• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Otak Kanan dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Umat Jember Tahun Pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Metode Otak Kanan dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Umat Jember Tahun Pelajaran 2014/2015."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN METODE OTAK KANAN

DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)

HARAPAN UMAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Oleh:

NUR IKA OKTAFIATUL J.

NIM: 084 111 259

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

OKTOBER 2015

(2)

PENERAPAN METODE OTAK KANAN

DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)

HARAPAN UMAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NUR IKA OKTAFIATUL J.

NIM: 084 111 259

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

OKTOBER 2015

(3)

iii

PENERAPAN METODE OTAK KANAN

DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) HARAPAN

UMAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NUR IKA OKTAFIATUL J.

NIM : 084 111 259

Disetujui Pembimbing

Fathiyaturrahmah, M.Ag NIP.19750808 200312 2 003

(4)

PENERAPAN METODE OTAK KANAN

DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)

HARAPAN UMAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Senin

Tanggal : 02 November 2015 Tim Penguji

Ketua Sekertaris

Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I Zainuddin Al-Haj Zaini, Lc., M.Pd.I NIP. 19640511 199903 2 001 NIP. 19740320 200710 1 004

Anggota :

1. Dr. H. Mundir, M.Pd ( )

2. Fathiyaturrahmah, M.Ag ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember

Dr. H. Abdullah, S.Ag., M.H.I.

NIP. 19760203 200212 1 003

(5)

v

MOTTO



“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk diingat, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

(Q.S. Al-Qamar: 17, 22. 32, 40)”.*

*Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Spesial For Women (Bandung: Syamil Al- Qur’an, 2009), 529-530.

(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada teladan dan inspirator hidupku, Ayah Thoimun dan penyemangat hidupku Ibunda Suprihati. Atas segala kasih sayang, motivasi,

pengorbanan dan do’anya selama ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang yang tiada batas kepada Ayah dan Ibunda, diberikan umur yang

panjang dan barokah, Aamiin.

Nenek Siti Khodijah, dan Kakek Imam Fathokah yang selalu memberikan motivasi, do’a juga kasih sayang yang tiada tara kepada ananda, semoga diberikan

umur panjang dan barokah oleh Yang Maha Esa, Aamiin.

Adik-adikku yang tersayang Muhammad Rendy Arifin, Laila Nur Faiza teruslah berjuang meraih cita-citamu, semoga kita menjadi anak yang selalu berbakti dan

membanggakan kedua orangtua kita, Aamiin.

Terimakasih kepada guru-guruku mulai dari TK AL-Hidayah 80 Langon Ambulu, MIMA 31 Al-Hikam Langon Ambulu, MTs Ma’arif Ambulu, MA Darus Sholah Jember, dan Perguruan Tinggi IAIN Jember yang telah memberikan segala ilmu pengetahuan dan jasa-jasa kalian yang tidak akan pernah terlupa hingga akhir

hayat.

Pembimbing hidupku Mas Muhammad Muwefik, S.Pd.I yang selalu memberikan motivasi, juga kasih sayang, terimakasih untuk semangat yang diberikan dalam

menulis karya ini.

Saudari-saudariku di “Ada Dech cost”

Mbak Hanifa, Mbak A’yun, Mbak Nurul, Mbak Ardy, Mbak Cepul, Mbak Ayu Putri, Nduk Cripit, Nduk Cum-cum, Nduk Lidya, Mbah Mega, dan Zerry. Terima

kasih untuk semuanya, yang telah mengajariku makna pengorbanan dan kebersamaan.

Tak lupa teman-teman seangkatanku Kelas K, kebersamaannya kita akan selalu terkenang.

Akhir kata, Rasa syukur tak terkira dan terima kasih tiada batas untuk semua yang terlibat dalam karya kecilku ini. Semoga bermanfaat untuk semua. Allahumma

Aamiin.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, maunah, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi dengan judul “Penerapan Metode Otak Kanan dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Umat Jember Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat diselesaikan dengan baik dan berjalan dengan lancar. Dan dengan mengharap ridho Allah SWT semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan bidang kajian Pendidikan Islam. Shalawatdan salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat Nabi, yang telah memperjuangkan nilai-nilai ajaran Agama Islam.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIslamInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Jurusan Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih, semoga Allah selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Jazakuumullah Jaza’, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM, selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan fasilitas kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan studi dengan baik di IAIN Jember.

2. Dr. H. Abdullah, M.H.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan motivasi selama penulis menyelesaikan studi di IAIN Jember.

(8)

3. Dr. H. Mundir, M. Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam dengan keikhlasannya memberikan ilmu selama penulis menyelesaikan studi di IAIN Jember.

4. H. Mursalim, M. Ag selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam terimakasih atas amanah ilmu yang diberikan kepada penulis selama studi di IAIN Jember.

5. Fathiyaturrahmah, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan keikhlasan dan kesabaran telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran beliau disela-sela kesibukan beliau agar penulis dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik.

6. Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag selaku kepala perpustakan IAIN Jember yang telah mencurahkan tenaganya untuk memberikan pelayanan terbaik, sehingga penulis dapat menjalankan studi dengan lancar.

7. Dosen-dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Islam. Terima kasih atas segala ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis studi di IAIN Jember.

8. Bu Elly Nuzulianti selaku kepala sekolah yayasan SDIT Harapan Umat Jember dan guru tahfidz serta staf karyawan yang telah memberikan ijinnya utuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis sampaikan, semoga segala amal baik yang telah bapak dan ibu berikan kepada penulis mendapat dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

(9)

ix

ini ada kekurangan, baik dari segi bahasa, penyusun, maupun teori yang tertulis.

Oleh sebab itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar selanjutnya lebih baik lagi. Dan semoga apa yang sudah ditulis dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis. Aamiin.

Jember, 18 Oktober 2015 Penulis

Nur Ika Oktafiatul Jannah

(10)

ABSTRAK

Nur Ika Oktafiatul Jannah, 2015: Penerapan Metode Otak Kanan dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Umat Jember Tahun Pelajaran 2014/2015.

Manusia adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, karena manusia telah dikaruniai otak oleh Allah SWT dan otak manusia lebih unggul dari otak makhluk lain dalam kemampuan untuk belajar, bekerja dan berbahasa. Otak memungkinkan manusia mengenali dan memahami lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Otak bertanggungjawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik, dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Kemampuan mengingat pada otak manusia, seperti mengingat kejadian-kejadian yang telah dialami sehari-hari, dapat digunakan manusia untuk menghafalkan Al-Qur’an. Belahan otak kanan yang mempunyai kemampuan holistik imajinatif, kreatif, dan bisosiatif seseorang penghafal Al-Qur’an lebih mudah menggunakan belahan otak kanan. Maka dalam hal ini dilakukan penelitian penerapan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini terdiri dari dua fokus penelitian yaitu: 1) Bagaimana proses penggunaan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015?

2) Bagaimana hasil hafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode otak kanan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penggunaan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015, dan untuk mendeskripsikan hasil hafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode otak kanan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini dengan observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah deskriptif dan validitas datanya menggunakan triangulasi metode/sumber.

Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan penerapan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember dapat digambarkan dengan guru mampu menenerapkan metode otak kanan kepada siswa, pada awal pelajaran guru memandu siswa untuk melakukan murojaah selama ±15 menit dengan menggunakan gerakan-gerakan serta lagu-lagu sesuai dengan metode otak kanan.

Setelah selesai murojaah guru memberikan kembali materi/hafalan baru kepada siswa untuk memperdalam kemamapuan dan menambah hafalannya dengan menggunakan metode otak kanan. Prestasi siswa lebih meningkat dengan menggunakan metode tersebut, siswa juga masih mampu menguasai hafalan yang telah mereka kuasai meskipun naik ke jenjang yang lebih tinggi.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Penelitian Terdahulu... 12

B. Kajian Teori... 13

1. Penerapan Metode Otak Kanan ... 13

2. Hafalan Al-Qur’an ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 33

B. Lokasi penelitian ... 34

C. Sumber Data... 35

D. Teknik pengumpulan data ... 36

E. Analisis Data ... 39

F. Keabsahan Data... 40

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 41

(12)

BAB IV PENYAJIAN DAN DATA ... 43

A. Gambaran Objek Penelitian ... 43

B. Penyajian Data dan Analisis ... 66

C. Pembahasan Temuan ... 71

BAB V PENUTUP... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR BAGAN

Hal 4.1 Stuktur Organisasi SDIT Harapan Umat Jember ... 48

(14)

DAFTAR TABEL

NO URAIAN HAL

4.1 Profile Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember 46 4.2 Tugas Kependidikan Dan Pegawai SDIT Harapan Umat

Jember

49

4.3 Data Kependidikan dan Pegawai SDIT Harapan Umat Jember 51

4.4 DATA UP GRADING GURU 54

4.5 Data Siswa-Siswi SDIT Harapan Umat Jember Tahun Pelajaran 2014/2015

56

4.6 Jadawal Mata Pelajaran Semester Genap SDIT Harapan Umat Jember 2014/2015

57

4.7 Data Prestasi Siswa di SDIT Harapan Umat Jember (akademis / non akademis ) (2014 – 2015)

62

4.8 Data Ruang SDIT Harapan Umat Jember Tahun Pelajaran 2014/2015

65

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, karena manusia telah dikaruniai otak oleh Allah SWT dan otak manusia lebih unggul dari otak makhluk lain dalam kemampuan untuk belajar, bekerja dan berbahasa. Otak memungkinkan manusia mengenali dan memahami lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan.1

Otak adalah sentral supervisori dari sistem saraf, fungsinya untuk mengatur sebagian besar gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggungjawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik, dan segala bentuk pembelajaran lainnya.2

Otak manusia menjadikan makhluk yang memiliki kepandaian dan kesadaran (self consciousness). Dengan dua hal ini, manusia mampu berevolusi dan memiliki kemampuan untuk bertindak secara sadar.

Perubahan bentuk fisik terjadi lambat dan terbatas, namun perubahan dalam sistem saraf dan mental terus terjadi dengan sangat cepat. Dalam tubuh manusia otak terdiri atas 2 hemisfer, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Keduanya merupakan pembagian dari otak besar atau

1Lily Djokosetio Sidiarto, Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar pada Anak (Jakarta: UI- Press, 2007), 2.

2As’adi Muhammad, Rahasia Perbedaan Otak Pria dan Wanita (Jogjakarta: Falsh book, 2011), 9- 11.

(16)

serebrum yang terletak di atas batang otak, merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berfikir, kemampuan menalar, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.3

Kemampuan mengingat pada otak manusia, seperti mengingat kejadian-kejadian yang telah dialami sehari-hari, dapat digunakan manusia untuk menghafalkan Al-Qur’an. Untuk dapat memperlancar menghafal Al- Qur’an seseorang harus dapat mengetahui materi-materi yang berhubungan dengan cara menghafal, seperti cara kerja otak atau cara memori otak dalam mengingat hafalan tersebut. Para penghafal Al-Qur’an harus mengetahui dan mengenal cara kerja memori ingatan yang dimiliknya.4

Secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memelihara kesucian Al-Qur’an, salah satunya adalah dengan cara menghafalkannya. Dengan demikan belajar Al-Qur’an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, demikian juga mengajarkannya. Ayat Allah dalam Q.S. Al-Qamar: 17, 22, 32, 40 yang bunyinya sama-sama menjelaskan bahwa Allah telah memudahkan hambanya untuk mengingat ayat suci Al-Qur’an, yaitu yang berbunyi:



3Ibid., 32-45.

4Wiwi Alawiyah Wahid, Panduan Menghafal Al-Qur’an Super Kilat (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 14.

(17)

Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk diingat, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”.5 Al-Qur’an adalah firman Allah yang tidak terdapat kebatilan didalamnya, Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar dan kekal bagi Rasulullah SAW.6 Sejak Al-Qur’an diturunkan 15 abad yang lalu sampai saat ini, ayat-ayatnya tetap terjaga keasliannya karena ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dan Allah pulalah yang menjaganya, dan tidak pernah tercampur dengan kebathilandari mana pun datangnya.7Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah Q.S Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:



Artinya:”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.8

Betapa agungnya manusia yang mau mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Pembelajaran Al-Qur’an adalah materi yang paling agung diantara sekian materi pembelajaran, di dalam seluruh mata pembelajaran menginduk dan merujuk pada al-Qur’an, baik agama maupun umum sains dan teknologi.

5Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Spesial For Women (Bandung: Syamil Al- Qur’an, 2009), 529-530.

6Abdurrab Nawabubudin, Teknik Menghafal Al-Qur’an (Bandung: Sinar Baru, 1991), 1-2.

7Wisnu Arya Wardhana, Al-Qur’an dan Energi Nuklir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 49.

8RI, Al-Qur’an, 262.

(18)

Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 UU menyebutkan bahwa Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.9

Para penghafal Al-Qur’an seringkali menggunakan belahan otak kiri. Karena otak kiri mampu menangkap persepsi kognitif, menghafal, serta berfikir linier dan teratur. Sedangkan pada belahan otak kanan lebih terkait mengenai persepsi holistik imajinatif, kreatif, dan bisosiatif.10Akan tetapi, belahan otak kanan yang mempunyai kemampuan holistik imajinatif, kreatif, dan bisosiatif seseorang penghafal Al-Qur’an lebih

mudah menggunakan belahan otak kanan. Karena dalam otak kanan terdapat enam tipe kecerdasan, yaitu kecerdasan desain, cerita, simfoni, empati, permainan, dan makna yang mampu menciptakan kepribadian tangguh dan penuh tanggung jawab.11

Menggunakan otak kanan secara optimal seseorang dapat lebih kritis dan kreatif. Dengan dominasi menggunakan otak kanan lebih suka pada simbol-simbol atau gambar. Mereka memeliki kreativitas tinggi,

9Sekertariat Negara RI, UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional(Bandung:

Fokus media, 2003), 4.

10Wahid, Panduan, 21.

11Daniel H. Pink, Misteri Kecerdasan Otak Kanan Manusia (Yogyakarta: Think, 2009), 13-45.

(19)

mampu menghubungkan hal-hal yang baru.12 Di sekolah dasar Islam terpadu harapan umat Jember dalam menghafalkan Al-Qur’an menggunakan metode otak kanan. Metode otak kanan adalah metode menghafal Al-Qur’an dengan cara menggunakan gerakan, lagu dan eksperesi saat menghafal Al-Qur’an. Dengan menerapkan metode otak kanan dapat mempermudah peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an.

Karena menggunakan metode otak kanan lebih melekat pada memori otak manusia.13

Melihat penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana penerapan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al- Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk menyederhanakan persoalan, sehingga pembahasan pada karya ilmiah ini tidak melebar atau tidak relevan dengan judul atau topik yang diteliti. Untuk itu perlu dikemukakan pengertian tentang masalah, karena menurut bahasa ilmiah istilah masalah berarti kesulitan, hambatan-hambatan yang perlu dipecahkan dan dijawab. Selain itu, fokus penelitian ini haruslah disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.14

12Muhammad, Rahasia, 58-60.

13Observasi, (Jember, 29 Mei 2015).

14TIM Penyusun STAIN, Pedoman Karya Tulis Ilmiyah (Jember: STAIN Press, 2014), 44-45.

(20)

1. Fokus Penelitian

a. Bagaimana proses penggunaan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015?

b. Bagaimana hasil hafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode otak kanan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu dan konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.15 Sehubungan dengan penelitian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yang dicapai, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan proses penggunaan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

b. Untuk mendeskripsikan hasil hafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode otak kanan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

15Ibid., 45.

(21)

Manfaat penelitian ini berisi tentang kontribusi yang diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaanya dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis serta kegunaan penelitian harus realistis.16 Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode otak kanan dalam menghafal Al-Qur’an, dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti menambah wawasan pengetahuan tentang metode menghafal Al-Qur’an dengan otak kanan. Serta menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang karya tulis ilmiah.

b. Manfaat bagi lembaga IAIN Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kajian akademis untuk menambah referensi ilmu tentang metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an. Kajian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan atau pedoman oleh civitas akademika sebagai konsep pendidikan Islam yang benar dan integral sehingga mampu menyelesaikan problematika makna

16Ibid., 45.

(22)

pendidikan Islam. Serta dapat dijadikan acuan bagi pencinta Al- Qur’an agar selalu mengingat ayat suci Al-Qur’an yang mengandung banyak ilmu pendidikan Islam.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahfahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.17 Istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:

1. Penerapan Metode Otak Kanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan.18 Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.19

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian metode adalah cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yang ditentukan.20

17Ibid., 45.

18Dedikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), 1506.

19Media Belajar:Pengertianpenerapan,http://internetsebagaisumberbelajar.blogspot.comakses pada hari Rabu, Juni 03,2015, pukul 08:00 WIB.

20RI, Kamus, 952.

(23)

Otak kanan adalah otak yang berada di dalam otak besar bagian kanan. Sisi otak kanan dapat mengintuisikan banyak hal logis, menggambar, menyusun dan melukis adalah aktivitas hemisfer kanan.

Tekanan pada otak kanan menghasilkan kesadaran berlebihan (hyperawareness) tentang kecenderungan pengolahan lateral otak.21

Penerapan metode otak kanan yang dimaksud dalam penelitan ini adalah suatu penerapan metode dalam menghafal Al-Qur’an dengan mengoptimalkan fungsi otak kanan, dengan cara gerakan-gerakan, ekspresi, dan lagu-lagu dalam melantunkan hafalannya. Sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam proses menghafal.

2. Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an.

Hafalan dari kata “hafal” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat.22 Hafalan Al-Qur’an adalah suatu proses untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan ataupun sebagiannya. Dengan hafalan tersebut berarti meletakkan pada hati para penghafal, karena hati tempat menyimpan yang paling aman, terjamin serta tidak terjangkau oleh musuh dan para pendengki serta penyelewengan yang dilakukan.23

21Eric Jensen, Pembelajaran Berbasis Otak (Jakarta: PT Indeks, 2011), 28.

22RI, Kamus, 338.

23Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an (Solo:

Aqwam, 2007), 45.

(24)

Jadi yang dimaksud meningkatkan hafalan Al-Qur’an dalam penelitian ini adalah meningkatkan hafalan Al-Qur’an dengan memfungsikan otak kanan, agar siswa mudah dalam hafalan Al- Qur’annya. Karena memfungsikan otak kanan pada hafalannya,hafalan siswa lebih meningkat dan mudah di ingat.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi, alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif.24 Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis menyusun secara sistematik penelitian menjadi lima bab yang saling terkait, yaitu:

Bab pertama, pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Inti dari bab ini adalah memberikan penjelasan secara terperinci mengapa topik penelitian ini penting untuk ditelaah secara mendalam.

Bab kedua, kajian kepustakaan. Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu sebagai bandingan untuk menyusun kepustakaan dan kajian teori sebagai pendukung karya ilmiah ini, yaitu penerapan metode otak kanan untuk meningkatkan hafalan Al-Qur’an.

24STAIN, Pedoman, 48.

(25)

Bab ketiga, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. Pada bab ini dipaparkan metode apa yang digunakan oleh penulis, agar penelitian yang dilakukan terarah serta tidak menyimpang.

Bab keempat, penyajian data dan analisis data yang terdiri dari gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan penelitian.

Bab kelima, penutup atau kesimpulan dan saran-saran. Fungsi bab ini adalah diperoleh suatu gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan. Dengan hasil kesimpulan penelitian akan dapat membantu memberikan saran-saran konstruktif yang terkait dengan penelitian.

(26)
(27)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat dilihat sampai mana posisi penelitian yang hendak dilakukan. Dari masing-masing penelitian memiliki fokus masalah yang berbeda sesuai dengan lingkup kajian masing-masing, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, maka peneliti memfokuskan penelitian terhadap penerapan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi bahan rujukan sekaligus sebagai perbandingan penelitian ini adalah:

JUDUL HASIL PENELITIAN

PERBEDAAN PERSAMAAN

Penerapan Metode Tahfidz dan Taqrir dalam Menghafal Al- Qur’an Santri di Pondok Pesantren Panggung

Tulungagung (skripsi oleh Zahrotul

Muttaqin, SekolahTinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, 2013)

Menyimpulkan bahwa penerapan metode tahfidz dan takrir dipondok pesantren Panggung Tulungagung adalah sebelum memulai menghafal Al-Qur’an santri terlebih dahulu membaca mushaf Al- Qur’an dengan melihat binnadhor didepan kyai kemudian baru bertakrir.

Memaparkan tentang hafalan Al-Qur’an dengan metode- metode menghafal Al- Qur’an

12

(28)

Penerapan Metode Wahdah dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Nurul Furqon Brakas Desa Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan (skripsi oleh Mukhamad Zaroni, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011)

Memaparkan tentang penerapan metode wahdah di Pondok Pesantren Nurul Furqon dilakukan dengan tahap musyafahah (face to face), resitasi, takrir, mudarrosah, dan tes.

Memaparkan tentang metode menghafal Al- Qur’an untuk

meningkatkan hafalan Al-Qur’an

Prestasi belajar menghafal Al-Qur’an pada siswa kelas 1 di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun 2012/2013 (skripsi oleh Ardliatul Chasanah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember, 2012/2013)

Memaparkan tentang prestasi menghafal Al- Qur’an kelas 1 pada juz 1 dan melafalkannya dengan benar

Memaparkan tentang hafalan Al-Qur’an

Dari ketiga kajian terdahulu telah membahas tentang metode hafalan Al-Qur’an dan bagaimana menghafal Al-Qur’an dengan baik dan

(29)

benar. Namun dalam skripsi ini, penulis meneliti tentang fungsi otak kanan dalam menghafal Al-Quran.

B. Kajian Teori

1. Penerapan Metode Otak Kanan

Penerapan metode otak kanan yaitu memfungsikan otak besar bagian kanan dengan cara menggunakan gerakan, lagu dan eksperesi saat menghafal Al-Qur’an. Dalam hal ini penerapan metode otak kanan akan membahas dua hal, yaitu karakteristik otak kanan dan metode otak kanan.

a. Karakteristik Otak Kanan

Belahan otak kanan merupakan sumber intuisi, insight, kiasan dan imajinasi. Otak kanan memiliki potensi yang begitu besar dalam hal mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang kreatif dan kaya akan ide-ide baru. Dengan kerja otak kanan yang maksimal, sama halnya dengan mencipta diri menjadi manusia yang kreatif dan berguna, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.1

Fungsi otak kanan yang selalu mengajarkan suatu hal yang selalu beseberangan dengan aturan dan realitas yang ada karena otak kanan mempunyai kreativitas yang tinggi, otak kanan mampu menghubungkan hal-hal yang ada untuk menciptakan hal-hal yang baru.2 Terlihat bahwa otak kanan bekerja secara acak, tidak teratur, intuitif, dan menyeluruh, berbeda dengan otak kiri yang dominan

1Ahmad Faidi, Tutorial Mengajar untuk Melejitkan Otak Kanan dan Otak Kiri (Jogjakarta: Diva Press, 2013), 45.

2Muhammad, Rahasia , 58-60.

(30)

beroperasi diwilayah logis-matematis. Hal ini dapat di lihat beberapa karakteristik otak kanan yaitu humoris, kesenangan, kreativitas, imajinasi.3

a) Humoris

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian humoris adalah orang yang mempunyai rasa suka berjenaka (melucu).4 Karakter pertama yang dimiliki otak kanan adalah humoris. Setiap orang memiliki kecenderungan humoris, akan tetapi porsi humoris yang dimiliki pastilah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Orang yang sering kali menunjukkan dirinya sebagai sosok yang humoris merupakan pertanda bagi kuatnya efektivitas manajerial, kecerdasan emosional, dan gaya berfikir yang khas dalam dirinya, yang mana hal itu berada dibawah kendali otak sebelah kanan. Orang yang suka berhumor, secara tidak sadar telah menghidupkan daya imajinasinya, rasa simpati, beserta emosinya kedalam suatu perbuatan yang dapat mengundang dan menimbulkan efek kesenangan bagi orang lain.5

Jadi humoris dapat diartikan sikap untuk memperlihatkan dirinya sebagai pertanda tingginya tingkat kecerdasan emosional dan gaya berfikir yang khas dari belahan otak kanan seseorang.

Karena humoris mampu memberikan pengaruh positif yang dapat menunjang perkembangan seseorang.

3Faidi, Tutorial, 49.

4RI, Kamus, 533.

5Faidi, Tutorial, 50-51.

(31)

b) Kesenangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kesenangan adalah perihal senang, kepuasan, kebahagiaan.6 Tertawa yang tulus dan lepas mendemonstrasikan kekuatan yang membuat kita lebih produktif dan puas, hampir sama dengan permainan humor. Kesenangan menjadi sebuah media yang dapat mengantarkan seseorang pada ketenangan dan kedamaian. Dalam kondisi yang tenang dan damai, seseorang mampu membaca ulang kelemahan-kelemahannya yang dapat menimbulkan masalahnya, serta mencari tahu letak kelebihan dan kekuatannya yang dapat dijadikan sebagai senjata dalam menyelesaikan persoalan.7

Jadi kesenangan dapat disimpulkan bahwa otak kanan mempunyai karakter kesenangan yang mampu menjadi media penenang dan penentram diri. Kesenangan hampir sama dengan humoris karena kesenangan disini mampu mengantarkan seseorang kedalam kesenangan dan kedamaian.

c) Kreativitas

Kreativitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemampuan untuk menciptakan, daya cipta, berkreasi.8 Otak kanan berada di posisi yang selalu beseberangan dengan aturan dan realitas yang ada karena mempunyai kreativitas yang

6RI, Kamus, 1309.

7Faidi, Tutorial, 68.

8RI, Kamus, 760.

(32)

tinggi.9 Otak kanan selalu mengajarkan ide-ide kreatif, daya seni yang tinggi, serta potensi berkolaborasi dengan hati yang umumnya tidak didapatkan atau dimiliki oleh orang yang otak kanannya tidak berkembang secara optimal.10

Kreativitas di sini dapat disimpulkan yaitu ketajaman otak kanan yang mampu menciptakan daya kreativitas yang tinggi.

Karena seorang yang mengoptimalkan otak kanannya mampu menghubungkan hal-hal yang ada untuk menciptakan hal baru.

d) Imajinasi

Imajinasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya pikir untuk membayangkan atau khayalan.11 Otak kanan memiliki pemikiran abstrak yang penuh imajinasi yang tinggi misalnya: warna, ritme, musik, serta proses pemikiran lain yang membutuhkan kreativitas, orisinalitas, daya cipta, dan bakat artistik. Pemikiran mereka yang cenderung menggunakan otak kanan lebih santai dan kurang terikat oleh parameter ilmiah serta matematis.12

Dapat disimpulkan bahwa imajinasi adalah sebuah kerja otak kanan yang mengembangkan suatu pemikiran yang luas dari apa yang penah dilihat, didengar, dan dirasakan. Karena dengan

9Muhammad, Rahasia, 58.

10Faidi, Tutorial, 57.

11RI, Kamus, 546.

12Muhammad, Rahasia, 62.

(33)

imajinasi, manusia mampu mengembangkan suatu dari kesederhanaan menjadi suatu hal yang sangat bernilai.

b. Metode Otak Kanan

Otak kanan adalah otak yang berada di dalam otak besar bagian kanan. Sejauh ini, otak kanan kurang begitu diperhatikan apalagi dalam dunia pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa hanya otak kiri yang mampu memberikan prospek yang lebih jelas atau mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kesuksesan seseorang.

Otak kanan bermanfaat ketika anak membentuk peristiwa- peristiwa ke dalam suatu pola. Ketika mereka tumbuh dan hubungan antara dua belahan otak mulai dibangun, mereka mulai memperlihatkan kemampuan kognitif yang lebih kuat pada belahan otak kanan baru kemudian belahan otak kiri.13 Pusat pengendalian otak kiri seseorang sebagian besar berada di otak kanan. Otak kanan yang berfungsi sebagai penyeimbang otak kiri juga berfungsi sebagai pengendali dan pendongkrak pengembangan otak kiri.14

Fungsi otak kanan adalah untuk mengatur proses berfikir kreatif manusia. Dapat diidentikkan tentang kreativitas, khayalan, bentuk atau ruang, emosi, musik, dan warna. Cara kerja otak kanan tidak terstruktur dan cenderung tidak memikirkan hal yang terlalu

13Ibid., 57-58.

14Faidi, Tutorial, 48.

(34)

mendetail. Untuk menjaga ketajaman otak kanan, dapat berlatih bermain alat musik, bernyanyi ataupun membuat kerajinan tangan.15

Dalam hal ini, otak kanan yang mempunyai cara berfikir yang kreatif. Maka pada penelitian ini hafalan Al-Qur’an menggunakan metode otak kanan. Karena menghafal dengan metode otak kanan dapat menyimpan semua ayat-ayat Al-Qur’an dalam waktu yang lama.

Metode otak kanan adalah metode menghafal Al-Qur’an dengan memfungsikan otak kanan dan melibatkan segenap panca indera utama langsung ketika seseorang akan menghafalkan Al- Qur’an. Dalam menerapkan metode otak kanan ketika seseorang melakukan hafalan Al-Qur’an setidaknya menggunakan segenap panca indera utama langsung. Dengan melibatkan segenap panca indera langsung yang merupakan organ tubuh yang telah Allah karuniai kepada manusia. Seorang penghafal Al-Qur’an dengan menggunakan metode otak kanan lebih mudah dan cepat menghafalnya.

Secara umum, organ tubuh manusia yang ikut menghafal adalah sebagai berikut:

a. Otak, dalam metode otak kanan ini otak sangat berfungsi untuk memahami ayat Al-Qur’an.

15Muhammad, Rahasia,65-66.

(35)

b. Mata adalah panca indera untuk melihat. Dalam hal ini mata berfungsi untuk menangkap visual/imajinasi ayat.

c. Telinga berfungsi sebagai pendengaran, dalam metode otak kanan telinga berfungsi untuk mendengar ayat yang hendak dihafalkan.

d. Mulut sebagai pengucapan manusia, dalam metode otak kanan ini berfungsi untuk melantunkan ayat Al-Qur’an.

e. Tangan yang dapat digerakkan, dalam hal ini bertujuan untuk mengisyaratkan gambaran visual setiap ayat dan terjemahan Al-Qur’an yang dihafal.

f. Seluruh panca indera yang bertujuan untuk saling mengiringi atau melenturkan gerak tubuh dengan ayat yang dihafal.16

2. Hafalan Al-Qur’an

Hafalan Al-Qur’an terdiri dari kata “hafalan” dan “Al-Qur’an”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hafalan berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan. Sedangkan hafalan adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.17

Membahas masalah hafalan Al-Qur’an, tidak terlepas dari yang namanya lupa karena memang sudah fitrahnya bahwasanya manusia adalah tempat salah dan lupa. Sedangkan hal-hal yang menyebabkan lupa antara lain:

16Shohibul Qur’an Center,http://www.pelatihan-gratis-metode-cepat-menghafal.htmlakses pada hari Kamis, Juni 11, 2015, pukul 11:12 WIB.

17RI, Kamus, 381.

(36)

1) Kesan yang lemah.

Kesan yang lemah disebabkan karena kurangnya perhatian terhadap hafalan atau kejadian yang diingat. Perhatian mengarahkan pikiran ke obyek di dalam atau di luar pikiran di tunjukkan pada situasi tertentu.

2) Karena tidak dipakai.

Membiarkan memori otak yang telah terisi hafalan jika tidak mengulang kembali mengakibatkan hilangnya suatu hafalan tersebut. Karena pada keadaan normal beberapa hari kita melupakan bahan yang telah dipelajari sebelumnya, kecuali bila bahan tersebut sering diulang maka hafalan akan tetap terjaga. Suatu berkas ingatan cenderung akan sirna dengan berlalunya waktu.

3) Percampuran.

Kegiatan lain yang dilakukan setelah mempelajari suatu hal menjadi pengaruh tercetak tidaknya bahan yang dipelajari. Karena kegiatan lain mempengaruhi ingatan pelajaran tersebut.

4) Represi atau penekanan tanpa disadari.

Menekan gagasan-gagasan yang tidak dapat diterima menyebabkan keluar dari alam tidak sadar. Proses ini dimaksudkan agar pikiran tidak menyadari adanya dorongan-dorongan yang kuat didalam diri. Hal ini terjadi bila dalam pikiran ada dorongan yang saling bertentangan. Dimana keinginan untuk mengingat kembali menjadi

(37)

terlawan oleh suatu rintangan yang kuat untuk tidak mengingatnya.18

Al-Qur’an Al-Karim adalah satu-satunya wahyu yang masih ada hingga sekarang. Ia merupakan kitab yang tidak pernah tercampur dengan kebathilan, dari mana pun datangnya.19 Hal tersebut diperkuat dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Ankabuut: 49

 

Artinya: “Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”.20

Dalam ayat di atas telah dijelaskan, bahwa Al-Qur’an selalu terjaga kesuciannya, karena ayat-ayat Al-Qur’an itu terpelihara dalam orang-orang yang telah menjaga kesucian Al-Qur’an dengan dihafal oleh banyak kaum muslimin dengan turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengubahnya.

Al-Qur’an adalah kalamullah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya

18Muhaimin Zen, Problematika Menghafal Al-Qur’an dan Petunjuk-Petunjuknya (Jakarta:

Pustaka Alhusna, 1985), 42-48.

19Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Quran (Bandung: Mizan, 1996), 11.

20RI, Al-Qur’an, 402

(38)

merupakan suatu ibadah.21 Quraish Shihab menyatakan Al-Qur’an adalah kitab hidayah yang memberikan pertunjuk kepada manusia seluruhnya dalam persoalan-persoalan akidah, tasyri’, dan akhlak demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.22

Karena begitu mulianya Al-Qur’an, maka Allah pun memuliakan orang-orang yang memuliakan Al-Qur’an (pembaca atau penghafal Al-Qur’an). Pada masa Rasulullah, para ahli pembaca dan penghafal Al-Qur’an diberi penghormatan. Rasulullah memberitahukan kedudukan mereka dan mengedepankan mereka dibandingkan orang lain. Tidak hanya itu, bahkan ketika mereka meninggal dunia Rasulullah mendahulukan orang yang menghafal Al-Qur’an lebih banyak dari yang lainnya, seperti yang terjadi ketika mengurus syuhada perang uhud.23

Umar bin Khathab r.a. berkata, bahwa Nabi Muhammad saw.

bersabda,

: َلَﺎﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﱠﻰﻠَﺻ ﱡِﱯﱠﻨﻟا ﱠنَأ :ُﻪْﻨَﻋ ُﷲا َﻰِﺿَر ِبﺎﱠﻄَْﳋا ِﻦْﺑ َﺮَﻤُﻋ ْﻦَﻋَو َﷲا ﱠنِإ .ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور .َﻦْﻳِﺮَﺧآ ِﻪِﺑ ُﻊَﻀَﻳَو ،ﺎًﻣاَﻮْـﻗَأ ِبﺎَﺘِﻜْﻟاَﺬ ِ ُﻊَﻓْﺮَـﻳ

Artinya: Umar bin Khathab r.a. berkata, bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: Sesungguhnya Allah swt. akan mengangkat derajad beberapa kaum dengan kitab (Al- Qur’an) ini, dan merendahkan lain kaum dengannya juga. (HR. Muslim).24

21Zen, Problematika, 5.

22M. Quraish shihab, Membumikan Al-Quran. (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 88.

23Yusuf al-Qaradhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an (Jakarta: Gema Insani, 1999), 193.

24Salim Bahreiisy, TarjamahRiadhus Shalihin II (Bandung: Al Ma’arif, 1989),124.

(39)

Berdasarkan hal diatas, yang dimaksudkan dengan hafalan Al- Qur’an adalah suatu kegiatan belajar melalui proses menghafal kalam Allah yang bernilai mukjizat. Dimana menghafal berlangsung sejalan dengan proses mengingat akan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga mampu melaksanakan esensi dari Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan mengharapkan keridhaan-Nya. Untuk memudahkan para penghafal Al-Qur’an, maka calon pengahafal Al-Qur’an harus mengetahui proses menghafal Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan Menghafal Al-Qur’an

Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an harus mempunyai persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu, persiapan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Beberapa persiapan atau syarat-syarat para penghafal Al-Qur’an yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Niat yang ikhlas

Ikhlas adalah memurnikan niat dan tujuan dalam bentuk beribadah hanya karena Allah SWT, bukan karena maksud duniawi. Oleh karena itu, hendaklah dalam menghafal Al- Qur’an seseorang harus mempunyai niat yang ikhlas.25 Seorang calon penghafal Al-Qur’an yang sedang dalam proses

25Salafuddin Abu Sayyid, Balitapun Hafal Al-Qur’an (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013), 235.

(40)

menghafal Al-Qur’an wajib melandasi hafalannya dengan niat yang ikhlas, matang, serta memantapkan keinginannya, tanpa adanya paksaan dari orang tua atau karena hal lain. Sebab jika penghafal Al-Qur’an tersebut mendapat paksaan dari pihak lain, maka tidak ada kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam menghafal Al-Qur’an.

2) Meminta izin kepada orang tua.

Semua anak yang hendak mencari ilmu atau menghafal Al-Qur’an, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada kedua orang tua. Sebab, dengan meminta izin kepada kedua orang tua apabila pada suatu hari si penghafal Al-Qur’an mengalami hambatan dan permasalahan saat proses mengahafal Al-Qur’an, maka restu orang tua dan do’a orang tua memudahkan untuk kelanjutan dan kelancaran dalam proses menghafal. Karena setiap orang yang menuntut ilmu pasti mendapatkan ujian dari Allah.

3) Mempunyai tekad yang besar untuk menghafal.

Seseorang yang hendak menghafal Al-Qur’an wajib mempunyai tekad atau kemauan yang besar dan kuat. Karena saat proses menghafalkan Al-Qur’an, sesorang tidak terlepas dari berbagai masalah dan diuji kesabarannya oleh Allah, seperti kesulitan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Menghafalkan Al- Qur’an merupakan tugas yang sangat mulia. Tidak ada orang

(41)

yang sanggup melakukannya, selain ulul’azmi.26 Ulul’azmi juga mempunyai sebuah sifat yang penting dan jelas, dalam arti yang sederhananya, yaitu mempunyai tekad yang jujur. Orang yang memiliki tekad yang kuat akan melakukannya dengan segara tanpa menunda-nunda.27

4) Istiqamah.

Istiqamah adalah berusaha memohon pertolongan Allah, terus menerus berusaha dalam beribadah hanya karena Allah.

Sikap disiplin atau istiqamah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap penghafal Al-Qur’an, baik mengenai waktu, tempat, maupun ayat-ayat yang dihafal. Dengan mengistiqamahkan waktu, orang yang menghafal Al-Qur’an dituntut untuk selalu jujur terhadap waktu, konsekuen, dan bertanggungjawab. Sangat dianjurkan untuk tidak berhenti menghafal Al-Qur’an sebelum berhasil mengahafalkan 30 juz.

Dalam proses menghafal Al-Qur’an, istiqamah sangat penting, walaupun ia memiliki kecerdasan yang tinggi, namun jika tidak istiqamah maka akan kalah dengan orang yang kecerdasannya biasa-biasa saja, tetapi istiqamah.

5) Harus berguru kepada yang ahli.

Seseorang yang menghafal Al-Qur’an harus berguru kepada ahlinya, yaitu guru tersebut harus seorang yang hafal Al-

26Ulul’azmi adalah orang-orang yang bertekad kuat dan berkeinginan membaja.

27Khaliq, Cara Cerdas, 63.

(42)

Qur’an, serta orang yang sudah mantap dalam segi agama dan pengetahuannya tentang Al-Qur’an, seperti ulumul Qur’an, asbab al-nuzulnya, tafsir, ilmu tajwid, dan lain-lain.

6) Mempunyai akhlak terpuji.

Sangat penting sekali meneladani akhlak Rasulullah Saw., terutama bagi orang yang menghafalkan Al-Qur’an.

Orang yang menghafalkan Al-Qur’an bukan hanya bagus bacaannya, melainkan juga harus terpuji akhlaknya karena ia adalah calon hamilul Qur’an. Mengenai akhlak terpuji, dalam Al-Qur’an Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab: 21

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.28

Oleh karena itu, seorang penghafal Al-Qur’an haruslah menjaga hati dan seluruh panca inderanya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

7) Dianjurkan menggunakan satu jenis Al-Qur’an.

Bagi calon penghafal Al-Qur’an, sangat dianjurkan untuk menggunakan Al-Qur’an yang sama atau satu jenis.

28RI, Al-Qur’an, 423.

(43)

Janganlah berganti-ganti Al-Qur’an dari mulai proses menghafal sampai hatam 30 juz. Sebab, hal itu akan memberi pengaruh baik bagi si penghafal karena ketika mengingat-ingat ayat, bayangan ayat yang muncul ialah yang pernah dihafalnya.

Selain itu, ia akan ingat letak ayat disetiap halaman yang dihafalkan dari Al-Qur’an tersebut.

8) Menguasai ilmu tajwid

Mempelajari dan memahami ilmu tajwid sangat dianjurkan bagi semua umat Islam yang menginginkan bacaan Al-qur’annyabaik dan benar. Membaca Al-Qur’an bukan sekedar membaca, melainkan harus membaca dengan baik dan benar. Agar bacaannya sesuai dengan aturan yang diterapkan, di anjurkan mempelajari metode yang ada di ilmu tajwid, seperti tentang ikhfa’, izhhar, idgham, iqlab, ukuran panjang pendeknya bacaan. Dengan mempelajari ilmu tajwid, maka membaca maupun menghafalkan Al-Qur’an mengetahui tata cara bacaan yang baik dan benar.29

9) Mengulang materi yang sudah dihafal

Menghafal Al-Quran ini lebih mudah dari pada memelihara atau menjaga hafalan tersebut. Pemeliharaan Al- Quran ini diibaratkan dengan seseorang yang berburu binatang di hutan rimba yang banyak buruannya. Pemburu lebih senang

29Wahid, Panduan, 25-54.

(44)

menembak binatang yang ada didepannya dari pada menjaga binatang hasil buruannya. Hasil buruan yang sudah ditaruh dibelakang itu akan lepas apabila tidak diikat kuat-kuat. Begitu pula dengan orang yang menghafal Al-Quran, mereka lebih senag menghafal materi baru dari pada mengulang materi yang sudah dihafal. Sedangkan kunci keberhasilan menghafal Al- Quran adalah mengulang-ulang hafalan yang telah dihafalkannya.30

b. Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’an

Memilih waktu dan tempat yang kondusif untuk menghafal merupakan sesuatu yang sangat penting bagi para penghafal Al- Qur’an.Jangan memaksakan diri menghafal Al-Qur’an dalam suasana tidak nyaman, apalagi memilih untuk menghafal Al-Qur’an dalam keadaan tidak konsentrasi, tertekan, jenuh, dalam suasana yang bising, dan sebagainya. Tetapi gunakanlah waktu yang nyaman, hening, dan mudah untuk berkonsentrasi.31

Di antara waktu yang paling kondusif dalam menghafal Al- Qur’an yaitu setelah selesai melaksanakan sholat, seperti sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib, maupun isya’. Para penghafal Al- Qur’an ketika akan menghafal Al-Qur’an di anjurkan agar tidak dalam keadaan lapar ataupun dalam keadaan kenyang. Sebab, ketika dalam keadaan lapar, menghafal Al-Qur’an tidak konsentrasi dan

30Zen, Problematika, 239-246.

31Sayyid, Balitapun, 238.

(45)

dapat mengganggu proses menghafal Al-Qur’an. Karena pada saat seorang beraktifitas membutukan energi dan energi tersebut dari makanan. Begitu juga ketika dalam kondisi kenyang, nafas akan tersengal-sengal, sehingga konsentrasi dan kelancaran dalam menghafal juga bisa terganggu.32

Allah tidak akan menyulitkan hamba-Nya yang akan melakukan hal yang positif, seperti menghafal ayat suci Al-Qur’an.

Maka Allah akan memudahkan para penghafal Al-Qur’an. Seperti dalam firman Allah Q.S. Ali Imran: 115

Artinya: “Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya dan Allah Maha mengetahui orang-orang yang bertakwa”.33

Dari ayat di atas telah dijelaskan, bahwa Allah akan mempermudah bagi hamba-Nya yang mau berusaha dan berdo’a.

Dalam firman Allah Q.S Al-mu’min: 60

 

32Wahid, Panduan, 58.

33RI, Al-Qur’an, 64.

(46)

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina”.34

Allah juga berfirman Q.S Al-Baqarah: 186



Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.35

34RI, Al-Qur’an, 474.

35Ibid., 28.

(47)

Dari pengertian ayat tersebut, bahwasannya Allah SWT menyukai hamba-Nya yang mau berikhtiar dan bertawakal. Apalagi hamba-Nya yang mau menghafalkan ayat suci Al-Qur’an. Sungguh Allah Maha Agung dan mencintai hamba-Nya yang selalu berikhtiar.

c. Istiqomah Menjaga Hafalan (Muraja’ah)

Menghafal Al-Qur’an adalah mudah dari pada memeliharanya.36 Banyak penghafal Al-Qur’an yang sudah menghafal, namun hafalannya tidak terjaga dan banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang lupa. Kenyataan seperti itu disebabkan karena memang hafalannya belum matang, atau karena tidak istiqamah dalam menjaga hafalan, kurang muraja’ah. Oleh karenanya para penghafal Al-Qur’an dianjurkan untuk memelihara, karena orang yang melupakan hafalannya diancam dengan sanksi yang berat.

Muraja’ah yang sudah ada merupakan sesuatu yang mutlak

diperlukan bagi siapa saja yang memiliki hafalan, baik bagi yang baru memiliki hafalan sebagian saja maupun yang memiliki hafalan yang sempurna.37

Disamping untuk menjaga hafalan, banyaknya pengulangan juga merupakan investasi ibadah yang memiliki pahala yang besar. Jika ada yang bertanya bagaimana agar memiliki hafalan yang kuat, jawabannya adalah banyak melakukan

36Zen, Problematika, 267.

37Sayyid, Balitapun, 248.

(48)

muraja’ah. Banyaknya pengulangan akan semakin menguatkan

hafalan.

Seorang penghafal Al-Qur’an harus memiliki jadwal khusus untuk mengulang hafalannya. Ia harus memiliki wirid harian untuk muraja’ah hafalan yang sudah dihafal, baik dalam shalat ataupun diluar shalat. Karena salah satu penyebab hafalan Al- Qur’an cepat hilang ialah karena tidak memiliki jadwal khusus untuk muraja’ah.38

38Wahid, Panduan, 135.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1Penggunaan metode yang tepat memungkinkan peneliti memperoleh data sesuai dengan penelitian yang dilakukan serta mendapatkan hasil penelitian yang benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Secara sederhana, metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Sedangkan prosedur merupakan sistematika atau alur yang digunakan dalam suatu penelitian. Adapun metode dan prosedur penelitian dalam proposal ini adalah sebagai berikut:

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan penelitian merupakan sebuah keharusan dalam suatu penelitian, karena hal ini akan berpengaruh pada penentuan pengumpulan data maupun metode analisis dari hasil penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Karena penelitian ini berusaha untuk mendiskripsikan tentang penerapan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, motivasi, tindakan dan sebagainya secara holistik, dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.2 Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2011), 2.

2Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 6.

33

(50)

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitiandeskriptif adalah untuk mendeskripkan secara sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.3

Penggunaan pendekatan kualitatif deskriptif ini karena penelitian yang akan dilakukan berusaha untuk mendeskripsikan tentang penerapan metode otak kanan untuk anak sekolah dasar dalam kegiatan hafalan Al-Qur’an. Data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan fenomena yang diamati secara intensif, terinci, dan mendetail serta kemudian diinterpretasikan secara tepat.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan di mana penelitian tersebut dilakukan.

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melihat langsung kondisi tempat yang akan diteliti oleh peneliti sehingga peneliti menemukan permasalahan dalam penelitian yang hendak diteliti oleh peneliti.4

Lokasi yang dipilih penulis adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015. Alasan penulis memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember karena lokasi ini menarik untuk penulis teliti, sesuai dengan judul skripsi yang penulis tulis, agar nantinya dapat memudahkan penulis dalam proses penelitiannya.

C. Sumber Data

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah subyek yang berperan sebagai nara sumber atau informan. Dalam penentuan sumber data atau informan, peneliti memilih menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan tehnik pengambilan informan yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti

3Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), 63.

4STAIN, Pedoman, 46.

(51)

sesuai tujuan penelitian.5 Alasan peneliti menggunakan tekhnik ini karena peneliti membutuhkan data berupa sumber informasi yang dianggap lebih tahu dengan apa yang peneliti harapkan dan tentunya relevan dengan judul yang peneliti buat, yaitu tentang penerapan metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember tahun pelajaran 2014/2015.

Adapun sumber data yang ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini adalah:

a. Bu Elly Nuzuliati selaku Kepala Sekolah b. BuYeni Ernawanti selaku Waka Keagamaan c. Bu Uswatun Hasanah selaku Guru Tahfidz d. Bu Mariatul Kiptia selaku Tata Usaha (TU) e. Fajri Azzam selaku Siswa

D. Teknik pengumpulan data

Data merupakan hal yang sangat substantif dalam suatu penelitian, maka dalam pengumpulan data tentu tidak hanya mempertimbangkan tingkat efisiensinya, namun lebih dari itu harus dipertimbangkan mengenai kesesuaian teknik yang digunakan dalam menggali dan mengumpulkan data tersebut. Hal ini berkaitan dengan tingkat validitas dan relevansinya dengan objek penelitian.

Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian yang dilakukan ini adalah:

1. Metode Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipan, yaitu peneliti secara terus terang melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber data dari sumber informasi, tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar

5Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), 53.

(52)

dalam observasi, hal ini dilakukan untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

Data yang diperoleh dengan teknik observasi ini sebagai berikut:

a) Penerapan metode otak kanan di SDIT Harapan Umat Jember b) Kegiatan hafalan Al-Qur’an di SDIT Harapan Umat Jember.

Obyek penelitian dalam kualitatif yang diobservasi dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen, yaitu:

a) Lokasi penelitian berlangsung di SDIT Harapan Umat Jember

b) Pemeran tindakan dilakukan oleh guru pembimbing hafalan Al-Qur’an, kepala sekolah dan peserta didik.

c) Aktivitas, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Dalam hal ini adalah metode otak kanan dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di SDIT Harapan Umat Jember

2. Metode Interview/Wawancara

Metode interview/wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh pewawancara kepada terwawancara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.6

Peneliti menggunakan interview bebas (tak berstruktur) artinya peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Akan tetapi pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan peneliti.

Adapun data-data yang diperoleh dari wawancara penelitian yaitu:

a) Latar belakang penggunaan metode otak kanan.

b) Penerapan metode otak kanan.

6Moleong, Metodelogi, 186.

(53)

c) Cara kerja metode otak kanan dalam hafalan Al-Qur’an.

3. Metode Dokumenter

Metode dokumenter adalah teknik pengumpulan data melalui catatan atau benda tertulis seperti tulisan, gambar atau karya-karya lain yang mendukung penelitian tersebut. Karena tujuan dari teknik ini ialah untuk membantu peneliti dalam memahami fenomena yang terjadi dilokasi penelitian dan membantu dalam memahami fenomena yang terjadi dilokasi penelitian dan membantu dalam membuat interprestasi data.

Dengan menggunakan metode ini, peneliti memperoleh data tentang:

a) Jumlah guru Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

b) Jumlah siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

c) Letak geografis Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

d) Struktur organisasi Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

e) Jadwal Pelajaran siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

f) Prestasi siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Umat Jember.

E. Analisisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tahap-tahap:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis menajamkan, menyederhanakan, transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan atau

Referensi

Dokumen terkait

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dan sempurna jika dibandingkan dengan yang lainnya, karena manusia dibekali dengan akal pikiran, maka dengan adanya akal

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran matematika berbasis etnomatematika diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam meyelesaikan permasalahan

The results show that hypothesis one is accepted, experiential marketing affects customer satisfaction at Time zone, hypothesis two is also accepted, experiential marketing

Lebih lanjut dapat dipahami bahwa manusia merupakan makhluk termulia diantara makhluk lainnya karena pada diri manusia dibekali oleh Allah SWT dengan akal sebagai alat

DOK NAMA J/K BIDANG STUDI SERTIFIKASI ASAL SEKOLAH GEL KELAS PLPG TANGGAL PLPG LOKASI PLPG..

Hasil menunjukkan bahwa indeks trombosit pada kelompok terpapar memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kontrol untuk parameter MPV, PDW, P-LCR dan PCT

LAJU KOROSI BAJA TAHAN KARAT 304 YANG TELAH MENGALAMI PENGELASAN DALAM LARUTAN H2SO4 pH 1.. Disusun oleh : Rois

LIABILITAS DAN EKUITAS.. Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.. BANK Sandi Posisi Tgl.

Kegiatan dakwah ii adalah sebagai proses mengajak manusia kepada Al-Islam yang dilakukan baik secara tulisan maupun secara lisan, serta bisa juga dengan aksi sosial Islam atau

Guru perlumerancang pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Untukpenelitianselanjutnya, sebaiknyadilakukan analisis pengaruhvariabelindependen yang

Pernyataan gagal oleh Kelompok Kerja (Pokja) Jasa Konstruksi pada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sabu Raijua Tahun Anggaran 2015

Nabot pasti tahu Ahab itu raja yang seperti apa, tetapi Nabot lebih takut kepada Tuhan sehingga ia menolak dengan tegas tidak akan menjual milik pusaka itu kepada Ahab.. Ini

Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna karena merupakan citra Allah sendiri.Akal budi menjadikan manusia sebagai makhluk yang rasional, di samping sebagai makhluk religius.Iman

Manusia pada dasarnya adalah makhluk ciptaan Allah yang paling spesial, karena Allah membentuk manusia secara langsung, Allah membentuk manusia itu dengan memakai

Menurut Widoyoko (2009: 155) cara menganalisis validitas dan reabilitas instrumen menggunakan komputer dilakukan dengan mengunakan program SPSS ( Statistical Package Faor

Keuntungan utama dari penerapan pelat sandwich dibandingkan dengan menggunakan pelat baja konvensional adalah sebagai berikut: (1) mengurangi kebutuhan penegar,

MULYATNI

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelas dengan penerapan metode GI dan kelas dengan penerapan metode TGT terhadap hasil belajar

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan

Hasil sidik ragam (Tabel 12) menunjukkan bahwa perlakuan media berpengaruh nyata terhadap panjang akar sekunder dan interaksi Media*ZPT tidak berbeda nyata,

Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2015 juta rupiah Gross Regional Domestic Product

Dalam hal ini Imam Malik mengkhawatirkan bahwa pemberi wasiat akan merugikan ahli waris, yakni dalam wasiatnya untuk mengeluarkan zakat (Ibnu Rusyd, t.th:

Tulisan ini membahas implementasi teknologi thin client menggunakan perangkat NComputing berbasis dump terminal dan diskless untuk melayani aktivitas pengguna yang