.
Dalam penelitian ini, observasi secara langsung akan dilakukan kepada
masyarakat petani di wilayah Kekurahan Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung. Dengan melakukan pengamatan kepada masyarakat petani
langsung akan menemukan permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat petani
yang lahannya dialihfungsikan ke lahan nonpertanian. Hal yang akan diamati atau
diobservasi dalam penelitian ini adalah mengenai lingkungan fisik, baik lingkungan
fisik desa secara umum maupun lingkungan fisik lahan pertanian, kepemilikan lahan
pertanian dan pekerjaan utama penduduk desa. Selain itu, karena penelitian ini
berbentuk penelitian kualitatif, maka teknik observasi yang dilakukan adalah teknik
observasi tidak terstruktur.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti akan melakukan pengamatan kepada objek berdasarkan rambu-rambu
penelitian saja karena dalam penelitian kualitatif ini permasalahan yang ada di
lapangan akan terus berkembang. Sehingga, dengan observasi tidak terstruktur ini
data yang diperoleh akan lebih fleksibel.
2. Wawancara
Selain teknik observasi, teknik wawancara dalam melakukan pengumpulan
data pun dapat dilakukan.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 231), “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dari suatu topik tertentu.”
Wawancara dilakukan agar mendapatkan data yang lebih spesifik daripada
observasi. Karena teknik observasi hanya menarik kesimpulan sesuai dengan kasat
mata. Sesuai dengan Susan Stainback dalam Sugiyono (2013, hlm. 232)
mengemukakan bahwa :
“Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation”. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa dilakukan melalui observasi.
Dari kedua teknik yang telah disebutkan, baik observasi maupun wawancara
terdapat kelebihan masing-masing. Tidak ada salah satu baik atau buruk karena kedua
teknik tersebut sama-sama akan mengungkapkan tentang fakta-fakta yang ada di
lapangan untuk dijadikan data peneliti. Wawancara yang dilakukan dapat digali
secara lebih mendalam dan akurat untk kepentingan peneliti.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hatinya penelitian sosial. Bila anda melihat jurnal dalam ilmu sosial maka akan anda temui semua penelitian sosial berdasarkan pada interview, baik yang standar maupun yang lebih mendalam.
Wawancara menurut Sugiyono (2013, hlm. 233) terbagi menjadi tiga, yaitu
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur ini menggunakan instrument penelitian lengkap dengan
alternatif jawabannya. Semua partisipan diberi pertanyaan yang sama. Dalam
melakukan wawancara ini, peneliti dibantu menggunakan tape recorder, gambar,
brosur dan material lain yang membantu jalannya waancara.
b. Wawancara Semiterstruktur
Wawancara semiterstruktur ini sudah termasuk ke dalam wawancara mendalam
(in-depth interview). Wawancara ini berjalan secara bebas. Tujuannya adalah
mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya. Jika melakukan wawancara, peneliti
hanya perlu mendengarkan dengan teliti kemudian mencatatnya.
c. Wawancara Takberstruktur
Wawancara ini adalah wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara.
Pedoman wawancara hanya digunakan hanya berupa garis-garus besar
permasalahan.
Dari ketiga jenis wawancara yang sudah dipaparkan diatas, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan wawancara berstruktur. Tujuan menggunakan wawancara
berstruktur adalah agar satu partisipan dengan partisipan lain mendapatkan
pertanyaan yang sama. Jika menggunakan wawancara berstruktur, peneliti akan lebih
mudah dalam meneliti karena sudah ada pedoman wawancara.
Selain itu, dengan menggunakan wawancara berstruktur, permasalahan sosial
akibat alih fungsi lahan akan terbuka. Para responden pun akan lebih cepat tanggap
dalam menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di sekitar lingkungan mereka.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dialami oleh petani setelah adanya alih fungsi lahan pertain. Namun tidak hanya
permasalahan akibat alih fungsi lahan pertanian saja yang akan diteliti tetapi
mengenai pendapatan dan kemajuan Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung ini pun akan diteliti. Sejauh mana alih fungsi lahan pertanian ini
berperan terhadap kemajuan Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu
Kabupaten Bandung.
3. Studi Literatur
Peneliti menggunakan teknik studi literatur ini untuk mengungkapkan
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan teori yang relevan. Teknik ini dilakukan
dengan cara membaca dan mengkaji studi literatur yang relevan dengan penelitian
masalah sosial akibat alih fungsi lahan pertanian.
Dalam penelitian, tidak harus selalu mengamati keadaan yang sedang
berlangsung saja, tetapi dengan membaca hasil penelitian terdahulu akan diketahui
perkembangan mengenai permasalahan yang sedang diteliti dan hasil penelitian pun
akan semakin akurat. Sesuai dengan Bogdan dalam Sugiyono (2013, hlm. 240)
mengatakan bahwa hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih
kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi.
Meskipun begitu, penelitian yang didasarkan dokumen terdahulu tentu tidak
sepenuhnya objektif. Ada sebagian penelitian bersifat subjektif yang digunakan demi
kepentingan tertentu. Oleh karena itu, dalam memilih dokumen untuk dijadikan studi
literatur demi kepentingan penelitian harus memilah setiap dokumen penelitian yang
sudah ada.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap analisa data dilakukan setelah mendapatkan data dari lapangan. Dalam
penelitan kualitatif, pengumpulan data yang dilakukan akan mengakibatkan variasi
data yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan akan terus menerus adanya perubahan
sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain itu, teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif ini akan bersifat jenuh karena pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan secara berulang-ulang.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm. 243) mengatakan “ The
most and central difficulty in the use qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.
Selanjutnya Susan Stainback dalam Sugiyono (2013, hlm. 243) mengatakan
bahwa :
“There are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion and theory”. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis data yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.
Analisis data adalah proses sistematis setelah mendapatkan data dari lapangan
kemudian dijabarkan dan diinterpretasikan menurut kategori tertentu sehingga data
yang sudah didapat akan lebih mudah dipahami oleh orang lain.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 245), “analisis data dilakukan sebelum di lapangan, selama di lapangan dan sesudah di lapangan.” Hal ini di perkuat oleh Nasution dalam Sugiyono (2013, hlm. 245) mengatakan bahwa:
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Namun pada kenyataannya, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
hanya pada saat proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm. 246) membagi analisis data ke
dalam tiga bagian, yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.
1. Proses Analisis Data
1.1 Analisis Data Sebelum di Lapangan
Dalam penelitian kualitatif, peneliti pun telah melakukan analisis data.
Analisis data ini dilakukan melalui pengamatan dan studi literatur terlebih dahulu.
Studi literatur yang ada dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Sehingga
dengan membaca literatur yang sudah ada peneliti dapat memprediksikan terlebih
dahulu mengenai data yang ada di lapangan. Melalui studi literatur pun peneliti
mendapatkan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan. Dengan adanya
gambaran mengenai keadaan di lapangan, peneliti dapat menentukan secara lebih
lanjut fokus penelitian.
1.2 Analisis Data di Lapangan
Setelah mendapatkan gambaran melalui studi literatur yang ada, analisis data
pun dilakukan pada saat pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data di
lapangan ini berupa memilah dan memilih data yang relevan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
Data yang ada di lapangan masih bersifat umum. Seorang peneliti, dalam
mencari data yang ada di lapangan harus pandai memilah dan memilih data yang
menunjang dengan penelitian yang di lakukan. Dalam menganalisis data di lapangan,
ada beberapa model analisis yang dapat digunakan, seperti model Miles and
Huberman. Model ini terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu :
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data reduction atau reduksi data adalah kegiatan memilah dan memilih
data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. Data yang terdapat di lapangan masih bersifat
data mentah, data yang secara umum dan belum merujuk kepada hal yang diteliti
secara lebih spesifik. Setelah data dipilah maka peneliti akan mendapatkan gambaran
mengenai data yang ada di lapangan dan akan mempermudah peneliti untuk
melakukan pencarian data selanjutnya. Data yang akan di reduksi biasanya akan
dibagi kepada beberapa golongan untuk mempermudah peneliti menyusunnya.
Seperti yang digambarkan berikut ini.
Gambar 3.1
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah peneliti memilih data yang di reduksi, data tersebut dikumpulkan dan
digolongkan berdasarkan kategori tertentu agar lebih memudahkan peneliti dalam
menyusun data yang benar benar dibutuhkan. Namun, data yang dipilah tersebut tentu
saja dimasukkan ke dalam kategori yang berhubungan dengan yang di teliti. Sehingga
antara data satu dengan data yang lainnya akan saling berhubungan.
c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data ini adalah penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan ini dilakukan setelah data yang direduksi ditampilkan dan di nafjdb67975&^%
CONCLUSION
75567975 hsdbuerytiocb &^%$#(* &^%$#(* 893247556797
5
DATA DISPLAY mnafjdbshkjhf bhsdbuerytioc DATA REDUCTION mnafjdbshkjhfb893ncdbvpo-247t5j567&8hsdbuerytiocbs975&^
%$#(*
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuaikan dengan fakta yang ada di lapangan. Kesimpulan ini sifatnya dinamis, dapat
berubah karena fakta yang ada di lapangan pun tidak akan selalu tetap keadaannya.
Kesimpulan ditarik setelah reduksi data dan fakta yang ada di lapangan sesuai.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Setiap hasil penelitian, baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif
dapat dicek kembali keakuratannya melalui uji validitas dan reliabilitas. Tujuannya
adalah untuk mengcek data yang didapatkan oleh peneliti valid atau tidak. Uji
validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif ini
berbeda. Perbedaan uji validitas dan reliabilitas ini terletak pada hal yang akan diuji.
Dalam penelitian kuantitatif, yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen
yang digunakan dalam penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif, yang diuji
dalam validitas dan reliabilitas ini adalah data yang telah diperoleh dari lapangan.. Susan Stainback (Sugiyono, 2013, hlm : 268) menyatakan bahwa „penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif
lebih menekankan pada aspek validitas.‟
2.1 Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas dalam penelitian kualitatif ini meliputi :
a. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan ini, peneliti kembali lagi ke lapangan untuk
melakukan pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data. Ketika melakukan
perpanjangan pengamatan, antara peneliti dan narasumber akan saling terbuka satu
sama lain, tidak akan ada lagi informasi yang disembunyikan oleh narasumber. Jika
hal ini terjadi, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Susan Satainback
(Sugiyono, 2013, hlm : 271) mengatakan „rapport is a relationship of mutual trust
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepercayaan dan emosional antara dua orang atau lebih. Hal ini terletak pada peneliti
dan narasumber.‟
Perpanjangan pengamatan dalam penelitian kualitatif ini sangat diperlukan.
Hal ini dikarenakan ketika peneliti melakukan wawancara dengan narasumber
pertama kali, informasi yang didapatkan masih kemungkinan belum mendalam dan
peneliti masih dicurigai keberadaannya. Dengan melakukan perpanjangan pengamata,
peneliti akan membangun hubungan kepercayaan dan emosional sehingga informasi
yang dicari akan lebih mendalam.
b. Triangulasi
“Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian ada triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data dan triangulasi waktu pengumpulan data” (Sugiyono, 2013, hlm :
273). Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tirangulasi teknik
pengumpulan data.
Triangulasi teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk uji kredibilitas data
dengan mengecek sumber data dengan menggunakan metode yang berbeda. Jika data
yang didapatkan melalui observasi, maka uji kredibilitasnya pun menggunakan teknik
observasi. Begitupun jika data yang didapatkan melalui wawancara, maka uji
kredibilitasnya pun dilakukan dengan teknik wawancara.
Gambar 3.2 Wawancara
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Triangulasi data ini dilakukan melalui orang-orang yang peneliti wawancara,
seperti buruh tani, petani penggarap, pemilik lahan tani dan pejabat desa setempat.
Selain melalui wawancara, triangulasi data ini pun melalui observasi di lingkungan
sekitar Desa Margahayu Selatan. Setelah mendapatkan hasil penelitian maka
dikaitkan dengan studi literatur yang relevan untuk menunjang penelitian peneliti
sehingga hasil penelitian pun menjadi kuat karena ditunjang oleh studi literatur
berupa skripsi ataupun jurnal.
c. Mengadakan Membercheck
Membercheck ini adalah pengecekan data ulang oleh peneliti kepada
narasumber. Tujuan dari membercheck ini adalah untuk mengecek sejauh mana data
yang diberikan oleh narasumber kepada peneliti. Membercheck ini dilakukan ketika
peneliti telah mendapatkan kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan.
Membercheck yang dilakukan oleh peneliti ini dapat dilakukan secara individu atau
berkelompok kepada narasumber.
Dalam penelitian ini, membercheck dilakukan kepada orang-orang yang telah
peneliti wawancara, seperteni buruh tani, petani penggarap, pemilik lahan dan kepada
pejabat desa setempat. Selain membercheck kepada orang-orang yang telah peneliti
wawancara, pengecekan pun dilakukan setelah mendapatkan hasil observasi keadaan
lingkungan di sekitar Desa Margahayu Selatan. Setelah membercheck kepada orang
yang diteliti dan keadaan lingkungan Desa Margahayu Selatan yang telah diobservasi,
setelah membercheck dilakukan maka hasil penelitian bisa disebut dengan valid jika
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A.PROFIL DESA MARGAHAYU SELATAN
Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung
berada pada 6˚,41’-7˚,19’ Lintang Selatan dan diantara 107˚22’-108˚5’ Bujur
Timur dengan luas wilayah 176.239 ha.
Kabupaten Bandung ini memiliki batasan, diantaranya batasan utara yaitu
Kabupaten Bandung Barat; sebelah timur yaitu Kabupaten Sumedang dan
Kabupaten Garut; sebelah selatan yaitu Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur;
sebelah barat yaitu Kabupaten Bandung Barat dan dibagian tengah yaitu Kota
Bandung dan Kota Cimahi.
Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 desa dan 9 Desa.
Dengan jumlah penduduk sebesar 3.2 juta jiwa (berdasarkan sensus 2010) dengan
mata pencaharian yaitu di sektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan
dan jasa. Diantara 31 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung,
Kecamatan Margahayu merupakan salah satunya. Di Kecamatan Margahayu ini
terdapat beberapa desa, diantaranya adalah Desa Margahayu Selatan, Desa
Margahayu Tengah, Sayati, Sukamenak dan Sulaeman.
Margahayu Selatan ini berjumlah 29.000 jiwa. Mata pencaharian asli
penduduknya adalah di bidang pertanian. Namun saat ini, seiring bertambahnya
tahun maka penduduk Desa Margahayu Selatan ini beralih profesi ke bidang
industri. Luas wilayah Desa Margahayu Selatan ini seluas 253 Ha. Desa
Margahayu Selatan ini memiliki batasan wilayah administratif, yaitu sebelah utara
berbatasan dengan Margahayu Tengah; sebalah timur berbatasan dengan Sayati;
sebelah selatan berbatasan dengan Sulaeman dan sebelah barat berbatasan dengan
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mata pencaharian penduduk di Desa Margahayu Selatan ini adalah di
bidang pertanian. Namun seiring berkembangnya waktu, mata pencaharian yang
ada di Desa Margahayu Selatan ini menjadi di bidang industri. Ada yang bekerja
di industri skala rumahan ada pula yang menjadi buruh pabrik. Berikut data
pekerjaan yang ada di Desa Margahayu Selatan.
Tabel 4.1
Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung
Jenis Pekerjaan Jumlah
Petani
Petani Pemilik Tanah
Petani Penggarap
Buruh Tani
5 orang
10 orang
15 orang
Nelayan -
Pengusaha Sedang / Besar 155 orang
Pengrajin / Industri Kecil 13.936 orang
Buruh
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Buruh Pertambangan
Buruh Perkebunan
256 orang
68 orang
-
-
Pedagang 354 orang
Pengangkutan -
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anggota TNI 89 orang
Pensiunan PNS / TNI 7088 orang
Sumber : Data Primer Desa Margahayu Selatan Tahun 2012
Tabel diatas merupakan data rata-rata pekerjaan yang dilakukan oleh
penduduk Desa Margahayu Selatan. Data tersebut merupakan data primer dari
data Desa Margahayu Selatan dan merupakan data terbaru dari pihak desa. Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjaan penduduk Desa
Margahayu Selatan ini bekerja di bidang non pertanian, yaitu bidang perdagangan
dan industri. Jumlah pekerjaan dari bidang non pertanian jumlahnya jauh lebih
banyak daripada jumlah orang yang bekerja di bidang pertanian. Hal ini sangat
jauh berbeda pada tahun 2006. Pada tahun 2006, meskipun jumlah rata-rata
pekerjaan penduduk masih banyak di bidang non pertanian, penduduk yang
bekerja di bidang pertanian pun masih jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan tahun 2012. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung
Jenis Pekerjaan Jumlah
Petani
Petani Pemilik Tanah
Petani Penggarap
Buruh Tani
13 orang
17 orang
46 orang
Nelayan -
Pengusaha Sedang / Besar 65 orang
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Buruh
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Buruh Pertambangan
Buruh Perkebunan
89 orang
54 orang
-
-
Pedagang 247 orang
Pengangkutan -
Pegawai Negeri Sipil 3751 orang
Anggota TNI 56 orang
Pensiunan PNS / TNI 6988 orang
Sumber : Data Primer Desa Margahayu Selatan Tahun 2006
Jika dibandingkan dari kedua tabel diatas, dapat dilihat bahwa dalam
jangka 6 tahun jumlah rata-rata pekerjaan non pertanian semakin meningkat dan
rata-rata jumlah pekerjaan di bidang pertanian semakin menurun. Penurunan
jumlah rata-rata mata pencaharian masyarakat Desa Margahayu Selatan ini
mempengaruhi kehidupan masyarakat Desa Margahayu Selatan, baik secara sosial
maupun secara ekonomi.
Kehidupan masyarakat yang lebih baik ini sedikitnya hasil dari alih fungsi
lahan pertanian. Di sisi lain dampak negatif terjadi kepada petani tetapi di sisi lain
bagi masyarakat desa kehidupannya menjadi lebih baik, seperti penghasilan yang
meningkat dari tiap keluarga pendatang meskipun bukan dari bidang pertanian
karena bidang pertanian sudah berkurang sehingga penduduknya mencari
pekerjaan di luar bidang pertanian, seperti yang terlihat dalam tabel diatas.
Banyak penduduk yang bekerja di perkantoran, seperti menjadi pegawai negeri
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.HASIL PENELITIAN
1. Penyebab Dominan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian
Lahan pertanian yang ada di Desa Margahayu Selatan ini semakin
berkurang. Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya lahan pertanian
secara signifikan. Namun, penyebab yang paling dominan dalam alih fungsi lahan
pertanian ini adalah berubahnya lahan pertanian menjadi pemukiman karena
banyaknya penduduk pendatang. Meskipun demikian, kondisi sosial masyarakat
yang ada di Desa Margahayu Selatan ini semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
banyaknya interaksi yang dilakukan oleh penduduk asli Desa Margahayu Selatan
dan penduduk pendatang. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel hasil
wawancara berikut ini.
Tabel 4.3
Tabel Hasil Wawancara Penyebab Dominan dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian
No Aspek Wawancara Hasil Wawancara
1 Pendapat mengenai
kemajuan di bidang
industri.
Kemajuan di bidang industri
sangat didukung. Perekonomian
masyarakat harus membaik dari
tahun ke tahunnya sehingga
kemajuan di bidang industri
diharapkan dapat turut andil dalam
memperbaiki perekonomian
masyarakat terutama di Desa
Margahayu Selatan.
2 Pendapat mengenai lahan
pertanian yang semakin
sempit.
Sangat disayangkan bahwa lahan
pertanian yang ada semakin
menyempit.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selama lima tahun terakhir. pertanian semakin menurun tetapi
kondisi sosial semakin meningkat.
4 Produktivitas lahan
pertanian dari tahun ke
tahun.
Produktivitas lahan pertanian jelas
semakin menurun karena rusaknya
kandungan tanah akibat perubahan
fungsi lahan. Lahan pertanian
banyak berubah menjadi
pemukiman.
Diolah oleh penulis pada Tahun 2014.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa adanya lahan pertanian yang
berubah menjadi fungsi menjadi pemukiman menyebabkan dampak yang tidak
baik bagi petani. Selain kesuburan lahan pertanian terganggu, produktivitas lahan
pertanian yang masih ada hingga saat ini berkurang. Pendapatan para petani pun
sudah berkurang sehingga mengharuskan mereka untuk mencari pekerjaan di luar
bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Permasalahan Akibat Alih Fungsi Lahan Pertanian
Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Desa Margahayu Selatan ini
menimbulkan banyak permasalahan, diantaranya adalah banyaknya pengangguran
Karen sudah berkurangnya lapangan pekerjaan di bidang pertanian. Sudah banyak
sawah yang telah dijual oleh pemiliknya karena harga tanah yang cukup tinggi.
Tabel 4.4
Tabel Hasil Wawancara tentang Permasalahan Alih Fungsi Lahan Pertanian
No Aspek Wawancara Hasil Wawancara
1 Pendapatan sebagai petani. Pendapatan petani menurun karena
kurangnya pekerjaan di bidang
pertanian.
Afifah Nurhayati. 2014
Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi petani. sampingan. Hanya beberapa orang
yang memiliki pekerjaan
sampingan, seperti buruh
bangunan atau pengumpul barang
bekas.
3 Kepemilikan sawah. Buruh tani yang diwawancarai
mengaku bahwa tidak memiliki
sawah. Sedangkan petani
pertanian. Hanya sedikit lahan
pertanian yang dijual dan masih
kebanyakan sudah tidak menjadi
lahan pertanian, melainkan
menjadi pemukiman.
6 Penjualan lahan pertanian. Hasil penjualan lahan pertanian
kebanyakan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
karena sudah tidak ada lagi
pekerjaan dibidang pertanian.