• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ARTIKEL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ARTIKEL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

ARTIKEL PENELITIAN

SUPRIYANTO NIM F34210127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2013

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Supriyanto, K.Y. Margiati, Siti Halidjah PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Abstrak: Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran IPS di SDN 04 Singkup khususnya di kelas V secara umum yaitu siswa kurang antusias dan kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Penelitian ini bertujuan (1) Meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. (2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media gambar. (3) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar. Metode penelitan yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas. Adapun Hasil penelitian ini, yaitu (1) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar mengalami peningkatan di siklus tindakan, yaitu siklus I persentase kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar, yaitu sebesar 69,23%. Di siklus II meningkat menjadi 88,46%. Terdapat peningkatan sebesar 7,77%. (2) Penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu aktivitas fisik terdapat peningkatan sebesar 15,79%, aktivitas mental terdapat peningkatan sebesar 26,32%, dan aktivitas emosional terdapat peningkatan sebesar 24,58%. (3) Penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, perolehan nilai siswa di siklus I sebesar 1230 dan nilai rata-rata siswa sebesar 66,74. Meningkat disiklus II menjadi rata-rata siswa 76,32. Terdapa peningkatan rata-rata siswa sebesar 9,58.

Kata Kunci : aktivitas belajar, media gambar, pembelajaran ilmu pengetahuan sosial

Abstract: The problems that often arise in social studies learning in SDN 04 shovel especially in class V students in general are less enthusiastic and less eager to follow lessons. This condition is due to weak teachers in selecting and using instructional media .. This study aims to (1) Enhance the ability of teachers in the implementation of learning by using media images. (2) Improving students' learning activities using media images. (3) Improve student learning outcomes with the use of media images. Research methods used in this research is descriptive research in the form of classroom action research. The results of this study, namely (1) The ability of teachers to implement instructional uses of media images has increased in the cycle of action, ie the percentage of first cycle to implement the learning ability using media images, that is equal to 69.23%. In the second cycle increased to 88.46%. There is an increase of 7.77%. (2) Use of images in the media can increase the activity of student learning that physical activity there is an increase of 15.79%, an increase of mental activity are 26.32%, and emotional activity there is an increase of 24.58%. (3) Use of images in

(3)

instructional media can improve student learning outcomes, student grades in the first cycle of 1230 and an average value of 66.74 students. Disiklus II increased to an average of 76.32 students. Any significant increase in the average student was 9.58.

Keywords: learning activities, media image, social science learning PENDAHULUAN

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran IPS di SDN 04 Singkup khususnya di kelas V secara umum yaitu siswa kurang antusias dan kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi tersebut memberikan indikasi tentang masalah yang cukup signifikan yaitu permasalahan pada kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS.

Kondisi ini dikarenakan pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SDN 04 Singkup lebih banyak merujuk pada buku paket dan ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif di dalam pembelajaran. Keaadan ini juga didukung oleh kelemahan mendasar dalam pembelajaran IPS di SDN 04 Singkup yaitu guru lemah dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Lemahnya pemilihan media pembelajaran ini dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh guru dan juga fasilitas yang terdapat di SDN 04 Singkup.

Fenomena yang terjadi di kelas sehubungan dengan rendahnya hasil belajar IPS bertalian erat dengan materi IPS yang cenderung hapalan. Terkait dengan itu diperlukan peran media pembelajaran untuk menjembatani kesenjangan pemahaman materi IPS dengan fenomena di lapangan, sehingga siswa mampu mempelajari materi IPS tanpa ada perasaan jenuh dan membosankan, satu diantaranya dapat memanfaatkan media gambar sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan ajar yang disajikan dalam pembelajaran IPS.

Pentingnya penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS menurut Djamarah dan Zain (2010: 120) dikarenakan di dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahwa sehubungan dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di mana dalam perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam pendidikan dan pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dirasakan perlu penanganan permasalahan tersebut dengan menggunakan media gambar sebagai media dalam pengajaran. Berbeda dengan media yang lainnya, media ini mencoba untuk memberikan nuansa yang baru. Dalam hal ini seorang pengajar dituntun kemampuannya dalam menyampaikan materi dengan menggunakan gambar. Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas agar ada peningkatan aktivitas belajar siswa menggunakan media gambar pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas V Sekolah Dasar Negeri 04 Singkup Kabupaten Ketapang.

Berdasarkan paparan tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu Peningkatan Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 04

(4)

Singkup Kabupaten Ketapang. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. (2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media gambar. (3) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar.

Hamalik (2009:179) aktivitas belajar didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan kepada pembelajar dalam situasi belajar mengajar. Aktivitas belajar ini didesain agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan sehingga berbagai tujuan yang ditetapkan terutama maksud dan tujuan kurikulum dapat tercapai. Hamalik (2009:175-176) menyebutkan bahwa asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, hal ini karena: (1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. (2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh ranah pribadi siswa secara integral. (3) Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. (3) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. (4) Memupuk disiplin keras secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. (5) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat serta hubungan antara orang tua dengan guru. (6) Pengajaran dilaksanakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis. (7) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Bentuk aktivitas menurut Diendrich dalam Hamalik (2009:172-173) menggolongkan bentuk-bentuk aktivitas sebagai berikut.(1) Kegiatan Visual, misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan. (2) Kegiatan-kegiatan lisan, misalnya: bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat dan diskusi. (3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, misalnya: mendengarkan uraian, diskusi percakapan. (4) Kegiatan-kegiatan menulis, misalnya:menulis laporan, menyalin. (5) Kegiatan-kegiatan menggambar, misalnya: menggambar, membuat grafik, diagram. (6) Kegiatan-kegiatan metrik, misalnya: melakukan percobaan. (7) Kegiatan-kegiatan mental, misalnya:mengingat, menganalisis, mengambil keputusan. (8) Kegiatan-kegiatan emosional, misalnya: gembira, berani, bergairah.

Media pembelajaran merupakan satu di antara komponen pembelajaran. Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk (2011:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Pengertian media pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2010:3) media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Media gambar dapat dikelompokan ke dalam media visual, Dadang Supriatna (2009:4) mengungkapkan bahwa media visual, yaitu media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya. Pengelompokan media gambar sebagai media visual juga diungkapkan oleh Cepi Riyana (2008: 5-8), yaitu media visual media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok

(5)

visual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi seperti diorama dan mokeup.

Pentingnya penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS menurut Djamarah dan Zain (2010: 120) dikarenakan di dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Sehubungan dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana dalam perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Arief S.Sadiman, dkk., (2011: 31-33) adapun syarat-syarat pemilihan media gambat/foto yang baik, seperti yang dikemukakan adalah sebagai berikut. (1) autentik, artinya gambar melukiskan situasi yang sebenarnya berupa gambar dan sesuai dengan materi pembelajaran dapat diambil dari TV atau koran atau internet.(2) sederhana, artinya dibuat apa adanya (sesuai dengan realitas) dan jelas menunjukkan poin-poin pokok (pesan dan informasi) dalam gambar sesuai dengan materi tentang pokok bahasan. (3) ukuran relatif, artinya siswa masih dapat melihat/mengamati gambar baik secara kelompok maupun kelas. (4) gambar/foto mengandung gerak atau perbuatan, artinya gambar yang dibuat tidak hanya satu gambar melainkan beberapa gambar yang menunjukkan suatu kejadian/peristiwa hukum secara utuh. (5) gambar yang bagus belum tentu baik.

Istilah pendidikan IPS di Indonesia diiungkapkan oleh Sapriya (2011: 11) tidak dapat dipisahkan dari dokumen kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah. Somantri dalam Sapriya (2011: 11) mengungkapkan bahwa pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Hidayati (2008: 1-19) menyatakan bahwa hakekat IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh. Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik menurut Taneo (2008: 1-19) yaitu sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni mengadakan perubahan-perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip-prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik. Menurut Nursid Sumaatmaja dalam Hidayati (2008: 1-24) tujuan pembelajaran IPS yaitu membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.

Ruang lingkup IPS diungkapkan oleh Taneo tidak lain menyangkut kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Selanjutnya IPS sebagai program pendidikan, ruang lingkupnya sama yakni berhubungan dengan manusia sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi dengan nilai-nilai yang menjadi karakteristik program pendidikannya. Untuk itu

(6)

IPS sebagai program pendidikan tidak hanya terkait dengan nilai tapi wajib mengembangkan nilai tersebut.

METODE

Berdasarkan masalah yang dirumuskan dan ruang lingkup penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumanto dalam Mahmud (2011: 100) mengungkapkan bahwa metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan apa yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berlangsung.

Dalam penelitian bentuk penelitian yang dipilih, yaitu Penelitian tindakan kelas (PTK). Taniredja, dkk, (2010: 16-17) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Arikunto, dkk., (2013 : 19) mengungkapkan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Obsevasi/Pengamatan, dan (4) Refleksi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 04 Singkup Kabupaten Ketapang yang berjumlah 19 orang, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan dan guru yang melaksanakan pembelajaran IPS. Keseluruhan waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2013. Keterkaitan dengan kalender akademik, maka peneliti melakukan penelitian pada Semester II.

Prosedur penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian tindakan kelas yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu obyek penelitian di kelas tersebut (Trianto, 2010: 13). Menurut Wina Sanjaya (2010: 26) bahwa penelitian tindakan kelas yakni sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Menurut Hopkins dalam Wina Sanjaya (20010: 53) bentuk penelitian PTK adalah spiral, yaitu penelitian yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan melibatkan data kualitatif dan data kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data berbentuk kalimat, kata atau gambar) dan data kuantitatif (data yang berbentuk angka). Keterkaitan dengan data maka sumber data penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 04 Singkup Semester Genap Tahun Ajaran 2012 /2013 berjumlah 19 siswa, yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki, khususnya tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Selain siswa, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga menjadi sumber data dalam penelitian ini.

(7)

Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu teknik non tes yang digunakan adalah observasi (pengamatan). Observasi menurut Wina Sanjaya (2009: 86) diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal yang akan diamati atau diteliti.

Adapun alat yang digunakan peneliti dalam observasi ini yaitu lembar pengamatan. Lembar pengamatan menurut Trianto (2011: 61) lebih bersifat terstruktur, yaitu sudah terdapat pedoman-pedoman terinci yang berisi langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat tinggal melakukan chek list atau menghitung berapa frekuensi yang telah dilakukan oleh subyek penelitian.

Sehubungan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data pada penelitian ini yaitu, (1) Lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpul data pada teknik observasi. Lembar observasi ini terdiri dari: (a) Lembar observasi guru yang melaksanakan pembelajaran. (b) Lembar Aktivitas belajar siswa. (c) Lembar analisis hasil belajar siswa. (d) Lembar Kerja Siswa (2) Lembar Tes.

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman. Untuk meneliti proses atau makna, metode ini merupakan yang paling tepat dan relevan. Menurut Miles dan Huberman dalam Trianto (2010: 286) Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi data, (data reduction), penyajian data (display data), serta penarikan kesimpulan, dan verifikasi data (conclusion drawing/verification).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data hasil observasi kemampuan guru, data aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan menggunakan tiga tahapan, yaitu menyeleksi dan mengelompokkan, memaparkan atau mendeskripsikan data, dan menyimpulkan atau memberi makna selanjutnya data yang telah di analisis dipaparkan secara deskriptif.

Pembahasan hasil penelitian yaitu kemampuan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar berdasarkan hasil observasi kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut. Perolehan skor sebesar 36, skor rata-rata 2,77. Persentase kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar, yaitu sebesar 69,23%.

Kemampuan melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II, yaitu diperoleh hasil sebagai berikut. Perolehan skor sebesar 46, skor rata-rata 3,54. Persentase kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar, yaitu sebesar 88,46%.

Peningkatan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

No. Aspek yang diamati No Siklus I Siklus II

(8)

1. Persiapan Pembelajaran 1 2 3 4 1 2 3 4

a. Menetapkan metode pembelajaran √ √

b. Menetapkan mediadan alat peraga pembelajaran √ √

c. Memotivasi siswa untuk memulai pembelajaran √ √

Skor 8

2. Keterampilan Menggunakan Media Gambar 1 2 3 4 1 2 3 4

a. Menjelaskan materi pembelajaran menggunakan media

gambar √ √

b. Kesesuain metode dan media pembelajaran terhadap

materi pembelajaran √ √

c. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa √ √

d. Menjelaskan langkah-langkah penugasan kelompok √ √

e. Membimbing siswa dalam mengerjakan penugasan kelompok

f. Mengarahkan siswa dalam kegiatan diskusi kelas √ √

g. Pemanfaatan waktu dalam m pembelajaran menggunakan media gambar

Skor 19

3. Evaluasi Pembelajaran 1 2 3 4 1 2 3 4

a. Menilai hasil penugasan siswa √ √

b. Membuat kesimpulan materi pembelajaran √ √

c. Memberikan penguatan √ √

Skor 9 11

Skor Total 36 46

Rata-Rata 2,77 3,54

Persentase 69,23 88,46

Peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Perbandingan Aktivitas Siswa

No. Indikator Kerja

Siklus I Siklus II

Muncul Muncul

Jumlah % Jumlah %

Aktivitas fisik

1. Siswa yang mempersiapkan alat tulis dan

buku-buku pelajaran 17 89,47 19 100

2. Siswa yang menyimak informasi

langkah-langkah pembentukan kelompok 15 78,95 17 89,47

3. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok 8 42,11 12 63,16

4. Siswa membacakan hasil diskusi kelompok 4 21,05 8 42,11

Rata-Rata 11 57,89 14 73,68

Aktivitas mental

1. Siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan

diskusi 5 26,32 12 63,16

2. Siswa menaggapi dalam bentuk memberikan

saran dalam kegiatan diskusi 4 21,05 8 42,11

3. Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi 6 31,58 10 52,63

Rata-Rata 5 26,32 10 52,63

(9)

1. Siswa yang melakukan gerakan yang mengungkapkan perasaan senang (tepuk tangan, berteriak girang, melompat dan lain-lain)

12 63,16 19 100

2. Siswa bersemangat ketika diskusi 13 68,42 19 100

3. Siswa menunjukkan kesungguhan dalam

kegiatan diskusi 15 78,95 16 84,21

Rata-Rata 13,33 70,16 18 94,74

Berdasarkan data tersebut peningkatan aktivitas siswa dapat dipaparkan, sebagai berikut. Aktivitas Fisik, berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Observasi difokuskan pada siswa sebanyak 19 orang. Siklus I Untuk jumlah siswa dalam mempersiapkan alat tulis dan buku-buku yaitu 17 orang (86,47% ) meningkat di siklus II menjadi 19 orang (100%) terdapat peningkatan sebanyak 2 (10,53%).

Berikutnya siklus I untuk aktivitas siswa menyimak langkah-langkah pembentukan kelompok sebanyak 15 orang (78,95%) meningkat di siklus II menjadi 17 orang (89,47%) terdapat peningkatan sebanyak 2 orang (10,53%). Siklus I siswa mencatat hasil diskusi sebanyak 8 orang (42,11%) meningkat di siklus II menjadi 12 orang (63,16%) terdapat peningkatan sebanyak 4 orang (21,05%).

Siklus I siswa membacakan hasil diskusi kelompok 4 orang (21,05%) disiklus II meningkat menjadi 8 orang (42,11%) terdapat peningkatan sebanyak 4 orang (21,05%). Adapun rata-rata kemunculan siswa di dalam aktivitas fisik di siklus I yaitu 11 orang (57,89%) meningkat disiklus II menjadi 14 orang (73,68%) terdapat peningkatan sebanyak 3 orang (15,79%). Adapun rata-rata siswa yang tidak muncul sebanyak pada siklus I sebanyak 8 orang (42,11%) disiklus II berkurang menjadi 5 orang (26,32%) berkurang sebanyak 3 orang (15,79%).

Aktivitas mental, pada aktivitas mental, siklus I siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan diskusi sebanyak 5 orang (26,32%) meningkat di siklus II menjadi 12 orang (63,16%) terdapat peningkatan sebanyak 7 orang (36,84%). Siklus I siswa menanggapi dalam bentuk memberikan saran dalam kegiatan diskusi sebanyak 4 orang siswa (21,05%) di siklus II meningkat menjadi 8 orang (42,11%) terdapat peningkatan sebanyak 4 orang siswa (21,05%).

Siklus I siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi sebanyak 6 orang (31,58%) meningkat menjadi 10 orang (52,63%) terdapat peningkatan sebanyak 4 orang (21,05%). Siklus I berdasarkan rata-rata kemunculan siswa diaktivitas mental sebanyak 5 orang (26,32%) di siklus II meningkat menjadi 10 orang (52,63%) terdapat peningkatan sebanyak 5 orang (26,32%). Adapun rata-rata yang tidak muncul di siklus I sebanyak 14 orang (73,68%) di siklus II berkurang menjadi 9 orang (47,37) berkurang sebanyak 5 orang (26,32%).

Aktivitas Emosional, siklus I siswa yang melakukan gerakan yang mengungkapkan perasaan senang (tepuk tangan, berteriak girang, melompat dan lain-lain) sebanyak 12 orang (63,16%) di siklus II meningkat menjadi 19 orang (100%) terdapat peningkatan sebanyak 7 orang (36,84%). Siklus I siswa bersemangat dalam kegiatan diskusi sebanyak 13 orang (68,42%) meningkat di

(10)

siklus II menjadi 19 orang (100%) terdapat peningkatan sebanyak 6 orang (31,58%).

Siklus I siswa menunjukan kesungguhan dalam kegiatan diskusi sebanyak 15 orang (78,95%) meningkat menjadi 16 orang (84,21%) terdapat peningkatan sebanyak 1 orang (5,26%). Siklus I rata-rata kemunculan siswa dalam aktivitas emosional sebanyak 13,33 orang (70,16%) meningkat di siklus II menjadi 18 orang (94,74%) terdapat peningkatan sebanyak 4,67 orang (24,58%). Siklus I rata-rata yang tidak muncul sebanyak 5,67 orang (29,84%) berkurang di siklus II menjadi 1 orang (5,26%) berkurang sebanyak 4,67 orang (24,58%).

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus I diperoleh hasil pembelajaran siswa, yaitu sebanyak 11 siswa (57,89%) mendapat nilai dibawah 70, 2 orang siswa (10,53%) mendapat nilai 70, dan 6 orang siswa (31,58%) mendapat nilai di atas 70. Perolehan nilai siswa yaitu 1230 dan nilai rata-rata siswa 64,74%.

Pada siklus II hasil belajar siswa diperoleh hasil peningkatan jumlah siswa yang mencapai dan melampai batas KKM, yaitu sebanyak 1 orang siswa (5,26%) mendapat nilai di bawah 70,8 siswa mendapat nilai 70 (42,11%), dan 10 siswa (52,63%) mendapat nilai di atas 70. Perolehan nilai siswa 1450 dan nilai rata-rata siswa 76,32. Berdasarkan hasil pembelajaran bahwa Persentase siswa yang dapat melampaui batas KKM atau dibatas KKM sebesar 94,74%. Perbandingan hasil pembelajaran siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.3 berikut.

Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa

No. Nama Siklus I Siklus II

Nilai Nilai 1. Afrian Muhammad 65 70 2. Ahmad Fauzian 60 75 3. Anggi Trimawan 65 75 4. Anjelina 65 65 5. Bayu Aji 60 70 6. Bernadeta 45 70 7. Fredy Briyantoro 75 80 8. Febrian Huda 75 95 9. Indriyani 80 90 10. Ismail 50 70 11. Lailatul Khomariah 75 80 12. M. Dika Brawijaya 75 90 13. Novian Subekti 65 70 14 Resti Bayu L. 70 80 15. Solekhah 70 80 16. Silo Handono 50 70 17. Tira 75 80 18. Yoga Mandala 50 70

(11)

19. Vinsent 60 70

Jumlah Nilai 1230 1450

Rata-Rata 64,74 76,32

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Penelitian mengenai upaya peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus secara umum dapat disimpulkan yaitu media gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS tentang Peristiwa Sumpah Pemuda. Secara khusus kesimpulan penelitian ini, yaitu sebagai berikut. (1) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar mengalami peningkatan di siklus tindakan, yaitu siklus I persentase kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media gambar, yaitu sebesar 69,23%. Di siklus II meningkat menjadi 88,46%. Terdapat peningkatan sebesar 7,77%. (2) Penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu aktivitas fisik terdapat peningkatan sebesar 15,79%, aktivitas mental terdapat peningkatan sebesar 26,32%, dan aktivitas emosional terdapat peningkatan sebesar 24,58%. (3) Penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, perolehan nilai siswa di siklus I sebesar 1230 dan nilai rata siswa sebesar 66,74. Meningkat disiklus II menjadi rata-rata siswa 76,32. Terdapa peningkatan rata-rata-rata-rata siswa sebesar 9,58.

Saran

Untuk memaksimalkan penggunaan media gambar dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa peneliti menyarankan sebagai berikut. (1) Dalam merencanakan penggunaan gambar sebagai media hendaknya gambar yang digunakan dalam pembelajaran harus memiliki kesesuaian dengan materi sehingga mempermudah siswa memahami materi berdasarkan media gambar. (2) Gambar yang dijadikan media dalam pembelajaran hendaklah memiliki keruntutan dan kesinambungan agar terjalin suatu cerita utuh untuk memudahkan siswa dalam memahami gambar tersebut. (3) Dikarenakan penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran IPS maka media gambar dapat digunakan untuk mata pelajaran lainnya sebagai upaya untuk perbaikan pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Asra, Riyana, Cepi., dkk.. (2008). Komputer dan Media Pendidikan di Sekolah Dasar (Bahan Ajar Cetak PJJ). Jakarta:Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi., dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

(12)

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sadiman S. Arief. dkk. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Press

Sanjaya, Wina. (2010). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Sapriya. (2011). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Supriatna, Dadang. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran (Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB. Jakarta: PPPPTK TK dan PLB Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Taneo, Petrus Silvester.(2008). Kajian IPS di SD (Modul PJJ). Jakarta: Dikti. Taniredja, Tukiran., dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas untuk

Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Trianto.2011. Panduan Lengkap Penelitian PendidikanClassroom Action Reseach. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Trianto.2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tentang pene- rapan model pembelajaran inkuiri terbimbing ber- basis praktikum terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI IPA

Perbedaan itu menurut siswa terlihat dari bentuk media yang digunakan dalam modul DAKU!, hampir semua siswa menyenangi cara belajar yang menggunakan komputer, yang menurut

[r]

Jika hasil ini dimasukkan pada simulasi respon transien, meskipun frekuensi keluaran PLL pada Gambar 10 memiliki respon transien dengan settling time yang baik

berkunjung dan dapat menciptakan peluang sektor-sektor informal yang dapat menyerap tenaga kerja. Pusat dari industri pariwisata berada di Kuta yang membawa dampak

Kepala kejaksaan negeri setempat setelah menerima pemberitahuan tentang penyitaan barang Narkotika dan Prekursor Narkotika dari penyidik Kepolisian Negara Republik

Berdasarkan dari hasil observasi dan wanwancara yang telah dilakukan peneliti dengan para individu yang mengalami kecemasan berlebihan saat bertemu objek yang