PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING
(RBL)DAN PENDEKATANREALISTIC MATHEMATICS(RM) PADA PENGAJARAN MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP NEGERI 2DOLOK SANGGUL T. 2014/2015
Oleh:
Doddy Matio Renhard Simamora NIM 409411008
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Doddy Matio Renhard Simamora dilahirkan di Kota Tarutung pada tanggal 8 November
1991. Ayah bernama Jahusor Simamora dan Ibu bernama Sarmangita Hutauruk. Penulis
memasuki sekolah pada tahun 1997 di SD Negeri 173105 Tarutung dan lulus tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Doloksanggul dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Doloksanggul dan lulus
pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi yang berjudul “perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui pendekatan resource based learning dan pendekatan
realistic mathematics pada pengajaran materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Doloksanggul T.A 2014/2015”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan
saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, Bapak Drs. H.
Banjarnahor, M.Pd, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi bimbingan selama
perkuliahan dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
iv
Negeri 2 Doloksanggul dan Ibu R. Sianturi, S.Pd selaku Guru Matematika yang telah banyak membantu selama penelitian. Teristimewa penulis sampaikan
terimakasih kepada Ayahanda Ir. Jahusor Simamora, M.M dan Ibu tercinta
Sarmangita Hutauruk, yang selalu senantiasa membantu penulis dan memberikan
semangat yang sangat luar biasa bagi penulis serta dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Teristimewa juga saya sampaikan kepada abang/kakak saya dan adek
tercinta Vivi Elpina Siburian yang selalu mendoakan, mendorong, menyemangati, dan menemani saya dalam penyelesaian studi saya ini dan sanak keluarga saya
Evan Simamora yang selalu senantiasa berdoa dan memberikan dorongan
semangat kepada penulis. Tidak lupa juga penulis menyampaikan terimakasih
kepada abang senior dan adek junior dan teman-teman seperjuangan di FMIPA yang selalu memberikan motivasi bagi penulis yang tidak dapat penulis sebut satu
per satu, khususnya kepada Frans, Didik, Muktar, Michael, Eva Cronika, Indra P,
Adi GS, Evi Dewanti, Manto, Holmes, Marihot, Indra, Jeneva, Riando, dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang selalu membangkitkan semangat bagi penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
vi
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah Matematika 8
2.2 Pemecahan Masalah Pada Matematika 10
2.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 11
2.4 Pengertian Pembelajaran Matematika 13
2.5 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika 15
2.6 Materi Pembelajaran 30
2.7 Kerangka Konseptual 36
2.8 Hipotesis 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.3 Populasi 38
3.4 Sampel 38
3.5 Defenisi Oprasional 38
3.6 Instrumen Penelitian 39
3.7 Desain Penelitian 42
3.8 Variabel Penelitian 43
3.9 Prosedur Penelitian 43
vii
3.11 Tehnik Analisis Data 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Analisis Validitas dan Realibitas Tes 52
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 53
4.3 Analisis Data Penelitian 57
4.4 Analisis Hasil Observasi 62
4.5 Analisis Proses Penyelesaian Jawaban Siswa 66
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 71
4.7 Keterbatasan Hasil Penelitian 75
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan 77
5.2 Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 79
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Skematis Proses Matematisasi Konsep... 25
Gambar 3.1. Prosedur/Langkah-LangkahPenelitian ... 45
Gambar 4.1. Histogram Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II... 54
Gambar 4.2. Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ... 56
Gambar 4.3. Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematika Butir Soal Nomor 1. ... 65
Gambar 4.4. Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematika Butir Soal Nomor 2. ... 66
Gambar 4.5. Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematika Butir Soal Nomor 3. ... 66
Gambar 4.6. Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematika Butir Soal Nomor 4. ... 67
Gambar 4.7. Proses Penyelesaian Jawaban Pemecahan Masalah Matematika Butir Soal Nomor 5. ... 68
Gambar 4.8 Hasil Jawaban LAS Pada Pertemuan I. ...69
Gambar 4.9 Hasil Jawaban LAS Pada Pertemuan II...70
Gambar 4.10 Hasil Jawaban LAS Pada Pertemuan III. ...70
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus KTSP SMP kelas VIII ...82
Lampiran 2 : RPP Kelas Eksperimen I ...84
Lampiran 3 : RPP Kelas Eksperimen II ...104
Lampiran 4 : LAS Kelas Eksperimen I ...124
Lampiran 5 : Alternatif Jawaban LAS Kelas Eksperimen I ...136
Lampiran 6 : LAS Kelas Ekperimen II ...145
Lampiran 7 : Alternatif Jawaban LAS Kelas Eksperimen II ...160
Lampiran 8 : Kisi-kisi Soal Pretest ...175
Lampiran 9 : Soal Pretest ...176
Lampiran 10 : Alternatif Jawaban Soal Pretest ...177
Lampiran 11 : Kisi-kisi Soal Postes ...182
Lampiran 12 : Soal Postes ...183
Lampiran 13 : Alternatif Jawaban Soal Postes ...184
Lampiran 14 : Lembar Validitasi Tes Kemampuan Awal (pretest) ...19
Lampiran 15 : Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (postes) ...193
Lampiran 16 : Lembar Validator Soal ...196
Lampiran 17 : Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I ...197
Lampiran 18 : Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II ...209
Lampiran 19 : Lembar pengamatan Penilaian Sikap Kelas Eksperimen I ...221
Lampiran 20 : Lembar pengamatan Penilaian Sikap Kelas Eksperimen II ...233
Lampiran 21 : Rekapitulasi Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...245
Lampiran 22 : Rekapitulasi Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...247
Lampiran 23 : Rekapitulasi Selisih Skor Pretest dan Postest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...249
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan utama bangsa Indonesia
untuk keberhasilan pembangunan nasional agar menjadi negara yang lebih maju . Untuk mewujudkan itu maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Faktor sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan
nasional, kerena pembangunan dilaksanakan untuk mensejahterakan manusia. Posisi sumber daya manusia merupakan pusat dalam pembangunan nasional
sehingga perhatian dan daya dipusatkan untuk membangun sumber daya manusia
yang berkualitas untuk mendukung terwujudnya tahap tinggal landas.
Sehingga karena itu sumber daya manusia merupakan titik pusat dalam
pembangunan nasional. Oleh karena itu juga pendidikan mengintegrasikan diri
terhadap pembangunan nasional karena mempunyai peranan yang kuat dalam
usaha peningkatan kualitas sumer daya manusia. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar
mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha E sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Tuntutan ini menyebabkan pemerintah dan masyarakat ikut seta dalam merubah sistem pendidikan dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan yang
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan sangat berperan penting sehingga perlu dioptimalkan
2
secara terpadu dan tercipta sumber daya manusia. Untuk mengoptilmalkan itu dilakukan perubahan yang terus menerus terhadap pendidikan melalui perubahan
kurikulum sampai perubahan metode-metode pengajaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk mengembangkan secara aktif potensi-potensi dan ide-ide dalam meningkatkan kulitas sumber daya yang ada dalam diri
peserta didik.
Namun tujuan dan harapan pendidikan seperti yang diungkapkan diatas belum bisa dikatakan terwujud sepenuhnya karena masih banyaknya
permasalahan-permasalahan yang terdapat di pendidikan, seperti yang terlansir di
berbagai media masih menunjukan masih ada permasalahan pendidikan yang belum dapat dicari pemecahannya (http://pasca.uns.ac.id). Faktor-faktor
permasalahan dalam proses pembelajaran di Indonesia menjadi masalah yang
serius dan menjadi bahan pembicaraan para ahli yang berkecimpung langsung di
bidang pendidikan maupun masyarakat luas yang berminat mengikuti perkembangan dunia pendidikan salah satunya kemampuan pemecahan masalah
yang rendah pada proses belajar-mengajar di kelas.
Dan pengamatan pendidikan mengatakan bahwa adanya permasalahan pada pendidikan salah satunya termasuk matematika. Sedangkan matematika
posisinya sangat berperan penting dalam mempengaruhi perkembangan
kehidupan karena tidak terlepas dari perkembangan teknologi dan berbagai aspek kehidupan termasuk potensi-potensi sumber daya manusia terlebih pada
perkembangan dunia.
Oleh karena itu dilakukan penilitian terus menerus untuk memperbaiki dan
mengembangkan proses pembelajaran yang terjadi di sekolah. Perbaikan dan pengembangan tersebut dilakukan salah satu pada pembelajaran matematika karena dianggap terjadi banyak permasalahan ketidak-berhasilan proses
belajar-mengajar pada mata pelajaran matematika yang ditemukan seperti yang dapat
dilihat bahwa siswa masih kurang mampu dalam memecahkan masalah terkait dengan persoalan matematika.
3
hasil observasi awal (tanggal 12 Oktober 2013) di SMP Negeri 2 Doloksanggul, dari 40 orang siswa kelas VIII-4, 33 orang siswa atau 82,5 % menyatakan bahwa
Matematika itu sulit. Bahkan pada kelas IX-6, dari 39 orang siswa, 36 orang siswa
atau 92,3 % menyatakan bahwa Matematika itu sulit.
SPLDV merupakan salah satu pokok bahasan dalam matematika yang dianggap sulit oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 12 Oktober
2014) yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Doloksanggul, sebanyak 82,5 % siswa
kelas VIII-4 menyatakan bahwa pokok bahasan SPLDV tergolong pokok bahasan yang sulit dan 53,9 % siswa kelas IX-6 juga menyatakan hal yang sama. Kesulitan
siswa ini umunya terletak pada subpokok bahasan SPLDV dalam penggunaan
metode reduksi (gabungan eliminasi dan substitusi). Sebanyak 75% siswa kelas VIII-4 menyatakan kesulitan menggunakan metode eliminasi dan sebanyak 87,5
% menyatakan kesulitan dalam menggunakan metode reduksi. Sama halnya
dengan kelas IX-6, sebanyak 56,4 % siswa menyatakan kesulitan menggunakan
metode eliminasi dan sebanyak 74,4 % siswa menyatakan kesulitan menggunakan metode reduksi.Ini dapat dilihat dari hasil pengerjaan soal yang di lakukan oleh
siswa SMP Negeri 2 Doloksanggul seperti dibawah ini :
Gambar Kelemahan
Tidak mampu memahami masalah
dengan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan
Tidak mampu memecahkan masalah
dalam merencanakan dan menggunakan
4
Tidak mampu menyelesaikan masalah
terlihat bahwa jawaban masih salah.
Tabel 1.1 Kelemahan siswa
Dari gambar yang ditunjukkan masih terlihat bahwa siwa masih sulit
menerjemahkan soal dan menyelesaikan proses dari langkah penyelesaian. Dan
oleh sebab itulah kebanyakan siswa menghindari mata pelajaran matatika karena
kesulitan memecahkan matematika karena sulit dipahami. Didukung juga faktor dari pengajaran disebagian sekolah masih menggunakan praktek pembelajaran
yang cenderung pada pembelajaran berpusat pada guru (teacher oriented).
Pengajaran ini dianggap sebagai proses penyampaian fakta-fakta(materi) secara langsung kepada siswa tanpa memberikan timbal balik atau memberikan keaktifan
siswa. Sehingga membawa kesan yang kurang menarik untuk di ikuti dan
menyebabkan siswa tidak turut aktif dalam mengembangkan ide-ide dalam pecahan masalah terkait matematika.
Ketidak-tertarikan siswa dan kekurang-aktifan siswa membawa image
buruk bagi pembelajaran matematika. Dan hal senada juga diungkapkan setelah
dilakukan pengujian secara nasional terhadap mata pelajaran matematika diperoleh bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disukai oleh
kebanyakan siswa karena mata pelajaran yang sulit sehingga dikatakan
membosankan. Inilah menjadi salah satu faktor permasalahan pada pendidikan matematika yang menyebabkan ketidak-berhasilan proses belajar-mengajar
matematika sehingga menyebabkan siswa mempunyai kemampuan matematika
yang minim dalam memecahkan permasalahan. Sehingga dilakukan langkah untuk menemukan jawaban dalam permasalahan yang terjadi pada siswa dalam
proses pembelajaran matematika atau dengan kata lain yaitu solusinya merubah
pendekatan terhadap penyampaian materi dalam proses mengajar pada siswa di
5
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakberhasilan proses belajar-mengajar adalah sistem proses belajar-belajar-mengajar termasuk didalamnya pendekatan
pembelajaran yang kurang cocok. Sehingga harus diperlukan perubahan pada
sistem proses belajar-mengajar merujuk kepada keaktifan dan kemampuan peserta
didik memecahkan masalah dan juga sebagai jalan pengembangan potensi-potensi yang terdapat dalam peserta didik terlebih dalam menghadapi kemajuan teknologi
pada perkembangan jaman.
Seperti yang terlansir pada Rekomendasi National Council of teacher of mathematics(1989) yaitu pemecahan masalah harus menjadi fokus pada
pembelajaran matematika untuk setiap level sekolah. Dalam recommended action
disebutkan bahwa fokus utama adalah perubahan kurikulum termasuk metode pembelajaran matematika harus diorganisasikan dalam pemecahan masalah.
Untuk itu salah satu usaha dan langkah-langkah yang ditempuh adalah
merenovasi pendekatan dan strategi belajar-mengajar. Dalam hal ini pengajar
sangat berperan penting. Karena mereka yang bertatapan langsung terhadap peserta didik.
Adapun beberapa metode dan pendekatan yang dapat memperlihatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diantaranya yaitu Pendekatan Resource Based Learning dan Pendekatan Realistic Mathematics dan beberapa
pendekatan lainnya. Oleh sebab itu peneliti memilih kedua pendekatan diatas
yaitu PendekatanResorce Based Learningdan PendekatanMathematics Realistic. Namun peneliti akan melihat dilapangan perbedaaan Pendekatan yang lebih
efektif digunakan dalam pembelajaran dari hasil penilitian.
Pendekatan Pembelajaran Resource Based Learning atau istilah lain
belajar berdasarkan sumber merupakan segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara
individual atau kelompok dengan segala kegiatan berkaitan dengan itu ( dalam
Syaiful Sagala 2012:65).
Pendekatan ini termasuk pada pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student oriented) karena disini siswa diusahakan dalam mencari
6
disini guru menjadi fasilitator yaitu mengatur setiap proses belajar, memberi motivasi, memberi bantuan, dan menentukan dan mengumpulkan sumber-sumber
informasi.
Menurut De Lange Realistic Mathematicsdikembangakan dengan maksud
mengaitkan aktifitas pembelajaran matematika dengan realitas atau nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat menerapkan dan mengembangkan
pengetahuannya yang dimiliki sebelumnya.
Pada dasarnya Realistic Mathematics yaitu memecahkan permasalahan-permasalahan pada dunia nyata yang berhubungan dengan matematika. Disini
siswa berkesempatan memecahkan permasalahan tersebut melalui analisis yang
dilakukan siswa terhadap permasalahan yang dipaparkan oleh guru sehingga memudahkan siswa untuk dapat memahami. Dan guru bukan juga menjadi pasif
namun turut serta memberi arahan dalam menemukan pemecahan masalah
tersebut.
Atas uraian diatas maka peneliti terdorong melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa melalui Pendekatan Resource Based Learning (RBL) dan Pendekatan Realistic Mathematics (RM) Pada Pengajaran Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Dolok Sanggul T. A 2014/2015.”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di identifikasi beberapa masalah yaitu :
1. Kemampuan pemecahan masalah masih rendah.
2. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah.
3. Proses pembelajaran yang digunakan masih terpusat kepada guru.
4. PendekatanResource Based Learning belum pernah diterapakan di kelas.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dibatasi pada Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika siswa melalui Pendekatan Resource Based
7
Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP Negeri 2 Doloksanggul Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
“Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa melalui Pendekatan Resource Based Learningdan Pendekatan Realistic
Mathematicspada pengajaran materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP Negeri 2 Doloksanggul Tahun Ajaran 2014/2015“.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui Pendekatan Resource Based Learning dan
Pendekatan Realistic Mathematicspada pengajaran materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP Negeri 2 Doloksanggul Tahun Ajaran 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi calon guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
3. Sebagai bahan pengembangan bagi peneliti lain yang berkaitan dalam
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian diperoleh bahwa Penerapan Pendekatan Resource Based Learning di kelas VIII A memperoleh rata-rata tes kemampuan
awal sebesar 1.87 dan rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematika
sebesar 2.60 . Sedangkan Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics di kelas VIII C memperoleh rata-rata tes kemampuan awal sebesar 1.52 dan rata-rata tes
kemampuan pemecahan masalah matematika sebesar 3.72.
Melalui uji hipotesis terhadap selisih rata-rata tes kemampuan awal dengan tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelas VIII A dan VIII C
diperoleh nilai signifikansi < αatau 0,000 < 0,05 dan nilai - thitung< - ttabel atau
-11.242 < -1.67155 sehingga disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan
pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pendekatan Resource Based
Learning (RBL) dan pendekatan Realistic Mathematic (RM) pada materi sistem persamaan linear dua variable dikelas VIII SMP Negeri 2 Doloksanggul T.A
2014/2015
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu
disampaikan antara lain :
1. Kepada guru / calon guru matematika agar menerapkan pendekatan realistic mathematicdalam proses belajar mengajar khususnya pada materi
sistem persamaan linear dua variabel karena dapat mempermudah
memahami konsep – konsep yang ada.
2. Kepada guru/ calon guru matematika agar memberikan apresiasi bagi
siswa yang mempunyai kelebihan dalam menemukan jawaban
menggunakan metode berbeda untuk pengembangan pengetahuan siswa.
3. Kepada peneliti lain yang akan mengadakan penelitian yang sejenis sebaiknya lebih memaksimalkan penggunaana lokasi waktu dan sarana
78
4. Kepada peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis dengan pendekatan yang sama agar lebih mengembangankan proses pembelajaran
pada pendekatan ini maupun materi pembelajaran yang digunakan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
5. Kepada siswa SMP Negeri 2 Doloksanggul hendaknya selalu melakukan persiapan belajar dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga
79
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin M. (2003), Psikologi Pendidikan. Bandung, Rosda Karya Remaja.
Amustofa. (2009), Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika, http://amustofa 70.wordpress.com (diakses 8 Juni 2012).
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar.Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
Ariyadi, W. (2012), Pendidikan Matematika Realistik. Yokyakarta, PT. Graha Ilmu.
Arikunto, S. (2006),Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta, Bumi Aksara.
, S. (2007),Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Armanto, D. (2001),Pendidikan Matematika Realistik. Jakarta, Bumi Aksara.
, D. (2002), Teaching Multiplication and Division Realistically in Indonesian Primary Schools: A Prototype of Local Instructional Theory. Disertassion, University of Twente, Enschede.Print Partners Ipskamp.
Bell. (1981). Teaching and Learning Mathematichs. Dubuque Lowo: Win.C. Broom Company Publisher.
Cahya, A. (2006). Pemahaman Dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Chaeruman, Uwes A. (2008). Belajar Berbasis Aneka Sumber, http://www. teknologipendidikan.net/2008/09/04/belajar-berbasis-aneka-sumber/ (diakses 16 juli 2014)
80
. (2002).Realistic Mathematics Education.
http://jurotungo.files.wordpress. com/ 2007(diakses 2 agustus 2013).
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, PT Rineka Cipta.
Erman, S. (2003),Stategi Pembelajaran Matematika Konterporer.Bandung, JICA.
Hamalik, O. (2002),Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.
, O. (2005),Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.
Herman, Tatang. (2006).Membangun Pengetahuan Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.Disampaikan Pada Seminar
Nasional Pendidikan Matematika di UNY, Tanggal 14 Oktober 2006
Hobri, 2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center for Society Studies
Hudoyo, H. (1997).Belajar Mengajar Matematika. JakartaDirjen Dikti PPLPTK.
M.Cholik dan Sugijono. (2009) , Matematika untuk SMP kelas VIII. Jakarta ,Erlangga.
Nasution. (2009),Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta, Bumi Aksara.
National Council of Thechers of Mathematics. (2000).Principles and Standard for School Mathematics, Inc.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Penerbit Rajawali pers
Sagala, S. (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit : CV Alvabeta.
Sudjana. (2002) .Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
81
Sukino dan Wilson. (2006). Matematika untuk SMP kelas VIII jilid 2, Jakarta, Penerbit : Erlangga
Supriyanti, L. 2012. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika
yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran konvensional siswa kelas X SMA N 1 Tanjung Morawa
T.A 2012/2013 Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
TIM DOSEN PPD. (1998).Perkembangan Peserta Didik. UNIMED
Trianto. (2007), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif, Jakarta, Penerbit Prestasi Pustaka.
UNS. (2009). Perkembangan Pendidikan Matematika. http://pasca.uns.ac.id/2009/artikel/ (diakses 21 januari 2011).
Warsita. (2008). Penedekatan Resource Based Learning, http://wawan.junaidi.blogspot .com/2010/10/06/pembelajaran-matematika.html (diakses 6 oktober 2010).