• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya

Selama ini penelitian yang membahas tentang masalah ”Penggunaan Gaya Bahasa dalam Berita Infotaimen” belum pernah dilakukan hanya berhubungan dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan oleh Husein pada tahun 2006 dan Yuriko pada tahun 2007. Penelitian Husein disajikan dalam bentuk skripsi dengan judul "Gaya Bahasa dalam Novel ” Tenggelamnya Kapal Van Derwijck” Karya Hamka. Begitu juga dengan penelitian Yuriko disajikan dalam bentuk skripsi dengan judul ” Gaya Pengarang dalam Novel ” Merajut Pelangi Duka” Karya Mira Karmila.

Penelitian ini sama-sama ke gaya bahasa. Walaupun demikian, penelitian itu lebih difokuskan pada novel dan termasuk dalam penelitian kesastraan sedangkan penelitian ini dilakukan pada media elektronik yaitu televisi dan penelitian ini termasuk dalam penelitian kebahasaan.

Dengan demikian, jelas terdapat perbedaan antara penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini. Penelitian sebelumnya berfokus pada kajian kesastraan sedangkan penelitian ini lebih difokuskan pada kajian kebahasaan yang meliputi bentuk diksi, kalimat dan bentuk semantik.

(2)

2.2 Konsep tentang Gaya Bahasa 2.2.1 Pengertian Gaya Bahasa

Telah diketahui bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi. Dengan komunikasi dapat menciptakan hal-hal yang baru salah satunya berupa gaya bahasa. karena itu, gaya bahasa dapat menjadikan komunikasi terdengar lebih asik. Dalam penggunaan gaya bahasa tidak disadari bahwa dalam pemakaian tersebut muncul berbagai macam gaya bahasa berupa diksi, pilihan kata, bentuk kalimat, semantik dan lain sebagainya yang termasuk dalam gaya bahasa. Ketiga hal itu sering muncul akibat pemakaian gaya bahasa. karena itu, tidak heran kalau gaya bahasa menunjang proses komunikasi.

Gaya bahasa ada yang muncul secara tiba-tiba maupun muncul akibat keahlian seseorang dalam menggunakan gaya bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Karena itu, dalam menggunakan gaya bahasa harus dicocokan dalam situasi dan pokok pembicaraan yang sedang berlangsung agar gaya bahasa yang digunakan dapat terdengar lebih unik, enak dan cocok didengar oleh lawan bicara. Karena itu, dikatakan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapka diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya Keraf, (2009: 113). Sedangkan menurut Soeparno, (2002: 74) gaya adalah cara berbahasa seseorang dalam perpormansinya secara terencana maupun tidak, baik secara lisan maupun tertulis.

Dalam gaya bahasa terdapat bagian-bagianya salah satunya yaitu majas. Karena itu, gaya bahasa ini bukan hanya dilihat dari penggunaan diksi atau pilihat kata, kalimat dan semantik. Tetapi juga dilihat dari penggunaan majas karena gaya

(3)

bahasa juga terdapat majas. Seperti yang telah dikatakan oleh Finoza (2009: 135) bahwa gaya bahasa atau langgam bahasa sering disebut majas yaitu cara penutur mengungkapkan maksudnya. Hal ini sama dengan pendapat Waridah, (2010: 2) yang mengatakan bahwa gaya bahasa disebut dengan majas. Begitu juga Alwi (2003: 5) mengatakan bahwa gaya bahasa disebut dengan langgam. Tetapi, sebenarnya majas itu hanyalah bagian dari gaya bahasa.

Setiap orang mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa dan bericara. Seperti terlihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa setiap orang memiliki gaya bahasa atau bicara yang berbeda. Ada yang berbicara kurang baik didengar ada pula yang enak didengar. Karena itu, dikatakan dengan gaya bahasa dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasa seseorang, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya dan semakin buruk gaya bahasa seseorang maka semakin buruk pula penilaian diberikan padanya Keraf, (2009: 113).

Pembahasan tentang penggunaan gaya bahasa bukanlah merupakan barang baru. Menurut Keraf (2009: 115) gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Pendangan-pandangan atau pendapat-pendapat tentang gaya bahasa sejauh ini sekurang-kurangnya dapat dibedakan dari segi nonbahasa dan segi bahasa. Untuk melihat gaya bahasa secara luas, maka pembagian berdasarkan non bahasa tetap diperlukan. Tetapi untuk memberi kemampuan dan keterampilan, maka uraian mengenai gaya dapat dilihat dari aspek kebahasaan akan lebih diperlukan. Berikut akan dipaparkan gaya bahasa dilihat dari aspek kebahasaan berupa gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa

(4)

berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa bedasarkan langsung tidaknya makna.

2.2.2 Ragam Gaya Bahasa

1. Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata

Pilihan kata yang biasa dikenal dengan diksi memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya dengan penggunaan gaya bahasa. Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan Finoza, (2008: 129). Sedangkan menurut Keraf (2009: 24) pilihan kata atau diksi ada tiga pengertian yaitu yang pertama pilihan kata atau diksi adalah kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai. Ketiga, pilihan kata yang cocok dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

Berdasarkan pilihan kata yang telah dijelaskan di atas, gaya bahasa berdasarkan pilihan kata menurut Keraf, (2009: 117) dibagi atas gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan. Ketiga hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

(5)

(1) Gaya Bahasa Resmi

Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yangdigunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang digunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakanya dengan baik dan terpelihara.

(2) Gaya Bahasa Tak Resmi

Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khusunya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Bentuknya tidak terlalu konservatif.

(3) Gaya Bahasa Percakapan

Sejalan dengan kata-kata percakapan, terdapat juga bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Namun di sini harus ditambahkan segi-segi morfologis, sintaksis, yang secara bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan ini.

2. Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

Setiap bahasa yang keluar dari mulut kita itu mengandung kalimat tetapi dilihat dari intonasi tinggi rendahnya bahasa yang keluar dari mulut kita. Melalui kalimatlah kita dapat menyampaikan sesuatu dengan jelas. Menurut Putrayasa, (2009: 2) kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap. Setiap ujaran yang keluar dari mulut manusia mempunyai struktur dan intonasi yang tepat. Karena itu, dikatakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukan bagian ujaran tulisan

(6)

sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah) Morissan, (2009: 149).

Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah bagaimana tempat sebuah struktur kalimat yang dipentikan dalam kalimat tersebut. Ada kalimat periodik, kendur dan kalimat berimbang Keraf, (2010: 124). Berdasarkan ketiga macam struktur kalimat sebagai yang dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh gaya-gaya bahasa sebagai berikut.

(1) Klimaks

Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya.

(2) Antiklimaks

Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-gagasanya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya dalam kalimat itu.

(3) Peralelisme

Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi

(7)

yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula dalam bentuk kalimat yang tergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. (4) Antitesis

Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat berimbang.

(5) Repetisi

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. 3. Gaya Bahasa Berdasarkan Nada

Infotaimen merupakan suatu media dalam mengungkapkan kata-kata dengan nada yang berbeda-beda dan unik dengan menggunakan seorang presenter sebagai jembatan pemakai kata-kata. Untuk berbicara seorang presenter menggunakan suatu media yang disebut dengan bahasa. Seorang presenter yang sedang membawakan acara selalu terdengar asik karena ada unsur nada yang terkandung disetiap seorang presenter sedang membawakan acara. Karena itu, bahasa bisa memunculkan model bahasa yang disebut dengan gaya bahasa yang di dalamnya mengandung nada.

Menurut Keraf, (2010: 121) gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Gaya bahasa dilihat dari sudut nada yang terkandung dalam sebuah wacana dibagi atas gaya yang sederhana, gaya mulia dan bertenaga dan gaya menengah. Ketiga hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

(8)

(1) Gaya Sederhana

Gaya ini biasanya cocok untuk memberi intruksi perintah, pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya. Sebab itu, untuk mempergunakan gaya ini secara efektif, penulis harus memiliki kepandaian dan pengetahuan yang cukup. gaya ini biasanya dipakai dalam memberi intruksi, pelajaran dan sebagainya. Maka, gaya ini cocok pula untuk menyampaikan fakta atau pembuktian-pembuktian. Untuk membuktikan sesuatu kita tidk perlu memancing emosi dengan menggunakan gaya mulia dan gaya bertenaga. Bila untuk maksud-maksud tersebut emosi ditonjolkan, maka fakta atau pembuktian akan merosot perananya.

(2) Gaya Mulia dan Bertenaga

Sesuai dengan namanya, gaya ini penuh dengan vitalitas dan enersi, dan biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu. Tampaknya hal ini mengandung kontradiksi, tetapi kenyataanya memang demikian.

(3) Gaya Menengah

Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan pada usaha untuk menimbulkan suasana tenang dan damai, maka nadanya juga bersifat lemah-lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor yang sehat.

4. Gaya Bahasa Berdasarkan langsung tidaknya Makna

Apabila kita mendengar seseorang yang sedang berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak sering terdengar aneh, berarti setiap kata atau kalimat yang dikeluarkan dari mulut tersebut mengandung makna tersendiri. Menurut Djajasudarma, (1999:5) makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri. Biasanya

(9)

setiap bahasa yang keluar dari mulut atau alat ucap itu mempunyai makna denotasi atau makna yang sebenarnya. Tetapi, akibat adanya kandungan gaya dalam setiap bahasa sehingga makna dari bahasa tersebut tidak dapat dipertahankan sehingga bahasa tersebut keluar dari makna yang sebenarnya yang disebut dengan makna konotasi.

Menurut Keraf, (2010: 129) bahwa gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Bila acuan yang digunakan itu masih mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna entah berupa makna konotatif atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya maka acuan itu dianggap sudah memiliki gaya.

Keraf (2010: 129) juga membagi gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut trope atau figure of speech. Istilah trope berarti ’pembalikan’ atau ’penyimpangan’. Gaya bahasa ini dibagi atas dua kelompok yaitu gaya bahasa retoris yang semata-mata merupakan penyimpangan dari kontruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. kedua yaitu gaya bahasa kiasan yang merupakan penyimpangan lebih jauh khusunya dalam bidang makna. Kedua gaya bahasa di atas akan dijelaskan berikut.

1. Gaya Bahasa Retoris (1) Aliterasi

Aliterasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama.

(10)

(2) Asonansi

Asonansi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama.

(3) Anastrof

Anastrof adalah semacam gaya retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.

(4) Apofasis atau Preterisio

Apofasis atau preterisio merupakan gaya di mana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Berpura-pura membirkan sesuatu berlalu tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. berpura-pura melindungi atau menyembunyikan sesuatu tetapi sebenarnya memerlukannya.

(5) Apostrof

Apostrof adalah semacam gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari pada haidirn kepada sesuatu yang tidak hadir.

(6) Asindeton

Asindeton adalah suatu gaya berupa acuan yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk itu biasanya dipisahkan saja dengan koma.

(7) Polisindeton

Polisindeton adalah gaya yang merupakan kebalikan dari asindeton. Beberapa kata, frasa atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung.

(11)

(8) Kiasmus

Kiasmus adalah sebagai acuan atau gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa yang sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainya.

(9) Elipsis

Elipsis adalah suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.

(10) Eufemismus

Eufemismus adalah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan dan mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan.

(11) Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.

(12) Histeron Proteron

Histeron proteron adalah gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari sesuatu yang lohis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu yang terjadi kemudian pada awal peristiwa.

(12)

(13) Pleonasme dan Tautologi

Pleonasme dan tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata-kata yang lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan.

(14) Perifrasis

Perifrasis adalah gaya yang mirip dengan pleonasme yaitu mempergunakan kata-kata yang lebih banyak dari yang diperlukan.

(15) Prolepsis atau Antisipasi

Prolepsis atau antisipasi adalah gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan sebenarnya terjadi.

(16) Erotetis atau Pertanyaan Retoris

Erotetis atau pertanyaan retoris adalah semacam pertanyaan yang pergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.

(17) Silepsis dan Zeugma

Silepasi dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. (18) Koreksio atau Epanortosis

Koreksio adalah suatu yang berwujud, mula-mula menegaskan sesuatu tetapi kemudian memperbaikinya.

(13)

(19) Hiperbol

Hiperbol adalah semacam gaya bahasa mengandung suatu pertanyaan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.

(20) Paradoks

Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenaranya.

(21) Oksimoron

Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk menggabungkan kata-kata untuk mencapai efek yang bertentangan. Atau dapat juga dikata-katakan , oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama karena itu sifatnya lebih padat dan lebih tajam dari paradoks.

2. Gaya Bahasa Kiasan (1) Persamaan atau Similile

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit yaitu bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain.

(2) Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat.

(3) Alegori, parabel dan fabel

Alegori, parabel dan fabel adalah metafora perluasan yang mengandung ajaran-ajaran moral yang sering sukar dibedakan satu dari yang lain. Alegori

(14)

adalah cerita singkat yang mengandung perluasan. Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Parabel adalah kisah singkat dengan tokoh-tokoh biasanya manusia, yang selalu mengandung tema moral. Sedangkan fabel adalah cerita mengenai dunia binatang, di mana binatang-binatang bahkan makhluk-makhluk yang tidak bernyawa bertindak seolah-olah sebagai manusia. (4) Personifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

(5) Alusi

Alusi adalah semacam acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan antara orang , tempat atau peristiwa.

(6) Eponim

Eponim adalah gaya di mana seseorang yang namanya sering sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.

(7) Epitet

Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seorang atau sesuatu hal. Keterangan itu adalah suatu frasa deskriptif yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau suatu barang.

(15)

(8) Sinekdoke

Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan (tatum pro parte).

(9) Metonimia

Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. (10) Antonomasia

Antonomasia adalah sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri atau gelar resmi atau jabatan untuk menggantikan nama diri.

(11) Hipalase

Hipalase adalah gaya bahasa di mana sebuah kata tertentu dipergunakan untuk menerangkan sebuah kata yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain.

(12) Ironi, Sinisme dan sarkasme

Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dengan apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Sinisme adalah suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sarkasme adalah suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme. Ia adalah suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir.

(16)

(13) Satire

Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Ia mengandung kritik tentang kelemahan manusia. tujuan utamanya adalah agar diadakan perbaikan secara etis meupun estetis.

(14) Inuendo

Enuendo adalah sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Ia menyatakan kritik dengan sugesti yang tidak langsung dan sering tampaknya tidak menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu.

(15) Antifrasis

Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikanya, yang bisa saja dianggap sebagai irini sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat dan sebagainya. (16) Pun atau paronomasia

Pun atau paronomasia adalah kiasan dengan mempergunakan kemiripan bunyi, ia merupakan permainan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar dalam maknanya.

2.4 Konsep Infotaimen 2.4.1 Pengertian Infotaimen

Menurut Morissan, (2008: 27) Infotaimen adalah berita yang menyajikan informasi mengenai orang-orang yang dikenal di masyarakat (celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya . Melalui berita infotaimen segala

(17)

informasi-informasi terbaru yang sedang hangat dibicarakan di kalangan para artis yang diketahui bersama dengan sebutan infotaimen dapat diketahui melalui berita infotaimen tersebut.

Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang sangat besar. Mereka ingin tahu apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat tentang informasi-informasi yang masih hangat diperbincangkan di tengan masyarakat terlebih berita para artis karena kehidupan para artis sangat menonjol di mata masyarakat sehingga masyarakat banyak yang ingin mengetahui tentang informasi-informasi yang terjadi di kalanga artis. Karena itu, diperlukan adanya acara-acara seperti berita-berita dari media elektronik sebagai penunjang pengetahuan masyarakat karena hanya lewat media elektroniklah masyarakat bisa mengetahui berita-berita para artis tersebut. Tetapi, untuk mengetahui informasi-informasi yang terjadi di masyarakat kebanyakan informasi-informasi tersebut datang dari berita yang selalu cepat ditayangkan. Berita-berita yang selalu cepat ditayangkan itu termasuk berita infotaimen karena apabila ada informasi yang sedang terjadi di kalangan selebrity, infotaimenlah yang cepat menyiarkan berita tersebut.

Infotaimen adalah salah satu berita ringan karena hanya memberikan hiburan bagi pemirsa. Infotainment merupakan jenis tayangan televisi yang cukup populer dewasa ini. Tingginya popularitas jenis tayangan ini bisa dibuktikan dengan semakin beragamnya nama tayangan infotaimen yang menemui pemirsa (http://Kompasiana.com/posts/type/opinion/).

(18)

2.4.2 Jenis-jenis Infotaimen

Infotainment merupakan jenis tayangan televisi yang cukup populer dewasa ini. Tingginya popularitas jenis tayangan ini bisa dibuktikan dengan semakin beragamnya nama tayangan infotaimen yang menemui pemirsa. Nama tayangan infotaimen yaitu sebagai berikut.

(1) Go Spot ( RCTI)

Go Spot, tayangan infotainment in-house production ini, memberikan nuansa baru dari setiap kisah selebritis yang disajikannya. Ditayangkan secara live setiap pagi, Go Spot menyajikan berita dari kalangan selebritis dengan apa adanya, tidak mengurangi, menambahi, apalagi memanas-manasi.

http://Archive.kaskus.us./post/bbcode/1/308540565/?height=300&width=50 (Diakses tanggal 19 oktober 2011).

(2) Silet (RCTI)

Silet ( RCTI) adalah salah satu program infotainment yang disiarkan oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) setiap hari pukul 11.00 WIB. Acara gosip yang berlangsung selama satu jam ini mengupas tuntas kisah dan kasus para selebritis tanah air. Dengan gaya bahasa yang puitis, Silet menjadikan hal-hal yang tabu menjadi layak dan patut diperbincangkan.

(http://chyntiadevi portfolio. blogspot. Com/, (Diakses tanggal 19 oktober 2011). (3) Kabar-kabari ( RCTI)

Infotaimen kabar-kabari tayangan satu jam ( senin, kamis & sabtu pukul 15.00-16.00 Wib hanya di RCTI. “Tak ada kabar yang tak kami kabarkan karna kami kabar-kabari”. Kabar-kabari adalah infotaimen pertama di Indonesia yang

(19)

tayang di televisi RCTI. Pertama kali tayang tanggal 28 juli 1996. Jadwal tayang setiap hari sabtu, senin, kamis pukul 15.00 Wib.

http://gosipartisfilmsinetron.blogspot.com/, (Diakses tanggal 20 oktober 2011). (4) Cek & Ricek ( RCTI )

Cek & Ricek adalah salah satu tayangan infotainment yang banyak diminati oleh masyarakat. Hadir dengan tagline Pelopor Jurnalisme Infotainmen dan berkonsep berita.

http://digilib. umm. co. id /files/disck 1/334/ Jiptumpp-gdl-s1-2009-renitaarin-16662-pendahul-N. pdf, (Diakses tanggal 20 oktober 2011).

(5) I Gosip Pagi ( TRANS TV )

I Gosip adalah berita yang menyajikan seputar kehidupan para selebriti tanah air yang penuh dengan kabar kabur.

http://www.facebook.com/profile.php?id=1, (Diakses tanggal 20 oktober 2011). (6) Insert ( TRANS TV ), Insert siang, Insert Investigasi

Insert adalah acara infotainment paling seru di televisi saat ini. Berita yang disampaikan sangat up to date dan berbobot, pembawa acaranya kocak habis, dan tidak berlebihan dalam menyampaikan gosipnya (tidak lebay). karena ratingnya yang tinggi sehingga insert dibagi menjadi tiga waktu tayang. yaitu insert pagi sore dan insert investigasi.

(20)

(7) Kroscek ( TRANS TV )

Krosek menyajikan segala hal yang terjadi dikalangan selebriti tanah air melalui berita-berita yang langsung dibicarakan oleh seorang presenter atau pembawa acara.

(8) Was-was ( SCTV )

Was-was adalah sebuah acara gosip yang tayang di SCTV, was-was berisi berbagai berita tentang kehidupan kehidupan para artis, biasanya was-was mebicarakan yang lagi hot-hotnya dialami para artis yang lengkap tayang di pagi hari pada pukul 6.30. Pembawa acara was-was sering berganti-ganti, salah satu pembawa acaranya adalah tesa kaunang.

http://www.indoswara.com/produk.php?vproduk_co.id=was_was_sctv&vpid=440 305, (Diakses tanggal 20 oktober 2011).

(9) Bibir Plus ( SCTV )

Bibir plus bukan hanya sekadar liputan dunia artis dengan segala gosip atau buah bibir. Kisah penuturan orang tua sang artis ketika ketika kecil bakal disajikan lengkap dengan gambar dan dokumentasinya. Program ini juga menampilkan kisah kasih asmara sang artis termasuk kenangan terindah selama masa pacaran dan kisah menarik lainya. Bibir plus pun menyuguhkan komentar pemirsa tentang dunia keartisan. Tentunya tak lupa beserta kuis bagi pemirsa dengan hadiah-hadiah yang menarik. Bibir plus memang plus.

(21)

(10) Otista ( SCTV )

Otista adalah infotaimen yang menyajikan berita-berita para selebriti melalui berita infotaimen.

(11) Ada Gosip ( SCTV )

Ada Gosip merupakan salah satu program infotainment yang ditayangkan oleh Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) setiap Senin hingga Jumat Pukul 12.30 WIB. Ada Gosip mencari kebenaran dari berbagai gosip yang beredar di masyarakat, terutama yang menyangkut artis dan para selebritis lainnya. Acara ini berlangsung selama setengah jam dan ditayangkan secara langsung dari studio. http://Chyntiadevi portfolio. blogspot. com/, (Diakses tanggal 19 oktober 2011). (12) Kasak- kusuk ( SCTV )

Kasak-kususk adalah sebuah acara yang tidak hanya menghibur, namun juga sarat dengan info dan berita-berita terkini tentang aktivitas artis dan perilaku mereka sehari-hari.

http://artcelebritymode. blogspot.com/, (Diakses tanggal 20 oktober 2011). (13) Kiss pagi (INDOSIAR), Kiss Sore (INDOSIAR)

Infotaimen kiss juga hampir tak berbeda dengan acara infotaimen lain yang menyuguhkan acara gosip sebagai andalanya. Kiss sendiri sudah ditayangkan oleh stasiun televisi swasta sejak tahun 1990-an, tepatnya pada tanggal 11 November 1996.

http://www.aneahira ,com/images/article/kiss, (Diakses yanggal 20 oktober 2011). (14) Espresso (ANTV), Double Espresso (ANTV), Espresso Prime Time (ANTV)

(22)

Secara umum, tampilan espresso seakan menggambarkan arti dari kata “espresso” itu sendiri, yaitu salah satu jenis minuman kopi. Maka, suasana yang ditampilkan pun tak lepas dari suasana kafe ala paris lengkap dengan secangkir expresso yang dinikmati oleh presenternya.

http://bengkelide.wordpress.com/2010/02/09/review-program tv-espresso. Diakses tanggal 20 oktober 2011.

(15) Go Show ( TPI )

Go show yang setiap hari pukul 10.30-11.30 WIB ini selalu memberikan berita-berita terbaru dari para artis maupun pelaku seni lainya yang tengah hangat di kalangan masyarakat. Infotaimen ini menghadirkan tokoh-tokoh dunia hiburan yang telah lama tak muncul dilayar kaca. Dikemas berbeda dengan tayangan infotaimen lainya “Go Show” hadir memberikan suguhan yang menarik untuk disimak dari awal hingga akhir acara, seperti menayangkan edisi spesial dengan tema khusus hingga memberikan kejutan-kejutan kepada mereka yang eksis di dunia hiburan seperti hari ulang tahun, kelahiran dll.

http://wiwinwinarni154p1.wordpress.com, (Diakses tanggal 20 oktober 2011). (16) Kassel ( TPI )

Kasel juga merupakan infotaimen yang menyajikan berita-berita para selebriti .

(17) Obsesi ( Global Tv )

Obsesi merupakan program infotaimen yang bernaung di bawah departemen news, hadir setiap senin sampai jumat dengan durasi 60 menit.

(23)

http://digilib.mercubuana.ac.id/skripsi.php?ID_Ebook=&NIM=44105010060 (Diakses tanggal 20 oktober 2011).

(18) Showbiz On Location ( METRO TV ).

Showbiz on Location Metro TV membidik kehidupan selebriti luar negeri. Acara itu sendiri adalah program yang dibeli, artinya tidak diproduksi langsung oleh Metro TV.

Referensi

Dokumen terkait

Jika pantulan itu terjadi pada ujung bebas, maka gelombang pantul merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada ujung tetap,

“Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirsak Ratu (Annona Muricata) Dan Sirsak Hutan (Annona Glabra) Sebagai Potensi Antikanker”.. Bogor: Institut

Kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat itu menyatakan gagasan secara logis. Kalimat itu bermakna tunggal, kalimat itu menggunakan kata

Mendasarkan pada kebutuhan dan realitas di atas, sebagai salah satu upaya menemukenali potensi dan permasalahan yang dihadapi warga di Kampung Kelurahan Gedongkiwo

Pengukuran hasil jarak lompat jauh.. Pelaksanaan tes

Pejual telah melaksanakan perjanjian karena sudah menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan dioalah esok harinya. Oleh sebab itu, penjual tidak mengembalikan uang

Hasil uji bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan status kerentanan keluarga dalam menghadapi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah yaitu rata-rata

Dari pendapat di atas, maka pengertian pengawasan orang tua adalah “usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas