• Tidak ada hasil yang ditemukan

The 3 third Proceeding Annual National Conference for Economics and Economics Education Research

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The 3 third Proceeding Annual National Conference for Economics and Economics Education Research"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN UMKM KOTA PADANG SEBELUM DAN SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK UMKM

Oleh

Yuli Ardiany 1), Melli Herfina 2) , Sri Yuli Ayu Putri 3)

1)Program Studi Akuntansi, Akademi Akuntansi Indonesia Padang Email: yuliardiany@gmail.com

2)Program Studi Akuntansi, Akademi Akuntansi Indonesia Padang Email: melliherfina@gmail.com

3)Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Ekasakti Email: sriyuliayuputri@gmail.com

Submitted: 2020-11-21 Reviewed: 2021-01-28 Accepted: 2021-03-08 Abstract

Government Regulation Number 23 of 2018 was established by the government to replace PP No. 46 of 2013 concerning the UMKM PPh tax rate to 0.5 percent. The purpose of this study was to see how the growth of MSMEs in the city of Padang before and after the decrease in UMKM taxes. The design of this study was comparative with data collection techniques, namely documentation techniques. The population in this study were the UMKM players in Padang City with the sampling method, namely purposive sampling. The analytical method used is the independent sample t-test analysis. The results showed that there was no difference in the growth of MSMEs before and after the decrease in the UMKM tax rates.

Abstrak

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 ditetapkan oleh pemerintah untuk menggantikan PP No 46 Tahun 2013 tentang tarif pajak PPh UMKM menjadi 0,5 persen. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pertumbuhan UMKM di Kota Padang sebelum dan sesudah penurunan pajak UMKM.. Desain penelitian ini adalah komparatif dengan teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku UMKM Kota Padang dengan metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan pertumbuhan UMKM pada saat sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak UMKM.

Jel Classification: O11; H21

(2)

PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara. Alasannya karena kebanyakan usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam kurs dollar. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala kecil tidak berpotensi mengalami imbas krisis. Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti merupakan penggerak utama sektor riil yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut data Badan Pusat Statistika, jumlah UMKM Indonesia tahun 2013 adalah 57.895.721 unit, sedangkan pertumbuhan jumlah UMKM Indonesia tahun itu sebesar 2,41 persen. Adapun menurut Warta KUMKM (2016:5), kontribusi UMKM terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2009-2013 mencapai 57,6 persen per tahun, dengan rata-rata pertumbuhan 6,7 persen. Jumlah pelaku UMKM bersifat dinamis, dapat bertambah atau berkurang. Berikut ini merupakan jumlah pelaku UMKM di kota Padang tahun 2018 menurut data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang bahwa ada 2.953 UMKM di Kota Padang yang terdiri atas 11 Kecamatan. UMKM di Kota Padang yang terdiri atas 11 Kecamatan, data yang didapatkan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang bahwa jumlah pelaku UMKM di kota Padang tahun 2018 adalah 2.953 UMKM.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam www.kemenkeu.go.id mengatakan bahwa pajak merupakan tulang punggung nasional. Sebagai salah satu instrumen fiskal, pajak memiliki peran penting untuk membangun negara dan mendukung jalannya pemerintahan. Berdasarkan Pasal 2 UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, setiap orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan belum terbagi, badan dan bentuk usaha tetap merupakan objek pajak penghasilan. Oleh karena itu sebagai pemilik UMKM, berkewajiban membayar pajak yaitu Pajak UMKM. Adapun yang termasuk dalam objek pajak penghasilan menurut Pasal 2 UU No. 36 tahun 2008 adalah setiap orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan belum terbagi, badan dan bentuk usaha tetap.

Pada pertengahan tahun 2013 pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu telah dikeluarkan oleh pemerintah pada pertengahan tahun 2013. Peraturan ini sejatinya ditujukan untuk UMKM di Indonesia sebab peraturan ini mengatur pengenaan pajak untuk wajib pajak yang memiliki omset kurang dari 4.8M dalam satu tahun, dengan tarif pajak 1% dari omset.Pada peraturan pemerintah ini ditujukan pada UMKM yang memiliki peredaran bruto 4,8 M dalam satu tahun, dimana tarif pajak yang dikenakan adalah 1 % dari peredaran bruto.

Prokontra terkait dengan PP 46 tahun 2013 sendiri juga telah lama berdengung. Aspek keadilan merupakan salah satu kontra yang sering disoroti mengingat pajak penghasilan PP 46/2013 termasuk dalam pajak final. Hal ini cenderung dijadikan jalan

(3)

penghindaran pajak oleh wajib pajak nakal. Selain itu, dampak lainnya adalah mereka cenderung tidak berhasrat untuk mengembangkan usahanya agar tidak dikenai tarif pajak yang lebih tinggi. Akhirnya pada tahun 2018 pemerintah sepakat untuk hanya menurunkan tarif pajak sampai 0.5 persen. Ketentuan ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah 23/2018. Insentif fiskal berupa penurunan tarif pajak UMKM tentu menjadi angin segar tersendiri bagi mereka. Sebab, secara otomatis pajak yang mereka bayarkan lebih rendah dari yang sebelumnya mereka bayarkan. Pengusaha akan mendapatkan tambahan simpanan modal yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha mereka, khususnya bagi pengusaha yang baru merintis. Selain itu, hal ini juga akan membuat pengusaha menjadi lebih kompetitif.

Penurunan tarif pajak UMKM menjadi daya tarik tersendiri bagi UMKM untuk masuk ke dalam administrasi perpajakan sehingga menambah basis data perpajakan Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini melihat dampak penurunan tarif pajak UMKM terhadap pertumbuhan UMKM di kota Padang. Sehingga dengan adanya insentif penurunan tarif pajak UMKM dapat mendorong terciptanya semakin banyak UMKM di Kota Padang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain adalah pada penelitian sebelumnya lebih banyak melihat dampak penurunan pajak UMKM terhadap persepsi wajib pajak pelaku UMKM seperti penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2019) persepsi Wajib Pajak Pelaku UMKM berpengaruh terhadap penurunan tarif pajak UMKM PP 23 Tahun 2018, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Krisnayudi (2019) hasilnya bahwa pemungutan tarif pajak UMKM PP 23 Tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak. Sedangkan pada penelitian ini melihat dampak penurunan tarif pajak UMKM sesuai PP 23 Tahun 2018 terhadap pertumbuhan UMKM Kota Padang.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Penelitian komparatif menurut Sugiyono (2017) adalah penelitian yang membandingkan keadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau dua waktu yang berbeda. Penelitian ini membandingkan pertumbuhan UMKM sebelum penurunan tarif pajak UMKM dan sesudah penurunan tarif pajak UMKM. Metode field research merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara langsung pada objek penelitian yaitu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM Kota Padang. Metode Library Research merupakan teknik pengumpulan data dengan riset pustaka yang memanfaatkan teori-teori dan pendapat para tokoh dalam buku-buku ilmiah, majalah, artikel dan penelitian sejenis yang dipublikasikan lewat jurnal penelitian yaitu berkaitan dengan UMKM dan Pajak UMKM.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data dari catatan, laporan yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh dari pertumbuhan jumlah UMKM dari tahun 2018 hingga 2019 dan cara penghitungan pajak UMKM Kota Padang.

(4)

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Menurut Sugiyono Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Sugiyono mengungkapkan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM Kota Padang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji normalitas

Pada pengujian ini nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov jika lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, namun jika nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2011). Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk tarif pajak 1% adalah 0,374 dan untuk tarif pajak 0,5% adalah 0,374. Karena nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka HA ditolak yang artinya data berdistribusi normal.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Pajak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Jumlah

SMES

1% 0,374 6 0,009 0,705 6 0,007

0,5% 0,374 6 0,009 0,705 6 0,007

Sumber : Output SPSS (2020)

Setelah melakukan uji normalitas, dilakukan uji beda uji-T. Hipotesis yang diajukan menyatakan terdapat perbedaan pertumbuhan UMKM setelah penurunan tarif pajak UMKM 2018 dibandingkan sebelum penurunan tarif pajak UMKM 2018.

Berdasarkan tabel 2, hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata pertumbuhan UMKM menunjukkan bahwa secara statistik terlihat tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum penurunan tarif pajak UMKM 2018 dengan setelah penurunan tarif pajak UMKM 2018 yaitu dengan 2 nilai signifikansi-tailed 0,966 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai t yang disajikan untuk uji beda rata-rata berpasangan adalah -0,044 dengan tingkat signifikansi 2-tailed 0,966 yang berarti nilai t tidak signifikan karena p-value 0,966

(5)

jauh lebih besar daripada tingkat signifikansi yang ditetapkan pada 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data empiris tidak mendukung hipotesis alternatif yang diajukan. Tabel 2. Hasil Uji Beda

Group Statistics

Pajak N Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

Jumlah SMES 1% 6 31.418,33 38.640,32 15.774,85 0,5% 6 32.417,33 39.873,71 16.278,37 Sumber : Output SPSS (2020)

Dalam penelitian yang dilakukan, digunakan sample t-test dengan analisis bandingkan mean untuk dapat mengetahui perbedaan tingkat pertumbuhan UMKM pasca penurunan tarif pajak UMKM 2018 dibandingkan sebelum penurunan tarif pajak UMKM 2018. Jumlah rata-rata UMKM pada tahun 2016 dan 2017 atau sebelum penurunan tarif pajak adalah 31.418,33, dimana nilai tahun 2016 dan 2017 lebih rendah dibandingkan tahun 2018 dan 2019 sebesar 32.417,33. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah UKM setelah adanya penurunan tarif pajak UKM. Tingkat signifikansi yang diperoleh 2- tailed menunjukkan probabilitas tingkat signifikansi 0,966. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa secara absolut, akrual pertumbuhan UKM setelah penurunan tarif pajak UKM, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa pertumbuhan UMKM pasca penurunan tarif pajak UMKM 2018 lebih tinggi dibandingkan sebelum penurunan tarif pajak UMKM 2018 tidak dapat diterima. Oleh karena itu data yang dihasilkan tidak mendukung hipotesis alternatif (HA).

Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis ini ditolak karena terjadi akibat kurangnya sosialisasi dan pendampingan kepada UKM untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. Sosialisasi dapat dipadukan dengan peningkatan kapasitas UKM dalam memahami dan menerapkan standar pembukuan. Pembukuan menjadi kendala tersendiri bagi UKM, terutama karena UKM didominasi oleh usaha mikro.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. (2000). Analysis of Regression Theory: Case Theory and Solutions. Yogyakarta: BPFE.

Benazic, M. (2006). Fiscal Policy & Economic Activity in Croatia with A Cointegration Analysis, Ekonomski Pregled, 57(12), 882-917.

Burton, B, Ilyas . (2013). Tax Law, 6th Edition. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. (2011). "Multivariate Analysis Application with SPSS Program". Semarang : UNDIP.

Mardiasmo.(2011).Taxes.Yogyakarta. Andi

Noor Safrina1 , Akhmad Soehartono, Agung Baruna Setiawan Noor. (2018). Impact Study on the Application of Final PPH 0.5% on SMES in the Framework of Achieving the 2018 Tax Revenue TARGET. SNITT- Balikpapan State Polytechnic. ISBN: 978-602- 51450-1-8

Republik Indonesia. (2018). Government Regulation Number 23 of 2018 concerning Income Tax on income from business received or obtained by Taxpayers who have a certain gross turnover

Republik Indonesia. (2009). Law Number 16 of 2009 concerning general provisions and tax procedures

Republik Indonesia. (2008). Law Number 16 of 2009 concerning general provisions and tax procedures

Republik Indonesia. (2008). Law Number 36 of 2008 concerning Income Tax

Rosdiana, Haula dan Edi Slamet Irianto. (2012). Introduction to Tax Science: Policy and Implementation in Indonesia. Jakarta. Rajawali Pers

Siregar, Syafaruddin. (2005). Applied Statistics for Research. Jakarta: PT.Gramedia Sudirman, Rismawati dan Antong Amiruddin. (2015). Taxation: Theory and Practice

Approach. Malang. Empat Dua Media

Vhanmilo, Verdana. (2018). Analysis of Compliance of SMES Taxpayers in Paying Income Taxes (Case Study at SMES in Pesisir Selatan District) [Essay]. Padang (ID). University of Andalas

Wahdi, Nirsetyo, Yulianti dan Christera. (2015). Analysis of the Implementation of PP No.46 of 2016 concerning SMES Tax on the growth rate of taxpayers, income tax revenue and which SMES benefits [Research Results]. Semarang (ID). PGRI University in Semarang.

(7)

Waluyo. (2011). Indonesian Taxation. Jakarta. Salemba Empat

Warta KUKM. (2016). Strengthening SMEs for quality economic growth.Vol 5 No 1-2016. ISSN No. 2338-3747.

Referensi

Dokumen terkait

Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan aset tersebut dan disajikan pada

Pemenang wajib melunasi seluruh harga lelang dalam jangka waktu 2 (Dua) hari KERJA setelah lelang dilaksanakan, apabila dalam jangka waktu tersebut pemenang tidak melunasi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir

Abstrak: Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis peserta didik melalui model pembelajaran matematika knisley (MPMK).. Penelitian ini

(1) Penyelenggara telekomunikasi yang memiliki menara, penyedia menara dan atau pengelola menara yang telah memiliki izin dan telah membangun menaranya sebelum

Tidak sampai disitu saja, tidur yang berkualitas baik juga memberi manfaat pada sistem kekebalan tubuh yang akan bekerja lebih baik.. Pada saat anda sedang tidur

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Dalam beberapa artikel yang membahas tentang gerak Brown fraksional, proses stokastik tidak didefinisikan melalui integral representasi melainkan klasifikasi gerak Brown