• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwasanya pembagian harta waris dalam keluarga merupakan masalah yang krusial, yang mana dapat 1-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwasanya pembagian harta waris dalam keluarga merupakan masalah yang krusial, yang mana dapat 1-1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Problematika keluarga ketika berhubungan dengan pembagian harta waris akan bertambah rumit ketika diantara para ahli waris ingin menguasai seluruh harta peninggalan (waris) dan berdampak merugikan bagi orang lain sehingga permusuhan antara satu dengan lainnya sulit untuk dihindari. Pada akhirnya solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah pembagian waris tersebut ialah dengan dibagi sama rata. Atau ada juga yang menyelesaikannya dengan cara ke meja hijau serta upaya lainnya. Sebagai umat Islam, sebenarnya untuk menyelesaikan permasalahan waris ini harus diselesaikan dengan syariat Islam, sehingga persaudaraan dan silaturrahim di dalam keluarga tetap terjaga dengan baik, maka tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada Al Qur’an dan hadits.

Agama islam sendiri telah mengatur hukum pembagian harta waris dalam Ilmu Faroidl atau dalam kaidah fiqih biasa disebut dengan Ahkam Al-Mawaris yang mana semua pembahasan tentang harta waris dijelaskan secara jelas bagian dari setiap ahli waris. Mulai dari anak laki-laki, anak perempuan, suami/istri, dan lain-lain.

Ilmu waris (faraidh) adalah salah satu cabang dari ilmu fiqih, dan merupakan ilmu yang harus dipelajari setiap muslim. Rasulullah SAW. bersabda:

“Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada manusia. Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah kepada manusia, karena sesungguhnya saya orang yang akan direnggut (diwafatkan Allah), sedangkan ilmu faraidh akan diangkat (dihilangkan) Allah. Hampir saja dua orang bertengkar tentang pembagian harta pusaka, maka mereka berdua tidak menemukan seorangpun yang sanggup menfatwakannya kepada mereka.” (HR: Ahmad, Nasai, dan Ad-daruquthny).

Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwasanya pembagian harta waris dalam keluarga merupakan masalah yang krusial, yang mana dapat

(2)

memicu perpechan dan perselisihan dalam hubungan keluarga. Penyebabnya adalah kurangnya pemahaman ahli waris /pihak-pihak yang terkait mengenai ilmu faraidh dan terbatasnya pakar (ulama) yang dapat memberikan solusi atau sebagai tempat berkonsultasi tentang pembagian harta waris.

Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa umat Islam enggan untuk menggunakan syariat Islam ketika melakukan pembagian harta waris, beberapa alasan tersebut ialah:

1. Masih banyak umat Islam yang masih bahkan tidak memahami bagaimana membagikan harta waris sesuai ddengan syariat Islam. 2. Proses atau cara pembagian harta waris menurut mereka cukup rumit

untuk dilksanakan, mengingat harus dihitung terlebih dahulu dalam prosesnya.

3. Masih minimnya jumlah ahli ilmu faroidl dilingkungan mereka.

Darilatar bellakang beberapa alasan di atas, diharapan program/ aplikasi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi umat Islam dan masyarakat luas dalam proses pembagian harta waris yang sesuai dengan hukum/syariat Islam.

1.2. Rumusan Permasalahan

Dalam penelitian ini, masalah-masalah yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pembagian harta waris menurut Syari’at Islam? 2. Bagaimana sistem pembagian waris ini diaplikasikan dalam sebuah

aplikasi berbasis web?

1.3. Tujuan & Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang dan membuat sebuah aplikasi pembagian harta waris berbais web yang sesuai dengan syari’at Islam.

2. Membantu memudahkan orang awam dan para ahli ilmu faroidl dalam pembagian harta waris

(3)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat, diantaranya:

1. Aplikasi ini nantinya di tujukan bagi masyarakat umum, khususnya umat Islam. Aplikasi ini bertujuan untuk menentukan pembagian harta waris, maka aplikasi ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat untuk menentukan pembagian harta waris mereka sesuai dengan syari’at Islam.

2. Aplikasi ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya mengenai pembuatan sebuah aplikasi pembagian harta waris berbasis web.

3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya untuk permasalahan yang serupa.

1.4. Ruang Lingkup & Batasan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini diberikan batasan ruang lingkup permasalahan dalam menerapkan ilmu faroidl ke dalam aplikasi komputer dengan batasan sebagai berikut:

1. Prosees pembagian harta waris berdasarkan hukum Islam dengan menginformasikan jumlah bagian dari setiap ahli waaris dengan batasan:

a. Heriarki ke atas adalah 2 (dua) tingkat dari pihak yang meninggal yaitu kakek/nenek (orang tua).

b. Heriarki ke bawah adalah 2 (dua) tingkat dari pihak yang meninggal yaitu cucu (keturunan).

c. Heriarki ke samping adalah 2 (dua) tingkat dari pihak yang meninggal yaitu saudara/paman.

(4)

2. Dalam pembagian harta waris ini penulis lebih mengacu pada pemahaman dan petunjuk para ulama, shabat nabi, hadits-hadits nabi Muhammad SAW. dan ketentuan-ketentuan yang telah Allah firmankan dalam Al-Quran.

3. Dalam pembuatan sistem ini digunakan bahasa pemrograman HTML dan JavaScript

4. Output yang dihasilkan berupa bagian-bagian tiap ahli waris, bagian harta yang didapatkan.

1.5. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa kegiatan utama yang akan dilakukan, yaitu:

1. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan pembuatan sistem:

a. Metode Interview: Dilakukan dengan melakukan wawancara kepada para ahli ilmu faroidh.

b. Studi Literatur: Melakukan pencarian data lewat literatur misalnya buku-buku dan artikel lain.

c. Data Primer: Merupakan suatu data tentang pokok-pokok ilmu faroidh yang dikumpulkan dari beberapa narasumber yang mana data tersebut diperoleh dari tanya jawab dengan orang yng ahli dalam bidang ilmu faroidh secara langsung oleh penulis.

d. Data Skunder: Merupakan data tentang pokok-pokok illmu faroidh yang dikumpulkan secara tidak langsung dari narasumber, dimana data tersebut diperoleh dari buku-buku, literatur, dan artikel-artikel yang dibaca oleh penulis.

(5)

2. Metode perancangan program

Dalam penyusunan tugas akhir ini digunakan model waterfall sebagai metode pemecahan masalah. Model tersebut merupakan serangkaian aktifitas proses yang disajikan dalam proses yang terpisah. Waterfall model pertama kali dipublikasikan oleh Royce (1970) dan dijadikan sebagai model process yang general untuk pembuatan semua software pada saat itu. Karena proses yang dilakukan dari satu tahap ke tahap yang berikutnya, maka model tersebut diketahui sebagai “Waterfall Model” atau software life cycle. Waterfall model merupakan sebuah contoh dari perencanaan pembuatan software, dalam kata lain setiap pembuatan software perlu ada perencanaan terlebih dahulu sebelum memulai pembuatannya. (Sommerville, 2011)

Fase metode waterfall menurut Sommerville:

Gambar 1-1 Metode waterfall menurut Sommerville, 2011 a. Requirtments Anlysis and Definition, pada tahap ini dilakukan

analisis terhadap kebutuhanaplikasi yang akan dibuat serta mengumpulkan data-data yang diperlukan daam pembuatan aplikasi ini.

b. System and Softeware Design, Pada tahap ini merupakan tahapan dimana penulis memulai menentukan apa saja yang akan

(6)

diimplementasikan ke dalam sistem yang akan dibuat sebagai solusi dari permasalahan yang ada.

c. Implementation and Unit Testing, Setelah semua ditentukan dengan baik pada tahap kedua, maka desain dan kebutuhan tersebut direalisasikan dalam pemrograman dan pembuatan aplikasi. Pada tahap ini juga dilakukan testing dari program yang masih dalam proses pengembangan

d. Intergration and System Testing, Setelah semua pemrograman selesai dan dapat dilakukan testing pada secara keseluruhan pada sistem yang sudah jadi. Testing bertujuan untuk mencari kekurangan dan kesalahan dari aplikasi.

e. Operational and Maintenance, Pada tahap ini, aplikasi dapat diterapkan dan digunakan secara keseluruhan. Akan ada maintenance untuk memperbaiki kesalahan atau error yang tidak ditemukan pada tahap keempat.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas skripsi akan dibuat dalam beberapa bab sebagai berikut:

1.6.1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan

1.6.2 Landasan Teori

Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang harta warisan berdasarkan hukum Islam, bagian dari setiap ahli waris, para ahli waris, dasar-dasar pewarisan, konsep dasar pemrograman android, teori yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini, serta gambaran umum dari aplikasi.

(7)

1.6.3 Analisis Sistem

Pada bab ini dijelaskan beberapa hal analisis kebutuhan sistem, dan analisis masalah yang akan dirumuskan dalam aplikasi.

1.6.4 Perancangan Sistem

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa proses perancangan antarmuka dan rancang proses implementasi pembuatan aplikasi.

1.6.5 Implementasi Dan Testing

Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi prosedur dan sistem aplikasi yang telah dibuat.

1.6.6 Penutup

Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi prosedur dan sistem aplikasi yang telah dibuat.

Referensi

Dokumen terkait

Prakktek pembagian harta waris yang dilakukan masyarakat Desa Linduk Pontang tidak membagikan harta waris sesuai dengan hukum faraidh yaitu 2 : 1 antara anak laki-laki

Penulisan  ini  membangun  suatu  sistem  pendukung  keputusan  pembagian  harta  waris  yang  berdasarkan  pada  hukum  dan  syariat  Islam.  Sistem  pakar 

Pembagian harta waris anak di luar nikah menurut madzhab fiqih adalah sebagai berikut : a) Menurut Imam Abu Hanifah pendiri madzhab Hanafi yang paling sharih

Adapun di Indonesia masih banyak pula pembagian-pembagian harta waris yang pembagianya dapat juga dilakukan dengan cara bagi rata, artinya masing-masing ahli waris mendapat

Menurut hukum Islam pemberian harta pusaka kepada ahli waris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pembagian harta warisan pada saat pewaris sudah meninggal

Form depan merupakan form utama dalam sistem perhitungan ahli waris. Pada form ini user dapat menginput data ahli waris dan melihat hasil pembagian harta waris. Perancangan

Kata Kunci: Kedudukan perjanjian perkawinan, pembagian harta waris, hukum islam Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan ketentuan hukum terhadap kedudukan perjanjian perkawinan

152 KESIMPULAN Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembagian harta waris dalam Hukum Islam yaitu proses pemindahan harta peninggalan seseorang yang telah meninggal,