• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Umum 1.2. Tugas Dan Fungsi 1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Umum 1.2. Tugas Dan Fungsi 1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

1

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Umum

1.2. Tugas Dan Fungsi

1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum BAB 2 KONDISI DAN TANTANGAN

2.1. Kondisi Umum

2.2. Tantangan dan Isu Strategis

BAB 3 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 3.1. Visi Dinas Pekerjaan Umum 3.2. Misi Dinas Pekerjaan Umum 3.3. Tujuan Dinas Pekerjaan Umum 3.4. Sasaran Dinas Pekerjaan Umum

3.4.1. Sasaran Strategis 3.4.2. Sasaran Rinci

3.5. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pekerjaan Umum

BAB 4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

4.1. Arahan RPJP dan RPJMD Dinas Pekerjaan Umum 4.2. Arah Kebijakan Daerah

4.3. Kebijakan Umum Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum 4.4. Strategi

4.4.1. Strategi Pengembangan Wilayah dan Dukungan Terhadap Lintas Sektor

4.4.2. Strategi Pembangunan berwawasan Lingkungan dan Antisipasi terhadap perubahan iklim (Climate Change) 4.5. Kebijakan Operasional

BAB 5 PROGRAM DAN KEGIATAN

5.1. Program dan Kegiatan 2011 – 2016 5.2. Pendanaan

5.3. Penataan Aparatur

BAB 6 PENUTUP Penutup

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum 2010–2014 disusun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasonal, yang mengamanatkan bahwa setiap SKPD diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD), yang merupakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif (lihat Gambar 1.1).

Gambar 1.1

(3)

3

Memasuki tahapan pelaksanaan pembangunan jangka

menengah ketiga (2011-2016), tatanan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun telah memiliki landasan hukum yang kuat dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Karimun Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Karimun. Berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah tersebut Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dibidang Pekerjaan Umum. Sesuai Peraturan Daerah tersebut Dinas Pekerjaan Umum termasuk ke dalam kelompok kedinasan dalam rangka menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam penjabaran tugas dan fungsi Dinas Daerah Kabupaten Karimun. Fungsi dari masing-masing dinas adalah melakukan:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup bidang tugasnya;

b. Pengawasan secara teknis pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup tugasnya.

Penyusunan Renstra 2011–2016 ini, disamping berdasarkan pada tugas dan fungsi Kedinasan, juga berlandaskan pada pemetaan kondisi lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang serta mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011–2016 maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2006–2025.

Susunan Renstra 2011–2016 dimulai dengan pemaparan tentang kondisi dan tantangan penyelenggaraan bidang pekerjaan umum; visi,

misi, tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum; strategi

penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum; serta program dan kegiatan.

Renstra Dinas Pekerjaan Umum ini selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana aksi masing-masing bidang di

(4)

4

lingkungan Dinas Pekerjaan Umum serta Rencana Kerja dan Anggaran

Dinas Pekerjaan Umum tahun 2012, 2013, 2114, 2015, dan 2016.

1.2. Tugas dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum sebagai salah satu Dinas dalam Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dibidang Pekerjaan Umum. Adapun fungsi Dinas PU dalam Peraturan Bupati tersebut adalah: perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup bidang tugasnya; pengawasan secara teknis pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup

tugasnya.

Dalam menyelenggarakan mandat, tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai kewenangan sebagai berikut:

merumuskan perencanaan kebijakan teknis dan pelaksanaan

koordinasi, pengendalian dibidang Pekerjaan Umum; melaksanakan teknis operasional di bidang Pekerjaan Umum; melaksanakan

pelayanan teknis administrasi ketatausahaan; melaksanakan

pengelolaan UPTD; melaksanakan kegiatan lain dibidang Pekerjaan Umum yang ditugaskan oleh Bupati.

Secara garis besar pelaksanaan tugas pokok masing-masing bagian/bidang adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas.

Kepala dinas mempunyai tugas merumuskan perencanaan kebijakan teknis dan pelaksanaan koordinasi, pengendalian dibidang pekerjaan umum; melaksanakan teknis operasional dibidang pekerjaan umum; melaksanakan pelayanan teknis administrasil ketatausahaan; melaksanakan pengelolaan UPTD; melaksanakan kegiatan lain dibidang pekerjaan umum yang ditugaskan oleh Bupati.

(5)

5

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas merencanakan teknis pelayanan ketatausahaan Dinas; melaksanakan pelayanan ketatausahaan surat menyurat kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dan di luar Dinas; mengelola urusan rumah tangga Dinas; mengelola keuangan Dinas; mengelola urusan kepegawaian di lingkungan Dinas; merumuskan perencanaan dan pelaporan kegiatan Dinas; melaksanakan urusan lain di bidang ketatausahaan yang ditugaskan oleh Kepala Dinas

Sekretaris, membawahi terdiri dari :

2.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana teknis ketatausahaan Dinas; menyusun surat – menyurat Dinas; melayani surat menyurat Dinas; menyusun kearsipan surat menyurat Dinas; melayani kerumah tanggaan Dinas; melayani perlengkapan Dinas; menyusun rencana pengembangan karir pegawai di lingkungan Dinas; melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepegawaian Dinas; memeriksa syarat – syarat kelayakan kenaikan pangkat pegawai Dinas; mengusulkan kenaikan pangkat pegawai Dinas kepada bagian Kepegawaian Daerah; mengusulkan tindakan pembinaan pegawai Dinas.

2.2. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan

Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan

mempunyai tugas menyusun rencana pengelolaan keuangan

Dinas; melayanai keuangan Dinas; mengkoordinasikan

penyusunan keuangan dinas dengan Bagian Keuangan pada sekretariat Daerah; menghimpun dan memeriksa keseluruhan bukti pengeluaran keuangan Dinas; menyusun laporan keuangan Dinas; menyusun perencanaan kegiatan Dinas;

(6)

6

melaksanakan tugas perencanaan dan keuangan lain yang

ditugaskan oleh sekretaris.

3. Bidang Bina Marga

Bidang Bina Marga mempunyai tugas merumuskan

perencanaan, program dan evaluasi keseluruhan sub Dinas Bina Marga; merumuskan dan melaksanakan petunjuk teknis operasional pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pelayanan informasi dan perizinan penggunaan jalan dan pengukuran tanah dan pemetaan; melaksanakan pembangunan jalan dan jembatan, pelayanan informasi dan perizinan jalan serta pengukuran jalan dan pemetaan;

merumuskan persiapan sarana dan prasarana untuk

menunjang pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pelayanan informasi, pemberian izin jalan serta pengukuran tanah dan pemetaan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan kebinamargaan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan

oleh Kepala Dinas dalam rangka pengembangan

kebinamargaan

Bidang Bina Marga terdiri dari :

3.1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas; melakukan perumusan rencana dan program pelaksanaan

pembangunan jalan dan jembatan; melaksanakan

pembangunan jalan dan jembatan; mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan; melakukan koordinasi dan kerjasama

dengan instansi lain yang mendukung pelaksanaan

pembangunan jalan dan jembatan; melakukan pendataan jalan dan jembatan yang perlu dibangun; melaksanakan

(7)

7

rekayasa teknologi untuk mempermudah pembangunan jalan

dan jembatan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang.

3.2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melakukan perumusan rencana dan program pelaksanaan

pemeliharaan jalan dan jembatan; melaksanakan

pemeliharaan jalan dan jembatan; mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; melakukan koordinasi dan kerjasama

dengan instansi lain yang mendukung pelaksanaan

pemeliharaan jalan dan jembatan; melakukan pendataan jalan dan jembatan yang perlu dibangun; melaksanakan rekayasa teknologi untuk mempermudah pemeliharaan jalan dan jembatan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang

3. Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan

perencanaan, program dan evaluasi keseluruhan kegiatan Cipta Karya; merumuskan dan melaksanakan petunjuk teknis

operasional penertiban bangunan, perumahan dan

penyehatan fisik lingkungan bangunan dan perumahan, serta pemberian izin dan pelayanan informasi; melaksanakan penertiban bangunan dan perumahan serta menjamin penyehatan dengan lingkungan bangunan dan perumahan;

merumuskan persiapan sarana dan prasarana untuk

menunjang penertiban bangunan, perumahan, dan

penyehatan lingkungan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan urusan Cipta Karya; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh

(8)

8

Kepala Dinas dalam rangka pengembangan urusan Cipta

Karya

Bidang Cipta Karya terdiri : 4.1. Seksi Bangunan

Seksi Bangunan Mempunyai Tugas melaksanakan penyusunan

rencana dan program penataan, pengawasan dan

pengendalian bangunan dan penyehatan fisik lingkungan bangunan; melaksanakan penataan, pengawasan dan pengendalian bangunan dan penyehatan fisik lingkungan bangunan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait untuk menunjang pelaksanaan tugas penataan, pengawasan dan pengendalian bangunan serta penyehatan fisik lingkungan bangunan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang

4.2. Seksi Penyehatan Lingkungan

Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program penataan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan penyehatan

fisik lingkungan perumahan; melaksanakan penataan,

pengawasan dan pengendalian perumahan dan penyehatan dan fisik lingkungan perumahan; melakukan koordinasi dan

kerjasama dengan instansi terkait untuk menunjang

pelaksanaan tugas penataan, pengawasan dan

pengendalian perumahan serta penyehatan fisik lingkungan perumahan; melaksabakan tugas lain yang ditugaskan oleh kepala Bidang

5. Bidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman

Bidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman

mempunyai tugas menyusun petunjuk teknis operasional

(9)

9

melaksanakan kegiatan operasional penataan kota dan

pengembangan permukiman; melakukan persiapan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan penataan kota dan pengembangan permukiman; merumuskan evaluasi dan pelaporan penataan kota dan pengembangan permukiman; mengkoordinasikan pelaksanaan operasional penataan kota dan pengembangan permukiman; melaksanakan tugas lain dibidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman yang ditugaskan oleh Kepala Dinas.

Bidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman terdiri dari : 5.1. Seksi Peruntukan dan Pengendalian Permukiman

Seksi Peruntukan dan Pengendalian Permukiman mempunyai tugas merumuskan perencanaan petunjuk teknis operasional peruntukan dan pengendalian permukiman; melakukan

Kegiatan operasional peruntukan dan pengendalian

permukiman; melakukan koordinasi dengan instansi terkait

untuk menserasikan kegiatan operasinal perencanaan,

penataan, peruntukan pengembangan dan pengendalian permukiman; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh kepala Bidang.

5.2. Seksi Penataan Kota dan Pengembangan Tata Ruang

Seksi Penataan Kota dan Pengembangan Tata Ruang

mempunyai tugas merumuskan perencanaan teknis

operasional penataan kota dan pengembangan tata ruang; melakukan kegiatan teknis operasional penataan kota dan pengembangan tata ruang; melakukan pengkajian awal penataan kota dan pengembangan tata ruang yang kondusif; melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melaksanakan penataan kota dan pengembangan tata ruang; memberikan pelayanan informasi penataan kota dan

(10)

10

pengembangan tata ruang yang ditugaskan oleh Kepala

Bidang.

6. Bidang Pengembangan Sumber Daya Air

Bidang Pengembangan Sumber Daya Air mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pelaporan penataan dan

pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan;

melaksanakan penataan dan pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan; melaksanakan pengembangan dan rehabilitasi penataan dan pengembangan Sumber Daya Air

dan Pengairan; melaksanakan Kegiatan operasi dan

pemeliharaan pengairan; melaksanakan perizinan

pemanfaatan pengairan; melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan instansi terkait dalam upaya penataan dan

pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan;

melaksanakan tugas lain di bidang Pengairan yang ditugaskan oleh Kepala Dinas.

Bidang Pengembangan Sumber daya Air terdiri dari : 6.1. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi

Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan pembnagunan sarana dan prasarana pengairan; menyiapkan petunjuk teknis dan bahan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pengairan; melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pengairan;

melaksanakan tugas lain di bidang Pembangunan dan Rehabilitasi Pengairan yang ditugaskan oleh Kepala Bidang.

6.2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan

Seksi Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas

melaksanakan perencanaan pengelolaan dan penataan aliran air pengairan yang teratur dan terpadu; menyiapkan

(11)

11

petunjuk teknis dan bahan penataan pengairan yang teratur;

melaksanakan pemeliharaan fasilitas pengairan; melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penataan pengairan yang teratur dan pemeliharaan fasilitas pengairan; melaksanakan pemberian izin pemanfaatan pengairan; melakukan rekayasa teknologi pengairan untuk meningkatkan produksi pertanian dan perikanan; melaksanakan kegiatan penataan pengairan lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang.

