• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN

CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

Reny Nourmayanti (nourmayantireny@gmail.com) Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

The background of this research is the crackers industry in Cikoneng village. Crackers industry continues to grow from year to year, industry competition and increasingly stringent crackers. Issues raised in this research are the factors of influence crackers industry development and crackers’ industry influence on the social and economic conditions of the people in the Cikoneng village Cikoneng district Ciamis Regency. Results of this research are entrepreneurs crackers uses their own capital, because the price of raw materials is relatively expensive then the entrepreneurs get the raw materials from outside the city and country, the competition in marketing products marketing entrepreneurs expand their production, the technology used is modern on production process, and there are no criteria in recruitment especially in crackers factory because the employers only require employers who are skilled and experienced in the manufacture of crackers. Crackers industry influence on the social and economic condition of the community is able to absorb more workers are people around who market their production and increase incomes crackers are marketed production results crackers. With the crackers industry in the Cikoneng village, sub Cikoneng, Ciamis district to absorb labor in the region and enhance economic surrounding communities. Government pays more attention to the small industries such as industrial entrepreneurs in the Cikoneng village crackers that industrial development in the Cikoneng Village crackers more advanced. Employers are expected to further increase the use of technology crackers in the crackers manufacturing process resulting product more quickly and produce a lot of crackers then in marketing order increasing.

Keyword: Crackers, Industrial Development, Social and Economic Condition 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industrialisasi memiliki peran strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan meningkatkan produksi melalui perluasan lapangan usaha dan memperluas kesempatan

(2)

kerja. Salah satu sektor industri yang diharapkan untuk dapat menciptakan kesempatan kerja adalah sektor industri kecil. Selain dari bersifat padat karya juga bersifat industri rumah (home industry).

Jenis industri kecil dan menengah serta jenis industri kerajinan rumah tangga mendapat perhatian yang cukup besar sebagai salah satu alternatif dalam mengupayakan penciptaan dan perluasan lapangan pekerjaan serta peningkatan pendapatan masyarakat, guna mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur maupun untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia di era persaingan dunia.

Pembangunan industri (industrialisasi) yang dimaksud untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menumbuhkan masalah baru. Oleh karena itu, baik potensi perkembangan industri dan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangkutan harus diintegrasikan sebagai suatu upaya untuk mensejahterakan masyarakat dan daerah bersangkutan.

Pembangunan industri juga diarahkan untuk dapat lebih meningkatkan industri kecil, dan kerajinan rakyat, antara lain melalui pembinaan, peningkatan produktivitas kerja dan pengembangan pemasaran. Dengan tujuan untuk memperluas tenaga kerja dan berusaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pula adanya pembinaan dari lembaga yang telah ditempuh oleh pemerintah. Sedangkan potensi industri kecil terutama sektor industri kerupuk di Kabupaten Ciamis tepatnya di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng dan sekitarnya yang sangat besar.

Desa Cikoneng merupakan salah satu daerah Industri Kerupuk di Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Industri kerupuk ini merupakan industri turun-temurun, yang sudah berdiri sejak tahun 1950. Perkembangan industri kerupuk di Desa Cikoneng diantaranya dipengaruhi oleh mudahnya mendapatkan bahan baku untuk proses produksi kerupuk dan bahan baku yang digunakan tidak cepat membusuk dan rusak. Teknologi yang digunakan untuk proses produksi kerupuk

(3)

sudah termasuk teknologi modern, dan lokasi produksi kerupuk dekat dengan Ibu Kota Kabupaten Ciamis dan meupakan jalur jalan propinsi, sehingga hasil produksi industri kerupuk mudah dipasarkan. Biasanya hasil produksi dipasarkan di daerah sekitar wilayah Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, dan sekitar daerah Kabupaten Majalengka.

Bahan baku industri kerupuk di Desa Cikoneng di dapatkan dari daerah Majenang yaitu berupa tepung tapioka, dan kayu bakarnya didapatkan pengusaha masih dari daerah Kecamatan Cikoneng. Bumbu-bumbu untuk memberikan rasa pada kerupuk tersebut didapatkannya dari pasar ciamis dan Jawa Timur.Dalam penyerapan tenaga kerja untuk industri kerupuk di Desa cukup tinggi dikarenakan masyarakat Desa Cikoneng mayoritas bekerja sebagai jasa-jasa. Industri kerupuk di desa ini kurang lrbih menyerap 87 pekerja.

Industri kerupuk terus berkembang dari tahun ke tahun. Persaingan industri kerupuk semakin banyak dan ketat. Dahulu Cikoneng dikenal sebagai daerah sentra industri kerupuk, sekarang banyak kerupuk-kerupuk dari daerah lain yang lebih pesat pemasarannya.

Hal ini bisa dipengaruhi oleh rasa kerupuk. Rasa kerupuk ini bisa berubah karena pembuatannya yang menggunakan mesin tradisional dan modern bisa menciptakan rasa yang berbeda. Bahan baku dan pengemasan juga bisa mempengaruhi rasa kerupuk tersebut. Kerupuk juga makanan ringan yang sifatnya tidak tahan lama juga mempengaruhi rasa kerupuk tersebut. 1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan industri kerupuk di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis serta untuk Bagaimana pengaruh industri kerupuk terhadap kondisi sosial dan perekonomian masyarakat di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.

(4)

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk membuat distribusi, gambaran, lukisan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai perkembangan industri kerupuk serta pengaruhnya terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Penulis mencoba menggambarkan lebih jelas mengenai informasi tentang bagaimana perkembangan industri kerupuk di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis serta pengaruhnya terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Metode ini tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka. Pada penelitian ini, seluruh populasi yaitu masyarakat yang memiliki pabrik serta para pekerja industri kerupuk, yang berjumlah total 89 orang. Sedangkan samplenya yaitu pemilik pabrik yang berjumlah 2 orang teknik penelitian yang digunakan yaitu smapel jenuh, yaitu dengan mengambil sampel sebanyak 100% dan pekerja yang bekerja di industri pabrik kerupuk yang berjumlah 22 orang teknik penelitian yang digunakan adalah random sampling, yaitu dengan mengabil sample sebanyak 25% yang sekaligus mewakili keseluruhan dari populasi yang ada.

Teknik pengumpulan data yaitu ; observasi lapangan, wawancara, kuisioner, studi litelatur, dan studi dokumentasi. Kemudian teknik pengolahan dan analisis data yaitu ; seleksi data, tabulasi data, dan penarikan kesimpulan.

3. PEMBAHASAN

3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Kerupuk Industri kerupuk di Desa Cikoneng merupakan industri turun-temurun, dan sudah diproduksikan kurang lebih sejak tahun 1950. Industri kerupuk ini mengalami perkembangan dari tahun ketahun. faktor yang mempengaruhi perkembangan industri Cikoneng yaitu :

(5)

3.1.1. Modal

Modal sangat penting untuk memperlancar proses produksi. Modal dapat berupa uang, barang, dan keahlian dalam memperlancar usaha industri kerupuk. Industri kerupuk ini merupakan industri kecil sehingga modalnya pun terbatas, hal ini dapat terbukti karena para pengusaha kerupuk menggunakan modal sendiri. Perkembangan modal industri kerupuk di Desa Cikoneng dari tahun ke tahun terus meningkat.

Adapun kendala yang dialami para pengusaha kerupuk dalam mendapatkan modal yaitu karena tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat. Jika memerlukan modal tambahan para pengusaha kerupuk di Desa Cikoneng meminjam kepada kerabatnya.

3.1.2. Bahan Baku

Kelangsungan kelancaran proses produksi dalam suatu industri dipengaruhi oleh unsur bahan baku atau bahan mentahnya. Bahan baku yang berkualitas akan menciptakan kualitas produksi yang berkualitas juga, begitupun sebaliknya.

Para pengusaha kerupuk tidak sulit mendapatkan bahan baku. Lokasi industri kerupuk tidak begitu jauh dengan sumber bahan baku. Namun kendalanya yaitu harga bahan baku yang semakin mahal, dan pengiriman bahan baku dari pada supliyer sering terlambat datang, sehingga menghambat proses produksi.

3.1.3. Pemasaran Hasil Produksi

Pemasaran merupakan faktor ekonomi selain modal yang memperlancar perkembangan industri. Pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengorganisasikan dan mengurus kegiatan perusahaan yang meliputi penilaian dan pengubahan daya beli konsumen menjadi permintaan efektif akan suatu barang dan jasa pada konsumen.

(6)

Pemasaran industri kerupuk pada umumnya sering dipasarkan oleh para pengusaha kerupuk di Desa Cikoneng ke daerah Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar. Kabupaten Majalengka, dan daerah sekitar wilayah Kecamatan Cikoneng.

Persaingan dalam pemasaran antar pengusaha, diatasi para pengusaha kerupuk dengan mengupayakan perluasan pemasaran hasil produksi kerupuknya.

Gambar 1. Peta Pemasaran Kerupuk 3.1.4. Teknologi

Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang canggih dan semakin otomatis, yang bisa mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan. Suatu industri dapat berkembang dengan baik bila ditunjang dengan peralatan yang memadai.

(7)

Industri kerupuk di Desa Cikoneng sudah menggunakan teknologi atau peralatan produksi yang modern. Peralatan produksi yang modern industri kerupuk di Desa Cikoneng dapat memperlancar perkembangan industri tersebut.

Dengan adanya teknologi modern industri kerupuk ini bisa mempercepat dan menghasilhan hasil produksi yang banyak dalam setiap produksinya. Untuk itu industri kerupuk di Desa Cikoneng Bisa dikatan sudah berkembang. Berikut ini merupakan Gambar 2 dan Gambar 3 teknologi atau peralatan industri kerupuk yang sudah modern dan masih sederhanana

Gambar 2

(8)

Gambar 3

Alat Pencetak Kerupuk Modern

Dapat dilihat perbedaan dari gambar di atas teknologi modern dan sederhana di industri kerupuk Desa Cikoneng, yang dimaksudkan teknologi modern disini yaitu modern dalam alat produksi pencetakan kerupuknya. Alat tersebut dapat mempercepat proses pencetakan kerupuk, menghasilkan banyak kerupuk, dan menghasilkan bentuk dan ukuran kerupuk yang sama. Berbeda dengan alat sederhana, proses pencetakan yang sederha dan manual oleh manusia menghasilkan bentuk dan ukuran kerupuk yang berbeda begitupun menghasilkan kerupuk yang tidak terlalu banyak.

Hal tersebut dapat terbukti dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang canggih dan serba otomatis, bisa mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan. Teknologi yang modern bisa menghasilkan lebih banyak lagi hasil produksi karena menghasilkan produksi yang cepat.

(9)

3.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu penggerak industri. Ada kecenderungan penetapan lokasi mendekati daerah tenaga kerja. Dalam kegiatan industri tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang berkualitas dan mempunyai keahlian khusus.

Tenaga kerja di industri kerupuk sebagian besar adalah laki-laki, berpendidikan rendah, tetapi sudah termasuk pada usia produktif. Pendidikan tenaga kerja yang rendah tidak terlalu dipertimbangkan dalam industri kerupuk ini, karena industri kerupuk ini hanya membutuhkan tenaga kerja yang terampil.

3.2. Pengaruh Industri Kerupuk Terhadap Kondisi Sosial dan Perekonomian Masyarakat di Desa Cikoneng antara lain menunjukan

3.2.1. Menyerap Tenaga Kerja

Para pekerja di industri kerupuk tidak jauh dari lokasi industri. Hal ini terbukti bahwa sekitar 54,5% pekerja berasal dari daerah sekitar, 31,8% pekerja berasal dari daerah lain masih satu desa, dan 13,6% pekerja berasal dari desa lain masih satu kecamatan.

Tabel 1

Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Usia Produktif No. Interval usia Jumlah penduduk Jumlah tenaga kerja di pabrik Persentase % 1. 15-24 1263 29 33,3 2. 25-34 1192 23 26,4 3. 35-44 983 19 21,8 4. 45-54 905 16 18,3 Jumlah 4343 87 100

Sumber: Hasil Penelitian ( 2013)

Berdasarkan tabel diatas penyerapan tenaga kerja berdasarkan usia produktif yang ada di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis mampu menyerap sebanyak 33,33 % usia 15-24 atau sebanyak 29 orang.

(10)

Para pekerja industri kerupuk di Desa Cikoneng sebagian besar bekerja lebih dari 1 tahun. Dapat disimpulkan bahwa industri kerupuk di Desa Cikoneng dapat mengurangi angka pengangguran dan dapat menyerap tenga kerja lokal.

Penyerapan tenaga kerja di industri kerupuk lebih banyak menyerap tenaga pemasarannya. Hal itu karena industri kerupuk Cikoneng sudah menggunakan alat produksi modern, sehingga mempercepat proses produksi. Untuk itu maka penyerapan tenaga kerjanya lebih banyak ke tenaga pemasaraannya.

3.2.2. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Industri kerupuk di Desa Cikoneng dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat Desa Cikoneng. Produktivitas kerja karyawan di pengaruhi oleh faktor penghasilan. Dengan penghasilan yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja akan tercapai.

Tabel 2

Pendapatan Tenaga Kerja Industri Kerupuk

No Besar Upah /Bulan Frekuensi Persentase (%)

1 < Rp. 500.000 - -

2 Rp. 500.000 - 700.000 1 4,5

3 Rp. 700.000 - 1.000.000 13 59,1

4 > Rp. 1.000.000 8 36,4

Jumlah 22 100

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Pendapatan pekerja industri kerupuk di Desa Cikoneng meningkat, hal ini terbukti bahwa 68,2% responden mengatakan penghasilan mereka meningkat. Upah yang diberikan pengusaha industri kerupuk di Desa Cikoneng kepada para pekerja sekitar Rp. 700.000 – Rp 1.000.000. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.

Banyak pekerja yang berpindah tempat kerjanya ke pabrik yang menggunakan teknologi modern, karena upah di pabrik yang menggunakan teknologi sederhana upahnya lebih kecil

(11)

dibandingkan dengan pabrik yang sudah menggunakan teknologi modern. Upah pekerja di pabrik yang menggunakan teknologi sederhana sebagai pencetak kerupuk Rp. 35.000,- per hari, sedangkan di pabrik yang menggunakan teknologi modern diberi upah sebesar Rp. 55.000,- per hari. Itu yang dimaksud dengan peningkatan pendapatan pekerja di industri kerupuk di Desa Cikoneng.

Selain pekerja yang berpindah tempat kerja, pendapatan yang meningkat juga yaitu pendapatan masyarakat yang memasarkan produk artinya masyarakat sekitar yang bekerja di industri kerupuk di luar ikatan pekerja tetap yang memproduksi kerupuk.

4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis, tentang Perkembangan Industri Kerupuk Terhadap Kondisi Sosial dan Perekonomian di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, dapat disimpulkan sebagai berikut : 4.1. 1.Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Kerupuk

4.1.1.1. Modal

Modal sangat penting untuk memperlancar proses produksi. Industri kerupuk ini merupakan industri kecil sehingga modalnya pun terbatas, hal ini dapat terbukti karena para pengusaha kerupuk menggunakan modal sendiri.

4.1.1.2. Bahan Baku

Para pengusaha kerupuk tidak sulit mendapatkan bahan baku. Lokasi industri kerupuk tidak begitu jauh dengan sumber bahan baku. Namun kendalanya yaitu harga bahan baku yang semakin mahal.

(12)

4.1.1.3. Pemasaran Hasil Produksi

Pemasaran merupakan faktor ekonomi selain modal yang memperlancar perkembangan industri. Pemasaran industri kerupuk pada umumnya sering dipasarkan oleh para pengusaha kerupuk di Desa Cikoneng ke daerah Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar. Kabupaten Majalengka, dan daerah sekitar wilayah Kecamatan Cikoneng. 4.1.1.4. Teknologi

Industri kerupuk di Desa Cikoneng sudah menggunakan teknologi atau peralatan produksi yang modern.

4.1.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja di industri kerupuk sebagian besar adalah laki-laki, berpendidikan rendah, tetapi sudah termasuk pada usia produktif. 4.1.1 Pengaruh Industri Kerupuk Terhadap Kondisi Sosial dan

Perekonomian Masyarakat di Desa Cikoneng antara lain menunjukan

4.1.1.1 Menyerap Tenaga Kerja

Para pekerja di industri kerupuk tidak jauh dari lokasi industri. Hal ini terbukti bahwa sekitar 54,5% pekerja berasal dari daerah sekitar, 31,8% pekerja berasal dari daerah lain masih satu desa, dan 13,6% pekerja berasal dari desa lain masih satu kecamatan dan mampu menyerap sebanyak 33,33 % usia 15-24 atau sebanyak 29 orang.

4.1.1.2 Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Pendapatan pekerja industri kerupuk di Desa Cikoneng meningkat, hal ini terbukti bahwa 68,2% responden mengatakan penghasilan mereka meningkat.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penulisan dalam kesempatan ini memberi saran kepada berbagai pihak dalam kajian Perkembangan

(13)

Industri Kerupuk Terhadap Kondisi Sosial dan Perekonomian di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut:

4.2.1 Dengan adanya industri kerupuk di Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dapat menyerap tenaga kerja di daerah tersebut dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

4.2.2 Pemerintah lebih memperhatikan para pengusaha industri kecil seperti industri kerupuk di Desa Cikoneng agar perkembangan industri kerupuk di Desa Cikoneng lebih maju. Diharapkan para pengusaha kerupuk lebih meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses pembuatan kerupuk produk yang dihasilkan lebih cepat serta banyak menghasilkan kerupuk maka dalam pemasaranpun agar semakin meningkat.

4.2.3 Untuk peneliti yang akan datang diharapkan lebih selektif dalam mengungkapkan permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan industri agar dapat memberikan masukan terhadap pengusaha dalam kemajuan suatu industri.

DAFTAR PUSTAKA

Ahman Sya. (2011). Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSSI)

Anoraga dan Suryati. (1995). Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta : Pustaka Litera

Arsyad, Lincoln. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STEI YPKN Bintaro, R. (1979). Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3S

Ginting, Perdana. (2009). Perkembangan Industri Indonesia. Bandung : Wirama Widya

Hasan, Mohammad. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Gambar

Gambar 1. Peta Pemasaran Kerupuk  3.1.4.  Teknologi

Referensi

Dokumen terkait

14 Monitoring dan pengendalian operasi di lantai pabrik dilakukan secara rutin untuk memastikan tidak terjadi penyimpangan termasuk penyimpangan mutu ( spesifikasi )

Pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk men- dukung program peningkatan produksi pangan nasional dapat dilakukan karena sudah tersedia berbagai inovasi teknologi (Suriadikarta

560.3.2 sumber listrik untuk layanan keselamatan sumber listrik yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai bagian sistem suplai listrik untuk layanan keselamatan 560.3.3 sirkit

Pada penelitian ini, peneliti akan mencoba menemukan prinsip komunikasi yang relevan dengan kondisi dilapangan sesuai dengan apa yang peneliti dapatkan dari hasil

TB resisten obat anti TB OAT pada dasarnya adalah suatu fenomena buatan manusia, sebagai akibat dari pengobatan pasien TB yang tidak adekuat dan penularan dari pasien

(2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari pembelian terhadap loyalitas sebesar 63,70 % 4) Terdapat peran moderasi dari variabel kualitas produk

Gemareksa Mekarsari, selain kewajibannya sebagai mahasiswa juga ingin berkontribusi pada perusahaan dengan membuat suatu sistem persediaan barang jadi yang telah

Instead, we demonstrate that modes of different spatial profiles are per- turbed differently by atmospheric turbulence, and hence care- fully chosen modes will result in a