CABANG BAWEAN GRESIK
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Oleh :
Kiki Kimyatus Sa’adah NPM. 0642010023
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
▸ Baca selengkapnya: arti nd - lainnya di rekening koran bca
(2)Disusun Oleh : Kiki Kimyatus Sa’adah
NPM. 0642010023
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M. Si Dr. Jojok Dwi Rihdo T. S. Sos, M.Si NIP. 195507181983022001 NIP. 3 7011 95 0042 1
Mengetahui, DEKAN
Oleh :
Kiki Kimyatus Sa’adah NPM. 0642010023
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 30 September 2010
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul
“ Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Mengambil Kredit Modal Kerja Rekening Koran pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) Cabang Bawean Gresik”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dosen
pembimbing utama dan Bapak Dr. Jojok Dwi Ridho T. S. Sos, MSi selaku dosen
pembimbing pendamping. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
skripsi ini :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Drs. Sadjudi, SE, MSi selaku ketua program studi Ilmu Administarsi
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Drs. Nurhadi, MSi selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
i
5. Kedua Orang tua dan ahmad baidawi yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan agar laporan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta
Pemimpin dan seluruh Staf PT Bank Jatim yang telah memberikan informasi
dan kemudahan dalam menyelesaikan laporan skripsi ini
6. Semua pihak yang berperan serta dalam penulisan laporan ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan tersebut
mendapat limpah berkah dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan segala
kerendahan hati bahwa penulisan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan laporan skripsi
ini. Akhir kata penulis berharap semoga dengan terselesainya laporan skripsi
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Surabaya, September 2010
Penulis
ii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8
2.1.1 Pemasaran ... 8
2.1.1.1 Manajemen Pemasaran ... 10
2.1.1.2 Konsep Pemasaran ... 10
2.1.2 Jasa ... 11
2.1.2.1 Pemasaran Jasa ... 12
2.1.2.2 Jasa Perbankan ... 13
2.1.3 Bank ... 13
2.1.3.1 Pemasaran Bank ... 15
2.1.3.2 Tujuan Pemasaran Bank ... 15
2.1.3.3 Jenis-Jenis Bank ... 16
iii
2.1.5 Keputusan Pembelian ... 18
2.1.5.1 Perilaku Pembelian... 20
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Jasa ... 22
2.1.6.1 Pengaruh Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen ... 23
2.1.6.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Keputusan Konsumen ... 24
2.1.6.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen ... 26
2.1.7 Kredit ... 28
2.1.7.1 Manajemen Perkreditan ... 29
2.1.7.2 Tujuan Kredit ... 30
2.1.7.3 Unsur-Unsur Kredit ... 31
2.1.7.4 Jaminan Kredit ... 33
2.1.7.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit …………... 34
2.2 Kerangka Berfikir ... 36
2.3 Hipotesis ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
iv
3.1.2.2 Variabel Dependent ... 42
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 44
3.2.1 Populasi ... 44
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.3.1 Pengumpulan Data ... 45
3.3.2 Jenis Data ... 45
3.3.3 Sumber Data ... 46
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 46
3.4.1 Uji Validitas ... 46
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 47
3.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 48
3.5 Teknik Analisa Data ... 50
3.6 Uji Hipotesis ... 51
3.6.1 Uji F ... 51
3.6.2 Uji t ... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 55
v
4.1.4 Visi dan Misi PT Bank Jatim ... 58
4.1.5 Produk PT Bank Jatim ... 59
4.1.6 Syarat Umum Pemberian Kredit Pada PT Bank Jatim Cabang Bawean Gresik ... 66
4.1.7 Struktur Organisasi dan Tata Kerja ... 68
4.2 Penyajian Data ... 75
4.2.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 75
4.2.2 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Pelayanan ... 78
4.2.3 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Tingkat Suku Bunga ... 79
4.2.4 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Lokasi ... 80
4.2.5 Analisis Deskriptif Terhadap Variabel Keputusan Konsumen Mengambil Kredit ... 81
4.3 Pengujian Reliabilitas dan Validitas Data ... . 82
4.3.1 Pengujian Reliabilitas ... 82
4.3.2 Pengujian Validitas ... 83
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 85
4.4.1 Multikolinearitas ... 85
4.4.2 Heteroskedastisitas ... 86
vi
4.5.2 Uji F ( Simultan ) ... 90
4.5.3 Uji t ( Parsial ) ... 92
4.6 Pembahasan ... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 101
5.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
Gambar 4.1.7 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bank Jatim ... 69
Gambar 4.1 Gambar Scatterplot ... 88
Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho ... 93
Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Variabel Pelayanan ... 96
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Variabel Tingkat Suku Bunga..97
Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Variabel Lokasi ... 99
viii
Tabel 4.2 Jenis Kelamin ... 77
Tabel 4.3 Pendidikan Responden ... 78
Tabel 4.4 Pekerjaan Responden ... 79
Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan ... 79
Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Suku Bunga ... 80
Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Lokasi ... 81
Tabel 4.8 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Konsumen ... 82
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 84
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Validitas ... 85
Tabel 4.11 Nilai Statistik Kolinearitas ... 87
Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda ... 90
Tabel 4.13 Nilai Koefisien Determinasi ... 91
Tabel 4.14 Uji F ( Anova ) ... 92
Tabel 4.15 Uji t ... 94
ix
x
Lampiran 2 Tabel Kuesioner Atas Jawaban Responden
Lampiran 3 Uji Reliabilitas dan Validitas Data
Lampiran 4 Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis
Lampiran 5 Tabel F untuk α = 0,05
Oleh :
KIKI KIMYATUS SA’ADAH 0642010023
ABSTRAKSI
Bank Jatim merupakan satu-satunya Bank yang ada di Bawean Gresik. Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian ini disebabkan karena ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen mengambil Kredit Modal Kerja Rekening Koran pada PT Bank Jatim.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel pelayanan, tingkat suku bunga, dan lokasi sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan konsumen mengambil kredit. Yang mana penelitian ini bersifat kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan dan parsial antara variabel pelayanan, tingkat suku bunga, dan lokasi terhadap keputusan konsumen mengambil kredit pada PT Bank Jatim. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah yang mengambil kredit modal kerja rekening koran pada PT Bank Jatim yang berjumlah 33 nasabah. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yang melibatkan semua populasi sebagai sampelnya yang berjumlah 33 nasabah. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel pelayanan, tingkat suku bunga, dan lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan konsumen mengambil kredit. Secara parsial variabel pelayanan dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran. Sedangkan variabel lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran. Pengaruh tidak signifikan tersebut disebabkan karena Bank Jatim merupakan satu-satunya bank yang ada di Bawean.
