• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA

ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK,

KALIMANTAN TIMUR

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Yohana Susmi NIM: 121124038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan hati yang tulus dan bahagia, kupersembahkan skripsi ini kepada

Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai penolongku, sahabat dan teman sejati

dalam prosesku menulis skripsi ini.

Spesial kepada

Bapak Benidiktus Asen & alm mamak Anatasya Juwita;

Kakak Akam Susanto, Agustina & Yuliana Susanti.

Orang muda muda Katolik serta seluruh umat Paroki Kristus Raja Barong

(5)

v

MOTTO

“Serahkan segala kekawatiranmu kepada-nya, sebab ia memelihara kamu”

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, KALIMANTAN TIMUR dipilih berdasarkan pengamatan penulis bahwa orang muda Katolik kurang terlibat dalam hidup menggereja, Padahal orang muda Katolik merupakan generasi penerus masa depan Gereja. Orang muda Katolik mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar dalam mengembangkan Gereja. Akan tetapi, pada kenyataannya orang muda Katolik masih kurang terlibat dalam hidup menggereja.

Persoalan pokok dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana membantu orang muda Katolik Paroki Krisrtus Raja Barong Tongkok untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja melalui pendampingan iman. Dalam penulisan skripsi ini, untuk mengkaji lebih lanjut persoalan yang dihadapi orang muda Katolik Paroki Krisus Raja Barong Tongkok tentang pendampingan dan peranan pendampingan iman bagi orang muda Katolik. dengan itu, penulis melakukan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Ajaran Gereja dan pandangan para ahli. Untuk membantu orang muda Katolik meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja, penulis melakukan penelitian melalui pengamatan dan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data tentang gambaran hidup menggereja dari orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok.

(9)

ix

ABSTRACT

The undergraduate thesis entitled MENTORING YOUTH’S FAITH AS

AN EFFORT TO INCREASE THE INVOLVEMENT OF YOUNG PEOPLE IN THE CATHOLIC CHURCH IN PARISH KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, EAST BORNEO is chosen based on the writer observation that the

youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok are less involved in the church. Besides, the youth of Catholic are future successors of Church. The youth of Catholic have a big responsibility to develop Church. Meanwhile, in the reality the youth of Catholic are less involved in the church.

The main problem in this thesis is how to help the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok to increase the involvement in the church through faith assistance. In the thesis writing, to review a problem that faced by the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok about mentoring and the role of mentoring faith for the youth of Catholic, therefore, the writer did a literature review which is sourced from Holy Bible, documents of Church Doctrines and point of view of the experts. In order to help the youth of Catholic to increase their involvement in the church, the writer did a research through an observation and distribution of questionnaires to collect the data about a description of life in the church from the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok.

The result of the research showed that the involvement of young people in the Catholic Church at Parish Kristus Raja Barong Tongkok toward the life in the

church is less because of many reasons as school’s task, lecture, job, and laziness.

On the other side, the youth of Catholic hope that there will be a faith assistance activity to increase their involvement in the church. Because of that, in writing of the thesis, the writer gives an idea to conduct an activity of mentoring faith with a model of young people of Catholic weekend. This activity is expected to be able to help the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok in increasing

their involvement in the church so that they are being able to accomplish Church’s

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur berlimpah penulis haturkan kehadirat Allah Yang Esa

yang telah menganugerahkan rahmat dan bimbingan-Nya kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi yang berjudul: PENDAMPINGAN IMAN ORANG

MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, KALIMANTAN TIMUR.

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keperihatinan penulis terhadap situasi

hidup menggereja orang muda Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok.

Menurut hasil pengamatan penulis, orang muda cenderung sibuk dengan kegiatan

sekolah, kuliah dan kerja. Mereka kurang bertanggungjawab akan tugas dan

panggilannya sebagai orang muda Katolik yang seharusnya menjadi pembaharu

Gereja dan masyarakat. Oleh karena itu, penyusunan skripsi ini dimaksudkan

untuk membantu orang muda Katolik semakin menyadari tugas dan

tanggungjawabnya sebagai penerus masa depan Gereja.

Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak

pihak. Oleh karena itu, pantaslah pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. B. A. Rukiyanto, S. J. Selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama

Katolik, yang senantiasa memberikan dukungan dan kemudahan untuk

(11)

xi

2. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, S. J., M. Ed., selaku dosen pembimbing

skripsi yang dengan setia dan penuh kesabaran membimbing, memberikan

motivasi dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M. Hum, selaku dosen pembimbing Akademik

dan dosen Pembimbing ke II yang telah bersedia memberikan dukungan,

semangat, meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukkan

sehubungan dengan skripsi ini.

4. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen penguji III dan sekretaris panitia

penguji yang telah memberikan semangat, bersedia meluangkan waktu untuk

mempelajari dan memberikan masukkan demi semakin baiknya skripsi ini.

5. Segenap Staf Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa Prodi PAK, Universitas

Sanata Dharma yang telah mendidik, membimbing, memudahkan, serta

mendukung penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.

6. Keluarga Benidiktus Asen, Kakak Akam Susanto, Agustina, Yuliana Susanti

yang dengan setia mendukung penulis baik secara materi, perhatian, cinta,

dan doa.

7. Yohanes Caesar K.P S. Pd. terima kasih untuk kesetiaan, kesabaran

mendampingi dan menemani penulis, kritik, saran, sehingga penulis

terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Stepanus Ardi P. S. Pd. terima kasih atas dukungan dan semangat selama

proses skripsi ini.

9. Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok yang telah

(12)
(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusa Masalah ... 5

C. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Metode Penulisan ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK ... 8

A. Pendampingan Iman ... 8

(14)

xiv

a. Pengertian Pendampingan ... 8

b. Tujuan Pendampingan ... 9

2. Pemahaman tentang Iman ... 10

B. Orang Muda Katolik ... 12

1. Pengertian Orang Muda Katolik ... 12

2. Gambaran Situasi Orang Muda katolik Zaman Sekarang ... 13

3. Ciri-ciri Orang Muda ... 15

4. Gambaran Perkembangan Orang Muda ... 16

a. Perkembangan Fisik ... 17

b. Perkembangan Intelektual ... 17

c. Perkembangan Emosianal ... 18

d. Perkembangan Sosial ... 19

e. Perkembangan Moral ... 19

f. Perkembangan Religius ... 20

C. Pendampingan Iman Orang Muda ... D. Hidup Menggereja ... 21

1. Situasi Hidup Menggereja Orang Muda Katolik ... 21

2. Relevansi Pendapingan Iman Orang Muda Katolik dalam Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja ... 24

BAB III. GAMBARAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK ... 28

A. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ... 29

1. Sejarah Paroki ... 29

2. Letak Geografis Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ... 30

3. Situasi Umum Umat Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ... 31

4. Karya-karya Pastoral Paroki Kristus raja Barong Tongkok ... 33

(15)

xv

1. Desain Penelitian ... 35

a. Latar Belakang Penelitian ... 35

b. Tujuan Penelitian ... 37

c. Jenis Penelitian ... 37

d. Instrumen Pengumpulan Data ... 37

e. Responden Penelitian ... 38

f. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

g. Variabel Penelitian ... 39

h. Kisi-kisi Penelitian ... 39

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 40

a. Identitas Responden ... 41

b. Pemahaman Hidup Menggereja ... 42

c. Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik ... 45

d. Pendukung dan penghambat dalam Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja ... 47

e. Pendampingan Iman Orang Muda Katolik yang Relevan .... 49

3. Pendalaman Lebih Lanjut terhadap Hasil penelian ... 52

a. Identitas Responden ... 53

b. Pemahaman Hidup Menggereja ... 53

c. Katerlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik ... 55

d. Pendukung dan penghambat dalam Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja ... 57

e. Pendampingan Iman Orang Muda Katolik yang Relevan .... 58

4. Kesimpulan Hasi Penelitian ... 60

BAB IV. UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK ... 63

A. Pentingnya Keterlibatan dalam Hidup Menggereja bagi Orang Muda Katolik ... 64

(16)

xvi

1. Alasan Pemilihan Weekend Orang Muda katolik ... 66

2. Weekend Orang Muda katolik ... 66

a. Tujuan Week end ... 66

b. Waktu, Tempat, dan Peserta ... 66

C. Usulan Program Weekend ... 67

1. Latar Belakang Kegiatan ... 67

2. Tema dan Tujuan Week end ... 67

3. Gambaran Persiapan Weekend Orang Muda Katolik ... 68

BAB V. PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ... (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ... (2)

Lampiran 3: Kuisioner Tertutup ... (3)

Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden ... (7)

Lampiran 5: Data Umat Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ... (85)

Lampiran 6: Data Orang Muda Katolik ... (86)

Lampiran 7: Out bound ... (87)

Lampiran 8: Teks Lagu ... (91)

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini Mengikut Kitab Suci

Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.

