• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTsN 6 AGAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTsN 6 AGAM SKRIPSI"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DI MTsN 6 AGAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana(S-1) Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH WISNARYATI

2614.132

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN

KONSELING DENGAN WALI KELAS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTsN 6 AGAM” yang ditulis oleh Wisnaryati, NIM : 2614.132 telah diperiksa dan disetujui untuk sidang munaqasyah pada Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 2019 Pembimbing I Pembimbing II

Alfi Rahmi, M,Pd Rahmawati Wae,M.Pd NIP : 19790723 200604 2 002 NIP : 2006038902

(3)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wisnaryati

Nim : 2614.132

Tempat/tanggal lahir : Simpang Duku, 07 Februari 1996 Prodi : Bimbingan dan Konseling

Judul Skripsi : Kerjasama Guru Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6

Agam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah berupa skripsi saya dengan judul di atas adalah benar karya penulis. Apabila kemudian hari terbukti skripsi ini bukanlah hasil karya penulis sendiri, maka penulis bersedia dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 2019

Wisnaryati 2614.132

(4)

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini disusun oleh WISNARYATI, NIM: 2614.132 dengan Judul “Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Mtsn 6 Agam” Ini Telah Diuji Dalam Sidang Munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Hari Jum’at 22 Februari 2019 dan Dinyatakan Telah Dapat Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Stara 1 (S1) Pada Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.

Bukittinggi, 22 Februari 2019 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Alfi Rahmi, M.Pd Rahmawati Wae, M.Pd

NIP.197907232006042002 NIDN. 2006038902

Anggota

Afrinaldi, S.Sos.I MA.,Ph.D Dr. Iswantir, M.Ag

NIP. 198004032005011003 NIP.197605192006041001

Pembimbing

Alfi Rahmi, M.Pd Rahmawati Wae, M.Pd

NIP.197907232006042002 NIDN. 2006038902

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc., M.Pd NIP.197305102000121002

(5)

ABSTRAK

Wisnaryati, Nim 2614.132, Judul Skripsi “Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling Dengan Wali Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTsN 6 Agam”, Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Tahun 2019.

Skripsi ini dilatar belakangi sebagian siswa kelas VII merupakan siswa baru sehingga baru mengalami proses belajar di MTsN, siswa kelas VII masih melakukan gaya belajar anak SD seperti harus diperhatikan terus menerus, didiktekan, harus dijelaskan secara rinci baru mnengerti, masih terdapat siswa yang tidak berminat dalam belajar seperi tidak mencatat, tidak mengerjakan PR, tidak bertanya saat tidak mengerti, tidur, suka bermenung dan masih terdapat siswa yang memilih-milih guru dan mata pelajaran. Bahkan terdapat siswa dengan motivasi belajar yang rendah seperti nilai-nilai masih banyak yang dibawah KKM sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar yang tidak memuaskan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Reseach) dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan “penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilaku yang diamati Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi. Informan ini terdiri dari informan kunci yaitu satu orang Guru bimbingan konseling dan lima orang Wali Kelas dan informan pendukung siswa. Teknik analisis data adalah dengan analisis deskriptif kualitatif dan teknik menguji keabsahan data dengan triangulasi data.

Dari hasil penelitian kerjasama yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah Dasar kerjasama Guru BK Bimbingan Konseling dengan Wali Kelas dalam menyusun program kegiatan meningkatkan motivasi belajar ini secara tidak langsung penanganan nya sudah ada masuk kedalam layanan responsif. Bentuk bentuk pelaksanaannya yaitumembantu memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan konseling, membantu guru bimbingan dan konseling mengidentifikasi masalah siswa, mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling, membantu guru bimbingan dan konseling mengumpulkan data tentang siswa, berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa. Hasil evaluasi sudah ada perubahan dari anak tersebut. Hasil rekomendasi Sekolah memberikan aturan-aturan atau tata tertib sekolah yang lebih ketat lagi. Tindak lanjut kerjasama guru BK dengan wali kelas tergantung kepada siswa yang dibimbing, apabila siswa ada perubahan dari sebelumnya maka akan dimotivasi terus, begitu pun dengan yang tidak ada perubahan maka diberikan layanan tambahan.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTsN 6 AGAM ”. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan Al-Quran dan Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Prodi Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materil. Berkenaan dengan itu, izinkanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan banyak bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan studi, dan terima kasih juga kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, beserta para pembantu Wakil rektor I Bapak Dr. Asyari,S.Ag.,M.Si selaku bidang akademik dan pengembangan lembaga, Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Pd selaku bidang adum, perencanaan dan keuangan , dan Rektor III Ibu Dra. Hj. Nuraisyah selaku bidang kemahasiswaan dan kerjasama.

2. Bapak Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

(7)

Bukittinggi, beserta para pembantu Bapak Dr. Wedra Aprison M.Ag wakil Dekan I, Bapak Charles S.Ag.,M.Pd wakil dekan II dan Bapak Drs. Khairuddin. M.Pd selaku wakil dekan III.

3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling.

4. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Rahmawati Wae, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing dan mengoreksi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

5. Bapak Drs. Khairuddin. M.Pd selaku Penasehat Akademik

6. Bapak/Ibu dosen serta staf pengajar Prodi Bimbingan dan Konseling. 7. Bapak Iswandi, S.Pd selaku kepala sekolah MTsN 6 Agam.

8. Ibu Yultiswati, S.Pd selaku koordinator BK di MTsN 6 Agam. 9. Bapak Deni Ashari, S.Pd.I selaku Guru BK di MTsN 6 Agam.

Tiada yang pantas penulis ucapkan kecuali untaian kata terima kasih

“Jazaakumullah Ahsanal Jazaa” semoga amalnya diterima oleh Allah SWT, dan

dibalas dengan sebaik-baik balasan. Semoga karya yang masih jauh dari kesempurnaan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin ya Mujibas Saailiin.

Bukittinggi, 2019 Penulis

WISNARYATI NIM : 2614.132

(8)

DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN...i PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii ABSTRAK...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR LAMPIRAN...viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7 C. Pertanyaan Penelitian………....………... 8 D. Tujuan Penelitian ... .8 E. Kegunaan Penelitian…...……….. 8 F. Penjelasan Judul …...…...………..9 G. Sistematika Penulisan...12

BAB II LANDASAN TEORI A. Guru BK 1. Pengertian Guru BK...13

2. Syarat-syarat Guru BK...14

3. Tugas dan tanggung jawab Guru BK...15

4. Kompetensi Guru BK...19

B. Wali Kelas 1. Pengertian Wali Kelas……….…………. 26

2. Syarat-syarat Wali Kelas……….…………. 27

3. Tugas dan Peran Wali Kelas...………….…………. 32

4. Fungsi Wali kelas ...………….…………. 34

C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar ………35

2. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………36

3. Macam-macam Motivasi Belajar……….42

4. Ciri-ciri dan Fungsi Motivasi Belajar ……….……44

a. Ciri-ciri Motivasi Belajar……….…………44

b. Fungsi Motivasi Belajar……….…...45

D. Kerjasama Guru BK dengan Wali Kelas...58

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….52

B. Lokasi Penelitian………...52

C. Informan Penelitian...………..53

D. Teknik Pengumpulan Data………53

(9)

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Bentuk k Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling dan Wali Kelas dalam menyusun program kegiatan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTs N 6 AGAM. ………61 B. Bentuk pelaksanaan Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling

dan Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Di MTs N 6 AGAM. ………..71 C. Mengevaluasi Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling dan

Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di

MTs N 6 AGAM... ………...83 D. Tindak lanjut Kerjasama Guru Bimbingan dan konseling dan

Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Di MTs N 6 AGAM. ……….85 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...………...87 B. Saran...………....88 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Layanan bimbingan dan konseling adalah sebuah layanan yang diberikan oleh seorang guru bimbingan dan konseling guna pemberian bantuan kepada siswa untuk mengentaskan permasalahannya. Adapun permasalahan-permasalahan yang dapat dientaskan oleh guru bimbingan dan konseling seperti masalah kesulitan belajar, motivasi siswa dalam belajar, masalah dalam menentukan sekolah lanjutan, pemilihan jabatan, penyesuaian diri terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat, sosial, ekonomi dan kesehatan, penggunaan waktu luang, serta masalah-masalah kepribadian yang dialami siswa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, yang menyatakan bahwa :

“Bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan secara terprogram yang dilakukan oleh konselor atau bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya”.1

Salah satu peran utama guru Bimbingan dan Konseling adalah memberikan motivasi belajar kepada siswa. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelegtual, yang memiliki peran yang khas dalam

1

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Derektoran Jendral Guru Dan Tenaga Kerja Kependidikan, Pamduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Menengah Atas (SMA), Jakarta, 2016. Hal 5

(11)

hal menumbuhkan gairah, rasa senang, dan semangat untuk belajar2. Pada siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, mereka akan memiliki banyak energi untuk kegiatan belajar dan dihampiri oleh perasaan senang untuk melakukan aktivitas belajar.

Seterusnya motivasi juga berperan dalam menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar dan menentukan katekunan belajar3. Oleh karena itu motivasi siswa dalam belajar perlu di perhatikan karena dengan adanya motivasi, siswa akan terdorong untuk melakukan aktivitas belajar dengan penuh semangat serta tahu dengan tujuan belajar sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran yang disampaikan guru dengan penuh makna dan nyaman berada dalam kelas untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi motivasi belajar adalah lingkungan, sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah keluarga yang mengasuh sekaligus tempat anak dibesarkan, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul dan bermain. Jadi dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh kondisi sekolah, karena sekolah adalah tempat siswa belajar, dan guru adalah salah satu faktor utama dalam proses menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar pada siswa.

2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014 )

h. 75

3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukuranya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 27-

(12)

Motivasi belajar yang dimiliki siswa berbeda-beda, hal ini dapat terlihat berdasarkan adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Jika seorang siswa tidak menunjukkan ciri-ciri ditas maka dapat dikatakan siswa memiliki motivasi belajar yang rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan menunjukkan sikap lesu, tidak bersemangat, tidak tertarik dengan apa yang di jelaskan oleh guru dan hal ini cukup banyak ditemui dikalangan para siswa.

Oleh karena itu untuk menumbuhkan ciri-ciri siswa yang termotivasi untuk belajar maka perlu adanya kerjasama para guru, seperti: memilih motode yang tepat dalam mengajar, menginformasikan tujuan belajar, mengadakan evaluasi, menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa, menanamkan nilai pandangan hidup positif pada siswa tentang tujuan belajar, menceritakan keberhasilan tokoh, merespon keberhasilan siswa dalam belajar dalam bentuk pujian maupun hadiah.4 Pelaksanaan kerjasama di atas tidak dapat dilakukan hanya oleh guru mata pelajaran atau wali kelas saja kerena tugas utama guru adalah transfer

4 Astuti, Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Kerjasama Guru bimbingan dan konseling dan Wali kelas, (http://www. Bimatab. co.id)

(13)

of knowledge, oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama guru wali kelas, guru mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling.

Proses kerjasama antara wali kelas dan guru bimbingan dan konseling dimulai dengan mengumpulkan data berkenaan dengan permasalahan siswa. Pengumpulan data ini dapat berupa angket atau wawancara dengan siswa, wali kelas ataupun guru mata pelajaran. Wali kelas adalah pihak sekolah yang paling utama yang harus dilibatkan dan diwawancarai, dikarenakan wali kelas adalah adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar pelatih untuk mengelola satu kelas tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling dikelas.5 Oleh sebab itu wali kelas adalah pihak guru yang memiliki informasi yang akurat dan berkesinambungan berkenaan dengan perkemabangan siswa baik berkenaan proses pembelajaran ataupun perkembangan pribadi siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Woolfock dan Weinstein mengemukakan bahwa fungsi wali kelas adalah

1. Manajer, seorang wali kelas harus mampu menjadi manajer yang baik, karena ia harus mengedepankan fungsi menejerialnyadisaat siswa harus memenuhi tang telah ditetapkan.

2. Motivator, seorang wali kelas harus mampu menjadi motivator yang baik, Karena ia harus mengetahui kelemahan dan kelebihan

5 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah, (Bandung : Alva

(14)

masing siswanya sehingga wali kelas mampu mengarahkan siswa sesuai dengan kemampuannya dan mengoptimalkan potensi-potensi siswanya.

3. Desainer, seorang wali kelas harus memiliki ide-ide yang bagus untuk kelas yang dikelolanya, ia memiliki rencana-rencana yang mungkin dicapai dan bagaimana cara pencapiannya dengan melibatkan seluruhpotensi yang dimilikinya.

4. Administrator, seorang wali kelas harus mampu menjadi administrator yang hebat, karena nilai siswa menjadi taruhannya jika wali kelas tidak memiliki keahlian dibidang administrator tertentu akan menghambat dan merugikan siswa.

5. Psikolog, seorang wali kelas harus mampu membaca sistuasi dan kondisi yang dihadapi, ia bisa merasakan apa yang siswa rasakan dan kemudian memberikan nasehat dan solusi dalam menghadapi masalah siswa.6

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wali kelas memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pendidikan kepada siswa dikarenakan wali kelas dapat berfungsi menjadi manajer, psikolog, motivator , administrator dan desainer. Sehingga dengan fungsi tersebut siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan yang seharusnya. Oleh karena itu diharapkan kerjasama yang baik terjalin antara guru bimbingan konseling dengan wali kelas.

6 Woolfock dan Weinstein, Manajemen Kelas Berbasis Komprehensif , ( Jakarta :

(15)

Kerjasama adalah suatu kegiatan kerjasama interaktif antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan wali kelas yang dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga untuk mengembangkan dan melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling. Kerjasama tersebut dilakukan dengan komunikasi serta berbagai pemikiran gagasan dan tenaga secara berkesinambungan. 7

Kerjasama adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama menimbulkan hasil yang tidak timbul apabila dilakukan oleh satu orang. Kerjasama ini diharapkan terjalin antara Guru bimbingan konseling dan wali kelas, karena wali kelas lebih sering bertemu dengan siswa dan lebih mengetahui apa yang dibutuhkan siswa. Tujuan nya yaitu menjalin hubungan baik dengan pihak lain dan memperoleh sumbangan pemikiran yang diperlukan dalam mengatasi suatu masalah atau bantuan yang dibutuhkan siswa.8 langkah-langkah nya yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, tindak lanjut. 9

Seterusnya dengan terlaksananya fungsi wali kelas di atas diharapkan wali kelas dapat menjadi informan kunci dalam memberikan informasi perkembangan siswa dan ikut memberikan kontribusi dalam mengentaskan permasalahan siswa. Hal ini sesuai dengan Panduan

7

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Menengah atas

(SMA), Jakarta, 2016. hal 65

8 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga

Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Menengah atas

(SMA),…2016. hal 65

9 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga

Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Menengah atas

(16)

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah pertama yang menyatakan bahwa kerjasama yang dapat dilakukan oleh wali kelas dengan guru bimbingan dan konseling adalah memberikan segenap informasi berkenaan perkemabangan siswa, ikut memberikan motivasi dan ikut dalam rangka konferensi kasus dengan orang tua siswa.

Tugas guru dalam memberikan motivasi kepada siswa telah dijelaskan dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 11

                                     



Artinya :

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Berdasarkan ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah SWT tidak akan merobah keadaan suatu kaum apabila tidak kaum tersebut mengubah keadaannya. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan untuk menigkatkan dan mengembangkan potensi siswa. Proses merubah nasib seseorang dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pemberian motivasi oleh seorang guru kepada siswanya,

(17)

agar siswa terdorong untuk merubah nisibnya sendiri. Pemberian motivasi sangat diperlukan diri siswa agar ia tergerak untuk melakukan sesuatu yang baik untuk dirinya dan masa depannya.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan dan konseling pada tanggal 07 Maret 2018 di MTsN 6 Agam diketahui bahwa masalah motivasi belajar memang ada dialami oleh siswa. Seperti siswa kelas VII merupakan siswa baru sehingga baru mengalami proses belajar di MTsN, siswa kelas VII masih melakukan gaya belajar anak SD seperti harus diperhatikan terus menerus, didiktekan, harus dijelaskan secara rinci baru mnengerti, masih terdapat siswa yang tidak berminat dalam belajar seperi tidak mencatat, tidak mengerjakan PR, tidak bertanya saat tidak mengerti, tidur, suka bermenung dan masih terdapat siswa yang memilih-milih guru dan mata pelajaran. Bahkan terdapat siswa dengan motivasi belajar yang rendah seperti nilai-nilai masih banyak yang dibawah KKM sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar yang tidak memuaskan. Oleh karena itu guru bimbingan dan konseling telah melakukan kerjasama dengan wali kelas dan guru mata pelajaran dalam meningkatkannya motivasi belajar siswa. Adapun kerjasama yang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling adalah melibatkan wali kelas dalam proses pengumpulan

(18)

data siswa, menginformasikan perkembangan siswa dan mengajak wali kelas dalam proses konferensi kasus.10

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu wali kelas VII.6 pada hari dan tanggal yang sama. Penulis mendapatkan keterangan bahwa kerjasama yang telah dilakukan guru bimbingan dan konseling dan wali kelas berupa kerjasama yang menguntungkan berupa saling tukar informasi berkenaan perkembangan siswa, saling memberikan masukan tentang cara memberikan nasehat dan bantuan atas permasalahan siswa serta melakukan pemanggilan orang tua siswa.11

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan maka penulis tertarik mengkaji permasalahan ini lebih lanjut untuk mengetahui kerjasama yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam bentuk penelitian. Oleh karena itu penulis merumuskan judul penelitian tentang : ”Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Mtsn 6 Agam”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka, maka penulis membatasi fokus masalah penelitiannya yaitu kerjasama guru

10

DE ( Guru BK Kelas VII) Wawancara, 07 Maret 2018, MTsN 6 AGAM

11

(19)

bimbingan dan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Di MTsN 6 Agam.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut bagaimana Kerjasama Guru bimbingan dan konseling dengan Wali Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTsN 6 Agam?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang penulis paparkan diatas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian yaitu untuk melihat kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas dalam menyusun program kegiatan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN 6 Agam

E. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN 6 Agam.

(20)

a. Bagi penulis

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan, pengetahuan penulis tentang karya ilmiah dan untuk mencari kebenaran dari suatu masalah, untuk meraih gelar S1 BK

b. Bagi sekolah

Diharapkan dengan adanya penelitian ini sekolah (MTsN 6 Agam), khususnya kepala sekolah hal ini dijadikan sebagai acuan dalam membuat kebijakan tugas dan peran guru pembimbing dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Bagi lembaga

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mempersiapkan sarjana bimbingan dan konseling yang berkualitas.

d. Bagi siswa

Agar kerjasama guru bimbingan dan konseling dan wali kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

e. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagi acuan bagi peneliti selanjutnya yang beminat dalam meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.

(21)

F. Penjelasan Judul

Supaya tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka arti kata-kata yang terdapat dalam judul penelitian ini:

Kerjasama : Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang secara bersama menimbulkan hasil yang tidak timbul apabila dilakukan oleh seseorang.12 Kerjasama yang penulis maksud disini adalah kerjasama yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konsreling dan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan kerjasama yang dilakukan oleh wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Guru bimbingan dan konseling : Tenaga profesioanal yang mempunyai tugas dan wewenang serta hak secara penuh dalam bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik atau

12 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta : Rineka Cipta.

(22)

siswa di sekolah”.13

Guru bimbingan dan konseling yang penulis maksud adalah Guru bimbingan dan konseling sekolah yang ada di MTsN 6 Agam yang melakukan Kerjasama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Wali kelas : Guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar juga pelatih untuk mengelola satu kelas tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bombingan dan konseling dikelas.14 Wali kelas yang penulis maksud adalah wali kelas dari siswa kelas VII di MTsN 6 Agam yang melakukan Kerjasama di sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Meningkatkan : Menaikkan, mempertinggi,

mengangkat diri, mengembangkan”15. Yang penulis maksud disini adalah meningkatkan dan memperkuat serta

13 Prayitno, Penelitian Kegiatan Pengawasan dan konseling disekolah, ( Jakarta : Rineka

Cipta. 2001) hal. 8

14

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen BK disekolah...h 135

15

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Repoblik Indonsesia, Kamus Besar Bahasa

(23)

terjadinya perobahan motivasi yang dialami siswa dalam belajar di MTsN 6 Agam.

Motivasi Belajar : faktor psikis yang bersifat non intelegtual, yang memiliki peran yang khas dalam hal menumbuhkan gairah, rasa senang, dan semangat untuk belajar. 16 Motivasi belajar yang penenliti maksud adalah motivasi belajar siswa kelas VII

Siswa : Murid, terutama pada sekolah

dasar, dan menengah, pelajar17. yaitu siswa di MTsN 6 Agam kelas VII.

Adapun yang penulis maksud secara keseluruhan dari judul ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui “Kerjasama yang dilakukan oleh Guru bimbingan dan konseling dengan Wali kelas dalam meningkatan motivasi belajar siswa”.

G. Sistematika Penulisan

16 Sardiman, , Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grasindo Persada,

2001),, h. 75

17 Departemen Pendidikan dan kebudayaan Repoblik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 706

(24)

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari dari latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitin, kegunaan penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan teoritis, yang membahas tentang Guru bimbingan dan konseling, pengertian Guru bimbingan dan konseling, dan kerjasama Guru bimbingan dan konseling dan wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. unutuk sub bab tentang guru bimbingan dan konseling, apa itu guru bimbingan dan konseling, sub bab motivasi belajar mengenai apa itu motivasi, apa pengertian belajar, dan apa yang dimaksud dengan motivasi belajar. Sedangkan unutk sub bab kerjasama guru bimbingan dan konseling dan Wali kelas yang akan dibahas mengenai Kerjasama yang dilakukan guru bimbingan dan konseling dengan Wali kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB III : Metodologi Penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

(25)

BAB IV : Merupakan hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi hasil penelitian.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Guru bimbingan dan konseling

1. Pengertian guru Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan nasional sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling harus searah dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dirmuskan dalam undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6) dinyatakan bahwa : Pendidik adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, Guru Bimbingan dan Konseling, pamong belajar, widiaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhussanya serta yang berpartisipasi dalam menyelengarakan pendidikan.18

Guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru yang selain mengajar mata pelajaran tertentu, terlibat juga dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling model ini termasuk memliki tugas rangkap. Guru mata pelajaran yang bisa diserahi tugas dan tanggung jawab sebagai guru pembimbing konseling misalnya guru agama, guru PPKN,

18

Sutirna, Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Formal, Non Formal Dan Informal, (Yogyakarta : CV Andi offset.2013) hal 35

(27)

dan guru-guru lainnya terutama yang tidak memiliki jam pelajaran.19

Dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling adalah tenaga ahli yang memiliki seperangkat kompetensi sekaligus merupakan orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada klien karena telah menjalani pendidikan bimbingan dan konseling pada instansi tertentu.

2. Syarat-syarat Guru Bimbingan dan Konseling

Agar pembimbing dapat menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, maka pembimbing harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup, luas baik dari segi teori maupun segi praktik. Segi teori merupakan hal yang penting karena segi inilah yang menjadi landasan didalam paraktik.

b. Dari segi psikologis, seorang pembimbing harus dapat mengambil tindakan bijaksana jika pembimbing telah cukup dewasa secara psikologis, yang dalam hal ini dimaksudkan kemantapan atau kestabilan didalam psikisnya, terutamaa dalam hal emosi.

19 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

(28)

c. Seorang pembimbing harus sehat jasmani dan psikisnya. Apabila jasmani dan psikis tidak sehat maka hal itu akan menggangu dalam menjalankan tugasnya.

d. Seorang pembimbing harus mempunyai kecintaan terhadap pekerjaannya dan juga terhadap anak atau individu yang dihadapinya.

e. Seorang pembimbing harus mempunyai inisiatif yang baik sehingga usaha bimbingan dan konseling dapat berkembnag kearah keadaan yang lebih empurna untuk kemajuan sekolah.

f. Karena bidang gerak dari pembimbing tidak tebatas pada sekolah saja maka seorang pembimbing harus supel, ramah tamah, dan sopan santun didalam segala perbuatannya sehingga pembimbing dapat bekerja sama dan memberikan bantuan secukupnya untuk kepentingan anaknya.

g. Seorang pembimbing harus diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat menjalankan prinsip-prinsip etik bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya20.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling

Ada terdapat perbedaan yang mendasar antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan guru mata pelajaran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Guru mata pelajaran tugasnya lebih kepada transfer of knowledge, sedangkan Guru Bimbingan dan Konseling tugasnya lebih

20 Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (studi dan karir), (Yogyakarta : Andi Offset,

(29)

dititik beratkan kepada pembinaan siswa. Di sekolah Guru Bimbingan dan Konseling berupaya untuk membina sekaligus membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Pembinaan yang dilakukan Guru Bimbingan dan Konseling dikenal dengan sebutan full guidance counselor, kerena seluruh waktu dan perhatian Guru Bimbingan dan Konseling dicurahkan pada layanan bimbingan dan konseling, tidak mengenal tempat, dimanapun siswa membutuhkan layanan bimbingan dan konseling.

Selanjutnya, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menangani berbagai macam permasalahan yang dialami siswa, seperti masalah kesulitan belajar, motivasi siswa dalam belajar, masalah dalam menentukan sekolah lanjutan, pemilihan jabatan, penyesuain diri terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat, sosial, ekonomi dan kesehatan, penggunaan waktu luang, serta masalah-masalah kepribadian yang dialami siswa.

Keseluruhan permasalahan di atas merupakan tugas dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling untuk membantu mengantaskannya melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling. Apabila dikelompokan maka masalah tersebut berkaitan dengan bidang pribadi, belajar, sosial, ekonomi, karir dan keluarga. Masalah yang berkaitan dengan bidang belajar salah satunya mengenai kesulitan yang dirasakan siswa dalam belajar, apabila kondisi ini terus berlanjut bisa menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar sehingga akan berdampak

(30)

terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu keberadaan Guru Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan dalam membantu pengentasan berbagai macam permasalahan yang di alami siswa ini. Melalui usaha yang dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelayanan konseling akan dapat di ungkap faktor utama yang menyebabkan munculnya permasalahan siswa sehingga masalah tersebut segera terentaskan, dengan demikian siswa akan memiliki motivasi belajar dan dapat mengikuti aktivitas pembalajaran sebagaimana menstinya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling bukan saja kepada siswa melainkan juga kepada orang tua, kepala sekolah serta staf administrasi. Ini dilihat pada poin ketiga yang mana Guru Bimbingan dan Konseling bertugas untuk memberikan informasi tentang program bimbingan dan konseling kepada pihak tersebut. Dari informasi yang diberikan oleh Guru bimbingan dan konseling, pihak yang bersangkutan dapat mengetahui program bimbingan dan konseling yang telah dibuat oleh Guru Bimbingan dan Konseling, sehingga dengan adanya pemberian informasi ini juga akan memberikan kemudahan bagi guru bimbingan dan konseling dalam menjalankan pelayanan bimbingan dan konseling.

Penyelengaraan bimbingan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling bersifat preventif di atas maksudnya adalah untuk menjaga siswa agar tidak mengalami kesulitan, serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan bersifat preservatif adalah usaha yang diakukan oleh

(31)

Guru Bimbingan dan Konseling untuk menjaga keadaaan yang telah baik agar tidak mengalami penurunan. Sedangkan bersifat kolektif maksudnya adalah guru bimbingan dan konseling berupaya memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar yang membutuhkan orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan yang dialami.

Berdasarkan kutipan ini dapat diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling merupakan keseluruhan pelaksanaan pelayanan konseling yang mencakup perencanaan program, untuk itu dalam membuat perencanan program Guru Bimbingan dan Konseling perlu mempertimbangan kebutuhan siswa. Kemudian program ini direalisasikan oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terdiri dari: (1)layanan orientasi, (2)layanan informasi, (3)layanan penempatan dan penyaluran, (4)layayan penguasaan konten, (5)layanan konseling perorangan, (6)layanan bimbingan kelompok, (7)layanan konseling kelompok, (8)layanan konsultasi, (9)layanan mediasi. Selain itu Guru Bimbingan dan Konseling juga dapat memanfaatkan kegiatan pendukung konseling untuk membantu dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung tersebut terdiri dari: (1)aplikasi intrumentasi, (2)himpunan

(32)

data, (3)konferensi kasus, (4)kunjungan rumah, (5)alih tanggan kasus, (6)tanpilan kepustakaan.21.

Selain itu guru bimbingan dan konseling juga harus mampu mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.22 Pengendalian yang dilakukan Guru Bimbingan dan Konseling akan memberikan kelancaran dalam pelayanan konseling. Kemudian idealnya dalam pelayanan konseling yang menjadi tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling adalah 150 orang.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa begitu banyak yang menjadi tugas dan tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelayanan konseling. Oleh kerena itu Guru Bimbingan dan Konseling harus mengetahui dan piawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya agar dapat terlaksana dengan baik .

4. Kompetensi Guru bimbingan dan konseling

Rumusan Standar Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja guru bimbingan dan konseling. Namun bila ditata kedalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional

21 Prayitno, Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling, (Padang: UNP, 2004),

h. 2

22 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka

(33)

guru bimbingan dan konseling dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional seebagai berikut :23

a. Kompetensi Pedagogik

1) Menguasai teori dan praktis pendidikan

a) Mengusai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya b) Mengiplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses c) Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan 2) Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta

perilaku konseli

a) Mengaplikasikan kaidah-kaidah prilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

b) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualistik dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingandan konseling dalam upaya pendidikan

c) Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

23

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 Tanggal 11 Juni 2008 ( Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling).

(34)

d) Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

e) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

3) Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan

a) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informasi

b) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan dan khusus c) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan

jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah serta tinggi.24

b. Kompetensi personal

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Menghayati kode etik dan proses pengambilan keputusan secara etis

3) Menampilkan rasa hormat tergadap kergaman individu 4) Menampilkan struktur nilai dan sistem kepyakinan pribadi

24 Daryanto dkk, Bimbingan dan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan Guru Umum, Yogyakarta : Gava Media,2015. Hal 14

(35)

5) Menampilkan ketebukaan, fleksibilitas, sikap mengasihi, dan toleran didalam melakukan inteksi profesional yang mengarah kepada pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri dan orang lain

6) Manampilkan arah diri dan otonomi kedirian yang mantap 7) Bertindak secara konsisten dengan sistem nilai etis pribadi dan

kode etik profesional dalam hubungan profesionalnya 8) Meninjukkan penampilan diri yang menarik

9) Mampu menyesuaikan diri secara adekuat

10) Memiliki kepercayaan dan keyakinan diri untuk bisa memberikan layanan bantuan

11) Memiliki keikhlasan dalam menyelengarakan pelayanan. 25 c. Kompetensi Sosial

1) Mengimplementasikan kalaborasi intern ditempat kerja

a) Memahami dasar, tujuan, organiasasi dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah atau madrasah, komite sekolah atau madrasah) ditempat kerja.

b) Mengomunikasikan dasar, tujuan dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain ditempat bekerja

c) Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait didalam tempat bekerja (seperti guru, orangtua, tenaga administrasi)

(36)

2) Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling

a) Memahami dasar, tujuan dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi

b) Menaati kode etik profesi bimbingan dan konseling

c) Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi

3) Mengimplementasikan kalaborasi antar profesi

a) Mengkomunikasikan aspek-aspek profesionalisasi bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lainnya b) Memahami peran organisasi profesi lain memanfaatkan

untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling

c) Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesionalisasi dan profesional profesi lainnya

d) Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan.26

d. Kompetensi Profesional

1) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli

a) Menguasai hakikat asesmen

26

Daryanto dkk, Bimbingan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan

(37)

b) Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling

c) Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli

d) Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kcendrungan priibadi konseli

e) Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan

f) Mengakses an dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling

g) Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat

h) Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen

2) Menguasai kerangka teoritik dan praktis bimbingan dan konseling

a) Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling

b) Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling c) Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan

(38)

d) Mengaplikasikan pendekatan atau model atau jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

e) Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja

f) Mengaplikasikan dalam praktik format peelayanan bimbingan dan konseling

3) Merancang program bimbingan dan konseling a) Menganalisis kebutuhan konseli

b) Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasarkan kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan

c) Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling

d) Merencanakan sasaran dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling

4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif

a) Melaksanakan program bimbingan dan konseling

b) Melaksanakan pendekatan kalaboratif dalam pelayanan bimbingan konseling

c) Memfasilitasi perkembangan akademik, karir, personal dan social konseling

(39)

d) Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling

5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling a) Melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan

dan konseling

b) Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling

c) Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait

d) Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling 6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional

a) Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional

b) Menyelengarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konseling

c) Mempertahankan objektifitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli

d) Melaksanakan referal sesuai keperluan

e) Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi

f) Mendahulukan kepentingan konseli dari pada kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling

(40)

g) Menjaga kerahasiaan konseli

7) Menguasai konsep dan praktis penelitian dalam bimbingan dan konseling

a) Memahami berbagai jenis dan metode penelitian

b) Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling c) Melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling

d) Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan.27

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru bimbingan dan konseling ada empat yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial dan profesional.

B. Wali Kelas

1. Pengertian Wali Kelas

Wali Kelas adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar palatih untuk mengelola satu kelas siswa tertentu dn bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling di kelas. 28

Kegiatan kelas merupakan inti program pendidikan, dan wali kelas memengang peran penting dalam bimbingan.29 Wali kelas merupakan personil sekolah yang ditugasi untuk menangani

27

Daryanto dkk, Bimbingan Konseling Panduan Guru bimbingan dan konseling dan

Guru Umum,... hal 14 28

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah, Bandung: Alva Beta, CV, 2003. Hal 125

29 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Bandung

(41)

masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya.30 Guru kelas atau wali kelas merupakan pemimbing dan pengasuh utama yang setiap hari berada bersama siswa dalam proses pendidikan dasar yang amat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa.31

Jadi dapat disimpulkan wali kelas adalah guru yang diserahi tugas atau diberikan tugas membina murid dalam satu kelas dan memengan peran bimbingan dan pengasuh utama yang setiap hari berada bersama siswa dalam proses pendidikan dasar dalam keseluruhan perkembangan siswa dalam pendidikan.

2. Syarat-sayarat Wali Kelas

Wali kelas memang bukan jabatan yang strategis, namun kinerja wali kelas akan berdampak besar bagi anak didik maupun sekolah. Untuk itu dalam menentukan guru sebagai wali kelas tentu seorang kepala sekolah maupun wakasek kurikulum tidak akan main comot saja. Guru calon wali kelas akan dilihat baik kemampuan administratif maupun faktor-faktor lain. Adapun yang menjadi syarat- syarat wali kelas adalah :

a. Perasaan Sayang

30 Soetjipto, dkk, Profesi Keguruan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998, hal 102 31 Prayitno, Pelayanan Bimbing dan Konseling SD, Jakarta:PT Ikrar Mandiri abadi,

(42)

Rasa sayang menjadi hal yang sangat penting untuk menjadi wali kelas. Jika rasa sayang guru sebagai wali di sekolah tembus pada anak didik kita, maka akan timbul simpati dan empati. Hal ini akan sangat berdampak pada kejiwaan anak-anak. Dengan perasaan sayang mampu mengatasi permasalahan yang terbilang rumit bahkan kesulitan dan problematika anak yang tidak disampaikan ke orang tuanya karena berbagai alasan akan mampu dicurhatkan ke guru wali kelasnya. Problematika yang disembunyikan anak akan dapat teratasi karena kerja sama dengan walikelas melalui bimbingan dan arahan.

b. Bertanggung Jawab

Beraneka ragam tanggung jawab yang harus dipikul seorang guru wali kelas mulai dari manajemen administrasi kelas sampai dengan administrasi sekolah yaitu berupa limpahan tanggung jawab untuk menarik dan mengumpulkan iuran anak-anak misalnya uang untuk kegiatan kesiswaan. Guru wali kelas mendapat mandat dari sekolah untuk mengelola kelas serta dari orang tua untuk ikut memimbing dan mengawasi selama mengikuti kegiatan KBM di sekolah. Jelas tidaklah ringan yang harus dilakukan seorang wali kelas. Untuk itu tanpa memiliki rasa tanggung jawab akan menjadi

(43)

mustahil terciptanya harapan sesuai dengan keinginan sekolah serta orang tua.

c. Terbuka

Untuk menciptakan suasana keterbukaan, maka seorang wali kelas harus mampu membawa permasalahan yang dihadapi kelas diselesaikan secara terbuka dengan mengkaji permasalahan yang dihadapi. Menyelesaikan masalah tanpa membedakan anak satu dengan yang lainnya serta tanpa menutup-nutupi, artinya yang benar dikatakan benar yang salah dikatakan salah. Apabila berlaku tidak adil, maka akan terdapat kelompok-kelompok siswa yang biasanya akan sulit mengambil keputusan bersama karena masing-masing kelompok akan mencari kebenaran sendiri- sendiri. d. Disiplin dan Tepat Waktu

Menerapkan disiplin dan tepat waktu membutuhkan suatu sikap serta kesabaran. Bagaimana tidak? Di dalam kelas terdapat individu-individu yang terdiri dari karakter yang berbeda-beda oleh karena itu masing-masing siswa juga berbeda. Ada siswa yang sudah terbentuk kedisiplinannya di lingkungan keluarganya, namun tidak jarang yang terbiasa hidup bebas. Rendahnya sikap disiplin pada siswa akan tercermin pada saat-saat guru wali kelas meminta biodata untuk diisikan dalam data siswa. Pada saat mengumpulkan

(44)

buku rapot, pada saat kelas mengadakan iuran-iuran dan banyak hal yang dapat digunakan sebagai patokan pada anak yang disiplin atau tidak. Dengan sikap wali kelas yang selalu tidak memberikan ruang waktu /tenggang diharapkan mampu merubah sikap anak yang kurang disiplin atau tidak disiplin menjadi disiplin.

e. Konsisten dalam Mengambil Keputusan

Permasalahan di kelas sering muncul tanpa disengaja misalnya jadwal piket yang tidak diterapkan seperti yang sudah ditentukan bersama. Bahkan sering juga dijumpai adanya konflik dengan guru pengajar di kelas (biasanya disebabkan oleh suasana KBM yang kurang mendukung) sehingga guru tidak mau mengajar di kelas. Hal-hal seperti itulah yang harus dibicarakan bersama dengan anak-anak di kelas sehingga permasalahan tidak meluas. Apabila tidak ditemukan jalan pemecahannya, maka guru wali kelas harus mengambil keputusan secara adil, namun secara konsisten memegang teguh pada keputusan yang telah diambil.

f. Bijaksana

Agar kita dapat bersikap bijaksana, maka dalam melihat setiap permasalahan dengan melihat dari banyak sisi, di mana terkadang dari sisi yang satu baik artinya tidak ada kendala, namun di sisi yang lain akan membawa dampak

(45)

yang luas untuk masa yang akan datang. Misalnya kasus perkelahian antar teman sekelas, jika dilihat dari sisi manapun perkelahian tetap salah, namun selaku wali kelas harus mampu melihat sisi-sisi lain dari timbulnya perkelahian ini agar tidak terulang lagi.

g. Mau Mendengarkan

Dengan mendengarkan anak didik, maka akan menjadi jalan dalam menemukan titik terang dari adanya konflik-konflik kecil di kelas. Di samping itu adanya keinginan-keinginan anak yang perlu dibimbing dan diarahkan serta memudahkan dalam mencari solusi atas problematika yang dihadapi anak didik. Karena dengan menjadi pendengar yang baik, maka si anak akan terbuka dalam mengutarakan pendapatnya serta mau mendengarkan juga atas nasehat-nasehat yang kita berikan. Dengan mendengarkan keluh kesahnya, suka citanya, maka akan terjalin komunikasi dua arah yang saling menguntungkan sehingga rasa sayang layaknya orang tua kepada anaknya akan tumbuh dan berkemang, hingga mampu menjadi bahan evaluasi maupun perbaikan diri pribadi ke arah yang positif

h. Mampu Memberi Wawasan dan Wacana

Minimnya pengetahuan, rendahnya kualitas sosial dan ekonomi mengakibatkan sempitnya wawasan dan wacana

(46)

kehidupan ke arah depannya, sehingga akan cenderung memikirkan sesaat bukan sebaliknya yaitu dampak untuk masa-masa yang akan datang. Dengan minimnya wawasan dan wacana, maka akan timbul pola hidup yang simpel bahkan akan cenderung mudah pasrah dengan keadaan, tanpa suatu usaha dan kerja yang sungguh-sungguh. Misalnya rendahnya wawasan akan pentingnya pendidikan, akan mengakibatkan anak malas untuk sekolah dan rendahnya motivasi belajar anak.

i. Mampu Mengontrol, Mengevaluasi, dan Memperbaiki

Kontrol kepada anak didik tidak harus dengan mengintai tingkah lakunya sehari-hari, namun bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan anak. Atau melihat perkembangan anak maupun menjalin komunikasi dengan orang tua. 32

Jadi dapat disimpulkan syarat-syarat wali kelas adalah seseorang yang sudah memiliki kesiapan mantap untuk membina kelas yang diasuhnya. Yang memiliki rasa sayang, bertanggung jawab, peduli, terbuka, konsisten dan lain sebagainya.

3. Tugas dan Peran Wali Kelas

32 http://tabloidganesha.blogspot.co.id/2012/11/ini-syarat-syarat-menjadi-wali-kelas, senin

(47)

Berkenaan dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggung jawab wali kelas adalah :

a. Mengumpulkan data tentang siswa. b. Menyelenggarakan bimbingan kelompok.

c. Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa (akademik, sosial, fisik, pribadi) .

d. Mengawasi kegiatan siswa sehari-hari. e. Mengobservasi kegiatan siswa dirumah. f. Mengadakan kegiatan orientasi.

g. Memberikan penerangan.

h. Mengatur dan menempatkan siswa.

i. Memantau hubungan sosial siswa dengan individu lainnya dari berbagai segi, seperti frekuensi pergaulan, intensitas pergaulan dan popularitas pergaulannya.

j. Bekerjasama dengan Guru Bimbingan dan Konseling dalam membuat sosiometri dan sosiogram.

k. Berkerjasama dengan Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengadakan pemeriksaan kesehatan psikologis oleh tim ahli. l. Mengidentifikasikan siswa yang memerlukan bantuan. m. Ikut serta atau menyelenggarakan sendiri pertemuan kasus. 33

(48)

Romine dalam buku Oemar mengemukakan beberapa hal yang penting bagi guru kelas untuk mempertinggikan dan memperbaiki pelayanan bimbingan sebagai berikut :

1. Membuat catatan yang teliti tentang diri siwa untuk melengkapi catatan-catatan sekolah agar segera diperoleh gambaran yang lebih baik tentang individu siswa.

2. Mengobservasi dan mempelajari siswa, menggunakan dokumen sekolah dalam unsur yang jujur dan beralasan untuk memahami mereka sebagai manuasia belajar, membantu perkembangan kesehatan jasmani, dan sebagainya.

3. Kerja sama dengan guru-guru lain untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang para siswa mengenai tantangan, minat, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi mereka.

4. Mempelajari minat dan kebutuhan-kebutuhan siswa dan mempertimbangkan dalam pelajaran dan dalam berbagai kigiatan. 5. Berkerja sama dengan orangtua siswa untuk memahami dan

bekerja dengan para siswa.

6. Memikirkan memungkinan-kemungkinan dalam rangka penggunaan group guidance atau pendekatan-pendekatan dalam pelajaran.

7. Menyesuaikan diri sendiri, bahan pelajaran, kegiatan, dan prosedur kelas dengan minat dan kebutuhan para siswa.

(49)

8. Bertindak sebagai sponsor kegiatan-kegiatan siswa, sebagai anggota panitia bimbingan, dan melaksanakan tugas-tugas lainnya sehingga para siswa memahami tugas kewajiban sekolah.

9. Bekerja sama dengan para ahli bimbingan dan personel sekolah lainnya yang dapat membantu guru melaksanakan bimbingan. 34

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan Tugas dan peranan Wali Kelas tidak dapat diselenggarakan dengan cara seadanya, melainkan memerlukan usaha yang benar-benar matang supaya tugas dan peranan Wali Kelas terlaksana dengan baik.

4. Fungsi wali kelas

Wali kelas merupakan guru pengajar yang dibebani tugas-tugas sesuai mata pelajaran yang diampunya, namun mereka mendapat tugas lain sebagai penanggungjawab dinamika pembelajaran di dalam kelas tertentu. Fungsi utama wali kelas adalah membuat kelas itu secara bersama-sama berhasil menjalankan fungsi pembelajaran, yang kriterianya adalah bahwa semua siswa dikelas itu dapat naik kelas dengan nilai yang baik pada akhir tahun. Beberapa fungsi wali kelas adalah sebagai berikut :

6. Manajer, seorang wali kelas harus mampu menjadi manajer yang baik, karena ia harus mengedepankan fungsi menejerialnyadisaat siswa harus memenuhi tang telah ditetapkan.

34 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Bandung

(50)

7. Motivator, seorang wali kelas harus mampu menjadi motivator yang baik, Karena ia harus mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing siswanya sehingga wali kelas mampu mengarahkan siswa sesuai dengan kemampuannya dan mengoptimalkan potensi-potensi siswanya.

8. Desainer, seorang wali kelas harus memiliki ide-ide yang bagus untuk kelas yang dikelolanya, ia memiliki rencana-rencana yang mungkin dicapai dan bagaimana cara pencapiannya dengan melibatkan seluruhpotensi yang dimilikinya.

9. Administrator, seorang wali kelas harus mampu menjadi administrator yang hebat, karena nilai siswa menjadi taruhannya jika wali kelas tidak memiliki keahlian dibidang administrator tertentu akan menghambat dan merugikan siswa.

10. Psikolog, seorang wali kelas harus mampu membaca sistuasi dan kondisi yang dihadapi, ia bisa merasakan apa yang siswa rasakan dan kemudian memberikan nasehat dan solusi dalam menghadapi masalah siswa.35

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wali kelas memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pendidikan kepada siswa dikarenakan wali kelas dapat berfungsi menjadi manajer, psikolog, motivator , administrator dan desainer. Sehingga dengan fungsi

35 Woolfock dan Weinstein, Manajemen Kelas Berbasis Komprehensif , ( Jakarta :

(51)

tersebut siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan yang seharusnya.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Hamzah B. uno mengemukakan:Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indicator meliputi:

a) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan d) Adanya penghargaan dalam belajar

e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal maupun eksternal pada diri siswa dalam belajar. Dorongan internal adalah dorongan yang datang dalam diri siswa berupa hasrat dan keingginan, cita-cita dan harapan sehingga siswa terus berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan berjuang dari berbagai kendala yang ditemukan dalam meraih apa yang dicita-citakan. Sedangkan dorongan ekternal adalah dorongan yang datang dari luar diri siswa, seperti guru, Guru Bimbingan dan Konseling dan orang tua.

(52)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar a. Faktor internal (dalam diri)

1) Bersifat fisik

a) Faktor kesehatan

Ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar anak, anak yang sakit akan kehilangan motivasi untuk belajar.

b) Faktor kelelahan

Kelelahan sorang individu terbagi kepada dua yaitu kelelahan tubuh jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya fisik atau tubuh pada seseorang tersebut, sedangkan kelelahan rohani terlihat pada kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat dan menghasilkan sesuatu akan hilang.

2) Bersifat psikologis a) Perasaan

Secara sederhana perasaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman melalui penghayatan yang bersifat suka dan ketidak sukaan. Suka dan ketidak sukaan timbul karena adanya ransangan tertentu, kadang-kadang ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan.

(53)

b) Emosi

Emosi merupakan bagian dari perasaan, yang membedakannya adalah segi tingkatannya, emosi memiliki tingkatan yang melebihi dari perasaan.

c) Intelegensi

Intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan keadaan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

d) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi kerena perhatian seseorang dalam belajar akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajarnya.

e) Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang disertai dengan rasa senang.

f) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.36

36

(54)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ada dua yaitu faktor-faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini bersifat fisik seperti faktor kesehatan, kelelahan dan bersifat psikologis seperti perasaan, emosi, intelegensi, perhatian, minat ataupun bakat. b. Faktor eksternal (dari luar diri)

Adalah hal yang akan mempengaruhi motivasi belajar anak yang berasal dari luar diri seseorang. Diantara faktor-faktor eksternal yang akan mempengaruhi motivasi belajar anak adalah :

1) Faktor keluarga

Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar anak, jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya menyebabkan anakkurang berhasil dalam belajar. Untuk kelancaran belajar serta keberhasilan anak, diperlukan pengertian dan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua terhadap anak. Suasana di dalam keluarga juga sangat mempengaruhi motivasi belajar anak, suasana rumah yang nyaman membuat anak akan lebih bersemangat dalam belajar.

2) Faktor sekolah

Sekolah juga memberi pengaruh terhadap motivasi belajar anak, diantaranya: metode belajar guru, kurikulum,

(55)

relasi guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah yang akan mempengaruhi motivasi anak dalam menghadapi pelajarannya.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksteren yang berpengaruh terhadap proses belajar anak, diantaranya: media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.37

Jadi dapat disimpulkan bahwa, motivasi sangat berpengaruh terhadap proses belajar individu, diantaranya faktor internal dan eksternal bagi individu dalam menjalani proses belajarnya. Seseorang harus dapat menyaring faktor-faktor tersebut, bila ini terpenuhi individu akan berhasil dalam proses belajarnya dimasa yang akan datang di tengah-tengah kehidupan sosialnya.

Menurut Dimyati dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:

a. Minat

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil, seperti keinginanbelajar, berjalan, makan makanan lezat, berebut permainan, dapat membaca, menyanyi dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat,

37

Referensi

Dokumen terkait

(2) Perbandingan pemberitaan gerakan tanda pagar #2019GantiPresiden yaitu f rame yang dibangun kompas.com merupakan gerakan #2019GantiPresiden cenderung sebagai

Pelaksaanaan pendidikan karakter diantaranya berupa Tujuan Pendidikan Karakter sudah sesuai dengan misi maupun tujuan TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang yaitu

concentration in medium causes accumulation of Reactive Oxygen Species (ROS) in plants which in turn will create cell damage, hence there is an increase of

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) wawasan guru mata pelajaran mengenai perannya sebagai pembimbing di sekolah, (2) mendeskripsikan kerjasama guru

Gaya berkelompok perkebunan, selain terdiri dari satu jenis pohon, penataanya juga seperti perkebunan, yaitu teratur, rapi, batangnya sama besar, dan sama tinggi... 2.3

Fenomena ini sering terjadi dalam rumah tangga dan menjadi alasan bagi wanita untuk menolak melakukan hubungan seks dengan pasangannya, ungkapan diatas sangat sesuai dengan

Skripsi yang berjudul : Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling Dengan Wali Kelas Dalam Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib Di SMKN 1 Kotabaru, Ditulis oleh :

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan gerak dasar motorik pada siswa kelas V di SD Negeri 3 Ketol. 1.6