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kualitas perusahaan sudah merupakan suatu keharusan bagi
pengembangan bisnis di Indonesia. Hanya perusahaan yang menawarkan
kualitas tinggi yang mendapat tempat dihati konsumen. Semakin banyaknya
jumlah penduduk sangat berdampak pada tingkat perekonomian di Negara
Indonesia, terutama dalam menghadapi era globalisasi saat ini sudah tentu
akan menimbulkan berbagai masalah baik dari segi ekonomi maupun social.
Masyarakat akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan baik secara sendiri
maupun harus menggunakan jasa orang lain untuk mencukupinya sehingga
akan menjadi peluang usaha bagi para pelaku usaha dan demikian pula guna
memenuhi proses produksi seringkali dihadapkan pada persoalan permodalan
sehingga memerlukan bantuan pihak ketiga untuk memenuhinya, pada
kondisi seperti inilah diharapkan simbiosis mutualisme terjadi. Syarat
sederhana yang harus dipenuhi oleh lembaga perbankan tersebut adalah
kemampuan perusahaan perbankan tersebut dalam menyediakan produk dan
jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Perusahaan
melaksanakan teknik-teknik pemasaran baik dalam kualitas jasa, pelaksanaan
promosi maupun penyaluran distribusi, selain itu ditunjang dengan
memberikan pelayanan, fasilitas, harga, dan prosedur yang baik guna menarik
konsumen atau calon konsumen untuk membeli atau menggunakan produk
1
yang ditawarkan guna memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar tujuan
tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan
menyampaikan produk atau jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan
pelayanan yang menyenangkan, fasilitas-fasilitas yang menunjang dan prosedur yang
ditetapakan mudah. Sehingga produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan
keinginan dan harapan konsumen. Dengan produk atau jasa yang ditawarkan tersebut
sesuai dengan kebutuhan serta harapan konsumen, maka konsumen akan merasa
puas.
Manajemen sebuah bank dituntut kecepatan dan ketepatan dalam merespon apa
yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Sebagai perusahaan jasa, perusahaan perbankan
harus berorientasi pada kualitas pelayanan yang diberikan. Setiap hari konsumen
mengambil berbagai keputusan untuk membeli produk atau jasa. Perusahaan,
khususnya perusahaan besar, pada umumnya melakukan riset dengan cermat tentang
keputusan konsumen membeli produk atau jasa. Untuk mengetahui sesuatu yang
dibeli oleh konsumen, tempat, alasan dan cara mereka membeli serta tingkat harga
yang mereka bayar. Mengkaji alasan perilaku pembelian konsumen dan proses
keputusan untuk membeli bukan hal yang mudah karena alasan tersebut berada di
dalam pikiran konsumen. Perilaku tersebut didasarkan pada keinginan yang tersimpan
diingatan yang dihasilkan oleh proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan
keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan
Keputusan konsumen didalam mengkonsumsi jasa, dimana hal-hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu keragaman produk yang tersedia, harga, lokasi (jarak),
promosi, pelayanan, dan fasilitas-fasilitas yang tersedia. Berdasarkan pertimbangan
diatas, maka penulis membahas lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran pada PT Bank Jatim Cabang
Bawean Gresik, maka faktor-faktor yang digunakan antara lain pelayanan, harga
dalam hal ini adalah tingkat suku bunga, dan lokasi sebagai variabel bebas.
Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan konsumen. Pelayanan adalah usaha
pemenuhan kebutuhan dari keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen. Harga (tingkat suku bunga) adalah besarnya
harga (bunga) yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Lokasi adalah tempat dimana diperjual
belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan.
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank
juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Selain itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang,
memindahkan uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran,
seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dll. Pengertian bank yaitu
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya
Dengan diberlakunnya kebijakan pemerintah tentang otonomi daerah yang
membawa dampak perimbangan keuangan daerah yang semakin meningkat, maka
manajemen berupaya meningkatkan penggalian dana masyarakat maupun dana
APBN, sekaligus berfungsi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui
pengembangan usaha kecil dan menengah. Pemerintah kabupaten Gresik bersama
DPRD Gresik sudah cukup lama mendambakan beroprasinya perbankan di daerah
Bawean untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat akan jasa-jasa perbankan
yang selama ini hanya bisa terpenuhi di Gresik.
Dilain pihak potensi daerah sangat besar, khususnya untuk penggalian dana
masyarakat yang umumnya berasal dari transfer luar Negeri. Dana-dana masyarakat
tersebut selama ini banyak di tempatkan di Bank-bank kota Gresik, disimpan dibawah
bantal atau diinvestasikan di aktiva tetap (tanah, rumah, dan emas), bahkan tidak
sedikit yang di titipkan di orang lain. Tantangan untuk menggali potensi yang besar
ini kiranya dijawab oleh bank Jatim. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur atau
dikenal dengan sebutan Bank Jatim, merupakan Bank Pemerintah dalam bentuk
perseroan terbatas (PT) yang mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Daerah.
Macam-macam produk kredit dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
(Bank Jatim) Cabang Bawean Gresik antara lain :
1. Kredit Multiguna (KPN)
2. Kredit Pundi Kencana
4. Kredit Modal Kerja Rekening Koran
5. Kredit Usaha Rakyat
6. Kredit Gadai
7. Kredit Talangan Haji
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada kredit modal kerja rekening
koran. Alasan peneliti mengambil kredit modal kerja rekening koran karena kredit
modal kerja rekening koran beda dari ke-6 (Enam) kredit di atas. Maksudnya disini
adalah debitur kredit modal kerja rekening koran adalah debitur pilihan, karena tidak
semua nasabah atau calon nasabah diperbolehkan mengambil kredit modal kerja
rekening koran.
Produk kredit modal kerja rekening koran adalah merupakan fasilitas pembiayaan untuk membiayai modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk
memenuhi modal kerja yang habis dalam siklus usaha dengan jangka waktu
maksimal 1 tahun.
Bank Jatim merupakan satu-satunya Bank yang ada di Bawean dan mayoritas
masyarakat menggunakan jasa kredit Bank Jatim. Peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian ini disebabkan karena ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran pada PT Bank
Jatim. Dari data PT Bank Jatim Cabang Bawean Gresik diketahui bahwa pada tahun
2009 kredit modal kerja rekening koran jumlah sebesar 33 nasabah.
Maka berdasarkan uraian diatas penulis berkeinginan untuk mengadakan
Konsumen Mengambil Kredit Modal Kerja Rekening Koran pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Bawean Gresik”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah pelayanan, tingkat suku bunga, dan lokasi berpengaruh secara
simultan tehadap keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja
rekening koran pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim)
Cabang Bawean Gresik?
2. Apakah pelayanan, tingkat suku bunga, dan lokasi berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran
pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jaim) Cabang
Bawean Gresik?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan penulis sebelumnya,
maka tujuan penulis mengadakan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara
pelayanan, tingkat suku bunga, dan lokasi terhadap keputusan konsumen
mengambil kredit modal kerja rekening koran pada PT Bank Pembangunan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara pelayanan,
tingkat suku bunga, dan lokasi terhadap keputusan konsumen mengambil
kredit modal kerja rekening koran pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Timur (Bank Jatim) Cabang Bawean Gresik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan keputusan konsumen
mengambil kredit.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu sumbangan pikiran serta
sebagai bahan referensi bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan yang
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pemasaran
Berbagai pengertian tentang pemasaran telah dirumuskan oleh banyak
ahli, tetapi tidak sedikit pula orang yang menanggapi bahwa pemasaran berarti
penjualan atau promosi belaka. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan
pokok yang dilakukan perusahaan dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan laba semaksimal
mungkin.
Menurut Philip Kotler (2003: 3) pemasaran merupakan kegiatan manusia
yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui
proses pertukaran. Sedangkan menurut Stanton (2003 :18) merumuskan
pemasaran sebagai system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan
untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan kepada para konsumen yang ada maupun konsumen yang
potensial.
Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Dalam melakukan
kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak
dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam
jangka pendek biasanya untuk merebut hati konsumen terutama untuk produk
yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang dilakukan untuk
mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis. Berikut ini
beberapa tujuan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran
antara lain:
1. Dalam rangka memenuhi kebutuhan para pelanggan akan suatu produk
maupun jasa
2. Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk
maupun jasa
3. Dalam rangka memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap
pelanggannya
4. Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba
5. Dalam rangka ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing
6. Dalam rangka memperbesar kegiatan usaha
Bagi dunia perbaankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi
profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan
sudah merupakan suatu keharusan yang harus dijalankan. Tanpa kegiatan
pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan
perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus-menerus
melakukan riset pasar.
2.1.1.1 Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2001 :18) manajemen pemasaran sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Kotler (2002 :9) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan organisasi.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan
pemasaran dapat dikelola secara efektif melalui penganalisaan, perencanaan, dan
pengawasan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berhasil apabila didasarkan pada
analisis terhadap kebutuhan, keinginan, persepsi, dan kecenderungan untuk
memiliki desain produk, harga, lokasi, dan promosi yang efektif dari
konsumennya. Sehingga bisa berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu
mengadakan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas
program-program pemasaran yang telah ditetapkan dan dikelola sebaik-baiknya.
2.1.1.2 Konsep Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang masing-masing
periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun
konsumen.
Menurut Kasmir (2004 :68) saat ini terdapat 5 konsep dalam pemasaran yang
mana masing-masing konsep saling bersaig satu sama lain. Setiap konsep
dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan untuk menjalankan
kegiatan pemasarannya. Adapun konsep yang dimaksud antara lain:
1. Konsep Produksi
2. Konsep Produk
3. Konsep Penjualan
4. Konsep Pemasaran
5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan
Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah
konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak yang
menggunakan konsep pemasaran. Dalam konsep tersebut jelas tertuang bahwa
pelanggan harus benar-benar diperhatikan. Tujuannya adalah agar pelanggan tetap
setia menggunakan produk atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh bank.
2.1.2 Jasa
Menurut Nirwana (2004 :4) jasa atau service memiliki definisi sebagai suatu barang atau produk yang sifatnya tidak dapat dipegang secara fisik,
tetapi keberadaan jasa tersebut lebih merupakan bentuk manfaat yang dapat
Menurut Adrian Payne (2000 :8) jasa merupakan suatu kegiatan yang
memiliki beberapa unsur intangibility (tidak berwujud fisik) yang
berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan
konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya atau tidak
menghasilkan trasnfer kepemilikan.
Sedangkan menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Husein Umar (2003 :3)
jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak yang pada dasarnya bersifat intangibele (tidak berbentuk fisik) dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
2.1.2.1 Pemasaran Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2005 :30) pemasaran jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan oleh pemasar untuk bentuk karakteristik jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan.
Menurut Yazid (2001 :14) pemasaran jasa adalah sebagai suatu sytem atau
merupakan penggabungan dari system operasi dan system penyajian jasa dengan
media yang dipakai untuk mengkomunikasikan jasa kepada konsumen.
Sedangakan menurut Alma Buchari (2000 :204) pemasaran jasa merupakan
layanan yang diberikan kepada konsumen dalam hubungannya dengan produk
2.1.2.2 Jasa Perbankan
Menurut Lukman Dendawijaya (2003 :29) jasa perbankan menawarkan
berbagai macam jasa lainnya yang mencakup jasa perbankan dalam negeri dan
jasa perbankan luar negeri. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Jasa perbankan dalam negeri, antara lain:
a. kiriman uang dalam negeri (transfer)
b. Delegasi kredit
c. Inkaso (jasa penagihan)
d. Leter of credit dalam negeri
e. Automated teller machine (ATM)
f. Serta jasa perbankan lainnya
2. Jasa perbankan luar negeri
a. Draf
b. Collection
c. Kiriman uang luar negeri (transfer)
d. Transaksi ekspor impor
e. Serta jasa perbankan lainnya
2.1.3 Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit)
tempat untuk menukar uang, memindahkan uang, atau menerima segala
macam bentuk pembayaran dan setoran, seperti pembayaran listrik, telepon,
air, pajak, uang kuliah, dll.
Menurut Kasmir (2002 :23) pengertian Bank berdasarkan UU RI nomor 10
tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yang dimaksud
dengan BANK yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat atau masyarakat banyak.
Menurut M. Faisal Abdullah (2003 :17) pengertian bank sebagaimana
diatur dalam pasal 1 UU Nomor 7/1992 bahwa Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Pengertian bank tersebut diatas mencerminkan dua peran bank
baik secara financial intermediate maupun institute of economic development.
Sebagai perantara keuangan (financial intermediate) bank melakukan
penghimpunan dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai
bentuk simpanan. Melalui penghimpunan dana, bank membayar bunga kepada
masyarakat atau nasabah penyimpan. Selanjutnya bank menyalurkan dana
tersebut (bagian terbesar) dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang deficit
dana. Melalui penyaluran dana (pembiayaan) bank memperoleh pendapatan
2.1.3.1 Pemasaran Bank
Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran
menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan
masyarakat.
Menurut Kasmir (2004 :63) pemasaran bank adalah suatu proses untuk
menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.
Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk mengaplikasikan adalah
konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak menggunakan
konsep pemasaran.
2.1.3.2 Tujuan Pemasaran Bank
Menurut Kasmir (2004 :66) tujuan pemasaran bank antara lain:
1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumen, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang
2. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah
3. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak
pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah
2.1.3.3 Jenis-Jenis Bank
Menurut Lukman Dendawijaya (2001 :26) jenis atau bentuk bank
bermacam-macam, tergantung pada cara penggolongannya. Penggolongan dapat dilakukan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. Formalitas berdasarkan undang-undang
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan UU
Nomor 2 tahun 1992 tentang perbankan, terdapat dua jenis bank yaitu
bank umum dan bank perkreditan rakyat. Dengan catatan bahwa bank
umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan
tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan
tertentu.
2. Kepemilikannya
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya ada 5 yaitu:
a. Bank milik Negara (BUMN)
b. Bank milik pemerintah daerah (BUMD)
c. Bank milik swasta nasional
d. Bank milik swasta campuran (nasional dan asing)
e. Bank milik asing (cabang atau perwakilan)
3. Penekanan kegiatan usahanya
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya ada 5 yaitu:
a. Bank retail (Retail Banks)
c. Bank komersial (Commercial Banks)
d. Bank pedesaan (Rural Banks)
e. Bank pembangunan (Development Banks), dll
4. Pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha
Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha
ada 2 yaitu:
a. Bank Konvensional
b. Bank berdasarkan prinsip syari’ah
2.1.4 Perilaku Konsumen
Menurut Nugroho J. Setiadi (2003 :3) perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menyusuli tindakan ini.
Sedangkan perilaku konsumen menurut Mowen dan Minor yang dikutip
oleh Husein (2003 :11) bahwa perilaku konsumen terdiri dari semua tindakan
konsumen untuk memperoleh, menggunakan dan membuang barang atau jasa,
memberikan informasi dari mulut ke mulut tentang sebuah produk dan
mengumpulkan informasi sebelum memilih sebuah produk. Dari beberapa
definisi diatas maka penulis simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
merupakan proses pengambilan keputusan dalam memilih dan menggunakan
Perilaku konsumen adalah studi tentang konsumen ketika melakukan
pertukaran atas sesuatu yang memiliki nilai untuk mendapatkan barang atau
jasa yang bias memenuhi kebutuhan konsumen.
2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Nugroho J. Setiadi (2003 :11-14) factor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen adalah :
1. Faktor Kebudayaan merupakan factor penentu yang paling dasar dari
keinginan dan perilaku seseorang
2. Faktor Sosial (Kelompok Referensi), kelimpok referensi seseorang
terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang
3. Faktor Pribadi (Umur atau Tahapan Dalam Silkus Hidup), konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga, antara lain
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
4. Faktor Psikologis (Motivasi), beberapa kebutuhan bersifat biogenic,
kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fosiologis tertentu, seperti rasa
lapar, rasa haus, dll. Sedangkan kebutuhan bersifat psikogenic yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri, dll.
2.1.5 Keputusan Membeli
Menurut Kotler (2000 :162) ada 5 fase atau tahap dalam pengambilan
1. Pengenalan Kebutuhan
Konsumen mempersiapkan perbedaan antara keadaan yang diinginkan
dan situasi actual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan
proses pengambilan keputusan
2. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan atau
mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan dari lingkungan
3. Evaluasi Alternative
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan hingga alternative yang dipilih
4. Pembeliaan
Konsumen memperoleh alternative yang dipilih atau mengganti yang
dapat diterima bila perlu
5. Hasil
Konsumen mengevaluasi apakah alternative yang dipilih memenuhi
kebutuhan harapan sesudah digunakan. Setelah pembelian produk
konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan dan ketidak puasan
tertentu.
Menurut Nugroho J. Setiadi (2003 :415) pengambilan keputusan
konsumen (Consumer Decision Making) adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
Menurut Mahmud Machfoedz (2007 :61) setiap hari konsumen
mengambil berbagai keputusan untuk membeli produk atau jasa. Perusahaan,
khususnya prusahaan besar, pada umumnya melakukan riset dengan cermat
tentang keputusan konsumen membeli produk atau jasa. Untuk mengetahui
sesuatu yang dibeli oleh konsumen, tempat, alsan dan cara mereka membeli
serta tingkat harga yang mereka bayar. Mengkaji alasan perilaku pembelian
konsumen dan proses keputusan untuk membeli bukan hal yang mudah karena
alasan tersebut berada didalam pikiran konsumen.
2.1.5.1 Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada jenis
keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih
banyak pertimbangan pembeli dan peserta. Menurut Philip Kotler (2000 :202)
membedakan 4 (Empat) jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek. Ke empat jenis tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Perilaku Pembelian Yang Rumit
Pembelian yang rumit terdiri dari 3 (Tiga) langkah proses yaitu pertama,
pembelian mengembangkan dan meyakinkan tentang produk tersebut.
Kedua, Ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, Ia membuat
pilihan pembelian yang cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku
pembelian rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar
pembelian yang rumit itu lazim terjadi apabila produknya mahal, jarang
dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri.
2. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian namun
melihat sedikit perbedaan diantara berbagai merek. Keterlibatan yang
tinggi disadari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang
dilakukan, dan beresiko. Dalam kasus itu, pembeli akan berkeliling untuk
mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan cukup
cermat, barangkali pembeli sangat peka terhadap harga yang baik atau
terhadap kenyamanan berbelanja.
3. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen
dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Perilaku konsumen
dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan
umum keyakinan, sikap, dan perilaku. Konsumen tidak secara luas
mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan
memutuskan merek apa yang akan dibeli
4. Perilaku Pembelian Yang Mencari Variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu,
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Jasa
Menurut James Enggel (2000 :252) keputusan konsumen didalam
mengkonsumsi jasa, dimana hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu
keragaman produk yang tersedia, harga, lokasi (jarak), promosi, pelayanan,
dan fasilitas-fasilitas yang tersedia.
1. Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan
keinginan pelanggan
2. Harga merupakan besarnya harga (bunga) yang dibebankan kepada para
peminjam atau harga jual yang darus dibayar oleh nasabah peminjam
kepada bank
3. Lokasi merupakan tempat dimana diperjual belikannya produk perbankan
dan pusat pengendalian perbankan
4. Promosi merupakan bauran promosi meliputi berbagai metode untuk
mengkonsumsikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual.
Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan
jasa
5. Pelayanan merupakan usaha pemenuhan dari keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen
6. Fasilitas secara umum merupakan segala sesuatu yang sengaja disediakan
2.1.6.1 Pengaruh Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen
Menurut Lukman Dendawijaya (2003 :8) pelayanan adalah suatu kegiatan
atau urutan kegiatan yang terjadi didalam fisik, dan menyediakan kepuasan
konsumen. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai
usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang.
Menurut James Enggel (2000 :252) pelayanan adalah usaha pemenuhan
kebutuhan dari keinginan konsumen serta ketepatan menyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen.
Menurut Moenir (2003 :12) pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain secara langsung.
Menurut Endar Sugiarto (2002 :21) dalam menjalankan usaha perbankan
dengan sarana para nasabah individual dan pengusaha kecil maupun besar,
kepuasan pelayanan sangat menentukan keberhasilan dalam bisnis ini.
Penarikan nasabah baru melalui pelayanan yang memuaskan adalah lebih
mudah dari pada mempertahankan pelayanan yang memuaskan terhadap nasabah
lama. Dengan demikian, seoarang nasabah bisa meningkatkan penggunaan
berbagai produk dan jasa yang ditawarkan oleh bank. Dalam bisnis perbankan,
jenis pelayanan yang disajikan kepada nasabah cukup beragam, baik pelayanan
yang berbentuk nyata (berwujud) maupun tidak nyata (tak berwujud). Kualitas
palayanan pada dasarnya adalah hasil persepsi dalam benak nasabah setelah ia
harapkan. Perbandingan antara persepsi dan harapan bias memunculkan 2 (dua)
kemungkinan yaitu : Pertama, persepsi lebih besar dari pada harapan, yang berarti
pelanggan merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh bank.
Kedua, persepsi lebih kecil dari pada harapan, yang berarti harapan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan tidak tercapai. Harapan nasabah dapat dijabarkan
dalam dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari Reliability (dapat dipercaya),
Responsiveness (respon), Assurance (jaminan), dan Emphaty (empati).
Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan konsumen.
Semakin baik pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen, maka
konsumen akan memutuskan menggunakan produk perusahaan tersebut.
2.1.6.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Keputusan Konsumen
Meburut Kasmir (2004 :151) bagi perbankan terutama bank yang berdasarkan
prinsip konvensional harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan
komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya.
Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syari’ah adalah bagi hasil.
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasrkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga bagi bank juga diartikan sebagai harga yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman), serta harga yang
Menurut James Enggel (2000 :252) tingkat suku bunga adalah besarnya bunga
yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh
nasabah peminjam kepada bank.
Menurut Kasmir(2002 :121) dalam kegiatan perbankan sehar-hari ada 2 (dua)
macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu :
1. Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan
merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai
contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
2. Bunga pinjaman adalah bunga yang berikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh
bunga kredit.
Menurut Kasmir (2002 :122-123) adapun factor-faktor yang mempengaruhi
suku bunga antara lain :
1. Kebutuhan dana yaitu apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan
pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat
terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga
simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman
2. Persangian yaitu dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping
factor promosi yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan
3. Kebijakan pemerintah dalam arti baik untuk harga bunga simpanan maupun
bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah
4. Target laba yang diingikan yaitu sesuai dengan target laba yang diingikan,
jika laba yang diingikan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya
5. Jangka waktu semakin panjang jangka waktu peminjam, maka akan semakin
tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa
mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka
bunganya relative rendah.
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negative terhadap keputusan
konsumen. Semakin tinggi tingkat suku bunga kredit yang diberikan perusahaan,
maka akan mengurangi keputusan konsumen untuk menggunakan produk
perusahaan tersebut.
2.1.6.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen
Menurut James Enggel (2000 :252) yang dimaksud lokasi bank adalah tempat
dimana diperjual belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian
perbankan.
