• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN DALAM TARI TOPENGGUNDALA-GUNDALA SEBERAYA DI DESA SEBERAYA KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN DALAM TARI TOPENGGUNDALA-GUNDALA SEBERAYA DI DESA SEBERAYA KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN DALAM

TARI TOPENG GUNDALA-GUNDALA SEBERAYA DI DESA

SEBERAYA KECAMATAN TIGA PANAH

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

CINTHYA BR SITEPU

NIM. 208342007

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan juga saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 14 Februari 2013

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Cinthya Br Sitepu, NIM 208342007, Peranan Ansambel Gendang Lima Sendalanen Dalam Tari TopengGundala-gundala Seberaya Di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, UNIMED.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Ansambel gendang lima Sendalanen Dalam Tari Topeng Gundala-gundala Seberaya Di Desa Seberaya serta bagaimana proses yang dilaksanakan dalam ritual memanggil hujan turun di desa Seberaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan gendang lima sendalanen, mengetahui apa saja jenis-jenis instrument ansambel gendang lima sendalanen dan untuk mengetahui tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundalaSeberaya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, berupa observasi Lapangan, wawancara, audio video, visual (pemotretan), studi kepustakaan.

(7)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS, karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini hingga dalam bentuk skripsi. Penelitian ini berjudul,

“Peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam tari topeng Gundala-gundala

Seberaya di Desa Seberaya kecamatan Tiga panah Kabupaten Karo”. Dalam

penyelesaian skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik dan atas Berkat Anugrah-NYA Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam peneyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Namun berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr.Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni. 3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendatasik FBS

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan Serta Selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah hati.

5. Ibu Yusnizar Heniwaty, S.St, M.Hum selaku Pembimbing I, yang selalu sabar membimbing penulis dan tidak pernah bosan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNIMED yang telah banyak memberi sumbangan ilmunya selama perkuliahan. 7. Teristimewa buat kedua orangtua Penulis. B Sitepu dan A Br Bangun

Semua ini penulis persembahkan kepadamu. Bujur ibas kerina sienggo iperjuangken ndu man bangku. Terima kasih atas Doa, kesabaran, kesetiaan, perhatian, dukungan dan pengorbana baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada skripsi.

8. Abang-abang penulis, Purnadi Sitepu dan Besten Sitepu. Trimakasih atas doa dan dukungannya.

9. Kepada yang terkasih Jupredi Singarimbun, trimakasih buat pengorbanan waktunya dan motivasinya dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Kepada Viva, Lola, Yanci. Teman-teman ”lajuma” yang tidak bisa penulis sebutkan satuper satu terimakasih buat kebersamaan kita selama perkuliahan.

(8)

12.Kepada berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini. Penulis mengucapkan trimakasih atas arahan dan dukungannya.

.

Medan, 14 Februari 2013

(9)

DAFTAR ISI

3. Pengertian Ansambel Gendang Lima Sendalanen ... 11

4. Pengertian Tari ... 16

5. Fungsi Tari Upacara dan Tari Hiburan ... 17

6. Pengertian Tari Topeng Gundala-gundalaSeberaya ... 18

B. Kerangka Konseptual ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23

A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23 B. Peranan Ansambel Gendang Lima sendalanen Dalam

(10)

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo ... 32

1. Penyajian tari topeng pada ritual ... 33

a. Tahap-tahap dalam pelaksanaan upacara ... 33

2. Penyajian tari topeng pada acara hiburan... 35

a. Jenis dan Peran Instrument Gendang ... 40

1). Sarune ... 40

2). Gendang ... 41

3). Gung dan Penganak ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. KESIMPULAN ... 47

B. SARAN ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(11)

i

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1Sarune ... 12

Gambar 2.2 Gendang Singindungi ... 12

Gambar2.3Gendang Singanaki ... 13

Gambar 2.4Gung ... 13

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Wilayah Indonesia memiliki etnis yang berbeda-beda. Dari keseluruhan

etnis tersebut juga memiliki aneka ragam corak budaya secara tradisional yang

bersumber dari pemikiran-pemikiran ataupun dari suatu kebiasaan yang terkait

dengan lingkungan dimana kelompok masyarakat itu berada. Misalnya pada etnis

Batak yang ada di Sumatra Utara. Etnis ini terbagi kedalam 6 bagian suku Batak

yaitu, Batak Karo, Toba, Dairi, Mandailing, Angkola dan Simalungun. Keenam

etnis Batak tersebut memiliki persamaan dan perbedaan kebudayaan

masing-masing. Seperti halnya dapat kita lihat, hampir di seluruh wilayah Indonesia

memiliki kesenian yang berbeda yang masing-masing memiliki keunikan

tersendiri. Keunikan tersebut biasa dilihat dari teknik permainanya, penyajiannya

maupun bentuk/organologi instrument musiknya. Khususnya pada suku Batak

Karo, merupakan salah satu suku yang memiliki ragam kesenian dalam kehidupan

masyarakatnya. Kesenian itu sendiri terdiri dari beberapa bagian seperti seni

musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, ukir(pahat).

Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan kesenian ini

masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama di

wilayah yang masih homogen secara etnik dan budaya. Seni ini menjadi tradisi

(14)

etnik, ada beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaannya,

bahkan ada yang hilang sama sekali. Hal ini disebabkan karena sudah mengalami

perubahan-perubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya

banyak di pengaruhi oleh budaya lain.

Dari aspek seni musik, pada masyarakat karo terdapat musik tradisional

yang terdiri dari music vokal dan instrumental, dimana penggunaannya berkaitan

dengan berbagai upacara religi, perkawinan, mengiringi tarian, memanggil roh

leluhur maupun mengusir roh jahat, memanggil hujan turun. Pada jaman dahulu

jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan masyarakat karo melaksanakan

ritual memanggil hujan, yang biasanya dilakukan dengan menari dan tarian

tersebut adalah tari topeng Gundala-gundala Seberaya. Dewasa ini Keberadaan

tari topeng Gundala-gundala Seberaya tampak kurang mendapat perhatian yang

serius, khususnya oleh masyarakat Karo, hal ini dapat dilihat dari kurang

diberdayakannya tari topeng Gundala-gundala Seberaya pada pelaksanaan

upacara-upacara ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual.

Pada masa lalu, keberadaan tari topeng Gundala-gundala Seberaya ini

sangat berperan di tengah masyarakat Karo, salah satunya bisa mendatangkan

hujan (ndilo wari udan), dalam acara menyambut tamu-tamu penting yang

berkunjung ke daerah Karo.

Biasanya Tari topeng Gundala-gundala Seberaya ini di iringi dengan

gendang lima sendalanen. Tari topeng Gundala-gundala Seberaya di iringi dengan

gendang mari-mari, gendang odak-odak, gendang Sinengguri. Ketiga jenis

(15)

suku Karo juga memiliki alat musik tersendiri. Alat musiknya yaitu Gendang

karo. Biasanya disebut gendang “Lima sendalanen” yang artinya seperangkat

gendang seperti Kulcapi, Balobat, Surdam, Keteng-keteng, Murbab, Sarune,

Gendang singundungi, gendang singanaki, penganak dan Gung. Alat tradisional

ini sering digunakan untuk menari, menyanyi, dan berbagai ritual tradisi. Jadi

Gendang karo sudah lengkap (lima sendalanen) jika sudah ada Sarune, Gendang

singindungi, Gendang singanaki, Penganak, dan Gung dalam mengiringi sebuah

upacara atau pesta.

Seperti yang sering dilakukan oleh masyarakat karo, yaitu melaksanakan

aktivitas bermusik dalam kebudayaan karo, yang dikenal dengan dua istilah yaitu,

ergendang dan rende. Ergendang terdiri dari dua kata (er= melakukan sesuatu) dan

(gendang yang secara sederhana dapat diartikan sebagai musik). Jadi ergendang

dapat diartikan, bermain musik. Sedangkan rende diartikan sebagai bernyanyi.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari

uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah dan lingkup permasalahan

yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar peneliti yang

dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1984 : 49), yang mengatakan bahwa :

“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah

(16)

Sesuai pendapat tersebut dan dari uraian yang terdapat pada latar belakang

masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan tari topeng Gundala-gundala Seberaya Di desa

Seberaya kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo

2. Bagaimana jenis alat musik tradisional karo dalam pelaksanaan tari topeng

Gundala-gundala Seberaya Di desa Seberaya kecamatan Tiga Panah

Kabupaten Karo

3. Bagaimana peranan gendang lima sendalanen dalam pelaksanaan tari

topeng Gundala-gundala Seberaya Di desa Seberaya kecamatan Tiga

panah Kabupaten Karo

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan permasalahan dalam topik yang diangkat

penulis, maka untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana,

kemampuan peneliti oleh karena itu peneliti mengadakan pembatasan masalah

untuk mempermudah penulis dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam

penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1990 : 36) yang

menyatakan bahwa:

“Sebuah masalah yang dirumuan terlalu umum dan luas tidak perlu

(17)

Berdasarkan pedapat tersebut, maka penulis membatasi masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam mengiringi

tari topeng Gundala-gundala Seberaya

2. Apa saja jenis instrument ansambel gendang lima sendalanen dalam

mengiringin tari topeng Gundala-gundala Seberaya

3. Bagaimana tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundala Seberaya

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian

yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk

menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,

sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban.

Berdasarkan uraian di atas hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005

: 14), yang mengatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan

digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena peneliti merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana

dirumuskan”.

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar

belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: “

(18)

topeng Gundala-gundala Seberaya Di desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah

Kabupaten Karo.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti

sebelum melakukan penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah

kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai

dalam kegiatan tersebut. Hal ini diperkuat pendapat Ali (1987 : 7) yang

mengatakan bahwa:

“Ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat

mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilakukan karena pada dasarnya tujuan penelitian merupakan titik tuju yang akan dicapai seseorang dalam mencapai kegiatan penelitian dan harus mempunyai

rumusan yang tegas, jelas, terprinci dan operasional”.

Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan gendang lima sendalanen dalam

mengiringi tari topeng Gundala-gundala Seberaya.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrument ansambel gendang lima

sendalanen dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundala Seberaya.

3. Untuk mengetahui tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundala

Seberaya.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang dapat

dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian

(19)

Beberapa manfaat penelitian yang diambil dari kegiatan penelitian ini

yaitu:

1. Sebagai bahan refrensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki

keterkaitan dengan topik ini.

2. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan

sebagai bahan informasi kepada masyarakat karo desa Seberaya mengenai

peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam tari topeng

Gundala-gundala seberaya di desa Seberaya Kecamatan Tiga panah Kabupaten

Karo.

3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda

untuk melestarikan musik tradisional daerahnya.

4. Sebagai bahan masukan bagi penulis dan pembaca dalam menambah

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Selain dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundala Seberaya, ansambel

gendang lima sendalanen juga berperan dalam upacara menyambut pejabat

pemerintah/ orang-orang penting yang berkunjung ke Tanah karo,

memperingati kemerdekaan RI, untuk memeriahkan pesta bunga dan buah

yang di laksanakan setahun sekali oleh masyarakat Karo. Alat musik

ansambel gendang lima sendalanen memiliki peranan yang penting dalam

pelaksanaan pertunjukan tari topeng gundala-gundala Seberaya. Karena

ansambel gendang lima sendalanen merupakan lambang identitas bagi suku

Karo.

2. Alat musik yang digunakan dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundala

Seberaya adalah, Sarune fungsinya sebagai pembawa melodi utama dalam

gendang lima sendalanen. Peranan sarune dalam mengiringi tari topeng

Gundala-gundala Seberaya adalah sebagai pemacu semangat terhadap tari

topeng Gundala-gundala Seberaya. Gendang, peranan gendang ini terhadap

tari topeng Gundala-gundala Seberaya adalah untuk menciptakan gerakan

terhadap penari dijelaskan bahwa improvisasi gerak tari topeng

(21)

penganak, peranan gung dan penganak dalam mengiringi tari topeng

Gundala-gundala Seberaya adalah sebagai pembatas gerak dari pada penari.

3. Penyajian tari topeng Gundala-gundala Seberaya pertama-tama diiringi

dengan gendang mari-mari yang bertempo lambat, penari menari mengikuti

alunan musik, tahap ini diibaratkan sebagai tahap mempertunjukkan

kekompakan antara Raja, Permainsuri, putri raja, menantu Raja. Pada saat

burung sigurda gurdi masuk ke panggung dan mendekati sang putri, para

pemusik menaikkan tempo musiknya, musik tersebut adalah gendang

odak-odak. Gerakan para penari topeng Gundala-gundala Seberaya semakin cepat

sesuai dengan iringan musik. Dan burung sigurda-gurdi sudah mulai

mendekati putri. Panglima raja menari sambil menghalangi burung

sigurda-gurdi agar tidak mengganggu putrinya. Pada gerakan ini pemain musik

semakin cepat memainkan gendang lima sendalanen yang disebut dengan

gendang sinengguri, Pada saat gendang sinegguri para penari menari smakin

cepat, dan burung sigurda-gurdi semakin mendekati putri. Dan akhirnya

panglima mendekati burung sigurda-gurdi, dan dia sangat marah besar kepada

burung sigurda gurdi karena terus menerus mengganggu putri. Dan akhirnya

(22)

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran

antara lain:

1. Penggunaan alat musik tradisional ansambel gendang lima sendalanen

sebagai musik pengiring dalam tari topeng Gundala-gundala Seberaya,

hendaknya dipertahankan melihat dampak positif dari penggunaan alat

musik tradisional ansambel gendang lima sendalanen dan kiranya para

penari dapat lebih mendalami tentang penggunaan ansambel gendang lima

sendalanen dalam tari Topeng Gundala-gundala Seberaya.

2. Ansambel gendang lima sendalanen sebagai lambang identitas suku Karo

merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilestarikan serta

dipertahankan, agar generasi muda suku Karo dapat mengetahui akan

pentingnya peranan alat musik ansambel gendang lima sendalanen.

3. Hendaknya masyarakat Karo membuat promosi dalam menarik minat para

generasi muda suku Karo untuk mempelajari budaya dan tradisi khususnya

dalam permainan alat musik tradisi gendang lima sendalanen.

4. Supaya masyarakat Karo lebih mencintai hasil peninggalan nenek moyang

agar identitas suku Karo tidak hilang dan generasi muda dimasa yang akan

datang dapat mewarisinya.

5. Perlu tetap dikembangkan dan dijaga pelestarian tari topeng

Gundala-gundala Seberaya ini, agar pada masa yang akan datang nilai-nilai

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara

Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian. Cetakan ke-6 Bandung: Alfabeta

Poerwadarminta. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai pustaka

Soekanto, S,1984 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grofindo Persada

Soeharto, M. 1992 Kamus Musik Jakarta : Gramedia Widiasara Indonesia

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabet

www.repository.usu.ac.id & tembuttembutseberaya.com

wikipedia, 2010. Alat musik tradisional suku Karo. Jakarta: http://www.sinabungjaya.com/?p=707

Simanjuntak, Krismanto Berry. 2005. Peranan musik Pada kegiatan dansa

berbasis Di The Universal Line Dance Medan

Barus, Wiranata Coki. 2011. Peranan ansambel gendang lima sendalanen dalam

mengiringi tari ndikkar pada pencak silat teratai di kelurahan Gung Leto Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

Ginting, Setiawan. 2003. Studi tentang tembut-tembut di Desa Seberaya dan

Gambar

Tabel 4.1 struktur penyajian ......................................................................
Gambar2.1Sarune ......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyajian musik Gendang Lima Sendalanen upacara Ndilo Wari Udan di Desa Tiga Binanga Kabupaten Karo, jenis-jenis

Cindy Pagitta, NIM 2113340011, Teknik Permainan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki Dalam Mengiringi Lagu Tradisional Karo Di Kelurahan Gung Negeri

Peranan seniman tradisional Karo dahulu mereka memainkan musik tradisional masyarakat Karo dengan memainkan gendang lima sedalanen dalam mengiringi tarian atau nyanyian

Didalam gendang lima sendalanen, sarune Karo adalah salah satu alat musik karo yang berfungsi sebagai pembawa melodi dalam mengiringi suatu upacara adat di dalam masyarakat

Tari Topeng Ayu merupakan kesenian ciri khas Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan. Tari Topeng Ayu merupakan pengembangan gerak dari tari Topeng Ireng yang dikreasikan kembali.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk pertunjukan Tari Topeng Klana di Desa Slarang Lor 2) Bagaimana upaya pelestarian Tari Topeng

Peranan pendamping Desa dalam pengawasan ini adalah melakukan pemantauan terhadap kegiatan pembangunan di Desa baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemberdayaan.dengan adanya

52 komunikasi bagi masyarakat dimana penyajian musik gendang sarune dalam mengiringi Tari Lima Serangkai menjadi media untuk menceritakan bagaimana proses pergantian gerakan pada