7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) mempunyai tugas

melaksanakan pengujian komponen bahan, penetrasi,

daktilitas, titik aspal, titik nyala, titik baker, berat jenis bitumen keras, pengujian dan penelitian tanah; meneliti konsistensi dan kemudahan pengerjaan; melakukan pengendalian mutu lapangan; keseimbangan atau stabilitas tanah; melakukan penelitian visual; melakukan penyelidikan lapangan dan laboratorium.

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

KEPALA DINAS DINAS

SEKRETARIS

KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KASUBBAG PERENCANAAN KEUANGAN DAN PELAPORAN BIDANG SUMBER DAYA AIR BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA BIDANG TATA KOTA

(12)

12

1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum

Memasuki era milenium ketiga dewasa ini, Indonesia dan seluruh negara di dunia memasuki era kompetisi antar-negara yang ketat. Dapat dikatakan bahwa posisi dan peran suatu bangsa dalam konstelasi perekonomian dunia akan banyak ditentukan oleh daya saingnya secara relatif terhadap bangsa lain. Semakin baik daya saing suatu bangsa maka semakin diperhitungkan pula peran dan posisi bangsa tersebut serta semakin besar peluang untuk menarik investasi asing. Salah satu faktor yang menentukan daya saing nasional adalah ketersediaan dan kualitas infrastrukturnya.

Bagi Kabupaten Karimun, infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan daya saing di dunia internasional, disamping sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, telekomunikasi dan energi. Melalui kebijakan dan komitmen pembangunan infrastruktur yang tepat, maka hal tersebut diyakini dapat membantu mengurangi masalah kemiskinan, mengatasi

persoalan kesenjangan antar-kawasan maupun antar-wilayah,

memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi jumlah

penganggurandalam suatu negara.

Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum mempunyai manfaat langsung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur pekerjaan umum yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga akan dapat memperbaiki kualitas permukiman.

Disamping itu, infrastruktur PU juga berperan sebagai pendukung kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor pertanian, industri, kelautan dan perikanan. Pembangunan

(13)

13

mendukung perkembangan ekonomi wilayah yang signifikan. Oleh

karenanya, upaya pembangunan infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan daerah dan nasional pada umumnya, termasuk kaitannya dengan pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mendatang.

Dengan demikian, pembangunan infrastruktur pekerjaan umum pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic

goals, yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b) meningkatkan

kesejahteraan masyarakat; dan c) meningkatkan kualitas lingkungan. Perwujudan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman tersebut terlihat melalui: (i) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berperan untuk mendukung distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun pembentuk struktur ruang wilayah; (ii) Infrastuktur sumber daya air yang berperan dalam penyimpanan dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumah tangga), industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan pelaksanaan konservasi sumber daya air, serta pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; dan (iii) Infrastruktur permukiman yang berperan dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan dan revitalisasi kawasan serta pengembangan kawasan agropolitan. Seluruh

penyediaan infrastruktur tersebut diselenggarakan berbasiskan

penataan ruang.

Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan

membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi

(14)

14

meningkatkan layanan publik (public services), serta meningkatan

partisipasi politik (political participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dan permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(15)

15

BAB 2

KONDISI DAN TANTANGAN

2.1. Kondisi Umum

Kondisi infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman saat ini menunjukkan tingkat yang beragam. Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) belum optimal dalam mendukung pencapaian kinerja pembangunan bidang pekerjaan umum secara keseluruhan, seperti kinerja layanan jaringan irigasi yang ada dalam mendukung pemenuhan produksi pangan. Seluas 415.6 ha jaringan sawah beririgasi dari total lahan 613.6 ha sudah seluruhnya berfungsi. Namun demikian, masih ada jaringan irigasi yang belum terbangun, tercatat mencapai lebih kurang 32.26 %, di daerah irigasi di Kecamatan Kundur Utara dan Kundur Barat. Belum dibangunnya jaringan irigasi tersebut disebabkan oleh kurangnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan sawah. Selain itu, kondisi debit sungai yang airnya digunakan untuk kebutuhan irigasi sangat fluktuatif antara musim hujan dan musim kemarau.

Dalam hal potensi daya rusak air, terjadi perluasan dampak kerusakan akibat banjir yang disebabkan oleh air hujan dan luapan air laut dan kekeringan (seperti banjir di wilayah kecamatan kundur yang berada di wilayah sungai jepun dan sungai sengko, sungai sebesi, parit muda, dan parit tanjung sari, di kecamatan karimun berada di kawasan pelipit, sungai lakam, dan sungai teluk air, di kecamatan meral sering melanda di kawasan baran dan sungai pasir, kecamatan tebing di kawasan teluk uma dan permukiman kapling. Dan kekeringan sering terjadi di Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Meral dan sebagian kecamatan tebing). Selain itu juga terdapat fenomena meluasnya kerusakan pantai akibat abrasi yang mengancam keberadaan permukiman dan pusat-pusat perekonomian di sekitarnya (seperti kerusakan pantai di wilayah pesisir pantai pulau durai, pulau akat, pulau

(16)

16

sanglar, pulau semembang dan pulau sandam di kecamatan durai,

wilayah pesisir pantai bagian utara dan timur di pulau buru, di sepanjang pesisr pantai di bagian utara dan timur laut pulau sugi, sugi bawah, pulau bahan dan pulau combol di kecamatan moro dan sepanjang pesisir barat dan timur pulau kundur.

Untuk infrastruktur jalan, dari panjang jalan nasional yang sampai saat ini telah mencapai 26.75 km, tercatat kondisi jalan mantap mencapai 90 % (2010), kondisi baik 75 %, rusak ringan 10 %, sedang 15 %, dan rusak berat 0 %. Untuk jalan provinsi, total panjang jalan adalah 124.8 km, tercatat kondisi jalan mantap mencapai 90 % (2010), kondisi baik 65 %, rusak ringan 5 %, sedang 25 %, dan rusak berat 5 %. Sedangkan total panjang jalan kabupaten adalah 313.9 Km. tercatat kondisi jalan mantap mencapai 78 % (2010), kondisi baik 60 %, rusak ringan 15 %, sedang 18 %, dan rusak berat 7 %.

Sampai pertengahan tahun 2011, jalan pesisir pantai (coastal

area) dan panggung rakyat yang belum beroperasi baru mencapai

78.8 % dengan total panjang 5.25 km. Sejumlah kendala jalan peisir memang masih terus menghambat yaitu masalah pembebasan tanah.

Hingga akhir tahun 2010, persentase desa/kelurahan yang telah memiliki jalan ekonomi sudah terealisasi 100 % atau sudah 54 desa/kelurahan yang telah memiliki jalan ekonomi.

Infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup sub bidang penyehatan lingkungan yang meliputi program air bersih, drainase Dan sub bidang bangunan yang meliputi pengembangan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan menunjukkan pula kondisi yang beragam.

Untuk program air bersih, kabupaten karimun telah memiliki 3 unit usaha air bersih (UUAB), yang mana untuk UUAB tanjung balai karimun telah terpasang 50 ltr/dt di waduk bati kecamatan tebing dengan kapasitas produksi 1.555.200 m3/tahun dengan jumlah pelanggan 3.500 pelanggan. UUAB tanjung batu telah terpasang 10 ltr/dt dengan kapasitas produksi 124.416 m3/tahun dengan jumlah pelanggan 450 pelanggan. UUAB moro telah terpasang 10 ltr/dt dengan

(17)

17

kapasitas produksi 149.950 m3/tahun dengan jumlah pelanggan 500

pelanggan.

Untuk kondisi air bersih dengan non perpipaan atau memanfaatkan sumber air permukaan, pemerintah daerah kabupaten karimun melalui dinas pekerjaan umum memiliki agenda dalam pemenuhan kebutuhan air masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari dengan melakukan kegiatan pembangunan sumur umum dan MCK serta kegiatan pembangunan solar water cell. Kegiatan-kegiatan ini diprioritaskan pada daerah pulau yang memiliki akses/ jangkauan jauh serta sulit. Kabupaten karimun memiliki 32 pulau yang dikategorikan sebagai pulau kecil terpencil atau 12.7% dari jumlah keseluruhan pulau yang berada pada di kabupaten karimun yaitu sebanyak 251 pulau. 32 pulau kecil terpencil ini ditargetkan sebanyak 100% yang mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari melalui kegiatan pembangunan sumur umum dan MCK.

Realisasi sampai dengan tahun 2010 sebanyak 90 %. 10 % dari pulau-pulau tersebut belum memiliki sumber air yang benar-benar dapat diandalkan untuk kebutuhan sehari-hari, sumber air masih mengandalkan air hujan disebabkan sumber air tanah masih banyak bercampur dengan air laut, sehinga dari warna, bau, dan rasa tidak layak untuk memenuhi kebutuhan air harian masyarakat.

Hingga akhir tahun 2010 jumalh sumur bor yang telah terbangun sebanyak 7 unit, jumlah MCK sebanyak 25 unit, sumur umum sudah 27 unit dan solar water cell sudah 2 unit dengan total yang terlayani 750 jiwa.

Dalam penanganan drainase di kabupaten karimun hingga akhir tahun 2010, panjang saluran drainase yang lancar sepanjang 25.1 km.

2.3. Tantangan dan isu strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa

(18)

18

datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah

keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan

menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang.

Isu-isu strategis kabupaten Karimun 2012-2016 adalah:

2.2.1. Optimalisasi Free Trade Zone (FTZ)

Di seluruh Indonesia, hanya ada empat kawasan FTZ yaitu Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun. Jelaslah bahwa FTZ merupakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dimiliki kabupaten Karimun. Sebagai keunggulan komparatif, tentunya diperlukan upaya sungguh-sungguh sehingga keunggulan ini benar-benar berbuah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain soal kelembagaan pengelola FTZ yang perlu senatiasa diperkuat kapasitasnya, beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk optimalisasi FTZ adalah (i) hanya sebagian wilayah dari Pulau Karimun yang dijadikan kawasan FTZ

sehingga menhadapi tantangantantangan seperti pengawasan

penyelundupan, (ii) FTZ perlu dipahami bukan hanya sebagai insentif ekonomi tetapi juga beban pembiayaan terutama pada penyediaan infrastruktur yang memadai karena ketersediaan infrastruktur juga menjadi satu penentu keputusan investor.

2.2.2. Mengatasi kawasan kumuh

Menghadapi tantangan di atas, maka diperlukan pendekatan pembangunan yang bersifat kawasan dan direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan ekonomi dan sosial serta ketersedian infrastruktur suatu wilayah agar infrastruktur

(19)

19

pekerjaan umum dapat mendukung pengembangan ekonomi dan

wilayah secara efisien dan efektif

a. Bidang Sumber Daya Air (SDA)

1. Tantangan pembangunan bidang SDA

 Mengendalikan ancaman ketidakberlanjutan daya dukung SDA, baik untuk air permukaan maupun air tanah sebagai dampak dari laju deforestasi dan eksplorasi air tanah yang berlebihan yang telah menyebabkan land subsidence dan intrusi air asin/laut.

 Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum. Penyediaan air baku untuk mendukung penyediaan air minum belum dapat mencukupi sepenuhnya dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi target Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk Indonesia harus dapat dengan mudah mengakses air untuk kebutuhan air minum.

 Melakukan pengelolaan resiko yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir, kekeringan, serta abrasi pantai.

 Melakukan upaya dan langkah mitigasi dan adaptasi bidang SDA dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim.

2. Isu Strategis pembangunan bidang SDA

 Kinerja pelayanan jaringan irigasi yang belum optimal, dimana dari 428 ha luas daerah irigasi yang telah dibangun diperkirakan masih sekitar 198 ha daerah irigasi yang belum dapat berfungsi secara optimal karena belum adanya jaringan irigasi, dan masih rendahnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan jaringan irigasi.

(20)

20

 Perubahan garis pantai akan menimbulkan masalah dalam

kaitannya dengan perlindungan sarana dan prasarana sepanjang pantai dan batas wilayah Negara.

 Mengembalikan fungsi seluruh infrastruktur SDA yang mengalami kerusakan karena bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

 Mencari peluang-peluang investasi baru dalam upaya

pengembangan infrastruktur SDA

b. Bidang Bina Marga (Jalan)

Tantangan pembangunan bidang pembangunan dan peningkatan

jalan

 Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan dan jembatan yang mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan free

trade zone dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih

tinggi.

 Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan dan jembatan di daerah perkotaan dan perdesaan yang mendukung pusat-pusat produksi di 9 wilayah kecamatan untuk mendorong pembangunan daerah serta mengurangi kesenjangan antara kota dan desa.

 Peningkatan kemampuan struktur dan pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan di daerah perkotaan dan perdesaan di 9 wilayah kecamatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Isu strategis bidang pembangunan dan peningkatan jalan

Jaringan jalan di 4 (empat) pulau besar, yaitu Pulau Karimun, Pulau

Kundur dan pulau Sugi bawah (Moro) masih belum memadai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. 6 (enam) ruas jalan nasional dan 10 (sepuluh) ruas jalan provinsi masih sangat kurang dalam mendukung pengembangan potensi wilayah.

(21)

21

Jaringan jalan kawasan pesisir pantai (coastal area) yang masih

belum tersambung dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Sebagian ruas-ruas jalan baru yang dibangun di kawasan free trade

zone belum dapat berfungsi karena hambatan penyediaan tanah

dan kekurangan alokasi dana.

Meningkatkan aksesibilitas bagi daerah terisolasi dan terpencil, serta

jaringan jalan di kawasan perbatasan dan di pulau-pulau terdepan/terluar terutama pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena belum sepenuhnya berfungsi untuk mendukung transportasi lintas pulau dan melayani mobilitas dan aksesibilitas masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga pertahanan nasional.

Meningkatkan koordinasi kelembagaan penyelenggaraan jalan

antara penyelenggaraan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota serta penyelenggaraan regulasi, kelembagaan, pembagian kewenangan, dan perijinan pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat, ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan di sepanjang koridor jaringan jalan).

Menyelaraskan pembangunan prasarana jalan dengan dengan

amanat RTRW, yang meliputi pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer.

c. Sub Bidang ke-Cipta Karya-an

Tantangan pembangunan bidang ke-Cipta Karya-an

Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan

terkecil hingga kawasan yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi.

(22)

22

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

pengembangan drainase serta meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kawasan kumuh dan nelayan di 6 wilayah kecamatan.

Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek

kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis.

Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas

fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan dan desa sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan.

Meningkatkan pemenuhan kebutuhan air untuk kebutuhan

sehari-hari di daerah perkotaan dan perdesaan (khususnya rawan air bersih perkotaan dan perdesaan).

Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta)

dalam pendanaan pembangunan prasarana air bersih.

Mendorong penerapan konsep gedung ramah lingkungan (green

building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus

mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global.

Mendorong kualitas lingkungan dan vitalitas kawasan perekonomian

perkotaan dan perdesaan, serta tertatanya kembali lingkungan permukiman tradisional melalui jalan lingkungan (semenisasi) di 9 wilayah kecamatan.

meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas umum yang modern,

berkualitas dan fungsional dan memenuhi standar keselamatan dan handal serta efektif dan efisien.

(23)

23

Isu strategis bidang ke-Cipta Karya-an

Terbatasnya prasarana perumahan dan pemukiman, serta tingkat

penyediaan Kawasan Siap Bangun (Kasiba), Lingkungan Siap Bangun (Lisiba), Rumah Rusun (Rusun), Rumah Sederhana (RS)

Masyarakat miskin masih kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan air

bersih untuk kebutuhan sehari-hari terutama di daerah pulau-pulau kecil-terpencil.

Belum optimalnya kawasan permukiman yang memenuhi standar

kehidupan dengan lingkungan yang sehat dan nyaman melalui

penyediaan jalan lingkungan, pengelolaan sanitasi dan

pengembangan drainase. d. Bidang Penataan Ruang.

Tantangan pembangunan bidang penataan ruang

Melengkapi peraturan perundang-undangan dan Norma, Standar,

Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan.

Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian

pemanfaatan ruang.

Mewujudkan pemanfaatan ruang yang nyaman dan harmonis

sejalan dengan pembangunan perumahan dan permukiman, transportasi, sumberdaya air, dan infrastruktur perkotaan dan perdesaan.

Isu strategis bidang penataan ruang.

Perlu segera menyelesaikan peraturan operasionalisasi

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri.

(24)

24

Pentingnya menyelesaikan Perda RTRW provinsi/kabupaten/kota

sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Menyelenggarakan upaya-upaya sosialisasi yang lebih memadai

guna meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan penataan ruang, baik dalam perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang.

Menyelaraskan pola penyusunan RTRW Kabupaten Karimun dalam

(25)

25

BAB 2

VISI, MISI TUJUAN DAN SASARAN

3.1. VISI DINAS PEKERJAAN UMUM

Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang:

“Terwujudnya Keselarasan Prasarana Wilayah Dan Pemukiman Yang Mantap Dan Berkelanjutan”.

Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal dan berkelanjutan seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.

Makna dari keselarasan prasarana wilayah dan permukiman yang mantap dan berkelanjutan yang penjabarannya meliputi:

1) Keselarasan Prasarana Wilayah

Keselarasan prasarana wilayah menggambarkan kondisi prasarana wilayah yang dapat melayani kebutuhan masyarakat secara aman dan nyaman. Adanya keselarasan prasarana wilayah diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat menumbuh kembangkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam.

2) Permukiman Yang Mantap

Artinya kawasan permukiman yang memenuhi standar kehidupan dan dapat dijadikan modal investasi bilamana diperlukan, dengan

(26)

26

lingkungan yang sehat dan nyaman termasuk pelayanan air bersih,

drainase, sanitasi, jalan, fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terjangkau dengan kawasan permukiman yang peduli terhadap keindahan lingkungan, dan ketertiban masyarakat. Permukiman yang mantap juga mengandung arti diwujudkannya prasarana dan sarana dasar permukiman dengan jalan mendorong kemandirian masyarakat untuk proaktif dalam pembangunan perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan serta pemeliharaan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman, sehingga dengan terciptanya permukiman yang mantap dalam lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan perwujudan masyarakat yang sejahtera.

3) Berkelanjutan

Artinya dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya wilayah perkotaan dan perdesaan dilakukan secara bijaksana dengan

mempertimbangkan kelestarian lingkungan, sehingga

pembangunan dan pengembangan wilayah dapat berlangsung secara terus menerus.

3.2. MISI DINAS PEKERJAAN UMUM

Berdasarkan mandat yang diemban oleh Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Bupati Karimun Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, maka untuk mencapai Visi Dinas Pekerjaan Umum “Terwujudnya Keselarasan Prasarana Wilayah Dan Pemukiman Yang Mantap Dan Berkelanjutan”, ditetapkan Misi Dinas Pekerjaan Umum tahun 2012 – 2016, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya air yang berkelanjutan untuk dimanfaatkan semaksimalnya.

2. Meningkatkan kualitas prasarana dan permukiman yang layak, nyaman, tertib dan terpelihara.

(27)

27

3. Meningkatkan kualitas jaringan jalan dan jembatan agar dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

3.3. TUJUAN DINAS PEKERJAAN UMUM

Sebagai penjabaran atas visi Dinas Pekerjaan Umum, maka tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam periode lima tahun ke depan adalah:

1) Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU

dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya

pembangunan yang berkelanjutan.

2) Meningkatkan keandalan sistem infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten, ketahanan pangan dan daya saing.

3) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan

pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4) Meningkatkan pembangunan kawasan Free Tread Zone (FTZ), wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 5) Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, dan

administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum.

3.4. SASARAN DINAS PEKERJAAN UMUM

3.4.1. Sasaran Strategis

Sasaran strategis Dinas Pekerjaan Umum dalam periode 2012-2016 secara keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut:

(28)

28

1. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem

transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui pembangunan dan peningkatan kapasitas jalan di kawasan Free Tread Zone (FTZ).

2. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Bupati tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN.

3. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangunan/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan waduk, sungai, pintu air, turap, tanggul serta prasarana penyediaan air baku dan jaringan irigasi.

4. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi.

5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui peningkatan jalan kawasan permukiman (semenisasi), pengembangan sistem jaringan penyediaan air bersih untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan

penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta

meningkatnya pelayanan sanitasi, meningkatnya sistem

pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan.

(29)

29

3.4.1. Sasaran Rinci

Adapun sasaran secara lebih rinci berdasarkan 5 (lima) tujuan Dinas Pekerjaan Umum yang akan dicapai meliputi:

1.Tujuan 1

Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.

Sasaran :

1. Meningkatnya pemahaman pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagai acuan bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

2. Terfasilitasinya perwujudan penataan ruang kabupaten melalui perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

3. Terwujudnya penyelenggaraan penataan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

4. Tersedianya perangkat perundang-undangan bidang penataan ruang sebagai pedoman bagi pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.

5. Meningkatnya perencanaan penyelenggaraan jalan di kawasan industri secara berkelanjutan yang berbasis rencana tata ruang dan berwawasan lingkungan.

6. Tersusunnya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang pengembangan permukiman.

7. Tersusunnya Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman (RPKP) di perkotaan dan perdesaan.

8. Terlaksananya pendampingan penyusunan rencana tindak penanganan kawasan kumuh di perkotaan.

9. Tersusunnya NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan oleh Pemerintah Kabupaten Karimun.

10. Terlaksananya pengembangan NSPK bidang pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Karimun.

(30)

30

11. Terselenggaranya layanan teknis untuk meningkatkan kualitas

perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang (termasuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim).

2.Tujuan 2

Meningkatkan keandalan sistem infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten, ketahanan pangan dan daya saing.

Sasaran :

1. Meningkatnya luas dan tingkat layanan jaringan irigasi melalui pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas penggunaan jalan melalui pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan.

3. Meningkatnya panjang jaringan jalan kabupaten dengan spesifikasi jalan kolektor primer.

4. Meningkatnya dukungan IPTEK siap pakai untuk keandalan sistem jaringan infrastruktur Pekerjaan Umum.

5. Bertambahnya Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) untuk keandalan sistem jaringan infrastruktur Pekerjaan Umum.

6. Terselenggaranya layanan teknis melalui monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur Pekerjaan Umum.

3.Tujuan 3

Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sasaran :

1. Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari, perkotaan, perdesaan dan industri.

2. Terwujudnya penataan kawasan permukiman kumuh di

(31)

31

3. Terlaksananya pembangunan infrastruktur kawasan-kawasan

permukiman baru.

4. Terwujudnya penataan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan dan lingkungan.

5. Terwujudnya penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan ruang terbuka hijau.

6. Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur drainase.

7. Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Perkotaan.

8. Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan.

4.Tujuan 4

Meningkatkan pembangunan kawasan Free Tread Zone (FTZ), wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Sasaran :

1. Meningkatnya kapasitas jaringan jalan dan jembatan di kawasan

Free Tread Zone (FTZ)untuk mendukung kawasan industri, dan

pengembangan wilayah, serta sarana mobilitas manusia, barang dan jasa.

2. Meningkatnya kapasitas tampung sumber air melalui

pembangunan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan

waduk, dan bangunan penampung air lainnya, serta

terlindunginya kawasan sumber air di kawasan FTZ

3. Berkurangnya kawasan terkena dampak banjir melalui

pembangunan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan sarana/prasarana infrastruktur di kawasan FTZ

4. Terlindunginya garis pantai dari abrasi melalui pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan sarana/prasarana pengaman pantai di kawasan FTZ

5. Meningkatnya preservasi dan peningkatan kapasitas jalan dan jembatan di kawasan FTZ.

(32)

32

6. Terselenggaranya penanganan kawasan permukiman dan

RUSUNAWA untuk mendukung FTZ.

7. Bertambahnya NSPK untuk percepatan pembangunan di kawasan FTZ.

5.Tujuan 5

Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum.

Sasaran :

1. Terlaksananya komunikasi dan koordinasi antar pengelola data bidang infrastruktur Pekerjaan Umum.

2. Meningkatnya dukungan koordinasi, pengaturan, pembinaan

serta pengawasan manajemen jalan dan fasilitasi

penyelenggaraan jalan daerah secara efektif dan efisien. 3. Menurunnya temuan hasil pemeriksaan dari temuan tahun lalu. 4. Meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat yang dapat

ditindaklanjuti sesuai prosedur.

5. Meningkatnya dokumen rancangan dan hasil monitoring dan evaluasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan bidang ke-PU-an yang dimanfaatkan.

6. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemograman,

penganggaran, koordinasi program, pembinaan administrasi serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.

7. Meningkatnya kualitas organisasi dan tata laksana serta perencanaan SDM aparatur yang profesional dan berkompeten sesuai dengan jabatan dan bidang tugasnya.

8. Meningkatnya kualitas pengelolaan data dan kemudahan akses untuk memperoleh informasi bidang pekerjaan umum secara elektronik.

9. Meningkatnya kompetensi aparatur Dinas PU melalui pendidikan dan pelatihan.

(33)

33

3.5. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan hasil-hasil utama

dari masing-masing bidang di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun adalah:

1. Bidang Sumber Daya Air.

a. Kapasitas tampung sumber air yang dibangun dan dijaga/dipelihara. b. Luas cakupan layanan jaringan irigasi yang dibangun/ditingkatkan

dan dijaga/dipelihara. c. Rasio jaringan irigasi.

d. Luas cakupan layanan jaringan reklamasi rawa yang dibangun/ ditingkatkan dan dijaga/dipelihara.

e. Kapasitas debit layanan air baku untuk air bersih yang dibangun/ ditingkatkan.

f. Luas target kawasan yang terlindungi dari bahaya banjir. g. Panjang garis pantai yang terlindungi dari abrasi pantai. h. Cakupan penghijauan wilayah tangkapan air.

i. Cakupan penghijauan wilayah sumber mata air.

2. Bidang Bina Marga.

a. Panjang jalan beraspal (km)

b. Prosentase jalan nasional dengan kondisi mantap. c. Prosentase jalan Provinsi dengan kondisi mantap. d. Prosentase jalan Kabupaten dengan kondisi mantap. e. Panjang jalan lingkar pulau yang dilalui roda 4 (empat).

f. Proporsi panjang jaringan jalan lingkar pulau dalam kondisi baik.

g. Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan

permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4).

3. Bidang Cipta Karya.

a. Suplai air baku untuk kebutuhan industri.

b. Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih. c. Persentase luas permukiman yang tertata

(34)

34

d. Rasio rumah layak huni

e. Jumlah perumahan yang dibangun

4. Bidang Tata Ruang.

a. Dokumen RTRW.

b. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang kawasan (RDTR). c. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). d. Kebijakan penataan ruang kelautan.

(35)

35

BAB 4

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

4.1. Arahan RPJP dan RPJMD Dinas Pekerjaan Umum

Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) Kabupaten Karimun 2006–2025, Visi pembangunan Daerah tahun 2006–2025 adalah: TERWUJUDNYA KABUPATEN KARIMUN YANG MAJU, MANDIRI, ADIL, DAN BERBUDAYA

BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA. Dalam mewujudkan visi

pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 6 (enam) Misi yang dijabarkan ke dalam sasaran pokok berdasarkan tujuan pembangunan

jangka panjang tahun 2006–2025 yaitu :

1. Mengembangkan potensi pertanian, perikanan, dan kelautan berbasis ekonomi kerakyatan dan mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah;

2. Meningkatkan pertumbuhan industri kecil, menengah, dan besar serta koperasi dengan struktur yang kuat melalui keterkaitan antar sektor dan antar industri, serta mewujudkan pusat perdagangan dan jasa modern dengan dukungan agrobisnis dan agroindustri sehingga mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing kuat;

3. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Karimun yang beriman dan bertakwa, berbudaya, memiliki etos kerja tinggi, berdisiplin, berkualitas, trampil, cerdas, jujur, berjiwa sosial, dan bergotong royong, sehat dan sejahtera, menguasai sains dan teknologi, sesuai dengan perkembangan jaman;

4. Mewujudkan rasa aman dan damai, supremasi hukum dan HAM, demokrasi dan pemerintahan yang tertib, efektif, dan efisien menuju terwujudnya good governance (ketatapemerintahan yang baik);

(36)

36

5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur perkotaan dan pedesaan

serta kawasan pesisir dan perbatasan sehingga terlaksana pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan; 6. Mewujudkan peningkatan daerah yang telah memenuhi syarat

untuk dimekarkan guna untuk pemerataan pembangunan dan memperpendek rentang kembali pemerintahan.

4.2. Strategi dan Arah Pembangunan Daerah

4.2.1. Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi pertama dan kedua.

Strategi yang harus dilajankan untuk mencapai misi pertama dan kedua adalah:

“Menghimpun sumber daya dari kegiatan ekspor (terutama perikanan laut dan pertanian dengan didukung prasarana pelabuhan dan Free Trade Zone dan pengembangan pariwisata disertai dengan investasi pembangunan terutama peningkatan kemampuan SDM) yang dibiayai oleh pajak dan retribusi daerah yang didukung partisipasi swasta agar dapat memanfaatkan peluang antara lain kerjasama IMSGT, penerapan Otonomi Daerah (termasuk pemberian Dana

Alokasi Umum/DAU), agar dapat mensejahterakan

masyarakat”.

Arah pembangunan jangka panjang untuk Misi pertama dan kedua adalah:

1. Perekonomian dikembangkan berdasarkan prinsip

demokrasi ekonomi sehingga terjamin kesempatan

berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat dan mendorong tercapainya penanggulangan kemiskinan. 2. Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika

kemajuan ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik di dalam menyusun

(37)

37

kerangka regulasi dan perijinan yang efisien, efektif, dan

non diskriminatif.

3. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada

penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hakhak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan non diskriminasi. Sejalan dengan proses demokratisasi, pemenuhan hak dasar rakyat diarahkan pada peningkatan pemahaman tentang pentingnya perwujudan hak-hak dasar rakyat. Kebijakan

penanggulangan kemiskinan juga diarahkan pada

peningkatan mutu.

4. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk

mengambangkan wilayah-wilayah perdesaan dan pesisisr sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dandapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Perlu pula dilakukan penguatan ketertarikan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah lainnya di Propinsi

Kepulauan Riau dalam satu “sistem wilayah

pengembangan ekonomi” seperti misalnya pembentukan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET) dan lain sebagainya.

5. Mengembangkan potensi sumberdaya kelautan dengan

memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan

wilayah laut yang sangat luas. Berhubung cakupan dan prospek sumberdaya kelautan sangat luas, maka arah pemanfaatannya harus dilakukan melalui pendekatan multisektor, integratif, dan komprehensif agar dapat meminimalisasi konflik dan tetap menjaga kelestariannya. Disamping itu mengingat kompleksnya permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya laut, pesisir, dan pulaupulau kecil, maka pendekatan keterpaduan dalam kebijakan dan perencanaan menjadi prasyarat utama

(38)

38

dalam menjamin keberlanjutan proses ekonomi, sosial dan

lingkungan yang terjadi.

6. Mendayagunakan pertanian, perikanan, dan kelautan, harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dan efisien dengan mendayagunakan seluruh potensi dan manfaat secara seimbang.

7. Struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukan sektor industri sebagai motor penggerak dan didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara

efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa

pelayanan yang efektif, agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.

8. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing baik di pasar lokal maupun internasional dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Struktur industri dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan dengan meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar lainnya melalui penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar (good

corporate governance). Struktur industri dalam hal skala

usaha akan diperkuat dengan menjadikan industri kecil dan menengah sebagai basis industri yang sehat, mampu tumbuh, dan terintegrasi dalam matarantai pertambahan nilai dengan industri hilirnya dan dengan industri ber skala besar.

9. Pemgembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berbasis IPTEK, dan berdaya saing dengan produk impor khususnya dalam penyediaan barang dan jasa kebutuhan masyarakat banyak, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan memperkuat perekonomian

(39)

39

domestik. Untuk itu, pengembangan UKM dan koperasi

dilakukan melalui peningkatan kompetensi perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap

kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan

penerapan teknologi dalam iklim usaha yang sehat. Pengembangan UKM dan koperasi secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam modernisasi agrobisnis dan agroindustri, termasuk yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya saing

industri melalui pengembangan rumpun industri,

percepatan alih teknologi, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).

10. Koperasi didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya., baik produsen maupun konsumen di beberapa sektor kegiatan ekonomi, sehingga menjadi gerakan ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan

sosial dan ekonomi masyarakat. Sementara itu,

pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk

meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat

berpendapatan rendah dalam rangka mengurangi

kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, melalui

peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan

pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha.

11. Pembinaan dan perlindungan bagi tenaga kerja dilakukan secara terprogram, dimulai dari perekrutan sampai dengan peningkatan karir.

(40)

40

4.2.2. Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi ketiga.

Strategi yang dilakukan untuk mencapai misi ketiga adalah: “Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat serta aktualisasi ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat dengan tetap menjaga eksistensi budaya sehingga dapat mewujudkan insan yang cerdas, sehat dan berakhlak yang dapat mendorong pembangunan di segala sektor.”

Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah: 1. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan

fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan. Disamping itu, pembangunan agama diarahkkan pula untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis.

2. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas masyarakat sehingga mampu berdaya saing dalam era Global dengan tetap berlandaskan pada norma agama, adat istiadat tanpa diskriminasi. Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis dan jenjang perlu disediakan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah bagi keluarga tidak mampu dengan pola subsidi silang.

3. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya

(41)

41

kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan,

penyediaan obat dan perbekalan kesehatan,

pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan

Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan

dinamika kependudukan epidemiologi penyakit,

perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, dan globalisasi dengan semangat kemitraan, dan kerjasama lintas sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dan kemandirian masyarakat melalui upaya promotif dan preventif.

4. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk

diarahkan pada peningkatan pelayanan keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif, menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas. Disamping itu, penataan persebaran dan

mobilitas penduduk diarahkan menuju persebaran

penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Sistem admnisitrasi kependudukan penting pula dilakukan untuk mendukung perencanaan dan pelakksanaan pembangunan serta

mendorong terakomodasinya hak penduduk dan

perlindungan sosial.

5. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak diberbagai bidang pembangunan; pemberantasan tindak

kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap

perempuan dan anak.

6. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, IPTEK dan politik serta mengembangkan rasa cinta generasi muda terhadap budaya daerah sebagai

(42)

42

bagian dari rasa cinta tanah air. Disamping itu,

pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya olah raga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.

7. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas termasuk pemberdayaan sosial yang tepat guna bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan didukung oleh peraturan perundangan dan

perlindngan sosial, peningkatan kualitas SDM,

kesejahteraan sodial, serta penyediaan sarana pelayanan sosial yang memadai. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan juga dilakuakn dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil atau wilayah terkena bencana.

8. Mengambangkan dan melestarikan kegiatan seni budaya lokal diarahkan untuk melakukan penyaringan masuknya budaya asing dan menumbuhkembangkan seni budaya melayu sehingga dikenal baik di Kabupaten Karimun, maupun di tingkat nasional dan internasional.

9. Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk mewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern, dan unggul. Jati diri tersebut merupakan kombinasi antara nilai luhur bangsa-seperti religius, kebersamaan dan persatuan- dan nilai modern yang universal-seperti etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan jati diri bangsa tersebut dilakukan melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya bangsa yang mempunyai potensi unggul dan menerapkan nilai modern yang membangun. Untuk memperkuat jati diri dan kebanggaan

(43)

43

bangsa, pembangunan olah raga diarahkan pada

peningkatan budaya dan prestasi olah raga.

4.2.3. Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi keempat.

Strategi yang harus dijalankan untuk mencapai misi keempat adalah: “Menyusun perencanaan yang baik di segala sektor terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan terarah. Menjaga kelestarian lingkungan hidup, peningkatan kualitas SDM, pengelolaan dan pemafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berwawasan lingkungan. Serta menciptakan iklim berusaha yang kondusif untuk investor dan melindungi HAM, maka dapat diraih peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karimun melalui pemanfaatan potensi geografis Karimun terhadap daerah sekitar dan pemanfaatan program-program pemerintah.”

Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah: 1. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk

mewujudkan tata pemerintahan yang baik bersih,

berwibawa, dan bertanggung jawab serta profesional yang mampu mendukung pembangunan nasional.

2. Menciptakan aparatur pemerintah yang profesional, bersih berwibawa dan bertanggung jawab, yang diarahkan terhadap pencapaian penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan pada semua kegiatan; pemberian sanksi kepada pelaku penyalahgunaan kewenangan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan pemberian

penghargaan bagi yang berprestasi.

3. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan HAM yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945 serta tertatanya

(44)

44

sisitem hukum Nasional yang mencerminkan kebenaran,

keadilan, akomodatif, dan aspiratif.

4. Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum birokrasi yang profesional dan netral, masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya kemandirian Nasional.

5. Peranan pemerintah daerah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai fasilitator regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, terciptanya lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing, dan terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar.

6. Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,

,mengatur permasalahan yang berkaitan dengan

ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta terciptanya kepastian investasi, terutama penegakan dan perlindungan hukumnya. Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait

KKN. Pembangunan hukum dilaksanakan melalui

pembaruan materi hukum, dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan HAM, kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban, dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin tertib, teratur, lancar, serta berdaya saing global.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adaptasi atau penyesuaian diri seseorang terhadap kondisi lingkungannya menjadi sangat penting.Bencana banjir menuntut setiap individu terlibat langsung dalam tahap pengurangan

Permasalahan yang diteliti di dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan kalibrasi jam waktu salat di Masjid Agung Baitunnur Pati dan Masjid Jami’ Kajen serta

Dalam tugas akhir ini diusulkan rancang bangun alat sortasi ikan mati dengan menggunakan sensor berat ( Strain gauge ) untuk menimbang berat ikan yang akan

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berupaya untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang memengaruhi capaian literasi matematika siswa peserta studi PISA

Daerah prospek Alur Sungai Putih merupakan zona mineralisasi multi unsur hal ini terlihat dari conto batuan termineralisasi yang telah dianalisis kimia dan menghasilkan

Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah kerjanya adalah  batasan wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas