• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

WONOKERTO, BANCAK, SEMARANG SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh: SITI NUR AINI NIM: 093111413

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

(2)

ii Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Nur Aini

NIM : 093111413

Jurusan/Program studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011 Saya yang menyatakan

Siti Nur Aini NIM. 093111413

(3)

iii

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan

Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Siti Nur Aini

NIM : 093111413

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Juni 2011 Ketua Sekretaris ___________________ __________________ Penguji I Penguji II ___________________ __________________ Pembimbing I Pembimbing II _________________________ ____________________

(4)

iv Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan

Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Siti Nur Aini

NIM : 093111413

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing

(5)

v

Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan

Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011

Penulis : Siti Nur Aini

NIM : 093111413

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Penggunaan metode dalam rangka membaca Al Qur'an yang monoton menyebabkan siswa kurang memahami cara membaca dan berakibat siswa kurang lancar dalam membaca Al Qur'an di sekolah. Dengan adanya hal tersebut kemudian peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul " Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al Qur'an Dengan Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011" dengan tujuan agar siswa memahami cara membaca Al Qur'an sehingga mampu membaca dengan baik dan benar.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kemampuan membaca Al Qur'an siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang? 2) Bagaimana penerapan metode SAS dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang? 3) Apakah metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang? Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) maka kemampuan siswa membaca Al Qur’an Siswa Kelas IV Semester I MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode SAS ini dari siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan, yaitu ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya 42%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 57%, dan pada siklus III mencapai 88%.

(6)

vi

÷(#ρߊ¨ρt“s?uρ €χÎ*sù uŽöyz ÏŠ#¨“9$# 3“uθø)−G9$# 4 Èβθà)¨?$#uρ ’Í<'ρé'‾≈tƒ É=≈t6ø9F{$# ∩⊇∠∪

…… Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah

mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.

(7)

vii Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta, atas segala kasih sayang yang diberikan 2. Suamiku dan anak-anakku tercinta

3. Seluruh sahabat-sahabatku yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

(8)

viii

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/1987. Penyimpangan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

ا

a

ط

t

ب

b

ظ

z

ت

c

ع

ث

s

غ

g

ج

j

ف

f

ح

h

ق

q

خ

kh

ك

k

د

d

ل

l

ذ

z

م

m

ر

r

ن

n

ز

z

و

w

س

s

[

h

ش

sy

ء

,

ص

s

ي

y

ض

d

Bacaan Madd: Bacaan Diftong:

a = a panjang وا = au

i = i panjang يا = ai

(9)

ix

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna meraih gelar Strata Satu (S-1).

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu berbuat banyak dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor IAIN Walisongo Semarang, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, atas segala dukungannya hingga penulis mampu menyelesaikan studi.

3. Dr. Mustofa, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

4. Bapak dan ibu yang selalu mendo'akan, memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

5. Suami dan anak tercinta yang selalu setiap menemani baik dalam suka maupun duka dan mendukung dalam segala hal.

6. Muh Fatoni, S.Ag, selaku Kepala MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi

7. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan dorongan kepada penulis.

(10)

x ganda. Amin.

Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

Amin – amin yarobbal ‘alamin

Semarang, Mei 2011 Penulis

(11)

xi HALAMAN JUDUL ... i PERNYATAAN KEASLIAN ... ii PENGESAHAN ... iii NOTA PEMBIMBING ... iv ABSTRAK ... v MOTTO ... vi PERSEMBAHAN ... vii TRANSLITERASI ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 5

A.1. Kemampuan Membaca ... 5

A.2. Pengertian Al Qur’an ... 6

A.3. Dasar Membaca Al Qur’an ... 7

A.4. Tujuan Membaca Al Qur’an ... 7

A.5. Indikator Kemampuan Membaca Al Qur’an ... 8

A.6. Adab Membaca Al Qur’an ... 10

A.7. Metode Mengajar ... 14

A.8. Metode SAS ... 16

B. Kerangka Berpikir ... 19

(12)

xii

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

C. Pelaksana dan Kolaborator ... 21

D. Rancangan Penelitian ... 21

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 27

G. Indikator Keberhasilan ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 30 B. Pembahasan ... 43 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 47 B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA ... 48 RPP LEMBAR OBSERVASI

(13)

A. Latar Belakang

Al Qur’an sebagai kalam Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia itu memiliki keistimewaan terutama pada susunan bahasanya yang unik dan kandungan maknanya yang mendalam. Al Qur’an merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW membacanya adalah ibadah1. Keutamaan mukjizat Al Qur’an bukan hanya ditujukan kepada bangsa arab, namun Al Qur’an dengan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada seluruh alam2.

Maka dari itu mempelajari Al Qur’an merupakan kewajiban mutlak bagi setiap yang beragama Islam, sebab semua ajaran Islam bersumber pada Al Qur’an, bahkan Al Qur’an itu sendiri merupakan induk atau pusatnya segala ilmu pengetahuan, yang berisi tentang hukum-hukum dan aqidah. Firman Allah:

!$¯RÎ)

çm»oYø9t“Rr&

$ºRºuäö•è%

$wŠÎ/t•tã

öNä3¯=yè©9

šcqè=É)÷ès?

ÇËÈ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”3

Dan Al Qur’an sebagai tata kehidupan umat dan petunjuk bagi makhluk, ia merupakan tanda kebenaran Rasulullah SAW. Disamping merupakan bukti yang jelas atas kenabian dan kerasulannya. Selain itu ia juga hujjah yang akan tetap tegak sampai pada hari kiamat4.

Berkaitan dengan masalah tersebut, pendidikan agama Islam dan membaca Al Qur’an di sekolah mulai di tingkat dasar tidak kalah pentingnya,

1

Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya: Sejarah Al Qur’an, (Jakarta: Departemen Agama), 2005, hlm. 23

2

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Studi Ilmu Al Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia), 2000, hlm. 112

3

Depag RI,Op.Cit, hlm. 118

4

(14)

pihak orang tua atau wali murid yang mengatakan, bahwa murid-murid tamatan sekolah dasar banyak yang belum dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an. Sehingga dengan penekanan belajar membaca Al Qur’an diharapkan murid-murid sekolah dasar dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an sebagai penghayatan terhadap sumber agama Islam, yaitu Al Qur’an.

Bagi murid-murid tamatan sekolah dasar yang akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama diharapkan sudah mampu membaca dan menulis huruf Al Qur’an sehingga tidak menyulitkan bagi guru agama yang mengajar pada tingkat tersebut demikian pula pada tingkat selanjutnya5. Berdasarkan kurikulum Sekolah Dasar (SD) tahun 1975 yang telah dibakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 17 Januari 1975 No. 008C/U/1975 dan Keputusan Menteri Agama tanggal 31 Oktober 1974 pada bidang studi pendidikan agama Islam terdapat tujuan instructional umum antara lain ditetapkan bahwa murid lulusan sekolah dasar harus mampu membaca Al Qur’an dengan baik6. Namun kenyataannya tidak seperti yang kita harapkan ternyata pembelajaran membaca dan menulis huruf Al Qur’an tingkat sekolah dasar ini kurang menarik dan para siswa mengalami kesulitan, maka dengan demikian pembelajaran ini kurang berhasil.

Berdasarkan pengamatan, kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran membaca dan menulis huruf Al Qur’an tersebut lebih disebabkan oleh factor guru dalam menggunakan metode yang kurang tepat, dalam hal ini guru masih menggunakan metode tradisional. Hal diatas menjadi dorongan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Dengan demikian penelitian ini merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan dan ketidakberhasilan dalam pembelajaran membaca dan menulis huruf Al Qur’an yaitu dengan cara melalui metode Struktural

5

H.MT. Fatahudin, Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al Qur’an,(Jakarta: CV. Serajaya), 1981, hlm. 1

6

Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, Standar Mutu Pendidikan Agama

(15)

(sintetik) sehingga dapat memahami.7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitiannya sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan membaca Al Qur'an siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang?

2. Bagaimana penerapan metode SAS dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang?

3. Apakah metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al Qur’an siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Kec. Bancak Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui penerapan metode SAS pada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Kec. Bancak Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca Al Qur'an siswa dengan menggunakan metode SAS.

Sedangkan manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Sebagai informasi yang berguna untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang mungkin akan diteliti dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

7

(16)

Merupakan masukan untuk menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.

(17)

A. Kajian Pustaka

Menurut Umiyati, alumni Universitas Wahid Hasyim Semarang tahun 2009 dalam skripsinya dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Sambung Siswa MI Nurul Islam 01 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang melalui Metode Struktural Analitik Sintetik.” Dari penelitian ini dapat diketahui kemampuan mengenal huruf hijaiyah sambung siswa dengan metode SAS dapat meningkat.

Dari penelitian yang dilakukan tersebut sekilas memang tampak adanya persamaan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti, namun dalam penelitian ini peneliti menekankan pada kemampuan membaca al-Qur’an siswa di MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kab. Semarang.

Menurut Dwi Hartiningsih alumni STAIN Salatiga tahun 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan kemampuan membaca surat pendek al Qur’an melalui penerapan metode struktural analitik sintetik siswa kelas II MI Manba’ul Ulum Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan”. Menyimpulkan bahwa belajar dengan menguraikan huruf hijaiyah beserta harokatnya dapat meningkatkan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam al Qur’an.

1. Kemampuan Membaca

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup melaksanakan sesuatu). Kemudian kata mampu tersebut mendapat awalan pe- dan akhiran –an, jadi kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan1.

1

Team Penyusun Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Media Pustaka Phoenix, hlm. 565

(18)

Sehingga kemampuan membaca dapat diartikan sebagai kemampuan dasar atau bekal yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam belajar.

Dwi Sunar Prasetyo berpendapat bahwa membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol2.

Sedangkan menurut Klien yang dikutip Farida Rahim, mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup:

a. Membaca merupakan suatu proses

Yang dimaksud adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan utama dalam membentuk makna.

b.Membaca adalah strategi

Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca.

c..Membaca adalah interaktif

Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi antara pembaca dan teks3

Dari pengertian di atas, yang dimaksud dengan membaca dalam pembahasan ini adalah melisankan tulisan yang tertulis.

2. Pengertian Al-Qur’an

Menurut Syekh Ali Ash-Shabuni yang dikutip Ahmad Lutfi bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi dan Rosul terakhir dengan perantara malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang

2

Dwi Sunar Prasetyo, 2008, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak

Dini, Jogjakarta: Penerbit Think, hlm. 57

3

Ahmad Lutfi, 2004, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: Departemen Agama RI, hlm. 35.

(19)

dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dari surar Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas4.

Pendapat Az-Zajaj yang dikutip Moh. Chadziq Charisma mengemukakan bahwa kata “Qur’an” berasal dari kata Qori atau Qoru yang berarti mengumpulkan ayat-ayat atau surat-surat, serta menghimpun intisari dari ajaran Rasul-Rasul yang diberi kitab suci terdahulu5.

Sedangkan menurut Abdul Majid Khan, secara etimologi al-Qur’an berasal dari kata:

yang berarti sesuatu yang dibaca ( ). Jadi, arti al-Qur’an secara lughawi adalah sesuatu yang dibaca. Berarti menganjurkan kepada umat agar membaca al-Qur’an tidak hanya dijadikan hiasan rumah saja. Atau pengertian al-Qur’an sama dengan bentuk masdar (bentuk kata benda) yakni yang berarti menghimpun dan mengumpulkan ( ). Oleh karena itu, al-Qur’an harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya, dipahami, dihayati, dan diresapi makna-makna yang terkandung di dalamnya kemudian diamalkan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan membaca al-Qur’an adalah melihat tulisan kitab suci al-Qur’an dengan cara melisankan.

3. Dasar Membaca Al-Qur’an

Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang memerintahkan umat Islam untuk membacanya antara lain firman Allah swt. dalam surat al-Qiyamah ayat 17 -18 sebagai berikut:

¨bÎ)

$uZøŠn=tã

¼çmyè÷Hsd

¼çmtR#uäö•è%ur

ÇÊÐÈ

#sŒÎ*sù

çm»tRù&t•s%

ôìÎ7¨?$$sù

¼çmtR#uäö•è%

ÇÊÑÈ

)

:

(

4

Farida Rahim.2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar Grafika. hlm. 3

5

Moh. Chadziq Charisma, 1991, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an, Surabaya: PT Bina Ilmu, hlm.1

(20)

“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Allah swt. yang bertanggung jawab atas al-Qur’an dan memberikan beberapa ilmu kepada manusia. Salah satunya yaitu membaca al-Qur’an. Telah diketahui pula bahwa Allah swt. yang telah mewahyukan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril yang telah diberi pengetahuan membaca untuk diajarkan kepada umatnya sesuai dengan apa yang telah beliau dapatkan.

4. Tujuan Membaca Al-Qur’an

Kitab suci al-Qur’an merupakan rahmat bagi seluruh alam dan merupakan satu-satunya mukjizat yang kekal sepanjang masa serta kitab suci terakhir yang diturnkan Allah swt. isinya mencakup seluruh pokok syariat yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Oleh karena itu, setiap orang yang membacanya dengan hati ikhlas dan mengharapkan ridha dari Allah niscaya bertambah keimanan dan kecintaannya. Selain itu pula di dalamnya berisi wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk bagi siapa saja yang mengimani dan mengamalkannya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:

y7Ï9ºsŒ

Ü=»tGÅ6ø9$#

Ÿw

|=÷ƒu‘

¡

Ïm‹Ïù

¡

“W‰èd

z`ŠÉ)-FßJù=Ïj9

ÇËÈ

) : ( Artinya:

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

Ayat di atas mengungkapkan tujuan yang dicapai seseorang ketika membaca al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Artinya orang Islam yang mengaku dirinya beriman, dalam menjalani hidup agar senantiasa menjadikannya al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

5. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Di antara indikator kemampuan membaca al-Qur’an siswa adalah: a. Kefasihan dalam membaca al-Qur’an

(21)

Fasih berasal dari kata

yang berarti berbicara dengan terang, fasih, petah lidah6. Fasih dalam membaca al-Qur’an maksudnya terang

atau jelas dalam pelafalan atau pengucapan lisan ketika membaca al-Qur’an. Membaca al-Qur’an berbeda dengan membaca bacaan apapun, karena

isinya merupakan kalam Allah swt. yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara terperinci, yang berasal dari zat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui. Karena itu cara membacanya tidak lepas dari adab yang bersifat zahir maupun batin.

Di antara adabnya yang bersifat zahir adalah membaca al-Qur’an secara tartil. Makna tartil dalam membaca ialah membaca dengan perlahan-lahan tidak terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid.

Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat al-Muzammil ayat 4 sebagai berikut:

...

È@Ïo?u‘ur

tb#uäö•à)ø9$#

¸x‹Ï?ö•s?

ÇÍÈ

) : ( Artinya:

“ … dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”

b. Ketepatan pada Tajwidnya

Sebagian besar ulama mengatakan bahwa tajwid adalah suatu cabang ilmu yang sangat penting untuk dipelajari sebelum mempelajariilmu qiraat al-Qur’an. ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri sendiri maupun dalam rangkaian. Dalam ilmu tajwid diajarkan bagaimana cara melafalkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf yang lain, melatih lidah mengeluarkan huruf-huruf dan makhrajnya, belajar mengucapkan bunyi yang panjang dan yang pendek, cara menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkannya kepada huruf yang sesudahnya (idgam),

6

(22)

berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti dalam bacaan.

c. Ketepatan pada makhrajnya

Sebelum membaca al-Qur’an, sebaiknya seseorang terlebih dahulu mengetahui makhraj dan sifat-sifat huruf. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Makharijul huruf artinya membaca huruf-huruf sesuai dengan tempat keluarnya seperti di tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir dan lain-lain7.

d. Kelancaran Membaca Al-Qur’an

Lancar adalah cepat tak ada hambatan, tidak tersendat-sendat. Kelancaran membaca al-Qur’an siswa berarti siswa mampu membaca al-Qur’an dengan lancer, cepat, tepat dan benar8. Dalam pembelajaran membaca al-Qur’an, ketika siswa belum atau tidak lancar dalam membacanya, mestinya seorang guru tidak menaikkan ke bacaan berikutnya. Sehingga siswa tidak menghadapi

tingkat kesulitan membaca yang semakin tinggi dan pada ujungnya tidak akan

semakin mempersulit kerja seorang guru juga.

6. Adab dan Keutamaan Membaca Al-Qur’an a. Adab Membaca Al-Qur’an

Banyak adab membaca al-Qur’an yang disebutkan oleh para ulama,di antaranya adalah:

1) Berguru Secara Musyafahah

Seorang murid sebelum membaca ayat-ayat al-Qur’an terlebih dahulu harus berguru dengan guru yang ahli dalam bidang al-Qur’an secara langsung. Musyafahah berasal dari kata syafawiy artinya bibir, musyafahah artinya saling bibir-bibiran, artinya kedua murid dan guru harus bertemu langsung, saling melihat gerakan bibir masing-masing pada saat membaca al-Qur’an.

7

Abdul Majid Khan. Op cit. hlm. 44

8

(23)

Karena murid tidak akan dapat membaca secara fasih sesuai dengan makhraj (tempat keluar huruf) dan sifat-sifat huruf tanpa memperlihatkan bibirnya atau mulutnya pada saat membaca al-Qur’an. Murid tidak dapat menirukan bacaan yang sempurna tanpa melihat bibir atau mulut seorang gurunya ketika membacakannya.

Demikian juga Nabi Muhammad saw. belajar dengan Jibril secara langsung (musyafahah) pada saat setiap turun ayat, sekalipun secara substansinya yang mengajarkannya adalah Allah swt. Nabi saw. belajar pada Jibril saat tadarus setiap bulan suci Ramadan untuk memeriksa kebenaran bacaan al-Qur’an. Sebagaimana firman:

Ÿw

õ8Ìh•ptéB

¾ÏmÎ/

y7tR$|¡Ï9

Ÿ@yf÷ètGÏ9

ÿ¾ÏmÎ/

ÇÊÏÈ

¨bÎ)

$uZøŠn=tã

¼çmyè÷Hsd

¼çmtR#uäö•è%ur

ÇÊÐÈ

#sŒÎ*sù

çm»tRù&t•s%

ôìÎ7¨?$$sù

¼çmtR#uäö•è%

ÇÊÑÈ

§NèO

¨bÎ)

$uZøŠn=tã

¼çmtR$uŠt/

ÇÊÒÈ

Artinya:

Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.

2) Niat Membaca dengan Ikhlas

Seseorang yang membaca al-Qur an hendaknya berniat yang baik yaitu niat beribadah yang ikhlas karena Allah untuk mencari ridha-Nya. Allah berfirman dalam al-Qur an surat al-Bayyinah ayat 5:

!$tBur

(#ÿrâ•ÉDé&

žwÎ)

(#r߉ç6÷èu‹Ï9

©!$#

tûüÅÁÎ=øƒèC

ã&s!

tûïÏe$!$#

uä!$xÿuZãm

(#qßJ‹É)ãƒur

no4qn=¢Á9$#

(#qè?÷sãƒur

no4qx.¨“9$#

4

y7Ï9ºsŒur

ß`ƒÏŠ

ÏpyJÍhŠs)ø9$#

ÇÎÈ

)

: (

(24)

Artinya:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

3) Dalam Keadaan Suci

Di antara adab membaca al-Qur an adalah suci dari hadas kecil, hadas besar, maupun segala najis sebab yang dibaca adalah wahyu Allah atau firman Allah swt. Sebagaimana firman Allah surat al-Waqi ah: 79 – 80 sebagai berikut:

žw

ÿ¼çm•¡yJtƒ

žwÎ)

tbrã•£gsÜßJø9$#

ÇÐÒÈ

×@ƒÍ”\s?

`ÏiB

Éb>§‘

tûüÏHs>»yèø9$#

ÇÑÉÈ

) : -( Artinya:

“Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.”

4) Memilih Tempat yang Pantas dan Suci

Jika akan membaca al-Qur an hendaknya memilih tempat yang suci dan tenang seperti masjid, mushalla, rumah, dn lain-lain yang dipandang pantas dan terhormat. Sesuai dengan kondisi al-Qur an yang suci dan merupakan firman Allah yang Maha Suci. Karena tempat yang pantas sangat mendukung penghayatan makna al-Qur an baik pembaca maupun untuk pendengarnya.

5) Menghadap Kiblat dan Berpakaian Sopan

Pembaca al-Quran disunahkan menghadap kiblat secara khusyu , tenang, menundukkan kepala dan berpakaian sopan.

6) Bersiwak (gosok gigi)

Ketika membaca al-Qur an, mulut hendaknya bersih dan tidak berisi makanan. Sebaiknya sebelum membaca al-Qur an mulut dan gigi dibersihkan lebih dahulu.

(25)

7) Membaca Ta’awwud

Sebelum membaca al-Qur’an disunahkan membaca ta’awud, sebagaimana firman Allah swt. surat an-Nahl ayat 98:

#sŒÎ*sù

|Nù&t•s%

tb#uäö•à)ø9$#

õ‹ÏètGó™$$sù

«!$$Î/

z`ÏB

Ç`»sÜø‹¤±9$#

ÉOŠÅ_§•9$#

ÇÒÑÈ

)

:

(

Artinya:

“Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”

Maksudnya sebelum membaca al-Qur’an, terlebih dahulu mohon perlindungan Allah, agar terjauh dari pengaruh tipu daya setan, sehingga hati dan pikiran tetap tenang di waktu membaca al-Qur’an.

8) Membaca al-Qur’an dengan Tartil

Disunahkan membaca al-Qur’an dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang.

9) Merenungkan Makna Al-Qur’an

Merenungkan arti ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca yaitu dengan menggerakkan hati untuk memahami kata-kat al-Qur’an yang dibaca semampunay atau yang digerakkan dengan lidah sehingga mudah memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik kehidupan di tengan-tengah masyarakat.

10) Khusu’ dan Khudhu’

Khusu’ dan khudhu’ artinya merendahkan hati dan seluruh anggota tubuh kepada Allah, sehingga al-Qur’an yang dibaca mempunyai pengaruh bagi pembacanya.

11) Memperindah Suara

Disunahkan membaca al-Qur’an, dengan suara yang bagus lagi merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan uslubnya al-Qur’an.

(26)

Membaca al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain, apalagi sambil tertawa-tawa atau bermain-main. Memulai atau berhenti membaca al-Qur’an tidak terpengaruh dengan juz. Akan tetapi lebih mudah berpedoman maqra’ yang biasanya ditandai dengan huruf hamzah ( ) di atas lingkaran ayat atau satu ‘ain ( ) yang tertulis di pinggir luar garis teks al-Qur’an.

Demikian di antara adab dan etika membaca al-Qur’an, sehingga al-Qur’an dapat dibaca selayaknya serta meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah serta dalam membentuk pribadi muslim yang sejati.

b. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

1) Orang yang mahir membaca al-Qur’an akan bersama malaikat yang mulia derajatnya.

2) Rumah yang dibacakan al-Quir’an dihadiri para malaikat dan menjadi leluasa bagi penghuninya.

3) Rumah yang dibacakan al-Qur’an terpancar sinar hingga ke penduduk langit.

4) Membaca al-Qur’an akan menjadikan begitu banyak kebaikan dan keberkahan.

5) Membaca al-Qur’an akan memperindah pembacanya. 6) Membaca al-Qur’an adalah penenang hati.

7) Membaca al-Qur’an sangat bermanfaat bagi pembaca dan orang tuanya. 8) Pembaca al-Qur’an tidak akan terkena bencana di hari kiamat kelak. 9) Al-Qur’an memberi syafaat kepada pembacanya.

7. Metode Mengajar

Kegiatan belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru, metode mengajar, sarana dan prasarana. Guru sebagai salah satu faktor tersebut merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran di kelas. Guru harus mampu menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar, sehingga tujuan belajar dapat dicapai.

(27)

Setiap proses belajar mengajar menuntut suatu strategi tertentu dimana di dalamnya terdapat perencanaan prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Langkah-langkah yang harus ditempuh tersebut disebut sebagai metode. Metode secara umum dapat diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Metode berlaku baik bagi guru sebagai metode mengajar maupun bagi siswa sebagai metode belajar.

Metode mengajar terdiri dari dua kata, yaitu metode dan mengajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, sedangkan mengajar adalah memberi pelajaran. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang teratur dan terpikirkan baik-baik untuk memberikan pelajaran9.

Menurut Slameto dalam Hamalik strategi adalah suatu rencana tentang cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi (pengajaran). Pengertian strategi terkandung metode belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga teknik mengajar yaitu pemakaian alat-alat bantu mengajar dan cara menggunakan metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa belajar optimal10.

Hamalik menyatakan bahwa secara teoritis metode pengajaran dibagi menjadi dua yaitu metode dalam kelas dan metode luar kelas. Metode dalam kelas terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, resitasi, demonstrasi, eksperimen, sosiodrama dan bermain peran, bekerja dalam kelompok, proyek, problem solving dan psikodrama. Metode luar kelas terdiri

9

Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), 1999, hlm. 652

10

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta), 2003, hlm. 89

(28)

dari metode karya wisata, survey desa, pengabdian masyarakat, berkemah, kerja pengalaman dan proyek11.

Pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode digunakan dalam belajar mengajar. Slameto, menyatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditampakkan siswa setelah proses belajar mengajar; 2) materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran; 3) besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan; 4) kemampuan siswa untuk menangkap dan mengembangkan bahan pelajaran yang yang diajarkan; 5) kemampuan guru dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran; 6) fasilitas yang tersedia dan 7) waktu yang tersedia12.

Keberhasilan seorang guru menggunakan metode mengajar ditentukan oleh beberapa hal diantaranya yaitu pokok bahasan yang akan disampaikan, keadaan siswa, fasilitas sekolah dan kesiapan guru itu sendiri, sehingga seorang guru harus berusaha keras untuk memilih dan mengkombinasikan metode-metode mengajar tersebut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seperti diungkapkan oleh Surakhmad yang dikutip dari Djamarah dan Zain pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anak didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru13.

8. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang dipimpin oleh Dr. A.S. Broto pada waktu itu telah menghasilkan Metode SAS. Menurut A.S. Broto khususnya disediakan untuk

11

Ibid, hlm. 100

12

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta) 1996, hlm. 64

13

(29)

belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD. Lebih luas lagi Metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan: Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan pengalaman anak, (2) membimbing anak menemukan jawab suatu masalah. Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat global (totalitas) dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu)14.

Prosedur penggunaan Metode SAS15:

a. Mula membaca permulaan dijadikan dua bagian Bagian pertama Membaca permulaan tanpa buku Bagian pertama Membaca permulaan buku

b. Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.

c. Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar. d. Membaca kahmat secara structural

e. Membaca permulaan dengan buku f. Membaca lanjutan

g. Membaca dalam hati Segi baiknya adalah:

a. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.

b. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya

14

Oemar Hamalik, Pendekatan Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 74

15

(30)

c. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak. menguasai bacaan dengan lancar.

Segi lemahnya adalah:16

a. Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.

b. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah tertentu dirasa sukar.

c. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan

d. Oleh karena agak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini tidak dilaksanakan.

Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian memilih kata kartu kata dan kartu kalimat. Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata, kata, pengajar dengan sebagian anak yang lain. Menempel-empelkan kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya sehingga semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan yang paling mengutipnya sebagai keterampilan menulis. Media lain selain papan tulis, papan panel, papan tali, OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.

Pembelajaran ini menggunakan Metode SAS (Struktural Analitik -Sintetik), Merupakan metode terbaru dalam bidang pengajaran, dilengkapi dengan pendekatan Global (Gestald Psychologie), sehingga menghasilkan kemampuan belajar yang sangat fantastis (quantum). Merupakan penyempurnaan dari Edisi Internasional System 200 Menit yang telah diujicobakan dan dibuktikan keberhasilannya di Asia maupun internasional. Disusun oleh pakar bahasa Arab yang telah menerima banyak penghargaan diantaranya dari Menteri Agama RI tahun 1995, predikat Kategori Pembina

16

(31)

Tilawatil Qur'an dan penghargaan Mitra Karya Bakti Pertiwi dari Presiden RI tahun 1996.

Dalam pembelajaran membaca Al Qur’an di kelas IV penerapan metode SAS dilaksanakan dengan menunjukkan siswa pada ayat yang utuh, menguraikannya dan menyambungnya hingga menjadi ayat yang utuh.

B. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar dalam pelaksanaannya menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai. Namun dalam pencapaian tujuan itu guru hendaknya mampu mengembangkan kreatifitas siswa sesuai dengan kemampuan dalam pembelajaran yang dimiliki. Agar siswa memiliki kemampuan dalam pembelajaran a-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah terutama dalam membaca al Qur’an perlu diterapkan metode struktural analitik sintetik dalam proses belajar mengajar.

Alasan penerapan metode struktural analitik sintetik dalam proses belajar mengajar adalah:

1. Membantu siswa belajar membaca al-Qur’an dengan benar, fasih, dan lancar. 2. Meningkatkan kemampuan membaca siswa pada surat-surat pendek dalam

al-Qur’an.

3. Mengembangkan kreatifitas siswa untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain. Hasil yang diharapkan dari penerapan metode struktural analitik sintetik pada siswa adalah:

1. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya.

2. Menyusun kata-kata dengan huruf hijaiyah baik secara berpisah atau bersambung.

3. Memahami cara melafalkan ayat Al Qur’an.

4. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan al-Qur’an

5. Meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar dan hasil belajar siswa.

Melalui metode SAS tersebut, siswa lebih mudah memahami cara membaca Al Qur’an mengingat siswa mengenal huruf hijaiyah yang dipisah dan disambung

(32)

beserta harokatnya, yang awalnya masih berupa ayat yang utuh, kemudian diuraikan setiap huruf dan harokatnya, kemudian disambung kembali menjadi ayat yang utuh.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Melalui Pelaksanaan Metode Struktural Analitik Sintetik dapat meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang”

(33)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan PTK Kolaboratif, yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran Al Qur'an hadits di MI Nurul Islam 02 Wonokerto. Objek tindakan PTK ini adalah tentang peranan penerapan metode SAS dalam meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'an dengan memfokuskan kegiatan pada minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran, keaktifan dalam proses pembelajaran dan hasil belajar berupa kemampuan membaca Al Qur'an.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kec. Bancak Kabupaten Semarang khususnya di kelas IV pada semester I Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan pada tanggal Maret 2011 untuk siklus I, Maret 2011 untuk siklus II, dan pada tanggal Maret 2011 untuk siklus III.

C. Pelaksana dan Kolaborator

Pelaku tindakan adalah guru kelas dibantu oleh seorang guru selaku teman sejawat (kolaborator). Adapun yang berperan sebagai subjek yang dikenai tindakan adalah 26 orang siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

(34)

pembelajaran tersebut dilakukan. Sedangkan menurut Mukhlis, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan1.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara kesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.2

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka peneliti ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart3, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut4:

1

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, hlm.12

2

Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru,Bandung: Yrama Widya, 2006, hlm. 18

3

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 16

4

(35)

Gambar alur PTK Penjelasan alur di atas adalah:

a. rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran, pengajaran terarah melalui kegiatan memahami secara utuh, memahami lebih jauh dan memahami secara mendalam sebagaimana tuntutan metode SAS.

Tindakan/ Observasi Refleksi Tindakan/ Observasi Refleksi Tindakan/ Observasi Rancangan Rencana yang direvisi Rencana yang direvisi Putaran 2 Putaran 3

(36)

d. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi menjadi tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3 dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhiri masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

Konsep yang dipilih sebagai acuan implementasi tindakan adalah standar kompetensi membaca ayat-ayat Al Qur'an, karena dengan adanya pengaruh perkembangan teknologi, siswa banyak yang tidak mengikuti madrasah pada sore hari maupun tidak mengaji pada sore atau malam harinya sehingga banyak yang tidak mampu membaca Al Qur'an. Berdasarkan hasil pengamatan, kekurangan siswa tampak pada kurang mengetahui panjang pendeknya ayat.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan ini meliputi :

a. Peneliti menentukan alternatif peningkatan kemampuan membaca Al Qur’an melalui metode SAS.

b. Peneliti membuat perencanaan yang mengacu kepada pembelajaran membaca Al Qur’an dengan meminta masukan pada guru lain atau sumber yang ada.

(37)

e. Membuat lembar observasi. f. Mendesain alat evaluasi. 2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.

3. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain observasi oleh peneliti sendiri, peneliti juga meminta rekan guru yang lain untuk mengobservasi selama peneliti terlibat dalam pembelajaran. Hal ini selain karena peniliti tidak memungkinkan melakukan sendiri, juga untuk menjaga obyektifitas.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini benar-benar akan memberikan hasil yang baik pada peningkatan kemampuan membaca al Qur’an dengan melalui metode SAS.

(38)

pengumpulan data dalam PTK ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati objek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperkuat data-data lain yang telah ditemukan. Observasi dilakukan kepada siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Wawancara atau Interview

Metode interview atau wawancara adalah metode yang berdasarkan diri kepada laporan verbal (verbal/report) dimana terdapat hubungan langsung antara diri penyelidik dan subyek yang diselidiki. Jadi, dalam metode ini ada face to face relation antara penyelidik dengan yang diselidiki. Wawancara dilaksanakan kepada guru dan siswa kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa yang akan diteliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tulisan, catatan, hasil rapat, prasasti yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini data dokumentasi yang digunakan adalah prestasi belajar berupa nilai siswa. Selain itu data dokumentasi berupa data sebagai berikut:

a. Silabus

yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

b. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

(39)

Masing-Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang disampaikan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasi data ke dalam pola-pola atau kategori uraian dasar. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dilakukan secara deskriptif interaktif yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Teknik ini meliputi tiga tahapan utama, yaitu tahap kategori data, tahap interpretasi data, dan tahap penarikan kesimpulan.

1. Tahap kategori data

Pada tahap ini peneliti menyusun data, kemudian mengklasifikasikan menurut uraian permasalahan secara sistematis. Pada tahap ini juga untuk memilih data utama dan data pendukung.

2. Tahap interpretasi data

Dalam tahap ini data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dilakukan penafsiran keadaan data tersebut dengan cermat dan objektif. Dalam tahap ini peneliti juga akan menguji teori-teori yang telah dipaparkan dalam kajian teori, dalam artian data yang diperoleh mendukung atau sebaliknya, yaitu menolak teori-teori tersebut.

3. Tahap penarikan kesimpulan

Pengumpulan data Sajian data

Penarikan kesimpulan Reduksi data

(40)

kajian teori, dalam arti kata data yang diperoleh mendukung atau sebaliknya.

G. Indikator Keberhasilan

Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, Berdasarkan batas ketuntasan mutlak ada tiga tipe batas ketuntasan dengan sistem poin 100 yaitu:

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan

Kriteria Poin Poin Poin A 90-100 95-100 91-100

B 80-89 85-94 86-90

C 70-79 75-84 81-85

D 60-69 65-74 75-80

E < 60 < 65 < 75

Prosentase dan jumlah kategori menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaaan belajar mengajar kurikulum 1994 yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

(41)

Dalam penelitian tindakan kelas, indikator keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode SAS tercapai jika ketuntasan klasikal > 75% serta siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

(42)

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Gambaran Selintas

Pada bagian ini ini akan memaparkan gambaran tentang kondisi kelas tempat penelitian dilakukan disertai penjelasan adanya perbedaan antara strategi pembelajaran yang biasa dilakukan dengan strategi pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.

MI Nurul Islam 02 Wonokerto terletak di Dusun Jetis Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, ini merupakan tempat dimana penelitian tindakan dilaksanakan. Subjek tindakan adalah 26 orang siswa kelas IV dengan focus penelitian pada mata pelajaran Al Qur'an Hadits materi pokok membaca ayat-ayat Al Qur'an.

PTK ini terdiri dari 3 siklus dengan merancang strategi pembelajaran yang berbeda dari strategi pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini. Hal ini mengingat salah satu tujuan PTK adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta mutu proses pembelajaran. Karena peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang memberi efek yang positif pada siswa selain dipengaruhi oleh factor dari siswa itu sendiri.

2. Uraian Siklus secara Umum

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan ini meliputi :

a. Peneliti menentukan alternatif peningkatan kemampuan membaca Al Qur’an melalui metode SAS.

(43)

b. Peneliti membuat perencanaan yang mengacu kepada pembelajaran membaca Al Qur’an dengan meminta masukan pada guru lain atau sumber yang ada.

c. Peneliti melakukan simulasi mengembangkan pembelajaran melalui metode SAS.

d. Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran. e. Membuat lembar observasi.

f. Mendesain alat evaluasi. 2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.

3. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain observasi oleh peneliti sendiri, peneliti juga meminta rekan guru yang lain untuk mengobservasi selama peneliti terlibat dalam pembelajaran. Hal ini selain karena peniliti tidak memungkinkan melakukan sendiri, juga untuk menjaga objektifitas.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini benar-benar akan memberikan hasil yang baik pada peningkatan kemampuan membaca al Qur’an dengan melalui metode SAS.

(44)

3. Kegiatan Per Siklus dan Analisis Data a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi. Sebelum perbaikan siklus I peran guru sangat dominan dengan metode ceramah menerangkan materi pelajaran, dengan menggunakan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) dominasi guru menjadi berkurang, sebab siswa terlibat dalam proses pembelajaran.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada tanggal April 2011 di kelas IV dengan jumlah siswa 26 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan difokuskan pada penerapan metode pembelajaran

Struktural Analitik Sintetik (SAS), sebagai upaya meningkatkan

pemahaman materi membaca Al Qur’an oleh siswa. Maka fokus penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) serta dampaknya terhadap hasil pembelajaran.

Suasana dalam kegiatan belajar mengajar tampak kondusif, siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru bagaimana ayat secara utuh, kemudian diurai setiap huruf kemudian bagaimana cara menyambung huruf dengan benar.

Selain itu pemberian tugas yang dipadukan menciptakan keikutsertaan siswa pada proses kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya terpaku di bangku sebagai pendengar, tetapi berubah dengan kegiatan memahami materi dan menyimpulkan materi berdasarkan

(45)

soal-soal yang diberikan oleh guru. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas IV.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun hasil siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Nilai Siklus I NILAI SIKLUS I

No Nama Nilai Keterangan

1 Diyah Ayu Astuti 80 T

2 Eva Dwi Jayanti 70 BT

3 Himatul Munsif 80 T

4 Laelatul Munadhiroh 50 BT

5 Lina Syafa’ah 40 BT

6 S. Mazro’atus Sa’diyah 60 BT

7 Miftahul Huda 80 T

8 M. Abdul Ja’far Sodik 50 BT 9 M. Adrik Khoiru Sani 60 BT 10 M. Bilal Faqihudin 60 BT 11 M. Latif 40 BT 12 M. Mulyani 80 T 13 M. Sumhudi 90 T 14 M. Rohmani Setiawan D 80 T 15 Mutoharoh 70 BT 16 M. Sobirin 80 T 17 M. Subkhi 50 BT 18 M. Syarifudin 40 BT

(46)

19 Nadhifatul Ulfa 60 BT

20 Nahwa Camelia 80 T

21 Nur Hidayani 50 BT

22 Nuruden 60 BT

23 Siti Nur Farida Aryani 70 BT

24 Siti Nur Mala 80 T

25 Yuni Setyaningrum 90 T 26 Susanto 80 T JUMLAH 1730 RATA-RATA 66.5 KETUNTASAN KLASIKAL 42% Tabel 2

HASIL EVALUASI SIKLUS I

No Rentang Penilaian Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88 89-95 3 4 5 -3 9 -2 Jumlah 26

Pada table 1 terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa 40 sedangkan yang tertinggi adalah 90. dari data perolehan siswa tersaji dalam 8 rentang nilai, dengan asumsi:

Rentang nilai 40-46 sebanyak 3 anak, rentang nilai 47-53 ada 4 anak, rentang nilai 54-60 ada 5 anak, rentang nilai 61-67 tidak ada,

(47)

0 2 4 6 8 10 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88 89-95 Rentang Nilai Jum lah Sisw a

rentang nilai 68-74 ada 3 anak, rentang nilai 75-81 ada 9 anak, rentang nilai 82-88 tidak ada, rentang nilai 89-95 2 orang anak.

Berdasar nilai evaluasi sebelum perbaikan dapat disajikan dalam grafik diagram pada gambar 1 berikut:

GAMBAR 1

GRAFIK NILAI SIKLUS I c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Penjelasan guru mengenai materi terlalu singkat, sehingga siswa kurang memahami materi

2. Siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas, terutama dalam menyambung huruf

3. Motivasi belajar siswa masih cukup rendah, sehingga banyak siswa yang ramai sendiri

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1. Guru perlu memberikan penjelasan secara perlahan-lahan terutama saat mengurai huruf sehingga siswa mengetahui huruf hijaiyah dalam ayat, dan mampu menyambung kembali

(48)

2. Guru perlu lebih terampil dalam motivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam motivasi siswa

sehingga siswa lebih antusias.

4. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif dan lembar observasi guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan dan Kegiatan

Pelaksanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I dimana siswa masih kesulitan dalam memahami ayat yang diurai huruf hijaiyahnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pasa tanggal April 2011 di kelas IV dengan jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas IV. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II sebagai berikut:

(49)

Tabel 3 NILAI SIKLUS II NILAI SETELAH PERBAIKAN SIKLUS II

No Nama Nilai Keterangan

1 Diyah Ayu Astuti 70 BT

2 Eva Dwi Jayanti 80 T

3 Himatul Munsif 60 BT

4 Laelatul Munadhiroh 80 T

5 Lina Syafa’ah 70 BT

6 S. Mazro’atus Sa’diyah 80 T

7 Miftahul Huda 50 BT

8 M. Abdul Ja’far Sodik 80 T 9 M. Adrik Khoiru Sani 60 BT 10 M. Bilal Faqihudin 80 T 11 M. Latif 50 BT 12 M. Mulyani 80 T 13 M. Sumhudi 90 T 14 M. Rohmani Setiawan D 90 T 15 Mutoharoh 80 T 16 M. Sobirin 60 BT 17 M. Subkhi 80 T 18 M. Syarifudin 90 T 19 Nadhifatul Ulfa 90 T 20 Nahwa Camelia 50 BT 21 Nur Hidayani 80 T 22 Nuruden 70 BT

23 Siti Nur Farida Aryani 90 T

24 Siti Nur Mala 90 T

25 Yuni Setyaningrum 70 BT

(50)

JUMLAH 1940 RATA-RATA 74.6 KETUNTASAN KLASIKAL 57% Keterangan: BT : Belum Tuntas T : Tuntas Tabel 4

HASIL EVALUASI SIKLUS II

No Rentang Penilaian Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 7 50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91 3 3 -5 -9 6 Jumlah 26

Pada perbaikan pembelajaran siklus II perolehan nilai terendah 50 dan tertinggi 90. penyajian data nilai terbagi menjadi 7 kelas interval sebagai berikut:

1. Kelas interval pertama 50-55, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 3 orang

2. Kelas interval pertama 56-61, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 3 orang

3. Kelas interval pertama 62-67, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini tidak ada

4. Kelas interval pertama 68-73, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 5 orang

5. Kelas interval pertama 74-79, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini tidak ada

(51)

0 2 4 6 8 10 50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91 Rentang Nilai Jum lah Sisw a

6. Kelas interval pertama 80-85, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 9 orang

7. Kelas interval pertama 86-91, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 6 orang

Tabel 3 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

GAMBAR 2

GRAFIK NILAI SISWA SETELAH PERBAIKAN SIKLUS II c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Siswa sudah banyak yang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru

2. Siswa sudah mulai mampu membaca Al Qur’an jika ayat diurai setiap huruf hijaiyahnya

3. Siswa masih kesulitan dalam membaca dalam bentuk ayat yang utuh

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain :

1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

(52)

2. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam memahami cara membaca Al Qur’an.

3. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

5. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 3, soal tes formatif 3 alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersipkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal April 2011 di kelas IV dengan jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas IV. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun hasil belajar pada siklus III adalah sebagai berikut:

(53)

Tabel 5 Nilai Siklus III

NILAI SETELAH PERBAIKAN SIKLUS III

No Nama Nilai Keterangan

1 Diyah Ayu Astuti 100 T

2 Eva Dwi Jayanti 100 T

3 Himatul Munsif 90 T

4 Laelatul Munadhiroh 90 T

5 Lina Syafa’ah 100 T

6 S. Mazro’atus Sa’diyah 90 T

7 Miftahul Huda 90 T

8 M. Abdul Ja’far Sodik 100 T 9 M. Adrik Khoiru Sani 70 BT 10 M. Bilal Faqihudin 80 T 11 M. Latif 80 T 12 M. Mulyani 70 BT 13 M. Sumhudi 80 T 14 M. Rohmani Setiawan D 90 T 15 Mutoharoh 100 T 16 M. Sobirin 90 T 17 M. Subkhi 90 T 18 M. Syarifudin 100 T 19 Nadhifatul Ulfa 90 T 20 Nahwa Camelia 90 T 21 Nur Hidayani 100 T 22 Nuruden 60 BT

23 Siti Nur Farida Aryani 100 T

(54)

25 Yuni Setyaningrum 80 T 26 Susanto 90 T JUMLAH 2310 RATA-RATA 88.8 KETUNTASAN KLASIKAL 88% Keterangan: BT : Belum Tuntas T : Tuntas Tabel 6

HASIL EVALUASI SIKLUS III

No Rentang Penilaian Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 7 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 1 2 -5 -11 7 Jumlah 26

Pada perbaikan pembelajaran siklus III perolehan nilai terendah 60 dan tertinggi 100. penyajian data nilai terbagi menjadi 7 kelas interval sebagai berikut:

1. Kelas interval pertama 59-64, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 1 orang

2. Kelas interval pertama 65-70, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 2 orang

3. Kelas interval pertama 71-76, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini tidak ada

(55)

0 2 4 6 8 10 12 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 Rentang Nilai Jumlah Siswa

4. Kelas interval pertama 77-82, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 5 orang

5. Kelas interval pertama 83-88, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini tidak ada

6. Kelas interval pertama 89-94, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 11 orang

7. Kelas interval pertama 95-100, siswa yang memperoleh nilai pada rentang ini ada 7 orang

Tabel 5 dan 6 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

GAMBAR 3

GRAFIK NILAI SETELAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS III

B. Pembahasan

1. Siklus I

Fokus perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah penerapan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS). Metode ini merupakan penerapan metode yang menuntut siswa mampu membaca Al Qur’an dengan cara memisahkan huruf-huruf dalam ayat kemudian menyambungnya kembali kemudian dibaca. Jadi dominasi guru dalam proses pembelajaran menjadi berkurang dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

(56)

Pada kegiatan inti, siswa dengan bimbingan guru mengurai ayat sehingga mengetahui huruf dan membaca ayat setelah menyambungnya kembali. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui upaya berbicara pada siswa lain saat melakukan penjelasan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran dan siswa yang aktif itu pun sebagian besar merupakan siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan tindakan dan juga merupakan siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi. Siswa yang belum aktif dalam pembelajaran salah satunya disebabkan karena mereka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat.

Kurang optimalnya keaktifan siswa pada siklus I juga disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Struktural Analitik Sintetik

(SAS). Kerjasama antar siswa belum tampak nyata. Kegiatan siswa

dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang kemampuan akademiknya tinggi. Siswa yang kurang pandai belum percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan diskusi. Siswa tampaknya masih perlu berlatih untuk mengemukakan pendapat dan menumbuhkan sikap percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana yang menyatakan bahwa keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang1. Pendapat yang serupa juga disampaikan Slameto bahwa pembelajaran Struktural Analitik

Sintetik (SAS) memerlukan waktu lebih lama bagi siswa karena siswa

1

Gambar

Gambar alur PTK Penjelasan alur di atas adalah:
Tabel 3.1 Kriteria  Ketuntasan
Tabel 1 Nilai Siklus I
Tabel 3 NILAI SIKLUS II
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara serta observasi di lapangan ketidak patuhan ibu dalam memberikan taburia disebabkan oleh kurangnya pemberian motivasi dari pihak pelaksana program

Populasi dari spesies r memiliki kecenderungan untuk meningkatkan ukuran mereka secara eksponensial pada saat tidak terdapat pembatasan oleh faktor lingkungan.. Populasi

Hal ini disebabkan karena bahan pencampur yaitu sekam padi yang digunakan dalam pembuatan filter tembikar dapat memperbesar pori-pori filter sehingga memperbesar

Data pada pengujian blanko dan standar GGA menunjukkan bahwa bakteri hasil isolasi dapat digunakan dalam analisis BOD 5 dengan matriks air laut, bakteri isolasi mampu

Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar

Fukushi (副詞 ) atau adverbia adalah kelas kata yang dapat berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk, serta dapat menjadi subjek predikat dan objek.. Contoh:

Color Run yang diselenggarakan dalam rangka launching varian baru All New Honda BeAT Kediri ini juga dimeriahkan oleh DJ Putri Una serta band-band pendukung lain serta

Sedangkan bagian permukaan dikendalikan oleh kehidupan jahat hingga terbawa telah melakukan beberapa hal yang buruk, ini dikarenakan terdapat keterikatan hati sehingga telah