• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI TENGAH PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN GURU KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI TENGAH PANDEMI COVID-19"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2598-408X, P-ISSN: 2541-0202

http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jipd

https://doi.org/10.36928/jipd.v5i2.861

148

PERAN GURU KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR

SISWA SEKOLAH DASAR DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Zephisius Rudiyanto Eso Ntelok

Prodi PGSD Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng Jl. Jend. Ahmad Yani, No. 10 Ruteng-Flores 86508

e-mail: rudiyantontelok@gmail.com

Diterima: 11 April 2021, Direvisi: 7 Juli 2021, Diterbitkan: 31 Juli 2021

Abstract: This study aims to examine the challenges and obstacles faced by elementary school classroom teachers in implementing the remote learning process and the efforts that classroom teachers can take to continue to meet the learning needs of elementary school students in the midst of the COVID-19 pandemic. The method used in this research is literature study by utilizing secondary data from previous research from scientific articles related to the topic being studied. The data were analyzed qualitatively by adopting the data analysis model from Miles and Hubermann. The results showed that distance learning during the COVID-19 pandemic experienced various obstacles, especially if it was based on online learning. These obstacles are in the form of technological inequality, digital competence, socio-economic conditions, difficulties in monitoring and evaluation as well as the increasing workload of teachers converting material into electronic form. However, there are several efforts made by elementary school teachers to overcome the learning difficulties of their students. In general, these solutions are divided into two broad groups, namely offline and semi-online. Offline is carried out with home visits / door to door, limited face-to-face learning according to schedule by implementing strict health protocols, and taking assignments to school so that they can still control student learning progress. Semi-online can be done by using the instant messaging application WhatsApp and the use of delayed video learning.

Keywords: Covid-19 Pandemic, Learning Difficulties, Distance Learning, Elementary School Students

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh guru kelas sekolah dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran secara jarak jauh serta upaya yang dapat dilakukan oleh guru kelas untuk tetap memenuhi kebutuhan belajar siswa sekolah dasar di tengah pandemi covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan memanfaatkan data sekunder hasil penelitian terdahulu dari artikel-artikel ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dikaji. Data dianalisis secara kualitatif dengan mengadopsi model analisis data dari Miles dan Hubermann. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid-19 mengalami berbagai hambatan khususnya jika berbasis pembelajaran daring. Hambatan tersebut berupa ketimpangan teknologi, kompetensi digital, kondisi sosial ekonomi, kesulitan pengawasan dan evaluasi serta beban kerja guru yang bertambah merubah materi menjadi bentuk elektronik. Namun demikian, terdapat beberapa upaya yang dilakukan guru sekolah dasar untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didiknya. Secara umum, solusi tersebut dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu secara luring (luar jaringan/offline) dan semi-daring. Secara luring dilakukan dengan kunjungan rumah/ door to door, pembelajaran tatap muka terbatas sesuai jadwal dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan mengambil tugas ke sekolah agar tetap dapat mengontrol kemajuan belajar siswa. Secara semi-daring dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi pesan instan WhatsApp dan penggunaan video pembelajaran tayang tunda.

Kata Kunci: Pandemi Covid-19, Kesulitan Belajar, Pembelajaran Jarak Jauh, Siswa Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk membentuk peserta didik aktif melalui situasi belajar yang mampu

membantu mengembangkan potensi diri siswa agar tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Oleh karena itu, guru sebagai pembimbing dan pendamping memiliki peran

(2)

yang sangat penting untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi dirinya. Namun demikian, dalam setiap proses belajar pasti akan ditemukan hambatan-hambatan yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan tersebut. Utami (2020) menjelaskan hambatan dalam proses belajar terjadi saat siswa atau peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Dalam kajian ini, hambatan belajar yang dimaksud adalah hambatan eksternal sebagai akibat dari pandemi virus Covid-19.

Untuk mencegah dan menekan penyebaran virus Covid-19, Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan baru yang dikenal dengan sebutan Work From Home (bekerja dari rumah) dengan menghentikan semua pelayanan yang diberikan secara tatap muka di di kantor. Dalam bidang pendidikan, PermendikbudNo. 3 tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran COVID-19 pada satuan pendidikan menetapkan seluruh aktivitas pembelajaran tatap muka secara langsung disekolah dihentikan dan menggantinya dengan kebijakan learning from home atau yang lebih dikenal dengan belajar dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Kegiatan pembelajaran dari rumah dilaksanakan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Kebijakan pembelajaran ini memungkinkan proses belajar mengajar tetap berjalan meskipun guru dan siswa tidak bertemu secara langsung di sekolah. Guru tetap dapat menyampaikan materi ajar, dan siswa tetap dapat menerima pelajaran tanpa harus keluar rumah (Efriana, 2021). Dalam pembelajaran jarak jauh, peserta didik dipisahkan dari pendidik dan terjadi dalam lingkungan yang disinkronkan (online) atau asinkron (Chun et al., 2016; Supratiwi et al., 2021).

Penghentian kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah mengakibatkan guru, siswa dan orang tua menghadapi situasi pembelajaran yang sama sekali baru. Transisi dari sistem pembelajaran konvensional ke sistem

online tidak didahului oleh persiapan yang

matang menimbulkan berbagai macam masalah dalam kegiatan pembelajaran. Guru diminta untuk tetap menjalin komunikasi dengan anak didik mereka untuk memastikan mereka tetap belajar meskipun tidak ada pertemuan tatap muka di sekolah (König et al., 2020).

Selain itu ketidaksiapan guru untuk

melaksanakan pembelajaran online

menempatkan guru di bawah tekanan untuk menggunakan perangkat teknologi(Chun et al., 2016) sementara itu dilain pihak sejumlah guru

tidak memiliki keterampilan TIK yang memadai sehingga tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pembelajaran yang berbasis teknologi dan informasi. Namun demikian pemanfaatan perangkat TIK tidak dapat dihindari oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, mau tidak mau, siap atau tidak, pembelajaran berbasis TIK harus diterapkan agar proses pembelajaran tetap berjalan(Efriana, 2021). Selain permasalahan penguasaan teknologi yang dialami sebagai guru. Permasalahan lainnya selama pembelajaran dari rumah adalah jaringan/sinyal dan kuota internet (Holisah & Fitriani, 2020).

Terlepas dari berbagai permasalahan yang ditemukan, penggunaan teknologi dalam pendidikan khususnya selama masa pandemi ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam transfer pengetahuan, walaupun pada hakikatnya peran guru tidak dapat digantikan oleh teknologi, betapapun canggihnya hal itu karena penggunaan teknologi melalui berbagai perangkat atau aplikasi dalam pendidikan tidak dapat membentuk karakter siswa(Efriana, 2021), namun guru harus mampu beradaptasi dengan kondisi ini untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dan siswa tetap terlibat secara aktif dalam pembelajaran(Allen et al., 2020; Dewangga et al., 2020). Oleh karena itu dibutuhkan guru yang profesional dan berkompeten serta memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Kompetensi yang dimiliki seorang guru memiliki peranan penting selama proses pembelajaran dari rumah agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik. Lian dan Amiruddin (2021) menjelaskan bahwa pembelajaran dari rumah dapat berjalan dengan baik jika guru memahami perannya dengan menciptakan lingkungan belajar yang baik serta melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Selain itu kemampuan guru dalam penguasaan literasi dan Iptek, serta pengelolaan kelas dan serta komunikasi dengan orang tua juga harus dikembangkan.

Kompetensi dan profesionalitas dalam menjalankan tugas sebagai guru dimasa pandemi ini tentunya berangkat dari motivasi yang dimiliki seorang guru khususnya motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik ini berkaitan erat dengan minat mengajar yang melekat pada diri seorang guru dan membentuk komitmen seumur hidup untuk memberikan pengetahuan bagi peserta didiknya (Han & Yin, 2016).

(3)

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji hambatan baik yang dihadapi guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19. Selain menguraikan hambatan-hambatan, juga menguraikan upaya yang dilakukan guru untuk tetap memenuhi kebutuhan belajar siswa khususnya pada jenjang sekolah dasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari buku, artikel ilmiah, dan situs internet yang terkait dengan kesulitan belajar siswa di tengah pandemi Covid-19 dan bagaimana upaya guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di tengah pandemi Covid-19 khususnya pada jenjang sekolah dasar. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan diuji keabsahannya menggunakan teknik triangulasi sumber. Data dianalisis dengan mengadopsi teknik analisis data dariMiles dan Huberman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesulitan Belajar di Masa Pendemi Covid-19 Melaksanakan proses pembelajaran dari rumah adalah tantangan baru bagi setiap guru untuk tetap profesional menjalankan tugasnya. Selain bertanggung jawab memberikan pengetahuan guru juga harus mampu membentuk karakter dan kehidupan sosial peserta didik meskipun tidak bertatap muka secara langsung sebagai akibat dari pandemi covid-19.

Selama pandemi covid-19 guru mengalami beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Dengan adanya pandemi Covid-19, semua orang menyadari bahwa sistem pendidikan yang selama ini diterapkan ternyata amat sangat rentan terhadap bahaya eksternal (Bozkurt & Sharma, 2020). Adedoyin dan Soykan (2020) secara gamblang menyatakan bahwa kecemasan terkait pandemi covid-19 akan berdampak negatif pada kinerja akademik siswa yang dipengaruhi oleh kinerja akademik siswa mungkin juga dipengaruhi oleh perbedaan kemampuan ekonomi orang tua, sumber daya yang dimiliki, dan sebagian besar guru tidak siap untuk menerapkan pembelajaran secara efektif dan berkualitas dari jarak jauh.

Secara rinci hambatan-hambatan tersebut berasal dari faktor-faktor seperti teknologi, kondisi sosial ekonomi/pembiayaan, kompetensi digital, kesulitan pengawasan dan evaluasi serta beban kerja yang bertambah(Adedoyin & Soykan, 2020; Zalat et al., 2021). Berikut ini akan diuraikan secara lebih jelas berkaitan dengan hambatan-hambatan tersebut.

a. Teknologi

Pembelajaran jarak jauh berbasis

onlineamat sangat bergantung pada perangkat

teknologi yang digunakan dan ketersediaan jaringan serta kuota internet. Guru dan siswa dengan koneksi internet yang buruk atau bahkan yang tidak memiliki akses internet tidak dapat mengakses pembelajaranonline dan akibatnya kebutuhan belajar siswa tidak dapat terpenuhi.

Selain itu ketimpangan teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan juga akan turut menentukan keberhasilan pembelajaran jarak jauh berbasis online(Lian & Amiruddin, 2021). Untuk mendukung pembelajaran online ini, perangkat utama yang dibutuhkan adalah komputer atau smartphone android yang terhubung dengan jaringan internet. Meskipun perangkat utama tersebut tersedia, namun siswa masih menghadapi kesulitan mengakses jaringan internet karena tempat mereka tinggal dan akibat lanjutannya adalah baik siswa maupun guru tidak dapat efektif dalam proses pembelajaran sebab pembelajaran online membutuhkan jaringan internet (Efriana, 2021).

Data menunjukkan bahwa sinyal dan jaringan internet merupakan masalah yang paling dominan bagi siswa. Sinyal/jaringan internet, kuota data internet bias menjadi kendala yang cukup serius dibanding yang lain. Tidak hanya satu masalah tetapi siswa juga bias mendapatkan semua rintangan. Kondisi ini bukan hanya urusan guru, tetapi juga pemerintah yang harus meningkatkan standar infrastruktur untuk menunjang pembelajaran berbasis teknologi (Holisah & Fitriani, 2020).

b. Kondisi sosial-ekonomi/ pembiayaan

Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi rendah pasti akan kesulitan untuk mengakses pembelajaran jarak jauh yang berbasis online. Seiring dengan tingginya angka kemiskinan di masyarakat, tingkat aksesibilitas internet juga ikut menurun.

Beberapa orang tua siswa dan siswa juga tidak memiliki perangkat komputer atau

(4)

perangkat android. Kondisi ini di satu sisi, menuntut terpenuhinya layanan pendidikan bagi peserta didik dan di sisi lain dihadapkan pada minimnya fasilitas pendukung. Selain dari sisi fasilitas pendukung, ketiadaan kuota internet juga menjadi masalah krusial dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh berbasis online.

Siswa yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial-ekonomi rendah akan kesulitan mengikuti pembelajaran secara online disebabkan kuota internet yang terbatas. Penyediaan kuota internet membutuhkan biaya yang tinggi. Kesulitan ini dirasakan oleh siswa dan orang tua dari ekonomi menengah ke bawah. Mereka tidak memiliki anggaran yang cukup untuk menyediakan jaringan internet(Efriana, 2021).

c. Kompetensi Digital

Kompetensi digital adalah sekelompok keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan saat menggunakan perangkat TIK dan perangkat digital lain untuk melakukan berbagai aktivitas seperti mencari dan mengelola informasi serta memecahkan masalah. Keterbatasan kompetensi guru dan siswa dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran akan cenderung mengakibatkan mereka tertinggal dalam pembelajaran online.

d. Sulitnya pengawasan saat evaluasi

Dalam pembelajaran online, proses evaluasi dilakukan secara online. Hal ini mengakibatkan guru sulit mengontrol dan mencegah terjadinya kecurangan dan ini akan membuat penilaian menjadi lebih rumit.

Kesulitan dalam pengawasan juga terjadi karena relasi guru dengan siswa dan orang tuasiswabelumterjalindenganbaik. Sebab yang dapatmembantu guru mengontrol proses belajar siswa di rumah adalah orang tua. Hal ini terjadi karena sulit bagi guru untuk mengontrol aktivitas belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang standar/ tradisional dalam proses pembelajaran jarak jauh (Dewan & Dewan, 2010; Lian & Amiruddin, 2021)

e. Beban kerja yang banyak

Dari sisi guru, hambatan yang dihadapi adalah kesulitan dalam menyesuaikan materi dengan pembelajaran online. beban kerja akan bertambah sebab materi yang sudah dipersiapkan harus dirubah ke dalam bentuk digital atau elektronik yang tidak jarang akan membutuhkan biaya tambahan untuk membeli kuota atau

perangkat yang memadai dan juga waktu yang harus disiapkan akan semakin banyak.

Selain kelima hambatan tersebut, hambatan lainnya juga berasal dari orang tua, siswa, dan guru lain, serta hambatan teknis. Beberapa kendala yang datang dari orang tua antara lain kurangnya koordinasi dan komunikasi, keterbatasan penggunaan handphone, dan keterbatasan waktu orang tua untuk mendampingi siswa. Hambatan yang datang dari siswa adalah kebosanan dan kurangnya kemampuan siswa mengakses situs-situs pembelajaran. Guru juga kesulitan dalam memantau dan mengevaluasi kemajuan siswa, serta kurangnya arahan dan koordinasi dari pihak sekolah. Sedangkan dari sisi teknis, seringnya pemadaman listrik dan sinyal internet yang tidak stabil juga mengganggu kelancaran pembelajaranonline(Sangster et al., 2020; Supratiwi et al., 2021).

Memperhatikan hambatan-hambatan yang dihadapi, Adedoyin & Soykan (2020); Joshi et al., (2020); Mahyoob (2020); Starkey et al.,(2021), menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi, meskipun memungkinkan untuk memfasilitasi pembelajaran di masa pandemi covid-19 ini, namun pencapaian instruksional selama pembelajaran jarak jauh dapat diperdebatkan karena tidak adanya interaksi tatap muka antara peserta didik, peserta didik dan guru yang merupakan bagian penting dalam proses pendidikan.

Oleh karena itu, agar pembelajaran jarak jauh efektif dan efisien, baik guru, sekolah, orang tua siswa dan siswa itu sendiri harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang apa itu pembelajaran jarak jauh, manfaat dan batasannya. Untuk itu dibutuhkan sosialisasi kepada orangtua siswa dan pelatihan formal kepada siswa dan guru-guru tentang platform dan metode pembelajaran jarak jauh yang digunakan untuk memperkuat proses pembelajaran jarak jauh khusunya selama masa pandemi covid-19 ini (Adedoyin & Soykan, 2020; Zalat et al., 2021).

Upaya Guru Kelas dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar (SD)

Pandemi Covid-19 mengubah bentuk proses pembelajaran dari yang sebelumnya tatap muka diganti dengan proses belajar jarak jauh menggunakan metode daring (dalam jaringan/online). Sebagai seorang pendidik, meskipun sedang dilanda pandemi guru bertanggung jawab memberikan pengetahuan

(5)

kepada peserta didiknya dengan melakukan apa saja yang bisa dilakukan.

Telah diuraikan sebelumnya, hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran secara jarak jauh di masa pandemi covid-19 ini. Hambatan-hambatan tersebut tentu saja mengakibatkan kesulitan belajar bagi seorang siswa, khususnya siswa sekolah dasar yang mennjadi fokus utama tulisan ini.

Jatmika (2005), mendefinisikan anak sekolah dasar sebagai anak berusia antara 6-12 yang mengikuti bagian pertama dari pendidikan anak pada jenjang sekolah dasar, dimana pada masa ini anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis. Yang dipelajari anak pada jenjang sekolah dasar berkaitan dengan mengenal lingkungannya baik lingkungan keluarga, masyarakat, ataupun sekolah. Adapun minat anak pada periode ini terfokus pada bersifat dinamis bergerak. Hal ini berimplikasi pada kecenderungan anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang berguna pada proses perkembangannya di masa yang akan datang.

Memperhatikan definisi di atas, maka dapat dibayangkan kesulitan belajar yang dialami anak SD saat mereka dipaksa untuk berdiam diri di rumah dan mengikuti proses pembelajaran secara jarak jauh tanpa bertatap muka secara langsung dengan guru dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, dalam menghadapi dan mengatasi masalah kesulitan belajar siswa terutama di tengah pandemi covid-19 ini, guru harus proaktif dan kreatif untuk membuat kegiatan mengajar seefektif tatap muka (Wajdi et al., 2020).

Situasi covid-19 tidak hanya menuntut guru untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan tetapi juga kepercayaan diri yang tinggi dan memahami area afektif-motivasi siswa. Oleh karena itu, efikasi diri guru sebagai salah satu konstruksi yang paling penting dalam kompetensi guru harus ditingkatkan. Efikasi diri guru dapat didefinisikan sebagai sumber daya yang menentukan bagi guru agar mampu beradaptasi dengan sistem pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dari rumah selama masa penutupan sekolah sebagai akibat pandemi covid-19(König et al., 2020; Starkey et al., 2021).

König et al., (2020), menyatakan pada masa pandemi ini, pembahasan tentang kompetensi guru khususnya berkaitan dengan strategi pembelajaran jarak jauh saat ini kembali muncul ke permukaan khususnya terkait dengan

kemampuan guru mendesain pembelajaran yang berkualitas. Holisah dan Fitriani (2020), menambahkan bahwa meskipun system pembelajaran dari rumah ini hanya bersifat sementara, namun seorang guru harus menerapkan strategi pengajaran yang sama seperti saat pembelajaran tatap muka. Kompetensi guru dalam membuat perencanaan, melaksanakan proses belajar mengajar dan memberikan penilaian terhadap prestasi siswa dituntut agar lebih kreatif. Karenanya guru disarankan untuk memiliki berbagai keterampilan dan pengetahuan serta membiasakan diri untuk beradaptasi dengan situasi sulit seperti system pembelajaran dari rumah saat ini. Guru harus mampu menemukan metode terbaik agar penyampaian materi dapat dipahami oleh siswa serta tidak memberikan tugas terlalu banyak yang membuat siswa terbebani dan tertekan dengan sistem pembelajaran di masa pandemi covid-19 saat ini.

Dalam proses pembelajaran tradisional, kegiatan belajar biasanya berlangsung di kelas dan partisipasi siswa dapat dilihat dari kehadiran dan keaktifannya dalam kelas selama mengerjakan tugas yang diberikan guru tugas, dan berdiskusi dengan teman sebayanya (Rahman et al., 2020). Namun dalam pembelajaran jarak jauh, hal ini tidak dapat dilakukan.

Untuk mengefektifkan pembelajaran jarak jauh agar kebutuhan belajar siswa sekolah dasar tetap dapat terpenuhi,Budianti dan Melati (2020; Putri et al., (2021), menyatakan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara: 1) kunjungan rumah atau door to door atau guru mendatangi setiap peserta didik untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar; 2) siswa datang langsung ke sekolah untuk mengambil soal; dan 3) pembelajaran tatap muka di sekolah dengan jadwal bergantian saat pandemi.

Khusus bagi anak sekolah dasar kelas rendah atau kelas 1 - 3, kunjungan rumah atau

door to doormerupakan metode yang lebih

efektif apabila dibandingkan dengan pembelajaran online sebab anak tidak membutuhkan jaringan internet dan terjadi interaksi secara langsung antara guru dan siswa.Selain itu juga membawa pengaruh positif dalam belajar siswa. Sedangkan bagi siswa kelas tinggi atau kelas 4 – 6, metode yang paling baik adalah dengan mengambil sendiri tugas di sekolah sesuai jadwal yang diatur sekolah.

(6)

Dengan cara ini guru tetap dapat memantau kemajuan belajar siswanya.

Ditambahkan oleh (Budianti & Melati, 2020) bahwa dalam program kunjungan rumah komunikasi antara guru dengan siswa serta guru dengan orang tua dapat terjalin dengan baik. Guru dapat meminta orang tua turut serta mengawasi perkembangan belajar siswa selama belajar dari rumah.

Upaya lain yang dapat dilakukan guru sekolah dasar adalah pembelajaran dengan metode semi-daring. Metode semi-daring adalah metode pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan aplikasi pesan instan

WhatsAppdan video tayang tunda. Dengan

metode ini, hambatan seperti pembelian kuota internet yang mahal dapat diatasi karena siswa tidak menggunakan data internet secara full time.

Penggunaan aplikasi WhatsApp sangat ramah sebab tidak membutuhkan banyak data internet dan terinstall pada pada setiap perangkat

smartphone orang tua siswa. Melalui aplikasi WhatsApp, guru dapat mengirimkan materi

pembelajaran kepada siswa, link/ tautan tambahan bahan bacaan selain buku, daftar kehadiran siswa, arahan pengerjaan tugas, ataupun hanya sekedar menanyakan kabar anak didiknya(Giantika, 2020; Siregar & Damilia, 2020).

Lebih lanjut Ding et al., (2020), menyatakan, melalui WhatsApp setiap siswa dapat belajar efektif sebab metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran mandiri dan bukan kelompok. Guru dapat membentuk grup WhatsApp dan mengirimkan tugasnya melalui grup tersebut namun pengerjaannya dilakukan secara mandiri dan dikumpulkan secara mandiri pula melalui aplikasi WhatsApp. Dengan demikian proses penilaian akan lebih mudah sebab guru dapat mengetahui siswa yang belum mengumpulkan dan yang sudah mengumpulkan.

Selain menggunakan aplikasi pesan instan WhatsAppupaya lain yang dapat dilakukan guru juga dengan menggunakan video tayang tunda berupa video pembelajaran yang dibuat guru. Ntelok et al., (2021), menyatakan klip video menjadi cara yang paling efektif dan efisien untuk menghadirkan guru kepada peserta didik yang sedang belajar dengan metode pembelajaran jarak jauh. Penggunaan video pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai pihak yang sangat dirugikan dalam kegiatan pembelajaran dan membangun kembali sistem pembelajaran yang

hilang selama masa pandemi covid-19. Video pembelajaran yang dibuat dapat dibagikan kepada siswa baik melalui YouTube maupun dikirimkan melalui WhatsApp.

KESIMPULAN

Transisi sistem pembelajaran dari tatap muka di kelas-kelas tradisional menjadi belajar jarak jauh dari rumah yang diterapkan Pemerintah Indonesia untuk menekan dan mencegah penyebaran covid-19 menyadarkan semua orang akan rentannya sistem pendidikan terhadap tantangan eksternal. Khusus bagi guru sekolah dasar (SD), ketidaksiapan guru, siswa dan orang tua siswa untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara secara daring mengakibatkan proses pembelajaran menjadi terhambat. Guru di satu sisi dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi belajar jarak jauh dengan tetap memberikan layanan belajar bagi siswa namun disisi lain, ketimpangan teknologi, kompetensi digital, kondisi sosial ekonomi, kesulitan pengawasan dan evaluasi serta beban kerja yang bertambah menjadi hambatan dalam pelaksanaan proses belajar dan mengajar. Untuk mengatasi hambatan tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru. Secara umum, solusi tersebut dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu secara luring (luar jaringan/offline) dan semi-daring. Secara luring dilakukan dengan kunjungan rumah/ door to door, pembelajaran tatap muka terbatas sesuai jadwal dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan mengambil tugas ke sekolah agar tetap dapat mengontrol kemajuan belajar siswa. Secara semi-daring dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi pesan instan WhatsApp dan penggunaan video pembelajaran tayang tunda.

DAFTAR RUJUKAN

Adedoyin, O. B., & Soykan, E. (2020). Covid-19 Pandemic and Online Learning: The Challenges and Opportunities. Interactive

Learning Environments, 0(0), 1–13. https://doi.org/10.1080/10494820.2020.181 3180

Allen, J., Rowan, L., & Singh, P. (2020). Teaching and Teacher Education In The Time of COVID-19. Asia-Pacific Journal

of Teacher Education, 48(3), 233–236.

(7)

2051

Bozkurt, A., & Sharma, R. C. (2020). Emergency Remote Teaching In A Time of Global Crisis Due To Corona Virus Pandemic.

Asian Journal of Distance Education,

15(1), i–vi.

https://doi.org/10.5281/zenodo.3778083 Budianti, A., & Melati, P. A. (2020).

Implementasi Kunjungan Rumah Dalam Pembelajaran Pada Masa Pandemi.

Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 4(2), 267–278.

Chun, D., Smith, B., & Kern, R. (2016). Technology in Language Use, Language Teaching, and Language Learning. The

Modern Language Journal, 100(S1), 64–

80. https://doi.org/10.1111/modl.12302 Dewan, S., & Dewan, D. (2010). Distance

Education Teacher as a Leader : Learning from the Path Goal Leadership Theory.

Journal of Online Learning and Teaching,

6(3 (Sep. 2010)), 673–685.

https://search.proquest.com/docview/14971 98311?accountid=6724

Dewangga, V., Ihsan, P., & Dina, A. (2020). Challenges of Conducting Distance Learning During Covid-19 Pandemic : The Case of Google Classroom and WhatsApp.

PROCEDING INTERNATIONAL WEBINAR ON EDUCATION 2020 “, 11–

17.

Ding, J., Hermawati, D., & Subakti, H. (2020). Analisis Media Pembelajaran Daring Di Era Pandemi Covid-19 Pada Kelas III SD Negeri 027 Samarinda Ulu. SISTEMA:

Jurnal Pendidikan, 01(02), 16–23.

https://jurnal.fkip-uwgm.ac.id/index.php/sjp/article/view/639 Efriana, L. (2021). Problems of Online Learning

during Covid-19 Pandemic in EFL Classroom and the Solution. JELITA:

Journal of English Language Teaching and Literature, 2(1), 38–47.

Giantika, G. G. (2020). Strategi Komunikasi Guru Dalam Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran Siswa SDN Tebet Barat 01 Jakarta Selatan Di Masa Pandemi Covid -19. Journal Komunikasi, 11(2), 143–150. https://doi.org/10.31294/jkom

Han, J., & Yin, H. (2016). Teacher motivation: Definition, Research Development and Implications for Teachers. Cogent Education, 3(1), 1–18. https://doi.org/10.1080/2331186X.2016.121 7819

Holisah, N., & Fitriani, H. (2020). English Learning Strategies Of Using Application In Online Class: An Emergency Remote Teaching During Covid-19 Pandemic. ELT

in Focus, 3(2), 42–45. https://doi.org/10.35706/eltinfc.v3i2.4626 Jatmika, H. M. (2005). Pemanfaatan Media

Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 3(1),

89–99.

Joshi, O., Chapagain, B., Kharel, G., Poudyal, N. C., Murray, B. D., & Mehmood, S. R. (2020). Benefits and Challenges of Online Instruction in Agriculture and Natural Resource Education. Interactive Learning

Environments, 1–12. https://doi.org/10.1080/10494820.2020.172 5896

König, J., Jäger-biela, D. J., & Glutsch, N. (2020). Adapting to Online Teaching During COVID-19 School Closure: Teacher Education and Teacher Competence Effects Among Early Career Teachers in Germany. European Journal of

Teacher Education, 43(4), 608–622. https://doi.org/10.1080/02619768.2020.180 9650

Lian, B., & Amiruddin. (2021). Profesionalisme Guru Di Era Pandemi Covid-19.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG, 1–6.

Mahyoob, M. (2020). Challenges of e-Learning During The COVID-19 Pandemic Experienced by EFL Learners. Arab World

English Journal, 11(4), 351–362. https://doi.org/10.24093/awej/vol11no4.23 Ntelok, Z. R. E., Jamun, Y. M., & Ngalu, R.

(2021). Pelatihan Pembuatan Video Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android Dalam Mendukung Kegiatan Belajar Dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19.

Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 25–33. https://doi.org/10.36928/jrt.v4i2.791

Putri, A. P., Rahhayu, R. S., Suswandari, M., & Ningsih, P. A. R. (2021). Strategi Pembelajaran Melalui Daring dan Luring Selama Pandemi Covid-19 Di SD Negeri Sugihan 03 Bendosari. Prima Magistra:

Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1), 1–8.

https://doi.org/10.37478/jpm.v2i1.728 Rahman, N. A., Arifin, N., Manaf, M., Ahmad,

(8)

M., Zin, M. N. A., & Jamaludin, M. (2020). Students ’ Perception in Blended Learning among Science and Technology Cluster Students. Journal of Physics: Conference

Series, 1496, 1–11.

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1496/1/012012

Sangster, A., Stoner, G., & Flood, B. (2020). Insights Into accounting Education In a COVID-19 World. Accounting Education,

29(5), 431–562.

https://doi.org/10.1080/09639284.2020.180 8487

Siregar, E. F. S., & Damilia, E. (2020). Pembelajaran Online Sebagai Bentuk Penguatan Pendidikan Selama Pandemi Covid-19 Di SD Muhammadiyah 03 Kota Medan. Jurnal Ilmiah Aquinas, 3(2), 306– 315.

Starkey, L., Shonfeld, M., Prestridge, S., & Cervera, M. G. (2021). Special issue : Covid-19 and the role of technology and pedagogy on school education during a pandemic. Technology, Pedagogy and

Education, 30(1), 1–5. https://doi.org/10.1080/1475939X.2021.186 6838

Supratiwi, M., Yusuf, M., & Anggarani, F. K. (2021). Mapping the Challenges in Distance Learning for Students with Disabilities during Covid-19 Pandemic : Survey of Special Education Teachers.

International Journal of Pedagogy and Teacher Education, 5(1), 11–18.

Utami, F. N. (2020). Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume, 2(1), 93–101.

Wajdi, M. B. N., Kukswandi, I., Faruq, U. al, Zulhijra, Khairudin, & Khoiriyah. (2020). Education Policy Overcome Coronavirus , A Study of Indonesians. Edutec: Journal of

Education and Technology, 3(2), 96–106.

Zalat, M. M., Hamed, M. S., & Bolbol, S. A. (2021). The Experiences, Challenges, and Acceptance of E-learning As a Tool For Teaching During The COVID-19 Pandemic Among University Medical Staff. PLoS

ONE, 16(3), 1–12. https://doi.org/10.1371/journal.pone.02487 58

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam proses PAIKEM bagi anak tunarungu di kelas V Sekolah Dasar Dewi Sartika Kota Bandung ?... Bagaimana upaya guru dalam mengatasi

Sejak pandemi Covid 19, pembelajaran di sekolah-sekolah dilakukan secara online termasuk di sekolah dasar (SD). Guru-guru SD banyak menggunakan zoom meeting atau Whatsapp

Dalam gambar ukur sebagai hasil pengukuran sementara dibubuhkan catatan atau tanda yang menunjukkan bahwa batas-batas bidang tanah tersebut baru merupakan

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi pengetahuan lokal komunitas tertentu dalam hal pemanfaatan tumbuhan obat adalah etnofarmasi.. Istilah

Deskripsi data hasil tentang pengaruh dalam keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh mahasiswa dalam mengikuti kegiatan

Berdasarkan data-data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dan lembar

Dengan hasil chi-square sebesar 8,950 dan signifikansi sebesar 0,010, maka dapat disimpulkan “ada hubungan yang bermakna” antara motivasi dengan perilaku kepatuhan

Latar sosial budaya menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, tata cara kehidupan