TESIS
MODEL HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN
PENYAKIT VIRUS DENGAN POPULASI SERANGGA
VEKTOR DAN INANG ALTERNATIF PADA
TANAMAN KACANG PANJANG
IDA BAGUS GDE PRANATAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
TESIS
MODEL HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN
PENYAKIT VIRUS DENGAN POPULASI SERANGGA
VEKTOR DAN INANG ALTERNATIF PADA
TANAMAN KACANG PANJANG
IDA BAGUS GDE PRANATAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan komoditas
hortikultura yang memiliki nilai ekonomis (Suryadi et al. 2003). Upaya
peningkatan produksi dan mutu kacang panjang untuk memenuhi kebutuhan
nasional dan ekspor menghadapi banyak kendala, salah satunya adalah gangguan
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) (Irfan dan Sunarjono, 2003). Tanaman
kacang panjang merupakan salah satu tanaman yang rentan terhadap infeksi virus.
Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus telah dilaporkan dapat
menginfeksi tanaman kacang panjang di Bali, diantaranya yaitu penyakit mosaik
dan kuning.
Penyakit mosaik pada pertanaman kacang panjang dapat disebabkan oleh
Bean common mosaic virus (BCMV), Bean yellow mosaic virus (BYMV),
Cowpea aphid borne mosaic virus (CaBMV) (Anwar et al. 2005; Siregar, 1996;
Lazuardi, 2005; Haryanto et al. 2010). BCMV adalah salah satu jenis penyakit
mosaik yang ditemukan pada beberapa sentra pertanaman kacang panjang di
wilayah Bali. BCMV dapat ditularkan melalui beberapa cara yaitu melalui
kutudaun secara non persisten dan melalui benih. Penyebaran penyakit mosaik
sebagian besar disebabkan oleh kutudaun (Aphis craccivora Koch) yang
merupakan hama utama pada kacang panjang (Mudjiono et al. 1999). Tingkat
bahkan dapat menyebabkan gagal panen (Siregar, 1996). Kehilangan hasil akibat
hama A. craccivora yang tidak dikendalikan dapat mencapai 65,87% dengan
efisiensi penularan mencapai 100% (Prabaningrum, 1996; Damayanti et al. 2009).
Kejadian penyakit mosaik pada pertanaman kacang panjang juga
dipengaruhi oleh keberadaan inang alternatif dari BCMV dari spesies Phaseolus
vulgaris, Vigna unguiculata, dan V. radiate, dari famili Leguminosae seperti
Calopogonium mucuniodes, Crotalaria brevidens, Pisum sativum, Vigna
unguiculata, Gliycine max, Trifolium hybridum, T. pretense, T. repens dan
infeksinya bersifat sistemik (CABI, 2007; Bos & Morales, 1998).
Penyakit kuning adalah jenis penyakit pada tanaman kacang panjang yang
disebabkan oleh Mung bean yellow mosaic India begomovirus dari famili
Geminiviridae (Nurulita, 2014). Anggraini (2011), melaporkan berhasil
mendiagnosis dan mendeteksi geminivirus dari empat sampel tanaman kacang
panjang yang berasal dari Cirebon, Cikabayan, Balebak, dan Bubulak yang diduga
terinfeksi geminivirus. Geminivirus baru-baru ini juga ditemukan pada beberapa
sentra pertanaman kacang panjang di Bali dengan gejala vein clearing pada tulang
daun.
Geminivirus merupakan kelompok virus yang paling banyak ditularkan
oleh Bemisia tabaci (Brown & Bird, 1992). Tingginya infeksi geminivirus
berkaitan dengan tingginya populasi B. tabaci seperti dilaporkan oleh Rusli, et al
(1999) dan Aidawati, et al (2002), terutama pada musim kemarau yang panjang
3
spesies tumbuhan dan menyebabkan pembentukan bintik-bintik nekrotik pada
daun dan penutupan stomata oleh embun madu (Byrne & Bellow, 1991).
Selain itu, B. tabaci diketahui juga menyerang gulma-gulma yang tumbuh
di sekitar pertanaman budidaya seperti yang dilaporkan oleh Lima, et al (2000),
Attique, et al (2003), dan Alegbejo & Banwo, (2005). B. tabaci tergolong sebagai
serangga polifag, sehingga sering ditemukan pada tanaman budidaya lainnya dan
gulma yang tumbuh disekitar pertanaman kacang panjang. Tumbuhan budidaya
dan gulma yang menjadi inang B. tabaci berasal dari famili Asteraceae,
Malvaceae, Solanaceae, Cruciferaceae, Lamiaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae,
Begnoniaceae, Lythrace, dan Zygophyllaceae (Oliveira et al. 2001; Perring,
2001).
Insiden penyakit virus tersebut dapat terjadi disebabkan karena peran
serangga yang selain sebagai hama juga berperan sebagai vektor virus. Semakin
tinggi populasi serangga vektor maka semakin tinggi pula kejadian penyakit virus
(Bonaro et al. 2007). Perlu dilakukan kajian lebih mendalam terkait epidemi virus
yang menurut Agrios, (2005) dan Bos, (1983) merupakan kajian interaksi antara
tanaman inang dan virus, inang dan vektor, virus dan vektor, dan pengaruh
lingkungan dalan interaksi tersebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk
mempelajari pengaruh keberadaan serangga vektor kutudaun dan kutu kebul serta
tanaman inang alternatif seperti tanaman budidaya lain dan gulma dengan
kejadian penyakit mosaik dan kuning disekitar pertanaman kacang panjang di
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam melaksanakan penelitian ini antara lain:
1. Apakah tingkat populasi kutudaun, A. craccivora, berhubungan erat
dengan kejadian penyakit mosaik pada sentra pertanaman kacang panjang
di Bali ?
2. Apakah tingkat populasi kutu kebul, B. tabaci, berhubungan erat dengan
kejadian penyakit kuning pada sentra pertanaman kacang panjang di Bali ?
3. Apakah keberadaan tanaman inang alternatif di sekitar lahan berperan
dalam menimbulkan terjadinya penyakit mosaik di pertanaman kacang
panjang di Bali ?
4. Apakah keberadaan tanaman inang alternatif di sekitar lahan berperan
dalam menimbulkan terjadinya penyakit kuning di pertanaman kacang
panjang di Bali ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan pola hubungan antara kejadian penyakit mosaik
dengan populasi kutudaun daun, A. craccivora, dan keberadaan tanaman
inang alternatif seperti gulma dan tanaman budidaya lain.
2. Untuk menentukan pola hubungan antara kejadian penyakit kuning dengan
populasi kutu kebul, B. tabaci, dan keberadaan tanaman inang alternatif
5
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh luaran seperti:
1. Secara akademis, hasil penelitian ini akan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan khususnya di bidang virologi tumbuhan dan entomologi.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk tindakan
dalam menanggulangi penyebaran penyakit mosaik dan kuning oleh
kutudaun dan kutu kebul serta tanaman inang alternatif seperti gulma dan
tanaman budidaya lain pada pertanaman kacang panjang.