Menurut Kasmir (2004 :163) ada beberapa macam lokasi kantor bank yaitu
lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas atau lokasi
mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang
memudahkan nasabahnya dalam berurusan dengan bank. Disamping lokasi yang
strategis, hal lain yang juga mendukung lokasi tersebut adalah lay out gedung dan
lay out ruangan bank itu sendiri. Penetapan lay out yang baik dan benar akan
menambah kenyamanan nasabah dalam berhubungan dengan bank. Pada akhirnya
lokasi dan lay out merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Penentuan lokasi bank tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
mempertimbangkan beberapa factor. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik
2. Dekat dengan perkantoran
3. Dekat dengan pasar
4. Dekat dengan perumahan atau masyarakat
5. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang berada disuatu lokasi.
Setelah penentuan lokasi selesai, maka langkah selanjutnya pertimbangan
menentukan lay out gedung dan ruangan. Seperti halnya dengan penentuan lokasi,
penentuan lay out juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa
hal. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk lay out gedung adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafid, artinya gedung
2. Lokasi parkir luas dan aman, hal ini memudahkan nasabah untuk
melakukan transaksi dengan perasaan aman
3. Keamanan disekitar gedung juga harus diperhatikan dengan
menyediakan pos-pos keamanan yang dianggap perlu
Sedangkan untuk lay out ruangan yang harus diperhatikan adalah:
1. Suasana ruangan terkesan luas dan megah
2. Tata letak kursi dan meja yang tersusun rapi
3. Hiasan dalam ruangan yang menarik, sehingga terasa ruangan hidup
dan tidak terkesan kaku
4. Sarana hiburan seperti musik-musik lembut dan televise sehingga ada
rasa kenyamanan nasabah dan berfungsi untuk mengusir kebosanan.
Lokasi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan konsumen.
Semakin lokasi tersebut mudah dijangkau oleh konsumen maka konsumen
akan semakin yakin memutuskan untuk menggunakan kredit tersebut.
2.1.7 Kredit
Pada sisi pelayanan dana (Landing Of Fund), kredit merupakan pembiayaan
yang potensial menghasilkan pendapatan dibanding dengan alternative
pendanaan lainnya. Menurut M. Faisal Abdullah (2003 :84) dan Kasmir (2002
:91) dalam pasal 1 ayat 11 UU No. 10 / 1998 tentang perubahan UU No. 7 /
1992 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Menurut Suharjono (2003 :11) kredit adalah penyediaan uang atau yang
disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan lain pihak dalam hal mana pihak meminjam berkewajiban melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditentukan.
Dari definisi-definisi kredit diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Adanya penyerahan barang, uang tagihan atau barang yang menimbulkan
tagihan tersebut kepada pihak lain dengan harapan akan memperoleh suatu
tambahan nilai dari pokok pinjaman berupa bunga sebagai pendapatan
2. Proses kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang selain mempercayai
antara kreditur dan debitur yang harus melakukan kewajiban masing-masing
3. Pelunasan hutang dan bunga kredit disesuaikan dengan jangka waktu
tertentu yang telah disepakati bersama.
2.1.7.1 Manajemen Perkreditan
Menurut Rahmat dan Maya (2008 :4) manajemen perkreditan adalah
pengolahan kredit yang dijalankan oleh bank meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan sedemikian rupa sehingga kredit
tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan
Sedangkan menurut Suharjhono (2003 :234-244) manajemen perkreditan
mencakup prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, organisasi dan pejabat
yang berhak memberikan kredit, proses dan prosedur dalam pemberian kredit,
dokumentasi dan administrasi kredit, pengawasan dan pembinaan kredit serta
penyelesaian kredit bila terjadi masalah. Dalam proses dan prosedur pemberian
kredit mencakup prakarsa kredit, analisis kredit, rekomendasi kredit, dan
keputusan kredit.
Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolahan perkreditan bank wajib
mematuhi kebijaksanaan perkreditan yang telah dibuat tersebut serta konsekuensi
dan konsisten. Apabila dalam pelaksanaan ternyata bank memberikan kredit tidak
sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan, maka Bank
Indonesia akan memberikan sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
2.1.7.2 Tujuan Kredit
Menurut M. Faisal Abdullah (2003 :84) dalam pendekatan mikro ekonomi,
tujuan pemberian kredit guna mendapatkan suatu nilai tambahan baik bagi
nasabah (debitur) maupun bagi bank sebagai kreditur. Bagi nasabah sebagai
debitur dengan mendapatkan kredit bertujuan untuk mengatasi kesulitan
pembiayaan dan meningkatkan usaha dan pendapatan dimasa depan. Sedangkan
bagi bank sendiri juga diharapkan melalui pemberian kredit akan menghasilkan
dalam pendekatan makro ekonomi pemberian kredit merupakan salah satu
instrument untuk menjaga keseimbangan jumlah uang beredar di masyarakat.
Menurut Kasmir(2002 :96) adapun tujuan utama pemberian kredit antara lain :
1. Mencari keuntungkan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas
jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang membutuhkan
atau memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapt mengembangkan dana
memperluas usahanya
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik. Mengingat semakin banyak kredit berarti adanya
peningkatan pembangunan di berbagai sector.
2.1.7.3 Unsur-unsur Kredit
Menurut Kasmir (2002 :94-95) adapun unsure-unsur yang terkandung dalam
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu
dimasa datang
2. Kesepakatan
Disamping unsure percaya didalam kredit juga mengandung unsure
kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktuini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk janka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
4. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko
tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi
tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun
oleh resiko yang tidak disengaja.
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atsa pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syari’ah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
2.1.7.4 Jaminan Kredit
Seperti sudah dibahas diatas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan
atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangan membahayakan bank, mengingat
jika nasabah mengalami suatu kemacetan maka akan sulit untuk menutupi
kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit
relative lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat dituutupi oleh
jamianan tersebut. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh
calon debitur adalah sebagai berikut :
1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan
jaminan seperti : tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin
atau peralatan, dll.
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan
surat-surat yang dijadikan jaminan seperti : sertifikat saham, sertifikat
obligasi, sertfikat tanah, sertifikat deposito, dll.
c. Jamianan orang yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan
apabila kredit tersebut macet maka orang yang memeberikan jaminan
2. Tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan
dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang
benar-benar bonafid dan profesional, sehingga kemungkinan kredit tersebut
macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian
terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk
pengusaha-pengusaha lemah.
2.1.7.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Dalam
melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu
pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standart penilaian
setiap bank. Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai
berikut :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur
dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usaha
selama ini
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca atau laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya
4. Colleteral
Merupakan jamianan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jamianan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jamianan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jamianan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
2.2 Kerangka Berfikir
Dalam keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran
pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) Cabang Bawean
Gresik, tidak lepas dari faktor-faktor yaitu pelayanan, tingkat suku bunga, dan
lokasi.
Pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan konsumen.
Semakin baik pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen, maka
konsumen akan memutuskan menggunakan produk perusahaan tersebut.
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negative terhadap keputusan
konsumen. Semakin tinggi tingkat suku bunga kredit yang diberikan
perusahaan, maka akan mengurangi keputusan konsumen untuk menggunakan
produk perusahaan tersebut.
Lokasi mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan konsumen.
Semakin lokasi tersebut mudah dijangkau oleh konsumen maka konsumen akan
semakin yakin memutuskan untuk menggunakan kredit tersebut.
Pada penelitian ini bentuk dari metode penelitian dapat diwujudkan dalam
suatu model sederhana yang disebut dengan kerangka berfikir, seperti yang ada
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Berfikir
Pelayanan
(X1)
Tingkat Suku Bunga Keputusan Konsumen
(X2) (Y)
Lokasi
(X3)
2.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, dan tujuan penelitian yang diajukan maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh secara simultan antara pelayanan, tingkat suku bunga, dan
lokasi terhadap keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja
rekening koran pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang
2. Ada pengaruh secara parsial antara pelayanan, tingkat suku bunga, dan
lokasi terhadap keputusan konsumen mengambil kredit modal kerja
rekening koran pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Yang dimaksud definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan
arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu opersional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut sesuai rumusan masalah dan tujuan dari
penelitian yaitu untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen mengambil kredit modal kerja rekening koran pada PT Bank Jatim Cabang
Bawean Gresik.
Dalam suatu definisi operasional bertujuan sebagai pedoman peneliti yang
dilaksanakan pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) Cabang
Bawean Gresik, yang mana penelitian ini bersifat kuantitatif. Data Kuantitatif adalah
data yang berbentuk angka atau bilangan. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian adalah keputusan konsumen mengambil kredit (Y) sebagai variabel terikat
(dependen), sedangkan variabrel bebasnya adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan (X1)
2. Tingkat Suku Bunga (X2)
3. Lokasi (X3)
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
Tanggal 17 Agustus 1961 adalah saat berdirinya Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur yang sekarang bernama Bank Jatim, dimana sebuah Bank
kecil pada waktu itu berdiri dengan tujuan membantu perekonomian masyarakat
Jawa Timur bisa berdiri dengan berbekal kemauan keras walaupun waktu itu
masih dengan system transaksi yang sanagt sederhana, manual system. Kantornya
pun berada di rumah salah satu direksi yaitu Soeharsono, Manyar Sombongan,
Surabaya. Jajaran direksi lainnya: Suhardi, Moelyadi, dan Mukiman. Sedangkan
karyawan atau karyawati antara lain: Abdullah, R. Soemadi, Mamik, dan
Wakiman.
Kantor pertama Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur berada di Jalan
Garuda sekitar tahun 1970-an, kemudian pindah ke Jalan Rajawali yang sekarang
dijadikan Kantor Cabang Pembantu Rajawali. Dari sinilah Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur atau BPD Jatim mulai memberikan kredit kepada masyarakat
di antaranya KIK dan KMKP. Elemen lainnya yang ikut mendukung yakni
sejumlah nasabah tabungan, deposito, giro yang terus meningkat.
Setelah itu mulailah BPD membuka cabang di luar Surabaya. Cabang pertama di
Banyuwangi, diikuti Cabang Jember, Cabang Malang, Cabang Madiun, Cabang
Kediri, dan Cabang Pamekasan.
Dengan dibukanya beberapa kantor cabang tersebut, harapan manajemen
adalah ekspansi berkembang di segala bidang, sehingga bias melayani
masyarakat lebih luas lagi. Kemudian BPD kemudinya dipercayakan kepada
professional yaitu Soepoyo Ak yang memimpin BPD sampai empat tahun.
Kepercayaan pemilik saham kepada Soepoyo Ak tidak sia-sia. BPD mencetak
laba yang cukup baik, otomatis kesejahteraan pegawai dapat terpenuhi sebagai
motifasi kerja BPD lebih maju lagi.
Pada tanggal 8 Agustus 1988 atas prakarsa HR. Abdul Aziz selaku Direktur
Utama pasca Soepoyo Ak, BPD mempunyai gedung megah yang beralamat di
Jalan Basuki Rahmad 98-104 Surabaya yang diresmikan oleh Mendagri Rudini.
Keberadaan gedung BPD tersebut menjadikan bank-bank lain mulai terpengaruh
untuk menyaingi kemegahannya yang kini sebagai kantor pusat Bank Jatim dan
Kantor Cabang Utama Surabaya. Tahun 1996 dengan peraturan Menteri
Keuangan, Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur menjadi Bank Jatim. Bank
Jatim pun mengibarkan sayap dengan membuka banyak Kantor Cabang dan
Cabang Pembantu, yaitu 39 Cabang, 24 Cabang Pembantu, 139 Kantor Kas, serta
dua cabang di kepulauan yaitu Cabang Bawean dan Cabang Kangean dan
4.1.2 Sejarah Singkat PT Bank Jatim Cabang Bawean Gresik
Sejarah PT Bank Jatim dimulai dengan diberlakukannya kebijakan
pemerintah tentang otonomi daerah yang membawa dampak perimbangan
keuangan daerah yang semakin meningkat, maka manajemen berupaya untuk
meningkatkan penggalian dana masyarakat maupun dana APBN, sekaligus
berfungsi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui
pengembangan usaha kecil dan menengah. Pemerintah kabupaten Gresik
bersama DPRD Gresik sudah cukup lama mendambakan beroprasinya Perbankan
di daerah Bawean untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat akan
jasa-jasa Perbankan yang selama ini hanya bisa terpenuhi di Gresik.
Dilain pihak potensi daerah sangat besar, khususnya untuk penggalian dana
masyarakat Bawean yang umumnya berasal dari hasil transfer luar Negeri.
Dana-dana masyarakat tersebut selama ini banyak ditempatkan di Bank-bank Kota
Gresik, disimpan dibawah bantal atau diinvestasikan di aktiva tetap (Tanah,
Rumah, dan Emas), bahkan tidak sedikit yang dititipkan di orang lain. Tantangan
untuk menggali potensi yang besar ini kiranya dijawab oleh Bank Jatim. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur atau dikenal dengan sebutan Bank Jatim,
merupakan Bank Pemerintah dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang
Tanggal 14 November 2001 secara resmi Bank Jatim Cabang Bawean yang
beralamatkan Jl. Kawedanan No.3 Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik
Pulau Bawean dibuka. Kantor Cabang Bawean yang saat ini dibawah Pimpinan
Bapak “ Agus Abdullah “.
4.1.3 Lokasi PT Bank Jatim Cabang Bawean Gresik
Pulau Bawean termasuk kedalam kabupaten Gresik, yang sebelah Utara
berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Madura,
sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan
dengan Laut Jawa. Ketinggian wilayahnya terletak dengan ketinggian 2 sampai
dengan 12 M² diatas permukaan laut. Luas wilayah seluruh Pulau Bawean
±197,42 KM² yang terdiri dari 2 (Dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Sangkapura
dan Kecamatan Tambak, dengan jumlah Desa sebanyak 30 Desa yaitu 13 Desa
Kecamatan Tambak dan 17 Desa Kecamatan Sangkapura. Tropografi
bergunung-gunung dengan kondisi prasarana jalan yang rata-rata kurang memadai
dibandingkan dengan aktivitas ekonominya yang tinggi.
4.1.4 Visi dan Misi PT Bank Jatim
Visi
Salah satu perusahaan perbankan Indonesia adalah mampu berkembang secara
wajar, menjadi perusahaan jasa perbankan terbaik didaerahnya, memiliki
Misi
Mengelola Dana Pemerintah Daerah, Mendorong Pengembangan Potensi
Daerah melalui pengembangan usaha kecil atau menengah serta memperoleh
laba yang wajar.
4.1.5 Produk PT Bank Jatim
Jenis produk Bank Jatim antara lain :
1. Tabungan
Macam-macam tabungan antara lain:
a. Tabungan Simpeda
Tabungan SIMPEDA adalah Salah satu jenis produk tabungan
Bank Jatim yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank dan
tidak dapat ditarik dengan Cheque (Cek) atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu. Produk tabungan simpeda Bank Jatim
dapat diikuti oleh setiap orang, yayasan, badan hukum atau
lembaga-lembaga lainnya. Sebagai bukti penabung, Bank berkewajiban
menerbitkan Buku Tabungan SIMPEDA yang berfungsi sebagai
b. Tabungan Siklus
Tabungan SIKLUS adalah salah satu jenis produk tabungan Bank
Jatim yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank dan tidak
dapat ditarik dengan Cheque (Cek) atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu.
c. Tabungan Nasa
Tabungan NASA adalah salah satu jenis produk tabungan Bank
Jatim yang diperuntukkan khusus menampung dana beasiswa bagi
pelajar atau siswa sekolah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu sesuai ketentuan yang ditetapkan
Bank tidak dapat ditarik dengan Cek atau alat yang dipersamakan
dengan itu. Pengambilan hanya dapat dilakukan sekali untuk setiap
bulan pada hari kerja dan jam buka kas Bank, ditempat nasabah
tercatat sebagai penabung.
d. Tabungan Haji
Tabungan HAJI Bank Jatim adalah salah satu jenis produk
tabungan Bank Jatim yang merupakan simpanan guna membantu
mereka yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah
suci mekkah untuk melaksanakan rukun islam yang ke-5 ( lima ).
e. Tabungan Bukades
Tabungan BUKADES adalah salah satu jenis produk tabungan
Bank Jatim yang merupakan simpanan masyarakat pedesaan, baik
secara perorangan maupun berkelompok yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu sesuai ketentuan yang
ditetapkan Bank, tidak dapat ditarik dengan Cek atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu.
2. Deposito
Deposito Berjangka (Time Deposit) adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan Bank yang bersangkutan.
3. Giro
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Pembukaan Rekening Giro
4. Kredit
Macam-macam kredit antara lain:
1) Kredit Multiguna “ Berkembang dan Tumbuh Bersama BANK
JATIM Menuju Masa Depan Cerah ” yaitu kredit yang diberikan
kepada PNS, CPNS, Pegawai atau Calon Pegawai BUMN atau
BUMD, Anggota TNI, Anggota Legislatif, Karyawan Perusahaan
Swasta, Pensiunan, dan Purnawirawan.
2) Kredit Pundi Kencana (Pembinaan usaha keluarga sejahtera mandiri
kepada yang cekatan berusaha dan menabung) “ Menuju Sejahtera
Dengan Membangun Usaha Sendiri ” yaitu kredit yang diberikan
kepada pengusaha mikro secara perorangan agar mampu
mengembangkan usahanya, disamping itu dapat disalurkan dalam
bentuk kerjasama nasabah binaan dengan MOU dari lembaga lain
seperti Perguruan Tinggi, Instansi, Lembaga Ekonomi, BUMN atau
BUMD sebagai Avalist (Penjamin).
3) Kredit LAGUNA (Langsung Berguna) “ Langsung Berguna Bagi
Pengusaha Mikro “ yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha
mikro guna mengembangkan usahanya sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan secara langsung kepada perorangan atau kelompok