• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDIDAYA DAN ANALISA AYAM BROILER MENGGUNAKAN VITAMIN DAN AYAM YANG TIDAK MENGGUNAKAN VITAMIN (AYAM HERBAL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUDIDAYA DAN ANALISA AYAM BROILER MENGGUNAKAN VITAMIN DAN AYAM YANG TIDAK MENGGUNAKAN VITAMIN (AYAM HERBAL)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JNEP Vol. 3 No.1 (2016) 77–082 Hhtp://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id BUDIDAYA DAN ANALISA

AYAM BOILER

BUDIDAYA DAN ANALISA

AYAM BROILER

MENGGUNAKAN VITAMIN

DAN AYAM YANG TIDAK

MENGGUNAKAN VITAMIN

(AYAM HERBAL)

Yahya dharma syukma

Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Jl. Raya Negara Km 7 TanjungPati 26271

Diterima setelah revisi : Desember 2015 / diterbitkan : April 2015

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk peternakan. Daging banyak dimanfaatkan olehmasyarakat karena mempunyai rasayang enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah satu sumber daging yangpaling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah ayam. Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan ayam kampung.

Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan.Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di RPA merupakan kunci yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam (RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang memadai, namun tidak dapat dihindari adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing dan distribusi.

Mengingat tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut produsen bahan pangan termasuk pengusaha peternakan untuk meningkatkan kualitas produknya.Walaupun kualitas karkas tergantung pada preferensi konsumen namun ada standar khusus yang dijadikan acuan.Karkas yang layak konsumsi harus

sesuai dengan standar SNI mulai dari cara penanganan, cara pemotongan karkas, ukuran dan mutu, persyaratan yang meliputi bahan asal, penyiapan karkas, penglolahan pascapanen, bahan pembantu, bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.

Kata kunci: pemberian vaksin, bobot badan, ayam broiler

Singkatan

:

IBD : Infectius Bursal Disease

SNI : Standar Nasional Indonesia

RPA: Rumah Pemotongan Ayam

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Menurut Sudradjat (1994:9) mengatakan bahwa usaha ternak ayam tak ubahnya seperti mendirikan bangunan bertingkat, selain pondasi (anak ayam) harus baik, bangunan diatasnya (tata laksana) juga harus baik. Anak ayam yang baik bisa dipilih dari bibit unggul yang dijual tetapi tata laksana yang baik harus dipelajari, baik dari pengalaman maupun dari bacaan.

Tata laksana usaha ternak ayam meliputi pemeliharaan, pemakaian ransum yang baik, pengetahuan tentang penyakit, dan pelaksanaan ongkos produksi. Ongkos produksi diusahakan seminimal mungkin karena usaha ternak ini adalah usaha mencari keuntungan. Karya tulis ini memberikan petunjuk-petunjuk praktis tata laksana fase broiler, cara menyusun ransum, dan penyakit ayam yang perlu diketahui. Pengetahuan tata laksana pemeliharaan fase starter, grower, cara melakukan vaksinasi, dan tentang obat-obatan.

1.2Tujuan

Tujuan dari karya tulisan ini adalah Mengetahui mekanisme pelaksanaan program untuk bagaimana berternak ayam yang sehat serta produktif. dan Mengetahui tata laksana pemeliharaan ayam broiler.

Koresponden:

yahyadharma21@gmail.com

(2)

11. Bahan dan Metode

2.1 Tempat dan waktu pelaksanaan

Pelaksanaan praktek ini dilaksanakan di Simpang Sugiran Kec. Guguak Kab.50 kota tanggal 07 Oktober 2015.

2.2 Alat dan bahan

Peternakan ayam boiler ini dilakukan di Simpang Sugiran Kec.Guguak Kab 50 kota , Sumatera barat, yang dimiliki oleh Ayahanda saya , secara umum peternakan ayam boiler ini sangat meguntungkan dan pemiliharaan nya cukup mudah dan tidak terlalu sulit, peternakan ayam boiler ini cukup singkat dalam pemanenan umur ayam yang siap di panen umur ayam yang telah berumur 1 bulan. Ayam yang telah berumur 1 bulan telah dapat di konsumsi. Dengan berat rata-rata 1,5 s/d 2 kg serta konsumen ayam boiler ini cukup banyak sehinga pemasaran nya lebih mudah. Alat yang digunakan tempat makanan ayam dan tempat minum otomatis dll.

Gambar 1. Ayam yang menggunakan vaksin / vitamin

Gambar 2. Ayam yang tidak menggunakan

vaksin/vitamin.

TEKNIK PEMELIHARAAN

1. Persiapan kandang

Kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi ayam, mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi yang optimal, memenuhi persyaratan kesehatan dan bahan kandang mudah didapat serta murah harganya. Bangunan kandang yang baik adalah bangunan yang memenuhi persyaratan teknis, sehingga kandang tersebut biasa berfungsi untuk melindungi ternak terhadap lingkungan yang merugikan, mempermudah tata laksana, menghemat tempat, menghindarkan gangguan binatang buas, dan menghindarkan ayam kontak langsung dengan ternak unggas lain . (Anonim.2015)

Kandang serta peralatan yang ada di dalamnya merupakan sarana pokok untuk terselenggarakannya pemeliharaan ayam secara intensive, berdaya guna dan berhasil guna. Ayam akan terus menerus berada di dalam kandang, oleh karena itu kandang harus dirancang dan ditata agar menyenangkan dan memberikan kebutuhan hidup yang sesuai bagi ayam-ayam yang berada di dalamnya.

(3)

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah pemilihan tempat atau lokasi untuk mendirikan kandang serta konstruksi atau bentuk kandang itu sendiri. Kandang merupakan modal tetap (investasi) yang cukup besar nilainya, maka sedapat mungkin semenjak awal dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pembangunannya, apabila keliru akibatnya akan menimbulkan problema-problema terus menerus sedangkan perbaikan tambal sulam tidak banyak membantu (Anonim.2015).

Persiapan dalam perkandangan adalah : a. Lokasi kandang

Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.

b. Pergantian udara dalam kandang.

Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.

c. Suhu udara dalam kandang.

Tabel 1. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah : Umur (hari) Suhu ( C0 ) 01 – 07 34 – 32 08 – 14 29 – 27 15 – 21 26 – 25 21 – 28 24 – 23 29 – 35 23 – 21 d. Kemudahan mendapatkan sarana produksi Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

e. Kepadatan Kandang

Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

Pengaturan kepadatan kandang dilakukan sedemikian rupa untuk mengatasi kanibalisme akibat terlalu padatnya kandang. Hal ini juga bermanfaat untuk kenyamanan ayam. Kepadatan kandang juga berpengaruh terhadap produksi, performen dan tingkat kenyamanan ayam broiler (Perskom.2015)).

Tabel 2. Tingkat kepadatan kandang ayam per bob;ot hidup Bobot Badan (kg) Ekor/m2 1,4 13 – 17 1,8 10 – 13 2,3 8 – 10 2,7 6–8 (Anonim.2015 )

Tabel 3. Standar Bobot Badan Ayam Broiler Berdasarkan Jenis Kelamin pada Umur 1 sampai 6 Minggu ((NRC, 1994)

Umur (minggu) Jenis Kelamin

Jantan (g) Betina (g) 1 152 144 2 376 344 3 686 617 4 1085 965 5 1576 1344 6 2088 1741

Jika dilihat dari perbandingan table 2 dan 3 maka dapat dibandingkan perbandingan antara umur dengan luas kandang yang dibutuhkan sesuai dengan jenis kelamin dan bobot badan.

Kepadatan tinggi menurunkan berat badan pullet umur 18 minggu (Anderson dan Adams, 1997), meningkatkan kerusakan dada pada broiler, menimbulkan kanibalisme pada ayam, yakni ayam saling patuk mematuk sehingga menimbulkan luka pada tubuh ternak sehingga memudahkan masuknya parasit dan menimbulkan penyakit dan akhirnya meningkatkan angka kematian, pencapaian berat badan yang rendah dan mengurangi konsumsi pakan pada broiler, sedangkan konsumsi pakan broiler umur 7 minggu menurun sebesar 3,7% pada jantan dan 3,9% pada betina ketika kepadatan kandang ditingkatkan dari 10 ekor/m2 menjadi 15 ekor/m2. Kepadatan tinggi yang diasumsikan dengan bobot badan perluasan lantai mengurangi aktivitas broiler menjadi lebih sedikit berjalan, sebaliknya lebih banyak mengantuk dan tidur (Anonim.2015).

f. Tipe Kandang 1. Kandang postal.

Kandang ini tidak terdapat halaman umbaran sehingga dalam pemeliharaan sistem ini ayam-ayam selalu terkurung sepanjang hari di dalam kandang. Litter yang baik harus dapat memenuhi beberapa kriteria yakni: memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga tidak menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan menyeragamkan temperatur dalam kandang (anonym.2015). Litter merupakan sistem kandang pemeliharaan unggas dengan lantai kandang ditutup oleh bahan penutup lantai seperti, sekam padi, serutan gergaji, dan jerami padi (Perskom.2015). Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah,

(4)

menghilangkan bau kotoran, jika litter kering maka pembuangan kotoran lebih mudah dan dapat menahan panas didalam kandang. Kekurangannya adalah penyebaran penyakit lebih mudah, Pengawasan kesehatan lewat kotoran sulit diamati (anonim.2015).

Gambar : Inilah bentuk Kandang yang menggunakan Postal

2. Cage

Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet, menyerupai batere dan alasnya dibuat berlubang (bercelah). Keuntungan sistem ini adalah tingkat produksi individual dan kesehatan masing-masing terkontrol, memudahkan tata laksana, penyebaran penyakit tidak mudah. Kelemahannya adalah biaya pembuatan semakin tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, dan sering banyak lalat (Rasyaf, 1994).

3. Panggung

Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan. Bahan yang biasa digunakan untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak terperosok. Kelebihannya adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, penyebaran penyakit relatif rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu untuk alas terlalu lebar, akan dapat mengakibatkan ayam terperosok, b iaya pembuatan relatif mahal (Martono,

2000).

Gambar 1 . bentuk kandang ayam panggung

2.pengapuran

Pengapuran bertujuan untuk menghindari ayam terserang berbagai macam panyakit yang bisa mengakibatkan ayam mudah terindeksi penyakit dan mengakibatkan ayam mati, pengapuran dilakukan padasaat sebelum ayam dimasukan ke dalam kandang dan pada saat sesudah pemanenan ayam boiler.

3.penyakit dan pencegahan nya A).Tetelo(Newcastle Disease/ND)

Pertama kali ditemukan oleh Kraneveld di Jakarta (1926). Setahun kemudian, virus tetelo ditemukan juga di Newcastle (Inggris). Sejak saat itu, penyakit ini dikenal sebagai newcastle disease (NCD) dan ditemukan di berbagai penjuru dunia. Di India, penyakit ini dikenal dengan nama aanikhet.

Pengendalian:

(1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;

(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

B). Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)

Penyakit gumboro (Infectious Bursal Disease / IBD) ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit Gumboro merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Ayam yang terkena penyakit Gumboro akan menunjukkan gejala sepertihilangnya nafsu makan, gangguan saraf, merejan, suka bergerak tidak teratur, diare, tubuh gemetar, peradangan disekitar dubur, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri

(5)

dengan kematian ayam. Sering menyerang pada umur 36 minggu.

Dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro. Penyakit Gumboro menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibodi ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam.

Penyakit Gumboro sendiri sebenarnya memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi karena adanya infeksi sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena virus Avibirnavirus bersifat imunosupresif yang menyebabkan kekebalan tubuhnya tidak bekerja sehingga memudahkan kawanan ayam yang diserang oleh virus dan infeksi sekunder oleh bakteri.

4.Vaksinasi dan Penyemprotan

Vaksin yang diberiakan dipeternakan ini terhadap ayam Broiler yaitu :

1. Vaksin Tetes Mata (umur 1 minggu) menggunakan Gumboro, Vaksin di teteskan pada salah satu mata dengan menggunakan pipet. Jarak antara unjung pipet dengan mata 1 cm. pada saat ditetes, mata harus terbuka sehingga vaksin bisa masuk dan meresap. Untuk itu, maka harus ditunggu agar mata yang habis ditetas itu dipejamkan. Mengenai dosis vaksinasi dengan cara ini cukup 1-2 tetes/ekor.

2. Vaksin bawah kulit (umur 2 minggu) menggunakan ND, Vaksin ini dilakukan dengan cara menyuntikkan bagian belakang leher, namun penyuntikan ini diharapkan tidak sampai kdaging.

Selain vaksinasi penyemprotan juga dilakukan, yaitu dengan cara mengisi tangki dengan air yang dicampur dengan desinvektan. Dengan perbandingan 1:15 liter air. Penyemprotan dilakukan dengan merata.

5. Perbandingan antara ayam boiler dan ayam herbal

Pada umumnya peternak ayam biasa menggunakan bibit ayam polos, karena harga yang lebih murah teteapi resiko tingkat kematian dan terkena penyakit pada ayam herbal ini lebih cukup tinggi dibandingkan ayam boiler menggunakan vitamin sejak bibit ayam hingga panen supaya ayam terhindar dari penyakit dan tumbuh agar ayam cepat tumbuh besar.

Tabel 1. Daftar Harga Ayam/Kg

No. Jenis Ayam Harga Ayam

1. Ayam broiler Rp. 16.000/Kg

2. Ayam Herbal Rp. 36.000/Kg

Jadi modal ayam broiler cukup tinggi dan jumlah keuntungannya lumayan banyak, ayam boiler ini menggunakan vaksin dan vitamin antibiotik supaya pertumbuhan ayam menjadi lebih besar,rata-rata berat

ayam broiler berkisar 1.9/Kg – 2/Kg. Selain itu ayam herbal membutuhkan modal yang rendah dan mendapatkan keutungan lumayan tinggi. Ayam herbal tidak menggunakan vitamin maupun vaksin sehingga ayam memiliki berat rata-rata 1.3 – 1.5/kg. Ayampun rentan terkena penyakit dan tingkat kematian yang tinggi.

Gambar 1. Foto daging ayam broiler

Gambar 1.2 Foto daging ayam herbal

6. Kesimpulan dan saran

Vaksinansi dilakukan agar ayam dapat terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin akan menyerang pada ayam tersebut.Penularan penyakit pada ayam biasanya melalui kotoran.

Pemeliharaan ayam dengan manajemen yang baik dapat meningkatkan pertambahan bobot badan ayam lebih baik, dan juga dapat mengurangi resiko kematian pada ayam.

7. Ucapan terima kasih

Terimakasih kepada Ayahanda yang telah menyempatkan meluangkan waktu, dengan memberikan keterangan tentang tata cara pemeliharaan ayam boiler dengan perawatan menggunakan vaksin,dan terima kasih kepada Bapak Aflizar sebagai dosen pebimbing yang telah membimbing kami dalam penulisan Jurnal Ecopedon.

(6)

REFERENSI 1].http://www.ceva.co.id/Informasi-Teknis/Informasi-lain/Mengurangi-Reaksi-Setelah-Vaksinasi-Gumboro 2].www.google.com/search?q=PENGARUH+PEMBERIAN+V AKSIN+TERHADAP+AYAM+BOILER 3]./www.google.com/search?q=buku+tentang+pemiliharaan +ayam+boiler 4]..http://www.google.com/search?q=gambar+kandang+aya m+broiler+cage&client=ms-rim&hl=id&channel=browser&tbm

5]. Aflizar,Afrizal R, Masunaga T. 2012. Assessment Erosion 3D Hazardwith USLE and Surfer Tool : A CASE Study of Sumani Watershed in Weat Sumatra Indonesia.J Trop Soils, Vol. 18, No. 1,2013:81-92ISSN 0852-257X

Gambar

Gambar  2.  Ayam  yang  tidak  menggunakan  vaksin/vitamin.
Tabel  3.  Standar  Bobot  Badan  Ayam  Broiler  Berdasarkan  Jenis  Kelamin  pada  Umur  1  sampai  6  Minggu  ((NRC, 1994)
Gambar  :  Inilah  bentuk  Kandang  yang  menggunakan   Postal
Tabel 1. Daftar Harga Ayam/Kg

Referensi

Dokumen terkait

Kedua gap penelitian tersebut menjadi dasar model konseptual dalam paper ini, yang bertujuan untuk mengembangkan model bagimana upaya peningkatan komitmen karyawan pada perbangkan

Mas Mochamad Fauzi, S.Pd.I selaku District Manager Bina Avia Persada Malang yang tak pernah kapok penyusun repoti dan turut berupaya mem back up penyebaran angket

Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh

[r]

H a : “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe artikulasi dan model pembelajaran

Menurut Arikunto (2006:98) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru (peneliti) di dalam kelas melalui refleksi diri dengan fokus

Penelitian langsung ke lapangan menghasilkan (1) dari pelaku industri film yang utama masing-masing memberikan kontribusi melalui pembayaran pajak atas kegiatan

Penciptaan lukisan ornamentis dengan teknik sablon memang bukan salah satu karya pertama yang telah dibuat, namun penulis merasa tertantang untuk membuat karya lukis