18 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ingin menjawab pertanyaan melalui analisis terhadap hubungan antara variabel (Best, 1982: 162). Penelitian deskriptif melibatkan review data, survei, wawancara atau observasi. Penelitian jenis ini paling baik digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan (Kravitz, 2010).
B. Definisi Operasional 1. Kualitas argumentasi
Kualitas argumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas argumentasi siswa kelas VII dengan menggunakan metode debat. Elemen argumentasi yang dianalisis menurut Toulmin (1958) terdiri dari claim, data atau grounds, jaminan (warrant), dukungan (backing), qualifier, dan sanggahan (rebuttal). Claim adalah pernyataan yang diajukan kepada seseorang untuk diterima. Data (the grounds) adalah ‘kebenaran’ yang mendasari claim. Jaminan berperan dalam menjamin data (grounds) yang relevan dengan claim. Dukungan memberikan sokongan tambahan bagi jaminan. Qualifier digunakan untuk memperkuat claim agar lebih meyakinkan. Sanggahan adalah counter argument yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap suatu claim atau pendapat.
2. Metode debat
Metode debat digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu bentuk metode diskusi. Metode debat digunakan untuk merangsang kemauan siswa mengeluarkan argumen. Ketika pembelajaran, siswa diberikan satu stand point, kemudian, kelas dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu kelompok pro (affirmative) dan kontra (negative).
Sesi debat dibagi ke dalam tiga termin. Termin pertama merupakan penentuan posisi pro atau kontra. Termin kedua, setiap kelompok saling mengutarakan alasan masing-masing mendukung atau menolak stand point. Termin ketiga, setiap kelompok saling berargumentasi mendukung atau menolak pendapat kelompok lain.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik kemampuan argumentasi siswa kelas VII pada salah satu SMP di Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini adalah karakteristik kemampuan argumentasi siswa kelas VII di kelas X (eks) tahun ajaran 2010/2011 di SMP tersebut.
D. Alur Penelitian
Gambar 3. 1 Alur Penelitian
E. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekaman video, format observasi dan angket.
1. Rekaman video
Penelitian ini akan menggunakan rekaman video pada saat dilakukan pembelajaran sebagai data primer. Kelas dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Pada setiap kelompok akan ditempatkan alat rekam audio visual. Segala aktifitas percakapan siswa dianggap sebagai data. Percakapan yang terjadi selama pembelajaran akan ditulis ulang dalam bentuk transkrip.
Studi Literatur
Menentukan judul penelitian
“Analisis Kemampuan Argumentasi Siswa SMP Kelas VII pada Materi Ekosistem
dengan Metode debat
Membuat Instrumen penelitian
TAP; Lembar Observasi; Angket
Masalah
Judgement Dosen Pembimbing TAP;lembar Observasi; angket
Analisis
Pengambilan data Analisis
SIMPULAN DAN SARAN
2. Lembar observasi
Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dan keterlaksanaan metode debat yang dilaksanakan oleh guru. Instrumen observasi ini berbentuk rating, dimana pengamat memberikan nilai dan keterangan pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi.
Observasi di dalam penelitian ini bertujuan untuk memudahkan menganalisis kualitas argumen. Argumen siswa dikelompokan dari kriteria tidak tersusun baik hingga argumen yang tersusun sangat baik. Argumentasi yang mengandung sanggahan dianggap lebih berkualitas dibandingkan dengan argumentasi tanpa sanggahan (Erduran et al., 2004).
Argumen yang sangat baik menurut penelitian ini adalah argumen yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Argumen terkait dengan materi pembelajaran b. Argumen mengandung data
c. Argumen dapat diidentifikasi dengan jelas, dapat berupa claim/counter claim, jaminan, dukungan ataupun qualifier/reservation
d. Argumen berupa sanggahan terhadap argumen lain
Observasi dilakukan tidak hanya ketika pengambilan sampel, melainkan juga ketika analisis transkrip. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan setiap data dengan sedetail mungkin
3. Lembar Skala Sikap
Lembar skala sikap digunakan sebagai data pendukung penelitian. Lembar skala sikap memuat pernyataan-pernyataan yang dapat menggali kondisi dan sikap siswa terhadap pelaksanaan debat. Selain itu, lembar skala sikap juga berisi pernyataan tentang kemampuan berbicara dan kemampuan berpendapat siswa. Lembar skala sikap berisi pernyataan dengan lima opsi: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak terlalu/biasa saja (TT), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
F. Teknik Analisis
1. Analisis kualitas argumentasi
Analisis argumentasi siswa dilakukan dengan mentranskrip rekaman audio visual. Pola Argumentasi Toulmin (Toulmin’s Argumentation Pattern / TAP) (Simon, 2008: 22) digunakan sebagai acuan untuk menganalisis argumentasi siswa. Untuk mengetahui kualitas argumentasi, argumen siswa dianalisis kandungan dan kualitas claim, data, jaminan (warrant) dan pendukung (backing).
Kualitas argumentasi dianalisis dengan berdasarkan kerangka analisis yang dikembangkan Erduran, et al. (2004: 928). Penerapan Pola Argumentasi Toulmin berdasarkan asumsi bahwa semakin lengkap unsur-unsur Pola Argumentasi Toulmin, maka semakin baik juga kualitas argumentasinya (Simon, 2008: 5).
Adapun tingkatan-tingkatan (level) kualitas argumentasi menurut Erduran, et al. adalah sebagai berikut :
Level 1: Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim sederhana dengan claim berlawanan (counter claim).
Level 2: Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim dengan counter claim yang disertai data, jaminan (warrant) atau dukungan (backing) tapi tidak mengandung sanggahan (rebuttal).
Level 3: Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan rangkaian claim atau counter claim yang disertai dengan data, jaminan atau dukungan dengan sesekali sanggahan yang lemah (weak rebuttal).
Level 4: Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan claim dengan satu sanggahan yang dapat diidentifikasi jelas dan tepat, satu argumen dapat mengandung beberapa claim atau counter claim.
Level 5: Argumentasi terdiri dari argumen-argumen yang luas (extended, namun tetap terkait dengan materi pembelajaran) dengan lebih dari satu sanggahan yang jelas dan tepat.
Transkrip argumentasi siswa dikelompokkan ke dalam tingkatan-tingkatan argumentasi. Kemudian setelah dikelompokkan, dianalisis argumen tingkatan mana yang paling banyak muncul.
Transkrip tidak memuat identitas siswa. Pada transkrip, identitas siswa diganti dengan kode. Kode yang digunakan adalah ‘S’ untuk ‘Siswa’ dan ‘K’ untuk Kelompok. Bila siswa adalah anggota pertama kelompok 1 maka akan ditulis “S1K1’. Bila siswa adalah anggota ketiga kelompok 4 maka akan ditulis ‘S3K4’, begitu seterusnya. Pada pelaksaan debat, kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok yang beranggotakan empat siswa setiap kelompoknya. Untuk keperluan pengodean, siswa diurut secara acak di dalam kelompoknya.
2. Lembar observasi
Format observasi ini memuat kriteria argumen yang baik berdasarkan pola argumentasi Toulmin. Di dalam format observasi ini memuat aspek-aspek yang diamati. Format observasi ini digunakan ketika diskusi kelompok dan debat kelas. Di dalam format observasi ini, argumen siswa akan diskor dengan angka 1-5 poin dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Kriteria Penyekoran Argumen
Kriteria Penilaian Skor Rating Kriteria Rating Diskusi Internal kelompok : 5 • Argumen siswa disusun dengan baik sekali
a. Argumen yang dikeluarkan terkait dengan materi pembelajaran (skor 1) b. Argumen mengandung data
(skor 2)
c. Argumen dapat
diidentifikasi dengan jelas dan dapat berupa
claim/claim perlawanan, jaminan, dukungan atau qualifier/reservation (skor 1)
d. Argumen berupa sanggahan (skor 1) Total skor = 5 4 • Argumen siswa disusun dengan baik 3 • Argumen siswa disusun dengan cukup baik 2 • Argumen siswa kurang disusun dengan baik 1 • Argumen siswa tidak disusun baik
Kriteria Penilaian Skor Rating Kriteria Rating Debat Kelas : 5 • Argumen
siswa disusun dengan baik sekali
a. Argumen yang dikeluarkan terkait dengan materi pembelajaran (skor 1) b. Argumen mengandung data
(skor 2)
c. Argumen dapat
diidentifikasi dengan jelas dan dapat berupa
claim/claim perlawanan, jaminan, dukungan, qualifier/reservation (skor 1)
d. Argumen berupa sanggahan (skor 1) Total skor = 5 4 • Argumen siswa disusun dengan baik 3 • Argumen siswa disusun dengan cukup baik 2 • Argumen siswa kurang disusun dengan baik 1 • Argumen siswa tidak disusun baik
Setelah format observasi dianalisis, dapat diketahui kualitas setiap argumen yang diutarakan oleh siswa. Kualitas argumen diketahui dengan melihat skor setiap argumen, kemudian dibandingkan dengan kriteria rating. Pada akhirnya, dapat diketahui rating dari setiap argumen.
3. Lembar Skala Sikap
Lembar skala sikap dianalisis menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan tipe skala respon psikometrik yang sering digunakan di dalam angket (Betram, 2007). Skala Likert merupakan metode skala bipolar. Skala Likert mengukur baik respon positif ataupun negatif.
Butir butir pertanyaan di dalam lembar skala sikap diujicobakan terlebih dahulu di kelas ujicoba. Kemudian dihitung nilai normal deviate (Z) untuk
diketahui bobot penyekoran setiap butir pernyataan. Setelah diketahui bobot skornya, dipilih pernyataan yang dapat digunakan. Butir pernyataan yang dapat digunakan untuk menyaring respon sikap siswa adalah butir yang memiliki skala penyekoran 0-4 untuk butir favorable dan 4-0 untuk butir un-favorable. Secara sederhana, tahapan penyekoran butir pernyataan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3. 2.
Tabel 3. 2 Tabel Penyekoran Skala Likert (Edwards, 1957:150)
ss S Tt Ts sts F P Pk Pktengah Z Z+… Pembulatan Keterangan : ss,s,tt,ts,sts = Kategori respon
(ss=sangat setuju, s=setuju,tt=tidak terlalu, sts=sangat tidak setuju) f = Frekuensi setiap kategori respon
p= Proporsi
pk= Proporsi kumulatif
pk Tengah=Proporsi Kumulatif Tengah (Midpoint cumulative proportion)
Z = Deviasi normal/Normal deviate
Z+…= nilai Z ditambah nilai absolut dari nilai Z negatif terbesar, untuk memperoleh hasil positif
Untuk memperoleh nilai P, digunakan rumus: p = f/n
p= Proporsi f= Frekuensi
n = Jumlah Responden
Selanjutnya dihitung nilai proporsi kumulatifnya dengan rumus:
pk = p1
pk2 = pk1 + p2 pkn = pkn-1+pn pk = Proporsi kumulatif
p = Proporsi dalam kategori itu n = kategori ke-
Nilai pk tengah dihitung menggunakan rumus:
pk tengah = ½ p + pkb
pkb = proporsi kumulatif kategori sebelumnya
(Edwards, 1950: 150)
Kemudian dicari nilai normal deviate (Z). Nilai Z dapat dicari dari Tabel standar probabilitas normal atau Tabel distribusi normal. Setelah diketahui nilai Z, maka seluruh nilai Z diubah menjadi positif (Z+…) dengan cara menambahkan nilai absolut dari nilai Z negatif terbesar. Setelah itu, dibulatkan untuk memperoleh skala 0-4 bila menggunakan lima kategori respon.
Setelah diketahui bobot penyekoran kemudian dilakukan uji t pada setiap butir pernyataan. Uji t dilakukan untuk memilih butir pernyataan mana yang dapat membedakan antara kelompok tinggi dan rendah. Nilai t yang diperoleh dari butir pernyataan yang baik berkisar antara lebih dari atau sama dengan 1,75 (Edwards, 1957: 153)
Uji t dilakukan dengan rumus:
t = തு ି ത
ඨܵܪ2
݊ܪ+ܵܮ2݊ܮ
Keterangan: t = nilai t
ܺതH = mean skor dari pernyataan kelompok tinggi
ܺതL = mean skor dari pernyataan kelompok rendah
SH2= varians distribusi dari respon pernyataan kelompok tinggi
SL2= varians distribusi dari respon pernyataan kelompok rendah
nH = jumlah subjek kelompok tinggi nH = jumlah subjek kelompok rendah
(Edwards, 1950: 152) Adapun pernyataan yang dijadikan alat pengumpul data setelah dilakukan uji coba disajikan dalam Tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3. 3 Butir Pernyataan Lembar Skala Sikap yang Digunakan untuk Mengumpulkan Data
INDIKATOR PERNYATAAN KLASIFIKASI
PERNYATAAN Kemampuan
berbicara
1. Saya merasa percaya diri berbicara di depan kelas
Favorable 2. Saya merasa malas berbicara
dalam diskusi kelompok
Un-Favorable 3. Saya selalu ingin
berpendapat ketika
berdiskusi dalam kelompok
Favorable
4. Saya biasanya bertanya kepada guru bila kurang mengerti
Favorable
Keterampilan Berargumen
5. Saya tidak bisa meyakinkan orang lain
Un-Favorable 6. Saya akan menerima
pendapat orang lain meskipun bertentangan dengan pendapat saya
Favorable
7. Saya tidak akan mudah mengalah terhadap pendapat yang bertentangan dengan pendapat saya
Favorable
8. Saya hanya akan berpendapat bila diminta
Un-Favorable 9. Saya tidak suka berdebat Un-Favorable 10. Saya akan menerima
pendapat kebanyakan orang
G. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, tahap pembiasaan, ujicoba dan tahap pelaksanaan pengambilan data. Tahap pembiasaan dilaksanakan karena metode debat yang dilakukan kurang populer dilakukan di sekolah tersebut. Tahap ujicoba dilaksanakan untuk mengetahui kebutuhan alat rekam audiovisual dan menguji instrumen penelitian. Setelah tahap pembiasaan dan uji coba, kemudian dilaksanakan tahap pengambilan data.
1. Tahap pembiasaan
Tahap pembiasaan dilakukan sebanyak masing-masing dua kali, baik di kelas uji coba, maupun di kelas sampel. Tahap pembiasaan dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Januari tahun 2011.
Pada tahap pembiasaan, kelas uji coba dan kelas sampel dikenalkan pada metode debat. Guru mata pelajaran Biologi di tempat penelitian pun dikenalkan terlebih dahulu dengan metode ini. Ketika pelaksanaan pengambilan data, guru mata pelajaran berperan sebagai moderator debat, sedangkan peneliti murni berperan sebagai pengamat.
2. Tahap uji coba
Tahap uji coba dilaksanakan pada minggu keempat bulan Januari 2011 di kelas uji coba sebanyak satu kali. Tahap uji coba bertujuan untuk mengetahui kebutuhan alat rekam audio visual agar representatif. Berdasarkan hasil uji coba, diketahui kebutuhan alat rekam audio visual yang diperlukan sebanyak minimal 8 buah. Enam alat disebar di tiap meja
kelompok, sedangkan dua alat digunakan untuk merekam suasana kelas secara menyeluruh.
Tahap uji coba juga dimaksudkan untuk menguji lembar observasi dan angket yang digunakan. Setelah dilaksanakan ujicoba, diketahui bila lembar observasi yang digunakan belum dapat mengumpulkan data yang dikehendaki. Oleh karena itu dilakukan revisi, sehingga diperoleh kriteria penilaian observasi seperti yang telah diuraikan sebelumnya pada sub bab teknik analisis. Untuk butir pernyataan angket dari hasil uji coba 14 butir, gugur 4 butir angket, sementara yang digunakan menjaring data sebanyak 10 butir. Butir pernyataan angket selengkapnya telah diuraikan sebelumnya pada Tabel 3.3.
3. Tahap pengambilan data
Tahap pengambilan data dilakukan pada minggu pertama bulan Februari 2011. Pada tahapan ini, guru mata pelajaran berperan sebagai moderator debat, sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat.