• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Karakteristik Pemilik Kennel Umur Pendidikan formal Pelatihan Pengalaman usaha Skala usaha. Praktik Pemilik Kennel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Karakteristik Pemilik Kennel Umur Pendidikan formal Pelatihan Pengalaman usaha Skala usaha. Praktik Pemilik Kennel"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian berlangsung selama empat bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 2012. Pelaksanaannya pada kennel-kennel yang berlokasi di lima wilayah DKI Jakarta dan Laboratorium Epidemiologi, Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa peubah yang terdiri dari: karakteristik pemilik kennel, pengetahuan pemilik kennel, dan sikap pemilik

kennel terhadap kesejahteraan hewan. Ketiga peubah ini akan dihubungkan

dengan praktik pemilik kennel untuk melihat kondisi kesejahteraan hewan, seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian lapang cross-sectional study, dengan menggunakan kuesioner sebagai perangkat untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan praktik dari responden (Giuseppe et al. 2008; Lin et al. 2011; Pfeil et al. 2010). Metode wawancara terhadap pemilik kennel dengan

Karakteristik Pemilik Kennel • Umur

• Pendidikan formal • Pelatihan

• Pengalaman usaha • Skala usaha

Pengetahuan Pemilik Kennel

Sikap Pemilik Kennel

Praktik Pemilik Kennel

Kondisi Kesejahteraan Hewan

(2)

menggunakan kuesioner dan observasi terhadap kennel menggunakan checklist berkaitan dengan kesejahteraan hewan. Kuesioner dan checklist sebelum digunakan terlebih dahulu diuji dengan pre-test kuesioner untuk estimasi waktu wawancara dan melihat tingkat kesulitan pertanyaan dalam kuesioner. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menilai kelayakan kuesioner sebagai perangkat penelitian. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan praktik kesejahteraan hewan. Isi checklist memuat pertanyaan terhadap kondisi kesejahteraan hewan di lapangan.

Responden dan Sampel

Responden yang akan diwawancarai adalah pemilik kennel. Sampel responden akan diambil pada kennel yang terdapat di lima wilayah Jakarta berdasarkan data sekunder dari Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) Jaya tahun 2011. Besaran sampel responden yang akan diambil sebanyak 87 sampel responden dari 831 pemilik kennel. Besaran sampel responden dihitung menggunakan Win Episcope 2.0 dengan asumsi proporsi pemilik kennel yang menerapkan prinsip kesejahteraan hewan adalah 50 %, tingkat kesalahan 10 % dan tingkat kepercayaan 95 % (Billaud dan Leslie 2007). Besaran sampel responden untuk setiap wilayah ditentukan secara proporsional dengan menggunakan metode pengambilan contoh acak sederhana (Tabel 1).

Tabel 1 Besaran sampel pemilik kennel di wilayah DKI Jakarta No Wilayah Populasi pemilik

kennel Proporsi Sampel Responden 1. 2. 3. 4. 5. Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Barat 102 210 81 122 316 102 / 831 * 87 210 / 831 * 87 81 / 831 * 87 122 / 831 * 87 316 / 831 * 87 11 22 8 13 33 Jumlah 831 87

Pembobotan dan Penilaian Kuisioner  Penilaian Tingkat Pengetahuan Pemilik Kennel

Menurut Hart et al. 2007, responden diberikan tiga pilihan jawaban yaitu ‘benar’, ‘salah’, dan ‘tidak tahu’. Untuk penilaian tingkat pengetahuan pemilik

kennel, dirancang sebanyak 20 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

terdiri dari pertanyaan positif yaitu jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban ‘benar’, dan pertanyaan negatif dimana jawaban benar

(3)

adalah jika responden memilih jawaban ‘salah’. Pertanyaan positif dan negatif tersebut berguna untuk menghilangkan bias dari jawaban responden.

Setiap jawaban yang benar dari pertanyaan mengenai praktik kesejahteraan hewan diberikan nilai 1. Sementara jawaban yang salah dan tidak tahu diberikan nilai 0 (Palaian et al. 2006). Dengan demikian untuk tingkat pengetahuan, nilai maksimumnya adalah 20 dan nilai minimumnya adalah 0. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut :

• Pengetahuan buruk jika nilai < 7

• Pengetahuan sedang jika nilai antara 7 – 14 • Pengetahuan baik jika nilai > 14

 Penilaian Tingkat Sikap Pemilik Kennel

Penilaian tingkat sikap pemilik kennel dirancang 20 pernyataan mengenai praktik kesejahteraan hewan. Dengan menggunakan skala Likert yaitu “setuju’, ‘tidak setuju’, dan ‘ragu-ragu’. Setiap jawaban yang benar dari pernyataan mengenai praktik kesejahteraan hewan diberikan nilai 3, jawaban netral (ragu-ragu) diberikan nilai 2 dan jawaban salah diberikan nilai 1. Dengan demikian untuk tingkat sikap, nilai maksimumnya adalah 60 dan nilai minimumnya adalah 20. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat sikap pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut :

• Sikap negatif jika nilai < 33

• Sikap netral jika nilai antara 33 - 46 • Sikap positif jika nilai > 46

 Penilaian Tingkat Praktik Kesejahteraan Hewan

Untuk penilaian tingkat praktik pemilik kennel terhadap kesejahteraan hewan, dirancang sebanyak 20 pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan praktik pemberian makan dan minum, 4 pertanyaan praktik perlakuan kenyamanan, 4 pertanyaan praktik perawatan kesehatan, 4 pertanyaan praktik memberikan ruang gerak, dan 4 pertanyaan praktik perlakuan baik dan tidak kasar. Pertanyaan tersebut memiliki jawaban ‘ya’ dan ‘tidak’. Penilaian diberikan nilai 1 pada jawaban ‘ya’ dan nilai 0 pada jawaban ‘tidak’. Dengan

(4)

demikian untuk tingkat praktik kesejahteraan hewan nilai maksimumnya adalah 20 dan nilai minimumnya adalah 0.

Kemudian dilakukan observasi untuk menilai tingkat kesejahteraan hewan dengan menggunakan checklist. Terdapat 10 penilaian observasi dengan memberikan nilai 1 untuk melakukan standar kesejahteraan hewan dan nilai 0 untuk yang tidak melakukan standar kesejahteraan hewan. Hasil penilaian total untuk tingkat kesejahteraan hewan adalah penjumlahan antara praktik kesejahteraan hewan (20 poin) dan hasil observasi (10 poin). Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 30 dan nilai minimumnya adalah 0. Berdasarkan kriteria penilaian diatas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut :

• Praktik kurang jika nilai < 10

• Praktik cukup jika nilai antara 10 – 20 • Praktik baik jika nilai > 20

Definisi Operasional

Istilah variabel yang digunakan dalam penelitian perlu dirumuskan dalam definisi operasional, yang terdiri dari :

1. Karakteristik pemilik: merupakan ciri-ciri individu pemilik kennel yang relatif tidak berubah dalam waktu singkat. Data karakteristik pemilik

kennel yang dimaksudkan disini meliputi umur, tingkat pendidikan,

pelatihan, pengalaman dalam usaha dan skala usaha

2. Kennel: merupakan bangunan atau komplek dengan perancangan dan syarat tertentu untuk digunakan sebagai tempat pemeliharaan, perawatan dan perkembangbiakan anjing

3. Kesejahteraan hewan: syarat yang harus dipenuhi berdasarkan 5 prinsip kebebasan hewan yaitu: a) Bebas dari haus dan lapar; b) Bebas dari tidak nyaman, contoh: kandang tidak terlalu sempit, alas kandang tidak kasar, terlindung dari panas dan hujan; c) Bebas dari sakit, luka dan penyakit. Apabila hewannya sakit segera dibawa ke dokter hewan, dan pencegahan penyakit dengan vaksinasi; d) Bebas mengekspresikan perilaku alamiahnya. Tidak dikekang atau diikat dengan rantai pendek secara terus menerus; e) Bebas dari stres dan tertekan. Tidak diperlakukan dengan kasar dan kejam serta tidak menempatkan anjing kecil bersebelahan dengan anjing besar.

(5)

4. Umur: adalah usia responden pemilik kennel pada jarak ulang tahun terdekat

5. Tingkat pendidikan : adalah jumlah tahun dari jenjang pendidikan sekolah (pendidikan formal) yang pernah ditempuh pemilik kennel. Pendidikan formal dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu rendah (tidak sekolah dan SD), sedang (SLTP dan SLTA) dan tinggi (perguruan tinggi)

6. Pelatihan: merupakan pendidikan di luar sekolah (non formal) yang pernah dilakukan/diikuti pemilik kennel. Pelatihan responden dikategorikan: rendah (tidak pernah ikut), sedang (pernah ikut 1-2 kali) dan tinggi (pernah ikut > 2 kali)

7. Pengalaman usaha: adalah rentang waktu dari saat dimulainya kegiatan usaha kennel sampai dengan dilakukan wawancara. Ini diklasifikasikan rendah (< 5 tahun), sedang (6-10 tahun) dan tinggi (> 10 tahun)

8. Skala usaha: merupakan skala yang dibagi dalam tiga kategori: kecil (< 20 ekor/tahun), sedang (21-40 ekor/tahun) dan besar (> 40 ekor/tahun) 9. Pengetahuan: merupakan tingkat penguasaan mengenai fakta-fakta yang

berhubungan dengan pengelolaan kennel dari aspek kesejahteraan hewan, yang ditunjukkan oleh skor indeks

10. Sikap: merupakan keyakinan, perasaan atau penilaian yang bersifat positif atau negatif terhadap kepentingan kesejahteraan hewan (objek sikap)

11. Praktik: merupakan kegiatan atau tindakan nyata yang dilakukan oleh responden pemilik kennel dalam penerapan kesejahteraan hewan, termasuk penyediaan sarana yang diperlukan sebagai pendukung.

Analisis Data

Analisis data menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan Uji Gamma untuk melihat adanya hubungan/korelasi antara peubah-peubah yang diamati dan untuk mengetahui asosiasi antara peubah-peubah yang berskala ordinal (Agresti dan Finlay 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Rancang bangun sistem kendali on-off dari plant pencampur pada proses pelindihan pasir Zircon dengan air, merupakan salah satu inovasi peralatan secara sebagian.. Pengambilan ZrO 2

Bersama ini kami memperkenalkan CV.BINTANG JAYA SEJAHTERA yang bergerak dibidang Pengadaan Matterial Stainless Steel, Distributor Stainless / Supplier Stainless Steel Tipe 201 ,

Metoda lain dalam analisis fisis yaitu metoda deterministik , yang memanfaatkan informasi dari gaya, jenis material dari benda, dan hubungan fisis antara regangan (strain) dan

Tindakan tegas untuk menegakkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945 yang menghendaki agar Indonesia dijadikan sebagai negara bagi semua golongan ini penting

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan, distribusi serta faktor-faktor yang berpengaruh dalam rantai pasok hasil tangkapan ikan tuna dan cakalang di

Dengan memanfaatkan fasilitas database pada visual basic dan bekerja dibawah sistem operasi windows , sehingga memudahkan dalam pembuatan program ini. Dimana program katalog ini

Play therapy berpengaruh signifikan terhadap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada anak-anak korban bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, dibuktikan

Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa terhadap prestasi akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah