• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. lokal. Sesuai dengan yang dijelaskan undang-undang nomor 20 tahun memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. lokal. Sesuai dengan yang dijelaskan undang-undang nomor 20 tahun memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 37 ayat 1 menjelaskan bahwa kurikulum pada pendidikan dasar dan menengah haruslah memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, Matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejujuran, dan muatan lokal. Sesuai dengan yang dijelaskan undang-undang nomor 20 tahun 2003 semakin menjelaskan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang penting di sekolah dasar. Matematika juga diharapkan mampu membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Implementasi konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari pemecahan masalah, dalam menyelesaikan permasalahan matematika siswa hendaknya perbanyak melakukan latihan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika. Salah satu caranya dengan penggunaan LKPD yang tepat yaitu LKPD yang berbasis pemecahan masalah matematika.

“Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah bahan ajar yang digunakan guru berisi materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran yang digunakan untuk menunjang pembelajaran” (Kurniawan,2015:3). Sebuah sekolah hendaknya mampu merancang dan mempersiapkan perangkat pembelajaran termasuk LKPD. LKPD yang digunakan oleh sekolah hendaknya tidak hanya membantu dalam

(2)

proses pembelajaran namun mampu membuat pembelajaran menjadi aktif dan efektif. Jadi, lembar kerja peserta didik merupakan perangkat pembelajaran yang berisi soal-soal, ringkasan materi dan petunjuk pengerjaan soal yang akan dikerjakan oleh peserta didik digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran dan membuat pembelajaran menjadi efektif.

LKPD yang baik akan menentukan pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan apabila petunjuk dalam pengerjaan soal-soalnya mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. kebanyakan LKPD yang digunakan di sebagian besar sekolah masih sulit dipahami oleh siswa dan kurang sesuai dengan pembelajaran. Kebanyakan dari guru-guru di sekolah masih menggunakan LKPD yang belum sesuai dengan kriteria LKPD yang baik khususnya di sekolah dasar. LKPD yang kebanyakan dipakai oleh guru di sekolah dasar berasal dari buku paket, buku paket yang digunakan ini masih berisi materi, contoh soal, dan soal-soal biasa sehingga kurang membuat siswa menjadi aktif dan kreatif.

Kebanyakan tenaga pendidik/guru di sekolah dasar masih banyak yang menggunakan LKPD yang terdapat di buku siswa atau buku paket, namun buku paket saja tidak cukup menunjang pembelajaran saat ini yang menggunakan kurikulum 2013. Perubahan dari kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 merupakan salah satu langkah maju untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kurikulum 2013 bernuansa pembelajaran tematik dan ilmiah (scientific) sangat berhubungan dengan pembelajaran matematika. Pendekatan pada kurikulum 2013 yaitu scientific approach harus mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir secara ilmiah, logis, kritis, kreatif serta objektif.

(3)

Pendekatan saintifik dianggap sangat cocok untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, serta keterampilan peserta didik. Berdasarkan dari hal yang telah dijelaskan diatas pembelajaran matematika hendaknya dapat membantu siswa dalam berpikir secara ilmiah dan mampu memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah adalah tujuan secara umum dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah dasar saat ini masih kurang mengacu pada berpikir kritis dan pemecahan masalah matematika.

Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang mengarah pada konsep, keterampilan, dan suatu proses matematika untuk memecahkan masalah. Akhir-akhir ini pemecahan masalah menjadi topik pembicaraan yang sangat menarik perhatian khususnya pemecahan masalah matematika. Kemampuan mengaplikasikan matematika dalam berbagai situasi dapat dikatakan sebagai pemecahan masalah. Pemecahan masalah kuncinya terletak pada bagaimana kita menemukan solusi ketika dihadapkan pada permasalahan ataupun persoalan yang dapat diselesaikan dengan keterampilan matematika, konsep matematika, dan proses matematika.

Pemecahan masalah matematika mempunyai dua makna yaitu: (1) pemecahan masalah matematika merupakan pendekatan pembelajaran untuk menemukan kembali dan memahami materi serta konsep dalam matematika; (2) sebagai suatu tujuan dan kemampuan yang harus dicapai. Polya dalam (Roebyanto,2017) menyatakan bahwa terdapat empat langkah dalam pemecahan masalah matematika antara lain: memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, melihat (mengecek) ke belakang. Jadi pemecahan masalah matematika merupakan sebuah

(4)

cara dalam memecahkan masalah matematika dengan cara menemukan kembali konsep dalam matematika untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan wawancara awal penulis pada tanggal 26 oktober 2020 kepada bapak WS selaku wali kelas V sekolah dasar negeri 31/IV Kota Jambi diperoleh data bahwa LKPD yang siswa gunakan dalam pembelajaran matematika berupa soal-soal yang ada pada buku paket, dimana LKPD yang terdapat di buku paket tersebut masih kurang menggunakan soal-soal berbasis pemecahan masalah matematika. Dari hal tersebut menyebabkan siswa masih kurang dapat berpikir kritis serta kurang menggunakan logikanya dalam memecahkan permasalahan matematika. LKPD yang digunakan belum memenuhi persyaratan LKPD yang baik dan sesuai dengan kurikulum.

Melihat beberapa permasalahan yang terjadi terkait penggunaan LKPD yang terdapat di sekolah dasar kelas V, dapat diketahui bahwa masih kurangnya terdapat lembar kerja peserta didik matematika yang menggunakan pemecahan permasalahan matematika. Kurangnya LKPD yang bersifat pemecahan masalah matematika ini tentunya menyebabkan kurangnya daya pikir kritis serta kreatifitas siswa yang kurang dalam memecahkan permasalahan matematika. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pemecahan masalah matematika kelas V sekolah dasar materi pecahan.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana prosedur pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pemecahan masalah matematika pada kelas V sekolah dasar materi pecahan?

2. Bagaimanakah validitas produk pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pemecahan masalah matematika materi pecahan di kelas v sekolah dasar?

3. Bagaimanakah kepraktisan produk pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pemecahan masalah matematika materi pecahan di kelas v sekolah dasar?.

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan lembar kerja peserta didik

berbasis pemecahan masalah matematika materi pecahan di kelas v sekolah dasar.

2. Untuk mengetahui validitas produk pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis pemecahan masalah matematika materi pecahan di kelas v sekolah dasar.

3. Untuk mengetahui kepraktisan produk pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis pemecahan masalah matematika materi pecahan di kelas v sekolah dasar.

(6)

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Spesifikasi dari produk pengembangan LKPD berbasis pemecahan masalah matematika ini adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) mengenai materi pecahan yang terdapat pada kelas V sekolah dasar. 2. Soal-soal pecahan yang terdapat pada produk LKPD ini menggunakan

soal-soal yang bersifat pemecahan masalah matematika.

3. Lembar kerja peserta didik yang dikembangkan menggunakan Microsoft word 2010.

4. Terdapat daftar isi yang memudahkan siswa untuk mencari lembar kerja yang ingin dikerjakan.

5. Cover pada LKPD ini menarik untuk siswa SD.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pengembangan ini dibuat dalam rangka mengembangkan LKPD yang berbasis pemecahan masalah matematika di sekolah dasar kelas V materi pecahan yang diharapkan mampu membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.

(7)

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.6.1 Asumsi Pengembangan

Asumsi dari pengembangan ini antara lain:

1. Hasil dari produk pengembangan ini berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pemecahan masalah matematika pada kelas V sekolah dasar materi pecahan.

2. LKPD dirancang menggunakan desain dan konsep yang menarik sehingga memudahkan siswa dalam memahami dan menemukan konsep dan materi pecahan.

3. Bahasa yang digunakan pada LKPD ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik.

4. LKPD ini membantu siswa dalam memecahkan soal-soal pemecahan masalah.

1.6.2 Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan LKPD ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1. Pengembangan LKPD ini hanya terbatas pada materi pecahan kelas V

sekolah dasar.

2. Uji coba produk hanya dilakukan pada kelompok kecil saja yang beranggotakan 6-10 orang.

(8)

1.7 Definisi Istilah

Terdapat beberapa definisi istilah pada penelitian pengembangan LKPD ini antara lain sebagai berikut :

1. Pengembangan yaitu metode penelitian yang menghasilkan produk di suatu bidang tertentu yang memiliki keefektifitasan dari produk tersebut (Saputro,2017:8).

2. Pemecahan masalah adalah cara untuk menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan yang lebih spesifik (Ratnasari,2014).

Referensi

Dokumen terkait

2) pengalihan aset Perseroan dan/atau Entitas Anak yang dilakukan khusus dalam rangka sekuritisasi aset Perseroan dan/atau Entitas Anak, dengan ketentuan aset Perseroan

Dari sekian wajib pajak Orang Pribadi yang baru terdaftar tersebut mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi di tahun 2009 menarik untuk

mentaati Standar Etika Bank dan Standar Etika yang tercantum pada Pedoman Kerja. Secara umum, anggota Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

Selanjutnya pasca perdamaian, peran ulama tidak hanya memberikan pengetahaun kepada masyarakat, sebagian ulama ikut berpartisipasi dalam politik praktis.Hal ini merupakan salah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten/Kota di Propinsi Riau yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 12

Seberapa besar pengaruh faktor keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, faktor akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, faktor partisipasi, dan faktor

menandakan bahwa pws yang diperoleh dari data pressure build up testing mulai dari awal test tersebut 0 jam sampai dengan 0.05 jam dipengaruhi oleh efek

Tahap analisis merupakan proses needs assesment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan) dan melakukan analisis tugas (task analyze). Pada tahap ini