Mrk : Markus

Luk : Lukas

Yoh : Yohanes

Yak : Yakobus

B. Singkatan Dokumen

AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

CL : Christifideles Laici (Amanat Apostolik Yohanes Paulus II tentang Panggilan dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam Gereja di

dalam Dunia, 12 Maret 1989).

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

IYD : Indonesian Youth Day

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

KKKWI : Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia

MCK : Mandi, Cuci dan Kakus

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi orang muda Katolik yang dewasa adalah proses penemuan diri, dan

menggali panggilan Tuhan yang harus ditempa melalui pengalaman sepanjang

hidup. Proses pendewasaan diri sangat dipengaruhi oleh berbagai situasi. Oleh

karena itu, pendampingan bagi orang muda Katolik yang objektif menuntut

pengenalan secara mendalam tentang orang muda Katolik itu sendiri.

Shelton, (1988: 22) menegaskan “salah satu ciri khas orang muda yang

dewasa secara Kristiani adalah perkembangan dan mendalamnya hubungan dengan

Yesus Kristus”. Oleh karena itu, Gereja sangat mengharapkan pendampingan orang

muda yang relevan sehingga pertumbuhan hidup menggereja bukan semata-mata di

ruang lingkup Gereja namun diwujudkan dengan tindakan konkret di tengah-tengah

masyarakat.

Orang muda pada umumnya memiliki kepribadian yang dinamis karena

selalu berpikir dan bergerak maju seiring dengan perubahan dan perkembangan

zaman. Orang muda juga memiliki bakat, potensi, dan kreativitas yang tinggi dan

mampu mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan seluruh potensi yang dimilikinya

itu.

Orang muda Katolik diharapkan dapat bijaksana dalam menanggapi

kemajuan zaman. Oleh karena itu, setiap orang muda Katolik baik yang masih

(19)

pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk

mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan Gereja dan bangsa di masa depan.

Orang muda Katolik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan

Gereja. Kehidupan orang muda sekarang ini makin hari dari jalan yang sebenarnya.

Banyak orang muda Katolik sudah mulai menjadi korban pengaruh negatif

perkembangan zaman. Orang muda tidak lagi memikirkan kepentingan Gereja,

masyarakat, ataupun keluarga, mereka terjerumus ke dalam sikap individualisme,

materialisme, hedonisme, konsumtifisme dan menghilangkan daya kritis bahkan

mengalami krisis moral. Orang muda berada dalam krisis pencarian iman untuk

membangun relasinya dengan Allah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian

orang muda Katolik untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan liturgi Gereja.

Orang muda lebih tertarik mengikuti mode yang semakin berkembang dari pada

terlibat aktif dalam hidup menggereja (Hardjana, 1993: 62).

Tentu Gereja tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Gereja juga telah

berupaya untuk menanggapi persoalan yang dihadapi orang muda pada saat ini.

Melalui media sosial dan internet orang muda diajak supaya dapat mengekspresikan

dirinya dan dapat menggunakannya secara selektif untuk menjalin relasi dengan

sesama dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Generasi

muda juga diharapkan mampu menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan

teknologi komunikasi.

Pengaruh kemajuan ilmu teknologi, yang secara langsung maupun tidak

langsung membawa dampak tersendiri bagi orang muda Katolik. Di satu pihak,

(20)

menggembirakan yang salah satunya dapat berfungsi sebagai sarana pewartaan Injil

dan komunikasi antar-orang muda Katolik. Akan tetapi di lain pihak,

perkembangan ilmu teknologi membawa akibat negatif yang seringkali

menghilangkan kreativitas dan bahkan menurunkan nilai-nilai moral yang bisa

menghancurkan iman Kristiani, terutama dapat menghambat keaktifan orang muda

Katolik dalam hidup menggereja. Selain itu, dunia dewasa ini muncul sebuah trend,

dimana orang muda Katolik tidak lagi tertarik pada agama aslinya (agama yang

dianutnya saat ini). Ketidakpastian hidup yang diakibatkan oleh berbagai krisis

yang melanda kehidupan sosial mereka, membuat mereka frustrasi, tidak tahu harus

berbuat apa. Hal ini kerapkali membuat mereka mengambil jalan pintas dengan

mengambil sebuah keputusan negatif, yang akhirnya membuat mereka melupakan

Tuhan, sehingga orang muda tidak lagi percaya pada Tuhan dan mereka menjadi

mudah terjerumus ke dalam ketergantungan pada obat-obat terlarang, perjudian,

pelacuran, minuman keras dan banyak gaya hidup lain yang membuat mereka

berpaling dari Allah, sehingga proses pekembangan iman orang muda di zaman

sekarang tidak hanya semata-mata soal pemahaman akan konsep ke Tuhanan,

namun iman yang dihayati diharapkan mengarah pada tindakan konkret.

Iman yang dihayati merupakan pengalaman hidup sehari-hari, maka

penghayatannya juga dilakukan dalam kehidupan shari-hari. Iman yang dihayati

hendaknya terwujud dalam tindakan nyata baik dalam Gereja, masyarakat ataupun

keluarga. Dalam Kitab Suci sangat jelas disampaikan bahwa iman tidak disertai

perbuatan, maka pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:17). Kelompok orang muda

(21)

keanggotaannya sebagai anggota OMK, dengan cara aktif dalam kegiatan sehingga

mampu untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang diadakan di Gereja dan

masyarakat.

Orang muda adalah harapan masa depan Gereja dan bangsa, maka mereka

diharapkan memiliki iman yang tangguh dan mendalam, bukan hanya rajin ke

gereja, doa lingkungan, koor, dll. Sebagai orang muda beriman sudah selayaknya

menghayati iman dalam seluruh aspek kehidupan, bukan hanya seputar altar Gereja

namun aktif, dinamis dan bergerak maju. Oleh karena itu, orang muda Katolik harus

berani untuk melangkah karena orang yang beriman tidak akan takut melangkah

maju melakukan hal-hal yang baik. Hal ini perlu diperhatikan dengan

sungguh-sungguh agar pelaksanaan pendampingan yang dilaksanakan sungguh-sungguh-sungguh-sungguh

relevan dengan kehidupan mereka, sehingga pendampingan iman mengarah pada

perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari.

Selama berdomisili di paroki Kristus Raja Barong Tongkok, kesan penulis

bahwa kurangnya pelaksanaan pendampingan bagi orang muda. Pelaksanaan

pendampingan biasanya diadakan pada saat-saat tertentu misalnya bulan Kitab Suci

dan bulan Rosario tidak ada pendampingan secara khusus bagi orang muda. Sarana

yang digunakan sangat terbatas. Tenaga maupun pengetahuan katekese juga sangat

terbatas. Padahal kita tahu bahwa orang muda sangat menyukai hal-hal baru dan

menarik jika pendampingan iman dilaksanakan dengan monoton maka mereka akan

merasa bosan dan tidak tertarik lagi untuk terlibat.

Dalam rangka menanggapi keprihatinan dan harapan orang muda Katolik

(22)

dengan judul: PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran hidup menggereja orang muda Katolik pada zaman

sekarang?

2. Seberapa jauh orang muda Katolik Paroki Kristus Raja terlibat dalam hidup

menggereja?

3. Pendampingan iman orang muda macam apa yang dapat membantu

meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong

Tongkok dalam hidup menggereja.

C. Tujuan Penulisan

1. Menguraikan gambaran hidup menggereja orang muda Katolik di zaman

sekarang.

2. Mengungkapkan permasalahan yang dihadapi orang muda Katolik di paroki

Kristus raja, Barong Tongkok.

3. Memberi sumbangan pemikiran melalui pendampingan iman yang relevan bagi

orang muda Katolik Paroki Kristus Raja, Barong Tongkok untuk meningkatkan

keterlibatan dalam hidup menggereja.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan skripsi ini juga diharapkan akan memberi sumbangan pemikiran

untuk membantu meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda katolik.

(23)

1. Bagi orang muda Katolik dapat menambah wawasan dalam menghayati tugas

sebagai anggota Gereja dan mampu terlibat aktif dalam hidup menggereja

sebagai wujud iman katolik.

2. Bagi Gereja, skripsi ini sebagai masukan khususnya bagi para pemimpin Gereja

untuk memberi pendampingan iman yang relevan bagi orang muda dalam usaha

meningkatkan keterlibatan hidup menggereja.

3. Bagi penulis sendiri agar lebih memahami dan menghayati tugas sebagai calon

pewarta Sabda Allah kepada umat, khususnya orang muda Katolik, sehingga

mampu membuka wawasan baru dan juga semakin mampu terlibat aktif dalam

hidup menggereja.

E. Metode Penulisan

Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode deskripsi analisis yang

bertujuan untuk memaparkan menggambarkan hidup menggereja orang muda

Katolik di zaman sekarang. Penulis juga akan mengumpulkan data untuk

mengetahui tingkat kedalaman hidup menggereja orang muda Katolik. Melalui data

yang diperoleh tersebut, penulis mencoba menganalisis dan memberikan

sumbangan pemikiran mengenai pendampingan iman yang dapat membantu orang

muda guna meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja mereka.

F. Sistematika Penulisan

Bab I berupa latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat,

metode dan sistematika penulisan.

Bab II membahas pendampingan iman orang muda sebagai upaya

(24)

tentang pemahaman pendampingan, gambaran orang muda Katolik dan hidup

menggereja.

Bab III berisi mengenai keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup

menggereja, paroki Kristus Raja, Barong Tongkok yang meliputi sejarah paroki dan

situasi umat di paroki Kristus Raja, penelitian pendampingan orang muda sebagai

upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda katolik paroki

Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.

Bab IV membahas upaya meningkatkan katerlibatan hidup menggereja

orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok yang dibagi dalam tiga

bagian. Bagian pertama mendalami pentingnya keterlibatan dalam hidup

menggereja. Bagian kedua menguraikan upaya meningkatkan keterlibatan hidup

menggereja melalui pendampingan iman orang muda. Bagian ketiga berisi usulan

program pendampingan iman orang muda model Weekend orang muda Katolik

untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja orang muda Katolik

paroki Kristus Raja Barong Tongkok, yang di dalamnya latar belakang program,

tema dan tujuan program dan gambaran satuan pendampingan Weekend orang

muda Katolik.

Bab V berisi penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama

kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan, tujuan penulisan skripsi serta

didukung oleh data hasil penelitian. Bagian kedua berisikan saran yang ditujukan

(25)

BAB II

PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK

Dalam bab II penulis membahas tentang pendampingan iman orang muda

dan hidup menggereja orang muda Katolik. Dalam pembahasan penulis

membaginya menjadi tiga bagian. Bagian pertama menguraikan mengenai

pendampingan iman, yang di dalamnya mencakup pemahaman tentang

pendampingan dan pemahaman tentang iman. Bagian kedua membahas mengenai

orang muda Katolik, yang mencakup pengertian orang muda Katolik, gambaran

situasi orang muda Katolik zaman sekarang, ciri-ciri orang muda, dan gambaran

perkembangan orang muda. Bagian ketiga mengemukakan mengenai hidup

menggereja yang meliputi situasi hidup menggereja orang muda Katolik dan

relevansi pendampingan iman orang muda Katolik dalam meningkatkan

keterlibatan hidup menggereja.

A. Pendampingan Iman

1. Pemahaman tentang Pendampingan a. Pengertian Pendampingan

Secara umum pendampingan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dapat

dilakukan seseorang untuk membantu orang muda mempersiapkan dirinya menuju

kedewasaan dan masa depannya. Membantu dalam hal ini berarti menemani orang

(26)

mencapai suatu tujuan hidup. Dengan demikian orang muda yang didampingi

menjadi semakin berkembang (Manguhardjana, 1986: 21-22).

Secara tegas Tangdilintin (1984: 13) mengatakan jika usaha pendampingan

untuk “menggiring dan ‘menjinakkan’ orang muda, maka akan mengurangi potensi

yang mereka miliki”, jika pendampingan iman orang muda mengarah pada kata

‘penjinak’ berarti peranan seorang pendamping hanya menjadi “pemimpin” tetapi

pada akhirnya mendikte seluruh hidup orang muda.

Istilah yang tepat dalam mempersiapkan diri orang muda menuju masa

depannya adalah usaha pendampingan. Magunhardjana juga sependapat dengan hal

ini, meskipun dalam pendampingan tidak lepas dari seorang pemimpin namun

pemimpin juga perlu memiliki unsur “pelayanan” (Mangunhardjana, 1985: 398).

Unsur pelayanan yang mendalam menjadikan peserta diterima dan disapa, dicintai

sebagai pribadi orang muda, memiliki potensi yang besar bagi masa depan bangsa

dan Gereja.

b. Tujuan Pendampingan

Hakikat dari pendampingan adalah untuk menolong orang muda dalam

menghadapi permasalahan hidupnya sehingga orang muda dapat mengembangkan

potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai cita-cita dan harapannya.

Pendampingan memiliki tujuan untuk membantu orang muda yang haus akan

informasi, kecakapan, sikap, dan perilaku hidup baik hidup pribadi, keluarga,

Gereja, maupun masyarakat (Magunhardjana, 1986: 26-28), sehingga nantinya

mereka mampu berperan demi kemajuan Gereja dan masyarakat. Artinya

(27)

yang peka, penuh perhatian, serta mempunyai kerelaan untuk meluangkan waktu,

menyumbangkan tenaga, pikiran, pengetahuan, dan ilmu, serta kecakapan untuk

meningkatkan kesejahteraan Gereja dan masyarakat. Komisi Kepemudaan KWI

(2014: 65) menegaskan bahwa tujuan pendampingan harus mengingat pada

perutusan Yesus Kristus. Pendampingan orang muda juga perlu memusatkan diri

pada peserta yang didampingi dengan memperhatikan tiga hal berikut:

1) Membangun dan menguatkan hubungan orang muda Katolik dengan Yesus

Kristus.

2) Memusatkan pada pertumbuhan pribadi orang muda Katolik yang mengacu

pada relasi dengan diri sendiri, orang lain dan Tuhan.

3) Menyadarkan orang muda akan pentingnya keterlibatan mereka dalam

komunitas-komunitas Gerejawi dan juga komunitas masyarakat umum.

2. Pemahaman tentang Iman

Iman dalam bahasa Yunani disebut pistis atau bahasa Latin fides dan bahasa Inggris faith diartikan sebagai keyakinan dan penerimaan akan wahyu Allah. Dalam

bahasa Indonesia “beriman” lebih dimaksudkan dalam hubungan pribadi manusia

dengan Allah (Madya Utama, 2002: 47).

Iman adalah tanggapan atas panggilan dan tawaran penyertaan diri dari

Allah. Pengertian iman sebaiknya dimulai dari pemahaman kita atas wahyu Allah

(Madya Utama, 2002: 47). Iman yang diyakini seseorang diharapkan mengarah

pada suatu tindakan konkret dalam setiap perjalanan hidupnya, apakah ia

(28)

keputusan manusia itu sendiri. Iman memerlukan keterlibatan secara konkret dalam

setiap perjalanan hidup manusia.

Iman adalah keputusan dari pihak manusia. Iman berdasarkan pada

pemahaman. Dalam beriman manusia menyadari keadaan diri dan memahami

Tuhan sebagai satu-satunya jalan yang dapat diandalkan untuk mendatangkan

kebaikan pada-Nya (Hardjana, 1993: 58-59).

Iman adalah keterlibatan. Orang beriman sejati menyerahkan diri kepada

Tuhan. Kepada Tuhan orang beriman mempercayakan hidup dan masa depannya.

Karena itu, iman memerlukan keterlibatan. Dia bersedia melakukan apa saja yang

harus ia lakukan agar hidup dan masa depannya mencapai kepenuhan. Ia mengikuti

dan melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan yang bermaksud membawanya

kepada kepenuhan hidup. Orang beriman membiarkan dirinya di bawah bimbingan

Tuhan. Dengan demikian, ketaatan kepada Tuhan bukan hanya pada saat-saat

tertentu atau pada hal-hal tertentu saja, seperti saat berdoa dan beribadah, tetapi

dalam seluruh proses kehidupannya. Oleh karena itu, iman tidak hanya menyangkut

budi, tetapi seluruh diri manusia (Harjana, 1993: 59).

Sedangkan inti dari hidup beriman bukan terletak pada orang yang rajin ke

Gereja, doa lingkungan, pengakuan dosa, dan hidupnya baik, melainkan juga orang

yang berkata “Amin” berarti “Ya” kepada Tuhan, yang menyatakan Tuhan adalah

penyelamat. Iman perlu diwujudkan dalam tindakan nyata dan kesetiaan kepada

Tuhan secara nyata pula dalam kehidupan sehari-hari yang kita alami (Hardjana,

(29)

3. Pendampingan Iman Orang Muda

Pengertian pendampingan orang muda tidak beda jauh dari pengertiaan

pendampingan pada umumnya. Pada prinsipnya, pendampingan iman orang muda

sama dengan pendampingan pada umumnya dilihat dari segi teknik dan bentuk

pendampingan. Namun, pendampingan orang muda mempunyai ciri khasnya

sendiri, yaitu soal iman yang menjadi materi pendampingannya. Karena materi

pendampingan orang muda adalah soal iman, maka teknik dan bentuk

pendampingan perlu disesuaikan dengan cara-cara yang berkaitan dengan iman dan

situasi khas orang muda (Mangunhardjana: 1986: 21).

Pendampingan iman orang muda merupakan wujud nyata dari keprihatinan

Gereja, yakni untuk mengarahkan pribadi orang muda menuju kedewasaan

Kristiani. Menurut Tangdilintin ada dua dimensi untuk mengembangkan pribadi

orang muda: "dimensi vertikal (hubungan orang muda dengan Ilahi atau Tuhan) dan

dimensi horizontal (hubungan orang muda dengan sesama dan alam pada

umumnya)” Tangdilintin (1984: 12).

Pendampingan iman orang muda diartikan sebagai usaha untuk

membimbing dan mengarahkan iman orang muda serta sebagai usaha pewartaan

Gereja kepada orang muda. Pendampingan iman orang muda bertujuan membantu

orang muda agar imannya semakin mendalam dan mau terlibat dalam dinamika

hidup menggereja. Iman adalah tanggapan manusia terhadap Wahyu Allah. Oleh

karena itu, pendampingan iman mengandaikan kebebasan dan kesediaan pribadi

untuk menanggapi rahmat Tuhan. Perkembangan iman orang muda tidak pernah

(30)

itu, pendampingan iman orang muda mempunyai peranan yang sangat penting.

Dalam pendampingan orang muda diusahakan bertitik tolak dari situasi kehidupan

orang muda. Karena orang muda berada pada taraf pencarian arti hidup dan

pencariaan identitas diri. Masa pencariaan ini dapat digunakan sebagai titik tolak

mengisi hidup mereka supaya lebih berarti bukan hanya dengan teori-teori saja,

tetapi dengan perwujudannya. Dalam pendampingan iman orang muda diharapkan

bersifat aktif dan dinamis dan yang menjadi dasar ialah Yesus Kristus dalam Yesus,

Allah telah menjadi manusia dan dalam diri Yesus itu pula, Allah telah menjadi

seorang pemuda. Dengan kehidupan manusiawinya Yesus merencanakan Kerajaan

Allah dalam kepenuhan kehendak Bapa (KKKWI, 2014: 51). Demikian pula, orang

muda diharapkan mencapai kepenuhan diri yaitu untuk mewujudkan nilai-nilai

Kerajaan Allah di tengah dunia.

B. Orang Muda Katolik

1. Pengertian Orang Muda Katolik

Istilah orang muda, golongan kelompok orang muda mempunyai arti yang

berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan konteks penggunaannya. Oleh

karena itu ada berbagai macam pendapat para ahli mengenai batasan-batasan

“orang muda”, seperti yang diungkapkan oleh Mangunhardjana bahwa orang muda

adalah orang yang berusia 15 tahun sampai dengan 24 tahun dan lajang

(Mangunhardjana, 1986 : 11).

Tangdilitian (1984: 5) mengutip pendapat Dr. J. Riberu yang menyebut

orang muda dengan istilah “muda-mudi” dengan batasan kelompok umur sexenium

(31)

usia ini sesuai dengan usia sekolah lanjutan dan Perguruan Tinggi. Ditinjau dari

segi sosiologis, seringkali patokan usia di atas perlu dikoreksi dengan unsur status

sosial seseorang dalam masyarakat tertentu (kedewasaan psikologis). Status sosial

yang dimaksud ialah hak dan tugas orang dewasa diberikan kepada seseorang sesuai

dengan status berdikari di bidang nafkah dan status keluarga. Unsur status sosial ini

menyebabkan seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan usia

muda-mudi, bisa dianggap sudah dewasa dan sebaliknya orang sudah melampaui usia

tersebut toh masih dianggap muda-mudi.

Persekutuan para psikiater Amerika dalam Psychiatric Glossary

memberikan batasan tentang orang muda sebagai berikut: orang muda adalah suatu

periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang

membawanya kepada kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan

terbentuknya seseorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas

sosial (Hurlock 1980: 206).

Menurut buku pedoman karya pastoral orang muda adalah mereka yang

berusia 13-35 tahun dan belum menikah. Usia 13-35 tahun sudah layak menjadi

subjek pengembalaan (KWI, 1998: 8). Orang muda bukan lagi kanak-kanak dan

juga bukan orang dewasa namun orang muda menurut penulis, yaitu seseorang yang

tidak lagi bersikap seperti kanak-kanak dan mampu membuat keputusan sendiri

serta bertanggungjawab atas segala perbuatan yang dilakukannya.

2. Gambaran Situasi Orang Muda Katolik Zaman Sekarang

Masa muda adalah proses peralihan dari masa anak-anak menjadi masa

(32)

manusia di bidang emosional, moral, spiritual, fisik. Masa muda juga merupakan

masa perkembangan dan perubahan, masa goncangan dan penuh pemberontakan.

Maka pada masa-masa ini banyak orang muda kehilangan pegangan dalam usaha

menemukan jati diri, sehingga menyebabkan mereka mudah terjerumus pada

tindakan-tindakan yang kurang bertanggungjawab dan merugikan diri mereka

sendiri.

Shelton (1987: 66) berpendapat bahwa masa muda merupakan saat hidup

yang paling penting dimana masalah identitas harus dihadapi. Identitas

berhubungan dengan tahap perkembangan hidup seseorang dalam mendapatkan

perasaan, harga diri, sifat khas mereka sendiri. Dalam usaha menemukan identitas

diri, orang muda mulai menentukan pilihan dan mengambil tanggungjawab pribadi

untuk menggerakkan diri.

Peran orang muda dalam hidup bersama, digambarkan oleh Konsili Vatikan

II dalam AA art. 12. Artikel tersebut menegaskan bahwa orang muda merupakan

kekuatan terpenting dalam masyarakat sekarang. Pernyataan ini menekankan

bahwa peran orang muda sangat dibutuhkan dalam masyarakat karena mereka

merupakan tulang punggung bangsa dan Gereja. Merekalah yang menentukan

perkembangan bangsa dan Gereja di kemudian hari. Dengan semakin bertambah

perannya dalam masyarakat mereka juga dituntut menjadi rasul-rasul pertama bagi

orang muda di kalangan mereka sendiri (KKWI, 2014: 58). Dengan keterlibatan

mereka, baik dalam lingkup Gereja maupun masyarakat luas, mereka mampu

menampakkan iman akan Yesus Kristus dalam sikap dan tindakan yang mereka

(33)

mereka sungguh memberi makna bagi kehidupan orang lain khususnya dalam

memperbaharui hidup bersama.

Gereja memandang orang muda memiliki potensi yang luar biasa bagi

perkembangan Gereja. Dalam rangka perkembangan itulah Gereja memandang

sebagian dirinya ada dalam orang muda. Orang muda tidak boleh lagi dipandang

sebagai objek perhatian pastoral bagi Gereja. Orang muda harus didorong aktif, atas

nama Gereja, sebagai tokoh-tokoh terkemuka di dalam evangelisasi dan peserta

dalam pembaharuan masyarakat. Dengan demikian masa muda adalah masa

penemuan jati diri dan pilihan hidup yang intensif dan istimewa, dan masa

pertumbuhan yang seharusnya berkembang maju dalam kebijaksanaan (CL, art.

46).

3. Ciri-ciri Orang Muda

Orang muda pada umumnya kreatif, mampu bertanggungjawab dan penuh

semangat. Orang muda mampu membuat pembaharuan bagi Gereja dan bangsa.

Orang muda mampu menggerakkan dunia dengan inovasi-inovasi baru. Mereka

mampu menggerakkan industri kreatif yang mendunia. Ledakan energi orang muda

yang membuat mereka semakin kreatif menciptakan hal-hal yang baru bagi masa

depan dunia. Maka orang muda diharapkan menjadi pembaharu Gereja dan bangsa

dengan pola pikir yang kreatif dan penuh sinergi.

Ledakan energi orang muda menjadikan mereka penuh semangat. Jika

Gereja dan bangsa memiliki orang muda yang bersemangat, penuh kasih,

bertanggungjawab, berwatak luhur, beriman, maka sebagian besar umat Kristiani

(34)

calon museum di masa mendatang. Tanggungjawab orang muda ikut menentukan

masa depan itu, sebagaimana telah dididik oleh para pendahulu kita sampai menjadi

seperti sekarang ini.

Orang muda Katolik memerlukan bimbingan dari para pendamping (Dwi

Harsanto, 2012: 1). Maka orang muda Katolik perlu diberi dukungan dan motivasi

agar mampu meneruskan misi Gereja masa kini dan masa yang akan datang.

Serentak dengan itu semua, orang muda juga berhadapan dengan zaman yang

semakin maju dengan berbagai dampak positif dan negatif, misalnya kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan informasi yang luar biasa. Namun di balik itu semua,

modernitas juga membawa pengaruh buruk bagi perkembangan orang muda

Katolik (Hardjana, 1993: 61), sehingga muncul paham-paham baru seperti

konsumerisme dan hedonisme. Konsumerisme berasal dari bahasa Latin consumer,

yang berarti memakan, menghabiskan, menelan. Konsumerisme adalah sikap dan

dorongan untuk memakan dan menghabiskan produk-produk yang ditawarkan.

Sedangkan Hedonisme berasal dari bahasa Yunani hedone yang berarti kenikmatan. Hedonisme merupakan sikap dan dorongan untuk mendapatkan kenikmatan

melalui pemanfaatan segala yang dikira dapat mendatangkan kenikmatan dan

kepuasan (Hardjana, 1993: 63). Produk-produk teknologi membuat orang muda

semakin gaya dan trendi. Mereka tidak lagi duduk manis menonton televisi dan

membaca koran di rumah seperti yang dilakukan generasi delapan puluhan yang

gagap teknologi, karena mereka cukup search berita di ponsel pintarnya. Mereka juga tidak berminat dengan urutan berita yang disajikan media, mereka lebih suka

(35)

sesuatu yang diinginkan dengan mudah dan cepat tanpa harus bekerja keras untuk

mendapatkannya. Hal ini merupakan gaya hidup generasi sembilan puluhan yang

bisa disebut generasi Y dan generasi dua ribuan yang disebut generasi Z

(Christovita Wiloto, 2016: 1).

4. Gambaran Perkembangan Orang Muda

Orang muda sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai

manusia menuju masa dewasa. Mereka sedang mengalami proses pertumbuhan

fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral dan religius dan segala

permasalahannya. Berikut ini penulis menyampaikan berbagai macam

perkembangan orang muda yang sedang dihadapi dalam masa pertumbuhan.

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik merupakan gejala paling nampak pada orang muda.

Berkat pertumbuhan fisik itu, anak laki-laki makin menampakkan diri sebagai pria

dan anak-anak perempuan sebagai wanita. Berkaitan dengan pertumbuhan fisik itu

orang muda mempersoalkan cepat-lambatnya pertumbuhan. Mereka dicemaskan

oleh tingkat kecepatan yang tidak biasa, tidak ideal, entah karena terlalu lambat

tidak besar-besar, entah karena terlalu cepat tiba-tiba menjadi besar. Mereka juga

mempersoalkan baik-buruknya hasil pertumbuhan fisik mereka.

Orang muda sering gelisah karena pertumbuhan itu tidak mendatangkan

hasil seperti yang mereka harapkan: kaki terlalu panjang, tangan terlalu besar,

rambut di kepala sulit diatur. Mereka sering kali mengeluh karena bentuk

pertumbuhan fisik tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bersama dengan

(36)

sehubungan dengan seks dan pergaulan dengan lawan jenis. Mereka belum mampu

mengambil prilaku yang sesuai dalam mengatasi problem-problem yang ada di

dalamnya. Secara bologis mereka sudah cukup matang untuk pengalaman seksual,

tetapi mereka belum sanggup bertanggungjawab atas hidup perkawinan

(Mangunhardjana,1986: 12).

b. Perkembangan Intelektual

Perkembangan intelektual tampak pada gejala-gejala perubahan dalam

perkembangan mental, dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa

kanak-kanak dan orang muda mulai berpikir dengan sikap orang dewasa. Mereka tidak

hanya berpikir dengan konsep konkret saja, tetapi juga dengan

konsep-konsep yang lebih abstrak. Konsep yang lebih abstrak ini akan nampak pada

kata-kata yang mereka ucapkan dan pertambahan kosakata-kata yang mereka gunakan dalam

pergaulannya. Mereka mulai bersikap dan berpikir secara kritis. Dengan kecakapan

berpikir abstrak dan kritis itu, orang muda menggali pengertian tentang diri mereka

sendiri, membentuk gambaran mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka.

Maka, untuk bisa mendapatkan keberanian mental semacam ini, orang muda harus

mencoba membawa diri ke kehidupan yang lebih baik, jujur dan dapat dipercaya

(Mangunhardjana,1986:13).

c. Perkembangan Emosional

Perkembangan emosional orang muda ada hubungannya dengan

perkembangan fisik. Karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada

keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh mereka. Perkembangan emosional

(37)

yang cepat (mungkin dalam suatu saat penuh semangat, tetapi tiba-tiba semangat

itu hilang sama sekali), terjadinya sikap-sikap masa bodoh, keras kepala dan

tingkah laku yang tidak menunjukan keceriaan atau lesu. Dengan munculnya

berbagai macam gejolak yang mereka rasakan, lama-lama mereka dapat

menangkap berbagai emosi dan memahami arti kata-kata yang berhubungan dengan

perasaan-perasaan positif seperti: bahagia, senang, bersemangat, puas, berani,

optimis, cinta, percaya diri, terharu, terdukung, bangga, dan perasaan negatif

seperti: marah, malu, bingung, sepi, takut pesimis, cemas, apatis. Masalah yang

dihadapi orang muda di sekitar perkembangan emosionalnya adalah bagaimana

menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan mengarahkannya.

Dalam rangka perjuangan di sekitar emosi yang meluap-luap dalam hatinya itu,

orang muda kerap nampak mengambil berbagai macam tingkah laku, entah untuk

mengatasi emosi atau sekedar untuk menghindari dan melupakannya

(Mangunhardjana, 1986: 13).

d. Perkembangan Sosial

Perkembangn sosial orang muda menyangkut perluasan jalinan hubungan

dengan orang lain. Dengan melewati umur kanak-kanak dan berkat pertumbuhan

fisik mereka, pergaulan orang muda tidak terbatas lagi dengan orang-orang dalam

lingkungan keluarga, tetapi meluas ke teman-teman sebaya, orang-orang di

lingkungan tempat tinggal dan masyarakat luas. Masalah-masalah penting yang

dihadapi orang muda sehubungan dengan perkembangan sosial ialah

masalah-masalah di sekitar pergaulan mereka dengan teman-teman seperti: cara masuk

(38)

pengaruh-pengaruh kelompok dan peranan mereka dalam kelompok, seperti:

penerimaan diri oleh kelompok, penghargaan kelompok dan macam keterlibatan

yang diberikan kepada mereka oleh kelompok (Mangunhardjana, 1986: 14).

e. Perkembangan Moral

Perkembangan moral membawa orang muda ke dalam tingkat hidup yang

lain dari pada masa sebelumnya. Pada masa kanak-kanak, bagi mereka hidup terasa

sederhana. Ada hal-hal yang jelas-jelas baik dan buruk. Ada tindakan-tindakan

yang jelas-jelas benar dan salah. Dan semua itu ada jaminannya pada orang tua,

guru, atau tokoh lain seperti para pemuka kemasyarakatan dan keagamaan. Dengan

bertambah umur dan masuk dalam kelompok orang muda, para muda-mudi

mengalami perubahan sikap. Mereka mempertanyakan dan ingin mengetahui

dasar-dasar mengapa hal-hal dan tindakan-tindakan itu baik atau buruk. Mereka ingin

mendapat kejelasan mengapa tokoh-tokoh itu mempunyai kewibawaan untuk

menentukan apa yang baik dan apa yang buruk. Tambahan pula dengan bertambah

luasnya pergaulan, orang muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang

baik dan benar tidak sama. Patokan yang dipegang orang untuk menentukan mana

yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda.

Akibatnya sikap dan tindakan mereka juga berbeda-beda. Itu semua menghadapkan

orang muda pada masalah pencarian patokan moral, yang dapat mereka pergunakan

sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan tidak, mana yang tidak baik dan

tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka gunakan sebagai pedoman

hidup. Masalah-masalah moral tidak hanya terbatas pada diri mereka, tetapi meluas

(39)

keadilan, hak asasi manusia, kebebasan agama, kepentingan umum dan peranan

yang diharapkan dari mereka. Dari sisi lain, muncul masalah panggilan hidup. Oleh

karena menghadapi berbagai kenyataan hidup dan harus mengambil

keputusan-keputusan moral itu, orang muda mengalami berbagai ketegangan batin

(Mangunhardjana, 1986: 14).

f. Perkembangan Religius

Perkembangan religious menyangkut hubungan manusia dengan Yang

Mutlak (Tuhan). Pada masa kanak-kanak kegiatan keagamaan dilakukan karena

diperintah oleh orang tua dan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh pada diri

mereka. Pada umur-umur menjelang dewasa, praktek keagamaan atau ajaran

agama, bahkan mengenai Yang Mutlak sendiri mulai dipertanyakan. Hal ini

dilakukan bukan karena ingin memberontak, tetapi dalam upaya memperoleh

kejelasan perkara dan mencapai taraf kesejatian dalam hubungan dengan Yang

Mutlak. Hal ini membawa orang muda ke suatu krisis yang harus dijawab secara

mendalam. Karena mereka ingin mengetahui segi-segi yang paling mendalam

tentang Yang Mutlak, hubungannya dengan manusia dan dunia, pengaruh-Nya

dengan hidup sekarang dan yang akan datang (Mangunhardjana, 1986: 15-16).

C. Hidup Menggereja

1. Situasi Hidup Menggerja Orang Muda Katolik

Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai tahap dalam

pembentukkan kepribadian manusia dalam proses mencari jati diri. Posisi generasi

muda dalam Gereja dan bangsa adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan Gereja

(40)

merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dan akan

memperkembangkan Gereja dan bangsa.

Keterlibatan orang muda dalam Gereja umumnya sama dengan peranan

kaum awam yaitu sebagai warga Gereja yang tidak ditahbiskan atau orang-orang

yang beriman Kristen, karena pembaptisan menjadi anggota Tubuh Kristus. Orang

muda Katolik mempunyai tugas yang penting bagi tumbuh kembangnya Gereja dan

bangsa masa kini. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk menyadarkan orang

muda pentingnya hidup menggereja bukan hanya di altar Gereja namun sampai

pada tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari (Papo, 1990: 40). Semakin

banyak orang muda yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja itu berarti hidup

menggereja orang muda dikatakan hidup dan berkembang.

Hidup menggereja adalah hidup menampakkan iman. Setiap kegiatan

mengambil bagian dalam hidup beriman adalah hidup menggereja. Dalam Gereja

Katolik, hidup menggereja merupakan wujud nyata dari tugas-tugas Gereja. Ada 5

Tugas Gereja, yakni Gereja yang menguduskan (liturgia), Gereja yang mewartakan (kerygma), Gereja yang mempersatukan (koinonia), Gereja yang melayani (diakonia), dan Gereja yang memberi kesaksian (martyria). Sebagai orang muda Katolik yang juga merupakan bagian dari anggota Gereja perlu mengambil bagian

dan terlibat dalam kehidupan menggereja. Dalam hidup menggerja orang muda

Katolik dapat terlibat dalam perayaan-perayaan liturgis (liturgia) seperti memimpin ibadat sabda, menjadi lektor dan pemazmur, memeriahkan perayaan ekaristi

sebagai koor dan organis. Orang muda Katolik juga turut serta dalam

(41)

pendalaman iman baik sebagai fasilitator maupun peserta, mendampingi katekese

para calon baptis dan komuni pertama maupun penguatan. Menghadirkan dan

membangun persekutuan dalam kelompok orang muda Katolik (koinonia) juga perlu diwujudkan seperti kegiatan Indonesia Youth Day (IYD) untuk memperkokoh persatuan. Orang muda Katolik juga dapat mengambil bagian dalam tugas

pelayanan terhadap sesama (diakonia) seperti membuat posko sosial, kunjungan ke rumah sakit, penjara, dan tempat rehabilitasi. Sebagai murid-murid Kristus, para

orang muda Katolik juga dapat menjalankan tugas Gereja untuk memberi kesaksian

(martyria) misalnya mewujudnyatakan amal kasih dalam kehidupan sehari-hari. Kelima tugas Gereja inilah dasar dari hidup menggereja yang perlu diperhatikan

dan diupayakan oleh setiap umat beriman terutama orang muda Katolik sebagai

penerus dan harapan masa depan Gereja (Bagiyowinadi, 2003: 133).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa orang muda perlu mengambil

bagian dalam lima tugas Gereja, namun yang menjadi pokok bahasan pada bagian

ini adalah koinonia dan diakonia. Penulis merasa dua tugas Gereja tersebut menjadi bagian yang khas dari orang muda. Orang muda memiliki energi untuk membangun

persaudaraan dalam paguyuban. Di sisi lain mereka juga memiliki semangat yang

membara untuk melayani sesama di sekitar tempat mereka berada. Tugas Gereja

mempersatukan (koinonia) merupakan tugas untuk menghimpun dan menjalin persaudaraan murid-murid Kristus. Hidup dalam persaudaraan berarti membina

himpunan hidup yang saling mengasihi. Bersatu atas dasar relasi dengan Kristus.

Persaudaraan yang diharapkan adalah persaudaraan yang sepakat bagi keselamatan

(42)

berpusat pada kehadiran Yesus Kristus seperti persatuan manusia dengan Allah

melalui Yesus Kristus dalam kuasa Roh Kudus. Paguyuban ini dilakukan dalam

menghayati hidup menggereja baik dalam Gereja maupun masyarakat. Oleh karena

itu, orang muda Katolik diharapkan dapat menciptakan kesatuan dengan sesama

baik itu antar umat lingkup Gereja maupun lingkungan tempat tinggal. Orang muda

menjadi pemeran utama dalam menjalin paguyuban untuk saling melayani,

mengupayakan perdamaian, cinta kasih, kerukunan baik dalam Gereja maupun

masyarakat luas.

Tugas Gereja melayani (diakonia) merupakan tugas supaya umat Katolik terlebih orang muda mampu untuk mewujudkan imannya. Perwujudan iman dapat

dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Wujud nyata dari tugas pelayanan ini

adalah amal kasih seperti tertulis dalam Injil Matius 25:35-36,40. Pesan Injil inilah

yang seharusnya sebagai pendorong dan semangat pelayanan oleh orang muda.

Melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani khususnya pada mereka yang kecil,

lemah, miskin, tersingkir, dan difabel diharapkan mampu merasakan perasaan,

kegelisahan dan keluh kesah orang yang dilayani. Oleh karena itu orang muda

Katolik diharapkan bekerjasama dalam kasih, terbuka, penuh empati, partisipatif

dan penuh keikhlasan hati untuk melayani sesama demi kepentingan seluruh umat

dan Kerajaan Allah semakin dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia.

2. Relevansi Pendampingan Iman Orang Muda Katolik Demi Peningkatan Keterlibatan Hidup Menggereja

Orang muda merupakan ahli waris dan masa depan Gereja dan bangsa.

(43)

menerima tongkat estafet bangsa dan Gereja (Magunradharjana, 1986: 1). Orang

muda akan menjadi pemegang peranan yang utama dalam memperkembangkan

bangsa sehingga bangsa menaruh harapan penuh kepada mereka. Di samping itu,

mereka juga merupakan harapan Gereja untuk meneruskan tugas perutusan di dunia

yaitu mewujudkan Kerajaan Allah bagi semua umat seperti dalam Injil Matius 28:

19 “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Cahyadi, 2009: 21). Karena

peranan orang muda sangat penting bagi perkembangan Gereja dan bangsa, maka

mereka sangat perlu disiapkan dan didampingi untuk mempersiapkan diri

mengemban tugas perutusan. Pendampingan iman orang muda perlu secara relevan

dan tetap menghormati segi pontesi yang ada dalam diri, sehingga mereka sampai

pada kedewasaan Kristiani.

Pendampingan orang muda mempunyai peranan yang sangat penting tidak

hanya untuk mendapatkan informasi, tetapi juga menjadi penggerak perubahan ke

arah yang lebih baik, pemberi harapan, pembangun perdamaian dan menjadi suara

hati yang jernih bagi masyarakat. Pendampingan tersebut diusahakan bagi orang

muda dalam mempersiapkan mereka sebagai pribadi-pribadi yang siap menjadi

pelaku pembaharuan dalam masyarakat dan Gereja (KKKWI, 2014: 70).

Pendampingan iman orang muda Katolik merupakan tugas pastoral Gereja

yang bertujuan untuk melibatkan diri dalam hidup, pelayanan, karya Gereja dan

masyarakat. Karya pastoral orang muda hendaknya mendorong orang muda Katolik

meninggalkan zona nyaman dan menuju zona yang penuh cahaya, semangat untuk

memperbaiki situasi kehidupan mereka dan terlibat aktif dalam setiap karya

(44)

manusia tidak datang untuk dilayani namun untuk melayani, untuk memberikan

nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10: 45).

Pendampingan iman juga diharapkan mengarah pada hidup beriman secara

penuh. Hidup beriman yang dimaksud di sini bukan hanya memahami kehendak

Tuhan dalam segala bidang. Orang beriman bukan hanya orang yang rajin berdoa

dan tertib menaati aturan doa dan ibadat. Orang beriman juga bukan hanya orang

yang hidup moralnya baik. Hidup beriman bukan hanya ditandai oleh perilaku

hidup etika dan moral yang bercirikan agama yang dianutnya. Memang itu semua

baik, namun bukan merupakan inti dari hidup beriman. Inti hidup beriman adalah

berkata “ya” secara total pada Tuhan. Dia mengakui dan menerima Tuhan sebagai

satu-satunya penyelamat. Orang beriman adalah orang yang terlibat dan setia pada

Tuhan secara nyata dalam hidupnya (Hardjana, 1993: 60). Artinya iman yang dapat

membawa seseorang untuk bertindak secara nyata untuk melayani sesama. Hidup

beriman bukan hanya sebatas ruang lingkup Gereja atau hidup keagamaan yang

sempit saja. Akan tetapi meliputi sikap dan tindakan kita dalam hidup sehari-hari.

Maka, karya pelayanan orang muda tidak hanya menanggapi panggilan Kristus

namun juga turut serta mewartakan kesaksian iman bahwa Allah menjumpai

manusia dalam dan melalui pribadi Yesus Kristus (KKKWI, 2014: 54) Dengan

demikian pendampingan iman orang muda mempunyai peranan yang penting dalam

membantu meningkatkan dan mengarahkan orang muda agar mereka menghayati

imannya yang terlibat aktif dalam hidup menggereja maupun masyarakat.

Selain itu kaum muda mempunyai hak dan kewajiban mendapatkan

(45)

Kristus. Bukan berarti orang muda dapat diperintah untuk melaksanakan segala

tugas dari orang yang lebih dewasa. Orang muda memiliki tanggungjawab sendiri

dalam menjalankan tugas mereka dalam menentukan sendiri cara dan jalan

manakah yang paling baik dan benar untuk mengarahkan dunia dengan semangat

Injil. Maka dalam pendampingan mereka juga perlu dihormati sebagai orang muda.

Pendampingan iman orang muda Katolik tidak hanya hal yang berbau rohani saja,

tetapi mereka juga dipersiapkan sebagai pribadi-pribadi yang dewasa yang siap

melayani sesama sebagai anggota Gereja dan masyarakat. Pendampingan iman

orang muda Katolik perlu mengarah pada semangat dan sikap pelayanan Yesus

Kristus sebagai teladan umat beriman. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk

bersikap seperti Yesus Kristus baik dalam hubungan dengan Tuhan dan pelayanan

terhadap sesama.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pendampingan iman orang muda

Katolik sangat penting dalam membantu orang muda menuju kematangan Kristiani,

yaitu bertumbuh serupa dengan Kristus dan benar-benar mengikuti teladan-Nya

sampai wafat di kayu salib dan bangkit. Pendampingan iman orang muda

merupakan tugas utama Gereja dalam mempersiapkan mereka sebagai penerus

kehidupan Gereja di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

maka diperlukan pendampingan yang sesuai dan memadai bagi mereka dalam

upaya menanggapi kebutuhan dan keprihatinan yang dialami orang muda Katolik

(46)

BAB III

KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK,

KALIMANTAN TIMUR

Pada bab ini, penulis akan menguraikan gambaran umum paroki Kristus

Raja Barong Tongkok. Situasi yang penulis sampaikan berdasarkan pengamatan

penulis sendiri dan dokumen yang diperoleh dari paroki, karena dalam dokumen

tersebut terdapat jumlah umat, stasi dan lingkungan dari paroki itu sendiri sehingga

penulis dapat mengetahui situasi umat berdasarkan dokumen dan pengamatan

penulis secara langsung. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab III ini

adalah sejauh mana orang muda Katolik sudah keterlibatan dalam hidup

menggereja.

Pada bab III ini, penulis membagi menjadi dua pokok bahasan. Bahasan

pertama memaparkan gambaran umum paroki Kristus Raja Barong Tongkok.

Kemudian, pokok bahasan yang kedua membahas penelitian mengenai

pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup

menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok.

Pokok bahasan pertama berisi gambaran umum situasi geografis, sejarah,

situasi umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Kemudian, pokok bahasan kedua

berisi mengenai desain penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian,

pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut masing-masing variabel yang

(47)

A. Gambaran umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok 1. Sejarah Singkat Paroki

Roedy Haryo Widjono (2012: 13) “buku Kenangan Hut Paroki ke 75”

menguraikan awal mula berdirinya paroki hingga sekarang. Sejarah Gereja Katolik

di Kalimantan Timur yang dimulai pada tahun 1907 di desa Laham yang

mengutamakan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitarnya karena

masyarakat di desa Laham merupakan suku Dayak di pedalaman yang belum

mendapatkan perhatian dari pemerintah. Tahun 1929 pusat Misi dipindahkan dari

Laham ke Tering dengan program yang sama. Tahun 1936 diadakan peluasan

wilayah Misi, sampai pada dataran Tunjung dengan Pastor M. Schoots, MSF

sebagai pastor pertama yang diangkat oleh pastor M. Gloudemans, MSF. Pada

tanggal 14 April 1936 pastor M. Schoots, MSF mengadakan kunjungan pertamanya

selama 3 minggu dengan berjalan kaki. Beliau mendapat kesan yang baik dari

umatnya dan ia sempat membaptis beberapa orang yang berada dalam sekratul

maut. Kunjungan Mgr. H. Valenberg (Administrator Apostolik) pada bulan

Februari 1937 amat mendukung dibukanya Misi di Dataran Tunjung dengan pusat

di Barong Tongkok. Tanggal 20 Juni 1937 pastor MSF mengunjungi Raden

Amojoyo (camat Melak) untuk meminta ijin membuka paroki dan sekolah, dan dia

diberi ijin. Tanggal 3 Agustus 1937 pastor J. Romeiji, MSF (kepala MSF), pastor

M. Schoots, MSF (pastor paroki) dan pastor A. Gielens, MSF (pengawas

sekolah-sekolah Katolik) mengunjungi Barong Tongkok dari Melak untuk meneruskan

batas tanah bangunan pusat Misi yang juga disetujui oleh Residen Tenggarong dan

(48)

persetujuan tersebut, misi dimulai pada tanggal 28 Desember 1937 oleh pastor M.

Schoorts, MSF pindah ke Barong Tongkok dan mulai saat itu didirikannya paroki

di Barong Tongkok yang meliputi seluruh daerah Tunjung. Sebagi pelindung Pastor

memilih nama “Kristus Raja” dengan harapan bahwa Kristuslah yang merajai

daerah Tersebut.

Pastor-pastor yang pernah berkarya di paroki “Kristus Raja” Barong

Tongkok, adalah pastor M. Schoorts, MSF (1936-1939 di lanjutkan 1948- 1953),

pastor J. Romeijin, MSF (1939-1952), pastor J. Wiegers, MSF (1950-1965), pastor

F. Huneker, MSF (1952-1954 dilanjutkan tahun 1960-61), pastor Padberg, MSF

(1953-1954 dilanjutkan 1959-1961), pastor J. Spitters, MSF (1953-1954), pastor L.

ernsend, MSF (1954-1959 dilanjutkan 1961-1962), pastor H.V. Sombroek, MSF

(1962-1962), pastor W. Tax, MSF (1964-1965), pastor M. Coomans, MSF

(1965-1969) pastor H. V. kleijnenbreugel (1965-1993), pastor P. Sinnema, MSF

(1993-2005) pasror Andi Savio Mering, MSF (Tahun 2005-2007), pastor Cahyo

Yosoutomo, MSF tanggal 1 Desember (2007-2012) dan pastor Muratmo dari tahun

2013 hingga sekarang.

2. Letak Geografis Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Paroki Kristus Raja Barong Tongkok berada di daerah dataran tinggi

Tunjung tepat di pusat kota kabupaten Kutai Barat yang berjarak sekitar 300 km

dari kota Samarinda tempat Keuskupan berada. Paroki ini berada di tengah

pemukiman masyarakat karena di sekitarnya terdapat rumah-rumah warga. Di

sebelah Timurnya terdapat Sekolah Dasar Katolik dan di sebelah Utaranya terdapat

(49)

di pusat Kota dan mudah dijangkau oleh umat karena berada di pinggir jalan

persimpangan antara jalan menuju ke Busur dan Simpang Raya.

3. Situasi Umum Umat Kalotik di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Untuk mendapat gambaran situasi umat di paroki, penulis menggunakan

sumber dari dokumen paroki yaitu data umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok.

Umat Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok secara keseluruhan berjumlah

2265 KK. Jumlah umat yang sudah cukup banyak ini terdiri dari 22 stasi yang

berada di luar pusat Kota dan 3 wilayah berada di dalam pusat Kota. Tiga wilayah

tersebut wilayah Sentrum, Busur dan Simpang Raya. Sedangkan 22 stasi yang

berada di laur pusat kota yaitu stasi Ombau, Geleo, Ngenyan, Bohoq, Mencimai,

Eheng, Terajuq, Temula, Keay, Tepulang, Jengan Danum, Lumpaq Dahuq, Muara

Tokong, Benung, Engkuni-Pasek, Samarinda 2, Asa, Juas Asa, Pepas Asa, Gesaliq

dan Sentaral.

Untuk mendapat gambaran situasi umat secara keseluruhan. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan oleh penulis dan dari dokumen paroki, bahwa jarak

stasi dengan paroki sangat jauh. Hal demikian sangat memperihatinkan bagi tenaga

yang ada di paroki karena hanya ada 1 pastor paroki, 1 frater dan 1 bruder. Tentu

tenaga yang sedikit ini tidak mampu melayani secara penuh. Bahkan ada beberapa

stasi yang memang sulit dijangkau sama sekali apalagi terhambat oleh musim hujan.

Stasi-stasi yang sulit yang jauh tersebut biasanya di layani oleh katekis relawan dari

stasi itu sendiri. Terkadang frater atau bruder dan juga kadang-kadang pastor paroki

melayani stasi-stasi di luar kota tersebut. Kegiatan yang biasanya dilakukan di

(50)

Sabda biasanya di pimpin oleh katekis volunteer/relawan, misa Jumat pertama, misa

Jumat pertama juga biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah (SD, SMP, STM),

kursus persiapan perkawinan (KPP), sekolah minggu, latihan koor, doa kelompok

misdinar, komunitas kaum muda (Komka), pendalaman iman bagi pasangan suami

istri (pasutri). Ada juga kegiatan yang tidak rutin biasanya dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan paroki atau hari raya

a. Mata Pencaharian Umat

Mata pencaharian umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok bervariasi

mulai dari guru, pegawai, pedagang toko, buruh, dan petani. Mayoritas mata

pencaharian umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok adalah petani, pegawai,

guru, buruh dan pedagang toko. Yang bekerja sebagai pegawai adalah umat yang

tinggal di daerah kota sedangkan buruh dan petani adalah umat yang tinggal di

daerah desa.

a. Segi-segi Kehidupan Umat

1) Segi ekonomi

Kehidupan ekonomi umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok termasuk

menengah ke bawah hal ini terlihat dari pemukiman penduduk yang berada di

daerah yang jauh dari pusat paroki dengan rumah kayu dengan kualitas yang bagus

dan tidak bagus. Sedangkan umat yang termasuk golongan menengah dan

menengah ke atas adalah guru, pegawai, pengusaha, pedagang toko. Sedangkan

golongan bawah adalah buruh dan petani. Golongan menengah ke bawah sangat

membutuhkan perhatian dari paroki terutama bagi anak-anak mereka yang

(51)

perbedaan ekonomi umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok tidak menjadi

penghalang bagi mereka untuk menjalin persaudaraan dan kebersamaan dalam

Kristus Roedy Haryo Widjono (2012: 32).

2) Segi Pendidikan

Tingkat ekonomi sosial umat mempunyai pengaruh bagi tingkat pendidikan.

Ada yang memiliki pendidikan tinggi ada pula yang hanya sampai pada tingkat

pendidikan SD, SMP, dan SMA. Pengaruh itu disebabkan oleh tingkat pendapatan

ekonomi rumah tangga yang berbeda-beda, sehingga sangat mempengaruhi segi

pendidikan. Memiliki pendapatan ekonomi yang lebih tinggi dapat memberikan

pendidikan kepada anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan yang

memiliki pendapatan rendah berat untuk memberikan pendidikan untuk

anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi dan anak-anak sering mengutamakan membantu

orangtua mereka dari pada belajar di Sekolah. Namun sekarang pemerintah

mengharuskan tercapainya program wajib belajar 9 tahun. Maka, Pemerintah

Daerah memberikan bantuan bagi anak-anak SD dan SMP dengan sekolah gratis.

Sedangkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di Kutai Barat telah ada

Politeknik Sendawar, dengan jurusan administrasi bisnis, teknik sipil dan teknik

mesin. Lulusan Poltek sudah banyak yang bekerja di Kutai Barat. Diharapkan

seiring perkembangan, kelak ada perguruan tinggi Negeri dan Sekolah Tinggi

(52)

4. Karya-karya Pastoral Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

a. Karya Patoral Paroki

Karya pastoral yang diselenggarakan paroki Kristus Raja Barong Tongkok

cukup banyak. Berbagai kegiatan yang sering diadakan oleh paroki yang

merupakan bagian dari karya pastoral yaitu Natal, Paskah, Misa pemuda, Rosario,

pendalaman Kitab Suci, dan sering juga diadakannya lomba-lomba untuk

merayakan bulan Kitab Suci setiap bulan September dengan berbagai kegiatan,

misalnya lomba baca Kitab Suci, kuis Kitab Suci. Kemudian untuk memperingati

Hut Paroki biasanya diadakan perlombaan olahraga seperti volleyball, futsal, dan

badminton. Pada Hut Paroki sering diadakan pembagian sembako bagi orang-orang

miskin.

Namun bukan sampai di situ saja pastor paroki juga turut serta melayani

umat yang ada di Stasi. Dalam setiap kunjungan pastor selalu mengikut sertakan

seksi pewartaan untuk melatih nyanyian, memutar slide mengajar anak-anak

sekolah minggu, dan mengajar agama pada anak-anak, remaja, dan orang tua. Pada

saat kunjungan di stasi-stasi yang jauh dari pusat paroki biasanya pastor tidak hanya

memimpin Misa, tetapi berbagai kegiatan dilakukan guna membantu umat supaya

semakin berkembang, misalnya dengan belajar agama dari Kitab Kejadian sampai

Kitab Wahyu, memutar slide tentang ekonomi, agama, dan tentang keluarga

(53)

b. Karya Pas

Gambar

Tabel 2 Identitas Reponden
Tabel 3 Pemahaman Orang Muda terhadap Hidup Menggereja
Tabel di atas menunjukkan bahwa 80% responden memahami hidup menggereja
Tabel 4 Keterlibata Orang Muda Katolik (OMK) dalamHidup Menggereja.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang dilakukan oleh Fazlur Rahman, yang memandang latar belakang ayat dan kondisi sosial yang melingkupi masyarakat Mekkah ketika Al-Qur’an diturunkan sebagai sesuatu

Total Eksposur, termasuk dampak dari penyesuaian terhadap pengecualian sementara atas penempatan giro pada Bank Indonesia dalam rangka memenuhi ketentuan giro wajib minimum

Istilah ini digunakan untuk menunjukkan pendapat yang paling unggul dalam masalah hikayat periwayatan pendapat mazhab, maksudnya jika para ulama Ashab mengatakan keterangan

Lantip Diat Prasojo dkk, Supervisi Pendidikan ,hlm.84.. pemberian petunjuk tentang cara memajukan proses belajar mengajar di Kabupaten Cirebon. Pengawas PAI diharapkan dapat

Mencegah pastinya lebih baik daripada mengobati untuk itu kita harus benar – benar memberikan pengawasan, penjagaan dan perlindungan pada anak agar anak terhindar dari

Maka dari itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan taraf

• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan alamat luar surat ialah sebagai berikut.. Satuan yang terhormat disingkat

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh sisa anggaran, pendapatan asli daerah, dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal Bidang Pendidikan,