• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEAKTIVAN BELAJAR SISWA KELAS XI DITINJAU DARI FASILITAS RUANG KELAS DAN STRATEGI MENGAJAR GURU DI SEKOLAH Keaktivan Belajar Siswa Kelas XI Ditinjau Dari Fasilitas Ruang Kelas Dan Strategi Mengajar Guru Di Sekolah Menengah Atas 2 Sukoharjo Tahun Ajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEAKTIVAN BELAJAR SISWA KELAS XI DITINJAU DARI FASILITAS RUANG KELAS DAN STRATEGI MENGAJAR GURU DI SEKOLAH Keaktivan Belajar Siswa Kelas XI Ditinjau Dari Fasilitas Ruang Kelas Dan Strategi Mengajar Guru Di Sekolah Menengah Atas 2 Sukoharjo Tahun Ajaran "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEAKTIVAN BELAJAR SISWA KELAS XI DITINJAU DARI FASILITAS RUANG KELAS DAN STRATEGI MENGAJAR GURU DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

ARTIKEL PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana S-1

Diajukan Oleh :

HANIFAH KUMALA DEWI A 210 110 132

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

1

KEAKTIVAN BELAJAR SISWA KELAS XI DITINJAU DARI FASILITAS RUANG KELAS DAN STRATEGI MENGAJAR GURU DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

Hanifah Kumala Dewi dan Djumali

Progam Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: Haniffakumala@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Fasilitas ruang kelas, pengaruh strategi mengajar guru serta pengaruh fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru terhadap keaktivan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif asosiatif yang kesimpulannya diperoleh berdasarkan hasil analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 130 siswa, dan sampel 95 siswa diperoleh dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode angket dan dokumentasi. Sebelumnya angket yang telah diuji-cobakan dengan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F, uji R2, dan sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi Y=14,545+0,234X1+0,383X2 yang artinya keaktivan belajar

siswa dipengaruhi oleh fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru. Kesimpulan yang diperoleh: 1) Ada pengaruh fasilitas ruang kelas terhadap keaktivan belajar siswa. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung>ttabel, yaitu

2,060>1,9860 (α=5%) dan nilai signifikansi <0,05, yaitu 0,042. 2) Ada pengaruh strategi mengajar guru terhadap keaktivan belajar siswa. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung>ttabel, yaitu 4,456 > 1,9860 dan nilai signifikansi <0,05, yaitu

0,000. 3) Ada pengaruh fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru terhadap keaktivan belajar siswa. Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Fhitung>Ftabel yaitu

11,813 > 3,10 dan nilai signifikansi <0,05, yaitu 0,000. 4) Variabel fasilitas ruang kelas memberikan sumbangan efektif sebesar 3,468%, variabel strategi mengajar guru memberikan sumbangan efektif sebesar 16,932%, total sumbangan efektif adalah sebesar 20,4%, sehingga dapat dikatakan bahwa strategi mengajar guru lebih dominan mempengaruhi keaktivan belajar siswa. 5) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,204 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru terhadap keaktivan belajar siswa adalah 20,4% dimana sisanya 79,6% dipengaruhi variabel lain.

(5)

2 PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Keberhasilan dalam peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran. Proses yang baik tentunya akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Demikian halnya dengan proses pembelajaran karena selama proses pembelajaran terjadi suatu interaksi timbal balik antara guru dan siswa, sehingga perlu adanya suatu usaha dari seorang guru untuk menjadikan siswa bukan hanya mengerti namun juga paham akan apa yang mereka terima. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I(1), telah digariskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan mendapatkan keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya, namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan diperlukan proses belajar.

Setiap orang yang belajar itu harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala panca indranya secara optimal. Belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan, dan kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana telah disampaikan oleh pengajarnya” (Sardiman, 2001:40).

(6)

3

daya cipta, rasa dan diasumsikan sebagai pangkal kesuksesan belajar”. (Muhadjir, 2003:137).

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, untuk melibatkan siswa secara aktif dalam belajarnya, guru juga dituntut aktif dalam proses pembelajaran yaitu suatu keseimbangan antara keaktifan belajar siswa dan keaktifan mengajar guru. Oleh karena itu, proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang integral antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar. Dalam kegiatan ini, terjadi interaksi antara guru dengan siswa dalam situasi pembelajaran, dimana proses mengajar merupakan suatu aktivitas yang dijalankan oleh peserta didik, sedangkan proses mengajar adalah apa yang diusahakan oleh guru agar proses belajar mengajar dapat berlangsung. Untuk itu, guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi guru harus menciptakan suasana belajar yang baik, serta juga mempertimbangkan pemakaian strategi dalam mengajar sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan keadaan anak didik.

Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktifitas dan keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara efektif . Pengelolaan pembelajaran mengacu pada suatu upaya mengatur (mengendalikan) aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan tujuan pengajaran agar tercapai lebih secara efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian. Dalam usahanya itu, guru harus merencanakan strategi pembelajaran yang akan digunakan terlebih dahulu sebelum melakukan proses pembelajaran.

(7)

4

Setelah wawancara dengan salah satu guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo, kondisi belajar siswa hampir memenuhi standart kualitas pembelajaran. Sebenarnya semua proses pembelajaran siswa mengandung unsur keaktifan, tetapi antara siswa yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena itu, setiap siswa harus berpartisipasi secara fisik dan mental dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mencapai kondisi belajar yang maksimal di SMA Negeri 2 Sukoharjo salah satunya ditekankan pada fasilitas ruang kelas, karena fasilitas ruang kelas sangat berpengaruh dalam berlangsungnya suatu kegiatan pembelajaran dan fasilitas yang dimiliki masih terbatas. Kondisi sekolah dengan segala keterbatasan fasilitas pembelajaran seringkali mengurangi keaktifan dalam proses belajar siswa.

Selain itu, seorang guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo diharuskan untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas yaitu dengan penggunaan strategi pembelajaran yang benar-benar sudah dikuasai oleh guru, mudah dipahami oleh siswa dan dapat menumbuhkan keaktifan belajar dari diri siswa, tetapi tidak semua guru mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Tanpa adanya strategi pembelajaran yang terstruktur kondisi belajar siswa tidak dapat terkendali atau kurang maksimal.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif asosiatif karena data yang diperoleh dari angka yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu pengaruh fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru terhadap keaktifan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif assosiatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data statistik dalam pembahasannya dan menggunakan penelitian assosiatif karena dalam penelitian ini juga untuk mengetahui adanya hubungan anatar dua variabel atau lebih.

(8)

5

tabel krejcie dengan taraf 5% yaitu sejumlah 95 sampel dengan teknik proportional random sampling. Teknik Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi.

Instrumen penelitian berupa item-item pernyataan dalam bentuk angket yang sebelumnya sudah diuji cobakan (try out) sebanyak 20 siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil coba instrumen dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Item-item yang tidak masuk dalam kategori valid dan reliabel didrop atau dibuang, tidak digunakan dalam penelitian. Sedangkan item-item yang dinyatakan valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpulan data penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik regresi linear berganda yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas. Adapun kriteria uji normalitas yaitu jika L0 < Ltabel atau p <

0,05 pada taraf signifikansi 5% maka distribusi sebenarnya normal dan jika L0 >

Ltabel atau p > 0,05 maka distribusi sebenarnya tidak normal. Sedangkan kriteria

uji linieritas yaitu jika Fhitung > Ftabel atau p>0,05 pada taraf signifikansi 5% maka

H0 ditolak berarti persamaannya tidak linier dan jika Fhitung < Ftabel atau p < 0,05

maka H0 diterima berarti persamaan linier. Sedangkan uji multikolinearitas yaitu

Jika nilai tolerance > 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap data yang diuji. Jika nilai tolerance < 0,10 maka artinya terjadi multikolinieritas terhadap data yang diuji. Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap data yang diuji. Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinieritas terhadap data yang diuji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan alamat di Jl. Raya Solo-Kartasura, Mendungan, Sukoharjo. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2015 sampai selesai.

(9)

6

0,234X1 + 0,383X2. Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa koefisien

masing-masing variabel independent bernilai positif, artinya variabel fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa.

Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel fasilitas ruang kelas (b1) adalah sebesar 0,234 (positif), sehingga dapat

dikatakan bahwa H0 ditolak karena thitung > ttabel yang artinya ada pengaruh fasilitas

ruang kelas terhadap keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan uji t untuk variabel fasilitas ruang kelas (b1) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,060 > 1,9860 dan nilai signifikansi < 0,05,

yaitu 0,042, dengan sumbangan relatif sebesar 17% dan sumbangan efektif 3,468%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin fasilitas ruang kelas maka keaktifan belajar siswa juga semakin baik, sebaliknya jika fasilitas ruang kelas kurang baik maka keaktifan belajar siswa juga akan menurun.

Hasil uji hipotesis kedua diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel fasilitas ruang kelas (b2) adalah sebesar 0,383 (positif), sehingga dapat

dikatakan bahwa H0 ditolak karena thitung > ttabel yang artinya ada pengaruh strategi

mengajar guru terhadap keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan uji t untuk variabel fasilitas ruang kelas (b2) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,456 > 1,9860 dan nilai signifikansi

< 0,05, yaitu 0,000, dengan sumbangan relatif sebesar 83% dan sumbangan efektif 16,932%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik strategi mengajar guru maka keaktifan belajar siswa juga semakin baik, sebaliknya jika strategi mengajar guru kurang baik maka keaktifan belajar siswa juga akan menurun.

Hasil uji hipotesis ketiga yang sesuai dengan uji keberartian regresi linear berganda atau uji F diketahui nilai Fhitung > Ftabel yaitu 11,813 > 3,10 dan nilai

signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Hal ini berarti H0 ditolak karena ada pengaruh

(10)

7

strategi mengajar guru secara bersama-sama mempengaruhi keaktifan belajar siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa variabel fasilitas ruang kelas memberikan sumbangan relatif sebesar 17% dan sumbangan efektif 3,468%, sedangkan variabel strategi mengajar guru memberikan sumbangan relatif sebesar 83% dan sumbangan efektif sebesar 16,932%. Dengan membandingkan sumbangan relatif dan sumbangan efektif pada masing-masing variabel nampak bahwa strategi mengajar guru lebih dominan mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat diketahui keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 lebih dipengaruhi oleh strategi mengajar guru yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Fasilitas ruang kelas cukup berpengaruh dalam menunjang keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS For Windows Versi 17.0 diperoleh koefisien determinasi sebesar sebesar 0,204, artinya pengaruh dari kombinasi variabel fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru terhadap keaktifan belajar siswa sebesar 20,4% sedangkan 79,6% dipengaruhi oleh variabel lain.

KESIMPULAN

Berdasarakan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada sebelumnya, maka dpat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh fasilitas ruang kelas terhadap keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear berganda (uji t) diketahui thitung > ttabel, yaitu 2,060 >

1,9860 pada taraf signifikansi 5% dengan sumbangan relatif sebesar 17% dan sumbangan efektif 3,468%. Arah pengaruh ditunjukkan oleh nilai persamaan regresi b1X1 yaitu + 0,234 yang berarti fasilitas ruang kelas berpengaruh

positif terhadap keaktifan belajar siswa.

(11)

8

analisis regresi linear berganda (uji t) diketahui thitung > ttabel, yaitu 4,456 >

1,9860 pada taraf signifikansi 5% dengan sumbangan relatif sebesar 83% dan sumbangan efektif 16,932%. Arah pengaruh ditunjukkan oleh nilai persamaan regresi b2X2 yaitu + 0,383 yang berarti strategi mengajar guru berpengaruh

positif terhadap keaktifan belajar siswa.

3. Ada pengaruh fasilitas ruang kelas dan strategi mengajar guru terhadap keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linear berganda (uji F) diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 11,813 > 3,10, pada taraf

signifikansi 5%.

IMPLIKASI

Berdasarkan hasil kesimpulan yang dikemukakan maka terdapat beberapa implikasi yang berkaitan dengan keaktifan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:

1. Keaktifan belajar siswa dapat ditingkatkan melalui fasilitas ruang kelas yang lengkap dan memadai, sehingga siswa dapat termotivasi dalam proses kegiatan pembelajaran. Karena ruang kelas yang nyaman dan adanya fasilitas dapat berpengaruh pada keaktifan dari diri masing-masing siswa.

2. Keaktifan belajar siswa dapat ditingkatkan melalui strategi mengajar guru. Guru dituntut untuk menguasai materi yang terkait dalam proses pembelajaran, sehingga keaktifan siswa bergantung pada sukses atau tidaknya guru dalam membawakan strategi dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai peran penting terhadap siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar terutama keaktifan pada diri siswa.

(12)

9 DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Muhadjir, Noeng. 2003. Ilmu Pendidikan & Perubahan Sosial.Teori Pendidikan Perilaku Sosial Kreatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Sardiman,A.M. 2001. Interaksi & Motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Pendidikan nasional. Bandung: Nuansa aulia.

Referensi

Dokumen terkait

Üß ÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ

SUMIDA ARIYANTI , NIM S.541202148, Perbedaan Pengaruh Metode Penyuluhan Dan Motivasi Terhadap Kemampuan Penerapan Standar Pelayanan Asuhan Persalinan Normal Pada

Small, smooth/slippery colony with large (usually &gt;1/4 inch), elongated polyps arising from dome shaped summit or stalks.. Stalks may

peranan dan kedudukan bahasa Nias dalam pergaulan hidup masyarakat Nias yang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Lancar tidaknya upacara adat di Nias sangat

Alasan kedua adalah mulai dari pengadaan bahan baku, pembuatan bata sampai pada pelaksanaan konstruksi dinding dapat dilakukan oleh orang dewasa awam yang tidak berpengalaman

Pemberian pakan limbah tauge dan kangkung kering sebagai pakan alternatif pengganti rumput dalam ransum ternak domba ekor tipis jantan yang berumur kurang dari

[r]

fermentum selama 21 hari juga mampu menekan persentase kerusakan vili dan meningkatkan ketebalan mukosa usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum) tikus yang