Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2019 eISSN 2657- 0998
1063
Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Perangkat
Pembelajaran Melalui Workshop di Madrasah Tsanawiyah Negeri Siak
Sakdiah
Madrasah Tsanawiyah Negeri Siak Email: sakdiyah@gmail.com
ABSTRAK
Guru merupakan unsur utama dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran sangat menentukan keberlangsungan pembelajaran di kelas. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang penyusunan perangkat pembelajaran melalui workshop. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di sekolah binaan peneliti di MTsN 1 Siak Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian dalam Penelitian ini adalah guru bidang studi yang bertgas di MTsN 1 Siak tahun 2016/2017 sebanyak 18 orang guru. Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan peneliti adalah Penelitian Tindakan (action research) dan jenis datanya adalah penelitian kuantitatif sedangkan Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya) penelitian merupakan Penelitian Deskriptif.Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:SiklusPertama dan siklus kedua.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan diskusi. Dari hasil diskusi hasil penelitian terhadap kompetensi guru dalam menyusun dan mengembangkan RPP di MTs Negeri Siak Kecamatan Siak Kabupaten siak, dapat di ambil kesimpulan Kompetensi guru dalam melaksanakan tugas terutama dalam penyusunan satuan pelajaran di MTs Negeri Siak Kecamatan Siak Kabupaten Siak dapat di nyatakan baik.
Kata kunci: workshop, perangkat pembelajaran PENDAHULUAN
Peranan guru dalam menyelengarakan proses pembelajaran merupakan inti dari prosespendidikan secara keseluruhan. Perlunya peranan guru terhadap kemajuan pendidikan, pemerintah telah menetapkan bahwa pekerjaan guru menjadi sebuah profesi. Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, danmengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru berkewajiban untuk membentuk dan mengembangkan peserta didik menjadi insan-insan yang berkualitas seperti yang diharapkan di dalam tujuan pendidikan nasional,sebab Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
1064
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab pernyataan ini sesuai dengan Pasal 3 UUSPN No 20 Tahun 2003.
Sebagai Seorang guru yang profesioanal, guru harus memahami dan memiliki kemampuan yang memadai untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut dengan cara memberikan layanan belajar yang bermutu bagi peseta didik sehingga peserta dapat berkembang ke arah tujuan pendidikan nasional.
Guru harus memahami dengan baik yang harus dilakukannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru di bidang pendidikan. Tiga tugas utama yang harus dilakukan oleh guru adalah (a) merencanakan pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, dan (c) menilai pembelajaran. Dari ketiga tugas utama yang harus dilakukan guru tersebut perencanaan pembelajaran memegang peranan yang sangat penting karena pelaksanaan dan penilaian pembelajaran akan terlaksana dengan baik apabila guru mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, akan tetapi sebalikkya seorang guru akan gagal melaksanakan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran terhadap peserta didik jika tidak direncanakan dengan baik, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, pendidik memulainya dengan menyusun rencana pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran atau rencana pembelajaran.
Penyusunan perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum, karena menentukan langkah pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi belajar untuk peserta didik. Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru merupakan acuan atau pedoman tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dilakukan menjadi hal yang amat penting yang harus dilakukan guru karena pembelajaran akan berjalan dengan efektif apabila dipersiapkan dengan perencanaan yang baik. Pembelajaran tidak akan mencapai keefektifitasnya apabila tidak pernah didesain atau direncanakan dengan baik.
Fakta yang ditemukan dewasa ini masih banyak dari para guru pada satuan pendidikan yang belum memiliki kemamapuan yang memadai untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis. Kurangnya kompetensi guru tersebut bisa dilatar belakangi oleh beberapa faktor,
antara lain;
1) Pemahaman guru tentang pentingnya perananan perencanaan pembelajaran masih kurang. Guru masih banyak yang menggangap bahwa RPP sebagai syarat administrasi belaka yang harus dipersiapkan untuk kepentingan pengawasan baik yang dilakukan oleh kepala sekolah ataupun pengawas sekolah bukan untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga ada sebagian guru yang memilih jalan pintas untuk memiliki RPP seperti mengkopi langsung (Copy Paste) dari teman sejawat sekolah lain, penerbit buku, internet, dan lain sebagainya;
2) Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh Kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam membimbing dan membina guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun RPP. Guru belum maksimal mendapatkan bimbingan yang terencana dan berkelanjutan dari guru senior pengawas
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2019 eISSN 2657- 0998
1065 tentang bagaimana cara menyusun RPP yang sesuai dengan standar yang dituntut kurikulum yang berlaku kana keterbatasan waktu guru untuk dibimbing secara individu disebabkan hampir seluruh guru mengemban tugas lebih dari 24 jam.
3) Guru belum mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau workshop tentang cara mengembangkan RPP. Seharusnya guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau workshop menyusun RPP dan mendapatkan pemahaman yang baik tentang bagaimana cara menyusun RPP yang lengkap dan sistematis. 4) Sekolah belum memeriksa secara mendetil keseluruhan RPP yang dibuat guru,
apakah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan, jika belum sesuai, pengawas berkewajiban untuk membimbing guru dalam menyempurnakan RPP yang dibuatnya. Fenomena ini sejalan yang dikatakan oleh Sudjana (2012:35) bahwa pengawas harus mengecek atau memeriksa apakah semua komponen yang ada di dalam RPP telah tercantum sesuai dengan standar yanng ditetapkan, dan pengawas wajib mengingatkan guru agar RPP dibuat lengkap dan sistematis.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, guru-guru MTsN Siak belum memiliki kemampuan yang memadai dalam menyusun RPP kurikulum 2013 secara lengkap dan sistematis. Hal ini didasarkan pada: (1) Hasil wawancara, diperoleh data: a) hanya ada 6 orang guru yang telah mengukuti pelatihan kurikulum 2013, yakni wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matematika, bahasa Indonesia,IPS, IPA dan bahasa Inggris (masing masing1 orang). Menurut keterangan dari 6 orang tersebut bahwa pelatihan yang mereka ikuti belum sampai pada tahap membekali guru-guru tentang cara menyusun RPP kurikulum 2013 sehingga walaupun mereka telah mendapat pembekalan tentang kurikulum 2013 tetapi secara teknis mereka masih binggung untuk menyusun RPP kurikulum 2013, dan b) hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dinyatakan bahwa hanya ada sekitar 50 % guru yang telah mengumpulkan RPP selebihnya belum karena guru-guru memberi alasan bahwa mereka belum memahami sepenuhnya tentang cara membuat RPP kurikulum 2013, (2) dari hasil analisis dokumentasi terhadap RPP yang terkumpul, diperoleh data: a) RPP yang dibuat guru belum sepenuhnya menggambarkan karekterisitik pembelajaran kurikulum 2013, b) RPP yang dibuat guru belum memenuhi komponen-komponen dan sistematika RPP kurikulum 2013 secara utuh, c) guru belum memilki kompetensi yang memadai dalam mengembangkan kompenen-komponen yang ada dalam RPP kurikulum 2013, misalnya kurangnya kemampuan guru dalam: (1) Mennuliskan KI dan KD identitas Mata Pelajaran, (2) merumuskan indikator, (3) merumuskan tujuan pembelajaran, (4) memilih materi ajar, (5) memilih sumber belajar, (6) memilih model pembelajaran, (7) merancang skenario pembelajaran, dan (8) menyusun penilaian kurikulum 2013, dan c) Beberapa RPP yang dimiliki guru merupakan hasil karya orang lain (copy paste).
Untuk kepentingan penelitian ini penulis melakukan pra penelitian melalui serangkaian kegiatan observasi di lapangan, yaitu di MTsN Siak dalam rangka memantau dan melakukan monitoring maka fenomena-fenomena yang berkaitan penyusunan RPP Kurikulum 2013
1066
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di sekolah binaan peneliti di MTsN 1 Siak Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian dalam Penelitian ini adalah guru bidang studi yang bertgas di MTsN 1 Siak tahun 2016/2017 sebanyak 18 orang guru kecuali guru BK karena teknis penyusunan RPP BK berbeda dengan RPP guru bidang Studi.Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua tahun 2017 selama kurang lebih 3 bulan dimulai bulan Maret 2017 sampai dengan Mei 2017.
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan peneliti adalah Penelitian Tindakan (action research) dan jenis datanya adalah penelitian kuantitatif sedangkan Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya) penelitian merupakan Penelitian Deskriptif.Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:SiklusPertama dan siklus kedua.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan diskusi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Prasiklus
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP yang dilakukan pada kegiatan di tahap prasiklus maka diperoleh hasil penelitian disampaikan dalam bentuk tabel dan uraian. Adapun data yang dihimpun dalam pelaksanaan Prasiklus disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1 Hasil penelitian tiap aspek prasiklus
No Sumber Data Aspek Penelitian Indikator Nilai Ket 1 Guru Kemampuan guru
mengembangkan RPP
Identitas sekolah 59,1 Kemampuan guru dalam menyusun RPP masih dibawa rata-rata SK/SD 60,9 Pembelajaran 59,6 Penilaian 60,6 Metode 58,4 RATA-RATA 59,7
2 Guru Aktivitas guru mengikuti Workshop
Kehadiran 56,2 Guru masih terlihat belum fokus mengikuti workshop disibukan oleh kegiatan lainnya. Bertanya 61,3 Menjawab 60,3 Prsentasi 60,8 Unjuk kerja 57,9 RATA-RATA 59,3
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2019 eISSN 2657- 0998
1067 Kemampuan guru menyusun RPP
Anggapan bahwa menyusun atau mengembangkan RPP adalah hal yang sangat sulit membuat guru merasa enggan untuk membarui atau menyusun ulang RPP setiap tahun nya hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang masih sangat jauh dari harapan yang di inginkan.
Berdasarkan hasil yang dapatkan dari hasil observasi pada tahap prasiklus hanya mencapai nilai rata-rata sebesar 59,7%, atau kategori ‘’Cukup’’.
Akitivitas guru mengikuti Workshop
Dari hasil observasi awal tahap prasiklus nilai yang didapatkan hanya 59.3% atau kategori ‘’Cukup’’ hal ini karena seringnya guru mengikuti kegiatan pengembangan diri baik yang diselengarakan oleh dinas atau instansi terkait maupun yang diadakan kan oleh lembaga pemerhati pendidikan. Masih belum dirasakan manfaat nya oleh guru sehingga guru merespon kegiatan workshop masih sama seperti kegiatan lain nya.
Respon guru
Keraguan guru akan kegiatan yang pengembangan diri yang pernah diikuti membuat guru merasa ragu mengikuti kegiatan pengembangan diri (Workshop) yang akan diselengarakan. Hanya 30% guru saja yang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat bermanfaat bagi mereka.
Refleksi
Berbekal kondisi nyata dilapangan yang ditemukan oleh peneliti dan observer tentang keadaan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan dari hasil observasi yang belum maksimal peneliti dan guru bersama kepala sekolah bersepakat bersama untuk melanjutkan kegiatan workshop bimbingan tentang cara-cara mengembangkan RPP secara praktis berdasarkan ketentuan yang berlaku.
SIKLUS I
Tahap pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan dengan diawali guru mengikuti kegiatan workshop dan diakhiri kegiatan akan diadakan tes untuk melihat sejauh mana kemajuan yang didapatkan oleh guru. Berikut data yang di hasilkan setelah pelaksanaan siklus 1 :
Biasa saja 55 menunjukkan respon positif terhadap kegiatan yang direncanakan Tidak senang 15
1068
Tabel 2. Hasil penelitian tiap aspek Siklus I
Kemampuan guru menyusun RPP
Dari hasil observasi peningkatan kenmampuan guru dalam mengembangkan RPP mulai meningkat atau mulai ada perubahan berdasarkan hasil observasi mencapai nilai rata-rata 78,3% atau kategori ‘’ Baik’’ hal ini menepis anggapan bahwa menyusun RPP adalah hal yang sangat sulit.
Aktifitas guru mengikuti Workshop
Pada pelaksanaan siklus dua guru mulai serius dalam menyimak materi yang disampaikan pada kegiatan workshop oleh peneliti. Guru serius dalam berdiskusi tentang komponen dan metode pembelajaran yang digunakan, secara guru bersemangat mempersentasikan didepan peserta lainnya.
Dari hasil observasi aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan workshop mencapai nilai rata-rata sebesar ‘’71,3%’’ termasuk kategori ‘’Baik”.
Respon Guru
Setelah mengikuti kegiatan workshop dalam penyusunan RPP guru mulai menunjukan respon positi, hal ini mengidentifikasikan bahwa guru dapat merasakan manfaat dari kegiatan workshop ini. Guru yang menilai positif meningkat menjadi 75% orang yang memberi nilai positif.
No Sumber Data Aspek Penelitian Indikator Nilai Ket 1 Guru Kemampuan guru
mengembangkan RPP
Identitas sekolah 77,5 Kesadaran guru akan pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran mulai dirasakan SK/SD 78,3 Pembelajaran 75,9 Penilaian 78,4 Metode 81,5 RATA-RATA 78,3
2 Guru Aktivitas guru mengikuti Workshop
Kehadiran 69,4 Guru akif dalam mengikuti kegiatan workshop Bertanya 69,6 Menjawab 70,4 Prsentasi 68,6 Unjuk kerja 78,2 RATA-RATA 71,3
3 Guru Respon Guru Senang sekali 75 Guru mulai merasakan nyaman mengikuti kegiatan Biasa saja 15 Tidak senang
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2019 eISSN 2657- 0998
1069 Refleksi
Masih ditemukan kendala yang ditemukan guru dalam menyusun dan mengembangakan perangkat pembelajaran. Dengan mengingatkan akan pentingnya perangkat yang sesuai dengan peraturan yang ada, guru dan peneliti sepakat melanutkan kegiaan pada siklus selanjutnya.
SIKLUS II
Pelaksanaan siklus II berdasarkan dari surat undangan kepala sekolah kepada guru mengenai peaksanaan kegiatan Workshop yang akan dilaksanakan yang diberikan kepada guru seminggu sebelum kegiatan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan kepada guru agar meluangkan waktunya untuk menguikuti kegiatan tersebut.
Dari hasil observasi pada pelaksanaan penelitian disiklus II didapatkan hasil yang disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 3. Hasil penelitian tiap aspek Prasiklus
Kemampuan guru menyusun RPP
Kesadaran guru akan penting nya RPP bagi kegiatan pembelajaran membuahkan hasil yang positif. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pada pelaksanaan tahap penelitian siklus II, hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan oleh peneliti yaitu dengan capaian nilai rata-rata sebesar 85,9% atau kategori ‘’ Sangat Baik’’
Aktivitas guru mengikuti Workshop
Keadaan guru mau menyesuaikan diri dan semangat guru dalam mengikuti kegiatan workshop ini dapat menghilangkan kendala-kendala yang ditemui pada siklus sebelumnya
No Sumber Data Aspek Penelitian Indikator Nilai Ket 1 Guru Kemampuan guru
mengembangkan RPP
Identitas sekolah 80,5 Kemampuan guru dalam menyusun RPP meningkat SK/SD 90,3 Pembelajaran 83,9 Penilaian 81,4 Metode 93,5 RATA-RATA 85,9
2 Guru Aktivitas guru mengikuti Workshop
Kehadiran 83,5 Guru akif dalam mengikuti kegiatan Bertanya 87,3 Menjawab 85,4 Prsentasi 80,6 Unjuk kerja 86,2 RATA-RATA 84,6
3 Guru Respon Guru Senang sekali 100 Guru
memberikan respon positif Biasa saja
1070
peningkatan hasil dari kerja keras dalam mengikuti kegitan workshop ini dibuktikan dengan pencapaian nilai hasil observasi dengan nilai rata-rata 84,6% atau masuk dalam kategori ‘’Sangat Baik’’
Pembahasan
Kemampuan guru menyusun RPP
Pada awal nya guru-guru merasa tidak siap untuk mengikuti kegiatan dengan alasan terbatasnya waktu dan sulitnya menyusun RPP sesuai kriteria atau ketentuan yang berlaku, karena selama ini guru menyusun RPP hanya sekedar mengcopy RPP tahun sebelumnya atau mengcopy RPP yang sudah mereka siapkan. Tetapi setelah penyampaian materi oleh narasumber, dapat menambah wawasan bagi guru-guru dalam hal menyusun RPP dan guru merasa perlu menyusun dan mngembangkan RPP sesuai kriteria.
Dengan menerapkan metode kegiatan workshop dalam menyusun RPP dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan kerja sama dalam bentuk diskusi dapat menumbuhkan minat, sikap dan kemauan guru-guru untuk melaksanakan tugasnya. Hasil yang didapatkan pada tahap prasiklus 59.7%, siklus I 78.3% dan siklus II sebesar 85.9%, artinya terdapat peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP sebesar 26.2%. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP pada kegiatan workshop disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun/Mengembangkan RPP No Aspek Penelitian Indikator Pra
Siklus Siklus I Siklus II Peningkatan 1. Kemampuan guru Mengembangkan RPP Identitas sekolah 59.1 77.5 80.5 21.4 SK/KD 60.9 78.3 90.3 29.4 Pembeljaran 59.6 75.9 83.9 24.3 Penilaian 60.6 78.4 81.4 20.8 metode 58.4 81.5 93.5 35.1 RATA-RATA 59.7 78.3 85.9 26.2
Aktivitas guru mengikuti Workshop
Kesungguhan guru dalam mengikuti kegiatan workshop adalah salah satu unsur penting dalam menunjang keberhasilan dalam peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP , adapun indikator penelitian ini adalah ke aktifan guru, bertanya,menjawab dan menyelesaikan tugas guru dalam kegiatan workshop. Pada tahap prasiklus nilai yang dicapai sebesar 59,3%, siklus ke II 71,3% dan tahap siklus II 84,6% artinya ada peningkatan aktifitas sebesar 25,3% adapun rincian peningkatan aktifitas guru pada tiap indikator dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2019 eISSN 2657- 0998
1071 Tabel 5. Peningkatan aktifitas guru mengikuti kegiatan workshop No Aspek Penelitian Indikator Pra
Siklus Siklus I Siklus II Peningkatan 1. Kemampuan guru Mengembangkan RPP Kehadiran 56.2 69.4 83.5 27.3 bertanya 61.3 69.6 87.3 26 menjawab 60.3 70.4 85.4 25.1 presentasi 60.8 68.6 80.6 19.8 Unjuk kerja 57.9 78.2 86.2 28.3 RATA-RATA 59.3 71.3 84.6 25.3 Respon guru
Berdasarkan bangket respon yang disebarkan kepada guru PAI sebelum pelaksanaan pembinaan (pra Siklus) dan setelah elesai pelaksanaan pembinaan pada siklus kedua dapat dinyatakan bahwa pada umumnya guru peserta bimbingan bersikap positif terhadap proses bimbingan teknis secara langsung ini.
Ketika dimintai tanggapan kelanjutan pembinaan terhadap guru ini 100% guru peserta bimbingan menyatakan berharap ada kelanjutan pembinaan dengan alasan dengan adanya pembinaan guru dapat menanyakan hal apasaja yang belum diketahuitanpa merasa malu dan dapat menyerap informasi dari permaslahan dan solusi nya yang dihadapi guru yang lain. Sehingga memudahkan guru dalam mengetahui kesalahan dan dengan segera memperbaikinya sehingga tercipta nya suatu lingkungan mengajar yang menyenangkan. Berikut tabel respon guru terhadap kegiatan pembinaan.
Tabel 6. Respon guru mengikuti kegiatan workshop
PENUTUP Simpulan
Dari hasil diskusi hasil penelitian terhadap kompetensi guru dalam menyusun dan mengembangkan RPP di MTs Negeri Siak Kecamatan Siak Kabupaten siak, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut
No
Aspek Penelitian Respon Guru
Indikator Pra Siklus Siklus I Siklus II 1.
Senang sekali 30 75 100
Biasa saja 55 15
1072
1. Kompetensi guru dalam melaksanakan tugas terutama dalam penyusunan satuan pelajaran di MTs Negeri Siak Kecamatan Siak Kabupaten Siak dapat di nyatakan baik.
2. Faktor yang terabaikan dalam pengembangan kompetensi guru dalam pengembangan perangkat pembelajaran yaitu pemanfaat dan penggunaan buka pedoman penyusunan satuan pelajaran kurang mendapatkan porsi yang baik di MTs Negeri Siak Kecamatan Siak Kabupaten Siak.
DAFTAR PUSTAKA
Khaeruddin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Jogjakarta:Nuansa Aksara, Cet II,2007.
Majid, Abdul, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung:PT Remaja Rosdarkarya, 2005.
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran , Jakarta:Kencana, 2010. Sunaryo , dkk, kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: LAPIS. Tht
Supinah, Penyusunan Silabus dan RPP Matematika SD dalam rangka Pengembangan
KTSP, Yogyakarta:Pusat Pengembangan dan Pemerdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Matematika, 2008.
Susilo, Muhammad Joko, KTSP,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008
Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ,(
Bandung:Alfabeta,2011
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP, Jakarta:Rajawali Pers,2009
Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama dan Pembentukan Watak Bangsa, Jakarta;Rajawali Pers , 2005
Khaeruddin, dkk, KTSP: Konsep dan implementasi di madrasah, Jogakarta: Nuansa Aksara, 2007