• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran penyuluhan kelompok tani terhadap kemandirian petani di Kelurahan Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar Jurnal Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran penyuluhan kelompok tani terhadap kemandirian petani di Kelurahan Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar Jurnal Skripsi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

PERANAN PENYULUHAN KELOMPOK TANI TERHADAP KEMANDIRIAN PETANI DI KELURAHAN KARANGMOJO,

KECAMATAN TASIKMADU, KARANGANYAR

Oleh : Agung Nugroho

Dosen Pembimbing : Drs. Jefta Leibo, S.U.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan penyuluhan kelompok tani serta untuk mengetahui bagaimana perilaku petani mandiri. Dengan mengetahui arti penting penyuluhan pertanian ini kepada masyarakat diharapkan untuk menjadi bagian dalam usaha pengembangan pertanian di Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan di Desa Karangmojo, Kabupaten Karanganyar. Teori Tindakan Sosial dari Max Weber digunakan untuk mengkaji permasalahan penyuluhan kelompok tani dan perilaku petani mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Digunakan analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dilapangan, dan studi pustaka.

Hasil penelitian menyimpulkan peranan penyuluhan kelompok tani terbagi atas peran fasilitatif, peran edukasional, dan peran teknis. Peranan tersebut diwujudkan melalui pendampingan petani, sosialisasi dan pemberian informasi, riset penyuluh pertanian, dan pemberian bantuan kepada petani. Semua informan penelitian menanam padi, karena kebanyakan program penyuluhan ditujukan untuk petani padi. Petani mandiri di Desa Karangmojo dibagi atas dua karakteristik, petani mandiri rasional, dan petani mandiri tradisional. Dalam indikator strategi pemecahan masalah semua petani mandiri tergolong rasional. Penerapan teknologi baru petani mandiri rasional dengan menggunakan mesin semprot, dan penanam padi. Sedangkan petani tradisional masih menggunakan alat manual dengan alat semprot pegas. Pemasaran hasil panen petani rasional dengan melakukan pengolahan hasil padinya terlebih dahulu. Sedangkan petani tradisional langsung dengan sistem penjualan tebas. Investasi yang dilakukan petani mandiri rasional dengan membeli ternak atau menyewa sawah lebih luas. Lain hal dengan petani mandiri tradisional yang usaha pertanianya masih dalam skala kecil. Keaktifan dan realisasi program kegiatan kelompok tani nampak pada orientasi melakukan program kegiatan kelompok tani, intensitas mengikuti pertemuan kelompok tani, dan pemahaman petani akan program yang sedang direalisasikan.

(2)

commit to user

2 A.Pendahuluan

Indonesia adalah negara agraris, sektor pertanian mendominasi kegiatan perekonomian pedesaan. Di Indonesia terdapat lebih dari 70.000 desa yang potensi pertanian cukup baik untuk menggerakan perekonomian masyarakat. Pertanian sendiri menjadi pangsa pasar tenaga kerja yang cukup besar. Selain itu, Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh direktorat jenderal pengelolaan lahan dan air, Kementerian

Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen) merupakan kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha.

Menurut Chairul, masalah utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas sektor pertanian dan pangan adalah lemahnya sumber daya manusia (sdm) petani. Hal itu disebabkan mayoritas petani Indonesia masih

berpendidikan rendah. “sdm sangat berpengaruh dalam menggenjot sumber

daya pertanian. Lemahnya sdm para petani berdampak pada rendahnya produktivitas pertanian. Ini merupakan masalah utama kita dan juga masalah

nasional yang harus dituntaskan,” katanya. Chairul menyebutkan pengaruh

dari rendahnya sdm petani di antaranya ketidaktahuan dalam memilih bibit unggul, mengelola dan menggunakan teknologi untuk pertanian, serta memasarkannya untuk mendapatkan perhatian dari pasar. Untuk memecahkan masalah itu, dibutuhkan peran penyuluh sebagai motor penggerak yang

mengarahkan dan mendampingi petani.

(3)

commit to user

3

kegiatan penyuluhan itu sendiri adalah untuk mewujudkan proses pembelajaran yang mandiri untuk terus-menerus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Penyuluhan juga berfungsi sebagai proses memperkuat daya agar masyarakat semakin mandiri. Proses memperkuat daya ini adalah penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, kelembagaan, maupun sistem atau jejaring antar individu dan kelompok/organisasi sosial (Totok M, 2010).

Salah satu upaya pemberdayaan pertanian adalah melalui Penyuluhan

Pertanian. Margono Slamet dalam Totok Mardikanto (2009) menjelaskan bahwa pokok dari kegiatan penyuluhan adalah pemberdayaan masyarakat. Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan gambaran dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain. Pada tahun 2014 ada 23.771 penyuluh pertanian yang tercatat di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (kemenpan rb), dengan jumlah tersebut masih tes cpns untuk mengisi jabatan penyuluh pertanian masih dibuka untuk 5000 kursi. Menurut Saragih (1998) pengembangan agribisnis pada sektor pertanian di Indonesia merupakan tuntutan perkembangan yang logis dan harus dilanjutkan sebagai wujud kesinambungan, penganekaragaman dan pendalaman pembangunan pertanian selama ini. Dengan ini pula dibutuhkan peran serta tidak hanya pemerintah, namun lembaga swadaya masyarakat (lsm) dan swasta untuk melakukan penyuluhan pertanian guna mengembangkan pertanian di indonesia.

Dengan demikian pemberdayaan petani melalui penyuluhan kelompok tani pertanian merupakan upaya yang penting dilakukan. Dari penelitian yang

berjudul “Peran Penyuluhan Kelompok Tani Terhadap Kemandirian Petani di Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar”

(4)

commit to user

4 B.Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan di Desa Karangmojo, Kabupaten Karanganyar. Teori Tindakan Sosial dari Max Weber digunakan untuk mengkaji permasalahan penyuluhan kelompok tani dan perilaku petani mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Digunakan analisis

interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dilapangan, dan studi pustaka.

C.Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi

Penelitian dilakukan di Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Karangmojo terletak di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Desa Karangmojo adalah daerah yang dapat merepresentasikan bagaimana perilaku petani dan penyuluhan kelompok tani. Petani di Desa Karangmojo mempunyai karakter yang beragam, pola pikir petani pun beragam. Ada petani yang sudah maju, ada yang masih tradisional. Keragaman petani di Desa Karangmojo juga dapat menjadi acuan kemajuan di daerah lain yang kurang maju dan sampai saat ini karakter petaninya masih beragam. Selain itu ilmu yang diterapkan dalam usaha pertanianya pun juga masih sederhana. Kemajuan petani di Karangmojo didukung dengan akses yang dekat dengan pusat Kabupaten Karanganyar. Keberagaman petani di Desa Karangmojo juga ditandai dengan pengkategorian kelompok tani berdasarkan kemampuanya yang beragam pula. Selain itu Desa

(5)

commit to user

5

penyuluh pemerintah dan penyuluh swasta di Desa Karangmojo sangat mendukung penyuluhan kelompok tani karena kedekatan petani yang dibangun antara penyuluh pertanian.

2. Perilaku Petani Mandiri

Perubahan yang dibawa dari penyuluhan kelompok tani nampak pada perilaku petani mandiri. Petani mandiri berdasarkan perilakunya terbagi menjadi dua, petani mandiri rasional dan petani mandiri tradisional. Perilaku petani mandiri rasional dan tradisional diukur melalui

enam indikator. Enam indikator tersebut adalah strategi pemecahan masalah, penerapan tekhnologi baru, maksimalisasi keuntungan/daya jual produk, pemenuhan kebutuhan berbeda/investasi, keaktifan kelompok tani, dan realisasi program kegiatan kelompok tani.

Semua petani mandiri di Desa Karangmojo mempunyai strategi pemecahan masalah yang rasional dan semua merujuk kepada upaya-upaya teknis yang paling efektif. Hal ini dikarenakan mau tidak mau para petani mandiri di Desa Karangmojo harus memperjuangkan usaha pertanianya yang menopang kesejahteraan dan kelangsungan hidup.

Penerapan teknologi baru oleh petani mandiri di Desa Karangmojo sudah beberapa ditemui. Penyuluhan kelompok tani membawa informasi, dan alih teknologi yang semakin berkembang. Ditemui pada petani mandiri di Karangmojo seperti penggunaan mesin penanam padi, dan mesin semprot tanaman. Beberapa teknologi baru pertanian didapat petani mandiri di Desa Karangmojo melalui bantuan dari pemerintah. Selain itu ada petani mandiri yang membeli sendiri mesin semprot tanaman. Perilaku petani mandiri tradisional belum menerapkan teknologi baru pertanian. Penggarapan sawah masih menggunakan cara tradisional dan

(6)

commit to user

6

managemen usaha tani. Perilaku petani mandiri rasional dengan adanya masalah pemasaran dengan menjual produk pertanian padi saat harga padi tinggi. Atau diolah terlebih dahulu menjadi padi kering (gabah/wos) atau digilingkan menjadi padi. Perilaku petani mandiri tradisional dalam maksimalisasi keuntungan/daya jual produk pertanian khususnya padi dilakukan dengan sistem tebas. Tanaman padi dijual dalam bentuk tanaman, penentuan harga dilakukan dengan tawar menawar antara petani dan tengkulak/bakul dengan menkira-kira berapa hasil padi yang didapat,

tidak dengan menimbangnya.

Perilaku petani mandiri rasional dalam menggunakan hasil pertanian dalam indikator pemenuhan Kebutuhan Lain/Investasi lebih maju dari pada petani mandiri tradisional. Petani mandiri rasional menggunakan hasil dari usaha pertanian selain untuk kebutuhan sehari-hari juga digunakan untuk memberli mesin atau alat pertanian. Petani mandiri rasional di Desa Karangmojo juga meninvestasikan hasil pertanianya untuk menyewa lahan lebih luas lagi guna menambah pendapatan. Selain itu juga digunakan untuk membeli ternak, seperti sapi. Secara umum petani mandiri tradisional menggunakan hasil panenya hanya untuk kebutuhan sehari-hari. Padi hasil panen hanya untuk konsumsi pribadi, sisanya dijual untuk menggarap sawah lagi. Luasan sawah yang digarap juga hanya sedikit. Tidak ada inisiatif untuk mengembangkan usaha pertanianya lebih luas.

Yang menjadi indikator dimana kelompok tani dikatakan aktif, dan yang kurang aktif adalah antusiasme anggota kelompok tani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani. Perilaku petani mandiri rasional untuk aktif dalam kegiatan kelompok tani terlihat dari bagaimana seorang petani

(7)

commit to user

7

petani mandiri tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebagai alat untuk mengajukan bantuan hibah usaha pertanian.

Berbeda dengan indikator Keaktifan Kelompok Tani yang terlihat dari masing-masing petani mandiri dalam menyikapi kelompok tani, realisasi kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama antar anggota untuk bagaimana program penyuluhan dapat diwujudkan secara bersama-sama. Perilaku petani mandiri rasional dalam merealisasikan kegiatan kelompok tani dinilai dari orientasi dalam menjalankan suatu program

kegiatan. Orientasi petani mandiri rasional dalam merealisasikan program kegiatan kelompok tani berdasarkan kesadaran bahwa kegiatan kelompok tani akan memajukan usaha pertanianya. Anggapan bahwa kegiatan kelompok tani akan memajukan usaha pertanian nampak pada tanggapan positif dari petani mandiri akan kegiatan kelompok tani. Perilaku petani mandiri tradisional dalam merealisasikan kegiatan kelompok tani kurang bagus. Realisasi program kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama antar anggota kelompok. Kelompok Tani Makmur 1 kurang melembaga terhadap anggotanya, yang menjadikan program kegiatan Kelompok Tani Makmur 1 terkesan sebatas formalitas. Tidak hanya untuk anggota Kelompok Tani Makmur 1 saja, namun juga untuk petani mandiri yang tergolong tradisional. Orientasi realisasi program kegiatan kelompok tani hanya untuk mendapatkan bantuan.

3. Peranan Penyuluhan Kelompok Tani

Peran fasilitatif penyuluh pemerintah yang bertugas di Desa Karangmojo, dalam penyuluhan kelompok tani dalam memajukan petani mandiri dilakukan melalui pendampingan pengajuan bantuan hibah alat pertanian, pupuk, maupun uang. Penyuluh pemerintah juga mengadakan

pertemuan kelompok tani yang berkoordinasi dengan aparat desa dan penyuluh swasta atau lembaga lain yang berkepentingan. Peran fasilitatif penyuluh swasta ditunjukkan dengan pemberian bantuan obat tanaman.

(8)

commit to user

8

sosialisasi yang dilakukan penyuluh pemeirntah maupun penyuluh swasta di Desa Karangmojo tidak hanya dilakukan saat pertemuan kelompok tani saja, namun juga dilakukan saat penyuluh bertemu petani mandiri di sawah, ataupun petani mandiri yang datang kerumah penyuluh untuk bertanya mengenai masalah tanaman. Peran edukasional yang dilakukan penyuluh pemerintah mengacu pada program penyuluhan dari Dinas Pertanian. Program penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh swasta mengacu pada produk obat pertanian yang dipasarkan. Penyuluh swasta

memberikan informasi dan sosialisasi mengenai produk yang dipasarkan. Peran Teknis ini merupakan peran dimana penyuluh pertanian melakukan kegiatan teknis di lapangan yang berhubungan dengan tanaman. Selain melakukan pemantauan lapangan, penyuluh juga melakukan riset dalam peran teknisnya. Peran teknis yang dilakukan penyuluh pertanian pemerintah dengan memantau tanaman padi yang sedang digarap petani mandiri dengan sistem Jajar Legowo dan riset melalui pengalaman pemantauan tanaman petani mandiri. Riset yang dilakukan penyuluh swasta mengacu pada produk obat pertanian yang dijual kepada petani mandiri. Namun, riset yang dilakukan penyuluh swasta hanya sebatas pengalaman pengamatan tanaman petani. Riset secara langsung, ditangani bagian riset di kantor pusat di Jakarta.

4. Peran Penyuluh Bagi Petani Mandiri

Sejalan dengan penyuluhan dalam kelompok tani, tindakan petani mandiri selain diarahkan kepada petani mandiri lain sebagai reaksi terhadap situasi sosial, juga diarahkan kepada penyuluh sebagai hubungan antar bagian dalam struktur masyarakat petani di Desa Karangmojo. Bagi petani mandiri rasional penyuluhan kelompok tani dianggap penting, sebaliknya

(9)

commit to user

9

membuat pupuk oraganik. Pak Ngimron menuturkan memang terdapat perbedaan tindakan petani mandiri tradisional dan petani mandiri rasional meskipun Pak Ngimron sudah melakukan pendekatan secara persuasif. Perbedaan tindakan antara petani mandiri tradisional dan petani mandiri rasional nampak pada keaktifanya mengikuti pertemuan kelompok tani, karena salah satu sarana penyuluhan ketika diadakan pertemuan kelompok tani.

Selain kedekatan dengan penyuluh, kerjasama antara penyuluh dan

petani mandiri merupakan salah satu faktor berhasilnya penyuluhan kelompok tani. Tidak sebatas masalah pendekatan penyuluh dengan petani mandiri, namun tindakan petani mandiri dalam merespon penyuluhan adalah faktor yang sebenarnya paling penting. Penyuluh dengan kesediaanya melakukan penyuluhan secara optimal, begitu pun petani mandiri yang aktif dan mempunyai inisiatif mengembangkan pertanianya dengan sarana kelompok tani.

Petani mandiri rasional aktif dalam kegiatan kelompok tani, dan mempunyai inisiatif untuk mengembangkan usaha pertanianya ataupun dalam peningkatan pendapatan dengan sarana lain yang masih berhubungan. Sedangkan petani mandiri tradisional kurang aktif dalam kegiatan kelompok tani dan enggan mengembangkan usaha pertanianya, terlepas dari keterbatasanya. Sikap tindakan petani mandiri tradisional menjadi salah satu hambatan penyuluh. Disampaikan oleh Pak Larsito Kepala Urusan Pembangunan Kelurahan Karangmojo. Memang terdapat sikap tindakan petani mandiri yang susah untuk sadar akan pentingnya kelompok tani, terlihat dari antusiasme yang umumnya enggan mengikuti kegiatan kelompok tani, jika pun pada pertemuan datang, itu karena ada

pembagian bantuan atau hal penting lain yang dibutuhkan petani mandiri secara teknis.

5. Pembahasan

(10)

commit to user

10

daripada yang lain. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Tindakan sosial ini semestinya dipahami dalam hubunganya dengan arti subjektif yang terkandung didalamnya, maka diperlukan metode untuk mengetahui arti subjektif itu

secara objektif dan analitik. Rasionalitas bagi Weber adalah sebuah acuan dimana aspek-aspek subjektif perilaku dapat dinilai secara objektif. Hal tersebut nampak dalam bagaimana seseorang menentukan pilihan

Tindakan sosial pada petani mandiri di Desa Karangmojo diarahkan kepada petani mandiri lain anggota kelompok tani dan kepada penyuluh pertanian. Tindakan sosial yang bermakna subjektif dirasionalkan yang mengacu pada tindakan logis yang dilakukan petani berdasarkan motif tertentu. Tindakan logis yang seharusnya dilakukan petani mandiri didasarkan pada aksi dan reaksi yang bersifat prosedural. Seperti aksi/tindakan petani dalam mengolah sawahnya dengan perhitungan ekonomi dan logika dasar bahwasanya investasi maupun teknologi maju yang digunakan dapat membuat petani mandiri lebih berkembang. Reaksi logis yang timbul melalui penyuluhan kelompok tani membuat petani lebih aktif, mempunyai inisiatif, dan berkembang. Namun tidak demikian dengan kenyataanya, petani mandiri mempunyai makna subjektif atas tindakanya yang berbeda-beda dalam lingkup kelompok tani. Makna subjektif dari tiap tindakan petani mandiri yang berbeda-beda ini disikapi secara objektif karena petani mandiri mempunyai dasar dalam

melakukanya

(11)

commit to user

11

tradisional. Tidak ada petani yang sepenuhnya rasional dan sepenuhnya tradisional. Beberapa keadaan menekan petani untuk bertindak lebih rasional, dan ada saat petani mandiri yang membuat keadaan sendiri. Terlepas dari hal ini, petani mandirilah yang sepenuhnya menentukan tindakanya berdasarkan makna subjektif

Seorang petani mandiri tidak bisa disimpulkan bahwa seutuhnya seorang petani tersebut merupakan petani mandiri tradisional, ataupun petani mandiri rasional. Teori Tindakan Sosial hanya menjelaskan setiap

tindakan yang dipilih petani dengan indikator tertentu yang kemudian dengan tindakan tersebut petani digolongkan menjadi petani mandiri tradisional dan petani mandiri rasional

Substansi dasar dari tindakan sosial adalah tindakan tersebut merupakan sebentuk reaksi yang bersifat subjektif yang diarahkan kepada orang lain. Tindakan sosial yang dilihat dari perilaku petani mandiri dilakukanya atas reaksi yang diarahkan kepada petani mandiri lain dan penyuluh pertanian. Beragam tindakan petani mandiri dipengaruhi oleh hubunganya dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian. Hubungan petani mandiri dilembagakan melalui kelompok tani. Dalam kelompok tani setiap petani mandiri berhubungan dengan petani mandiri lain, dengan pola hubungan yang berbeda pada setiap petani mandiri. Setiap tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada petani mandiri lain merupakan bentuk reaksi atas perilaku petani mandiri lain.

Tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada petani mandiri lain yang dilembagakan dalam kelompok tani bersifat kelompok. Tindakan seseorang yang diarahkan kepada kelompok, tindakan petani mandiri yang diarahkan pada petani mandiri lain dalam satu kelompok tani. Tindakan

(12)

commit to user

12

manfaat bagi petani mandiri. Sedangkan dalam realisasi kegiatanya petani mandiri tradisional menunjukkan tindakan ketidak pedulian akan program kegiatan kelompok tani, anggapan bahwa program yang dilakukan kelompok tani hanya sebatas formalitas, dan pemahaman yang sangat kurang tentang program yang dijalankan kelompok tani. Lain halnya dengan petani mandiri rasional, petani mandiri rasional cenderung bertindak positif dalam menanggapi kelompok tani. Petani mandiri rasional aktif dalam kegiatan kelompok tani. Tindakan aktif dalam

kelompok tani ditunjukkan melalui perilaku antusiasme yang besar dalam mengikuti pertemuan kelompok tani, turut serta dalam diskusi kelompok tani, dan beranggapan bahwa mengikuti pertemuan kelompok tani merupakan kebutuhan baginya. Sedangkan dalam merealisasikan program kegiatan kelompok tani tindakan petani mandiri rasional ditunjukkan melalui perilaku dapat memahami manfaat program yang dilakukan kelompok tani, secara bersama-sama menjalankan kegiatan kelompok tani, dan anggapan bahwa program kegiatan yang dijalan kan kelompok tani akan membawa manfaat bagi dirinya

Tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada penyuluh pertanian secara tidak langsung nampak pada perilakunya yang banyak ditunjukkan dalam indikator strategi pemecahan masalah, penerapan teknologi baru, investasi, dan maksimalisasi daya jual. Terlepas dari positif atau negatif reaksi petani terhadap penyuluh pertanian, perilaku petani yang ditunjukkan melalui indikator tersebut merupakan tindakan yang ditunjukkan terhadap penyuluh pertanian. Tindakan tersebut tidak ditunjukkan secara langsung, namun dapat dilihat melalui perilaku petani mandiri. Perilaku petani mandiri yang diukur melalui keempat indikator

(13)

commit to user

13

informasi ditunjukkan melalui perilaku petani mandiri. Meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi keempat indikator tersebut, seperti kepemilikan modal, dan faktor sumber daya manusia

Disisi lain tindakan petani mandiri yang diarahkan kepada penyuluh pertanian secara langsung ditunjukkan melalui keaktifan kelompok tani, dan realisasi kegiatan kelompok tani. Alasanya adalah penyuluh pertanian adalah penggerak kelompok tani, tanpa ada penyuluh pertanian kelompok tani tidak mempunyai program dan tidak ada kegiatan

kelompok tani. Kelompok tani ada bukan hanya karena terlembaganya hubungan petani didalamnya, namun karena ada prorgam kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang diberikan oleh penyuluh pertanian. Keduanya saling mempengaruhi dan membentuk struktur dalam masyarakat di Desa Karangmojo.

6. Penutup

1. Kesimpulan

Penyuluhan Kelompok Tani merupakan proses perubahan dan pembelajaran. Melalui perannya, petani mandiri di Desa Karangmojo belajar dan hasil dari pembelajaran tersebut membawa perubahan yang lebih baik dalam perkembangan usaha taninya. Peran penyuluhan kelompok tani terbagi atas peran fasilitatif, peran edukasional, dan peran teknis.

Secara garis besar perbedaan antara petani mandiri tradisional dan petani mandiri rasional terletak pada teknis penggarapan sawah dan atau cara berfikir. Petani mandiri tradisional teknis dalam menggarap sawahnya masih sederhana, menggunakan alat yang manual seperti semprot pompa. Manajemen penggarapan sawah juga

(14)

commit to user

14

penggarapan sawah sudah maju, ada investasi untuk pengembangan usaha pertanian, ataupun usaha lain yang dapat meningkatkan pendapatan. Cara berfikir petani mandiri tradisonal cenderung tertutup, ilmu yang didapat saat sosialisasi dalam kelompok tani tidak diaplikasikan dan dianggap tidak membawa kemajuan, terlepas dari kebanyakan petani mandiri tradisional yang hanya menanam komoditas padi dengan jumlah yang sedikit. Berbeda dengan petani mandiri rasional yang meyikapi kelompok tani lebih terbuka, lebih

terbuka menerima ilmu-ilmu baru yang disampaikan dalam penyuluhan kelompok tani. Ilmu tersebut kemudian diterapkan dengan harapan hasil pertanian menjadi lebih bagus. Evaluasi kerja juga terkadang dilakukan oleh petani mandiri rasional atas tanaman padi yang ditanam dengan cara penanaman dan perawatan terbarukan.

Bagi petani mandiri rasional penyuluhan kelompok tani dianggap penting, sebaliknya bagi petani mandiri tradisional penyuluhan kelompok tani hanya sebuah lembaga yang didalamnya mempunyai pola hubungan tidak substansial.

2. Implikasi

a. Implikasi Teoritis

Teori tindakan sosial yang dikemukakan Max Weber dapat menjelaskan fenomena perilaku petani mandiri sebagai tindakan sosial yang diarahkan kepada petani mandiri lain yang hubunganya dilembagakan melalui kelompok tani. Kemudian dari perilaku petani mandiri juga menunjukkan tindakan sosial yang diarahkan kepada penyuluh pertanian melalui tanggapanya terhadap program kegiatan yang diberikan penyuluh pertanian.

(15)

commit to user

15

dilihat dari perilaku hubungan dekat dengan penyuluh dan kedekatan dengan petani mandiri lain yang mempengaruhi tindakan sosial petani mandiri, dan tindakan tradisional/kebiasaan yang ditunjukkan melalui perilaku rutinitas petani mandiri yang menjadi dasar tindakan sosialnya.

b. Implikasi Metodologis

Dengan menggunakan jenis metode penelitian kulitatif peran penyuluhan kelompok tani terhadap kemandirian petani

dapat diungkapkan dengan mendalam. Melalui berbagai macam indikator kajian yang mendalam mengenai perilaku petani mandiri dalam tanggapanya terhadap penyuluhan kelompok tani merupakan metode yang tepat karena permasalahan dapat dijelaskan dengan jelas. Infikator tersebut juga sebagai sarana peneliti untuk membangun realitas dan mengukur perilaku petani mandiri.

Pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologi pembahasan mengenai perilaku petani mandiri dapat memberi penjelasan mengenai gejala-gejala yang ada pada petani mendiri sebagai wujud tindakan yang diarahkan kepada orang lain. Gejala tersebut timbul melalui hubungan petani mandiri dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian. Menggunakan pendekatan fenomenologi juga dapat memunculkan klasifikasi yang disebut tipifikasi terhadap petani mandiri berdasarkan perilakunya. Pendekatan fenomenoligi juga sejalan dengan prinsip teori yang digunakan, dimana tindakan sosial menganggap setiap tindakan manusia merupakan tindakan

yang harus dikaji secara objektif dan mengesampingkan evaluasi/nilai dari tindakan tersebut. Begitupun dengan pendekatan fenomenologi.

(16)

commit to user

16

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat ditemukan fakta bahwa tidak semua petani mandiri dalam menjalankan usaha pertanianya bertindak berdasarkan tindakan yang rasional. Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar penentuan tindakan petani mandiri. Terlepas adanya beberapa alasan dan beragam tindakan yang dilakukan petani mandiri, sifat petani mandiri yang militan membuat tekanan yang dialami petani mandiri akan mendorong petani berfikir lebih rasional. Selain itu kesadaran

petani mandiri akan pemilihan alat untuk mencapai tujuan usaha pertanian juga mempengaruhi tindakan petani mandiri , sehingga perlu membangun kesadaran petani untuk menjalankan usaha pertanianya dengan lebih baik lagi.

Kesadaran petani mandiri dibangun melalui kegiatan penyuluhan kelompok tani. Proses penyuluhan dilakukan melalui program-program penyuluhan yang tentunya bermanfaat dan menguntungkan apabila dilakukan. Namun petani mandiri yang kebanyakan berusia tua, dengan SDM yang dapat dikatakan kurang, kemudian lebih parah lagi tidak banyak mempunyai modal dalam menjalankan usaha membuat proses penyuluhan terhambat. Peran penyuluh yang dibatasi oleh prosedur penyuluhan, baik dari pemerintah ataupun swasta membuat penyuluh pertanian tidak bisa menjalankan peranya lebih luas.

Petani mandiri akan lebih maju apabila dapat berfikir secara rasional, yang selain didorong melalui tekanan yang dialaminya juga dapat melalui proses penyadaran. Proses penyadaran dilakukan melalui penyuluhan pertanian. Hambatan

(17)

commit to user

17

dengan kenyataan bahwa petani mandiri-lah yang menanggung resiko atas kegagalan dalam melakukan usaha pertanianya. Penyuluh pertanian hanya berperan dalam pemberian ilmu dan mengupayakan bantuan alat yang akan membantu usaha pertanianya. Petani mandirilah yang menjalankan usaha pertanianya dan menanggung resiko atas kegagalan atau keberhasilanya.

Apabila penyuluh pertanian dan petani mandiri ditautkan

dalam hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis, resiko atas kegagalan petani dan ketidakefektifan proses penyuluhan dapat diatasi. Hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis selain membuat beban tangunggan petani mandiri atas resiko yang diterimanya lebih ringan, juga membuat penyuluh pertanian mendapat keuntungan lebih dari upaya penyuluhanya. Hubungan kerjasama yang bersifat ekonomis dapat berbentuk kerjasama dagang, jaminan pemasaran, ataupun pinjaman modal dengan pengelolaan yang jelas. Yang perlu ditekankan, dengan hubungan kerjasama ini dapat mengoptimalkan petani dan penyuluh pertanian dalam hubungan yang saling menguntungkan dan mendorong nilai gotong royong.

3. Saran

a. Bagi Penyuluh

Segala macam program kegiatan penyuluhan kelompok tani di Desa Karangmojo oleh penyuluh pemerintah maupun swasta sudah dilakukan dengan baik dan patut diapresiasi. Namun akan lebih baik apabila penyuluh melakukan penyuluhan tidak

hanya sekedar menjalankan pekerjaan, namun juga mempunyai tanggung jawab sosial atas peningkatan kesejahteraan petani. b. Bagi Petani

(18)

commit to user

18

peningkatan kesejahteraan. Tetapi disisi lain kesadaran mengenai pentingnya kelompok tani, maupun program penyuluhan perlu ditingkatkan. Petani juga diharapkan lebih aktif dan mempunyai inisiatif dalam mengembangkan usaha pertanianya, karena dengan bergantung kepada penyuluh pertanian bukan menjadi solusi untuk mendapat keuntungan dari hasil pertanian yang lebih banyak. Namun, penyuluh pertanian dalam hal ini adalah fasilitator, pengajar, dan teknisi yang apabila dimanfaatkan dan

dijalankan ilmunya akan memberikan manfaat yang banyak. c. Bagi Pembaca

(19)

commit to user

19 Daftar Pustaka

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian, UNS Press. Surakarta

Mardikanto, Totok. 2010. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, UNS Press. Surakarta

Ritzer, George. 2012. Sociological Theory Edisi Bahasa Indonesia, Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis: paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian, yayasan mulia persada indonesia, pt.surveyor

indonesia dan psp lemlit ipb. Bogor

http://bppsdmp.deptan.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Praktik pelatihan budidaya kroto semut rangrang di Kampung Nagrog Desa Tegal telah mampu memberdayakan para pemuda Karang Taruna sehingga mereka memiliki kesibukan yang

Dari hasil perhitungan parameter-parameter lintasan jamak dari masing-masing percobaan dari sejumlah data pengukuran akan dita- mpilkan pada tabel 2. Hal ini diperoleh

Dari hasil pengamatan dan idenlifikasi lerhadap Ymmaba, dite mu kan simbo l· simbol nonverbal yang mengadung konsepsi atau makna sikap kebersamaan yang mencakup: (I)

Kedalaman tanah penting dalam menentukan tingkat bahaya erosi (TBE) serta menentukan kemampuan penggunaan lahan (KPL) dan identifikasi hutan dan lahan kritis. Dalam kaitannya

Kegiatan pembelaran : Anak-anak yang hebat dengan pendampingan orang tua silahkan gunting gambar daun jeruk menjadi bentuk potongan kecil, kemudian tempelkan di gambar buah

 Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual: Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual: tidak melakukan hubungan seks sama sekali. tidak melakukan hubungan seks

Kilde: Folketinget og Dansk Politik A-Å JYLLANDS-POSTEN/Resarch og tekst: KRISTIAN HOLMELUND JAKBOSEN / KAARE HANSEN/Grafik: GERT

Percayalah Ia akan memenuhi hidup kita semua sehingga kita bisa berlari kembali dan memenuhi panggilanNya untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah jauh sebelum