• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang cukup besar terhadap penerimaan devisa dari sektor non migas. Selama tahun 1998 - 1999 kontribusi rata-rata pertahunnya mencapai 23,18% dari sektor non migas dan 15,89% dari total ekspor nasional (Bisnis Indonesia, 1999).

Industri kehutanan adalah industri yang memanfaatkan sumber daya hutan sebagai bahan baku. Secara urnum industri kehutanan terbagi atas industri pengolahan kayu hulu

(IPKH)

yang menggunakan bahan baku kayu log dan industri pengolahan kayu lanjutan (IPKL) yang berbahan baku kayu gergajian atau bahan baku serpihan kayu. Kayu lapis (plywood) dan kayu gergajian (sau~n mill) termasuk dalam IPKH, sedangkan moulding, pulp & paper, chip wood, papan partikel (particle board) termasuk dalam IPKL.

Beberapa tahun terakhir ekspor industri hail hutan mengalami penurunan yang antara lain disebabkan oleh menurunnya kemarnpuan hutan untuk memasok bahan baku log. World Wide Fund (WWF) memperkirakan kebutuhan kayu bulat bagi industri perkayuan, pulp dan kertas pada tahun 2000 akan mencapai 80 juta m3, namun disisi lain potensi sumberdaya hutan dam hanya mampu memasok

22,5 juta m3 per tahun, ditambah h a i l pemanfaatan kayu dari pembukaan lahan sebesar 7,5 juta m3. Secara keseluruhan rata-rata pasokan bahan baku 30 juta m3 per tahun. Hal itu berarti industri kehutanan kekurangan bahan baku sekitar 50 juta m3 (Bisnis Indonesia, 1999). Selain itu masalah pembatasan yang dilakukan

(2)

negara-negara maju terhadap produk hutan tropis dengan ekolabellingnya yang menekankan pada pembangunan hutan berkelanjutan, terus dilakukan.

Kenyataan tersebut memaksa para pengusaha industri perhutanan untuk melakukan diversifikasi produk dengan memanfaatkan limbah kayu dan kayu- kayu berdiameter kecil serta bermutu kurang baik, agar tetap dapat menghasilkan produk-produk berbahan baku kayu. Hal ini karena permintaan masyarakat akan produk-produk kayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk.

Salah satu produk panel kayu yang dapat diproduksi dengan memanfaatkan limbah kayu adalah papan partikel (particle board). Jika ditinjau dari segi teknis hampir semua jenis limbah dapat dibuat papan partikel termasuk kayu dari pohon karet. Dengan teknologi maju, hasil limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi papan partikel yang dapat menggantikan beberapa h g s i kayu lapis disamping harganyapun lebih rendah dibanding harga kayu lapis (plywood). Papan partikel banyak digunakan untuk bahan bangunan, industri mebel ifurniture), audio system (speaker box), partisi dan kabinet.

Berdasarkan h a i l penelitian PT. Capricorn Indonesia Consult (CIC) pada tahun 1993, prospek pasar papan partikel cukup besar. Industri papan partikel di dalam negeri belakangan ini memperlihatkan perkembangan yang semakin baik, yang diperlihatkan dengan produksi yang terus meningkat, dan pada tahun 1993 produksi sudah mencapai 746.000 meter kubik. Meningkatnya industri papan partikel ini juga didukung oleh perkembangan di berbagai sektor industri seperti sektor perurnahan, bangunan dan furniture yang menjadi konsurnen utama industri tersebut.

(3)

Produksi papan partikel ini sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun demikian, ekspor papan partikel terus memperlihatkan peningkatan. Pada tahun 1993, ekspor papan partikel berjumlah 156.048 ton dengan nilai US $ 37,8 juta ekspor ini tertuju terutarna ke Korea Selatan, Taiwan, PR China dan Jepang.

Impor papan partikel juga masih berlangsung, walaupun dalam jumlah yang relatif kecil. Impor tersebut pada umumnya berupa papan partikel yang telah dilapisi bahan lain, seperti dalam bentuk melamine laminating board, pl7enolic laminating board, dan sebagainya. Perkembangan produksi dan konsumsi papan partikel (particle board) di dalam negeri dari tahun 1989 hingga tahun 1993 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Papan Partikel (Particle Board) di Indonesia, Tahun 1996

-

1999

Sedangkan konsumsi papan partikel oleh sektor furniture, sektor perurnahan dan sektor lainnya (pengemasan, elektronika, dan lain-lain) yang merupakan konsumen utama papan partikel, diperlihatkan pada Tabel 2.

1997 1998 1999

Sumber : Depperindag dan BPS, diolah (2000) 809.627 603.382 784.735 129.124 1 10.364 115.471 1.762 766 1.308 682.265 493.784 670.572 12,77 -27,63 35,81

(4)

Tabel 2. Konsumsi Papan Partikel oleh Sektor Furniture, Sektor Perumahan dan Sektor Lainnya di Indonesia,. Tahun 1998

-

1999

Furnirure 856.623 970.873

Pemmahan

1

70.589

/

77.223 *)

1

9.40

. .

Keterangan : " ~erda~arkan penelitian PT. ~apricorn Indonesia Consult (1994) konsumsi papan partikel oleh sektor perumahan diasumsikan 10% dari total

..

konsumsi

) Konsumsi papan partikel oleh sektor lainnya adalah selisih dari total

konsumsi dengan konsumsi oleh sektor furniture dan sektor perumahan. Lainnya

Konsumsi papan partikel yang meningkat setiap tahunnya mempakan peluang pasar yang cukup potensial untuk berkembang dalam indusm papan

partikel. PT. Parindo Permai memanfaatkan peluang tersebut dengan memproduksi papan partikel (raw particle board dan melamine laminatedparticle board) ukuran 4'x8' (122 x 244

cm)

dan 4'x6' (122 x 183 cm) dengan ketebalan bervariasi yaitu 9, 12, 15, 18,25 dan 30

mm.

Tingkat penjualan pemsahaan selama ini sering berfluktuasi dan dengan 84.1 12

adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa waktu belakangan ini, tingkat penjualan papan partikel PT. Parindo Permai terutama

untuk

penjualan di Total

dalam negeri mengalami penurunan yang cukup drastis. Oleh karena itu 93.465 *"

diperlukan langkah-langkah strategi dalarn mengatasi hal ini,

11,12 Sumber : Depperindag dan CIC, diolah (1999)

1.01 1.324

1.2 Identifikasi Masalah

1.141.561

Beberapa tahun terakhir tingkat penjualan papan partikel PT. Parindo Permai di dalam negeri mengalami penurunan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3. Perkembangan Penjualan Papan Partikel (Particle Board) PT. Parindo Permai, Tahun 1997 - 1999

Keterangan : PB (Particle Board) = papan partikel tanpa laminasi

MB (Melamine Board) = papan partikel yang dilaminasi dengan melamine

Terjadinya p e n m a n tingkat penjualan di dalam negeri kemungkinan di sebabkan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang mengakibatkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat dan juga lesunya dunia usaha termasuk sektor furniture dan perurnahan yang merupakan konsumen utama PT. Parindo Permai. Namun dugaan tersebut ha^^ dibuktikan agar perusahaan mengetahui secara pasti faktor-faktor apa yang menyebabkan p e n m a n tingkat penjualan produknya. Untuk itu perusahaan hams mengetahui bagaimana fungsi permintaan produk yang dihasilkannya.

Agar dapat mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh, perusahaan hams mempunyai informasi yang baik tentang permintaan produk-produknya mengingat permintaan mempakan faktor penentu yang terpenting bagi profitabilitas suatu perusahaan. Perkiraan yang baik tentang sensitivitas permintaan terhadap perubahan harga, perubahan harga barang substitusi, perubahan anggaran promosi, pendapatan konsumen dan beberapa indikator lain yang mendasari permintaan akan membantu perusahaan dalam menganalisis potensi perhmbuhan di masa yang akan datang, sehingga dapat diformulasikan strategi yang tepat. 1997

1998 1999

Sumber : PT. Parindo Permai (2000)

66.582 31.684 29.838 5.224 1.543 438 71.806 33.227 30.276 -53,73 -8,88 20.142 9.283 16.996 -53,91 83,09

(6)

Terjadinya penurunan tingkat penjualan PT. Parindo Perrnai kemungkinan juga disebabkan semakin tingginya tingkat persaingan atau semakin cepatnya perubahan lingkungan ekstemal perusahaan. Apalagi pada era globalisasi ini, lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cepat clan ha1 itu dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus selalu mengantisipasi terjadinya perubahan pada lingkungan perusahaan. Perusahaan hams beradaptasi dengan perubahan yang terjadi agar dapat tetap eksis. Sebelum melakukan formulasi strategi, sebaiknya perusahaan harus mengetahui kondisi lingkungan internal dan ekstemalnya. Kekuatan dan kelemahan apa yang dimiliki oleh perusahaan, serta peluang dan ancaman apa yang dihadapi. Dengan dikuasainya informasi mengenai lingkungan maka dapat disusun strategi untuk memanfaatkan peluang ataupun mengatasi ancaman yang menghadang, dengan menggunakan kekuatan serta mengeliminir kelemahan yang dimilikinya.

Perkembangan perusahaan juga dipengamhi oleh konsumen. Apakah konsumen berkenan untuk membeli produk yang dihasilkannya atau tidak. Untuk dapat membujuk konsumen agar mau membeli produk yang dihasilkannya maka perusahaan perlu mengetahui apa keinginan konsumen dan bagaimana citra produk yang dihasilkannya saat ini di mata konsumen, apakah sudah memuaskan konsumen atau belum. Bila perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai citra produk yang dihasilkannya maka strategi pemasaran yang ditetapkan akan lebih terarah. Perusahaan akan berusaha untuk memuaskan konsumen semaksimal mungkin dengan mempertahankan citra produknya yang sudah baik

(7)

ataupun memperbaiki citra yang bumk. Dengan dipenuhinya keingingan konsumen diharapkan volume dan nilai penjualannya akan tems meningkat.

Oleh karena itu strategi pemasaran yang ditetapkan oleh pemsahaan akan lebih tepat bila didasarkan atas informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, faktor-faktor lingkungan (internal dan eksternal) serta informasi tentang citra produk di mata konsumen.

1.3 Perumusan Masalah

Secara singkat rumusan masalah yang dihadapi sehubungan dengan fomulasi strategi pemasaran untuk mengatasi penurunan penjualan papan partikel PT. Parindo Pennai di dalam negeri adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang berpengaruh terhadap penerapan strategi pemasaran oleh pemsahaan ?

2. Faktor-fak~or apa yang mempengaruhi permintaan papan partikel PT. Parindo Permai ?

3. Bagaimana citra produk yang dihasilkan pemsahaan di mata konsumen? 4. Bagaimana strategi pemasaran yang harus dikembangkan pemsahaan agar

penurunan tingkat permintaan dapat diatasi ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mengatasi menurunnya tingkat permintaan papan partikel yang diproduksi oleh PT. Parindo Permai. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(8)

1. Menganalisis faktor-faktor internal dan ekstemal yang berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan papan partikel PT. Parindo Permai

3. Menganalisis citra produk papan partikel PT. Parindo Permai

4. Memformulasikan strategi pemasaran berdasarkan faktor-faktor intemal dan ekstemal, faktor-faktor permintaan dan citra produk

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi pemasaran untuk masa yang akan datang. Selain itu penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi penulis dalam penerapan strategi pemasaran.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya pada : (1) pemasaran papan partikel PT. Parindo Permai di dalam negeri, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan disesuaikan dengan teori dan hanya terbatas pada harga produk tersebut, harga produk substitusi, tingkat pendapatan masyarakat (GNPIkapita), dan permintaan tahun sebelumnya.

Gambar

Tabel  3.  Perkembangan Penjualan  Papan  Partikel  (Particle Board)  PT.  Parindo  Permai, Tahun 1997  -  1999

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini sudah menerapkan perancangan yang telah dilakukan seperti: (1) aplikasi ini dapat mengidentifikasi kondisi anak dan remaja

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa persinggungan antara ajaran agama (Islam) yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig, modernitas, dan budaya (Jawa) tergambar dalam ritual dan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Juga berisi tentang materi-materi bimbingan perkawinan yang dibutuhkan bagi calon pengantin meliputi pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill), dalam

Kecerdasan emosional dan tingkat ketergantungan nikotin merupakan salah satu ciri kepribadian dan variabel individu lainnya yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perilaku,

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan