Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Era Digital
Promotion of Tourism in the Digital Era in Malang City
Agung Harjaya Buana1, Edriania pangestuti2, Rudi Salam3, Kemal Sandi2, Indra
1Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang 2Universitas Brawijaya, Malang
3Universitas Negeri Makassar, Makassar
Email: agungharjayabuana@gmail.com1, rudisalam@unm.ac.id3,
(Diterima: Juli-2019; Revisi: September -2019; Diterbitkan: Oktober 2019) ABSTRAK
Pariwisata di Indonesia merupakan magnet bagi wisatawan yang akan berkunjung. Upaya pengembangan destinasi pariwisata dibutuhkan mengikuti era digital yang setiap saat mengalami inovasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan destinasi pariwisata di era digital. Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Malang, Provinsi Jawa timur. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian yaitu: staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Asosiasi Pariwisata Kota Malang,
Traveling, Wisatawan yang berkunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan
destiasi pariwisata sekarang mengalami inovasi yang semakin canggih. Untuk melakukan pengembangan destinasi pariwisata menggunakan media sosial untuk menyampaikan informasi kepada wisatawan yang berkunjug. Selain itu, menggunakan aplikasi android dengan nama “Malang Menyapa”.
Keywords: Destinasi Pariwisata, Sosial Media, Aplikasi Android, Era Digital
ABSTRACT
Tourism in Indonesia is a magnet for tourists who will visit. Efforts to develop tourism destinations are needed to follow the digital era that is experiencing innovation at any time. This study aims to determine the strategy of developing tourism destinations in the digital age. The research approach uses descriptive qualitative. The research location was carried out in Malang City, East Java Province. Data collection techniques using observation, interviews and documentation. Research informants namely: Malang City Culture and Tourism Department staff, Malang City Tourism Association, Traveling, Tourists visiting. The results show that the tourism destination development strategy is now experiencing increasingly sophisticated innovations. To develop tourism destinations, use social media to convey information to visiting tourists. In addition, using an android application with the name "Malang Menyapa".
PENDAHULUAN
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan kebutuhan dalam menyongsong perubahan yang semakin cepat (Bizirgianni & Dionysopoulou, 2013; Navío-Marco, Ruiz-Gómez, & Sevilla-Sevilla, 2018; Zhang, Wei, Fu, Hua, & Wang, 2019). Peranan Teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pariwisata merupakan sarana yang mampu mempromosikan destinasi pariwisata secara digital (Said, Salam, Akib, & Baharuddin, 2017; Said, Wahidiyat, Andayani, Harifuddin, & Salam, 2017). Apabila dunia pariwisata tidak melakukan mindset untuk melakukan perubahan dalam hal promosi maka destinasi wisata tersebut akan kurang diminati oleh wisatawan yang ingin berkunjung (Bedini & Bronzini, 2018; de Castro, Souza, & Thapa, 2015; Haque & Haque, 2018; Saunders & Becker, 2015).
Kota Malang merupakan daerah yang memiliki destinasi pariwisata yang mengagumkan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena destinasi pariwisata di Kota Malang mampu untuk memikat para wisatawan untuk berkunjung dan melihat pemandangan yang indah. Akan tetapi, yang menjadi kendala adalah setiap daerah di Indonesia telah melakukan pembenahan di dunia pariwisata mengakibatkan para wisatawan kebingungan untuk memiliki destinasi wisata yang sesuai dengan keinginannya (Guha-Sapir, Vos, Below, & Ponserre, 2012; Potter, Becker, Johnston, & Rossiter, 2015; Soden & Palen, 2016; Tomigová, Mendes, & Pereira, 2016; Wilson, Foulger, Gluyas, Davies, & Julian, 2017).
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang di Kota Malang adalah melakukan kolaborasi pemasaran baik peran dari masyarakat ekonomi kreatif, mahasiswa, industi kecil dan menengah dan pemerintah untuk saling berkolaborasi. Bukti konkrit pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan wisatawan baik wisatawan domestik dan mancanegara. Wisatawan domestic mengalami pertumbuhan sebanyak 78 persen. Sedangkan pertumbuhan wisatawan mancanegara mencapai 98 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Kota Malang memiliki jenis pariwista yang potensial yaitu: 1) wisata kota, 2) wisata kuliner, 3) wisata halal, dan 4) wisata heritage dan religi. Dari keempat potensi pariwisata tersebut, tentunya dibutuhkan sebuah strategi dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik, regional maupun mancanegara di era digital sekarang ini.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Kualitatif merupakan penelitian yang digunakan (Creswell & Poth, 2018). Hal ini diharapkan untuk memeroleh data secara mendalam dan melihat fenomena dilapangan. Adapun informasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Dinas Pariwisata Kota Malang, Masyarakat pelaku ekonomi pariwisata, Asosiasi Pariwisata, wisatawan yang berkunjung. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik
tahapan yaitu: 1) Pengumpulan Data, 2) Penyajian Data, 3) Kondensasi Data, 4) kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kota malang merupakan salah satu kota Pendidikan terbesar sekaligus tujuan wisata dan salah satu role mode pengembangakn susektor ekonomi kreatif. Selain itu, Kota Malang dalam rangka mengembangkan pariwisata adalah ada enam hal yang menjadi tujuan yang ingin dicapai seperti: 1) Malang City Heritage, 2) Malang Halal, 3) Malang Nyaman, 4) Malang Servive 5) Malang 4.0 dan 6) Malang Creative. Dari keenam aspek yang ingin dicapai tentunya dibutuhkan upaya yang sistematis di era digital sekarang ini.
Harapan yang dicanamkan kota Malang di era digital tentunya bukan hal yang mustahil untuk dijalankan. Hal ini disebabkan karena Kota Malang adalah pionir pengembangan wisata kampung tematik yang kini banyak dicontoh di lokasi lain. Kampung warna warni dan Kampung Tridi di Kelurahan Jodipan adalah salah satu daya Tarik wisata millennial dengan banyak spot yang instragram able. Selanjutnya, Kota Malang memilki taman bersejarah seperti: Alun-alun tugu, Alun-alun Malang, Taman Trunojoyo, Taman Merjosari dan jalan ijen yang tak hanya indah namun juga bersejarah. Selain itu, memiliki wista kuliner yang khas seperti: Oskab, Bakso Bakar, Rawon, Orem-Orem, oleh-oleh khas seperti: keripik tempe hingga oleh-oleh modern seperti kue Strudell. Wisata yang ada di Malang juga ditunjang oleh wisata lainnya seperti wisata Festival yang sering dilaksanakan setiap tahunnya.
Upaya mempromosikan destinasi wisata yang dimiliki Kota Malang di era digital tentunya. Dibutuhkan sebuah strategi khusus. Adapun strategi yang dilakukan dalam mempromosikan destinasi pariwisata yaitu: Pertama, melakukan promosi diberbagai social media seperti Instagram, facebook, twieter dan media sosial lainnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Sarana Promosi Pariwisata melalui Sosial Media
Kedua, pemanfaatan Aplikasi Android. Dengan pemanfaatan website dan aplikasi
merupakan sarana yang sangat menunjang dalam melakukan promosi pariwisata yang ada di Kota Malang. Sebagai contoh dengan adanya aplikasi android, maka wisatawan yang berkunjung mudah untuk mencari lokasi destinasi pariwista yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.
Malang. Adapun fitur yang ditampilkan di aplikasi tersebut yaitu: destinasi, hotel, belanja, travel, makanan, hiburan dan oleh-oleh. Aplikasi ini dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Berbagai cara yang dilakukan oleh para pengembangan destinasi pariwisata dalam meningkatkan nilai kunjungan melalui sosial media. Media yang paling efektif saat ini seperti Instagram dan aplikasi android (Kiráľová & Pavlíčeka, 2015).
SIMPULAN
Gempa bumi memberikan dampak buruk bagi kunjungan pariwisata yang mengalami penurunan setelah gempa bumi pada tahun 2018. Akibat dari gempa bumi tentunya banyak rumah masyarakat yang mengalami kerusakan, hotel atau tempat penginapan dan infrastruktur jalan yang rusak. Akibatnya, berdampak pada berbagai aspek seperti: 1) kunjungan wisatawan yang menurun, 2) pemasaran potensi lokal yang menurun, 3) tingkat perekonomian masyarakat menurun, dan 4) investor mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
Bedini, M. A., & Bronzini, F. (2018). The post-earthquake experience in Italy. Difficulties and the possibility of planning the resurgence of the territories affected by earthquakes. Land
Use Policy, 78, 303–315. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2018.07.003
Bizirgianni, I., & Dionysopoulou, P. (2013). The Influence of Tourist Trends of Youth Tourism through Social Media (SM) & Information and Communication Technologies (ICTs).
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 73, 652–660.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.02.102
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative inquiry Research Design Choosing Among
Five Approaches (Vol. 53). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
de Castro, E. V., Souza, T. B., & Thapa, B. (2015). Determinants of tourism attractiveness in the national parks of Brazil. Parks, 21(2), 51–62.
Guha-Sapir, D., Vos, F., Below, R., & Ponserre, S. (2012). Annual disaster statistical review
2011: the numbers and trends. Centre for Research on the Epidemiology of Disasters
(CRED).
Haque, T. H., & Haque, M. O. (2018). The swine flu and its impacts on tourism in Brunei.
Journal of Hospitality and Tourism Management, 36, 92–101.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2016.12.003
Kiráľová, A., & Pavlíčeka, A. (2015). Development of Social Media Strategies in Tourism
Destination. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 175, 358–366.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.1211
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods
Navío-Marco, J., Ruiz-Gómez, L. M., & Sevilla-Sevilla, C. (2018). Progress in information technology and tourism management: 30 years on and 20 years after the internet - Revisiting Buhalis & Law’s landmark study about eTourism. Tourism Management, 69, 460–470. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.06.002
Potter, S. H., Becker, J. S., Johnston, D. M., & Rossiter, K. P. (2015). An overview of the impacts of the 2010-2011 Canterbury earthquakes. International Journal of Disaster Risk
Reduction, 14, 6–14. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2015.01.014
Said, F., Salam, R., Akib, H., & Baharuddin, A. (2017). An Analysis of Tourism Visit Trend.
149(Icest), 34–36.
Said, F., Wahidiyat, A., Andayani, D. D., Harifuddin, H., & Salam, R. (2017). Development of Travel Attractions Through the Design of Google SketchUp Based Coastal Tourist Map (Pengembangan Daya Tarik Wisata Melalui Perancangan Peta Wisata Pantai Berbasis Google SketchUp). Pekommas, 2(2).
Saunders, W. S. A., & Becker, J. S. (2015). A discussion of resilience and sustainability: Land use planning recovery from the Canterbury earthquake sequence, New Zealand.
International Journal of Disaster Risk Reduction, 14, 73–81.
Soden, R., & Palen, L. (2016). Infrastructure in the wild: What mapping in post-earthquake Nepal reveals about infrastructural emergence. Proceedings of the 2016 CHI Conference
on Human Factors in Computing Systems, 2796–2807. ACM.
Tomigová, K., Mendes, J., & Pereira, L. N. (2016). The Attractiveness of Portugal as a Tourist Destination: The Perspective of Czech Tour Operators. Journal of Travel & Tourism
Marketing, 33(2), 197–210.
Wilson, M. P., Foulger, G. R., Gluyas, J. G., Davies, R. J., & Julian, B. R. (2017). HiQuake: The human‐induced earthquake database. Seismological Research Letters, 88(6), 1560– 1565.
Zhang, T., Wei, W., Fu, X., Hua, N., & Wang, Y. (2019). Exploring the roles of technology, people, and organization in building a tourism destination experience: Insights from the 2nd USA-China tourism research summit and Industry Dialogue. Journal of Destination
Marketing & Management, 12, 130–135.