ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT EFISIENSI USAHA, AKTIVA PRODUKTIF, LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL
TERHADAP PROFITABILITAS Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2012 – 2014
Retno Antu Pratiwi NIM : 112114001 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tingkat efisiensi usaha, aktiva produktif, likuiditas, rentabilitas dan tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 – 2014. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 42 Bank. Data diuji menggunakan analisis regresi data panel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi usaha, rentabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas. Aktiva produktif, likuiditas, dan tingkat kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap profitabliitas.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSINESS EFFICIENCY LEVEL, PRODUCTIVE ASSETS, LIQUIDITY, RENTABILITY, AND CAPITAL ADEQUACY
RATIO TO THE PROFITABILITY (an Empirical Study at People’s Credit Bank in Special Region of Yogyakarta in 2012-2014)
Retno Antu Pratiwi NIM : 112114001 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aim of this research is to analyze the influence of business efficiency level, productive assets, liquidity, rentability, and capital adequacy ratio to the profitability.
The research was an empirical study. The sample used in this research were People’s Credit Banks (Bank Perkreditan Rakyat) in Special Region of Yogyakarta in 2012-2014. They were selected using purposive sampling method in which 42 banks chosen as sample. The data were tested by panel data regression analysis.
The result showed that level of business and rentability are significantly influenced by the profitability. In contrast, productive assets, liquidity, and capital adequacy ratio do not have any significant influence to the profitability.
PENGARUH TINGKAT EFISIENSI USAHA, AKTIVA PRODUKTIF, LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL
TERHADAP PROFITABILITAS Studi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2012-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Retno Antu Pratiwi NIM : 112114001
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH TINGKAT EFISIENSI USAHA, AKTIVA PRODUKTIF, LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL
TERHADAP PROFITABILITAS Studi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2012-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Retno Antu Pratiwi NIM : 112114001
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena
setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan » Matius 7:7-8 «
Setiap kali ingin menyerah, aku selalu mengingat satu hal. Garis akhir terbentang di hadapanku, dan satu langkah lagi akan membawaku
sedikit lebih dekat menuju tujuan. » Winna Efendi «
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai tiap langkahku dan kepada kedua orang tuaku Bapak Karmin dan Alm. Ibu Sri Yatni
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada :
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. M. Trisnawati Rahayu, M.Si., Akt. Selaku dosen pembimbing akademik.
5. Dr. Fr. Reni Retno Anggraeni, M.Si.,Ak selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen penguji.
7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
8. Staf sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah membantu kelancaran penulis dalam proses administrasi.
9. Staf perpustakaaan Universitas Sanata Dharma Mrican yang telah membantu
penulis dalam peminjaman buku.
10.Bapak Karmin dan Alm. Ibu Sri Yatni, yang peduli terhadap pendidikan
anaknya, dan selalu memberikan doa, nasehat, dorongan, kasih sayang yang
tak terhingga.
11.Mbak Retno, Mas Natal, Mas Wawan, dan keponakanku Gauraf yang selalu
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB I LANDASAN TEORI ... 7
A. Lembaga Keuangan ... 7
B. Perbankan ... 7
1. Pengertian Perbankan ... 7
2. Pengertian Bank ... 7
3. Jenis Bank ... 8
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 10
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 10
2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 10
3. Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 11
D. Analisis Laporan Keuangan ... 11
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 11
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 12
3. Teknik – Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 13
E. Analisis Rasio Keuangan ... 14
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 14
2. Macam – Macam Rasio Keuangan ... 15
H. Penelitian Terdahulu ... 19
I. Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Metode dan Desain Penelitian ... 26
x
C. Jenis Data ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 33
1. Analisis Regresi Data Panel ... 33
2. Uji Normalitas ... 36
3. Uji Asumsi Klasik ... 38
a. Uji Multikolinieritas ... 38
b. Uji Heterokedastisitas ... 40
c. Uji Autokorelasi ... 40
4. Uji Simultan (Uji F) ... 41
5. Uji Hipotesis Parsial (Uji T) ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47
A. Otoritas Jasa Keuangan ... 47
B. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat ... 47
C. Data Responden ... 48
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Data ... 54
B. Analisis Data ... 55
1. Statistik Deskriptif ... 55
2. Pengujian Normalitas ... 57
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 58
a. Pengujian Multikolinieritas ... 58
b. Pengujian Heterokedastisitas ... 59
c. Pengujian Aurokorelasi ... 60
4. Penentuan Model Regresi ... 60
5. Pengujian Simultan (Uji F) ... 62
6. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji T)... 62
C. Pembahasan ... 66
BAB VI PENUTUP ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1. Hubungan Antar Variabel ... 25
Tabel 4.1. Daftar Bank Perkreditan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta .... 49
Tabel 5.1. Proses Seleksi Pengambilan Sampel Berdasarkan Kriteria ... 54
Tabel 5.2. Hasil Analisis Deskriptif ... 56
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Normalitas... 57
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 58
Tabel 5.5. Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 59
Tabel 5.6. Hasil Pengujian Autokorelasi ... 60
Tabel 5.7. Hasil Pengujian Model Regresi ... 61
Tabel 5.8. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R² ... 61
Tabel 5.9. Hasil Pengujian Simultan (Uji F) ... 62
xii ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT EFISIENSI USAHA, AKTIVA PRODUKTIF, LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL
TERHADAP PROFITABILITAS Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2012 – 2014
Retno Antu Pratiwi NIM : 112114001 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tingkat efisiensi usaha, aktiva produktif, likuiditas, rentabilitas dan tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 – 2014. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 42 Bank. Data diuji menggunakan analisis regresi data panel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi usaha, rentabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas. Aktiva produktif, likuiditas, dan tingkat kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap profitabliitas.
xiii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSINESS EFFICIENCY LEVEL, PRODUCTIVE ASSETS, LIQUIDITY, RENTABILITY, AND CAPITAL ADEQUACY
RATIO TO THE PROFITABILITY (an Empirical Study at People’s Credit Bank in Special Region of Yogyakarta in 2012-2014)
Retno Antu Pratiwi NIM : 112114001 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The aim of this research is to analyze the influence of business efficiency level, productive assets, liquidity, rentability, and capital adequacy ratio to the profitability.
The research was an empirical study. The sample used in this research were People’s Credit Banks (Bank Perkreditan Rakyat) in Special Region of Yogyakarta in 2012-2014. They were selected using purposive sampling method in which 42 banks chosen as sample. The data were tested by panel data regression analysis.
The result showed that level of business and rentability are significantly influenced by the profitability. In contrast, productive assets, liquidity, and capital adequacy ratio do not have any significant influence to the profitability.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Sedangkan, bank menurut Undang – Undang RI Nomor 10
Tahun 1998 didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa bank merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan serta berhubungan dengan masalah-masalah
keuangan.
Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan
untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi
perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan
dapat diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta
kegiatan distribusi barang dan jasa (Budisantoso dan Nuritomo 2014:5).
Salah satu jenis bank yang melakukan kegiatan keuangan terutama
dalam hal pemberian kredit kepada masyarakat adalah Bank Perkreditan
Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas perdagangan.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melakukan kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat, memberikan kredit kepada masyarakat, menyediakan
pembiayaan, serta menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia, deposito berjangka, atau tabungan pada bank lain (Siamat
2005:404). Kegiatan yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
tidak terlepas dari risiko kegagalan yang dapat dialami oleh setiap bank.
Kegagalan dapat disebabkan karena kesalahan manajemen perusahaan yang
berakibat pada kesulitan keuangan bahkan kegagalan usaha perbankan,
sehingga nantinya akan merugikan kegiatan perekonomian dan merugikan
masyarakat selaku pemilik dana.
Sebagai lembaga keuangan yang melakukan kegiatan menghimpun
dana dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat, Bank Perkreditan
Rakyat seharusnya menjadi lembaga yang sehat sehingga mampu melakukan
kegiatan operasionalnya dengan maksimal. Penilaian kinerja Bank Perkreditan
Rakyat dilakukan dengan menilai faktor – faktor Permodalan (Capital),
Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality), Manajemen (Management),
Rentabilitas (Earning Power) dan Likuiditas (Liquidity) (Taswan 2006:359).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini
memakai subyek Bank Perkreditan Rakyat, sedangkan pada penelitian
Perkreditan Rakyat lebih banyak berhubungan dengan Usaha Kecil Menengah
yang memiliki permodalan terbatas, sedangkan Bank Umum berhubungan
dengan pengusaha yang memiliki permodalan yang cukup besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menguji masing-masing
rasio, yaitu dengan merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah tingkat efisiensi usaha berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Perkreditan Rakyat ?
2. Apakah aspek aktiva produktif berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Perkreditan Rakyat?
3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan
Rakyat?
4. Apakah rentabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan
Rakyat?
5. Apakah tingkat kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas
Bank Perkreditan Rakyat?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada aspek likuiditas, rentabilitas, kecukupan
modal dan aktiva produktif yang keempat aspek tersebut dihitung
menggunakan rasio sebagai sebagai berikut :
2. Aspek Rentabilitas diukur menggunakan rasio Net Interest Margin (NIM),
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Return on
Assets (ROA)
3. Aspek Tingkat Kecukupan Modal diukur menggunakan rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR)
4. Aspek Aktiva Produktif diukur menggunakan rasio Non Performing Loan
(NPL)
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Pengaruh tingkat efisiensi usaha terhadap profitabilitas Bank Perkreditan
Rakyat.
2. Pengaruh aspek aktiva produktif terhadap profitabilitas Bank Perkreditan
Rakyat.
3. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
4. Pengaruh rentabilitas terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
5. Pengaruh tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas Bank
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi pihak perbankan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi perbankan untuk
mengelola keuangan agar dapat mempertahankan atau bahkan
meningkatkan profitabilitas dengan baik.
2. Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang
akuntansi.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 6 bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai teori – teori yang melandasi penelitian
dan menjadi acuan yang digunakan dalam menganalisis, yang
meliputi teori pendukung, perumusan hipotesis dan kerangka
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
penelitian antara lain, metode dan desain penelitian, teknik
pengambilan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, definisi
operasional dan pengukuran variabel, serta teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi mengenai gambaran umum perusahaan yang diteliti.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini membahas deskripsi data, analisis data dan interpretasi
terhadap hasil analisis berdasarkan alat dan metode analisis yang
digunakan dalam penelitian.
BAB VI : Penutup
Bab ini membahas kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan,
keterbatasan penelitian dan saran yang disampaikan untuk penelitian
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaan utamanya
berbentuk asset keuangan (financial assets) atau tagihan (claims)
dibandingkan dengan asset non keuangan (nonfinancial assets) (Siamat
2005:4).
B. Perbankan
1. Pengertian Perbankan
Definisi perbankan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 :
“Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”
2. Pengertian Bank
Definisi bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Definisi bank menurut G.M. Verryn Stuart yang dikutip oleh Dendawijaya
(2000:25):
Menurut pendapat Suyatno (1996:1) yang dikutip oleh
Dendawijaya (2001:25) bank didefinisikan sebagai badan yang usaha
utamanya menciptakan kredit.
3. Jenis bank
a. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank digolongkan
berdasarkan jenisnya terdiri dari :
1) Bank Umum
Bank umum adalah badan usaha yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2) Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas perdagangan.
b. Jenis bank menurut fungsinya (Budisantoso dan Nuritomo 2014:119)
1) Bank Sentral yaitu bank yang merupakan badan hukum milik
Negara yang tugas pokoknya membantu pemerintah.
2) Bank Umum yaitu bank yang sumber utama dananya berasal dari
simpanan pihak ketiga serta pemberian kredit jangka pendek dalam
3) Bank Pembangunan yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya
berasal dari penerimaan simpanan deposito serta commercial
paper.
4) Bank Desa yaitu kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya
adalah melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana
dalam rangka program pemerintah memajukan pembangunan desa.
5) BPR yaitu kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur
penghimpunan dana masyarakat ataupun menyalurkan dananya di
sektor pertanian dan pedesaan.
c. Jenis bank berdasarkan status kepemilikannya (Budisantoso dan
Nuritomo 2014:119-120) :
1) Bank milik Negara (BUMN) yaitu bank yang seluruh modalnya
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya di
bawah undang-undang tersendiri.
2) Bank milik swasta nasional yaitu bank milik swasta yang didirikan
dalam bentuk hukum perseroan terbatas, di mana seluruh
sahamnya dimiliki oleh WNI dan/atau badan-badan hukum di
Indonesia.
3) Bank milik asing yaitu bank yang didirikan dalam bentuk cabang
bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran
antara bank asing dan nasional yang ada di Indonesia.
4) Bank pembangunan daerah yaitu bank yang pendiriannya
sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan pemerintah kabupaten
di wilayah bersangkutan dan modalnya merupakan harta kekayaan
pemerintah daerah.
5) Bank campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh
asing dan pihak swasta nasional.
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Definisi Bank Perkreditan Rakyat menurut Undang-Undang RI No 10
Tahun 1998 tentang Perbankan:
“Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas perdagangan.”
2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat
Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat dari sisi pemerintah adalah (Siamat
2005:399)
a. Untuk memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit
atau tidak memiliki akses ke bank umum
b. Untuk membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami
pola nasional agar akselerasi pembangunan di sector pedesaan dapat
lebih dipercepat
c. Untuk menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi
d. Untuk mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap
pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan
rentenir.
3. Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, usaha
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu
b. Memberikan kredit
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip
Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank
lain.
D. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian analisis laporan keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Prastowo (2002:52), kata “analisis” didefinisikan sebagai berikut :
“Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”
Berdasarkan pengertian tersebut, analisis laporan keuangan
unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah
hubungan diantara unsur - unsur tersebut, dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan itu sendiri (Prastowo 2002:52). Analisis terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat
kesehatan suatu perusahaan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan akan bermanfaat untuk pengambilan keputusan
ekonomi apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat
diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengolah
laporan keuangan lebih lanjut melalui proses pembandingan, evaluasi dan
analisis trend, akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan
terjadi di masa mendatang (Prastowo 2002:51).
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa
tujuan, misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam
memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai
kondisi dan kinerja keuangan di masa dating; sebagai proses diagnosis
terhadap masalah – masalah manajemen, operasi atau masalah lain; atau
sebagai alat evaluasi terhadap manajemen (Prastowo 2002:53).
Bagian terpenting dari analisis laporan keuangan adalah untuk
mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan
ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan
keputusan (Prastowo 2002:53).
3. Teknik – teknik analisis laporan keuangan menurut Prastowo dan Juliati
(2002) adalah sebagai berikut :
a. Analisis Rasio
Jenis angka rasio dikelompokkan ke dalam kelompok rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio Return on Investment, rasio pemanfaatan
aktiva, rasio kinerja operasi dan investor umumnya tertarik pada
kelompok rasio profitabilitas tertentu. Rasio dapat dihitung dari
berbagai kombinasi atau pasangan angka. Dengan menggunakan
pos-pos yang ada pada laporan keuangan, dapat disusun suatu daftar angka
rasio yang panjang.
b. Laporan Keuangan Komparatif
Analisa laporan keuangan dengan menyajikan laporan keuangan
komparatif misal untuk dua tahun atau lebih merupakan awal yang
baik. Dengan menyajikan laporan keuangan komparatif akan diperoleh
gambaran mengenai pergerakan dan kecenderungan serta memberi
petunjuk yang berharga dalam rangka memprediksi masa depan.
Perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan menghitung
perubahan dari tahun ke tahun, baik dalam jumlah rupiah maupun
c. Analisis Trend
Teknik analisis trend digunakan ketika pembandingan laporan
keuangan lebih dari tiga tahun. Analisis trend menggambarkan
kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama
beberapa periode.
d. Analisis Common - Size
Laporan keuangan dalam analisis common - size menyatakan masing
– masing pos dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Menggunakan teknik analisis sumber dan penggunaan dana ini,
pengelola perusahaan akan memperoleh informasi mengenai sebab
terjadinya surplus atau defisit kas selama periode tertentu, sehingga
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kas.
Berdasarkan beberapa teknik analisis di atas, penelitian ini memakai
analisis rasio.
E. Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian rasio keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan
membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik
secara individu maupun bersama-sama untuk mengetahui hubungan di
antara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba – rugi
(Abdullah 2002:112). Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan
dalam laporan keuangan, dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding (Munawir 1997:64).
2. Macam – macam rasio keuangan
Rasio yang digunakan untuk menghitung kinerja suatu bank adalah
sebagai berikut (Dendawijaya 2000:116-124). Macam-macam rasio adalah
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan suatu bank dalam
memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban
yang sudah jatuh tempo.
1) Cash Ratio, adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga
yang dihimpun bank yang harus segera dibayarkan. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan alat likuid
(uang kas ditambah dengan rekening giro bank yang disimpan pada
Bank Indonesia) yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio maka
semakin tinggi pula likuiditas bank, jika likuiditas tinggi maka
dalam praktiknya akan dapat mempengaruhi profitabilitas. Apabila
nilai likuiditas tinggi maka perusahaan dapat melunasi seluruh
2) Reserve Requirement (RR), lebih dikenal dengan dengan likuiditas
wajib minimum yaitu suatu simpanan minimum yang wajib
dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia bagi semua bank.
3) Loan to Deposit Ratio (LDR), adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi LDR
mengindikasikan bahwa kemampuan likuiditas semakin rendah,
hal tersebut dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit semakin besar.
4) Loan to Asset Ratio (LAR), adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan
bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan
total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio, maka tingkat
likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan
untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar.
5) Rasio Kewajiban Bersih Call Money, rasio ini menunjukkan
besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau
aktiva yang paling likuid dari bank. Apabila nilai rasio ini semakin
segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antar bank
dengan alat likuid yang dimilikinya.
b. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas digunakan untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Macam-macam rasio rentabilitas adalah sebagai berikut:
1) Return on Asset (ROA), digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.
Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi
penggunaan asset.
2) Return on Equity (ROE), adalah perbandingan antara laba bersih
bank dengan modal sendiri. ROE merupakan indikator yang sangat
penting bagi pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan
dengan dividen. Apabila ROE naik, maka laba bersih juga akan
naik yang nantinya akan menyebabkan kenaikan harga saham
3) Rasio Biaya (Beban) Operasional, adalah perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya.
4) Net Profit Margin (NPM) Ratio, adalah rasio yang
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya.
5) Net Interest Margin (NIM), atau margin bunga bersih adalah
ukuran perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh
bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang dibayarkan
kepada pemberi pinjaman.
c. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau
kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya jika terjadi likuidasi.
Macam – macam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut :
1) Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut
dibiayai dari dana modal sendiri di samping memperoleh dana dari
sumber di luar bank. CAR merupakan indicator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko.
2) Debt to Equity Ratio (DER), adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh
utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek
3) Long Term Debt to Assets Ratio, digunakan untuk mengukur
seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya
diperoleh dari sumber utang jangka panjang.
d. Rasio Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif adalah tolok ukur untuk menilai tingkat
kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam
aktiva produktif berdasarkan kriteria tertentu
1) Non Performing Loan (NPL), atau kredit bermasalah merupakan
salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja suatu bank.
Apabila NPL meningkat maka profitabilitas akan menurun, karena
kredit mengalami masalah dan kemungkinan tidak kembali.
F. Penelitian Terdahulu
1. Prastiyaningtyas (2010) meneliti tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi profitabilitas perbankan (studi pada Bank Umum Go
Public yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008). Penelitian
ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel terikat (dependen), dan
variabel bebas (independen) adalah CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM dan
pangsa kredit. Penelitian ini hanya fokus pada bank umum Go Public
yang terdaftar di Bank Indonesia. Metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM dan pangsa kredit berpengaruh
signifikan positif terhadap profitabilitas bank. Variabel NPL dan BOPO
variabel LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas bank.
2. Liyana (2011) meneliti tentang analisis kinerja dan prediksi profitabilitas
sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menggunakan ROA sebagai variabel terikat (dependen) dan CAR, NPL,
BOPO, LDR, BI Rate, Inflasi sebagai variabel bebas (independen).
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis
regresi data panel serta metode analisis trend (metode kuadrat terkecil).
Apabila menggunakan metode trend maka data yang didapatkan harus
lebih banyak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel CAR dan
LDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Variabel NPL dan
BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Variabel BI Rate
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan inflasi menunjukkan
hubungan yang positif tidak siginifikan terhadap profitabilitas.
I. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori dan penelitian terdahulu, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah
1. Pengaruh tingkat efisiensi usaha pada profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
Tingkat efisiensi usaha diukur menggunakan rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), yaitu rasio yang
merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan
operasional. Rasio Biaya Operasional digunakan untuk mengukur tingkat
Sedangkan profitabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk
memperoleh keuntungan atau laba dari usahanya. Jika bank ingin
mencapai tingkat efisiensi operasional yang tinggi maka akan semakin
efektif aktivitas bank dalam menghasilkan keuntungan. Apabila rasio
BOPO besar, maka keuntungan suatu bank akan menurun karena banyak
biaya yang dikeluarkan untuk menutupi kondisi bank yang bermasalah.
Sesuai dengan hasil penelitian Prasetiyaningtyas (2010) dan Liyana (2011)
yang menyatakan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, artinya jika Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional meningkat maka
profitabilitas akan menurun.
Apabila rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
rendah maka tingkat efisiensi usaha akan meningkat sehingga profitabilitas
juga akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 = Tingkat efisiensi usaha berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
2. Pengaruh aktiva produktif pada profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
Berdasarkan Skep DIR BI no.31/1 November 1998 pasal 1 ayat 6,
aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun
valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar
bank, penyertaan termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi
Aktiva produktif dihitung menggunakan rasio Non Performing
Loan (NPL), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank untuk
mengelola kredit macet atau kredit bermasalah yang diberikan oleh bank
kepada nasabah. Sedangkan profitabilitas merupakan kemampuan suatu
bank untuk memperoleh keuntungan atau laba dari usahanya. Apabila nilai
NPL tinggi, maka kualitas kredit semakin buruk dan dapat menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar dan profitabilitas akan menurun.
Sesuai dengan penelitian Prastiyaningtyas (2010) dan Liyana (2011) yang
menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,
artinya jika semakin tinggi NPL maka profitabilitas akan semakin
menurun.
Apabila rasio Non Performing Loan menurun maka aktiva
produktif akan meningkat sehingga profitabilitas juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H2 = Aktiva produktif berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
3. Pengaruh likuiditas pada profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
Menurut Prastowo (2002:78), likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Likuiditas suatu bank diukur
menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR),yaitu rasio antara
bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayarkan kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Sedangkan profitabilitas merupakan kemampuan
suatu bank untuk memperoleh keuntungan atau laba dari usahanya.
Semakin tinggi rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) maka kemampuan
likuiditas sebuah bank akan semakin rendah, hal ini dikarenakan jumlah
dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar, apabila
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar maka
keuntungan yang didapatkan akan semakin besar. Sesuai dengan
penelitian Liyana (2011) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh
positif terhadap profitabilitas, artinya jika LDR meningkat maka
profitabilitas juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H3 = Likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
4. Pengaruh rentabilitas pada profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
Rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba operasi melalui pendapatan yang dihasilkan (Abdullah
2002:115). Aspek rentabilitas diukur menggunakan rasio Net Interest
Margin (NIM), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Sedangkan profitabilitas
merupakan kemampuan suatu bank untuk memperoleh keuntungan atau
laba dari usahanya. Semakin besar nilai rasio NIM maka kecil
kemungkinan bank mengalami masalah, oleh karena itu profitabilitas akan
meningkat. Sesuai dengan penelitian Prastiyaningtyas (2010), apabila Net
Interest Margin (NIM) meningkat, maka profitabilitas akan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H4 = Rentabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
5. Pengaruh tingkat kecukupan modal pada profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
Tingkat kecukupan modal diukur menggunakan rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR), yaitu rasio yang merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko (Dendawijaya
2000:123). Profitabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk
memperoleh keuntungan atau laba dari usahanya. Capital Adequacy Ratio
akan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas jika bank mampu dalam
hal menutupi penurunan aktiva berarti bahwa keuntungan yang didapatkan
oleh bank tinggi sehingga mampu menutupi penurunan aktiva yang
diakibatkan oleh kerugian bank atas aktiva berisiko. Sesuai dengan hasil
penelitian Prasetiyaningtyas (2010) dan Liyana (2011) yang menyatakan
profitabilitas, artinya jika CAR meningkat maka profitabilitas juga akan
meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H5 = Tingkat kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat.
Berdasarkan hipotesis di atas, maka model penelitian dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Likuiditas Aktiva Produktif
Rentabilitas
Tingkat Kecukupan Modal
[image:41.595.85.513.198.636.2]Profitabilitas
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Penelitian empiris adalah
penelitian yang menguji dan memberi bukti dari suatu model empiris yang
berupa pengaruh tingkat kesehatan keuangan terhadap profitabilitas. Menurut
Jogiyanto (2007:139), model empiris dapat dikelompokkan berdasarkan nilai
data atau nilai skalanya. Model empiris dapat mempunyai sebuah variabel
dependen maupun lebih dari satu variabel dependen.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Perkreditan Rakyat
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdaftar di Bank Indonesia
untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu yang
disengaja (Sumarni dan Wahyuni 2006:77).
Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
1. Mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap, antara lain laporan
neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi, serta laporan
informasi lainnya pada masing-masing tahun, dari tahun 2012 sampai
2. Bank Perkreditan Rakyat benar – benar masih beroperasi (tidak dibekukan
atau dilikuidasi) pada tahun 2012 sampai dengan 2014.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berupa data statistik perbankan Indonesia dan laporan keuangan Bank
Perkreditan Rakyat yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan dan Bank
Indonesia periode 2012 - 2014
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data yang diinginkan
adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi
dilakukan dengan melakukan peninjauan terhadap sumber – sumber tertulis
yang memuat data statistik. Sumber yang digunakan adalah :
1. www.bi.go.id
2. www.ojk.go.id
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono 1999:32).
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :
1. Variabel Independen (X)
Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya
dikatakan sebagai variabel stimulus, predictor, atau antecedent (Sumarni
dan Wahyuni 2006:22).
Dalam penelitian ini yang termasuk ke dalam variabel independen adalah
sebagai berikut
a. Tingkat Efisiensi Usaha
Menurut Danfar (https://dansite.wordpress.com) efisiensi
merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan tersebut. Dalam
penelitian ini rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/29/DKBU
tanggal 31 Juli 2013 tentang laporan tahunan dan laporan keuangan
publikasi Bank Perkreditan Rakyat, BOPO diukur dengan membagi
antara total beban operasional dan total pendapatan operasional yang
dihitung perposisi (tidak disetahunkan).
Agar perubahan efisiensi usaha sejalan dengan perubahan nilai
rasio yang menjadi proksi, maka rasio keuangan untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha adalah sebagai berikut:
Pendapatan Operasional
POBO =
Biaya Operasional
Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi nilai rasio maka akan
b. Aktiva Produktif
Berdasarkan Skep DIR BI No.31/1 November 1998 pasal 1
ayat 6, aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga,
penempatan dana antar bank, penyertaan termasuk komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administrasi.
Dalam penelitian ini, aktiva produktif diukur menggunakan
rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah yang
merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja suatu
bank. Apabila NPL meningkat maka profitabilitas akan menurun,
karena kredit mengalami masalah dan kemungkinan tidak kembali.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/29/DKBU
tanggal 31 Juli 2013 tentang laporan tahunan dan laporan keuangan
publikasi Bank Perkreditan Rakyat, NPL diukur dengan
membandingkan antara jumlah kredit bermasalah dengan total kredit
yang terdapat pada Bank Perkreditan Rakyat, dimana :
- Kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
(tidak termasuk kredit kepada bank lain)
- Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,
diragukan, dan macet.
- Kredit bermasalah dihitung secara gross (tidak dikurangi dengan
PPAP)
Agar perubahan aktiva produktif sejalan dengan perubahan
nilai rasio yang menjadi proksi, maka rasio keuangan untuk
mengukur aktiva produktif adalah sebagai berikut:
1 Total Kredit
=
NPL Jumlah Kredit Bermasalah
Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi nilai rasio maka aktiva
produktif juga meningkat.
c. Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka
pendek. Dalam penelitian ini, likuiditas diukur menggunakan rasio
Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya (Prastowo 2002:78).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/29/DKBU
tanggal 31 Juli 2013 tentang laporan tahunan dan laporan keuangan
publikasi Bank Perkreditan Rakyat, LDR diukur dengan
membandingkan antara kredit dengan dana pihak ketiga yang terdapat
di Bank Perkreditan Rakyat, dimana kredit merupakan total kredit
yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit dengan
bank lain) dan dana pihak ketiga mencangkup giro, tabungan, dan
Agar perubahan likuiditas sejalan dengan perubahan nilai rasio
yang menjadi proksi, maka rasio keuangan untuk mengukur likuiditas
adalah sebagai berikut:
1 Dana Pihak Ketiga
=
LDR Kredit
Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi nilai rasio maka tingkat
likuiditas juga semakin tinggi.
d. Rentabilitas
Rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan laba operasi melalui pendapatan yang dihasilkan
(Abdullah 2002:115). Dalam penelitian ini, rentabilitas diukur
menggunakan rasio Net Interest Margin (NIM) atau margin bunga
bersih. Net Interest Margin (NIM) adalah ukuran perbedaan antara
pendapatan bunga yang dihasilkan oleh bank dan nilai bunga yang
dibayarkan kepada pemberi pinjaman. Net Interest Margin (NIM)
dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Pendapatan bunga bersih NIM =
Rata – rata aktiva produktif
e. Tingkat Kecukupan Modal
Dalam penelitian ini, tingkat kecukupan modal diukur
menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
dana dari sumber di luar bank. CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko
(Dendawijaya 2000:123).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/29/DKBU
tanggal 31 Juli 2013 tentang laporan tahunan dan laporan keuangan
publikasi Bank Perkreditan Rakyat, Capital Adequacy Ratio (CAR)
atau disebut dengan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) dapat dihitung berdasarkan perhitungan modal dan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR) yang berpedoman pada ketentuan
Bank Indonesia tentang KPMM yang berlaku yaitu berdasarkan Surat
Edaran Bank Indonesia No.8/28/DPBPR tanggal 12 Desember 2006.
Modal CAR =
ATMR
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen sering dikatakan pula sebagai variabel terikat
atau tergantung yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau
disebabkan oleh adanya variabel bebas. Jadi, variabel dependen
merupakan konsekuensi dari variabel independen (Sumarni dan Wahyuni
2006:22).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
menggunakan Return on Asset (ROA), digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/29/DKBU
tanggal 31 Juli 2013 tentang laporan tahunan dan laporan keuangan
publikasi Bank Perkreditan Rakyat, ROA dihitung dengan membagi laba
sebelum pajak dengan rata-rata total asset.
Laba Sebelum Pajak
ROA =
Rata – Rata Total Aset
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini menggunakan regresi data panel. Data panel
merupakan gabungan data cross section dan data time series.
Menurut Widarjono (2013:353) dengan menggunakan data panel
terdapat beberapa keuntungan yaitu :
a. Data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross
section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga
menghasilkan degree of freedom yang lebih besar.
b. Menggabungkan informasi dari data time series dan cross section
dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah
penghilangan variabel.
Model regresi data panel untuk penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Variabel dependen (Profitabilitas)
α = konstanta
X1 = Tingkat Efisiensi Usaha
X2 = Aktiva Produktif
X3 = Likuiditas
X4 = Rentabilitas
X5 = Tingkat Kecukupan Modal
β (1..5) = Koefisien regresi masing – masing variabel independen
e = Error term
t = waktu
i = perusahaan
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengestimasi
model regresi dengan data panel, menurut Widarjono (2013:355) terdapat
tiga pendekatan yaitu pendekatan Common Effect, Fixed Effect, dan
Random Effect.
a. Koefisien Tetap antar Waktu dan Individu (Common Effect)
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel
adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross
section. Dengan hanya menggabungkan data tersebut tanpa melihat
perbedaan antar waktu dan individu maka bisa menggunakan metode
Metode ini dikenal dengan estimasi Common Effect. dalam
pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.
Diasumsikan bahwa perilaku antar perusahaan sama dalam berbagai
kurun waktu. Metode regresi yang mengestimasi data panel dengan
metode Ordinary Least Square adalah metode Pooled Least Square
(PLS).
b. Slope Konstan Tetapi Intersep Berbeda Antar Individu (Fixed Effect)
Salah satu cara paling sederhana mengetahui adanya perbedaan
adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar
perusahaan sedangkan slope-nya tetap sama antar perusahaan. Model
yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep dikenal dengan
model regresi Fixed Effect. Teknik model Fixed Effect adalah teknik
mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk
menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian ini didasarkan
adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama
antar waktu. Model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi
(slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Untuk mengestimasi
model fixed effect digunakan variabel dummy untuk menjelaskan
perbedaan intersep tersebut. Model estimasi ini sering disebut dengan
teknik Least Squares Dummy Variables (LSDV).
c. Estimasi dengan Pendekatan Random Effect
Dimasukkannya variabel dummy dalam model fixed effect
sebenarnya. Namun ini akan membawa konsekuensi berkurangnya
derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya
mengurangi efisiensi parameter. Masalah tersebut dapat diatasi
dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang dikenal
sebagai metode random effect. Model ini mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu
dan antar individu. Metode yang tepat untuk mengestimasi model
random effect adalah Generalized Least Squares (GLS).
Penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien tetap antar waktu
dan individu (Common Effect). Metode ini hanya mengkombinasikan data
time series dan cross section tanpa melihat perbedaan waktu dan individu.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal, jika asumsi tersebut dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel yang kecil (Ghozali 2006:110). Untuk
mendeteksi normal atau tidaknya residual, dapat digunakan dua cara yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali 2006:110 – 113).
a. Analisis Grafik
Analisis grafik merupakan salah satu cara termudah untuk
mengetahui distribusi residual, yaitu dengan melihat grafik histogram
mendekati distribusi normal. Apabila jumlah sampelnya kecil, maka
cara yang digunakan ini akan menyesatkan. Metode yang lebih handal
yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan
keputusan dengan melihat grafik histogram adalah :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal.
b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai
kurtosis dan skewness dari residual. Menurut Ghozali (2006:113),
nilai z statistik untuk skewness dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Skewness Zskewness =
√ 6/N
Sedangkan nilai z kurtosis dapat dihitung dengan rumus :
Kurtosis Zkurtosis =
Dimana N adalah jumlah sampel, jika nilai Z hitung > Z tabel, maka
distribusi tidak normal.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji normalitas non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K
– S). Uji (K – S) dilakukan dengan membuat hipotesis :
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan
Kolmogrov – Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan adalah
dengan melihat nilai signifikansi, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti data
tidak berdistribusi normal
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, yang berarti data
berdistribusi normal
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi data panel, peneliti akan
melakukan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi
yang digunakan layak digunakan atau tidak. Pengukuran uji asumsi klasik
yang digunakan adalah uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan
uji autokorelasi.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan
mengukur besarnya korelasi antar variabel independen, jika dua
variabel independen terbukti berkorelasi secara kuat, maka dikatakan
terdapat multikolinearitas pada kedua variabel tersebut (Santoso
2014:183).
Menurut Santoso 2014:186, analisis untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas menggunakan dua besaran, yaitu
1) Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
Pedoman untuk suatu model regresi yang bebas multikolinearitas
adalah :
- Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
- Mempunyai angka tolerance mendekati 1
Dalam hal ini tolerance = 1 / VIF atau VIF = 1 / tolerance
2) Besaran korelasi antar-variabel independen
Pedoman untuk suatu model regresi yang bebas multikolinearitas
adalah :
- Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah
(di bawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem
multikolinearitas.
Jika terjadi multikolinearitas, langkah – langkah yang dapat
dilakukan adalah :
b) Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi
Ridge.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat varians
yang berbeda disebut sebagai heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji statistik yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya Heterokedastisitas adalah
dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen
(Ghozali 2006:108). Jika variabel independen signifikan secara
statistic mempengaruhi variabel dependen, maka terjadi
Heterokedastisitas.
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Santoso
Menurut Santoso 2014:194, analisis untuk mendeteksi adanya
autokorelasi yaitu dengan menggunakan besaran Durbin – Watson,
secara umum bisa diambil patokan :
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W di antara -2 sampai 2, berarti tidak ada autokorelasi
3) Angka D-W di atas 2 berarti ada autokorelasi negatif.
Jika terdapat masalah autokorelasi, model regresi yang
seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai.
Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara, antara lain :
1) Melakukan transformasi data
2) Menambah data observasi
3. Uji Simultan (Uji F)
Penelitian ini memiliki lebih dari satu variabel independen, maka
perlu dilakukan evaluasi pengaruh semua variabel independen terhadap
variabel dependen dengan uji F. Uji F digunakan untuk menguji
signifikansi model. Uji F ini bisa dijelaskan dengan menggunakan analisis
varian (analysis of variance = ANOVA) (Widarjono 2013:65).
Prossedur uji F menurut Widarjono (2013:66) adalah sebagai
berikut :
a. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai
berikut :
Ho : β1 = β2 = … = βk = 0
b. Mencari nilai F hitung dan nilai F kritis dari tabel distribusi F.
c. Keputusan menolak atau gagal menolak Ho
Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho
menurut Santoso (2013) adalah :
a. Berdasarkan nilai probabilitas
- Jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima
- Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
b. Berdasarkan perbandingan F hitung dengan F tabel
- Jika statistik hitung (angka F output) ≥ statistik tabel (tabel F),
maka Ho ditolak
- Jika statistik hitung (angka F output) < statistic tabel (tabel F),
maka Ho diterima
Tingkat signifikansi (α) adalah 5%.
4. Uji Hipotesis Parsial (uji t)
Menurut Santoso (2014:72), terdapat beberapa tahapan untuk
melakukan uji hipotesis :
a. Menentukan Ho dan Hi, yang pada prinsipnya adalah menguji
karakteristik populasi berdasarkan informasi yang diterima dari satu
sampel.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu probabilitas kesalahan
menolak hipotesis yang ternyata benar. Jika dikatakan α = 5% berarti
risiko kesalahan mengambil keputusan adalah 5%. Semakin kecil α,
c. Menentukan uji yang akan dilakukan, yaitu uji satu sisi atau uji dua
sisi.
Asumsi untuk uji t adalah (Santoso 2014:74):
a. Jumlah sampel relatif kecil, di bawah 30 buah, jika sampel besar maka
digunakan uji z
b. Sampel yang diambil berdistribusi normal atau mendekati normal atau
bisa dianggap normal. Jika sampel ternyata tidak berdistribusi normal,
maka dilakukan cara untuk mengatasinya :
- Jumlah sampel ditambah kemudian diuji sekali lagi
- Data yang ada ditransformasi ke bentuk tertentu misalnya ke
bentuk log X, In X, atau resiprokal (1/X), kemudian dilakukan
pengujian lagi.
c. Besaran t hitung bisa ditentukan dengan dua kemungkinan :
- Varians kedua populasi yang diuji sama
- Varians kedua populasi yang diuji berbeda
Uji t dilakukan dengan menggunakan uji t satu sampel (one
sampel t test). Tujuan dari pengujian ini adalah ingin mengetahui apakah
sebuah nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding, berbeda secara
nyata ataukah tidak dengan rata - rata sebuah sampel. Asumsi yang
digunakan pada pengujian ini antara lain :
- Data bertipe kuantitatif / numeric, baik itu interval atau rasio
- Data berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan uji t (Santoso 2014 : 78) adalah :
a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t table :
- Jika statistik hitung (angka t output) ≥ statistik tabel (tabel t), maka
Ho ditolak
- Jika statistik hitung (angka t output) < statistik tabel (tabel t), maka
Ho diterima
b. Berdasarkan nilai probabilitas
- Jika probabilitas ≥ 0,05 maka Ho diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
c. Hipotesis statistik
1)