PERANAN ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN DALAM
TARI TOPENG GUNDALA-GUNDALA SEBERAYA DI DESA
SEBERAYA KECAMATAN TIGA PANAH
KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
CINTHYA BR SITEPU
NIM. 208342007
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan juga saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 14 Februari 2013
ABSTRAK
Cinthya Br Sitepu, NIM 208342007, Peranan Ansambel Gendang Lima Sendalanen Dalam Tari TopengGundala-gundala Seberaya Di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, UNIMED.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Ansambel gendang lima Sendalanen Dalam Tari Topeng Gundala-gundala Seberaya Di Desa Seberaya serta bagaimana proses yang dilaksanakan dalam ritual memanggil hujan turun di desa Seberaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan gendang lima sendalanen, mengetahui apa saja jenis-jenis instrument ansambel gendang lima sendalanen dan untuk mengetahui tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundalaSeberaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, berupa observasi Lapangan, wawancara, audio video, visual (pemotretan), studi kepustakaan.
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS, karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini hingga dalam bentuk skripsi. Penelitian ini berjudul,
“Peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam tari topeng Gundala-gundala
Seberaya di Desa Seberaya kecamatan Tiga panah Kabupaten Karo”. Dalam
penyelesaian skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik dan atas Berkat Anugrah-NYA Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Dalam peneyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Namun berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr.Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni. 3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendatasik FBS
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan Serta Selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah hati.
5. Ibu Yusnizar Heniwaty, S.St, M.Hum selaku Pembimbing I, yang selalu sabar membimbing penulis dan tidak pernah bosan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNIMED yang telah banyak memberi sumbangan ilmunya selama perkuliahan. 7. Teristimewa buat kedua orangtua Penulis. B Sitepu dan A Br Bangun
Semua ini penulis persembahkan kepadamu. Bujur ibas kerina sienggo iperjuangken ndu man bangku. Terima kasih atas Doa, kesabaran, kesetiaan, perhatian, dukungan dan pengorbana baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada skripsi.
8. Abang-abang penulis, Purnadi Sitepu dan Besten Sitepu. Trimakasih atas doa dan dukungannya.
9. Kepada yang terkasih Jupredi Singarimbun, trimakasih buat pengorbanan waktunya dan motivasinya dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Kepada Viva, Lola, Yanci. Teman-teman ”lajuma” yang tidak bisa penulis sebutkan satuper satu terimakasih buat kebersamaan kita selama perkuliahan.
12.Kepada berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini. Penulis mengucapkan trimakasih atas arahan dan dukungannya.
.
Medan, 14 Februari 2013
DAFTAR ISI
3. Pengertian Ansambel Gendang Lima Sendalanen ... 11
4. Pengertian Tari ... 16
5. Fungsi Tari Upacara dan Tari Hiburan ... 17
6. Pengertian Tari Topeng Gundala-gundalaSeberaya ... 18
B. Kerangka Konseptual ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23
A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23 B. Peranan Ansambel Gendang Lima sendalanen Dalam
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo ... 32
1. Penyajian tari topeng pada ritual ... 33
a. Tahap-tahap dalam pelaksanaan upacara ... 33
2. Penyajian tari topeng pada acara hiburan... 35
a. Jenis dan Peran Instrument Gendang ... 40
1). Sarune ... 40
2). Gendang ... 41
3). Gung dan Penganak ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
A. KESIMPULAN ... 47
B. SARAN ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1Sarune ... 12
Gambar 2.2 Gendang Singindungi ... 12
Gambar2.3Gendang Singanaki ... 13
Gambar 2.4Gung ... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Wilayah Indonesia memiliki etnis yang berbeda-beda. Dari keseluruhan
etnis tersebut juga memiliki aneka ragam corak budaya secara tradisional yang
bersumber dari pemikiran-pemikiran ataupun dari suatu kebiasaan yang terkait
dengan lingkungan dimana kelompok masyarakat itu berada. Misalnya pada etnis
Batak yang ada di Sumatra Utara. Etnis ini terbagi kedalam 6 bagian suku Batak
yaitu, Batak Karo, Toba, Dairi, Mandailing, Angkola dan Simalungun. Keenam
etnis Batak tersebut memiliki persamaan dan perbedaan kebudayaan
masing-masing. Seperti halnya dapat kita lihat, hampir di seluruh wilayah Indonesia
memiliki kesenian yang berbeda yang masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Keunikan tersebut biasa dilihat dari teknik permainanya, penyajiannya
maupun bentuk/organologi instrument musiknya. Khususnya pada suku Batak
Karo, merupakan salah satu suku yang memiliki ragam kesenian dalam kehidupan
masyarakatnya. Kesenian itu sendiri terdiri dari beberapa bagian seperti seni
musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, ukir(pahat).
Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan kesenian ini
masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama di
wilayah yang masih homogen secara etnik dan budaya. Seni ini menjadi tradisi
etnik, ada beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaannya,
bahkan ada yang hilang sama sekali. Hal ini disebabkan karena sudah mengalami
perubahan-perubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya
banyak di pengaruhi oleh budaya lain.
Dari aspek seni musik, pada masyarakat karo terdapat musik tradisional
yang terdiri dari music vokal dan instrumental, dimana penggunaannya berkaitan
dengan berbagai upacara religi, perkawinan, mengiringi tarian, memanggil roh
leluhur maupun mengusir roh jahat, memanggil hujan turun. Pada jaman dahulu
jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan masyarakat karo melaksanakan
ritual memanggil hujan, yang biasanya dilakukan dengan menari dan tarian
tersebut adalah tari topeng Gundala-gundala Seberaya. Dewasa ini Keberadaan
tari topeng Gundala-gundala Seberaya tampak kurang mendapat perhatian yang
serius, khususnya oleh masyarakat Karo, hal ini dapat dilihat dari kurang
diberdayakannya tari topeng Gundala-gundala Seberaya pada pelaksanaan
upacara-upacara ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual.
Pada masa lalu, keberadaan tari topeng Gundala-gundala Seberaya ini
sangat berperan di tengah masyarakat Karo, salah satunya bisa mendatangkan
hujan (ndilo wari udan), dalam acara menyambut tamu-tamu penting yang
berkunjung ke daerah Karo.
Biasanya Tari topeng Gundala-gundala Seberaya ini di iringi dengan
gendang lima sendalanen. Tari topeng Gundala-gundala Seberaya di iringi dengan
gendang mari-mari, gendang odak-odak, gendang Sinengguri. Ketiga jenis
suku Karo juga memiliki alat musik tersendiri. Alat musiknya yaitu Gendang
karo. Biasanya disebut gendang “Lima sendalanen” yang artinya seperangkat
gendang seperti Kulcapi, Balobat, Surdam, Keteng-keteng, Murbab, Sarune,
Gendang singundungi, gendang singanaki, penganak dan Gung. Alat tradisional
ini sering digunakan untuk menari, menyanyi, dan berbagai ritual tradisi. Jadi
Gendang karo sudah lengkap (lima sendalanen) jika sudah ada Sarune, Gendang
singindungi, Gendang singanaki, Penganak, dan Gung dalam mengiringi sebuah
upacara atau pesta.
Seperti yang sering dilakukan oleh masyarakat karo, yaitu melaksanakan
aktivitas bermusik dalam kebudayaan karo, yang dikenal dengan dua istilah yaitu,
ergendang dan rende. Ergendang terdiri dari dua kata (er= melakukan sesuatu) dan
(gendang yang secara sederhana dapat diartikan sebagai musik). Jadi ergendang
dapat diartikan, bermain musik. Sedangkan rende diartikan sebagai bernyanyi.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari
uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah dan lingkup permasalahan
yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar peneliti yang
dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.
Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1984 : 49), yang mengatakan bahwa :
“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah
Sesuai pendapat tersebut dan dari uraian yang terdapat pada latar belakang
masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan tari topeng Gundala-gundala Seberaya Di desa
Seberaya kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo
2. Bagaimana jenis alat musik tradisional karo dalam pelaksanaan tari topeng
Gundala-gundala Seberaya Di desa Seberaya kecamatan Tiga Panah
Kabupaten Karo
3. Bagaimana peranan gendang lima sendalanen dalam pelaksanaan tari
topeng Gundala-gundala Seberaya Di desa Seberaya kecamatan Tiga
panah Kabupaten Karo
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan permasalahan dalam topik yang diangkat
penulis, maka untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana,
kemampuan peneliti oleh karena itu peneliti mengadakan pembatasan masalah
untuk mempermudah penulis dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1990 : 36) yang
menyatakan bahwa:
“Sebuah masalah yang dirumuan terlalu umum dan luas tidak perlu
Berdasarkan pedapat tersebut, maka penulis membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam mengiringi
tari topeng Gundala-gundala Seberaya
2. Apa saja jenis instrument ansambel gendang lima sendalanen dalam
mengiringin tari topeng Gundala-gundala Seberaya
3. Bagaimana tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundala Seberaya
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian
yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban.
Berdasarkan uraian di atas hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005
: 14), yang mengatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan
digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena peneliti merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana
dirumuskan”.
Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: “
topeng Gundala-gundala Seberaya Di desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah
Kabupaten Karo.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti
sebelum melakukan penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah
kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai
dalam kegiatan tersebut. Hal ini diperkuat pendapat Ali (1987 : 7) yang
mengatakan bahwa:
“Ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilakukan karena pada dasarnya tujuan penelitian merupakan titik tuju yang akan dicapai seseorang dalam mencapai kegiatan penelitian dan harus mempunyai
rumusan yang tegas, jelas, terprinci dan operasional”.
Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana peranan gendang lima sendalanen dalam
mengiringi tari topeng Gundala-gundala Seberaya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrument ansambel gendang lima
sendalanen dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundala Seberaya.
3. Untuk mengetahui tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundala
Seberaya.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang dapat
dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian
Beberapa manfaat penelitian yang diambil dari kegiatan penelitian ini
yaitu:
1. Sebagai bahan refrensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki
keterkaitan dengan topik ini.
2. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan
sebagai bahan informasi kepada masyarakat karo desa Seberaya mengenai
peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam tari topeng
Gundala-gundala seberaya di desa Seberaya Kecamatan Tiga panah Kabupaten
Karo.
3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda
untuk melestarikan musik tradisional daerahnya.
4. Sebagai bahan masukan bagi penulis dan pembaca dalam menambah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Selain dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundala Seberaya, ansambel
gendang lima sendalanen juga berperan dalam upacara menyambut pejabat
pemerintah/ orang-orang penting yang berkunjung ke Tanah karo,
memperingati kemerdekaan RI, untuk memeriahkan pesta bunga dan buah
yang di laksanakan setahun sekali oleh masyarakat Karo. Alat musik
ansambel gendang lima sendalanen memiliki peranan yang penting dalam
pelaksanaan pertunjukan tari topeng gundala-gundala Seberaya. Karena
ansambel gendang lima sendalanen merupakan lambang identitas bagi suku
Karo.
2. Alat musik yang digunakan dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundala
Seberaya adalah, Sarune fungsinya sebagai pembawa melodi utama dalam
gendang lima sendalanen. Peranan sarune dalam mengiringi tari topeng
Gundala-gundala Seberaya adalah sebagai pemacu semangat terhadap tari
topeng Gundala-gundala Seberaya. Gendang, peranan gendang ini terhadap
tari topeng Gundala-gundala Seberaya adalah untuk menciptakan gerakan
terhadap penari dijelaskan bahwa improvisasi gerak tari topeng
penganak, peranan gung dan penganak dalam mengiringi tari topeng
Gundala-gundala Seberaya adalah sebagai pembatas gerak dari pada penari.
3. Penyajian tari topeng Gundala-gundala Seberaya pertama-tama diiringi
dengan gendang mari-mari yang bertempo lambat, penari menari mengikuti
alunan musik, tahap ini diibaratkan sebagai tahap mempertunjukkan
kekompakan antara Raja, Permainsuri, putri raja, menantu Raja. Pada saat
burung sigurda gurdi masuk ke panggung dan mendekati sang putri, para
pemusik menaikkan tempo musiknya, musik tersebut adalah gendang
odak-odak. Gerakan para penari topeng Gundala-gundala Seberaya semakin cepat
sesuai dengan iringan musik. Dan burung sigurda-gurdi sudah mulai
mendekati putri. Panglima raja menari sambil menghalangi burung
sigurda-gurdi agar tidak mengganggu putrinya. Pada gerakan ini pemain musik
semakin cepat memainkan gendang lima sendalanen yang disebut dengan
gendang sinengguri, Pada saat gendang sinegguri para penari menari smakin
cepat, dan burung sigurda-gurdi semakin mendekati putri. Dan akhirnya
panglima mendekati burung sigurda-gurdi, dan dia sangat marah besar kepada
burung sigurda gurdi karena terus menerus mengganggu putri. Dan akhirnya
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran
antara lain:
1. Penggunaan alat musik tradisional ansambel gendang lima sendalanen
sebagai musik pengiring dalam tari topeng Gundala-gundala Seberaya,
hendaknya dipertahankan melihat dampak positif dari penggunaan alat
musik tradisional ansambel gendang lima sendalanen dan kiranya para
penari dapat lebih mendalami tentang penggunaan ansambel gendang lima
sendalanen dalam tari Topeng Gundala-gundala Seberaya.
2. Ansambel gendang lima sendalanen sebagai lambang identitas suku Karo
merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilestarikan serta
dipertahankan, agar generasi muda suku Karo dapat mengetahui akan
pentingnya peranan alat musik ansambel gendang lima sendalanen.
3. Hendaknya masyarakat Karo membuat promosi dalam menarik minat para
generasi muda suku Karo untuk mempelajari budaya dan tradisi khususnya
dalam permainan alat musik tradisi gendang lima sendalanen.
4. Supaya masyarakat Karo lebih mencintai hasil peninggalan nenek moyang
agar identitas suku Karo tidak hilang dan generasi muda dimasa yang akan
datang dapat mewarisinya.
5. Perlu tetap dikembangkan dan dijaga pelestarian tari topeng
Gundala-gundala Seberaya ini, agar pada masa yang akan datang nilai-nilai
DAFTAR PUSTAKA
Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian. Cetakan ke-6 Bandung: Alfabeta
Poerwadarminta. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai pustaka
Soekanto, S,1984 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grofindo Persada
Soeharto, M. 1992 Kamus Musik Jakarta : Gramedia Widiasara Indonesia
Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabet
www.repository.usu.ac.id & tembuttembutseberaya.com
wikipedia, 2010. Alat musik tradisional suku Karo. Jakarta: http://www.sinabungjaya.com/?p=707
Simanjuntak, Krismanto Berry. 2005. Peranan musik Pada kegiatan dansa
berbasis Di The Universal Line Dance Medan
Barus, Wiranata Coki. 2011. Peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam
mengiringi tari ndikkar pada pencak silat teratai di kelurahan Gung Leto Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo
Ginting, Setiawan. 2003. Studi tentang tembut-tembut di Desa Seberaya dan