BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Paguyaman kabupaten Boalemo pada tanggal 22 Oktober- 8 November, pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, jenis data yang peneliti kumpulkan adalah data sekunder, di mana data sekunder adalah data yang di peroleh dalam bentuk sudah jadi yaitu data yang di peroleh dari hasil rekam medis Puskesmas Paguyaman khususnya data rekam medis dari pasien penderita penyakit febris rawat inap selang 6 bulan yaitu Januari - Juni tahun 2013.
Tabel 1: Data pasien Febris rawat inap periode Januari sampai Juni tahun 2013
Bulan Jumlah Januari - Februari 6 Maret 4 April 3 Mei 10 Juni 6 Total 29
Dari hasil penelitian yang di lakukan, di ketahui bahwa jumlah pasien febris rawat inap berdasarkan lamanya perawatan di Puskesmas Paguyaman berkisar antara 1 sampai 5 hari seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 2: Jumlah pasien febris rawat inap berdasarkan lamanya perawatan
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa usia pada pasien febris rawat inap di Puskesmas paguyaman mulai dari umur di bawah 1 tahun sampai usia 90 tahun seperti yang di sajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3: Daftar Jumlah pasien febris rawat inap berdasarkan usia No Usia Pasien Jumlah pasien
1 Di bawah 1 tahun 1 pasien
2 1 - 5 tahun 3 pasien 3 6 - 10 tahun 4 pasien 4 11 – 15 tahun 2 pasien 5 16 – 20 tahun 3 pasien 6 21 – 30 tahun 5 pasien 7 31 – 40 tahun 2 pasien 8 41 – 50 tahun 5 pasien 9 51 – 60 tahun 2 pasien 10 61 tahun 1 pasien 11 90 tahun 1 pasien
Dari hasil penelitiaan di ketahui bahwa keluhan yang paling banyak di keluhkan oleh penderita febris yaitu panas dan keluhan yang paling sedikit di keluhkan oleh penderita febris yaitu pusing berputar seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
No Lama Perawatan Jumlah Pasien
1 1 hari 9 Pasien
2 2 hari 7 Pasien
3 3 hari 7 Pasien
4 4 hari 4 Pasien
Tabel 4: Daftar keluhan pasien febris rawat inap
No Keluhan
1 Panas
2 Mual dan muntah
3 Pusing
4 Sakit kepala
5 Batuk
6 Sering buang air besar cair dan ampas 7 Nyeri ulu hati
8 Panas dingin
9 Lemas
10 Sesak napas 11 Mengigil
12 Sakit dan nyeri di tenggorokan 13 Sakit dada
14 Badan terasa kram 15 Kurang napsu makan
16 Muntah setiap makan dan minum 17 Susah buang air kecil
Buang air kecil terasa sakit 18
19 Tidak bisa tidur 20 Badan terasa sakit
21 Sakit perut bagian kanan atas 22 Nyeri perut kiri atas
23 Nyeri persendian
24 Gatal-gatal di seluruh badan
25 Keluar darah dari hidung dan mulut 26 Batuk di sertai darah merah segar 27 Kaki dan tangan terasa sakit bila di
gerakkan. 28 Muntah darah 29 Lidah kotor 30 Pusing berputar
Dari hasil penelitiaan di ketahui bahwa daftar jenis golongan obat yang di gunakan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Paguyaman untuk pengobatan febris dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5: Daftar Jenis Golongan obat yang di gunakan di Puskesmas paguyaman untuk pengobatan pada pasien Febris rawat inap periode Januari-Juni 2013
Nama Golongan/ Kelas Terapi Obat
Analgesik dan Antipiretik 1 As. Mefenamat
2 Fasgo
3 Fevrin 4 Parasetamol 5 Mirasic forte
6 Mionalgin
Antiepilepsi – Antikonvulsi 1 Diazepam
Anti Malaria 1 Arsuamoon
Antibiotik 1 Amoxicillin 2 Ciproflaksasin 3 Cefadroxil 4 Cotrimoxzole 5 Ceftriaxone 6 Dionicol Antihistamin-Antialergi 1 Dexamethashone 2 CTM 3 Stomach 4 Interhistin Antihipertensi 1 Amliodipin
Anti muntah 1 Metoclopramid
Antidiare 1 Oralit
2 Heokaminal
3 Novadium
4 Zink
Obat Pencahar Dahak Ekspektoran 1 Ambroxol 2 Cystellis 3 GG Bronkodilator 1 Efedrin Kortikosteoid 2 Predinison
Sistem Saluran Pencernaan 1 Antasida
2 Flazymec
3 Ranitidin
Vitamin Dan Mineral 1 Curcuma
2 Vitamin C
3 Vitmin Becom C
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Studi pola pengobatan pasien Febris rawat inap di Puskesmas Paguyaman. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data rekam medik pasien febris rawat inap Puskesmas Paguyaman, data yang peneliti kumpulkan yaitu nama pasien, umur, jenis kelamin, tanggal masuk, alamat pasien, anamnesa, diagnosa, dan terapi obat yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Paguyaman.
Febris atau demam adalah suatu keadaan di mana pengeluaran produksi panas yang tidak mampu untuk dipertahankan karena terjadinya peningktan suhu tubuh abnormal (Valita, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, total pasien yang mengalami penyakit febris yaitu sebanyak 29 orang, di lihat dari pola pengobatan yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Paguyaman yaitu pemberian obat parasetamol yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik). Parasetamol mengurangi nyeri dengan cara
5 Vitamin K 6 Sofero 7 Livron 8 Neurobion 9 Neurosanbe 10 Idaneuron
Larutan Elektrolit 1 Ringen laktat
2 Dextrose 5 %
3 Nacl 0,9 %
Lain-lainya 1 Allupurinol
2 Bralin sirup
menghambat impuls/rangsang nyeri di perifer dan menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.
Berdasarkan diagnosanya ada 1 pasien penderita febris yang penyakitnya di kombinasikan dengan penyakit dispepsia (Rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas, keluhan yang timbul adalah rasa nyeri pada ulu hati, mual, kembung muntah dan cepat kenyang) Obat yang di berikan kepada pasien tersebut yaitu stomach sirup untuk menghilangkan kembung yang dialami oleh penderita, pemberian obat GG untuk meringankan batuk, karena pasien mengalami keluhan batuk, pemberian vitamin Becom C untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan parasetamol bersifat sebagai antiperitik (pereda demam). Sedangkan untuk pasein febris dengan diagnosanya dikombinasikan dengan 1 pasien penyakit epistaksis (suatu keadaan di mana terjadi pendarahan dari hidung, epitaksis merupakan gejala dari adanya kelainan dalam tubuh) dan 2 paisen febris yang penyakitnya di kombinasikan dengan DBD (Penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes). Kombinasi obat yang di berikan kepada pasien epitaksis yaitu parasetamol sebagai (Antiperitik) pereda demam atau panas, Vitamin K untuk membantu proses pembekuan darah, curcuma untuk makanan tambahan untuk menambah nafsu makan dan untuk pasien yang penyakitnya di kombinasikan dengan DBD yaitu pemberian obat parasetamol sebagai (antiperitik) pereda demam, curcuma untuk makanan tambahan untuk menambah nafsu makan, idaneuron diindikasikan untuk pengobatan kekurangan vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12, dan pemberian CTM
(antihistamin) untuk mengurangi atau menghilangkan alergi yang di timbulkan oleh histamin. Pasien febris yang penyakitnya di kombinasikan dengan 1 penyakit hepatitis (suatu penyakit yang disebabkan perandangan hati Karena infeksi oleh salah satu dari kelima virus A, B, C, D dan E) dan 1 pasien di kombinasikan dengan penyakit hiperucemia (Kadar asam urat mengalami peningkatan dan melebihi batas normal), 1 pasien dengan kombinasi penyakit hepatitis pemberian obat yang di berikan yaitu: parasetamol (antiperitik) sebagai pereda demam, curcuma untuk makanan tambahan untuk menambah nafsu makan dan di gunakkan sebagai alternatif terapi hepatitis, dan obat flazymec untuk menghilangkan kembung yang dialami oleh penderita. dan untuk 1 pasien dengan kombinasi penyakit hiperuricemia adalah pemberian obat yang diberikan parasetamol (antiperitik) pereda demam dan obat allopurinol dapat menurunkan asam urat dengan menghambat xanthin-oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah dan menurunkan konsentrasi asam urat dalam darah dan urin. 3 pasien dikombinasikan dengan penyakit malaria (Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia) dengan pemberian obat parasetamol (antipertik) sebagai pereda demam, cefadroxil (antibiotik) untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti infeksi saluran pernapasan, arsuamon sebagai obat anti malaria, novadium diindikasikan untuk pengobatan diare akut yang tidak di ketahui penyebabnya dan diare kronik, serta pemberian antasida karena salah satu pasien mengeluhkan sakit di bagian ulu hati obat tersebut diindikasikan untuk menetralisir asam lambung. 1 pasien di kombinasikan dengan penyakit bronchitis
akut (Suatu peradangan pada bronkus, saluran udara ke paru-paru) dengan kombinasi pemberian obat parasetamol (antiperitik) pereda demam, GG (Ekspektoran) untuk pengencer dahak agar mudah dikeluarkan sehingga penderita merasa lega, ambroxol (Ekspektoran) untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan, stomach sirup untuk menghilangkan kembung yang di alami oleh penderita.
Sebagian besar pola pemberian obat dalam terapi pola pengobatan penyakit febris atau demam obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Paguyaman adalah pemberian obat parasetamol, obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik) dan menurunkan demam (antiperitik). Obat ini bekerja dengan cara mengurangi nyeri dengan cara menghambat implus/rangsangan nyeri di perifer dan menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus. Selain obat parasetamol obat yang di gunakan sebagai analgesik dan antiperitik yaitu fasgo, fevrin, mirasic forte, dan mionalgin.
Secara keseluruhan total pasien febris rawat inap di Puskesmas Paguyaman sebanyak 29 orang, Dari 29 pasien yang mendapatkan pengobatan di Puskesmas Paguyaman sebanyak 10 pasien memaksa pulang untuk melakukan tindakan pengobatan lanjutan di rumah, 5 pasien di rujuk ke Rumah Sakit, 12 Pasien boleh pulang, 1 pasien menolak untuk di rawat inap dan 1 pasien meninggal dunia disebabkan keterlambatan orang tua untuk membawa anak tersebut ke puksesmas atau rumah rumah sakit terdekat, pasien sudah mengalami suhu badan yang tidak stabil dan mengalami febris atau demam selama ± 2 minggu, di samping itu penderita tersebut mengalami gizi buruk sehingga ketika pasien datang berobat ke
puskesmas sudah dalam kondisi kesehatan yang sangat menurun, pasien tersebut sempat menerima beberapa tindakan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang bertugas sebelum akhirnya meninggal.
Pengobatan febris atau demam secara cepat dan tepat akan mengurangi resiko yang tidak diinginkan oleh penderita maupun keluarga dari penderita febris itu sendiri. Karena suhu yang terlalu ekstrim yang kurang lebih suhu tinggi yang mencapai 41 0 C, dikhawatirkan dapat merusak sel otak, katabolisme sel otot dan menyebabkan perspirasi insensibel yang meningkat sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, rasa letih serta kejang-kejang. Dehidrasi bertambah bila disertai dengan mual, muntah dan masuknya cairan ke dalam tubuh berkurang oleh karena itu sebaiknya penderita di usahkan agar banyak minum air dan banyak istirahat. Pada penurunan suhu badan dengan antipiretik, hendaknya antipiretik diberikan pada saat dibutuhkan sekali yaitu bila suhu >390C. (Waspadji, 1996).
Secara umum pola pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada pasien febris rawat inap di Puskesmas Paguyaman sudah optimal, namun terdapat beberapa kendala yang sering di hadapi oleh petugas kesehatan karena penderita febris atau demam tidak menyelesaikan pengobatan yang mereka jalani dengan berbagai alasan yaitu:
1. Kurangnya kesadaran dari pasien itu sendiri untuk menyelesaikan tindakan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Paguyaman.
2. Adanya pasien yang memaksa diri untuk segera keluar dari Puskesmas tanpa harus menyelesaikan tindakan pengobatan yang diterima karena alasan kurangnya biaya pengobatan.
3. Kemungkinan ada kebutuhan yang mendesak yang harus mereka penuhi sehigga
menyampingkan masalah kesehatan yang mereka alami.
4. Pasien ingin melakukan tindakan pengobatan lanjutan di rumah secara pengobatan tradisional.